ISSN : 2301-8968


Vol. 13 No.2, Agustus 2020

EKONOMI

KUANTITATIF

TERAPAN

Volume 13

Nomor 2

JEKT

Analisis Pengaruh Substitusi Tenaga Kerja Asing Terhadap Tenaga Kerja Domestik Pada Masa Sebelum dan Sesudah Kebijakan Bebas Visa Kunjungan Di Indonesia

Firda Zahrani Hidayat, Palupi Lindiasari Samputra, dan Heru Subiyantoro

ISSN 2301-8968

Halaman

211-356

Denpasar Agustus 2020

Eksistensi Industri Keci Kerajinan Kuningan di Kabupaten Klungkung Ni Nyoman Yuliarmi, Anak Agung Istri Ngurah Marheni

Volatilitas Kurs dan Saham Mengikuti Model EGARCH(1,1) Berdistribusi Versi Skew Normal dan Student-t

Anggita M. Kusumawati, Didit B. Nugroho, Leopoldus R. Sasongko

Profitability, Company Sizes, Numer of Audit Committee, and Size of KAP on Audit Delay Audina Ria Mawardani, David Adechandra Pesudo

Apakah Indeks Pembangunan Manusia dan Hotel Mempengaruhi Disparitas Pendapatan Muhammad Amrullah, Setyo Tri Wahyudi, Marlina Ekawaty

Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian, Produksi dan Kemiskinan Pedesaan di Indonesia Bayu Kharisma, Adhitya Wardhana, Aldo Febrari Hutabara

Mother’s Status and The Prevalence of Smoking Habits Among Adolescent A Survey in Pontianak City, Indonesia

Restiatun Massardi

Benarkan Perempuan Bekerja dan Berpendidikan Mempengaruhi Tingkat Perceraian Kasus Jawa Barat Nenny Hendajany, Ae Suaesih

Analisis Pengeluaran Rumah Tangga Dalam Bidang Pendidikan, Kesehatan dan, Biaaya Adat di Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli

I Wayan Wenagama

Integrasi Perdagangan dan Keselarasan Siklus Bisnis di ASEAN

Aloysius Deno Hervino


JURNAL

EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN

VOLUME 13 NO.2 AGUSTUS 2020

SUSUNAN REDAKSI

EDITOR

I Made Endra Kartika Yudha Anak Agung Ketut Ayuningsasi Anak Agung Bagus Putu Widanta

DEWAN EDITOR

I Wayan Sukadana Ni Putu Wiwin Setyari I Komang Gde Bendesa Anak Agung Istri Ngurah Marhaeni Luh Gede Meydianawathi

Ni Made Tisnawati

MITRA BESTARI

Adrianus Amheka, Politeknik Negeri Kupang Made Antara, Universitas Udayana Mohammad Arsyad, Universitas Hasanudin Kadek Dian Sutrisna Artha, Universitas Indonesia

Djoni Hartono, Universitas Indonesia

Palupi Lindiasari, Universitas Indonesia Devanto Shasta Pratomo, Universitas Brawijaya Deniey Adi Purwanto, Institut Pertanian Bogor Ni Made Sukartini, Universitas Airlangga Setyo Tri Wahyudi, Universitas Brawijaya Muhammad Halley Yudhistira, Universitas Indonesia

ADMINISTRASI DAN DISTRIBUSI

I Ketut Suadnyana Ida Ayu Made Widnyani

Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan diterbitkan oleh Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dua kali dalam setahun bulan Februari Dan Agustus

ALAMAT

Ruang Jurnal, Gedung BJ lantai 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Jalan PB Sudirman Denpasar

Phone: +62-361-255511/ Fax: +62-361-223344

E-mail: jekt@unud.ac.id

http://ojs.unud.ac.id/index.php/jekt

ISSN : 2301-8968

Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan (JEKT) adalah jurnal yang menerapkan double blind review pada setiap artikel yang diterbitkan. JEKT diterbitkan oleh Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dua kali dalam setahun yaitu bulan Februari dan Agustus. JEKT diterbitkan sebagai kelanjutan dari Jurnal Input, Jurnal Sosial dan Ekonomi. Input terbit berkala sebanyak dua kali dalam setahun, dengan Nomor ISSN 1978-7871, dan di tahun kelima, INPUT telah terbit sebanyak sembilan edisi, dengan terbitan terakhirnya adalah Volume V, Nomor 1 Februari 2012. Pembaharuan INPUT menjadi JEKT tercetus pada pertemuan antara tim redaksi jurnal jurusan bersama pimpinan kampus, awal Maret 2012. Setelah melakukan beberapa evaluasi dan dengan merujuk kepada Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional Republik Insonesia Nomor 49/dikti/kep/2011 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah, maka terbitlah jurnal jurusan : Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan dimulai dari Volume V, Nomor 2 Agustus 2012.

Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan (JEKT) beralamat di Ruang Jurnal, Gedung Program Ekstensi Lantai 1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Jalan PB Sudirman Denpasar, Phone: +62-361-255511/Fax: +62-361-223344. Proses registrasi dan submit artikel dapat dilakukan melalui http://ojs. unud.ac.id/index.php/jekt. Untuk bantuan teknis, penulis dapat menghubungi, email: jekt@unud.ac.id, SMS dan WA : +6281338449077.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 36a/E/KPT/2016 tanggal 23 Mei 2016, JEKT dinyatakan telah terakreditasi B oleh Dikti. Selain terakreditasi oleh Dikti, JEKT juga telah terindeks pada Google Scholar, IPI, dan DOAJ.

JURNAL

EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN

VOLUME 13 NO.2 AGUSTUS 2020

PENGANTAR REDAKSI

Pembaca yang terhormat,

Sampai dengan edisi ini terbit, jika pembaca menelusuri deretan jurnal-jurnal yang terdaftar di Sinta dengan kata kunci penelusuran “kuantitatif”, maka yang akan muncul adalah Jurnal Ekonomi Kuantitatif (JEKT). Dengan menjadi satu-satunya jurnal dengan fokus kuantitatif, maka JEKT dituntut untuk menampilkan terbitan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Kalangan peneliti ekonomi, pembangunan dan ilmu sosial lainnya di Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan penerapan metode kuantitatif dalam melakukan analisis, khususnya analisis empiris. Terlepas dari semua itu, diatas segala kemutakhiran metode kuantitatif yang digunakan, “ceritera” yang mampu menarik pembaca dan tentunya para pembuat kebijakan untuk berpastisipasi aktif dalam membaca dan menulis di JEKT adalah yang utama. Rangkaian “ceritera” yang baik dan metode kuantitatif yang sesuai tidak akan bermakna jika data yang digunakan tidak transparan dan tidak valid.

Slogan menarik mengenai data digunakan oleh BPS, “Data Mencerdaskan Bangsa”, JEKT berkomitmen untuk berperan aktif dalam mewujudkan slogan tersebut menjadi kenyataan. Meskipun tidak selalu data yang digunakan artikel yang dipublikasi oleh JEKT menggunakan data BPS sebagai “menu” utama dalam analisisnya, data BPS pasti hampir selelu menjadi rujukan dalam setipa artikel dalam terbitan JEKT. Pentingnya satu pemahaman dan satu sumber dalam data memegang peran penting dalam analisis dan diskusi yang akan melahirkan implikasi kebijakan yang lebih tepat sasaran. Dalam edisi kali ini, JEKT kembali menerbitkan 10 artikel dengan sumber dan jenis data serta metodologi yang beragam.

Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam edisi ini cukup bervariasi mulai sumber data sekunder sampai data primer. Artikel dengan sumber data sekunder sendiri juga memiliki variasi jenis data yang beragam mulai dari data mikro antara lain dari sumber BPS.

Akhir kata, redaksi menyimpulkan bahwa artikel-artikel yang diterbitkan oleh JEKT mulai mengalami pergeseran sejak kemunculannya pertama kali lebih dari 10 tahun silam, utamanya dari sisi data yang digunakan. Semakin banyak artikel-artikel yang menampilkan analisis dengan menggunakan data mikro baik dari sumber sekunder maupun primer. Meskipun demikian JEKT tetap membuka diri untuk artikel-artikel dengan penggunaan data agregate. Kembali ke Alenia pembuka di atas, yang terpenting bagi JEKT dalam terbitannya adalah “ceritera” yang menarik, metode kuantitatif yang sesuai dan data yang valid.

pISSN : 2301 - 8968

JEKT ♦ 13 [2] : 317-330


eISSN : 2303 - 0186

EKSISTENSI INDUSTRI KECIL KERAJINAN KUNINGAN DI KABUPATEN KLUNGKUNG

Ni Nyoman Yuliarmi, Anak Agung Istri Ngurah Marhaeni Universitas Udayana

ABSTRAK

Tujuan penelitian untuk menganalisis: 1) pengaruh modal sosial terhadap eksistensi industri kecil kerajinan kuningan, 2) pengaruh biaya transaksi terhadap eksistensi industri kecil kerajinan kuningan, 3) pengaruh biaya transaksi yang dimoderasi oleh modal sosial terhadap eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung. Penelitian dilakukan di Kecamatan Klungkung yang mencakup Desa Kamasan, Desa Gelgel, Desa Tojan dan Desa Budaga. Sampel diambil secara kuota sebanyak 75 pengerajin, dan diwawancarai, menggunakan aksidental sampling. Analisis menggunakan Moderating Regresion Analysis (MRA). Hasil analisis menyimpulkan bahwa: 1) Modal sosial berngaruh sangat signifikan terhadap eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung.Semakin baik modal sosial maka industri kecil kerajinan kuningan semakin eksis. 2) Biaya transaksi berpengaruh sangat signifikan terhadap eksistensi industr kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung. Semakin rendah biaya transaksi maka industri kecil kerajnan kuningan semakin efisien sehingga menjadi semakin eksis.3) Modal sosial memoderasi secara signifikan peran biaya transaksi terhadap eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung. Semakin kuat modal sosial dapat menekan biaya transaksi sehingga aktivitas usaha menjadi efisien, maka industri kecil kerajinan kuningan semakin eksis.

Kata Kunci: modal sosial, biaya transaksi, dan eksistensi kerajinan kuningan.

The Existence Of A Small Industrial Crafts In Kabupaten Klungkung

ABSTRACT

The purpose of this study is to analyze: 1) the effect of social capital on the existence of brass handicraft small industries, 2) the effect of transaction costs on the existence of brass handicraft small industries, 3) the influence of transaction costs moderated by social capital on the existence of brass small handicraft industries in Klungkung Regency. The study was conducted in Klungkung Subdistrict which consisted of Kamasan Village, Gelgel Village, Tojan Village, and Budaga Village. Samples were taken with a quota of 75 craftsmen and were interviewed, using accidental sampling. Analysis using Moderating Regression Analysis (MRA). The results of the analysis concluded that: 1) Social capital has a very significant impact on the existence of the brass handicraft industry in Klungkung Regency. The better

the social capital, the smaller brass handicraft industry will exist. 2) Transaction costs are very significant for the existence of the brass handicraft industry in Klungkung Regency. The cheaper the transaction costs, the smaller the brass craft industry, the more efficient it can be. 3) Social capital moderates the significant role of transaction costs to the existence of a small brass handicraft industry in Klungkung Regency. The stronger social capital can increase transaction costs so that businesses become efficient, the brass craft industry will increasingly exist

Keyword: Social Capital, Transaction Cost, The Existance of Brass Craf

PENDAHULUAN

Penguatan program-program pemberdayaan yang menyentuh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah/Industri Kecil dan Menengah (UMKM/IKM), telah banyak dilakukanpemerintah. Peran pemerintah sebagai fasilitator termasuk memfasilitasi penyediaan modal usaha, pemberdayaan sumber daya manusia, melalui memberikan pelatihan-pelatihan terkait dengan kompetensi usaha maupun fasilitas lainnya termasuk mengikutkan para pelaku IKM untuk mengikuti pameran-pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Namun demikian, program tersebut masih belum optimal diserap oleh pelaku IKM secara optimal, oleh karenamasih banyak permasalahan yang belum tuntas yang dialami pelaku IKM tersebut.

Pemerintah lokal, seperti halnya organisasi lainnya, perlu menciptakan mekanisme untuk melibatkan stakeholder dalam aktivitas mereka, sebagaimana halnya menciptakan mekanisme untuk mengelola hubungan diantara mereka. Mekanisme tersebut

akan memungkinkan mereka melihat secara jelas lingkungan di mana mereka membuat keputusan. Pimpinan pemerintah lokal perlu mengidentifikasi strategi untuk mengelola hubungannya dengan stakeholder yang mampu menunjukkan pengaruh melalui jaringan institusional dan teknis. Berkaitan dengan jaringan teknis, ada stakeholder yang mempunyai kekuasaan terhadap sumberdaya yang dibutuhkan. Dalam jaringan institusional, ada stakeholder yang berhak mendefinisikan dan menentukan aturan dan regulasi yang harus dipatuhi pimpinan pemerintah lokal(Gomez dan Luciana,2009).

Pemerintah daerah memegang peranan penting dalam mengambil kebijakan ekonomi (Rodriguez-Pose etal. 2001).Perencanaan pembangunan ekonomi lokal membutuhkan kerja keras, analisis hati-hati, tujuan yang didefinisikan dengan baik, dan komitmen jangka panjang terhadap sumber daya untuk mendapatkan hasil positif.(Blakely dan Bradshaw,2002). Penetapan peraturan-peraturan daerah oleh pemerintah daerah tentu akan mengakibatkan munculnya biaya transaksi

sehingga kegiatan ekonomi menjadi kurang efisien. Jika biaya ekonomi ini tinggi maka kebijakan tersebut akan berdampak negatif terhadap perkembangan industran kecil.Disamping adanya kebijakan yang membuat biaya transaksi tinggi, maka modal sosial yang rendah juga dapat meningkatkan biaya transaksi. Tingginya biaya transaksi iniakan berdampak kepada kegiatan UMKM/IKM juga tidak efisien. Modal sosial yang rendah seperti adanya saling tidak percaya antar pelaku ekonomi, adanya perilaku tidak jujur, tidak adanya informasi yang simetris karena jaringan kegiatan sosial yang tidak transparan akan berdampak pada tingginya biaya transaksi. Tingginya biaya transaksi akan berdampak kepada rendahnya kualitas kelembagaan yang dapat mencerminkan kinerja usaha juga rendah.

Kabupaten Klungkung yang terdiri dari 4 kecamatan, memiliki jumlah industri yang tergolong ke dalam industri besar, sedang dan kecil,sertakerajinan rumah tangga.

lebih banyak, dimana ini digolongan dengan pakian dan kulit serta industri tekstil (50 persen). Industri tekstil tersebut adalah indutri tenun yaitu “tenun ikat endek” dan “songket”. Jumlah tenaga kerja yang diserap pada perusahaan industri yang dominan berada di Kabupaten Klungkung adalah golongan industri rumah tangga dan industrikecil(Kabupaten Klungkung dalam angka, 2016).

Industri kecil kuningan tergolong dalam kelompok industri kecil kerajinan rumah tangga. Jumlah tenaga kerja yang terlibat pada umumnya terdiri dari anggota keluarga sendiri. Data BPS Kabupaten Klungkung (2016) menunjukkan bahwa semenjak tahun 2011 - 2015 telah terjadi perkembangan jumlah usaha kecil yang positif, namun, jumlah industri kerajinan rumah tangga malahan sebaliknya, yaitu berfluktuasi dan cenderung menurun. Tabel 1 dibawa menyajikan jumlah perusahaan dan jumlah tenaga kerja tahun 2015.

Jumlah perusahaan industri besarrealatif

Tabel 1 Jumlah Industri Rumah Tangga dan Tenaga Kerja Menurut


Kecamatan di Kabupaten Klungkung tahun 2015

No

Kecamatan

Jumlah Perusahaan (buah)

Jumlah Tenaga Kerja (orang)

1

Nusa Penida

353

614

2

Banjarangkan

477

896

3

Klungkung

547

1.274

4

Dawan

291

1.159

Total

1.668

3.943

Sumber: Kabupaten Klungkung Dalam Anggka, 2016


Tabel 1 menunjukkan Jumlah industri rumah tangga maupun jumlah tenaga kerja yang paling banyak ada di Kecamatan Klungkung, yaitu sekitar 33 persen dari total industri rumah tangga yang ada di Kabupaten Klungkung. Demikian juga untuk jumlah tenaga kerja secara rata-rata yang paling banyak berada di Kecamatan Klungkung, yaitu sekitar 32 persen dari total tenaga kerja industri rumah tangga. Hasil wawancara awal terhadap para pengerajin kuningan di Kabupaten Klungkung, menunjukkan bahwa produksi menurun, pesanan menurun, pemasaran masih lemah, harga bahan bakumahal, dan masalah permodalan.Menurunnya jumlah para pengerajin kuningan yang terjadi selama ini tidak mutlak disebabkan oleh rendahnya pesanan hasil kerajinan, sehingga produktivitas kerja pengerajin menurun, akan tetapi penurunan jumlah para pengerajin kuningan juga disebabkan oleh umur pengerajin yang semakin menua. Anak–anak mereka sebagian besar tidak mau melanjutkan usaha kerajinan yang dilakukan oleh orang tua mereka. Dengan semakin tingginya tingkat pendididkan akan berdampak kepada pilihan pekerjaan yang dilakukan. Sebagian besar anak-anak muda sudah tidak tertarik lagi sebagai pengerajin untuk melanjutkan pekerjaan orang tuanya. Para pemuda lebih tertarik untuk bekerja di sektor lainnya, misalnya bekerja di hotel atau di industri pariwisata, termasuk bekerja di

kapal pesiar. Fenomena inilah yang terjadi di lapangan, yang dapat dilihat secara kasat mata di sentra industri kecil yang ada di Kabupaten Klungkung. Oleh karena itu penelitian yang terkait dengan eksistensi industri kecil kerajinan kuningan penting dilakukan.

Terjadi korelasi positif kuat antara kualitas dengan kinerja institusi pada satu sisi dan hasil pembangunan pada sisi yang lain. Secara umum kelembagan merupakan suatu peringkat formal dan informal yang menyangkut tatakrama beserta kaidah-kaidah yang memfasilitasikoordinasi atau pengaturan hubungan individu ataupun kelompok. Sebagai bentuk formal menyangkut hukum, sistem politik, kontrak atau perjajian, pasar serta organisasi, namun bentuk informal adalah terkait dengan norma, tradisi, kebiasan, system nilai agama, tendensi sosiologi dan lain sebagainya. Lembaga formal dan informal tersebut dapat mempengaruhi perilaku seseorang yang lebih memberi kepastian dalam melakukan interaksi, sehingga memberikan hasil berupa output yang berupaefesiensi, kinerja ekonomi, serta pertumbuhan (Kherallah & Kirsten, 2001).

Modal sosial sangat menarik untuk dikaji, oleh karena tidak hanya dapat menjelaskan tentang hubungan antar individu maupun kelompok dan juga dapat menjelaskan hubungan antar negara. Kajian yang dilakukan ini terkait dengan modal sosial yang

menginspirasikan peneliti berikutnya untuk mengkaji modal sosial, yaitu James J. Coleman, Robert D Putnam, Francis Fukuyama, dan Bourdieu.

Modal sosial adalah entitas majemuk yang didalamnya terdapat beberapa aspek dari struktur sosial dan modal sosial memfasilitasi tindakan tertentu dari individu dan perusahaan pada struktur tersebut. Modal sosual juga bersifat produktif dengan menghasilkan capaian yang tidak dapat dicapai apabila keberadaan modal sosial tidak ada (Coleman ,1988).Woolcock (1998), mengemukakan konsep modal sosial dari keterkaitan telah memiliki ikatan solidaritas, hal ini dapat memunculkan hubungan serta kerjasama yang kuat pada saat melakukan transaksi.

Modal sosial merupakaninformasi, kepercayaan, norma yang saling memiliki timbal balik dalam pada social netrowking(Woolcock 1998, dalam Voydanoff 2001). Modal sosial dengan ciri-ciri diantara lain adalah norma, jaringan, kepercayaan dalam sebuah kordinasi dan kerjasama saling menguntungkan diataranya. Modal sosial juga memberikan eleman tambahan yang bersifat subjektif dan proses budaya diataranya seperti norma dalam hubungan timbal balik yang memberikan fasilitas atas serangkain aksi sosial dan kepercayaan. Perbedaan ini menggambarkan hubungan timbal bali diantara organisasi masyarakat modal sosial serta jaringan. Masyarkat

yang memiliki jaringan dan organisasi sosial telah menghasilkan sumber daya untuk memberikan dukungan kepada aksi. Modal sosial mampu memberikan sumber daya yang lebih lanjut, sehingga hal ini berkontribusi serta mendukung organisasi sisua serta sumber daya jaringan.

Modal sosial adalah proses diantara hubungan antara manusia yang telah mendapatkan dukungan dari sebuah norma, jaringan, serta kepercayaan sosial sehingga terjadi hubungan kordinasi yang efesien dan efektif serta kerjasam yang saling menguntungkan (Cox Eva, 1995).Modal sosial merupakan gambaran luas mengenai organisasi sosial seperti kepercayaan, norma, jaringan yang meningkatkan efesiensi masyarakat dengan memberikan dukungan fasilitas agar dapat berkordinasi dan bekerjasama untuk mendapatkan keuntungan bersama (Putnam, 1993). Penelitian yang dilakukan oleh Cope et. al (2007), menemukan pemilik usaha yang inovatif membangun modal sosial yang mereka miliki dengan menciptakan jarngan yang menghasilkan dukungan, keungan, sumber informasi dari eksternal dan para ahli yang dapat memberikan ruang untuk belajar bersama dan memberikan bantuan diatara mereka. Informasi yang baru untuk sebuah inovasi menjadi sangat penting khususnya untuk industri kecil karena pada dasarnya inovasi

adalah sebua fenomena berbasis ilmu pengetahuan.

Modal sosial timbul disebabkan oleh adanya interaksi diantara orangorang dalam suatu kelompok atau komunitas. Dimensi sosial capital terdiri atasbonding, bridging, dan modal sosial jaringan berpengaruh dalam memberdayakan masyarakat miskin (Babaei, et.al, 2012).Hasil penelitian Wu (2008),mengemukakan berbagi informasi berperan dalam memediasi diantara tiga dimensi modal sosialyakni daya saing perusahaan, jaringan, kepercataan, serta transaksi yang terjadi secara berkesinambungan atau terus menerus.

Hasil kajian Jolyne Myrell (2012) menemukan bahwa modal sosial dapat menghilangkan biaya transaksi. Terjadinya efisiensi biaya transaksi pada UKM karena UKM mengakses informasi dari pemerintah dan rekanan bisnis, saling berkoordinasi untuk menciptakan keteraturan sertamelakukan negosiasi untuk mendapatkan kesepakatan. Kajian yang dilakukan oleh Jajat Sudrajat (2014), menemukan bahwa modal sosial dapat memperkecil biaya transaksi.Wimba (2015) menjelaskan bahwa modal sosial berpengaruh signifikan terhadap biaya transaksi. Semakin kuat modal sosial dapat meningkatkan efisiensi biaya transaksi. Modal sosial dapat dikombinasikan dengan modal fisik, keuangan, dan manusia untuk

meningkatkanpartisipasi     masyarakat

meningkatkan kesejahteran. Masyarakat miskin yang memiliki modal sosialdan dikombinasi dengan modal keuangan, manusia, fisik dapat membantu masyrakat miskin berpartisipasi didalam pengambilan     keputusan     dalam

pengembangan yangakanmemberikanberdampak terhadap kesejahteraan masyarakat miskin (Majee, 2015).

Suatu kelembagaan yang efisien, apabila dapat menekan biaya transaksi serendah-rendahnya. North (1991) dan Mburu (2002) dalam Yustika (2008), mendefisikan biaya transaksi adalah biaya yang dikelurkan dalam melakukan negosiasi, mengukur, serta memaksakan pertukaran. Biaya transaksi adalah biaya yang terjadi seperti biaya pencarian informasi, keputusan kontrak, biaya negosiasi, biaya pengawasan, dan pelaksanaan. Ketidakefisienan industri/perusahaan yang diakibatkan oleh tingginya biaya transaksi dapat dilihat dari contoh penelitian yang dilakukan oleh Yustika (2005). Hasil penelitian     Yustika     menjelaskan

bahwabiaya transaksi pada petani tebu berkontribusi 42 persen dari biaya total dan biaya produksi berkontribusi pada biaya produksi sebesar 58 persen. Industri gula nasional yang mengalami kemunduran           disebabkanoleh

kelembagaan yang tidak efesien baik yang terjadi pada kebijakan dan kesepakatan kelembagaan.

Penelitian ini memiliki dua tujuan, tujuan pertama adalah menjelaskanpengaruh biaya transaksi sertamodal sosial terhadap eksistensiindustri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung. Tujuan kedua adalah menjelaskan pengaruh biaya transaksi yang dimoderasi oleh modal sosial terhadap eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan objek Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Klungkung,Kabupaten Klungkung,meliputi Desa Kamasan, Desa Gelgel, Desa Tojan, dan Desa Budaga.Terpilihnya industri kerajinan kuningan sebagai objek penelitian karena industri kerajinan kuningan merupakan industri kecil dan menengah telah menyerap realtif banyak tenaga kerja keluarga maupun luar keluarga. Terjadinya krisis ekonomi secara berkelanjutan,berdampak pada menurunnya produksi serta menurunnya pesanan yang mencerminkan lesunya pemasaran kerajinan kuningan tersebut. Akibat lesunya pemasaran ini, banyak pengerajin yang beralih profesi. Dengan semakin banyaknya para pengerajin yang beralih profesi dari sebagai pengerajin ke profesi lainnya, dapat diduga eksistensi para pengerajin kunngan menjadi menurun. Apabila kondisi seperti ini terus berlanjut dapat

menghambat keberlanjutan dari usaha kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini merupakan seluruhpengerajin kuningan yang ada di Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. Jumlah sampel yang dipilih untuk mewakili populasi ini menggunakan metode kuota Sampling.Jumlah sampel diambil secara sengaja berdasarkan pada kuota yang mewakili populasi sejumlah 75 pengerajin. Metode yang digunakan untuk menentukan unit sampel dari pengrajin yang diwawancarai adalah acidental sampling.

Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk megumpulkan data pada penelitian ini merupakanmetode observasi non perilaku untuk mengumpulkan data sekunder dari instansi terkait(Jogiyanto, 2004). Metode Wawancara dilakukan secara terstruktur untuk mengumpulkan data primer yang dilakukan melalui wawancara kepada responden pengerajin dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

Variabel Penelitian

Pada penelitian ini ada tiga jenis variabel yaitu: 1) Variabel eksogen, 2) Variabel moderasi, dan 3) variabel

endogen. Variabel eksogen adalah biaya transaksi (X1). Variabel moderasi adalah peranan modal sosial (X2), dan variable endogen adalah eksistensi industri kecil kerajinan kuningan(Y). Dalam penelitian ini variabel penelitian juga dibagi menjadi dua kelompok yaitu Variabel bentukan (Variabel Laten), variable laten adalah variabel yang dibentuk dari indikator–indikator yang diamati dalam dunia nyata. Variabel bentukan ini tidak diukur secara langsung tetapi dibentuk melalui beberapa dimensi yang diamati melalui analisis     faktor yang

dikemukakan oleh Agung (2005). Variabel bentukan dalam penelitian ini adalah     modal     sosial,     biaya

transaksi,daneksistensi industri kecil kerajinan kuningan. Variabel terukur adalah variabel yang datanya harus dicari melalui penelitian lapangan.

Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan statistik deskriptifdan analisisinferensial dengan analisis regresi moderasi. Model regresi linear berganda dengan modal sosial sebagai variable moderasi, ditunjukkan dalam persamaan Moderating Regresion Analisis (MRA) sebagai berikut.

Y = β0 + β1X1 + β2X2+ β3 X1X2 +

ε ……………………………………. (1)

Keterangan:

Y           = eksistensi industri kecil

kerajinan kuningan

X1           = biaya transaksi.

X2         = modal sosial

β0, β1, β2, β3= parameter

ε            = error

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis        .

Hasil analisis regresi moderasi seperti pada Tabel 2, menunjukkan bahwa biaya transaksi berpengaruh secara signifikan terhadap eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung, hal ini berdasarkan indikator dari nilai t-hitung dan nilai sigpada alpha lima persen. Nilai t hitung sebesar 3,901> 2,000 atau nilai sig =  0,000<  0,05,   sangat

signifikan. Ini berarti bahwa semakin efisien biaya transaksi maka semakin tinggi eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung. Semakin tinggi kemampuan pengerajin untuk menekan biaya transaksi maka industri kecil kerajinan kunngan semakin eksis.

Modal sosial sangat berpengaruh untuk meningkatkan eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung, hal ini berdasarkan indicator dari nilai t-hitung dan nilai sig pada alpha lima persen. Nilai t hitung yang diperoleh dari analisis yang dilakukan adalah t hitung = 2,279 > t tabel = 2,000, atau nilai sig = 0,026 < 0,05. Ini berarti bahwa semakin baik modal sosial

dari para pengerajin industri kecil kuningan ini maka semakin tinggi eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung.

Modal sosial memoderasi peran biaya transaksi terhadap eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung interaksi antara modal sosial dengan biaya transaksi lebih besar dari nilai t tabel dengan α = 5 persen. Nilai t hitung interaksi sebesar = 2,286 lebih besar dari nilai t tabel = 2,000, atau nilai sig = 0,024 < α = 0,05. Ini berarti bahwa modal sosial memoredasi peran biaya transaksi terhadap eksisitensi industri kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung. Semakin baik peran modal

sosial maka semakin baik pemahaman pengerajin untuk menekan biaya transaksi, maka industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung akan menjadi semakin eksis. Maka dari itu pengerajin harus meningkatkan pemahaman secara terus menerus bahwa perilaku yang jujur dapat meningkatkan kepercayaan orang yang diajak bertransaksi untuk meningkatkan usaha yang dilakukan. Membentuk jaringan baik antar para pengerajin maupun dengan pihak lain sangat penting dijalin, disamping norma yang mencerminkan perilaku yang positif dapat meningkatkan eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung. Hasil Analisis Statistik ditunjukkan seperti pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Moderasi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

(Constant)

1.014

.467

2.173

.033

X1

X2

.482

.124

.421

3.901

.000

.100

.044

.215

2.279

.026

X1*X2

.048

.021

.207

2.286

.024

a. Dependent Variable: Y


Pembahasan

Biaya transaksi sangat penting dipahami oleh para pengerajin oleh karena dapat meningkatkan efisiensi usaha kerajinan yang dilakukan. Apabila biaya transaksi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan tinggi maka tidak mencerminkan usaha yang efisien, namun apabila biaya transaksi dapat ditekan serendah-rendahnya maka kegiatan usaha dapat dikatakan telah berjalan dengan efisien. Biaya transaksi dalam penelitian ini berpengaruh sangat signifikan terhadap eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung. Ini berarti bahwa para pengerajin kuningan menyadari serta mengupayakan agar biaya transaksi yang dikeluarkan dapat ditekan serendah-rendahnya.

Biaya transaksi yang rendah yang dicerminkan dari biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan informasi baik untuk mengetahui perkembangan produk yang dihasilkan, mendapatkan bahan baku yang relative murah, maupunterkait dengan informasi mendapatkan pinjaman untuk meningkatkan modal usaha, diupayakan dengan beban biaya yang dapat ditekan serendah-rendahnya. Biaya transaksi terkait dengan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan informasi itu rendah, maka aktivitas usaha yang dilakukan cenderung efisien dengan demikian eksistensi industri kecil

kerajinan kuningan dapat dijaga dan berkelanjutan di masa yang akan datang. Sebagaimana yang dikemukan oleh Williamson (2000), bahwa keterbatasan yang dimiliki individu atau kelompok akan selalu berhadapan dengan informasi yang kurang lengkap atau menimbulkan adanya ketidakpastian informasi. Keterbatasan yang dimiliki oleh individu maupun kelompok mengakibatkan untuk mendapatkan informasi harus mengeluarkan biaya. Namun demkian biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan informasi tersebut harus dapat ditekan sehingga industri menjadi efisien.

Biaya transaksi untuk koordinasi yang dilakukan oleh para pengerajin kuningan, juga diupayakan serendah rendahnya. Ini berarti bahwa para pengerajin juga menginginkan agar biaya yang dikelurkan untuk negosiasi harusnya dapat diminimumkan. Semakin kecil biaya negosiasi maka akan memperkecil biaya transaksi, sehingga aktivitas usaha menjadi efisien, dengan demikian maka industri kecil kerajinan kuningan menjadi semakin eksis. Biaya negosiasi yang ditunjukkan oleh kegiatan yang menyangkut tawar menawar, baik untuk tawar menawar dari produk yang dijual, tawar menawar untuk mendapatkan bahan baku, maupun tawar menawar menyangkut lokasi yang digunakan untuk melakukan negosiasi tersebut sedapat mungkin dilakukan pada tempat yang nyaman dan

menyenangkan, yang diyakini dapat memperkecil biaya transaksi yang dikeluarkan. Maka dari itu upaya-upaya yang dilakukan menyangkut biaya transaksi terutama biaya negosiasi harus dilakukan sebaik mungkin sehingga biaya yang dikeluarkan untuk melakukan negosiasi dapat diminimumkan.

Biaya transaksi terkait dengan biaya koordinasi disetujui oleh responden juga harus dapat ditekan serendah-rendahnya. Ini mengindikasikan bahwa semakin kecil biaya koordinasi yang dikeluarkan maka kegiatan usaha semakin efisien sehingga pengerajin kuningan akan semakin eksis, dan sebaliknya apabila biaya koordinasi yang dikeluarkan semakin besar maka aktivitas usaha menjadi semakin tidak efisien, maka pengerajin kuningan menjadi semakin tidak eksis. Maka dari itu responden menyatatakan semakin setuju dengan pernyataan bahwa biaya koordinasi seharusnya dapat diminimalkan, dengan demikian aktivitas sebagai pengerajin akan menjadi semakin eksis.

Sebagian besar responden mempersepsikan biaya koordinasi yang dapat dicermati akan memperkecil biaya yang dikeluarkan, sehingga aktivitas semakin efisien, dengan demikian pengerajin menjadi semakin eksis. Diyakini bahwa biaya transaksi yang dicerminkan dari biaya koordinasi, apabila dapat diminimumkan maka kegiatan usaha menjadi semakin efisien.

Dengan demikian maka industri kecil kerajinan kuningan akan tetap eksis di masa yang akan datang.

Biaya transaksi yang dicerminkan oleh biaya pemaksaan petukaran juga diupayakan dapat ditekan serendah-rendahnya. Responden berkeyakinan bahwa, semakin kecil biaya pemaksaan pertukaran, akan mencerminkan biaya transaksi yang semakin kecil, dengan demikian maka industri kecil kerajinan kuningan akan menjadi semakin eksis. Demikian juga biaya yang dikeluarkan sebagai biaya transaksi terkait dengan biaya penegakan kesepakatan, disetujui oleh pengerajin kuningan diupayakan dapat ditekan serendah-rendahnya. Apabila biaya untuk penegakan kesepakatan ini rendah maka aktivitas usaha yang dilakukan sebagai pengerajin kuningan semakin efisien. Dengan demikian eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di masa yang akandatang juga akan semakin eksis, dengan demikian para pengerajin akan tetap bertahan menekuni pekerjaan sebagai pengerajin kuningan.

Hasil penelitian yang dilakukan mendukung teori serta penelitian sebelumnya. Biaya transaksi yang rendah dapat meningkatkan efisiensi usaha. Maka dari itu suatu kelembagaan yang efisien, apabila dapat menekan biaya transaksi serendah-rendahnya. Tingginya biaya transaksi menyebabkan industri menjadi tidak efisien (Yustika, 2008). Ketidakefisienan

industri/perusahaan yang diakibatkan oleh tingginya biaya transaksi dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Yustika (2005).

Modal sosial berpengaruh sangat signifikan terhadap eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung. Ini berarti bahwa semakin baik modal sosial pengerajin maka semakin eksis industri kecil kerajinan kuningan di masa yang akan datang.Modal sosial yang dicerminkan dari norma, kepercayaan, dan jaringan berpengaruh sangat signifikan terhadap eksistensi industri kecil kerajinan kuningan. Norma yang dicerminkan dari perilaku yang jujur akan menguatkan modal sosial. Para pengerajin meyakini bahwa usaha yang sungguh-sungguh (kerja keras) akan memperoleh hasil yang memuaskan. Semakin bersungguh-sungguh mereka bekerja maka hasilnya akan memuaskan, demikian juga diyakini oleh pengerajin, apabila aktivitas yang dilakukan dilandasi dengan kejujuran dalam berusaha maka kesuksesan akan didapatkan. Sebagai pengerajin, apabila dilandasi dengan perbuatan yang baik maka hasil yang baik juga akan didapatkan. Proses dalam bekerja dilandasi oleh suatu keyakinan bahwa, apabila dilakukan dengan rasa tulus iklas akan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan. Norma yang baik akan mencerminkan modal sosial yang baik.Sebagai seorang pengerajin kuningan selalu menjaga

kepercayaan yang diberikan oleh konsumen atas kualitas produk ang dihasilkan, selalu menepati janji janji dan kesepakatan yang telah dibuat dengan konsumen.

Membentuk jaringan selain dengan sesama pengerajin, menjalin hubungan dengan dengan konsumen, menjalin hubungan dengan pemasok bahan baku, menjalin hubungan dengan perusahaan pembiayaan seperti Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Bank, dan koperasi juga harus dijaga dengan baik. Demikian juga hubungan dengan pemerintah    untuk    mendapatkan

pelatihan, bantuan teknis sangat penting dilakukan. Semakin baik jaringan yang terbentuk maka modal sosial akan semakin baik. Semakin baik modal sosial maka industri kecil kerajinan kuningan juga semakin eksis.Hasil penelitian yang dilakukan mendukung teori maupun penelitian sebelumnya (Woolcock 1998, dalam Voydanoff 2001),Cox Eva (1995), Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Cope et. al (2007)mengenai pengusaha yang memiliki inovaasi, makamereka akan mengembangkan modal sosial yang mereka         miliki         dengan

mebentukdukungan serta keahlian yang memberikan kemungkinan untuk saling belajar satu sama lain, informasi eksternal, dan keuangan. Modal sosial dapat meningkatkan sikap sehingga kesejahteraan meningkat dan dapat juga

meningkatkan kebahagiaan(Dowling dan Fang, 2007), yang dikutip berdasarkan hasil analisaPutnam.

Sosial Capital juga memoderasi secara signifikan peran modal sosial terhadap eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung. Ini berarti bahwa semakin baik modal sosial maka peran biaya transaksi semakin signifikan mempengaruhi eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung. Semakin baik modal sosial akan dapat menekan biaya transaksi sehingga industri kecil kerajinan kuningan akan semakin eksis. Jika keberadaan industri kecil kuningan semakin eksis maka pengerajin akan semakin berdaya.

Modal sosial dapat meningkatkan keberdayaan dari pengerajin industri kecil kuningan. Hasil penelitian juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Babaei, et.al, (2012), yaitu modal sosial memiliki dimensi yang terdiri dari modal sosial jaringan, bridging, bonding yang memberikan pengaruh terhadap pemberdayaan miskin.

Penelitian ini mendukung hasil penelitian Wu (2008),yang menjelaskan bahwa saling berbagi informasi merupakan yang berperan untuk mediasi diantara 3 dimensi modal sosial yaitu transaksi yang secara terus menerus, kepercayaan, jaringan, serta meningkatkan daya saing dari perusahaan.Demikian juga penelitian ini

mendukung kajian yang dilakukan oleh Jolyne Myrell (2012), yang menemukan bahwa     modal     sosial     dapat

menghilangkan     biaya     transaksi

Terjadinya efisiensi biaya transaksi pada UKM yang diteliti, oleh karena UKM lebih realtif banyak memperoleh informasi dari teman bisnis dan pemerintah, serta berkomunikasi untuk berkoordinasi agar dapat bernegosiasi untuk menghasilkan kesepakatan dan keteraturan. Jajat Sudrajat (2014), menemukan bahwa modal sosial dapat memperkecil biaya transaksi. Sejalan dengan itu, Wimba (2015) menemukan bahwa modal sosial berpengaruh secara signifikan terhadap biaya transaksi. Semakin kuat modal sosial dapat meningkatkan efisiensi biaya transaksi.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan atas hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut.

  • 1)    Biaya transaksi berpengaruh sangat signifikan terhadap eksistensi industr kecil kerajinan kuningan     di     Kabupaten

Klungkung. Semakin rendah biaya transaksi maka industri kecil kerajnan kuningan akan semakin efisien sehingga industri kecil kerajinan kuningan akan menjadi semakin eksis.

  • 2)    Modal sosial berpengaruh sangat signifikan terhadap eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung.

  • 3)    Semakin baik persepsi pengerajin terhadap modal sosial yang terdiri dari norma, kepercayaan, dan jaringan maka keberadaan industri kecil kerajinan kuningan akan semakin eksis.

  • 4)    Modal sosial memoderasi secara signifikan pengaruh biaya transaksi terhadap eksistensi industri kecil kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung. Semakin kuat modal sosial dapat menekan biaya transaksi sehingga aktivitas usaha menjadi efisien, maka keberadaan industri kecil kerajinan kuningan akan semakin eksis.

Saran

  • 1)    Pengerajin kuningan hendaknya tetap berupaya untuk menekan biaya transaksi serendah-rendahnya sehingga keberadan industri kecik kerajinan kuningan di Kabupaten Klungkung tetap eksis dimasa yang akan datang.

  • 2)    Pengerajin kuningan hendaknya tetap mempertahankan serta meningkatkan peran modal sosial sehingga keberadaan industri kecil kuningan tetap eksis dimasa yang akan datang.

  • 3)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I. N. 2003. Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi:   Kiat-Kiat untuk

ersingkatwaktu      penulisan

Karya Ilmiah yang Bermutu. Jakarta:UI Press.

Babaei, H, Ahmad, N, Gill, SS. 2012. Bonding, Bridging, and Linking Social      Capital      and

Empowerment Among Squatter Settlements in Tehran, Iran. World Applied Sciences Journal. 17 (1): 119-126.

Blakely, Edward J and Bradshaw Ted K. 2002. Planning Local Economic Development, Theory and Practice. SAGE Publications.

Coleman, James S. 1988. Social Capital in the Creation of Human Capital. The American Journal of      Sociology,      Vol.94,

Supplement: Organizations and Institution:  Sociological and

Economic Approaches to the Analysis of Social Structure, pp. S95-S120.

Cox Eva.1995. A Truly Civil Society. Sydney:ABC Bokks.

Dowling, John Malcolm dan Fang Yap Chin.      2007.     Modern

Development in Behavioral Economics, Social Science Perspective on Choice and Decision Making. Singapore: World Scientific Publishing Co.Pte.Ltd.

Jogiyanto, H,M. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan Pengalaman-Pengalaman. BPFE Yogyakarta.

Kherallah, M. & Kristen, J. 2001.The New Institutional Economics: Applicatioan for Agricultural Policy Reseacrh in Developing Countries. MDSS Discusstion Paper No. 41.IFRI, Washington D.C, June 2001.

Khan, Nisar A and Saghir Ahmad Ansari. 2008. Application of New Institutional Economics to the Problems of Development: A Survey, AbstractsJournal of Social     and     Economic

Developmen 10 (1): 1-32.

Majee, Wilson. 2015. “Cooperative, The Brewing Post for Social Capotal An Exploration of Social Capital Creation in a Worker-Owned

HomecareCooperative”.

Diunduh tanggal 20 Nopember 2016.

Portes,Alejandro. 1998.Social Capital: Its Origins and Applications in Modern Sociology, Annu. Rev. Sociol.      1998.      24:1.24.

Department of   Sociology,

Princeton University, Princeton, New Jersey 08540.

Putnam R.D. 1993. “The Prosperous Community: Social Capital and Public Life, The American of Prospect, Vol 13, pp35-42.

Voydanoff,        Patricia.        2001.

Conceptualizing community in the context of work and family. Community, Work and Family 4 (2): 133-156.

Van Geenhuizen, M. & N. Indarti. 2005. “Knowledge As a Critical Resources in Inovation Among Small Furniture Companies in

Indonesia: an Exploration”, Gadjah Mada International Journal of Business 7 (3): 371390.

Williamson, Oliver, E.2000. “The New Institutional Economics; Taking Stock, Looking Ahead”, Journal of Economics Literature V. 38. No 3, p: 595-613.

Wimba, I Gusti Ayu. 2015. Pengaruh Modal    Sosial Terhadap

Orientasi Kewirausahaan dan Biaya         TransaksiUntuk

Meningkatkan Kinerja Usaha Pada UKM Kerajinan Kayu di Provnsi Bali. Disertasi. Tidak dipublikasikan, PSS Universitas Udayana.

Wu, Wei-ping. 2008. “Dimensions of Social Capital and Firm Competitiveness Improvement: The Mediating Role of Information Sharing”,Journal of Management  Studies,Vol  45

(1),pp: 122-146.

Woolcock, M.1998. Social Capital and Economic      Development:

Towards a Theoritical Synthesis and Policy Framework. Theory and Society, 27 92): 151-208.

Yustika, Ahmad Erani. 2008. Ekonomi Kelembagaan, Definisi, Teori dan Strategi. Banyumedia Publishing, Malang.

Yustika, Ahmad Erani. 2005. “ Problems of the Indonesia Sugar Industri: an Institutional Economics Perspective” jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol.20, No.4

330