Perilaku Petani terhadap Pelaksanaan Tri Hita Karana dalam Upaya Pelestarian Subak Daerah Pariwisata (Kasus Subak Andong, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar)
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 11, No. 2, Desember 2022
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i02.p24
Perilaku Petani terhadap Pelaksanaan Tri Hita Karana dalam Upaya Pelestarian Subak Daerah Pariwisata (Kasus Subak Andong, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar)
I GUSTI NGURAH MAHA YASTRAWAN, I KETUT SUAMBA*,
I MADE SARJANA
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman Denpasar, 80232
Email: [email protected] *[email protected]
Abstract
Farmers’ Behavior Toward the Implementation of Tri Hita Karana in Preserving Subak in Tourism Regions (The Case of Subak Andong, Ubud District, Gianyar Regency)
The rapid globalization and growth of tourism have had an impact on the existence of subaks in Bali. Land use change is one of the challenges to preserve subak as a communal organization of Balinese farmers. This study aims to determine the behavior of farmers towards the implementation of Tri Hita Karana in an effort to preserve subaks in tourism areas, especially Subak Andong, which is located in Ubud District, Gianyar Regency. The scope of this research covers the behavior of Subak Andong members, including knowledge, attitude, and application of Tri Hita Karana in an effort to preserve Subak. This study uses a qualitative descriptive analysis method. Based on the research results, it is known that the behavior of the farmers of Subak Andong is very good. The behavioral scores on all categories, i.e., knowledge (86.3%), attitude (85.9%), application (87.1%), are high. The behavior of Subak Andong farmers towards Tri Hita Karana shows a very good result, so that efforts to preserve Subak Andong can go hand in hand with the development of tourism in the area. It is hoped that the behavior of members in Subak Andong will be maintained.
Keywords: tri hita karana, behavior, subak preservation
Sektor pertanian di Bali tentu tidak bisa lepas dari Subak. Keberadaan Subak di Bali memiliki peranan penting dalam setiap aktifitas para petani. Subak sebagai organisasi yang sudah ada turun-temurun menaungi urusan pertanian di Bali tentu membuat pertanian di Bali memiliki karakteristik yang berbeda dari sektor pertanian daerah lainnya.
Subak adalah suatu masyarakat hukum adat yang memiliki karakteristik sosio agraris-religius merupakan perkumpulan dari petani-petani yang mengelola air irigasi di lahan sawah (Windia, 2006). persubakan sebagai suatu organisasi kemasyarakatan yang disebut dengan seka subak adalah suatu kesatuan sosial yang teratur karena para anggotanya merasa terkait satu sama lain dikarenakan adanya kepentingan bersama dalam hubungan dengan pengairan persawahan (Sutha, 1978). Upaya pelestarian subak sangat tergantung pada kemampuan subak menerapkan falsafah Tri Hita Karana, dalam pembangunan pertanian sawah. Penerapan Tri Hita Karana yang tidak optimal tentu akan mengancam kelestarian subak.
Subak Andong adalah salah satu subak yang terletak di pusat kawasan pariwisata di dearah Ubud atau terletak di perbatasan desa Peliatan dengan desa Petulu. Uniknya Subak Andong tidak mengalami alihfungsi lahan dari tahun 2010 sampai dengan 2019 (BPP Kecamatan Ubud, 2019). Disekeliling area Subak andong terdapat industri kerajinan tangan yang diminati wisatawan di Ubud. Luas wilayah Subak Andong adalah 7,5 hektar are. Tingginya arus globalisasi dan pesatnya kegiatan sektor kepariwisataan berbasis modal (capital-based tourism) di Bali telah banyak membawa dampak yang menimbulkan berbagai perubahan bentuk dan motif sosial Subak, juga memberikan fungsi dan peranan yang berbeda dari Subak pada mulanya (Kardi, 2012). Aspek lain yang mengancam kelestarian subak juga datang dari dalam subak sendiri seperti terancamnya aspek Tri Hita Karana sebagai filosofi yang mendasari dan menjaga bertahannya subak yaitu terancamnya pelaksanaan kegiatan upacara keagamaan atau religius (parhyangan) di subak karena subak kehilangan lahan sawah atau pertanian (palemahan), sehingga dinamika interaksi sosial di subak sebagai lembaga sosial di sektor pertanian (pawongan) lambat laun juga terancam hilang (Sudarta dan Dharma, 2013).
Upaya pelestarian subak yang berada di daerah pariwisata seperti salah satunya Subak Andong kecamatan Ubud umumnya akan mengalami tantangan lebih besar mengingat laju alih fungsi lahan pertanian menjadi peruntukan non pertanian peluangnya semakin besar. Dalam hal ini perilaku petani untuk menjaga kearifan yang berlangsung di subak haruslah berjalan dengan baik. Pengetahuan, sifat dan penerapan aktivitas di subak yang memang merupakan penerapan dari konsep Tri Hitta Karana tentu tidak dapat dilepaskan oleh para anggota subak.
-
1. Bagaimana pengetahuan anggota subak terhadap aspek Tri Hita Karana di Subak Andong, Kecamatan Ubud dalam pelestarian subak?
-
2. Bagaimana sikap anggota subak terhadap aspek Tri Hita Karana di Subak Andong, Kecamatan Ubud dalam pelestarian subak?
-
3. Bagaimana penerapan aspek Tri Hita Karana petani Subak Andong, Kecamatan Ubud dalam pelestarian subak?
-
1. Pengetahuan anggota subak terhadap aspek Tri Hita Karana di Subak Andong, Kecamatan Ubud dalam pelestarian subak
-
2. Sikap anggota subak terhadap aspek Tri Hita Karana di Subak Andong, Kecamatan Ubud dalam pelestarian subak
-
3. Penerapan aspek Tri Hita Karana petani Subak Andong, Kecamatan Ubud dalam pelestarian subak
Lokasi penelitian dilakukan di Subak Andong, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Penelitian dilaksanakan dari bulan Agustus 2019 sampai dengan bulan Januari 2021, dihitung sejak penyusunan proposal sampai hasil.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro, 2003). Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro 2003). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan menggunakan kuesioner.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini mencangkup seluruh petani aktif di Subak Andong yang berjumlah 20 orang. Penentuan responden dalam penelitian ini terilhami dari teknik sensus dalam metode sampling, sehingga seluruh populasi dijadikan sebagai responden penelitian. Berdasarkan hal tersebut, seluruh petani aktif di Subak Andong, Kecamatan Ubud, yang berjumlah 20 orang dijadikan responden. Adapun informan kunci dalam penelitian ini yaitu Pekaseh Subak Andong, Kecamatan Ubud.
Variabel penelitian yang digunakan peneliti meliputi pengetahuan, penerapan dan sifat petani terhadap penerapan Tri Hita Karana oleh petani anggota Subak Andong, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Konsep variabel penelitian ini memiliki beberapa indikator yang kemudian diukur dengan parameter tertentu serta menggunakan pengukuran Skor.
Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis pengetahuan, penerapan dan sifat petani terhadap penerapan Tri Hita Karana adalah metode analisis deskriptif kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata umur responden 53 tahun yang terdapat pada kisaran kelompok umur 43 tahun s.d. 58. Batas usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun s.d. 64 tahun. Berdasarkan hasil penelitian, semua anggoa Subak Andong belum melewati batas usia kerja atau masih berada pada usia produktif.
Responden sebagian besar mengenyam pendidikan sampai tingkat SMP sebanyak 40% (8 orang).dari 20 jumlah responden penelitian terdapat 4 orang petani lulusan SMA. Keterbatasan pendidikan formal yang dimiliki responden menjadikan mereka tetap menjadi petani yang bekerja di hiruk-pikuk geliat pariwisata Ubud.
Tabel 1.
Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No |
Tingkat Pendidikan |
Jumlah (orang) |
Presentase (%) | |
1 |
Tidak Sekolah |
2 |
10 | |
2 |
SD |
6 |
30 | |
3 |
SMP |
8 |
40 | |
4 |
SMA |
4 |
20 | |
5 |
S-1 |
0 |
0 | |
Total |
20 |
100,00 |
Sumber : Data primer 2020
Luas lahan yang dianalisa dalam penelitian ini adalah lahan sawah anggota aktif Subak Andong. Total wilayah Subak Andong adalah 757 are. Rata-rata satu orang petani menggarap sawah seluas 32,05 are.
Tabel 2.
Luas lahan Subak Andong
Jenis lahan |
Sakap (are) |
Rata-rata garapan (are) |
Sawah |
641 |
32.05 |
Kebun/tegalan |
116 |
5.8 |
Jumlah |
757 |
37.85 |
Sumber : Data primer 2020
Penelitian ini meliputi perilaku petani terhadap Tri Hita Karana dalam upaya pelestarian subak. Subak Andong sendiri berada di daerah pariwisata karena lokasinya yang masih di Kecamatan Ubud. Perilaku petani di Subak Andong dilihat dari tiga variabel, yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Data perilaku petani Subak Andong dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut.
Tabel 3.
Perilaku Petani Subak Andong, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar
Keterangan |
Presentase |
Kategori |
Pengetahuan |
86.3 |
Sangat Baik |
Sikap |
85.9 |
Sangat Baik |
Penerapan |
87.1 |
Sangat Baik |
Perilaku Subak Andong |
86.4 |
Sangat Baik |
Sumber : Data primer 2020
Pengetahuan pada dasarnya terdiri atas sejumlah fakta-fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan petani Subak Andong dilihat dari Tri Hita Karana dapa dilihat dari table 4 berikut.
Tabel 4
Pengetahuan Tri Hita Karana Petani Subak Andong, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar
Keterangan |
Presentase |
Kategori |
Pengetahuan Parhyangan |
87.4 |
Sangat Baik |
Pengetahuan Pawongan |
87.8 |
Sangat Baik |
Pengetahuan Palemahan |
83.6 |
Baik |
Pengetahuan Subak Andong |
86.3 |
Sangat Baik |
Sumber : Data primer 2020
Sikap merupakan salah satu unsur kepribadian yang harus dimiliki seseorang untuk menentukan tindakannya dan bertingkah laku terhadap suatu objek disertai dengan perasaan positif dan negatif (Azwar, 2002). Sikap petani Subak Andong dilihat dari Tri Hita Karana dapa dilihat dari tabel 5.
Tabel 5.
Sikap Tri Hita Karana Petani Subak Andong, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar
Keterangan |
Presentase |
Kategori |
Sikap Parhyangan |
88.4 |
Sangat Baik |
Sikap Pawongan |
86.2 |
Sangat Baik |
Sikap Palemahan |
83 |
Baik |
Sikap Subak Andong |
85.9 |
Sangat Baik |
Sumber : Data primer 2020
Penerapan merupakan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya (Peter dan Yenny, 2002). Penerapan Tri Hita Karana di Subak Andong dapa dilihat dari tabel 6.
Tabel 6.
Penerapan Tri Hita Karana Petani Subak Andong, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar
Keterangan |
Presentase |
Kategori |
Penerapan Parhyangan |
88.6 |
Sangat Baik |
Penerapan Pawongan |
87.4 |
Sangat Baik |
Panerapan Palemahan |
85.2 |
Sangat Baik |
Penerapan Subak Andong |
87.1 |
Sangat Baik |
Sumber : Data primer 2020
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa simpulan adalah pengetahuan petani Subak Andong terhadap konsep Tri Hita Karana menunjukkan hasil yang sangat baik yaitu memperoleh skor 86,3%. Sikap petani Subak Andong terhadap konsep Tri Hita Karana menunjukkan hasil yang sangat baik yaitu memperoleh skor 85,9%. Penerapan petani Subak Andong terhadap konsep Tri Hita Karana menunjukkan hasil yang sangat baik yaitu memperoleh skor 87,1%.
Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan yang telah dijabarkan, maka saran yang dapat diberikan adalah diharapkan para petani di Subak Andong dapat bertahan dan yakin bahwa konsep Tri Hita Karana yang telah terjadi di Subak Andong akan menjadi benteng pertama dalam melindungi diri dari gempuran perkembangan pariwisata yang terjadi guna mempertahankan Subak Andong yang tetap lestari. Diharapkan kedepannya para petani ataupun pemilik lahan di Subak Andong tidak menjual sawahnya agar tidak terjadi lagi alihfungsi lahan yang dapat memicu
terjadinya perubahan perilaku petani di Subak Andong dan menyebabkan terganggunya kelestarian Subak Andong.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis sangat berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun penelitian ini seperti para petani di Subak Andong dan para pengurus Subak Andong. Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi keberlangsungan Subak Andong.
Daftar Pustaka
Azwar, S. 2002. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Balai Pelatihan Pertanian Kecamatan Ubud. Daftar Subak dan Luas Lahan Pertanian Desa Peliatan.
Kardi, C., 2012. Upaya Peningkatan Daya Saing Subak dalam Pengembangan
Pertanian Berekelanjutan dan Pariwisata Kerakyatan di Kabupaten Buleleng. Jurnal Agrimeta.
Kuncoro. 2013. BAB III Metode Penelitian. Internet. (Artikel on_line).
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Peter, S dan Yenny, S 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta :
Modern English Perss.
Sudarta, Wayan dan I Putu Dharma. 2013. Memperkuat Subak Anggabaya dari Segi
Kelembagaan. Laporan Pengabdian Masyarakat. Kerjasama Dinas Kebudayaan Kota Denpasar dengan Program Ekstensi Fakultas Pertanian UNUD.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sutha, I Gusti Ketut. 1978. Meninjau Persubakan di Bali. Denpasar. Biro Dokumentasi dan Publikasi Hukum, Fakultas Hukum & Pengetahuan Masyarakat, Universitas Udayana.
Windia, Wayan. 2006. Transformasi Sistem Irigasi Subak Yang berlandaskan
Konsep Tri Hita Karana. Denpasar. Pustaka Bali Post.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
753
Discussion and feedback