Analisis Faktor yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian pada PDRB Kabupaten Klungkung
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 11, No. 2, Desember 2022
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i02.p28
Analisis Faktor yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian pada PDRB Kabupaten Klungkung
MICHAEL SOPAN, I WAYAN BUDIASA*, RATNA KOMALA DEWI
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232
Email: [email protected] *[email protected]
Abstract
Analysis of Factors Affecting the Growth Rate of the Agricultural Sector in the GRDP of Klungkung Regency
The purpose of this study was to determine the factors that influence the growth rate of the agricultural sector in the GRDP of Klungkung Regency. The variables used in this study were dry milled unhulled rice production, rice field area, and labor. The research data used is data contained in related agencies from 2011-2019 for 9 years and is taken from agencies such as the Central Statistics Agency, the Klungkung Regency Agriculture Service, and others. This research was conducted by means of multiple linear regression analysis. The results showed that the growth rate of the agricultural sector in the GDRP of Klungkung Regency was influenced by various factors consisting of the production of milled dry unhulled rice, rice field area, and agricultural labor. The results of this study mean that the more production of milled dry unhulled rice, the more paddy fields owned by the farmers and the more agricultural labor, the higher the growth rate of the agricultural sector in the GDRP of Klungkung Regency. Based on the results of the study, it is recommended for local governments to increase agricultural sector revenues starting with protecting and increasing the area of rice fields, developing labor productivity to increase dry milled grain production so that the GRDP growth rate of the agricultural sector in Klungkung Regency can increase.
Keywords: analysis factors, agricultural, income analysis
Sektor pertanian berkontribusi penting dalam berbagai sektor perekonomian, antara lain penyedia bahan pangan, penyedia bahan pakan, bahan baku industri kecil, menengah, hingga besar, penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), penyerap tenaga kerja, dan sumber utama pendapatan rumah tangga pedesaan (Haris, 2018).
Sektor pertanian di Indonesia ini memiliki peran penting sebab Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar nomor empat didunia dan memiliki jumlah penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya, sehingga Indonesia memerlukan
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 11, No. 2, Desember 2022 hasil produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan yang besar dan terus bertambah. (Mubyarto, 1989). Meningkatnya jumlah penduduk tersebut akan mempengaruhi tingkat kebutuhan akan papan, yang akan memicu terjadinya pembukaan lahan baru yang akan dijadikan sebagai pemukiman baru. Saat ini banyak lahan-lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi pemukiman, sehingga menyebabkan berkurangnya luas lahan pertanian karena pembangunan pemukiman yang terjadi, tidak hanya didaerah yang memang layak dijadikan sebagai area pemukiman, sebagian besar pemukiman saat ini dibangun dengan merubah lahan (alih fungsi lahan), yang umumnya dari lahan pertanian menjadi lahan pemukiman (Angel, 2014). Kondisi tersebut menyebabkan perubahan laju pertumbuhan pertanian akibat berkurangnya luas lahan pertanian yang disebabkan karena terjadi alih fungsi lahan pertanian.
Kabupaten Klungkung adalah salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang merupakan daerah produksi sektor pertanian, saat ini laju pertumbuhan sektor pertanian mengalami perubahan. Laju pertumbuhan sektor pertanian Kabupaten Klungkung mengalami perubahan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun, dan pada tahun 2015 hingga 2019 laju pertumbuhan mengalami dominan fluktuasi menurun yang signifikan. Kabupaten Klungkung Bali yang memiliki sembilan kecamatan dan salah satunya adalah kecamatan nusa penida. Kabupaten Klungkung merupakan salah satu kabupaten yang bergerak dalam sektor pertanian yang telah banyak memberikan kontribusi terhadap pendapatan nasional, sektor pertanian menjadi hal yang penting dan sangat dibutuhkan di Provinsi Bali mengingat bali adalah sektor pariwisata yang cukup besar dan sangat membutuhkan sektor pertanian sebagai sektor penunjang pariwisata untuk memenuhi kebutuhan hotel-hotel dan restaurant yang ada di Bali.
Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Klungkung mengalami pertumbuhan yang tidak stabil sejak tahun 2011-2019, terutama dalam lima tahun terakhir yang sempat mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2016. Pada tahun 2011, laju pertumbuhan sektor pertanian Kabupaten Klungkung 1,23%, pada tahun 2012 meningkat menjadi 2,73%, kemudian pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 1,94%, pada tahun tahun 2014 kembali mengalami kenaikan menjadi 4,84%, namun pada tahun 2015 dan 2016 mengalami penurunan yang signifikan dari pencapaian 5,52% menjadi 0,88% pada tahun 2016, kemudian mengalami penurunan Kembali pada tahun 2017 menjadi 0,63% dan pada tahun 2018 naik kembali menjadi 3,75% dan pada tahun 2019 kembali turun menjadi 2,05%.
Berlandaskan hasil penelitian terdahulu yang tidak konsisten dan fenomena berkurangnya luas lahan pertanian terutama luas lahan sawah untuk memproduksi tanaman pangan padi di Kabupaten Klungkung yang memberikan dampak terhadap menurunnya partisipasi penduduk untuk menjadi tenaga kerja sektor pertanian. Hal ini dapat terlihat dari jumlah angkatan kerja menurut lapangan usaha sektor pertanian sejak tahun 2015-2019 melalui BPS Kabupaten Klungkung. Kemudian adanya masalah berupa sulitnya perkembangan laju pertumbuhan di daerah oleh karena
beberapa faktor yang ada dalam sektor pertanian Kabupaten Klungkung.
-
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat diuraikan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
-
1. Bagaimana pengaruh faktor luas lahan sawah terhadap laju pertumbuhan sektor pertanian pada PDRB Kabupaten Klungkung?
-
2. Bagaimana pengaruh faktor produksi gabah kering giling terhadap laju
pertumbuhan sektor pertanian pada PDRB Kabupaten Klungkung?
-
3. Bagaimana pengaruh faktor tenaga kerja sektor pertanian terhadap laju
pertumbuhan sector pertanian pada PDRB Kabupaten Klungkung ?
-
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
-
1. Untuk menganalisis pengaruh faktor luas lahan sawah sektor pertanian terhadap laju pertumbuhan sektor pertanian pada PDRB Kabupaten Klungkung.
-
2. Untuk menganalisis pengaruh produksi gabah kering giling terhadap laju
pertumbuhan sektor pertanian pada PDRB Kabupaten Klungkung.
-
3. Untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja sektor pertanian terhadap laju
pertumbuhan sektor pertanian pada PDRB Kabupaten Klungkung.
-
2. Metode Penelitian
-
2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
-
Penelitian dilakukan berada di lokasi Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali pada bulan November 2020 hingga Februari 2021. Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan tertentu.
-
2.2 Data dan Metode Pengumpulan Data
Penelitian yang dilakukan ini penulis mengumpulkan data melalui studi pustaka. Data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata-kata, dan bukan dalam bentuk angka yang diperoleh melalui berbagai macam pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi ataupun dalam bentuk lain seperti gambar dan video. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah lokasi penelitian di Kabupaten Klungkung, gambaran umum, dan informasi lain yang terkait lokasi penelitian. Jenis data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan, dimana kuantitatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data dari Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian dan Pertahanan Pangan dan instansi lainnya berupa persentasi angka, jumlah, dan lain sebagainya. Data yang diambil untuk melakukan penelitian ini adalah data jumlah luas lahan sawah, data produksi gabah kering giling, dan data jumlah tenaga kerja sektor pertanian.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh luas lahan sawah, produksi gabah kering giling, dan tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Klungkung dengan menggunakan ketiga variabel yang diadopsi dari literatur-literatur yang dimiliki oleh lembaga ataupun yang pernah digunakan oleh para peneliti sebelumnya. Dengan demikian, variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain :
Variabel dependen adalah variabel yang besarannya dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian yang dilakukan ini digunakan laju pertumbuhan sektor pertanian Kabupaten Klungkung sebagai variabel tidak bebas. Laju pertumbuhan ini digambarkan dengan data laju pertumbuhan sektor pertanian PDRB Kabupaten Klungkung pada tahun 2011-2019
Variabel independen adalah variabel yang nilainya berpengaruh terhadap variabel lain atau variabel bebas yang menjadi variabel independen dalam penelitian yang dilakukan ini antara lain : luas lahan sawah, produksi gabah kering giling (GKG), tenaga kerja sektor pertanian.
Penelitian yang dilakukan ini dalam menguji pengaruh faktor pada luas lahan sawah, dan produksi gabah kering giling, dan tenaga kerja terhadap laju pertumbuhan sektor pertanian pada PDRB di Kabupaten Klungkung, penulis melakukan penelitian menggunakan Analisis Regresi Linear.
Model analisis data yang digunakan dengan meregresikan variabel-variabel data dengan menggunakan metode kuadrat terkecil dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik yaitu persamaan regresi berganda seperti sebagai berikut :
Y = f(X1, X2, X3,
X4,..)…...…………………………...(1)
Variabel Bebas (independen vaariabel) adalah variabel X1, X2, X3, dst, sedangkan variabel tidak bebas (dependen variabel) adalah Y Dimana :
Y= Laju pertumbuhan (PDRB) dalam satuan persen
X1= Luas lahan sawah dalam satuan (ha)
X2= Produksi gabah kering giling (GKG) dalam satuan ton
X3= Tenaga kerja sektor pertanian dalam satuan orang
Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui bahwa model estimasi yang sudah dibuat tidak menyimpang dari asumsi asumsi klasik, bagaimana variabel terikat dan variabel bebas dalam model regresi berdistribusi normal, bebas dari multikoliearitas dan bebas dari heterokesdatisitas. Berikut adalah uji asumsi yang akan digunakan :
-
1. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2018). Model regresi yang baik, apabila berdistribusi residual yang normal atau mendekati normal. Menguji data berdistribusi normal atau tidak menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai Asymp.sig (2-tailed) kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan distribusi data dikatakan tidak normal, sedangkan apabila nilai Asymp.sig (2-tailed) lebih dari 0,05 maka H0 diterima dan distribusi data dikatakan normal.
-
2. Uji multikolinieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (Ghozali, 2018). Untuk mengetahui ada atau tidaknya kolerasi antar semua variabel bebas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance lebih dari 10 persen atau VIF kurang dari 10 maka model regresi dikatakan tidak ada multikolinearitas.
-
3. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2018). Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak mengandung gejala heteroskedastisitas atau mempunyai variance yang homogen. Terjadinya heteroskedastisitas dapat diketahui apabila nilai residu dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas menggunakan uji Glejser dengan cara meregresi nilai absolute residual dari model yang dietimasi terhadap variabel bebas, jika tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap absolute residual atau nilai signifikansinya lebih besar dari α = 0,05, maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Uji hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari analisis regresi linear berganda (multiple linear regression), koefisien determinasi (R²), uji simultan (Uji F) dan uji parsial (uji t).
-
1. Koefisien determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2018).
-
2. Uji simultan (Uji F)
Uji kelayakan model bertujuan untuk menguji apakah model yang digunakan dalam penelitian ini layak untuk digunakan atau tidak. Langkah dalam uji kesesuaian model (Uji F) adalah sebagai berikut.
-
(1) . Menentukan taraf nyata sebesar 0,05.
-
(2) . Menentukan besarnya p-value yang diperoleh dari hasil pengujian dengan program SPSS.
Kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut:
-
(1) . Bila nilai p-value dari F > α sebesar 0,05, menunjukkan model penelitian ini tidak layak untuk digunakan.
-
(2) . Bila nilai p-value dari F ≤ α sebesar 0,05, menunjukkan model penelitian ini layak untuk digunakan
-
3. Uji parsial (Uji T)
Uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria penilaian dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikansi masing-masing variabel bebas dengan alpha 0,05. Apabila tingkat signifikan □ ≤ 0,05 maka H1, H2, H3 diterima, artinya masing-masing variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, sebaliknya jika tingkat signifikansi t □ > 0,05 maka H1, H2, H3 ditolak, artinya masing-masing variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
-
3. Hasil dan Pembahasan
Hasil regresi analisis pengaruh luas lahan sawah (X1), produksi gabah kering giling (GKG) (X2), dan tenaga kerja sektor pertanian (X3) terhadap laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian (Y) yang diperoleh dari hasil olah data menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solution), maka dapat dihasilkan seperti pada Tabel.1 berikut:
Tabel 1.
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
1 (Constant) |
-0,283 |
0,143 |
-1,974 |
0,105 | |
Luas Lahan Sawah (ha) |
0,974 |
0,370 |
0,898 |
2,629 |
0,047 |
Produksi GKG (ton) |
0,189 |
0,061 |
0,442 |
3,095 |
0,027 |
Tenaga Kerja (jiwa) |
10,663 |
0,341 |
1,657 |
4,875 |
0,005 |
Variabel R Square Adjusted R Square F Hitung Signifikansi F |
Laju Pertumbuhan PDRB 0,909 0,854 16,598 0,005 |
Nilai koefisien regresi variabel luas lahan sawah (X1), produksi gabah kering giling (GKG) (X2), dan tenaga kerja sektor pertanian (X3) bernilai positif dengan nilai signifikansi uji t kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel luas lahan sawah, produksi gabah kering giling (GKG), dan tenaga kerja sektor pertanian masing-masing memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap variabel laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian. Besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan oleh nilai determinasi. Hasil penelitian menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi yang mana model regresi terbaik, karena nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Hasil uji memberikan hasil dimana diperoleh besarnya adjusted R2 (koefisien determinasi yang telah disesuaikan) pada Tabel 4.7 adalah 0,854. Ini berarti variasi laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian Kabupaten Klungkung dapat dipengaruhi secara signifikan oleh variabel luas lahan sawah, produksi gabah kering giling (GKG), dan tenaga kerja sektor pertanian sebesar 85,4 persen, sedangkan sisanya sebesar 14,6 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain.
-
3.1. Pengaruh Luas Lahan Sawah terhadap Laju Pertumbuhan pada PDRB
Sektor Pertanian Kabupaten Klungkung
Hasil penelitian pengaruh variabel luas lahan sawah menunjukkan bahwa luas lahan sawah berpengaruh positif dan signifikan terhadap laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian Kabupaten Klungkung. Artinya semakin meningkat jumlah luas lahan sawah maka semakin meningkatkan jumlah laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian di Kabupaten tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Arotaa et al. (2016) yang menemukan bahwa terdapat hubungan antara luas lahan pertanian dengan produk domestik regional bruto sektor pertanian, ketika luas lahan meningkat maka produk domestik regional bruto akan meningkat. Hasil serupa oleh Safitri (2020), Andini (2017) dan Dachi (2016) juga menunjukkan bahwa luas lahan sawah berpengaruh positif signifikan terhadap PDRB, yakni adanya peningkatan lahan dapat menyebabkan hasil produksi meningkat disetiap tahunnya sehingga berdampak pada peningkatan PDRB.
31.1. Pengaruh Produksi Gabah Kering Giling (GKG) terhadap Laju Pertumbuhan pada PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Klungkung
Hasil penelitian pengaruh variabel produksi gabah kering giling terhadap laju pertumbuhan sektor pertanian menunjukkan bahwa luas lahan gabah kering giling (GKG) berpengaruh positif dan signifikan terhadap laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian Kabupaten Klungkung. Artinya semakin meningkat jumlah produksi gabah kering giling (GKG) maka semakin meningkatkan laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian di Kabupaten tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Marsudi et al. (2017) yang menyatakan bahwa jumlah produksi berpengaruh positif terhadap PDRB. Hasil penelitian serupa oleh Andini (2017)
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 11, No. 2, Desember 2022 juga menyatakan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara produksi dengan PDRB, yakni adanya peningkatan jumlah produksi gabah kering giling (GKG) dapat menyebabkan peningkatan PDRB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kerja sektor pertanian berpengaruh positif dan signifikan terhadap laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian Kabupaten Klungkung. Artinya semakin banyak jumlah tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Klungkung maka semakin meningkatkan jumlah produksi GKG yang dihasilkan sehingga Laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian di Kabupaten tersebut akan semakin bertambah. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya (2018) yang memberikan kesimpulan bahwa penambahan jumlah tenaga kerja, dan memanfaatkan lahan-lahan pertanian yang kosong sangat potensial guna meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat serta mampu mendorong peningkatan pertumbuhan PDRB sektor pertanian. Penelitian serupa oleh Dachi (2016) dan Siregar (2016) juga menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja sektor pertanian berpengaruh signifikan terhadap PDRB sektor pertanian. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi. Tenaga kerja yang terlatih dengan pendidikan yang cukup dapat menjadi modal yang besar bagi pembangunan sebuah daerah melalui sektor industri yang dapat dikembangkan, sehingga tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi (Esther 2015).
Dari hasil analisis dengan metode regresi linier berganda untuk luas lahan sawah, produksi GKG, dan tenaga kerja sektor pertanian terhadap laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian Kabupaten Klungkung, maka dapat disimpulkan bahwa luas lahan sawah memiliki peranan penting dalam meningkatkan laju pertumbuhan sektor pertanian pada Kabupaten Klungkung. Berdasarkan hasil penelitian luas lahan sawah berpengaruh signifikan terhadap laju pertumbuhan, maka semakin besar luas lahan sawah, semakin bertambah juga laju pertumbuhan sektor pertanian. Produksi GKG memiliki peranan penting dalam meningkatkan laju pertumbuhan sektor pertanian pada Kabupaten Klungkung. Berdasarkan hasil penelitian produksi GKG berpengaruh signifikan terhadap laju pertumbuhan, maka semakin besar produksi, semakin bertambah juga laju pertumbuhan sektor pertanian. Tenaga kerja memiliki peranan penting dalam meningkatkan laju pertumbuhan sektor pertanian pada Kabupaten Klungkung. Berdasarkan hasil penelitian tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap laju pertumbuhan, maka semakin banyak jumlah tenaga kerja sektor pertanian, semakin bertambah juga laju pertumbuhan sektor pertanian.
Berdasarkan hasil analisis dan simpulan yang telah dipaparkan, maka dapat diajukan saran yaitu pemerintah setempat disarankan melakukan peningkatan jumlah luas lahan sawah pada sektor pertanian dan mempertahankan jumlah luas lahan sawah yang ada agar dapat meningkatkan produksi gabah kering giling dan laju pertumbuhan sektor pertanian. Pemerintah setempat disarankan melakukan pemberdayaan dan sosialisasi pada petani dan masyarakat untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja sektor pertanian, sehingga sektor pertanian memiliki SDM yang semakin banyak untuk meningkatkan penerimaan laju pertumbuhan PDRB sektor pertanian Kabupaten Klungkung. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mempertimbangkan atau menambah determinan lain PDRB sektor pertanian, klasifikasi yang lebih konpherensif dan perluasan penelitian, yang tidak termasuk dalam penelitian ini, sehingga disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian lanjutan.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya penulisan e-jurnal ini yaitu kepada BPS Kabupaten Klungkung, Kementrian Pertanian Kabupaten Klungkung, serta keluarga dan teman-teman serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini bermanfaat dengan sebagaimana mestinya.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Kabupaten Klungkung. 2020. PDRB Kabupaten Klungkung Atas Harga Konstan 2015-2019 Juta Rupiah. Kabupaten Klungkung : Badan Pusat Statistik
. 2019. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Klungkung Atas Dasar Harga Konstan 2011-2018. Kabupaten Klungkung: Badan Pusat Statistik.
Andini. and Eka, Y. 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian Di Daerah Yang Tertinggal Provinsi Jawa Timur Dengan Regresi Panel. Tugas Akhir Vokasi. Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Arotaa, Aditya N, Benu L.S. Olfie, and Theodora M. and Katiandagho. 2016. Hubungan Antara Luas Lahan Pertanian Dengan Produk Domestik Regional Bruto Sektor Pertanian Di Kota Tomohon. Jurnal Agri-Sosioekonomi 12(1): 17-28.
-
A, E, Safitri. 2020. Pengaruh Luas Lahan dan Hasil Produksi Dalam Sektor Pertanian Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Lampung Dalam Perspektif Ekonomi Islam Tahun 1999-2018. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. UIN Raden Intanlampung.
Dachi. and Beatrice, I. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Sektor Pertanian Di Provinsi Sumatra Utara. Jurnal Agribisnis USU, 23: 8-18
Friska, Yoan, and Angel, T. 2014. Perkembangan Jumlah Penduduk Dan Luas Lahan Pertanian Di Kabupaten Minahasa Selatan.Jurnal Cocos. Vol 4, No 1:
4-13.
Ghozali. and Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan Ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Haris. Wilaga, A. Ma’mun, S. and A, F, Falatehan. 2018. Analisis Peranan Subsektor Tanaman Pangan Terhadap Perekonomian Jawa Barat. Journal of Regional and Rural Development Planning. 1(3): 234-241.
Marsudi. Edy. Teuku, F. and Keke, P. A. 2017. Analisis Pengaruh Luas Lahan ,Tenaga Kerja Dan Jumlah. Jurnal Program Studi Agribinis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, and Provinsi Aceh. 242-248.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi Ketiga. jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, and Andi. 2018. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Sektor Pertanian di Provinsi Aceh. Tugas Akhir. Ilmu Ekonomi. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Silaen, Mikha, L, M. and A, M, Esther. 2015. Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Pdrb Sektor Industri Di Provinsi Jawa Barat. Media Ekonomi 23 (3): 190-195.
S, Rosnidah. 2016. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi PDRB Sektor Pertanian Di Provinsi Sumatra Utara. Jurnal Agriculture. Tugas Akhir Ilmu Ekonomi. Universitas Negeri Medan.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
798
Discussion and feedback