GENDER ANALYSIS: FISHERIES SECTOR VALUE CHAIN AND UPCOMING JOB OPTIONS IN DEMAK DISTRICT
on
pISSN : 2301 – 8968
JEKT ♦ 16 [1] : 187-199
eISSN : 2303 – 0186
GENDER ANALYSIS: FISHERIES SECTOR VALUE CHAIN AND UPCOMING JOB OPTIONS IN DEMAK DISTRICT
Indah Susilowati, Evi Yulia Purwanti, Made Ika Prastyadewi, Ika Suciati
ABSTRACT
Women's contributions to value chain analysis are usually ignored or "hidden". In the fisheries sector, there is a lot of uncertainty in the catch that results in income uncertainty. As a result, there are many job choices in the non-fishing sector that are considered to guarantee daily needs. A person's job decisions are influenced by his desire to improve welfare. This study aims to determine the role of women in the fishery value chain, the efficiency of marketing channels for fishery products, and the choice of work for their children in Demak Regency. Descriptive statistical analysis, marketing margin, and logistic regression were used to answer the research objectives. Primary and secondary data were used in this study: primary data was collected from 100 respondents who were determined by purposive sampling, and secondary data was collected from relevant stakeholders. This study found that there are four fishery value chains in Demak Regency. The male role is dominant in fishing activities, while the female role is dominant in the processing and marketing of fishery products. Non-fishing sector jobs are chosen for their sustainability.
Kata kunci: Gender Roles, Value Chain, Fisheries, Jobs selection, Demak Regency. Klasifikasi JEL: O1, Q1, R2, Y1, Z1
pengambil keputusan utama dalam
PENDAHULUAN pengelolaan dan perumusan kebijakan
perikanan sebagai akibat dari
Desa Morodemak merupakan desa
pandangan biner tentang peran gender di Kabupaten Demak, Provinsi Jawa
dalam penangkapan ikan. Perempuan Tengah. Hasil produksi pada sektor
dan kepentingannya terpinggirkan perikanan tidak secara langsung
ketika mereka tidak dilibatkan dalam didistribusikan kepada konsumen
tata kelola perikanan, yang memperkuat melainkan masih terdapat intervensi
norma dan disparitas gender yang dari pelaku pemasaran lain dalam
merugikan yang sudah ada (Ameyaw, proses distribusi. Selain itu sedikit yang
Breckwoldt, Reuter, & Aheto, 2020; diketahui tentang peran, akses, dan
Lawless, Cohen, Mangubhai, Kleiber, & kekuasaan yang dimiliki laki-laki dan
Morrison, 2021; Torell, Manyungwa-perempuan dalam sektor perikanan dan
rantai nilai. Laki-laki dipandang sebagai
Pasani, Bilecki, Gumulira, & Yiwombe, 2021)
Rutaisire, G, Walekwa, & Kahwa, (2009) menjeslaskan bahwa Peran wanita sangat kuat dalam produksi perikanan namun seringkali tidak terlihat dalam analisis rantai nilai. Analisis rantai nilai perikanan dapat membantu mengurangi kesenjangan gender dalam perikanan dan meningkatkan output dan keuntungan. (Githukia et al., 2020)
Pada umumnya di negara berkembang, rantai nilai perikanan berpengaruh kuat dengan tenaga kerja dan pendapatan (Philips, dkk 2016). Jika analisis dalam perikanan dengan melihat rantai nilainya berhenti pada proses penangkapan ikan. Individu atau kelompok yang melakukan kegiatan produksi (misal pergi kelaut untuk menangkap ikan) dianggap sebagai nelayan. Persepsi ini dapat berimplikasi pada penargetan kebijakan, yang nantinya mungkin akan mengecualikan pelaku lain seperti perempuan dalam proses produksi karena peran utama mereka lebih besar pada proses
pengolahan, pemasaran. Maka diperlukan suatu analisi rantai nilai dan gender dalam perikanan yang mengutamakan aktivitas antara laki laki dan perempuan(Myra Marie B., Junauelle Kyla B., & Ferrer, 2018)
Pendapatan dari sektor perikanan yang tidak menentu (Bosma, Nguyen, Calumpang, & Carandang, 2019). Sektor perikanan lekat dengan ketidakpastian tangkapan yang berakibat pada ketidakpastian penghasilan. Hal ini kemudian memunculkan beberapa pilihan pekerjaan atau diversifikasi pekerjaan selain pada sektor perikanan. Pemilihan pekerjaan dipengaruhi oleh keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan sehingga cenderung memilih pekerjaan sektor lain yang dianggap menjamin pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangga.
Secara garis besar penelitian ini bertujaun untuk mengkaji mengenai peran istri nelayan rantai nilai perikanan di desa Morodemak Kabupaten Demak dan pilihan pekerjaan yang diharapkan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dengan wawancara dengan kuesioner kepada 100 responden yang ditentukan secara purposive sampling. Jumlah ini ditentukan berdasarkan Fraenkel, Wallen, & Hyun, (2011) menyatakan bahwa sampel minimal yaitu sebanyak 100. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak, Kecamatan Bonang dalam angka, dan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Demak.
Analisis statistik deskriptif, analisis margin pemasaran dan analisis regresi logistik. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan atau menggambarkan data tanpa bertujuan untuk menarik generalisasi atau kesimpulan yang berlaku untuk populasi yang lebih luas (Muhson, 2006). Dalam penelitian ini analisis statistik deskripsi digunakan untuk
menggambarkan profil responden dan peran gender dalam rantai nilai perikanan.
Analisis margin pemasaran digunakan untuk melihat untuk mengetahui efisiensi saluran pemasaran hasil perikanan di Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah. Mengacu pada (Apriono, E, & Imelda, 2012), besaran margin pemasaran dihitung dengan menggunakan rumus:
Mmi = Ps — Pb
Dimana:
Mmi: Margin pemasaran pada setiap tingkat lembaga pemasaran
Ps: Harga jual pada setiap tingkat lembaga pemasaran
Pb: Harga beli pada setiap tingkat lembaga pemasaran
Analisis regresi logistik digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sudrajad, Waridin, Aminata, Susilowati, & Susilowati, 2021). Pada penelitian ini fungsi regresi logistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
^ι= Po + PiFami + P2Genderl + P3Inci + P4EdUi + ^i
Dimana:
L = pilihan pekerjaan untuk generasi penerusnya (0 = sektor non perikanan; dan 1 = sektor perikanan)
β0= intersept
β1,β2,β3,β4= koefisien regresi
Fami = jumlah tanggungan keluarga
Gender = jenis kelamin (1 = laki-laki; dan 0 = perempuan
Edu = tingkat pendidikan (tahun)
i = responden i (i= 1,2,3,….n)
e = error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Reponden
Penelitian ini menggambarkan karakteristik reponden berdasarkan usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, tingkat pendapatan dan jumlah tanggungan keluarga.
Inc = pendapatan (rupiah)
Tabel 1: Karakteristik Responden
Distribusi |
Frekuensi |
% | |
Usia (Tahun) | |||
< 20 |
0 |
0.00 | |
20-30 |
8 |
7.69 |
Min.= 25 |
31 - 40 |
27 |
25.96 |
Mean= 44 |
41 - 50 |
45 |
43.27 |
Max.= 63 |
51 - 60 |
23 |
22.12 | |
>60 |
2 |
1.92 | |
Pendidikan (Tahun) | |||
0 |
12 |
11.54 | |
1-6 |
79 |
75.96 |
Min.= 0 |
7-9 |
9 |
8.65 |
Mean= 6 |
10-12 |
5 |
4.81 |
Max= 12 |
> 12 |
0 |
0.00 | |
Jenis Kelamin | |||
Laki-Laki |
41 |
39.42 | |
Perempuan |
64 |
61.54 | |
Tingkat Pendapatan (Rupiah) | |||
0 – 1.000.000 |
12 |
11.54 |
Distribusi |
Frekuensi |
% | |
1.000.001 – 2.000.000 |
44 |
42.31 |
Min= 150.000 |
2.000.001 – 3.000.000 |
29 |
27.88 |
Mean= 2.404.143 |
3.000.001 – 4.000.000 |
10 |
9.62 |
Max= 6.500.000 |
4.000.001 - 5.000.000 |
5 |
4.81 | |
> 5.000.000 |
5 |
4.81 | |
Jumlah Tanggungan Keluarga (orang) | |||
0-2 |
29 |
27.88 |
Min= 1 |
3-4 |
63 |
60.58 |
Mean= 3 |
>5 |
13 |
12.50 |
Max= 7 |
Tabel 1. menunjukkan karakteristik reponden, dimana usia responden berada pada rentang 20 - 63 tahun. Kelompok usia responden paling banyak yaitu berada pada rentang usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 43.27% dari total responden. Sedangkan usia rata-rata responden yaitu 44 tahun. Tingkat pendidikan respoden paling banyak berada pada rentang 1-6 tahun, dimana pada rentang tersebut merupakan tingkatan Sekolah Dasar (SD). Sedangkan rata-rata lama sekolah responden yaitu selama 6 tahun atau lulus tingkatan SD. Jenis kelamin responden terbanyak yaitu perempuan sebanyak 61.54% dari total responden. Jumlah tanggungan keluarga reponden min
Rantai Nilai Perikanan Kabupaten Demak
Pemasaran pada umumnya dilakukan dengan mendistribusikan suatu produk dari tangan produsen kepada konsumen. Namun, untuk distribusi produk perikanan tangkap pada umumnya tidak dapat langsung disalurkan menuju ke konsumen. Pemasaran produk perikanan membutuhkan proses yang relatif lebih panjang bila dibandingkan dengan pemasaran produk pertanian. Hal tersebut terjadi karena produk pertanian (ikan tangkap) membutuhkan perlakuan khusus dalam penanganan pasca ditangkap dari laut. Oleh karena itu, pemasaran produk perikanan membutuhkan lembaga-lembaga pemasaran dimana lembaga tersebut
menjalankan fungsi pemasarannya masing- masing.
Gambar 1 menunjukkan pola rantai nilai perikanan Morodemak tersebut terdapat 4 saluran pemasaran ikan, yaitu:
A.
Nelayan → TPI → pedagang pengepul/tengkulak → Industri pengasapan/pengasinan → konsumen
B.
Nelayan → TPI →
pedagang pengecer/Pengepul → Pengolah ikan(asap/asin) rumahan →
Konsumen
C.
Nelayan → TPI →
Pedagang pengecer → Konsumen
D. Nelayan → Pedagang → pengecer Konsumen
Gambar 1. Pola Rantai Nilai Perikanan Desa Morodemak

Sumber: Hasil Olahan Atlas.Ti, (2022)
Peran Gender |
Pada Aktivitas Hasil penelitian menunjukan bahwa |
Perikanan |
dalam aktivitas perikanan berupa penangkapan ikan dilakukan oleh para |
pria. Hal ini sejalan dengan (Myra Marie B. et al., 2018) dimana perikanan dianggap sebagai lingkungan pria karena fokus utamanya hanya pada penangkapan. Wanita berperan dalam aktivitas pengolahan ikan dan menjual (berdagang ikan). Gude, Pangemanan,
& Lumenta, (2017) menjelaskan bahwa rantai nilai perikanan yaitu (1) pra-produksi, (2) produksi, (3) proses pengolahan dan (4) pemasaran ikan, peran wanita paling dominan yaitu pada proses pengolahan dan pemarasan ikan.
Aktivitas Perikanan |
f |
Hanya Pria |
^ Hanya Wanita |
hl Pria dan Wanita |
Menangkap ikan |
100% |
- |
- | |
Mengolah ikan |
32% |
38% |
30% | |
Berdagang ikan |
29,1% |
33,3% |
36,6% |
Margin Pemasaran Pada Setiap Rantai Nilai Perikanan
Penjabaran diatas menunjukkan, pengolahan ikan dilakukan tidak hanya dengan satu pengolahan saja namun ada juga yang mengolah dengan cara pengasapan. Secara umum nelayan pada kawasan pesisir desa Morodemak
menjual hasil tangkapan mereka secara langsung kepada pengepul maupun pedangan pengecer. Hal tersebut menyebabkan harga yang diterima nelayan akan lebih rendah dibandikan d engan harga yang didapat dengan menjual hasil tangkapan langsung kepada konsumen.
Tabel 2: Margin Pemasaran Pada Setiap Rantai Nilai Perikanan
Pelaku Nelayan TPI |
Rantai Nilai 1 Harga Margin Jual Pemasaran Rp/Kg Rp/Kg 15,000 - 26,000 11,000 |
Rantai Harga Jual Rp/Kg 15,000 26,000 |
Nilai 2 Margin Pemasaran Rp/Kg - 11,000 |
Rantai Nilai 3 Harga Margin Jual Pemasaran Rp/Kg Rp/Kg 15,000 - 26,000 11,000 |
Rantai Nilai 4 Harga Margin Jual Pemasaran Rp/Kg Rp/Kg 11,000 -- - | |||
Pengepul / Pengecer Pengasapan (rumahan) Industri Pengasapan Total |
35,000 |
9,000 |
35,000 |
9,000 |
35,000 |
9,000 |
35,000 |
24,000 |
- 75,000 |
- 40,000 60,000 |
50,000 - |
15,000 - - - - - 35,000 20,000 pemasaran paling pendek |
- - - - 24,000 diantara | ||||
Tabel .2 diatas menjelaskan bahwa total |
saluran lainya. | |||||||
margin tertinggi adalah saluran pertama |
Jobs Selection |
dengan nilai margin Rp 60.000/kg. Tinggi total margin ini dikarenakan faktor panjangnya peran lembaga pemasaran dalam memasarkan hasil produksi. Saluran kedua mempunyai nilai total margin sebesar Rp 35.000/kg, dengan pemasaran melalui TPI, pengepul atau pengecer, dan pengasapan rumahan. Saluran pemasaran ketiga mempunyai nilai total margin Rp 20.000/kg dengan saluran pemasaran TPI, dan pengepul atau pengecer. Saluran pemasaran keempat mempunyai nilai total margin sebesar Rp 24.000/kg dan melalui saluran
Perubahan iklim, ekspoitasi penangkapan ikan dan budaya ikan yang merusak lingkungan mengakibatkan penurunan pendapatan serta menyebabkan kerentanan kemiskinan. Hal ini memunculkan diverisifkasi mata pencaharian perikanan berkelanjutan (Hossain, Ahmed, Ojea, & Fernandes, 2018). Penelitian lain menyatakan diversifikasi mata pencaharian pedesaan telah bergeser ke aktivitas non pertanian, lebih tepatnya diversifikasi mata pencaharian sebagai strategi peningkatan pendapatan dimana rumah
tangga meningkatkan jumlah kegiatan
ekonomi di berbagai sektor (Avila-Foucat & Rodríguez-Robayo, 2018). Penelitian ini juga menunjukkan hal yang serupa, dimana pekerjaan pada sektor non perikanan dominan dipilih sebagai harapan untuk anak-anak responden.
Responden menganggap bahwa sektor non perikanan akan memberikan pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor perikanan. Selain itu reponden juga berharap dengan perubahan profesi antara orang tua dan anak dapat lepas dari jeratan kemiskinan.
Gambar 1:
Pilihan Pekerjaan untuk Generasi
Penerus

■ Non Fisheries ■ Fisheries
Sumber: data primer, diolah (2022)
Analisis Logistik Pilihan Pekerjaan untuk Generasi Penerus
Analisis regresi logistik pada penelitian ini diolah dengan menggunakan bantuan alat SPSS 24.0, dalam menjawab pengaruh jumlah
tanggungan keluarga, gender, pendapatan dan tingkap pendidikan terhadap keputusan pemilihan pekerjaan untuk anak-anak responden yaitu pada sektor perikanan atau sektor non pertanian. Tabel 3. dibawah ini adalah hasil regresi logistik:
Tabel 3: Logistics Regression Test Results
Number Of Family Dependents |
,521 |
,015 |
1,684 |
Gender |
,000 |
,003 |
1,000 |
Income |
,330 |
,510 |
1,391 |
Education |
,088 |
,368 |
1,091 |
Constant |
-1,653 |
,145 |
,191 |
Omnibus Test |
,002 | ||
Cox And Sneel R Square |
,155 | ||
Nagelkerke R Square |
,225 | ||
Hosmer And Lameshow Test |
,078 |
Berdasarkan Tabel 3. dimana nilai sig. omnibus test yaitu 0.002 < 0.05 (pada nilai signifikasi 5%). Hal ini berarti bahwa semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel pemilihan pekerjaan anak yang akan datang. Nilai masing-masing Cox and Snell R Square dan Negelkerke R Square adalah 0.155 dan 0.225 yang berarti bahwa sebesar 22.5% variabel independen dapat menjelaskan pengaruh dari keputusan pemilihan pekerjaan untuk anaknya. Sedangkan sebesar 77.5% dijelaskan diluar variabel independen.
Nilai sig. Hosmer and Lameshow Test sebesar 0.078 ≥ 0.05, yang berarti bahwa model tersebut mampu digunakan untuk memprediksi variabel terikat atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.
Variabel Number Of Family Dependents dan variabel Gender masing – masing memiliki nilai sig. sebesar 0.015 dan 0.003 < 0.05, dimana kedua variabel tersebut signifikan level keyakinan 5%. Hal ini berarti bahwa jumlah tanggungan keluarga dan gender memiliki pengaruh dalam pemilihan pekerjaan untuk anaknya.
Sedangkan untuk dua variabel lainnya yaitu income dan education masing-masing memiliki nilai sig. sebesar 0.510 dan 0.368, dimana kedua variabel tersebut tidak signifikan pada level keyakinan 5%. Berarti bahwa kedua variabel pendapatan dan pendidikan tidak berpengaruh dalam pemilihan pekerjaan anaknya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa rantai nilai di Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah memiliki 4 saluran pemasaran yaitu (1) Nelayan →TPI→ pedagang pengepul/tengkulak→Industri pengasapan/pengasinan →konsumen; (2) Nelayan→ TPI→pedagang pengecer/Pengepul→ Pengolah
ikan(asap/asin) rumahan→Konsumen; (3) Nelayan→ TPI→ Pedagang pengecer→Konsumen; dan (4) Nelayan→ Pedagang→pengecer Konsumen.
Dari keempat saluran pemasaran tersebut aktivitas perikanan tangkap dibedakan menjadi tiga yaitu menangkap, mengolah dan menjual ikan. Analisis peran gender pada aktivitas perikanan tangkap di Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah yaitu dimana aktivitas menangkap ikan dilakukan sepenuhnya oleh pria, sedangkan aktivitas mengolah dan memasarkan ikan didominasi oleh wanita. Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa peran wanita dalam sektor perikanan didominasi oleh wanita. Atau dapat diartikan juga bahwa wanita memiliki peranan yang penting dalam sektor perikanan.
Berdasarkan keempat saluran pemasaran tersebut diketahui bahwa semakin panjang rantai perikanan, maka semakin margin total. Artinya semakin banyak pihak yang mendapatkan keuntungan. Akantetapi hal tersebut berbeda dengan margin pada setiap lembaga pemasaran, dimana margin yang didapatkan oleh nelayan pada semua saluran pemasaran adalah sama, sedangkan pengepul/pengecer mendapatkan margin yang lebih tinggi, hal tersebut karena nelayan hanya dapat menerima harga yang ditawarkan oleh pengepul/pengecer. Sedangkan pengepul/pengecer dapat menentukan harga beli ikan serta harga jual ikan.
Pendapatan nelayan yang dianggap tidak menguntungkan. Ditambah lagi kerentanan yang diharapi oleh nelayan menyebabkan diversifikasi pekerjaan
yang akan datang. Nelayan mengaharapkan pekerjaan dengan pendapatan yang lebih stabil dan menguntungkan untuk anak mereka. Pemilihan pekerjaan pada sektor non perikanan banyak dipilih oleh reponden dari pada pekerjaan pada sektor perikanan. Dengan harapan masa depan anak mereka dapat lebih baik dari mereka. Pemilihan perkerjaan untuk anak ini dipengaruhi oleh jumlah tanggungan keluarga dan gender.
Untuk meningkatkan ketahanan matapencaharian nelayan maka diperlukan peran dari berbagai stakeholder terkait. Peningkatan produktivitas nelayan serta pengendalian kestabilan harga ikan dapat menjadi salah satu cara yang dapat stakeholder. Pemerintah dapat menerapkan kebijakan pengendalian harga ikan, akademisi/peneliti dapat mengembangkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas nelayan. Pebisnis dapat menyalurkan modalnya kepada nelayan untuk meningkatkan skala usahanya, dan komunitas nelayan dapat bersama-sama menjadi penggerak
kemajuan nelayan melalui pendekatan community management.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kepada pihak yang telah memberikan dukungan baik secara finansial maupun non finansial. Terutama kami ucapkan kepada Universitas Diponegoro yang telah memberikan dukungan finansial dalam skema penelitian Riset Pengembangan dan Penerapan (RPP) dengan nomor kontrak 185-02/UN7.6.1/PP/2022.
REFERENSI
Ameyaw, A. B., Breckwoldt, A., Reuter, H., & Aheto, D. W. (2020). From fish to cash: Analyzing the role of women in fisheries in the western region of Ghana. Marine Policy, 113(January), 103790.
https://doi.org/10.1016/j.marpol.2 019.103790
Apriono, D., E, D., & Imelda. (2012). Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran Ikan Lele di Desa Rasau Jaya 1 Kecamatan Jaya Kabupaten Kubu Jaya. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 1(3), 29–36.
Avila-Foucat, V. S., & Rodríguez-Robayo, K. J. (2018). Determinants of livelihood diversification: The case wildlife tourism in four coastal communities in Oaxaca, Mexico. Tourism Management, 69, 223–231. https://doi.org/10.1016/j.tourman. 2018.06.021
Bosma, R. H., Nguyen, T. D., Calumpang, L. M., & Carandang, S. A. (2019). Gender action plans in the aquaculture value chain: what’s missing? Reviews in Aquaculture, 11(4), 1297–1307.
https://doi.org/10.1111/raq.12293
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2011). How to design and evaluate research ineducation (8th ed.). Boston: McGraw-Hill Higher Education.
Githukia, C. M., Drexler, S. S., Obiero, K. O., Nyawanda, B. O., Odhiambo, J. A., Chesoli, J. W., & Manyala, J. O. (2020). Gender roles and constraints in the aquaculture value chain in Western Kenya. African Journal of Agricultural Research, 16(5), 732–745. https://doi.org/10.5897/AJAR2020 .14783
Gude, L., Pangemanan, J. F., & Lumenta, ; Vonne. (2017). Analisis Peranan Perempuan Pada Rantai Nilai Pemasaran Tuna Cakalang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Aertembaga Kota Bitung. Akulturasi, 5(9), 635–644.
Hossain, M. A. R., Ahmed, M., Ojea, E., & Fernandes, J. A. (2018). Impacts and responses to environmental change in coastal livelihoods of south-west Bangladesh. Science of the Total Environment, 637–638, 954– 970.
https://doi.org/10.1016/j.scitotenv .2018.04.328
Lawless, S., Cohen, P. J., Mangubhai, S., Kleiber, D., & Morrison, T. H. (2021). Gender equality is diluted in commitments made to small-scale fisheries. World Development, 140, 105348.
https://doi.org/10.1016/j.worldde v.2020.105348
Muhson, A. (2006). Teknik Analisis Kuantitatif. Makalah Teknik Analisis II, 1–7. Retrieved from
http://staffnew.uny.ac.id/upload/ 132232818/pendidikan/Analisis+K uantitatif.pdf
Myra Marie B., A. J. G. I., Junauelle Kyla B., A., & Ferrer. (2018). Roles of Men and Women in Sergestid Shrimp ( Acetes spp . ) Value Chain in Oton and Tigbauan , Iloilo Province , Philippines. Asian Fisheries Science, 30S(December
2017), 231–244.
Rutaisire, J., G, B., Walekwa, & Kahwa, D. (2009). Fish farming as a business. Fountain publishers LTD.
Sudrajad, N., Waridin, W., Aminata, J., Susilowati, I., & Susilowati, I. (2021). The ANALYSIS OF WILLINGNESS TO PAY (WTP) VISITORS TO THE DEVELOPMENT OF RAFTING TOURISM IN SERAYU WATERSHED. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, 14(2), 259. https://doi.org/10.24843/jekt.2021. v14.i02.p02
Torell, E., Manyungwa-Pasani, C., Bilecki, D., Gumulira, I., &
Yiwombe, G. (2021). Assessing and advancing gender equity in lake malawi’s small-scale fisheries sector. Sustainability (Switzerland), 13(23), 1–18.
https://doi.org/10.3390/su1323130 01
199
Discussion and feedback