Analisis Perbandingan Pendapatan Usahaternak Ayam Pedaging (Broiler) antara Peternak yang Bermitra dengan PT MSJ dan PT PKP
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 11, No. 2, Desember 2022
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i02.p37
Analisis Perbandingan Pendapatan Usahaternak Ayam Pedaging (Broiler) antara Peternak yang Bermitra dengan PT MSJ dan PT PKP
NI LUH TRISNA DIPA WAHYUNINGSIH, KETUT BUDI SUSRUSA*, IDA AYU LISTIA DEWI
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232
Email: [email protected] *[email protected]
Abstract
The Comparative Analysis of Broiler Farmer Income between Breeders Parthership with PT MSJ and PT PKP
Poultry is one of the most livestock business which most of efficiently developed to support the community's economy. However, a lot of risks encountered in poultry. In reducing the risks of loss and to stabilizing income through a partnership between breeder and partner companies likes PT Mitra Sinar Jaya and PT Primatama Karya Persada. This research refers to breeder who partnership with PT Mitra Sinar Jaya and PT Primatama Karya Persada which aims to analyze the comparative of poultry’s income through grouping broilers population based on business scale. Population which grouped into a business scale are 2.000 – 5.000 chickens, 6.000 – 9.000 chickens and 10.000 – 13.000 chickens. For location determination was carried out using the census method on four breeders who partnership with PT Mitra Sinar Jaya and using the accidental sampling method on six breeders who partnership with PT Primatama Karya Persada. The result of this research indicate that income of business scale from 2.000 – 5.000 chickens in PT MSJ were Rp22.292.388/period and breeder from PT PKP were Rp20.885.480/period. On a bussines scale from 6.000 – 9.000 chickens income earned by breeder form PT MSJ were
Rp38.232.413/period and breeder from PT PKP were Rp25.887.416/period. And then, income of business scale from 10.000 – 13.000 chicken from PT MSJ were Rp51.014.233/period and breeder from PT PKP were Rp71.309.400/period. The result of the Mann-Whitney statistically is insignificant.
Keywords: poultry, income, partnership, business scale
Peternakan di dalam Agribisnis dipandang sebagai aktivitas yang berkecimpung di dunia ternak, dari hulu ke hilir, beserta lembaga-lembaga yang ikut
mendukung dalam kegiatan tersebut. Pengembangan industri ternak akhir ini mengalami banyak permasalahan, sehingga industri peternakan menjadi tersendat dan kurangnya penopang dalam menunjukkan kuatnya subsistem dalam peternakan. Banyak risiko yang dihadapi, contohnya usaha ternak ayam pedaging. Hampir tiap tahun penetapan harga ayam pedaging mengalami fluktuasi yang menyebabkan posisi ternak kurang aman (Subkhie, et al 2012).
Menurut Cepriadi (2010), sektor peternakan besar memiliki peranan dalam menunjang perekonomian nasional dan mensejahterakan masyarakat. Hasil dari sektor peternakan ini dapat dinikmati untuk masyarakat kecil contohnya sebagai lapangan kerja peternak kecil untuk menambah pendapatan. Usaha ternak ayam pedaging berpotensi memberikan konsumsi protein kepada masyarakat karena dalam proses tumbuhnya singkat dan hasil panennya pun cepat. Faktor pendorong peternak ikut pola kemitraan adalah: 1). Tersedianya sarana produksi peternakan; 2). Tersedia tenaga ahli; 3). Modal kerja dari inti; 4). Pemasaran terjamin. Bantuan ini yang sebagian besar diupayakan pihak perusahaan agar pelaksanaan usaha tersebut dapat berjalan dengan baik serta tercapainya tujuan yangmemuaskan dari kedua belah pihak.
Saat ini peternakan ayam merupakan sektor yang paling efisien dan paling cepat dalam menyediakan zat-zat makanan bergizi tinggi dari sumber hewani. Ayam broiler merupakan penyumbang daging terbesar dari kelompok unggas terhadap produksi daging nasional, sehingga usahaternak ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai usaha yang menguntungkan. Produksi daging meskipun menduduki ranking pertama mengalahkan produksi daging sapi, tetapi sampai saat ini masih belum mampu memenuhi tuntutan kebutuhan daging secara keseluruhan (Saputri, 2016).
Peranan pelaku usaha dalam ternak ayam pedaging sebagian akan bekerjasama dengan perusahaan ternak besar melalui kemitraan. Kemitraan merupakan sistem terjalinnya hubungan usaha antara perusahaan peternakan dengan peternak rakyat. Hal ini bertujuan untuk melakukan kerjasama dan memperkecil resiko usaha peternak rakyat dimana perusahaan sebagai inti dan usaha kecil peternak rakyat sebagai plasmanya. Kemitraan broiler dipilih karena dapat mengatasi berbagai macam kekurangan peternak rakyat. Program kemitraan ini dibentuk oleh pemerintah berguna untuk meningkatkan produksi ternak dan daging (Iskayani, et al 2016).
Usahaternak ayam pedaging memiliki keunggulan dari pada usaha ternak lainnya yaitu waktu pemeliharaan lebih singkat. Umumnya ayam pedaging akan dipanen pada umur 4 – 6 minggu sehingga membuat laju perputaran modal lebih cepat. Meskipun memiliki kelebihan, adapula kendala yang dirasakan oleh peternak seperti masalah modal, kurangnya pengetahuan dalam pengelolaan ternak ayam pedaging, dan terbatasnya sarana prasarana yang mendukung (Yemima, 2014).
Perkembangan populasi ternak ayam pedaging tidak lepas dari permasalahan yang menjadi dilema bagi peternak ayam dan sulit terpecahkannya penyediaan sapronak dan aspek pasar, sehingga menyebabkan tidak seimbangnya harga jual produksi sampai membuat peternak takut akan mengambil risiko untuk
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 11, No. 2, Desember 2022 mengembangkan usaha peternakan ayam pedaging dalam skala produksi yang besar (Fitriza, et al 2006).
Perusahaan PT Mitra Sinar Jaya yaitu merupakan anak perusahaan dari PT Chaorned Phokpand Indonesia Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang yang terintegrasi yaitu salah satunya dalam bidang usaha peternakan ayam ras pedaging atau ayam broiler. Perusahaan PT Primatama Karya Persada yaitu merupakan anak perusahaan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha peternakan ayam ras pedaging atau ayam broiler. Perusahaan ini menghadirkan produk-produk olahan protein hewani yaitu mengoperasikan jaringan penggemukan ayam serta rumah potong ayam. Kedua perusahaan ini akan menyiapkan segala kebutuhan peternak dimulai dari bibit, pakan, obat-obatan hingga vaksin. Peternak hanya menyiapkan kandang saja untuk ternak ayam, selain itu proses bermitra ini juga sudah diatur di dalam sebuah perjanjian dimana telah disetujui oleh kedua belah pihak antara perusahaan dan peternak.
Tujuan utama peternak bergabung untuk mendapatkan keuntungan dari kerjasama yang terjalin. Namun, dalam pendapatan yang diperoleh peternak beragam tergantung situasi dan kondisi ternak apalagi berhubungan dengan skala usahaternak. Penggunaan skala usaha disini berhubungan dengan efisiensi ekonomi yaitu alokasi biaya usahaternak yang akan memengaruhi pendapatan. Sehingga dengan mengelompokkan populasi ayam milik peternak yang bermitra dengan PT Mitra Sinar Jaya dan PT Primatama Karya Persada dapat diketahui pendapatan mana paling besar mengacu pada masing-masing skala usaha peternak.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana perbandingan pendapatan usahaternak antara PT Mitra Sinar Jaya dan PT Primatama Karya Persada?”
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka didapatkan tujuan dalam penelitian. Tujuan dalam penelitian ini adalah “Menganalisis perbandingan pendapatan usahaternak ayam pedaging antara PT Mitra Sinar Jaya dan PT Primatama Karya Persada.”
Penelitian ini dilaksanakan pada peternak yang bermitra dengan PT.MSJ yang berlokasi di Kabupaten Badung dan peternak yang bermitra dengan PT.PKP di Kabupaten Karangasem. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan November 2020. Dalam penentuan lokasi peternak PT.MSJ menggunakan
metode sensus dan peternak PT.PKP menggunakan accidental sampling.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan dalam penelitian ini berupa melakukan observasi langsung ke lapangan dan melakukan wawancara kepada peternak yang bermitra.
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek ataupun subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2018). Populasi dalam penelitian ini meliputi empat peternak yang bermitra dengan PT MSJ dan enam peternak yang bermitra dengan PT PKP. Peternak yang bermitra dengan PT MSJ dimana sampel populasinya diambil menggunakan metode sensus yaitu data yang didapat langsung dari perusahaan. Sementara, peternak yang bermitra dengan PT PKP sampel populasinya diambil dengan accidental sampling dimana jumlah peternak yang dikumpulkan diperoleh pada salah satu peternak yang dijumpai di lapangan.
Menurut Sugiyono (2017) variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah penerimaan yang diperoleh dari usahaternak dan biaya tunai yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif yang berupa analisis pendapatan usaha ternak ayam pedaging yang bermitra dengan PT MSJ dan PT PKP. Data yang diperoleh akan dibandingkan dengan uji beda Mann-Whitney yang dimana menggunakan program bantu pengolahan data SPSS 23 dan 25. Dalam mengetahui gambaran umum dan menjelaskan perbandingan mengenai pendapatan, penerimaan, biaya produksi dan revenue cost (R/C) perlu dilakukan analisis komparatif.
-
3. Hasil dan Pembahasan
Pendapatan merupakan hasil yang didapat dari hasil penjualan suatu produk yaitu dimana hasil yang didapatkan berupa hasil bersih yang dihasilkan dari selisih penerimaan dan total biaya keseluruhan (Soekartawi, 2006). Adapun besar
pendapatan rata-rata pendapatan usahaternak ayam pedaging antara peternak yang bermitra dengan PT MSJ dan PT PKP mengacu pada skala 2.000 – 5.000 dijelaskan pada Tabel 1.
Tabel 1.
Perbandingan Rata-rata Pendapatan Usahaternak Ayam Pedaging antara Peternak yang Bermitra dengan PT MSJ dan PT PKP Skala Usaha 2.000-5.000 Ekor
No |
Perincian |
PT MSJ |
PT PKP |
1. |
Penerimaan (Rp) |
153.014.500 |
123.687.000 |
2. |
Total Biaya (Rp) |
130.722.112 |
102.801.521 |
3. |
Pendapatan Usahaternak (Siklus) |
22.292.388 |
20.885.480 |
4. |
Produksi (Kg) |
7.959 |
6.414 |
5. |
Harga (Rp) |
19.250 |
19.250 |
6. |
Total Biaya Tetap (Rp) |
1.227.292 |
1.041.521 |
7. |
Total Biaya Variabel (Rp) |
129.494.820 |
101.760.000 |
R/C Ratio (Siklus) |
1,17 |
1,20 |
Sumber : Data Primer (2021)
Pendapatan yang diperoleh peternak PT MSJ lebih besar daripada PT PKP. Berdasarkan rumus R/C ratio kedua usahaternak tersebut memiliki R/C Ratio >1 atau lebih dari satu maka usaha tersebut dinyatakan untung dan layak untuk dilanjutkan. Dalam usahaternak ayam pedaging skala usaha 2.000 – 5.000 ekor merujuk pada pendapatan lebih besar ada pada peternak PT MSJ.
Tabel 2.
Perbandingan Rata-rata Pendapatan Usahaternak Ayam Pedaging antara Peternak yang Bermitra dengan PT.MSJ dan PT.PKP Skala Usaha 6.000-9.000 Ekor
No |
Perincian |
PT.MSJ |
PT.PKP |
1. |
Penerimaan (Rp) |
242.535.000 |
202.958.000 |
2. |
Total Biaya (Rp) |
204.299.586 |
177.070.584 |
3. |
Pendapatan Usahaternak (Siklus) |
38.235.413 |
25.887.416 |
4. |
Produksi (Kg) |
10.682 |
19.000 |
5. |
Harga (Rp) |
19.000 |
19.250 |
6. |
Total Biaya Tetap (Rp) |
1.655.416 |
1.510.584 |
7. |
Total Biaya Variabel (Rp) |
202.644.170 |
175.560.000 |
R/C Ratio (Siklus) |
1,19 |
1,15 |
Sumber : Data Primer (2021)
Pendapatan yang diperoleh PT MSJ lebih besar daripada PT PKP. Berdasarkan rumus R/C Ratio kedua usahaternak tersebut memiliki R/C Ratio >1 atau lebih dari satu maka usaha tersebut layak untuk dilanjutkan. Dalam melakukan usahaternak lebih cocok pada PT.MSJ untuk skala usaha 6.000 – 9.000 ekor karena pendapatannya besar.
Tabel 3.
Perbandingan Rata-rata Pendapatan Usahaternak Ayam Pedaging antara Peternak yang Bermitra dengan PT.MSJ dan PT.PKP Skala Usaha
10.000-13.000 Ekor
No |
Perincian |
PT.MSJ |
PT.PKP |
1. |
Penerimaan (Rp) |
345.150.000 |
345.540.000 |
2. |
Total Biaya (Rp) |
294.135.767 |
274.230.600 |
3. |
Pendapatan Usahaternak (Siklus) |
51.014.233 |
71.309.400 |
4. |
Produksi (Kg) |
17.700 |
17.720 |
5. |
Harga (Rp) |
19.500 |
19.500 |
6. |
Total Biaya Tetap (Rp) |
2.439.167 |
2.447.500 |
7. |
Total Biaya Variabel (Rp) |
291.696.600 |
71.783.100 |
R/C Ratio (Siklus) |
1,17 |
1,26 | |
Sumber : Data Primer (2021) |
Pendapatan yang diperoleh PT PKP leboh besar daripada PT MSJ. Berdasarkan rumus R/C Ratio kedua usahaternak tersebut memiliki R/C Ratio >1 atau lebih dari satu maka usaha tersebut layak untuk dilanjutkan. Dalam melaksanakan usahaternak pada skala usaha 10.000 – 13.000 ekor lebih cocok pada PT.PKP karena dari segi pendapatan jauh lebih besar.
Uji Mann-Whitney dipergunakan untuk mengukur ada atau tidaknya perbedaan suatu kelompok yang dibandingkan (Sriwidadi, et al 2011). Pada usahaternak ayam pedaging antara peternak yang bermitra dengan PT.MSJ dan PT.PKP akan dibandingkan masing-masing skala usahanya.
Tabel 4. |
Peringkat Uji Mann-Whitney Pendapatan Usahaternak Ayam Pedaging Peternak yang Bermitra dengan PT.MSJ dan PT.PKP Skala Usaha 2.000 – 5.000 Ekor
Pendapatan Usahaternak |
Kemitraan N Mean Rank Sum of Ranks PT.MSJ 2 4.00 8.00 PT.PKP 4 3.25 13.00 Total 6 |
Sumber : Data Primer (2021)
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa peringkat rata-rata pendapatan usahaternak ayam pedaging pada peternak PT.MSJ sebesar 4,00 dengan total peringkat 8,00. Sedangkan rata-rata pendapatan usahaternak ayam pedaging pada peternak PT.PKP sebesar 3,25 dengan total peringkat 13,00. Artinya rata-rata pendapatan usahaternak ayam pedaging antara peternak yang bermitra dengan PT.MSJ lebih besar dari peternak yang bermitra dengan PT.PKP jika dijalankan pada skala 2.000 – 5.000 ekor.
Tabel 5.
Uji Statistik Mann-Whitney Pendapatan Usahaternak Ayam Pedaging antara Peternak yang
Bermitra dengan PT.MSJ dan PT.PKP Skala Usaha 2.000 – 5.000 Ekor
Pendapatan Usahaternak
Mann-Whitney U 3.000
Wilcoxon W 13.000
Z -0.463
Asymp.Sig (2-tailed 0.643
Exact Sig.[(2*(1-tailed Sig.)] 0.800b
Sumber : Data Primer (2021)
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai U sebesar 3,000 dengan nilai W sebesar 13,000 dan nilai Z sebesar -0,463 dimana nilai Asymp.Sig atau P valuenya sebesar 0,643 yang berarti >0,05 atau lebih dari 0,05 yaitu H1 ditolak dan H0 diterima yang artinya tidak ada perbedaan antara rata-rata pendapatan usahaternak ayam pedaging antara peternak yang bermitra dengan PT.MSJ dan PT.PKP pada skala usaha 2.000 – 5.000 ekor.
Tabel 6.
Peringkat Uji Mann-Whitney Pendapatan Usahaternak Ayam Pedaging Peternak yang Bermitra dengan PT.MSJ dan PT.PKP Skala Usaha 6.000 – 9.000 Ekor
Kemitraan |
N |
Mean Rank |
Sum of Ranks | |
Pendapatan |
PT.MSJ |
1 |
2.00 |
2.00 |
Usahaternak |
PT.PKP |
1 |
1.00 |
1.00 |
Total |
2 |
Sumber : Data Primer (2021)
Berdasarkan pada Tabel 6 pada peringkat uji Mann-Whitney rata-rata total pendapatan usahaternak ayam pedaging peternak yang bermitra dengan PT.MSJ sebesar 2,00 dengan total peringkat 2,00 sedangkan pendapatan usahaternak ayam pedaging peternak yang bermitra dengan PT.PKP sebesar 1,00 dengan total peringkat 1,00. Disimpulkan bahwa untuk rata-rata pendapatan usahaternak ayam pedaging peternak yang bermitra dengan PT.MSJ lebih besar dibandingkan dengan peternak yang bermitra dengan PT.PKP jika dijalankan pada skala usaha 6.000 – 9.000 ekor.
Tabel 7.
Uji Statistik Mann-Whitney Pendapatan Usahaternak Ayam Pedaging antara Peternak yang
Bermitra dengan PT.MSJ dan PT.PKP Skala Usaha 6.000 – 9.000 Ekor
Pendapatan Usahaternak
Z -1.000
Exact Sig.[(2*(1-tailed Sig.)] 1.000b
Sumber : Data Primer (2021)
Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai U sebesar 0,000 dengan nilai W sebesar 1,000 dan nilai Z sebesar -1,000 dimana nilai Asymp.Sig atau P valuenya sebesar 0,317 yang berarti >0,05 atau lebih dari 0,05 yaitu H1 ditolak dan H0 diterima yang artinya tidak ada perbedaan antara rata-rata pendapatan usahaternak ayam pedaging antara peternak yang bermitra dengan PT.MSJ dan PT.PKP pada skala usaha 6.000 – 9.000 ekor.
Tabel 8.
Peringkat Uji Mann-Whitney Pendapatan Usahaternak Ayam Pedaging Peternak yang Bermitra dengan PT.MSJ dan PT.PKP Skala Usaha 10.000 – 13.000 Ekor
Kemitraan |
N |
Mean Rank |
Sum of Ranks | |
Pendapatan |
PT.MSJ |
1 |
2.00 |
2.00 |
Usahaternak |
PT.PKP |
1 |
1.00 |
1.00 |
Total |
2 |
Sumber : Data Primer (2021)
Berdasarkan pada Tabel 8 pada peringkat uji Mann-Whitney rata-rata total pendapatan usahaternak ayam pedaging peternak yang bermitra dengan PT.MSJ sebesar 2,00 dengan total peringkat 2,00. Sedangkan rata-rata pendapatan usahaternak ayam pedaging peternak yang bermitra dengan PT.PKP sebesar 1,00 dengan total peringkat 1,00. Disimpulkan bahwa untuk rata-rata pendapatan usahaternak ayam pedaging peternak yang bermitra dengan PT.MSJ lebih besar pendapatannya dibandingkan dengan peternak yang bermitra dengan PT.PKP jika dijalankan pada skala 10.000 – 13.000 ekor.
Tabel 9.
Uji Statistik Mann-Whitney Pendapatan Usahaternak Ayam Pedaging antara Peternak yang
Bermitra dengan PT.MSJ dan PT.PKP Skala Usaha 10.000 – 13.000 Ekor
Biaya Usahaternak
Z -1.000
Exact Sig.[(2*(1-tailed Sig.)] 1.000b
Sumber : Data Primer (2021)
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai U sebesar 0,000 dengan nilai W sebesar 1,000 dan nilai Z sebesar -1,000 dimana nilai Asymp.Sig atau P valuenya sebesar 0,317 yang berarti >0,05 atau lebih dari 0,05 yaitu H1 ditolak dan H0 diterima yang artinya tidak ada perbedaan antara rata-rata pendapatan usahaternak ayam pedaging antara peternak yang bermitra dengan PT.MSJ dan PT.PKP pada skala usaha 10.000 – 13.000 ekor.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada skala usaha 2.000 – 5.000 ekor, penerimaan pendapatan peternak pada PT MSJ lebih besar daripada PT PKP. Pada skala usaha 6.000 – 9.000 ekor, penerimaan pendapatan peternak PT MSJ lebih besar daripada PT PKP. Selanjutnya, pada skala usaha 10.000 – 13.000 ekor penerimaan pendapatan peternak pada PT PKP lebih besar daripada PT MSJ. Secara uji statistik untuk ketiga skala usaha tersebut yaitu skala usaha 2.000 – 5.000 ekor, 6.000 – 9.000 ekor dan 10.000 – 13.000 ekor tidak memberikan hasil yang signifikan.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diberikan saran yaitu peternak mandiri yang ingin memulai bermitra dengan PT MSJ dan PT PKP untuk skala usaha 2.000 – 5.000 ekor dan 6.000 – 9.000 ejor disarankan bermitra dengan PT MSJ karena pendapatannya lebih besar, sedangkan peternak yang ingin memulai bermitra dengan PT MSJ dan PT PKP untuk skala usaha 10.000 – 13.000 ekor disarankan bermitra dengan PT PKP karena pendapatannya lebih besar. Jika syarat bermitra dilihat dari persyaratan-persyaratan bermitra dengan peternak, PT MSJ bersifat terbuka karena dilihat dari sudut pandang penulis petugas lapangan usahaternak lebih terbuka dalam menyampaikan rekapan-rekapan kebutuhan kandang, sedangkan PT PKP dikatakan bersifat tertutup karena dalam penyampaian kebutuhan kandang sangatlah privasi. Terlepas dari itu semua, peternak mandiri yang ingin memulai bermitra cocok dengan perusahaan manapun seperti PT MSJ dan PT PKP karena dilihat dari segi pendapatan memiliki kondisi yang sama.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya e-jurnal ini yaitu terutama kepada peternak yang bermitra PT. Mitra Sinar Jaya dan PT. Primatama Karya Persada, keluarga besar, teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis. Semoga penelitian ini bermanfaat sebagaimana mestinya.
Daftar Pustaka
Cepriadi. 2010. Perbandingan Pendapatan Sistem Kemitraan Peternakan Ayam Broiler di Kota Pekanbaru. Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 5 (1) : 43-50.
Fitriza, Y.T., Haryadi.F.T., dan Syahlani.S.P. 2012. Analisis Pendapatan dan Persepsi Peternak Plasma Terhadap Kontrak Perjanjian Pola Kemitrraan Ayam Pedaging di Propinsi Lampung. Buletim Peternakan. 36 (1): 57-65.
Iskayani. 2016. Analisis Pendapatan Peternak Ayam Broiler Pola Kemitraan di Desa Bontomatene Kecamatan Marusu Kabupaten Maros. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Hasanuddin : Makassar.
Saputri, R.N. 2016. Hubungan Skala Usaha dengan Tingkat Mortalitas pada Usaha
Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Skripsi. Universitas Islam Alauddin. Makassar.
Soekartawi. 2006. Analisis Usaha Tani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Sriwidadi, Teguh. 2011. Penggunaan Uji Mann-Whitney pada Analisis Pengaruh Pelatihan Wiraniaga dalam Penjualan Produk Baru. Binus Business Review. Vol 2 (2) : 751-762/1221/1089) di akses pada 19 Juli 2020.
Subkhie, H., Suryahadi., dan Saleh, A. 2012. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Pedaging dengan Pola Kemitraan di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Manajemen IKM. 7 (1) : 54-63.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta, CV.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatis.Bandung: Alfabeta.
Yemima. 2014. Analisis Usaha Peternakan Ayam Broiler pada Peternakan Rakyat di Desa Karya Bakti Kecamatan Rungan Kabupaten Gunung Mas Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Ilmu Hewani Tropika 3 (1) : 27-32.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
884
Discussion and feedback