Peranan Pendamping dalam Pengolahan Pupuk Organik dengan Teknologi Osaki Jepang (Kasus Sipadu 096 Desa Saba Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar)
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 11, No. 2, Desember 2022
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i02.p22
Peranan Pendamping dalam Pengolahan Pupuk Organik dengan Teknologi Osaki Jepang (Kasus Sipadu 096 Desa Saba Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar)
I MADE INDRAYANA NUGRAHA, I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA*, NI WAYAN SRI ASTITI
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80323
Email: [email protected] *[email protected]
Abstract
The Role of Companion in Organic Fertilizer Management with Technology of Osaki Japan (Case of Sipadu 096, Saba Village, Blahbatuh District, Gianyar Regency)
Sipadu 096 is one of sipadu in Gianyar where they produce fertilizer using Osaki Japan technology, so it produces a good quality fertilizer. The average of fertilizer production reached 2-3 tons each month in 2019. The purpose of this study is to find out the role of companion in organic fertilizer management with technology of Osaki Japan as a communicator, supervisor, facilitator, organizer, and motivator. The selection of the study location used deliberately method with method of qualitative descriptive analysis. The results of the study of the companion’s role as a communicator, supervisor, facilitator, organizer, and motivator was categorized good. The role of companion as a communicator in organic fertilizer management of Osaki Japan was categorized very good. The role of companion as a supervisor in organic fertilizer management of Osaki Japan got a good category. The role of companion as a facilitator got a very good category. The companion’s role as an organizer also got a very good category, and the role of companion as a motivator in organic fertilizer management of Osaki Japan got a good category.
Keywords: role, companion, management, organic fertilizer, technology osaki
Sipadu 096 merupakan salah satu sipadu yang ada di kawasan Gianyar mereka memproduksi pupuk dengan memanfaatkan teknologi Osaki Jepang sehingga pupuk yang dihasilkan menjadi berkualitas rata-rata pupuk yang dihasilkan mencapai 2-3 ton perbulan pada tahun 2019. Dengan menerapkan teknologi Osaki Jepang hasil yang diperoleh serta kualitas dan kuantitas dari pupuk yang dihasilkan menjadi maksimal yang pada awal terbentuknya belum menerapkan teknologi Osaki hasil dan
kualitas dari pupuk tersebut kurang baik apalagi untuk tanaman padi di Subak Saba dan Blangsinga yang dulu kesulitan mengatasi masalah gulma serta tanaman liar lainnya.
Menunjang keberhasilan Sipadu 096 terdapat peranan pendamping yang merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya memberikan pendapat sehingga dapat membuat keputusan yang benar, kegiatan tersebut dilakukan oleh seseorang yang disebut pendamping sipadu. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Kartasapoetra, 1994) yang menyatakan bahwa pendamping pertanian merupakan agen bagi perubahan perilaku petani, yaitu mendorong petani mengubah perilakunya menjadi petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri, yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Berdasarkan uraian tersebut, oleh sebab itu dalam penelitian ini menarik untuk dikaji peranan pendamping dalam pengolahan pupuk organik dengan teknologi Osaki Jepang kasus di Sipadu 096, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.
-
1.2 Rumusan Masalah
-
1. Bagaimana peranan pendamping dalam pengolahan teknologi Osaki Jepang sebagai komunikator?
-
2. Bagaimana peranan pendamping dalam pengolahan teknologi Osaki Jepang sebagai pembimbing?
-
3. Bagaimana peranan pendamping dalam pengolahan teknologi Osaki Jepang sebagai fasilitator
-
4. Bagaimana peranan pendamping dalam pengolahan teknologi Osaki Jepang sebagai organisator?
-
5. Bagaimana peranan pendamping dalam pengolahan
pupuk organik dengan
pupuk organik dengan
pupuk organik dengan
pupuk organik dengan
pupuk organik dengan
-
teknologi Osaki Jepang sebagai motivator?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
-
1. Untuk mengetahui peranan pendamping dalam pengolahan pupuk organik dengan teknologi Osaki Jepang sebagai komunikator.
-
2. Untuk mengetahui peranan pendamping dalam pengolahan pupuk organik dengan teknologi Osaki Jepang sebagai pembimbing.
-
3. Untuk mengetahui peranan pendamping dalam pengolahan pupuk organik dengan teknologi Osaki Jepang sebagai fasilitator.
-
4. Untuk mengetahui peranan pendamping dalam pengolahan pupuk organik dengan teknologi Osaki Jepang sebagai organisator.
-
5. Untuk mengetahui peranan pendamping dalam pengolahan pupuk organik dengan teknologi Osaki Jepang sebagai motivator.
Penelitian ini dilakukan di Sipadu 096 yang ada di Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan yaitu mulai bulan November 2020 hingga Maret 2021.
Penelitian ini terdapat data kualitatif merupakan data yang berbentuk kata, skema dan gambar bukan berbentuk angka (Sugiyono, 2010). Terdiri dari : gambaran umum lokasi penelitian Sipadu 096, penjelasan anggota Sipadu 096 yang nantinya dijadikan sampel dan pendamping sebagai informan kunci dalam penelitian ini, identitas informan kunci dan proses pengolahan pupuk organik dengan teknologi Osaki Jepang. Data kuantitatif merupakan data yang disajikan dan dapat diukur atau dihitung secara langsung, berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau angka (Sugiyono, 2015) terdiri dari : rata-rata umur anggota Sipadu 096, jumlah anggota Sipadu 096, jumlah sapi di Sipadu 096, jumlah pupuk organik di Sipadu 096 dan luas wilayah.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh berdasarkan informasi dari informan kunci dan jawaban kuesioner oleh responden terkait yang terdiri dari anggota Sipadu 096, pengurus Sipadu 096, pendamping dan beberapa stakeholder lainnya. Data sekunder berupa arsip resmi berupa anggota aktif serta data pendukung lainnya yang bersumber dari buku, internet, jurnal ilmiah, instansi pemerintah atau lembaga yang berhubungan dengan penulisan penelitian peranan pendamping dalam pengolahan pupuk organik dengan teknologi Osaki Jepang di Sipadu 096 Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.
Penelitian ini menggunakkan dua jenis metode pengumpulan data diantaranya observasi, wawancara terstruktur dan wawancara mendalam.
Adapun jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 20 orang petani yang terdiri atas anggota Sipadu 096, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Pengurus Sipadu 096.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik pengambilan dengan sampling jenuh (sensus). Menurut (Riduwan, 2012) menjelaskan sampling jenuh ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal dengan istilah sensus.
Variabel yang digunakan untuk mengetahui peranan pendamping dalam pengolahan pupuk organik dengan teknologi Osaki Jepang dengan beberapa indikator yaitu komunikator, pembimbing, fasilitator, organisator dan motivator. Semua indikator diukur dengan pemberian skor dari 1-5, selanjutnya akan didistribusikan dalam kategori atau kelas dengan menggunakan rumus interval kelas.
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif, metode tersebut dipilih dengan tujuan untuk menjabarkan secara jelas, terperinci juga sistematis data yang didapatkan, kemudian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif guna untuk membandingkan data hasil temuan di lapangan dengan teori yang didapat melalui studi pustaka.
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata umur responden adalah 62 tahun dengan kisaran umur responden berada diantara 50-78 tahun, sejalan dengan hal tersebut menurut (Suyono, 2013) menyatakan bahwa usia produktif seseorang 15-60 tahun artinya jika umur seseorang pada usia produktif bekerja maka produktivitas kerjanya akan meningkat. Berdasarkan jenis kelamin data yang diperoleh rata-rata anggota Sipadu 096 berjenis kelamin laki-laki. Berdasarkan tingkat pendidikan rata-rata pendidikan formal anggota Sipadu 096 adalah 6 tahun (tingkat SD) dengan kisaran pendidikan responden berada diantara 6-12 tahun (tingkat SD dan SMA), jenis pekerjaan dari anggota Sipadu 096 yang berprofesi utama bukan sebagai petani (PNS) sebanyak 3 responden (15%) dan sebagai wiraswasta sebanyak 2 responden (10 %).
Tabel 1.
Frekuensi Responden Berdasarkan KategoriPeranan Pendamping Sebagai Komunikator
No |
Skor |
Kategori |
Jumlah responden | |
Orang |
Persentase % | |||
1. |
> 18,8 – 20 |
Sangat Baik |
10 |
50 % |
2. |
> 17,6 – 18,8 |
Baik |
3 |
15 % |
3. |
> 16,4 – 17,6 |
Sedang |
2 |
10 % |
4. |
> 15,2 – 16,4 |
Tidak Baik |
3 |
15 % |
5. |
14 – 15,2 |
Sangat Tidak Baik |
2 |
10 % |
Total |
20 |
100% |
Sumber: data primer diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 1 anggota Sipadu 096 sebagian (50 %) menilai peranan pendamping sebagai komunikator tergolong sangat baik. Menurut keterangan dari pendamping sebagai komunikator dapat disimpulkan bahwa berkomunikasi dengan pendamping mudah sehingga pendamping sangat baik menjalankan peranannya sebagai komunikator, namun semenjak adanya Covid-19 program dan kegiatan di Sipadu 096 menjadi sedikit terhambat sehingga tidak bisa menjalkan peranan 100%, cara menyiasatinya dengan berkomunikasi melalui ketua atau pengurus Sipadu 096 melalui via telepon. Menurut keterangan dari Ketua Sipadu 096 menyatakan bahwa keahlian pendamping sebagai komunikator mendapat kategori sangat baik terutamanya dari bahasa yang disampaikan ke anggota Sipadu 096 mendapatkan kategori sangat baik, dalam hal ini pendamping menggunakan bahasa daerah sehingga mudah dimengerti oleh anggota Sipadu 096. Sesuai dengan pernyataan dari (Widjaja, 2002) bahwa sebagai komunikator harus menjelaskan kepada komunikan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga komunikan dapat mengerti maksud dan tujuan dari komunikator.
Tabel 2
Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Peranan Pendamping Sebagai Pembimbing
No |
Skor |
Kategori |
Jumlah responden | |
Orang |
Persentase % | |||
1. |
> 18,8 – 20 |
Sangat Baik |
3 |
15 % |
2. |
> 17,6 – 18,8 |
Baik |
7 |
35 % |
3. |
> 16,4 – 17,6 |
Sedang |
5 |
25 % |
4. |
> 15,2 – 16,4 |
Tidak Baik |
1 |
5 % |
5. |
14 – 15,2 |
Sangat Tidak Baik |
4 |
20 % |
Total |
20 |
100% |
Sumber: data primer diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 2 anggota Sipadu 096 sebagian (35%) menilai peranan pendamping sebagai pembimbing tergolong baik. Kesulitan pendamping dan anggota Sipadu 096 adalah pengendalian penyakit hewan ternak yang kurang misalnya pemberian vitamin dan fasilitas penunjang kesehatan hewan ternak kurang serta memerlukan proses yang lama, diharapkan kedepannya pendamping bisa melakukan kerjasama ke orang yang lebih ahli bukan hanya dari dinas melainkan bisa dari pihak swasta membantu membimbing dan menyediakan fasilitas kesehatan kepada hewan ternak anggota Sipadu 096, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Menurut (Ife, 1995) pendamping sebagai pembimbing harus mampu memberikan kesadaran masyarakat, dan membantu dalam menjembatani masyarakat sehingga proses inovasi berjalan dengan baik.
Tabel 3.
Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Peranan Pendamping Sebagai
Fasilitator
No |
Skor |
Kategori |
Jumlah responden | |
Orang |
Persentase % | |||
1. |
> 16,6-18 |
Sangat Baik |
7 |
35 % |
2. |
> 15,2-16,6 |
Baik |
4 |
20 % |
3. |
> 13,8-15,2 |
Sedang |
6 |
30 % |
4. |
> 12,4-13,8 |
Tidak Baik |
1 |
5 % |
5. |
11-12,4 |
Sangat Tidak Baik |
2 |
10 % |
Total |
20 |
100% |
Sumber: data primer diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 3 anggota Sipadu 096 sebagian (35%) menilai peranan pendamping sebagai fasilitator tergolong sangat baik. Hal ini membuktikan bahwa pendamping dalam memfasilitasi anggota Sipadu 096 sudah mejalankan tugasnya dengan sangat baik, Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus Sipadu 096 I Ketut Balik menyatakan bahwa pengolahan pupuk organik Osaki Jepang sudah menerapkan teknologi yang modern sehingga proses pengolahannya berlangsung dengan efisien, hal tersebut juga tidak luput dari peranan pendamping yang membantu menjembatani komunikasi dan memfasilitasi dengan pihak Jepang yang dilaporkan setahun sekali perkembangan pengolahan pupuk organik Osaki, sehingga penyediaan fasilitas pengoahan pupuk organik Osaki berjalan dengan sangat baik di Sipadu 096, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Sesuai dengan pernyataan (Suharto, 2005) pendamping harus menjadi fasilitator handal yang mangacu pada perubahan keterampilan bersifat praktis dan dapat mendukung terjadinya perubahan yang positif di masyarakat.
Tabel 4.
Frekuensi Responden Berdasarkan KategoriPeranan Pendamping Sebagai Organisator
No |
Skor |
Kategori |
Jumlah responden | |
Orang |
Persentase % | |||
1. |
> 21,8 – 23 |
Sangat Baik |
6 |
30 % |
2. |
> 20,6 – 21,8 |
Baik |
4 |
20 % |
3. |
> 19,4 – 20,6 |
Sedang |
3 |
15 % |
4. |
> 18,2 – 19,4 |
Tidak Baik |
3 |
15 % |
5. |
17 - 18,2 |
Sangat Tidak Baik |
4 |
20 % |
Total |
20 |
100% |
Sumber: data primer diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 4 anggota Sipadu 096 sebagian (30%) menilai peranan pendamping sebagai organisator tergolong sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa pendamping sangat baik dalam menjalankan tugasnya sebagai organisator, Menurut keterangan dari Sekretaris Sipadu 096 peranan pendamping dalam mengatur Sipadu 096 untuk mengolah pupuk organik Osaki Jepang masih dalam kategori sangat baik, hal ini membuktikan bahwa pendamping selalu mengawasi kegiatan dan mengatur setiap tahapan dalam pengolahan pupuk sehingga pengolahan pupuk dapat berjalan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang telah disepakati oleh pendamping bersama dengan anggota Sipadu 096 serta pengurus di Sipadu 096, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Menurut pendapat (Smara et al., 2017) pendamping sebagai organisator artinya berusaha untuk menjalin hubungan baik dengan segenap lapisan masyarakat, menumbuhkan kesadaran dan menggerakan partisipasi masyarakat, mengarahkan serta membina kegiatan maupun mengembangkan kelembagaan.
Tabel 5.
Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Peranan Pendamping Sebagai Motivator
No |
Skor |
Kategori |
Jumlah responden | |
Orang |
Persentase % | |||
1. |
> 21,6 – 23 |
Sangat Baik |
7 |
35 % |
2. |
> 20,2 - 21,6 |
Baik |
9 |
45 % |
3. |
> 18,8 - 20,2 |
Sedang |
3 |
15 % |
4. |
> 17,4 - 18,8 |
Tidak Baik |
0 |
0 |
5. |
16 – 17,4 |
Sangat Tidak Baik |
1 |
5 % |
Total |
20 |
100% |
Sumber: data primer diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 5 anggota Sipadu 096 sebagian (45 %) menilai peranan pendamping sebagai motivator tergolong baik. Pendamping di Sipadu 096 dalam memotivasi petani tidak mudah dikarenakan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya umur anggota Sipadu 096 terbilang lanjut usia serta faktor pendidikan mayoritas SD, maka yang bisa dilakukan pendamping adalah berusaha mendorong anggota Sipadu 096 untuk lebih produktif kembali. Pendamping dalam memotivasi proses penjualan pupuk organik dinilai sedikit kurang diharapkan kedepannya pendamping mampu memotivasi anggota Sipadu 096 dalam proses penjualan pupuk organik baik secara online maupun offline, sehingga mampu maksimal dalam hal penjualan pupuk organik Osaki Jepang. Menurut (Sandhi et al., 2020) menyatakan bahwa seorang agen perubahan harus dapat membina dan meningkatkan motivasi masyarakat sasaran agar mau mengubah cara berpikir dan cara kerjanya, sehingga mau dan mampu menerapkan cara kerja baru yang lebih berdayajuang dan berhasil.
Tabel 6.
Frekuensi Responden Berdasarkan Kategori Peranan Pendamping Dalam Pengolahan Pupuk Organik dengan Teknologi Osaki Jepang Kasus Sipadu 096, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar
No |
Skor |
Kategori |
Jumlah responden | |
Orang |
Persentase % | |||
1. |
> 96,4 – 100 |
Sangat Baik |
3 |
15 % |
2. |
> 92,8 – 96,4 |
Baik |
8 |
40 % |
3. |
> 89,2 – 92,8 |
Sedang |
5 |
25 % |
4. |
> 85,6 – 89,2 |
Tidak Baik |
1 |
5 % |
5. |
82 – 85,6 |
Sangat Tidak Baik |
3 |
15 % |
Total |
20 |
100% |
Sumber: data primer diolah, 2021
Berdasarkan atas Tabel 11 sebagian besar menilai (40%) peranan pendamping dalam pengolahan pupuk organik dengan teknologi Osaki Jepang tergolong baik. Peranan pendamping dinilai baik dipengaruhi beberapa faktor, dari segi peranan pendamping sebagai pembimbing kurang menjembatani antara petani dengan instansi dalam hal pemeliharaan hewan ternak, misalnya pemberian vitamin memerlukan proses yang lama. Selanjutnya adalah peranan pendamping sebagai motivator dikatakan kurang sehingga tidak bisa mencapai 90-100% (sangat baik) adalah memotivasi proses penjualan pupuk organik Osaki Jepang, dikarenakan penjualan pupuk masih mengandalkan distributor bukan langsung ke konsumen dan penjualan tidak menggunakan media online, sehingga setelah pupuk dikemas cenderung didiamkan lama dan hanya menunggu distributor mengambil ke tempat.
-
(1) . Kotoran sapi yang berasal dari kandang dibawa ke tempat penampungan terlebih dahulu dan didiamkan selama kurang lebih satu minggu, ditambahkan bahan organik seperti cacahan daun/sisa pakan ternak yang ditumbuhi jamur dan jerami yang sudah mngalami pelapukan dengan perbandingan 1:1 (potongan jerami kira-kira 5-10 cm). (2). Proses selanjutnya kotoran sapi yang sudah dicampurkan dengan bahan organik lalu diaduk supaya merata menggunakan skop atau alat pengaduk lainnya, dan mulai dilakukan proses fermentasi dengan membuat gundukan setinggi kurang lebih satu meter serta kemudian ditutup dengan terpal. (3). Pada hari ketiga dilakukan pengecekan suhu, suhu yang berada di dalamnya bisa mencapai 70-90oC. (4). Tahap selanjutnya adalah selama seminggu sekali dilakukan pengadukan dan pemberian kencing sapi jika pupuk kering dan tambahan jerami bila pupuk dirasa basah (saat pengadukan dilakukan pengecekan kadar air 50% - 60% jika kurang diberikan kencing sapi). (5). Pupuk yang sudah jadi kira-kira umur pupuk sudah 2-3 bulan dengan ciri-ciri yaitu tidak berbau kotoran, remah, suhu di pupuk konstan sesuai dengan suhu udara atau lingkunan. (6). Tahap terakhir adalah pupuk yang sudah jadi, diperkirakan 2-3 bulan dengan suhu pupuk sudah sama dengan suhu lingkungan, kemudian dilakukan proses pengayakan menggunakan mesin ayak.
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan peranan pendamping dalam pengolahan pupuk organik Osaki Jepang sebagai komunikator, pembimbing, fasilitator, organisator dan motivator di Sipadu 096, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar dapat dikategorikan baik berikut penjabarannya: (1). Peranan pendamping sebagai komunikator dikatakan sangat baik. (2). Peranan pendamping sebagai pembimbing sendiri dikatakan sangat baik. (3). Peranan pendamping sebagai fasilitator di Sipadu 096 mendapatkan kategori baik. (4). Peranan pendamping sebagai organisator di Sipadu 096 dikatakan baik. (5). Peranan pendamping di Sipadu 096 sebagai motivator dikategorikan baik.
Pendamping dari segi pembimbing diharapkan mampu membimbing anggota Sipadu 096 menggunakan fasilitas yang ada sesuai dengan kebutuhannya seperti alat pemotong jerami/rumput dan mesin pengayak pupuk organik yang tersedia di Sipadu 096, sehingga semua anggota mampu mengoprasionalkan alat tersebut dengan baik, dan kedepannya pendamping mampu menjebatani anggota Sipadu 096 dengan instansi terkait terutamanya dalam pemeliharaan hewan ternak. Anggota Sipadu 096 dan pendamping mulai bekerjasama dalam membuka pasar/penjualan pupuk organik Osaki Jepang dengan merek Putri Liman secara online contohnya membuatkan web atau promosi di toko online dalam penjualan
pupuk organik Osaki Jepang, sehingga konsumen mudah untuk mengakses platform tersebut dan mampu menjangkau pasar yang lebih luas lagi.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada anggota Sipadu 096 dan pengurus di Sipadu 096 yang telah meluangkan waktu untuk penulis mengadakan penelitian, I Made Wiska Antara S.P dan Tim Osaki di Sipadu 096 atas batuannya dan memberikan materi studi pustaka dan meluangkan waktu dalam berdiskusi mengenai peranan pendamping dalam pengolahan pupuk organik Osaki Jepang.
Daftar Pustaka
A.W. Widjaja. 2002. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Ife, J. 1995. Community Development: Creating Community Alternatives Vision Analysis & Practice (third ed.) Sydney: Addison Wesley Longman Australia Pty Ltd.
Kartasapoetra, G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta : Bina Aksara
Riduwan. 2012. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sandhi, N. L. A. P., Putra, I. G. S. A., & Astiti, N.W. S. 2020. Peran Penyuluh Dalam Memotivasi Petani Dalam Berusahatani Cabai Di Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Gianyar. (Jurnal Agribisnis dan Agrowisata). 9(3).
Smara, N. K. M. G., Suardi, I. D. P. O., & Agung, I. D. G. 2017. Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Pembuatan Pupuk Organik Padat. (Jurnal Agribisnis dan Agrowisata). 6(1) : 11–20.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Alfabeta.
Suharto. 2005. Pengertian Pendamping Tersedia Online di
http://digilib.uinsby.ac.id/9206/4/bab%202.pdf. Diakses pada tanggal 20 Agustus 2020.
Suyono. (2013). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga kerja pada Industri Kerajinan Kulit di Kabupaten Magetan. (Jurnal Ekomaks). 2(2).
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
732
Discussion and feedback