ISSN : 2301-8968


Vol. 13 No.2, Agustus 2020

EKONOMI

KUANTITATIF

TERAPAN

Volume 13

Nomor 2

JEKT

Analisis Pengaruh Substitusi Tenaga Kerja Asing Terhadap Tenaga Kerja Domestik Pada Masa Sebelum dan Sesudah Kebijakan Bebas Visa Kunjungan Di Indonesia

Firda Zahrani Hidayat, Palupi Lindiasari Samputra, dan Heru Subiyantoro

ISSN 2301-8968

Halaman

211-356

Denpasar Agustus 2020

Eksistensi Industri Keci Kerajinan Kuningan di Kabupaten Klungkung Ni Nyoman Yuliarmi, Anak Agung Istri Ngurah Marheni

Volatilitas Kurs dan Saham Mengikuti Model EGARCH(1,1) Berdistribusi Versi Skew Normal dan Student-t

Anggita M. Kusumawati, Didit B. Nugroho, Leopoldus R. Sasongko

Profitability, Company Sizes, Numer of Audit Committee, and Size of KAP on Audit Delay Audina Ria Mawardani, David Adechandra Pesudo

Apakah Indeks Pembangunan Manusia dan Hotel Mempengaruhi Disparitas Pendapatan Muhammad Amrullah, Setyo Tri Wahyudi, Marlina Ekawaty

Pengeluaran Pemerintah Sektor Pertanian, Produksi dan Kemiskinan Pedesaan di Indonesia Bayu Kharisma, Adhitya Wardhana, Aldo Febrari Hutabara

Mother’s Status and The Prevalence of Smoking Habits Among Adolescent A Survey in Pontianak City, Indonesia

Restiatun Massardi

Benarkan Perempuan Bekerja dan Berpendidikan Mempengaruhi Tingkat Perceraian Kasus Jawa Barat Nenny Hendajany, Ae Suaesih

Analisis Pengeluaran Rumah Tangga Dalam Bidang Pendidikan, Kesehatan dan, Biaaya Adat di Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli

I Wayan Wenagama

Integrasi Perdagangan dan Keselarasan Siklus Bisnis di ASEAN

Aloysius Deno Hervino


EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN

VOLUME 13 NO.2 AGUSTUS 2020

SUSUNAN REDAKSI

EDITOR

I Made Endra Kartika Yudha Anak Agung Ketut Ayuningsasi Anak Agung Bagus Putu Widanta

DEWAN EDITOR

I Wayan Sukadana Ni Putu Wiwin Setyari I Komang Gde Bendesa Anak Agung Istri Ngurah Marhaeni Luh Gede Meydianawathi

Ni Made Tisnawati

MITRA BESTARI

Adrianus Amheka, Politeknik Negeri Kupang Made Antara, Universitas Udayana Mohammad Arsyad, Universitas Hasanudin Kadek Dian Sutrisna Artha, Universitas Indonesia

Djoni Hartono, Universitas Indonesia

Palupi Lindiasari, Universitas Indonesia Devanto Shasta Pratomo, Universitas Brawijaya Deniey Adi Purwanto, Institut Pertanian Bogor Ni Made Sukartini, Universitas Airlangga Setyo Tri Wahyudi, Universitas Brawijaya Muhammad Halley Yudhistira, Universitas Indonesia

ADMINISTRASI DAN DISTRIBUSI

I Ketut Suadnyana Ida Ayu Made Widnyani

Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan diterbitkan oleh Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dua kali dalam setahun bulan Februari Dan Agustus

ALAMAT

Ruang Jurnal, Gedung BJ lantai 3 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Jalan PB Sudirman Denpasar

Phone: +62-361-255511/ Fax: +62-361-223344

E-mail: jekt@unud.ac.id

http://ojs.unud.ac.id/index.php/jekt

ISSN : 2301-8968

Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan (JEKT) adalah jurnal yang menerapkan double blind review pada setiap artikel yang diterbitkan. JEKT diterbitkan oleh Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana dua kali dalam setahun yaitu bulan Februari dan Agustus. JEKT diterbitkan sebagai kelanjutan dari Jurnal Input, Jurnal Sosial dan Ekonomi. Input terbit berkala sebanyak dua kali dalam setahun, dengan Nomor ISSN 1978-7871, dan di tahun kelima, INPUT telah terbit sebanyak sembilan edisi, dengan terbitan terakhirnya adalah Volume V, Nomor 1 Februari 2012. Pembaharuan INPUT menjadi JEKT tercetus pada pertemuan antara tim redaksi jurnal jurusan bersama pimpinan kampus, awal Maret 2012. Setelah melakukan beberapa evaluasi dan dengan merujuk kepada Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional Republik Insonesia Nomor 49/dikti/kep/2011 tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah, maka terbitlah jurnal jurusan : Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan dimulai dari Volume V, Nomor 2 Agustus 2012.

Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan (JEKT) beralamat di Ruang Jurnal, Gedung Program Ekstensi Lantai 1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Jalan PB Sudirman Denpasar, Phone: +62-361-255511/Fax: +62-361-223344. Proses registrasi dan submit artikel dapat dilakukan melalui http://ojs. unud.ac.id/index.php/jekt. Untuk bantuan teknis, penulis dapat menghubungi, email: jekt@unud.ac.id, SMS dan WA : +6281338449077.

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 36a/E/KPT/2016 tanggal 23 Mei 2016, JEKT dinyatakan telah terakreditasi B oleh Dikti. Selain terakreditasi oleh Dikti, JEKT juga telah terindeks pada Google Scholar, IPI, dan DOAJ.

JURNAL

EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN

VOLUME 13 NO.2 AGUSTUS 2020

PENGANTAR REDAKSI

Pembaca yang terhormat,

Sampai dengan edisi ini terbit, jika pembaca menelusuri deretan jurnal-jurnal yang terdaftar di Sinta dengan kata kunci penelusuran “kuantitatif”, maka yang akan muncul adalah Jurnal Ekonomi Kuantitatif (JEKT). Dengan menjadi satu-satunya jurnal dengan fokus kuantitatif, maka JEKT dituntut untuk menampilkan terbitan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Kalangan peneliti ekonomi, pembangunan dan ilmu sosial lainnya di Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan penerapan metode kuantitatif dalam melakukan analisis, khususnya analisis empiris. Terlepas dari semua itu, diatas segala kemutakhiran metode kuantitatif yang digunakan, “ceritera” yang mampu menarik pembaca dan tentunya para pembuat kebijakan untuk berpastisipasi aktif dalam membaca dan menulis di JEKT adalah yang utama. Rangkaian “ceritera” yang baik dan metode kuantitatif yang sesuai tidak akan bermakna jika data yang digunakan tidak transparan dan tidak valid.

Slogan menarik mengenai data digunakan oleh BPS, “Data Mencerdaskan Bangsa”, JEKT berkomitmen untuk berperan aktif dalam mewujudkan slogan tersebut menjadi kenyataan. Meskipun tidak selalu data yang digunakan artikel yang dipublikasi oleh JEKT menggunakan data BPS sebagai “menu” utama dalam analisisnya, data BPS pasti hampir selelu menjadi rujukan dalam setipa artikel dalam terbitan JEKT. Pentingnya satu pemahaman dan satu sumber dalam data memegang peran penting dalam analisis dan diskusi yang akan melahirkan implikasi kebijakan yang lebih tepat sasaran. Dalam edisi kali ini, JEKT kembali menerbitkan 10 artikel dengan sumber dan jenis data serta metodologi yang beragam.

Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam edisi ini cukup bervariasi mulai sumber data sekunder sampai data primer. Artikel dengan sumber data sekunder sendiri juga memiliki variasi jenis data yang beragam mulai dari data mikro antara lain dari sumber BPS.

Akhir kata, redaksi menyimpulkan bahwa artikel-artikel yang diterbitkan oleh JEKT mulai mengalami pergeseran sejak kemunculannya pertama kali lebih dari 10 tahun silam, utamanya dari sisi data yang digunakan. Semakin banyak artikel-artikel yang menampilkan analisis dengan menggunakan data mikro baik dari sumber sekunder maupun primer. Meskipun demikian JEKT tetap membuka diri untuk artikel-artikel dengan penggunaan data agregate. Kembali ke Alenia pembuka di atas, yang terpenting bagi JEKT dalam terbitannya adalah “ceritera” yang menarik, metode kuantitatif yang sesuai dan data yang valid.

pISSN : 2301 – 8968

JEKT ♦ 13 [2] : 331-345


eISSN : 2303 – 0186

ANALISIS PENGELUARAN RUMAH TANGGA DALAM BIDANG PENDIDIKAN,KESEHATAN DAN,ADAT DI KECAMATAN TEMBUKU KABUPATEN BANGLI

I Wayan Wenagama Universitas Udayana

Abstrak

Jumlah pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, dan adat merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menjaga kebudayaan Bali. Kebudayaan merupakan faktor utama dalam mendukung pariwisata di Bali secara umum.Penelitian ini mencoba mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga di bidang pendidikan,kesehatan dan adat di Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengeluaran pendidikan, kesehatan, dan adat. Rata-rata pengeluaran konsumsi di bidang kesehatan dalam sebulan hanya mencapai Rp.65.920.-, rata-rata pengeluaran konsumsi di bidang pendidikan mencapai Rp,350.000.-., dan rata-rata pengeluaran konsumsi di bidangadat mencapai Rp.305.681 per bulan. Untuk setiap model pengeluaran, jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap pengeluaran rumah tangga pada bidang kesehatan, pendidikan, adat.

Keyword: Anggota Keluarga,Pendidikan, Kesehatan dan adat.

HOUSEHOLD EXPENDITURE ANALYSIS IN EDUCATION, HEALTH AND, TRADITION ACTIVITY IN TEMBUKU SUB-DISTRICT, BANGLI REGENCY

Abstract

The total expenditure on education, health, and tradition activity is very important in improving the quality of human resources and maintaining Balinese culture. Culture is a major factor in supporting tourism in Bali in general. This study measures what factors influence household consumption in the fields of education, health, and customs in Tembuku Sub-District, Bangli Regency. This study aims to view and analyze education, health, and customs. The average consumption in the health sector in a month is only Rp. 65,920.-, the average expenditure on education is Rp. 350,000, and the average expenditure in the tradition activityis Rp. 305,681 per month. Each expenditure model, the number of family members has an effect on household expenditure in the fields of health, education, and tradition activity.

Keyword: Family Members, Education, Health, Tradision Acitvity

PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli mengalami fluktuasi yang hampir mirip. Pada tahun 2012 merupakan pertumbuhan tertinggi yang terjadi diantara tahun 2011 dan tahun 2017 di Provinsi Bali adalah 6.96 persen dan di Kabupaten Bangli adalah 6.2 persen. Ini berarti kondisi perekonomian di Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli di tahun 2012 menggambarkan kondisi yang baik ditengah terjadinya perlambatan ekonomi global. Perekonomian secara global pada tahun 2012 mengalami perlambatan pertumbuhan yang lebih redanh yakni 3.2 persen dibandingkan dari tahun sebelumnya sebesar 3.9 persen, dimana permasalah negara-negara maju pada umumnya yaitu beban fiskal yang tinggi dan

pengangguran yang relatif tinggi serta kawasan eropa yang yang mengalami krisis utang pemerintah yang mengalani permasalahan pengangguran yang tinggi dan program penghematan pengeluarnafiskal(Bank Indonesia, 2013). Ini berarti perekonomian di Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli mengalami hal yang sebeliknya dibandingkan perekonomian global yang sedang mengalami kontraksi. Pada tahun-tahun berikutnya terjadi penurunan pertumbuhan dengan penurunan pertumbuhan terendah di tahun 2017 untuk rentang waktu tahun 2011 sampai 2017. Pertumbuhan ekonomi tahun 2017 di Provinsi Bali adalah 5.56 persen dan di Kabupaten Bangli adalah 5.31 persen

Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli Tahun 2010-2017 Atas Harga Konstan.

6.66


6.96


6.69


6.14            6.2            5.94


6.73

5.83


6..1063



2011        2012        2013        2014        2015        2016        2017

Bangli         Bali

Sumber: www.bali.bps.go.id. dan www.banglikab.bps.go.id (2018)

Presentase jumlah penduduk miskin di Provinsi Bali pada kurun waktu tahun 2010 sampai 2017 mengalami trend penurunan. Provinsi Bali mengalami penurunan persentase penduduk miskin pada tahun 2010 persentase penduduk miskin adalah 5.67 persen dan mengalami penurunan yang relatif rendah menjadi 3.95 persen pada tahun 2012, lalu kembali mengalami peningkatan dan tetap pada kisaran rata-rata 4 persen sampai tahun 2017.Pola yang sama juga dihadapi oleh Kabupaten Bangli , pada tahun 2010 presentase penduduk miskin di Kabupaten Bangli adalah 6.41 persen lalu mengalami penurunan menjadi 5.16 persen pada tahun 2011 dan kembali mengalami penurunan menjadi 4,5 persen pada tahun 2012. Persentase

kemiskinan di Kabupaten Bangli pada tahun 2012 merupakan presentase terendah selama kurun waktu 2010 sampai 2017. Penurunan presentase kemiskinan di Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli yang terjadi pada tahun 2012 didorong oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi yang terjadi di tahun 2012.

Setelah tahun 2012, persentase penduduk miskin kembali mengalami peningkatan dengan peningkatan yang relatif tinggi pada tahun 2014 menjadi 5.86 persen, lalu kembali mengalami penurunan menjadi 5.2 persen pada tahun 2017. Apabila dibandingkan maka diketahui bahwa jumlah presentase penduduk miskin di Provinsi Bali masi lebih rendah dibandingkan dengan Kabupatem Bangli.

Gambar 2. Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli Tahun 2010-2017.



2010       2011       2012       2013       2014       2015       2016       2017

Bangli         Bali

Sumber: www.bali.bps.go.id. dan www.banglikab.bps.go.id (2018)

Rata-rata konsumsi per kapita makanan dan non-makan per bulan di Provinsi Bali dan Kabupaten Bali kurun waktu 2010 sampai dengan 2017 mengalami

trend positif, kendatipun terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli pada tahun 2017. Rata-rata konsumsi per

kapita makanan dan non-makanan di Provinsi Bali tahun 2010 adalah Rp.601.222.- dan di Kabupaten Bangli adalah Rp.408.101.-. Rata-rata konsumsi per kapita makana dan non-makanan di Provinsi Bali dan Kabupaten mengalami peningkatan terus meneru sampai dengan tertinggi pada tahun 2017 dengan nilai rata-rata di Provinsi Bali adalah Rp.1.333.085.- dan di Kabupaten Bangli adalah Rp.1.003.295.-. Hal ini

sangat menarik, padahal pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 baik di Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli mengalami penurunan. Hal ini sangat menarik. Perkembangan rata-rata konsumsi ini antara Kabupaten Bangli dan Provinsi Bali cukup baik, ini menggambarkan kondisi konsumsi relatifcbaik walauapun terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli.

Gambar 3. Rata-Rata Konsumsi Per Kapita Makanan dan Non-Makanan Per bulan di Provinsi Bali dan Kabupaten Bangli Tahun 2010 – 2017.


2010       2011       2012       2013       2014       2015       2016       2017

Bangli         Bali

Sumber: www.bali.bps.go.id. dan www.banglikab.bps.go.id(2018)

Konsumsi per kapita makanan dan non-makan menjadi sangat penting khususnya seperti pendidikan, kesehatan, dan adat di Kabupaten Bangli. Hal ini karena konsumsi pada masing-masing bidang tersebut akan berdampak kepada kualitas manusia di Kabupaten Bangli. Pendidikan dan kesehatan saling berhubungan kuat, dimana modal kesehatan yang cukup besar akan membantu mendorong peningkatan pengembalian dari investasi pada pendidikan, hal ini karena kesehatan merupakanpendorong utama dalam meningkatkan kehadiran siswa di

sekolah, pada sisi yang lain, sebuahusia yang panjang akan meningkatkan upaya pengembalian atas investasi pada bidang pendidikan karena dengan tingkat kesehatan yang baik dalam masa kerja seseorang dapat mencegah penurunan tingkat penyusunan modal pendidikan (Todaro & Smith, 2009). Duflo (2001) menemukan bahwa peningkatan program pendidikan dalam rangka pembangunan sekolah akan menyelesaian pendidikan dan ini meningkatkan upah antar 1.5 persen sampai 2.7 persen setiap pembangunan sekolah untuk setiap 1000 anak sekolah.

Ini tentu akan lebih bedampak jika pendidikan juga didukung oleh pengeluaran di bidang pendidikan yang dilakukan oleh masyarakat secara mandiri misalnya seperti mengikuti les atau bimbingan belajar bahkan berkaitan untuk meningkatkan kemampuan atau skill yang tidak diajarkan didalam kelas, serta pengeluaran untuk sumber pengetahuan seperti buku atau sumber lain. Pengeluaran untuk makanan dan non-makanan dipengaruhi berbagai jenis variabel. Wuryandari (2015) melakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi pengeluaran makanan, pendidikan, dan kesehatan rumah tangga Indonesia dengan menggunakan data susenas 2011, pada penelitian ini ditemukan bahwa pada tahapan siklus hidup rumah tangga, jumlah anggota keluarga serta daerah tempat tinggal memberikan pengaruh secara konsisten kepada pengeluaran makanan, pengeluaran pendidikan, serta pengeluaran kesehatan. lebih lanjut ditemukan rumah tangga pada daerah perkotaan meberikan pengaruh terbesar kepada pengeluaran makanan, pendidikan, dan kesehatan. Ditemukan juga rumah tangga dengan kepala rumah tangga yangberpendidikan tinggi cenderung lebih sejahteradan apabila dibandingkan yang kepala rumah tangga yang berpendidikan rendah. Agustin (2012) menemukan bahwa konsumsi rumah tangga petani padi serta palawija di delapan kecamatan di Kabupaten Demak cenderung lebih banyak pada konsumsi makanan dengan rata-rata pengeluaran makan sebesar sembilan juta enam ratus dua puluh satu ribu per tahun, dan pendapatan, jumlah tanggungan petani, penggunaan kredit berpengaruh terhadap konsumsi makanan petani, dan yang tidak berpengaruh yaitu pendidikan. Hal yang

berbeda ditemukan oleh Rosidi dan Sulistyowati (2012), menjelaskan peran pendidikan dan pekerjaan dalam konsumsi sayur anak prasekolah, ditemukan bahwa pendidikan dan jenis pekerjaan tidak berpengaruh terhadap tingkat konsumsi sayur anak prasekolah. Prasetyoningrum et al (2016) melakukan penelitian mengenai konsumsi rumah tangga petani di Kabupaten Grobogan dan pada penelitian tersebut dijielaskan bahwa konsumsi petani jagung di Kabupaten Gerobogan bersumber dari pendapatan yang dihasilkan baik dari makanandan nonmakanan sesuai dengan kebutuhan rumah tangga untuk memenuhi seluruh anggota keluarga. Selain itu diketahui bahwa pengaruh tingkat pendidikan suami pada tingkat kesehjateraan rumah tangga memiliki pengaruh negatif dan tidak siginifikan terhadap konsumsi dan terdapat satu variabel yang tidak berpengaruh terjadap kesehjateraan rumah tangga adalah jumlah anggota keluarga.

Amir (2016) melakukan penelitian pola dan perilaku konsumsi masyrakat muslim di Provinsi Jambi, pada penelitian ini ditemukan bahwa rata-rata pengeluaran di Provinsi Jambi untuk makanan per bulan adalah satu juta enam ratus ribu tujuh puluh tujuh rupiah dan pengeluaran non-makanan rata-rata mencapai dua juta seratus delapan puluh ribu rupiah, selain itu tingkat pendidikan, pendapatan, tingkat keimanan di jambi berkorelasi dengan pengeluaran untuk pangan kuatdan semakin tinggi pendidikan, pendapatan, dan tingkat keimanan maka hal ini akan menyebabkan penurunan pengeluaran pangan dan diketahui juga bawa semakin tinggi pendidikan, pendapatan dan tingkat keimanan maka akan meningkat tinggi. Adiana & Karmini (2012) menjelaskan yakni pendapatan,

jumlah anggota keluarga, dan pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap konsumsi makanan dan non-makanan rumah tangga miskin di Kecamatan Gianyar. Lestari (2016) melakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga pegawai negersi sipilyang bekerja sebagai tenaga pengajar di Sekolah Dasar di Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo, pada penelitian ini ditemukanmengenai pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, dan pendapatan suami atau istri berpengaruh positif dan siginifikan terhadap konsumsi rumah tangga.

Pendidikan dan kesehatan merupakan hal sangat penting, namun diluar itu semua terdapat juga pengeluaran yang tidak kalah penting yakni pengeluaran di bidang adat. Pengeluaran di bidang adat ini berkaitan dengan kegiatan sosial kemasyarakatan di Provinsi Bali pada umumnya dan Kabupaten Bangli pada khususnya. Adat atau sistem kelembagaan merupakaan salah satu dari lima yang merupakan bagian penting dari kebudayaan Bali dan Agama Hindu (Subawa, 2018). Dalam kegiatan adat terdapa berbagai jenis kegiatan, yang membutuhkan peran masyarakat. Salah satu kegiatan adat, seperti kegiatan ritual. Upacara merupakan bentuk dan proses kegiatan yang dilaksanakan untuk berkomunikasi dengan leluhur serta dengan Tuhan dan kegiatan ini juga merupakan kegiatan untuk bersyukur kepada terhadap segala hasil panen yang telah didapatkan oleh masyarakat (Metasari, 2013). Seluruh kegiatan tersebut, pasti tenti membutuhkan sumber pendapatan agar masyrakat dapat berpartisipasi. Masih belum banyak penelitian mengenai pengeluaran di bidang pendidikan,

kesehatan, dan adat. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk menjelaskan apa saja yang berpengaruh terhadap pendidikan, kesehatan, dan adat di Kabupaten Bangli. Selain itu perlu diketahui rata-rata pengeluaran di bidang pendidikan, kesehatan, dan adat di Kabupaten Bangli. Hal ini penting dilakukan untuk memberikan penjelasan awal mengenai khususnya mengenai pola pengeluaran dibidang adat, mengingat adat merupakan bagian dari budaya yang mendukung pariwisata di Bali.

METODE PENELITIA

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli pada tahun 2018. Pada penelitian ini menggunakan data primer, data tersebut dikumpulkan dengan metode wawacara dan dokumentasi. Proses wawancara menggunakan kusioner yang akan akan bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai jumlah pengeluaran di bidang kesehatan, pengeluaran di bidang pendidikan, pengeluaran di bidang adat, pendapatan responden, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, jenis kelamin responden, total pengeluaran rumah tangga. Jumlah populasi rumah tangga di Kecamatan Tembuku adalah 8911. Penentuan sampel menggunakan rumus Slovin dengan nilai tolerasi sebesar 10 persen. Jumlah sampel yang akan dipergunakan adalah n = 8911/1 + 8911 (10%)2 = 98. Jumlah sampel pada penelitian ini berdasarkan penentuan awal adalah 98 responden, namun setelah data dikumpulkan terjadi proses eliminasi data, karena beberapa data bersifat outlayer, sehingga hanya 88 data responden yang dapat

dipergunakan. Responden yang menjadi fokus dalam penelitian ini merupakan seluruh responden yang ditemui dan d. tinggal di Kecamatan Tembuku selama enam bulan terakhir dan telah memiliki keluarga atau sudah menikah.

Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linear berganda .Pada penelitian ini menggunakan tiga model regresi dengan tiga jenis variabel terikatyang berbeda yaitu variabel pengeluaran kesehatan, pengeluaran e.

diukur dengan menggunakan satuan rupiah.

Pendapatan Responden

Pendapatan responden merupakan pendapatan rumah tangga yang dihasilkan oleh rumah tangga dari hasil bekerja dan lainnya.Pendapatan responden meliputi gaji, upah dan lainnya.Pendapatan responden rumah tangga diukur menggunakan satuan rupiah.

Jumlah Anggota Keluarga


Jumlah anggota keluarga merupakan jumlah anggota keluarga responden dalam satu keluarga yang tercatat secara sah. Jumlah anggota keluarga diukur menggunakan satuan orang Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan lama sekolah yang berhasil dicapai oleh responden. Satuan ukurnya adalah tahun sukses sekolah..

Total Pengeluaran Rumah Tangga

Total pengeluaran rumah tangga konsumen merupakan seluruh pengeluaran rumah tangga responden dalams satu bulan. Diukur menggunakan satuan rupiah h. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan jenis gender dari responden. Apabila reponden berkelamin lelaki maka akan diberikan kode 1 dan apabila responden berjenis kelamin wanita akan diberikan kode 0.

i. Umur

Umur adalah panjang usia responden diukur dengan satuan tahun.

Tiga model ini akan menjelaskan bagaimana pengaruh variabel bebas yang sama dengan tiga jenis variabel terikat yang berbeda. Dari model ini akan diketahui nilai elastisitas dari masing-masing model. Model regresi tersebut adalah sebagai berikut.


pendidikan, pengeluaran adat, namun menggunakan variabel bebas yang sama yakni variabel pendapatan responden, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, total pengeluaran ruma tangga, dan jenis kelamin.Definisi f. variabel penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

  • a.    Pengeluaran Kesehatan

Pengeluran kesehatan merupakan pengeluaran rumah tangga dalam g. bidang kesehatan selama rata-rata satu bulan yang diukur dengan satuan rupiah.Pengeluaran ini meliputi pengeluaran untuk berobat ataupun menjaga kesehatan.

  • b.    Pengeluaran Pendidikan

Pengeluaran pendidikan merupakan pengeluaran rumah tangga dalam

bidang pendidikan  rata-rata satu

bulan yang diukur dengan satuan rupiah.Pengeluaran  ini berkaitan

dengan pendidikan dan pelatihan

rumah tangga dalam sebulan.

  • c.    Pengeluaran Adat

Pengeluaran adat merupakan pengeluaran pada adat yang berkaitan dengan biaya sosial yang wajib dikeluarkan seperti biaya pembangunan balai banjar, pura, atau peturunan di masing-masing tingkatan struktur adat baik desa maupun banjar. Pengeluaran ini

Model 1:Y1= α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ Y3

β4X4 + β4X5 +β4X6 +ei .......(2) X1

Model 2:X2= α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ X2

β4X4 + β4X5 +β4X6 +ei .......(3) X3

Model 3:Z3= α + β1X1+ β2X2+ β3X3+ X4

β4X4 + β4X5 +β4X6 +ei .......(4) X5

Dimana:                             β

  • Y1    : Pengeluaran Kesehatan          e

  • Y2   : Pengeluaran Pendidikan

    : Pengeluaran Adat

    : Pendapatan Responden

    : Jumlah Anggota Keluarga

    : Tingkat Pendidikan

    : Total Pengeluaran Rumah Tangga

    : Jenis Kelamin

    : Koefesien Beta

    : error term / Variabel pengganggu


HASIL DAN PEMBAHASAN

RATA-RATA PENGELUARAN DI KECAMATAN TEMBUKU KABUPATEN BANGLI

Pada bagian ini akan menjelaskan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada bidang kesehatan, pendidikan, dan adat di Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli pada tahun 2018. Pada penelitian ini diketahui bahwa konsumsi rumah tangga di bidang kesehatan paling minimum adalah Rp.20.000.- dan nilai maksimum adalah Rp.150.000.- per bulan. Pengeluaran konsumsi rumah tangga di bidang kesehatan per bulan rata-rata Rp.65.920.-.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga per bulan pada bidang pendidikan di Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli memiliki nilai minimal adalah Rp.100.000.- dan nilai

maksimal mencapai Rp.1.000.000.- per bulan. Rata-rata pengeluaran rumah tangga dalam bidang pendidikan mencapai Rp,350.000.-. Untuk pengeluaran di adat yang terkait peturunan, sumbangan, dan lain sebagainya memiliki nilai terendah sebesar Rp.150.000.- dan maksimum Rp.500.000.- dan rata-rata pengeluaran mencapai Rp.305.681 per bulan. Apabila dibandingkan, rata-rata pengeluaran terendah ada pada bidang kesehatan, dan tertinggi ada pada bidang pendidikan. Ini berarti konsentrasi pengeluaran konsumsi pada Kecamatan tembuku masih terkonsentrasi pada bidang pendidikan dan adat dibandingkan kesehatan. Data tersebut diatas disajikan pada tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1Gambaran Umum Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per-Bulan pada Bidang Kesehatan, Pendidikan, dan Adat di Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli


No

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per-Bulan

Jenis

N

Minimum

Maksimum

Rata-rata

1

Kesehatan

88

20,000.00

150,000.00

65,920.45

2

Pendidikan

88

100,000.00

1,000,000.00

350,454.55

3

Adat

88

150,000.00

500,000.00

305,681.82

Sumber: Data diolah (2018)


Berdasarkan data diatas diketahui bahwa pengeluaran pendidikan dan adat masih menjadi prioritas pengeluaran dibandingkan pengeluaran dibidang kesehatan. Hal ini juga bisa disebabkan karena kesehatan masih di subsidi oleh pemerintah, sehingga menyebabkan biaya kesehatan di Indonesia khususnya di Kabupaten Bangli relatif kecil. Selain itu pengeluaran di bidang adat dan pendidikan masih relative besar, ini terkait dengan konsentrasi penduduk yang ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup. Mengingat apabila kualitas pendidikannya rendah maka akan menyebabkan seseorang akan rawan terhadap kemiskinan. Pengeluaran di bidang adat relative masih besar, lebih besar dari pengeluaran di bidang kesehatan karena masyarakat pedesaaan khususnya di Kecamatan Tembuku masih menjalankan adat-istiadat dengan sangat baik. Serta masyarakat masih terikat dengan kegiatan gotong royong dalam menyelesaikan kegiatan upacara dan lainya serta memegang penuh aturan adat yang ada. Hal ini dilakukan

untuk melindungi budaya dan kebiasaan      setempat.Selain      itu

pengeluaran di bidang adat masih relative besar karena pemerintah tidak melakukan subsidi pada bidang ini.

ANALISIS PENGELUARAN KONSUMSI PADA BIDANG KESEHATAN

Untuk menjelasakn faktor yang mempegaruhi pengeluaran konsumsi untukkesehatan di Kecamatan Tembuku menggunkan model regresi linear berganda menggunakan 88 sampel responden. Pada model ini digunakan 5 variabel bebas untuk menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi rumah tangga pada bidang kesehatan di Kecamatan Tembuku,     Kabupaten     Bangli.

Berdasarkan model regresi yang disajikan pada tabel 1.2 diketahui terdapat satu variabel bebas yang berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga pada bidang kesehatan. Faktor tersebut adalah jumlah anggota keluarga ini ditunjukkan dengan nilai (sig) t-nya adalah 0.032 lebih kecil dari alpha 5 persen. Ini artinya jumlah anggota keluarga merupakan yang berpengaruh terhadap

pengeluaran konsumsi rumah tangga di bidang kesehatan. Diketahui juga jumlah anggota keluarga memiliki nilai koefesien yang positif, ini berarti jumlah anggota keluarga berpengaruh positif terhadap konsumsi rumah tangga yaitu apabila terjadi penambahan jumlah anggota keluarga, maka menyebabkan

pengeluaran konsumsi di bidang kesehatan akan meningkat juga. Faktor lain seperti pendapatan, total pengeluaran, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi karena nilai (sig) t-nya diatas alpha 5 persen.

Tabel 1,2Model Regresi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pada Bidang Kesehatan di Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli

Variabel

C

X1

x2

x3

x4

x5

Koefesien

21882.4

0.001

5753.6

3228.2

0.002

123.7

t -Statistic

1.500

0.758

2.178

1.824

0.512

0.017

(Sig)

0.138

0.758

0.032

0.072

0.610

0.986

F       3.107

(Sig)

R2

(Adj-R2)

Sumber: Data Diolah (2018)

Pada model pengeluaran konsumsi rumah tangga di bidang kesehatan diketahui bahwa nilai (sig) f-nya adalah 0.013. Ini berarti secara serempak seluruh faktor memberikan pengaruh terhadap pengeluaran konsumsi di bidang kesehatan. Selain itu, diketahui bahwa nilai r2 adalah 0.159 atau sekitar 15.9 persen model ini mampu menjelaskan pengeluaran konsumsi rumah tangga di bidang kesehatan,

sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

ANALISIS PENGELUARAN KONSUMSI DI BIDANG PENDIDIKAN

Untuk menjelaskan pengeluaran konsumsi rumah tangga padabidangpe digunakan lima variabel bebas yaitu pendapatan (X1), jumlah anggota keluarga (X2), tingkat pendidikan (x3), total pengeluaran (X4), dan jenis kelamin (X5). Pada model ini diketahui bahwa yang berpengaruh secara signifikan dan

positif adalah jumlah anggota keluarga (X2) dimana nilai (sig) t-nya bernilai 0.000 lebih kecil dari alpha 5 persen. Hanya jumlah anggota keluarga memiliki pengaruh positif terhadap

pengeluaran konsumsi di bidang pendidikan, ini berarti apabila terjadi penambahan jumlah anggota keluarga akan meningkatkan pengeluaran konsumsi di bidang pendidikan.

Tabel 1.3Model Regresi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pada Bidang Pendidikan di Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli

Variabel

C

X1

x2

x3

x4

x5

Koefesien

153056.2

(0.002)

55677.3

(7443.4)

(0.013)

4565.1

t -Statistic

1.849

(0.218)

3.714

(0.741)

(0.514)

0.133

(Sig)

0.068

0.828

0.000

0.461

0.608

0.911

F        3.668

(Sig)

R2

(Adj-R2)

Sumber: Data Diolah (2018)

Pada    model    pengeluaran

konsumsi rumah tangga di bidang pendidikan diketahui bahwa nilai (sig) f-nya adalah 0.005. Ini berarti secara serempak seluruh faktor memberikan pengaruh     terhadap     terhadap

pengeluaran konsumsi rumah tangga di bidang pendidikan. Selain itu, diketahui bahwa nilai r2 adalah 0.183 atau sekitar 18.3 persen model ini mampu menjelaskan pengeluaran konsumsi rumah tangga di bidang pendidikan, sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

ANALISIS PENGELUARAN DI BIDANG ADAT

Pada model pengeluaran konsumsi rumah tangga pada adat dijelaskan dengan menggunakan lima variabel bebas yaitu pendapatan (X1), jumlah anggota keluarga (X2), tingkat pendidikan (x3), total pengeluaran (X4), dan jenis kelamin (X5). Pada model ini diketahui bahwa terdapat 2 variabel yang memiliki pengaruh terhadap pengeluaran konsumsi rumah tangga di bidang adat yaitu pendapatan dan jumlaanggota keluarga yang memiliki nilai sig t masing-masing 0.025 dan 0.049 lebih kecil dari alpha 5 persen. Pendapatan dan jumlah anggota keluarga memiliki pengaruh yang positif

terhadap pengeluaran konsumsi pada jumlah keluarga akan menyebabkan adat. Ini berarti apabila terjadi adat akan menjadi meningkat peningkatan pada pendapatan dan

Tabel 1.4Model Regresi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pada Adat di Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli

Variabel

C

X1

x2

x3

x4

x5

Koefesien

262636.2

0.013

14903.2

(7676.1)

(0.008)

(35313.4)

t -Statistic

6.3361

2.277

1.994

(1.533)

(0.601)

(0.182)

(Sig)

0.000

0.025

0.049

0.129

0.550

0.084

F

3.922

(Sig)

0.003

R2

0.193

(Adj-R2)

0.144

Sumber: Data Diolah (2018)

Pada model pengeluaran konsumsi rumah tangga di bidang biya adat diketahui bahwa nilai (sig) f-nya adalah 0.003. Ini berarti secara serempak seluruh faktor memberikan pengaruhkepada pengeluaran konsumsi rumah tangga di bidang adat. Selain itu, KESIMPULAN

Pertama, pengeluaran konsumsi rumah tangga di bidang kesehatan per bulan rata-rata Rp.65.920. Rata-rata pengeluaran rumah tangga dalam bidang pendidikan mencapai Rp,350.000.-. Untuk pengeluaran di Adat yang terkait peturunan, sumbangan, dan lain sebagainya memiliki nilai terendah sebesar Rp.150.000.- dan maksimum Rp.500.000.- dan rata-rata pengeluaran mencapai Rp.305.681 per bulan. Apabila

diketahui bahwa nilai r2 adalah 0.193 atau sekitar 19.3 persen model ini mampu menjelaskan pengeluaran konsumsi rumah tangga di bidang adat sisanya dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

dibandingkan, rata-rata pengeluaran terendah ada pada bidang kesehatan, dan tertinggi ada pada bidang pendidikan. Ini berarti konsentrasi pada konsumsi rumah tangga masih terkonsentrasi pada bidang pendidikan dam adat dibandingkan kesehatan. Pengeluaran di bidang kesehatan masih relative rendah karena bidang kesehatan masih di subsidi oleh pemerintah.

Kedua, pada penelitian ini diketahui yaitu jumlah anggota keluarga memberikan pengaruh positif terhadap pengeluaran konsumsi di bidang kesehatan, pendidikan, serta adat. Jumlah anggota keluarga memberikan pengaruh positif kepada pengeluaran konsumsi rumah tangga. Sisanya hanya pendapatan yang memiliki pengaruh positif terhadap pengeluaran konsumsi Daftar Pustaka

Adiana, P. P. E., & Karmini, N. L. 2012.

Pengaruh Jumlah Anggota

Keluarga    dan    Pendidikan

Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Gianyar.    Jurnal    Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. 39-48.

Agustin, N. 2012. Analisis Konsumsi Rumah Tangga Petani Padi dan Palawija di Kabupaten Demak. Skripsi. Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP. Semarang.

Amir, A. 2016. Pola dan Perilaku Konsumsi Masyrakat Muslim di Provinsi     Jambi      (Telaah

Berdasarkan Tingkat Pendapatan dan Keimanan). Jurnal Persepktif Pembiyaan dan Pembangunan Daerah. 4 (2), 73 – 88.

Bank Indonesia. 2013. Menjaga Kesimbangan,         Mendukung

Pembangunan           Ekonomi

Berkelanjutan. BI. Jakarta.

Duflo, E. (2001). Schooling and labor market consequences of school construction    in    Indonesia:

dibidang adat. Penelitian ini masih memiliki kelemahan yakni belum mampu  menggunakan lebih banyak

data, karena data yang digunakan hanya pada tingkat kecamatan. Untuk itu perlu dilakukan pengujian model regresi dengan data yang lebih besar, agar dapat menjelaskan dengan lebih baik lagi

Evidence from an unusual policy experiment. American economic review, 91(4), 795-813.

Lestari, W. P. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga PNS GURU SD di Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. 4(2), 1-11.

Metasari, N. L. P. 2013. Perubahan dan Kontinyuitas Tradisi Budaya Bali Oleh Komunitas Orang- Orang Bali Yang tinggal di Surakarta. Journal Of Rural and Development. 4 (1), 83-97.

Prasetyoningrum, F., Rahayu, E.S. &. Marwanti, S. 2016. Analisis Pola Konsumsi Rumah Tangga Petani Jagung di Kabupaten Grobogan. AGRIC. 28 (1), 41-54.

Rosidi, A., & Sulisytowati, E. 2012.

Peran Pendidikan dan Pekerjaan Ibu Dalam Konsumsi Sayur Anak Prasekolah. Jurnal Gizi Universitas Muhamadiyah Semarang. 1(1), 1-8.

Subawa, I. M. P. 2018. Bali dalam Dinamika    Masyrakat    dan

Kebudayaan     di     Tengah

Perkembangan       Pariwisata.

Pariwisata Budaya. 3(1), 95-109.

Todaro, M. P., & Smith, S. C. 2009. Pembangunan   Ekonomi:   Edisi

Kesebelas. Erlangga. Jakarta

Wuryandari, R. D. 2015. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Makanan,   Pendidikan,   dan

Kesehatan   Rumah   Tangga

Indonesia. Jurnal Kependudukan Indonesia. 10 (1), 27-42.

www.bali.bps.go.id: Diakses pada tanggal 12 Februari tahun 2018.

www.banglikab.bps.go.id: Diakses pada tanggal 12 Februari tahun 2018.

345