JURNAL FARMASI UDAYANA | pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607 | VOL. 12, NO. 1, 2023

https://doi.org/10.24843/JFU.2023.v12.i01.p10

Review potensi Emblica officinalis (Amla) dalam mengatasi gangguan metabolisme dislipidemia dan antioksidan

Ni Kadek Warditiani1, Pande Made Nova Armita Sari1, Ni Made Widi Astuti1 dan I Made Agus Gelgel Wirasuta1

1 Program Studi Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Bali

Reception date of the manuscript: 2023-04-12

Acceptance date of the manuscript: 2023-05-23

Publication date: 2023-08-31

Abstract— Emblica officinalis (Amla) is a plant that is not widely utilized in Bali, but it has tremendous potential. This study aims to investigate the antioxidant and anti-dyslipidemia potential of Amla. Literature search was conducted on Pubmed, Scopus, and Science Direct, followed by screening and review to match the inclusion and exclusion criteria. The search resulted in 346 articles, and after reviewing and screening the titles, keywords, and abstracts, 12 articles that met the criteria were obtained. The review findings indicate that Emblica officinalis (Amla) has a strong potential in preventing or addressing cardiovascular disorders such as atherosclerosis due to its abilities as a potential anti-dyslipidemia and antioxidant agent.

Keywords—Emblica officinalis (Amla), dyslipidemia, antioxidant

Abstrak— Emblica officinalis(Amla) merupakan tanaman yang tidak banyak dimanfaatkan di Bali, tetapi memiliki potensi yang sangat luar biasa. Studi ini bertujuan untuk melakukan kajian potensi antioksidan dan anti dislipidemia dari Amla. Penelusuran pustaka dilakukan di Pubmed, Scopus dan Science Direct lalu dilakukan skrining dan review untuk disesuaikan dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelusuran menghasilkan terdapat 346 artikel dan setelah melakukan review dan skrining judul, kata kunci dan abstrak diperoleh 12 artikel yang memenuhi. Hasil review menunjukkan bahwa Emblica officinalis (Amla) memiliki potensi yang sangat kuat untuk mencegah atau mengatasi gangguan kardiovaskuler seperti aterosklerosis karena kemampuan dari Emblica officinalis (Amla) sebagai anti dislipidemia dan antioksidan yang potensial.

Kata Kunci—Emblica officinalis (Amla), dislipidemia, antioksidan

  • 1.    PENDAHULUAN

Amla, juga dikenal sebagai gooseberry India, telah lama diakui karena manfaat kesehatannya yang potensial. Amla telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional Ayurveda karena berbagai manfaat kesehatannya (Krishnaveni et al, 2010). Dalam beberapa tahun terakhir, amla telah menarik perhatian karena perannya dalam mengelola dan mencegah hiperlipidemia, kondisi yang ditandai oleh peningkatan kadar lipid dalam darah (Gopa et al, 2012) serta sebagai antioksidan (Sheoran et al, 2019; Fitriansyah et al, 2018). Antioksidan memainkan peran penting dalam melindungi tubuh dari stres oksidatif dan kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Tinjauan ini bertujuan untuk mengeksplorasi efektivitas amla sebagai agen antihiperlipidemia dan antioksidan. Hiperlipidemia merupakan faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular seperti aterosklerosis dan penyakit arteri coroner (Marcus F. Hill and Bruno Bordoni, 2022; Engel-king, 2015). Sedangkan stres oksidatif adalah proses yang

Penulis koresponden: Ni Kadek Warditiani, [email protected]

terjadi ketika terjadi ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan perkembangan penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, kanker, dan gangguan neurodegeneratif (Pizzino et al, 2017). Amla telah terbukti kaya akan antioksidan, terutama vitamin C dan polifenol, yang telah terbukti menangkap radikal bebas dan mengurangi stres oksidatif dalam tubuh. Beberapa penelitian telah menyelidiki potensi antioksidan amla serta dampak amla terhadap profil lipid, termasuk kolesterol total, kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL), kolesterol lipoprotein densitas tinggi (HDL), dan trigliserida (Mirunalini, S., Krishnaveni, M. 2010). Suplementasi amla dapat menyebabkan penurunan signifikan pada kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida, dan mampu meningkatkan kadar kolesterol HDL. Hal ini disebabkan oleh kemampuan amla untuk menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam metabolisme lipid dan meningkatkan eliminasi kolesterol tubuh (Mathur et al, 1996). Amla juga memiliki aktivitas antioksidan (Sheoran et al, 2019). Kombinasi efek antihiperlipide-mia dan antioksidan yang dimiliki oleh amla menyebabkan amla memiliki potensi yang baik dalam mencegah terjadinya

gangguan kardiovaskuler yang biasanya terjadi diawali dengan peningkatan lipid dalam darah, stress oksidatif, inflamasi sehingga memicu terjadinya aterosklerosis (Tilak-Jain et al, 2006).

  • 2.    BAHAN DAN METODE

Pencarian literatur

Pencarian literatur dalam tinjauan sistematis ini bertujuan untuk mengidentifikasi artikel-artikel yang relevan tentang potensi Emblica officinalis sebagai agen hypolipide-mia dan antioxidant. Kami secara komprehensif memilih database elektronik seperti PubMed, Scopus, dan Science Direct. Operasi Boolean dilakukan dalam pencarian literatur. Kunci pencarian meliputi (1) Emblica officinalis ATAU amla ATAU gooseberry DAN (2) hypolipidemic ATAU anti-hyperlipidemia ATAU anti-hyperlipidemic ATAU antidyslipidemia DAN (3) antioxidant.

Kriteria inklusi

Hanya artikel penelitian berdasarkan studi in vitro dan in vivo yang membahas potensi antihiperlipidemia dan antioksidan, komponen kimia, dan mekanisme aksi dari Emblica officinalis yang dipilih untuk analisis lebih lanjut. Artikel yang dipilih harus ditulis dalam bahasa Inggris. Artikel yang dipilih harus mengevaluasi paling tidak hal berikut: (1) Em-blica officinalis, (2) komponen kimia, (3) efek antihiperlipi-demia dan antioksidan, (4) mekanisme aksi yang terlibat.

Kriteria eksklusi

Artikel-artikel yang tidak termasuk dalam tinjauan sistematis ini berupa prosiding, tesis, disertasi, artikel ulasan, artikel-artikel yang harus ditulis dalam bahasa Inggris, makalah yang tidak memiliki judul, abstrak, dan kata kunci yang memenuhi kriteria inklusi. Studi ini berfokus pada Emblica officinalis dalam uji klinis atau penyakit lain, seperti kanker, antidiabetes, hipertensi, tukak lambung, dan hematologi.

Ekstraksi dan pengelolaan data

Artikel-artikel yang memenuhi kriteria inklusi kemudian dianalisis, dan data yang dikumpulkan meliputi (1) bagian tanaman, (2) senyawa fitokimia yang terdeteksi, (4) model uji, (3) dosis, dan, (5) aksi serta mekanisme aktivitas antihi-perlipidemia dan antioksidan Emblica officinalis.

  • 3.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelusuran pustaka

Pencarian literatur berhasil mengidentifikasi 346 artikel yang relevan dengan topik ini. Berdasarkan judul, abstrak, kata kunci, dan kriteria inklusi yang disebutkan sebelumnya, 334 artikel dikeluarkan, sehingga akhirnya 12 artikel dibahas secara mendalam dalam tinjauan sistematis ini. Diagram alur dari proses penyaringan, identifikasi, dan alasan untuk pengeluaran dijelaskan dalam Gambar 1. Ekstraksi data dilakukan berdasarkan seleksi artikel-artikel lengkap, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1.

Komponen kimia dalam tanaman amla

  • E. officinalis, mengandung berbagai macam bahan kimia termasuk tannin, asam mukat, asam amino, alkaloid, flavonoid glikosida, fenolik glikosida, flavonol glikosida, asam fe-nolat, seskuiterpenoid, norseskuiterpenoid, dan karbohidrat (Zhang et al, 2002, Zhang et al, 2001, Zhang et al, 2000). Jus

buah E. officinalis mengandung vitamin C yang cukup tinggi (478,56 mg/100 ml) dibandingkan dengan buah-buahan lain, seperti apel, jeruk nipis, delima, dan anggur (Tarwadi and Agte, 2007, Jain and Khurdiya, 2004). Selain vitamin C, E. officinalis mengandung dua tannin hidrolisis rendah berat molekul, yaitu emblicanin A dan emblicanin B bersama punigluconin dan pedunculagin (Ghosal et al, 1996]. E. officinalis, juga mengandung ellagitannin dan asam elagik yang merupakan golongan polifenol (Rao et al, 2013).

Potensi amla sebagai hipolipidemia dan antioksidan

Tujuan penggunaan antioksidan dalam produk makanan adalah untuk memperlambat reaksi oksidasi dengan cara menghambat pembentukan radikal bebas atau mengganggu propagasi radikal bebas. Pada umumnya, banyak jaringan tanaman menghasilkan senyawa antioksidan dalam kondisi tekanan oksidatif yang konstan untuk melindungi diri dari radikal bebas, spesies oksigen reaktif, dan pro-oksidan yang dihasilkan secara eksternal (melalui panas dan cahaya) maupun internal (oleh H2O2 dan logam transisi). Jenis antioksidan ini dikenal sebagai antioksidan alami. Beberapa contoh umum dari antioksidan alami adalah flavonoid, asam fenolat, karotenoid, dan vitamin (seperti asam askorbat, beta-karoten, tokoferol). Senyawa-senyawa ini efisien dalam menetralkan radikal bebas, mengikat ion logam pro-oksidan, atau bertindak sebagai agen pereduksi. Kim dan rekan-rekannya menemukan aktivitas anti-hiperlipidemik in vivo dan in vitro dari ekstrak E. officinalis menggunakan tikus yang diberi makan kolesterol dan LDL-oksidasi yang diinduksi Cu+2, dan menunjukkan penurunan yang signifikan dalam total dan kolesterol bebas secara dose-dependent. LDL yang teroksidasi (ox-LDL) dianggap sebagai tanda kunci perkembangan awal aterosklerosis, dan pemberian E. officinalis menunjukkan penurunan tingkat ox-LDL pada subjek yang diberi makan kolesterol dan mencegah perkembangan aterosklerosis karena sifat antioksidan yang potensial (Augusti et al, 2001; Kim et al, 2005). Dalam penelitian pada hewan, amla tampaknya mampu mengurangi trigliserida, meningkatkan profil kolesterol, dan bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskular. Sebagian besar dari efek-efek ini dikaitkan dengan sifat antioksidan amla, yang sebagian berasal dari kandungan vitamin C yang cukup tinggi ditambah dengan ellagitannin. Amla juga bermanfaat dalam mencegah penyakit ginjal terkait usia ketika diberikan dengan menghasilkan penurunan signifikan pada kadar lipid (Yokozawa et al, 2007). Manfaat ini tampaknya berlaku juga pada manusia, dan penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian amla standar secara oral selama empat minggu efektif mengubah kadar lipid dengan menurunkan kolesterol LDL, trigliserida total, dan kolesterol total serta peningkatan kolesterol HDL bersamaan dengan peningkatan kolesterol HDL, sedangkan plasebo tidak memiliki efek yang signifikan pada semua parameter penelitian. Hasilnya sebanding dengan penelitian sebelumnya. Sifat penurun lipid dan aktivitas manajemen fungsi endotel amla dapat diatribusikan pada kandungan polifenol dan ellagitannin dalam formulasi tersebut. Juga dihipotesiskan bahwa ellagi-tannin yang terdapat dalam amla menunda oksidasi vitamin C, sementara efek sinergis pektin juga telah dilaporkan untuk menurunkan kadar kolesterol pada manusia. Peningkatan fungsi endotel dan dislipidemia yang dicapai oleh ekstrak amla tampaknya disebabkan oleh sejumlah faktor, yaitu diawali dari aksi antioksidan, mencegah oksidasi LDL,

Tabel 1: POTENSI AMLA SEBAGAI HIPOLIPIDEMIA DAN ANTIOKSIDAN

Gambar. 1: Diagram alir penelusuran pustaka


mengurangi kolesterol LDL, selain menghambat aktivitas 3-hidroksi-3-metilglutaril-koenzim A (HMG Ko-A) reduktase dan meningkatkan kadar HDL-C (Antony et al, 2006). Sifat antioksidan dan aktivitas penurunan kolesterol dari senyawa polifenol yang terdapat dalam amla tampaknya berperan di sini.

  • 4.    KESIMPULAN

Amla memiliki potensi yang sangat kuat dalam mencegah terjadinya gangguna kardiovaskuler karena kemampuannya sebagai agen hipolipidemia dan antioksidan yang sangat mendukung aktivitas anti aterosklerosis.

  • 5.    UCAPAN TERIMAKASIH

Para penulis mengucapkan terima kasih yang tinggi kepada Universitas Udayana atas dukungan keuangan Sesuai dengan Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Penelitian Nomor : B/820/UN14.2.8.II/PT.01.03/2020, tanggal 16 Maret 2021.

  • 6.    DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, I., Mann, A., Mathew, J. T. (2015). Phytochemical composition, antioxidant and anti-nutritional properties of root-bark and leaf methanol extracts of Senna alata L. grown in Nigeria. African Journal of Pure and Applied Chemistry, 9(5), 91–97. https://doi.org/10.5897/ajpac2015.0622

Adi Saputra, Tafdhila, Mayaranti Wilsya. (2021). Aktivitas Antijamur Ekstrak Etanol Bunga Ketepeng Cina (Senna alata l) Terhadap Jamur Candida albicans. Jurnal Kesehatan: Jurnal Ilmiah Multi Sciences, 11(2), 79–85. https://doi.org/10.52395/jkjims.v11i2.326

Akhmadi, C., Utami, W., Annisaa, E. (2022). Narrative Review: Senyawa Fitokimia Dan Aktivitas. LP2M UST Jogja, 390–400.

Alioes, Y., Kartika, A. (2019). Uji Potensi Antijamur Candida Albicans Ekstrak Daun Gelinggang (Cassia Alata L.) Dibandingkan Dengan Sediaan Daun Sirih Yang Beredar Di Pasaran Secara in Vitro. Jurnal Kimia Riset, 3(2), 108. https://doi.org/10.20473/jkr.v3i2.12040

Edo, T., Erina, Fakhrurrazi. (2017). Uji Daya Hambat Ekstrak Etanol Daun Ketepeng Cina (Cassia alata) Terhadap Pertumbuhan Jamur Trichophyton sp. Secara In Vitro. Jimvet, 1(1), 40–45.

Essiett, U. A., Bassey, I. E. (2013). Comparative phytochemical screening and nutritional potentials of the flowers (petals) of senna alata (l) roxb, senna hirsuta (l.) Irwin and barneby, and Senna ob-tusifolia (l.) Irwin and barneby (fabaceae). Journal of Applied Pharmaceutical Science, 3(8), 97–101. https://doi.org/10.7324/JAPS.2013.3817

Felhi, S., Daoud, A., Hajlaoui, H., Mnafgui, K., Ghar-sallah, N., Kadri, A. (2017). Solvent extraction effects on phytochemical constituents profiles, antioxidant and antimicrobial activities and functional group analysis of Ecballium elaterium seeds and peels fruits. Food Science and Technology (Brazil), 37(3), 483–492. https://doi.org/10.1590/1678-457x.23516

G, Ehiowemwenguan, J.E, I., J. M, Y. (2014). Antimicrobial Qualities of Senna Alata. IOSR Journal of Pharmacy and Biological Sciences, 9(2), 47–52. https://doi.org/10.9790/3008-09244752

Guerra, F., Ansari, A. A., Kurup, R., Subramanian, G. (2020). Antifungal Activity of Senna ala-ta, Senna bicapsularis and Pityrogramma ca-lomelanos. Journal of Complementary and Alternative Medical Research, September, 11–21. https://doi.org/10.9734/jocamr/2020/v10i330164

Hamzah, H., Hertiani, T., Pratiwi, S. U. T., Nuryastuti, T., Gani, A. P. (2020). Antibiofilm studies of ze-rumbone against polymicrobial biofilms of staphylococcus aureus, escherichia coli, pseudomonas aeruginosa, and candida albicans. International Journal of Pharmaceutical Research, 12(September), 1307–1314. https://doi.org/10.31838/ijpr/2020.SP1.211

Hasanah, S. N., Widowati, L. (2016). Jamu Pada Pasien Tumor/Kanker sebagai Terapi Komplementer. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 6(1), 49–59. https://doi.org/10.22435/jki.v6i1.5469.49-59

James, O. O., Emmanuel, O. O., Saanumi, G. A., Akin-kunmi, O. O., Adekanmi, A. A. (2022). Senna Alata Leaf and Stem: Phytochemical Screening, Nutritional Content, and Antimicrobial Activities. Journal of Environmental Impact and Management Policy, 26, 1–11. https://doi.org/10.55529/jeimp.26.1.11

Khatri, D., Lawati, A. M. (2022). Qualitative and Quantitative Analysis of Phytochemical Constituents of Al-

ternanthera brasiliana (L.) Kuntze and Cassia ala-ta (L.) using Different Organic Solvents. Himalayan Journal of Science and Technology, 6(1), 29–37. https://doi.org/10.3126/hijost.v6i1.50650

Lantah, P. L., Montolalu, L. A. D. Y., Reo, A. R. (2017). Kandungan Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Rumput Laut Kappaphycus alvarezii. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan, 5(3), 167–173.

Lathifah, Q. A., Turista, D. D. R., Puspitasari, E. (2021). Daya Antibakteri Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Terhadap Staphylococcus aureus, Pseudomonas aerugenosa, dan Klebsiella pneumonia. Jurnal Analis Kesehatan, 10(1), 29. https://doi.org/10.26630/jak.v10i1.2718

Le, P. T. Q. (2019). Phytochemical screening and antimicrobial activity of extracts of Cassia alata L. Leaves and seeds. Bulgarian Chemical Communications, 51(3), 378–383. https://doi.org/10.34049/bcc.51.3.5049

Mathlail, F., Marfu’ah, N., Lija Oktya, A. (2018). Aktivitas Antifungi Daun Ketepeng Cina (Cassia Alata L.) Fraksi Etanol, N-Heksan, Dan Kloro-form Terhadap Jamur Microsporium canis. Pharmaceutical Journal of Islamic Pharmacy, 2(1), 28. https://doi.org/10.21111/pharmasipha.v2i1.2134

Nur Ahsani, D. (2014). Respon Imun Pada Infeksi Jamur. Jurnal kedokteran dan kesehatan Indonesia, 6(2), 55–65. https://doi.org/10.20885/jkki.vol6.iss2.art2

Octaria, Z., Saputra, R. (2015). Pengaruh jenis pelarut terhadap jumlah ekstrak dan daya antifungi daun ketepeng cina (. Jurnal Photon, 5(2), 15–21.

Oktavia, S., Pebryantika, S., Dharma, S. (2015). Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Terhadap Waktu Pendarahan, Pembekuan Darah dan Jumlah Trombosit Mencit Putih Jantan. Jurnal Farmasi Higea, 7(1), 1–9.

Okwu, D. E., Nnamdi, F. U. (2011). Cannabinoid Dronabinol alkaloid with antimicrobial activity from Cassia alata Linn. Der Chemica Sinica, 2(2), 247–254.

Rahaman, M., Hasan, A. M., Ali, M., Ali, M. (2006). A Flavone from the Leaves of Cassia Alata. Bangladesh Journal of Scientific and Industrial Research, 41(1), 93–96. https://doi.org/10.3329/bjsir.v41i1.276

Rahman, F. Bin, Ahmed, S., Noor, P., Rahman, M. M. M., Huq, S. M. A., Akib, M. T. E., Shohael, A. M. (2020). A comprehensive multi-directional exploration of phytochemicals and bioactivities of flower extracts from Delonix regia (Bojer ex Hook.) Raf., Cassia fistula L. and Lagerstroemia speciosa L. Biochemistry and Biophysics Reports, 24(August), 100805. https://doi.org/10.1016/j.bbrep.2020.100805

Rahmawati, R., Muflihunna, A., Kusuma, A. T. (2015). Analisis Kadar Flavonoid Dan Fenolik Total Fraksi Etil Asetat Daun Ketepeng Cina (Senna ala-ta (L.) Roxb) dengan Metode Spektrofotometri UV-Visible. Jurnal Ilmiah As-Syifaa, 7(1), 10–18. https://doi.org/10.33096/jifa.v7i1.16

Raji, P., J, S., Sugithara, M., Renugadevi, K., Sam-rot, A. V. (2016). Phytochemical Screening and Bioactivity Study of cassia alata Leaves P. Biosciences Biotechnology Research Asia, 13(1), 339–346. https://doi.org/10.13005/bbra/2038

Safitri, E. R., Rohama, Vidiasari, P. (2020). Skrining Fito-kimia Serta Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bunga Ketepeng Cina (Senna alata (l.) Roxb.) Dengan Metode DPPH. Journal of Pharmaceutical Care and Science, 1(1), 10–18.

Saito, S., Silva, G., Santos, R. X., Gosmann, G., Pungartnik, C., Brendel, M. (2012). Astragalin from cassia alata induces DNA adducts in vitro and repairable DNA damage in the yeast saccharomyces cerevisiae. International Journal of Molecular Sciences, 13(3), 2846–2862. https://doi.org/10.3390/ijms13032846

Shailla Gharnita, Y., Lelyana, S., Sugiaman, V. K. (2019). Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) Ekstrak Etanol Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Terhadap Pertumbuhan Candida albicans. SONDE (Sound of Dentistry), 4(1), 1–15. https://doi.org/10.28932/sod.v4i1.1766

Sharma, P., Pandey, D., Rizvi, A. F., Gupta, A. K. (2015). Antimicrobial activity of Cassia alata from Raipur region against clinical and MTCC isolates Original Research Article Antimicrobial activity of Cassia alata from Raipur region against clinical and MTCC isolates Nature has been a source of wide diversity. International Journal of Current Microbiology and Applied Sciences, 4(1), 330–339.

Sulistyo, M. H., Pani, S., Kumaji, S. (2018). Pengaruh Ekstrak Daun Ketepeng CIna (Cassia alata L.) Terhadap Pertumbuhan Jamur Ma-lassezia furfur Penyebab Ketombe. 14, 63–65. https://doi.org/10.15900/j.cnki.zylf1995.2018.02.001

Toh, S. C., Lihan, S., Bunya, S. R., Leong, S. S. (2023). In vitro antimicrobial efficacy of Cassia ala-ta (Linn.) leaves, stem, and root extracts against cellulitis causative agent Staphylococcus aureus. BMC complementary medicine and therapies, 23(1), 85. https://doi.org/10.1186/s12906-023-03914-z

Triana, O., Prasetya, F., Kuncoro, H., Rijai, L. (2016). Aktivitas Antijamur Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.). Jurnal Sains dan Kesehatan, 1(6), 311–315. https://doi.org/10.25026/jsk.v1i6.67

Umaru, I. J., Ejeh, Y. O., Ahmed, M. U., Ezekiel, I., Isaac, K. (2022). GC-MS , Radicals Scavenging Capacity and Antidiabetic Effect of Senna alata Seed Extract in Type II-Induced Diabetes Mellitus in Rats. 7924, 49–58.

Wuthi-Udomlert, M., Kupittayanant, P., Gritsanapan, W. (2010). in Vitro Evaluation of Antifungal Activity of Anthraquinone Derivatives of Senna Alata. J Health Res, 24(3), 117–122.

WARDITIANI DKK.

67