Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i01.p37

Vol. 11, No. 1, Juli 2022

Dampak Adanya Industri Mente (CV. Mente Bali

Sejahtera) terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Jambu Mente di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten

Karangasem

NI LUH PUTU SRI MAHADEWI, I KETUT SURYA DIARTA*, NI LUH PRIMA KEMALA DEWI

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. P.B. Sudirman Denpasar 80232, Bali Email: linamahadewi@gmail.com *suryadiarta@unud.ac.id

Abstract

Impact of Cashew Industry (CV. Mente Bali Sejahtera) on Socio Economic Conditions of Cashew Farmers in Ban Village, Kubu District, Karangasem Regency

The existence of cashew industry (CV. Mente Bali Sejahtera) in Ban Village has slowly raised the social economic status of the community, especially farmers and alleviated poverty in Ban Village. Ban village is a dry area with clean water being very difficult to obtain. Such natural conditions make the people here work as cashew farmers. The purpose of the study was to analyze the impact of the cashew industry (CV. Mente Bali Sejahtera) on the socio-economic conditions of cashew farmers in Ban Village. The analytical method used is descriptive qualitative and quantitative using a before after approach, research instruments in the form of interview guidelines and questionnaires. The results showed that the impact of the cashew industry (CV. Mente Bali Sejahtera) on the economic conditions of farmers in Ban Village was an increase in income from before. Increased income has an impact on the ability of farmers to improve housing conditions so that they become more feasible and comfortable, and are able to create business opportunities so that they can provide other financial benefits. The impact of industry on social conditions shows that social interaction remains well established but there is a decrease in the intensity of meeting within the family because more interactions are carried out at night after work. The fulfillment of consumption and ownership of living facilities in the household has increased and the knowledge and skills of farmers are increasing. Suggestions that can be given are for farmers to pay more attention to their agriculture so that they can produce superior quality cashew nuts and the industry to pay attention to the comfort of the community to avoid conflicts.

Keywords: impact, industry, social, economy, farmers

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1    Latar belakang

Sektor industri merupakan leading sector dalam pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pertanian, perdagangan dan jasa, maupun sektor lainnya (Arsyad, 1999 dalam Fatikawati, 2015). Desa Ban yang terletak di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem termasuk dalam zona Kawasan Rawan Bencana Gunung Api yang memiliki luas wilayah 7.095 ha juga merupakan desa terluas yang berada di Kecamatan Kubu. Lahan atau tanah di Desa Ban seluruhnya (100%) merupakan lahan ladang tadah hujan atau daerah pertanian dengan jenis tanah kering dan tekstur tanah lempung berpasir dan debuan. Kondisi alam yang seperti itu, menjadikan masyarakat di sini banyak yang membudidayakan tanaman jambu mente.

Petani jambu mente di Desa Ban kurang dalam memanfaatkan hasil buminya mulai dari pengolahan hingga pemasaran sehingga harga jual mente di Desa Ban cukup rendah. Kesulitan yang dialami oleh para petani adalah ketiadaan peralatan yang mumpuni dalam mengelola komoditas tersebut. Pengetahuan yang kurang dimiliki oleh petani menyebabkan kesulitan dalam mengolah jambu mente yang baik. Pengetahuan petani didapatkan secara turun temurun dari orang tua yang kesehariannya hanya bertani. Kondisi petani sebelum adanya industri, yang terbelakang dan tidak memiliki kesempatan kerja, hanya mampu memenuhi kehidupan sehari-hari dari hasil pertanian yang dimilikinya. Masalah sosial yang terjadi karena kondisi ekonomi yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu pemenuhan pendidikan anak-anaknya yang belum maksimal.

Pada 2012 seorang relawan kesehatan asal Amerika Serikat mendirikan industri pengolahan mente yaitu CV. Mente Bali Sejahtera berharap dapat mengentaskan kemiskinan di Desa Ban dan membantu para petani mente disana. CV. Mente Bali Sejahtera merupakan industri yang bergerak dalam bidang usaha manufaktur. Industri ini mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi. Produk utama perusahaan ini adalah kacang mente yang dibeli langsung dari petani mente di Desa Ban.

Berdasarkan penuturan Bapak I Nyoman Saba Dwipayana selaku Kepala Wilayah Desa Ban, Keberadaan industri pengolahan mente di Desa Ban telah memberi dampak terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Setelah mulai dikembangkannya industri pengolahan mente, masyarakat petani mulai dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya dengan lebih baik. Wawasan dan pengetahuan masyarakat semakin berkembang karena pelatihan kerja yang diberikan oleh perusahaan. Pendapatan yang diperoleh dari bekerja di industri memberikan dampak positif karena petani mampu memenuhi pendidikan anggota keluarganya, selain itu juga mampu memenuhi fasilitas hidupnya yang lain berupa perbaikan rumah. Masyarakat juga mampu membuka peluang usaha kecil. Kondisi sosial dan ekonomi masyarakat yang mulai terlihat lebih baik, setelah adanya industri mendorong

masyarakat terutama petani untuk mulai berpikir maju dan kondisi lingkungan masyarakat menjadi lebih maju.

  • 1.2    Rumusan Masalah

  • 1.    Bagaimana dampak dari adanya industri mente (CV. Mente Bali Sejahtera) terhadap kondisi ekonomi petani jambu mente di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem?

  • 2.    Bagaimana dampak dari adanya industri mente (CV. Mente Bali Sejahtera) terhadap kondisi sosial petani jambu mente di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

  • 1.    Untuk menganalisis dampak dari adanya industri mente (CV. Mente Bali Sejahtera) terhadap kondisi ekonomi petani jambu mente di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem.

  • 2.    Untuk menganalisis dampak dari adanya industri mente (CV. Mente Bali Sejahtera) terhadap kondisi sosial petani jambu mente di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Waktu penelitian dimulai dengan pengumpulan data hingga penulisan hasil penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2021. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) berdasarkan beberapa pertimbangan.

  • 2.2    Jenis dan Sumber Data

Jenis data pada penelitian ini meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data dari penelitian ini adalah primer dan sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui hasil observasi lokasi penelitian, dokumentasi, dan wawancara, sedangkan data sekunder didapatkan dari studi kepustakaan, laporan atau arsip pemerintahan Desa Ban, lembaga swasta, serta website perusahaan. Teknik pengumpulan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi dengan intrument penelitian berupa pedoman wawancara dan kuesioner.

  • 2.3    Penentuan Sampel dan Variabel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi berupa objek atau subjek yang diteliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2014 dalam Mamangkey, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah petani jambu mente yang juga bekerja di industri CV. Mente Bali Sejahtera yang berjumlah 193 orang. Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik simple random sampling yaitu cara pengambilan

sampel dengan menggunakan pengacakan (random) tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut, hal ini dilakukan karena karakteristik populasi bersifat homogen (sejenis). Rumusan sampel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan jumlah sampel yang representatif adalah metode Slovin sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 36 petani. Informan terdiri dari 2 orang yaitu Kepala Desa Ban dan staf industri. Variabel yang digunakan pada penelitian adalah dampak sosial dan ekonomi. Variabel sosial terdiri dari 4 indikator penelitian yaitu interaksi sosial, status sosial, pendidikan, dan pengetahuan, sedangkan variabel ekonomi dengan 3 indikator penelitian yaitu pendapatan, jenis pekerjaan, dan kondisi rumah. Variabel ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari industri CV. Mente Bali Sejahtera terhadap kondisi sosial dan ekonomi petani di Desa Ban.

  • 2.4    Analisis Data

Teknik analisis menggunakan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono, 2015 dalam Febrianto, 2020) yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis perbandingan pendapatan menggunakan metode analisis paired sample t-test yaitu untuk mengkaji keefektifan perlakuan, ditandai dengan adanya perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (Ferdiansyah, 2016). Nilai signifikansi yang digunakan sebesar 5% (0,05), dengan dasar pengambilan keputusan yaitu:

  • 1.    Jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah adanya industri CV. Mente Bali Sejahtera.

  • 2.    Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah adanya industri CV. Mente Bali Sejahtera.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Dampak Industri (CV. Mente Bali Sejahtera)

      3.1.1    Dampak ekonomi

  • 1.    Pendapatan

Pendapatan menurut Sukirno (2011 dalam Kurniawan 2015) adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan, atau tahunan. Pendapatan usaha jambu mente didapatkan dengan cara mengurangkan seluruh penerimaan total dengan seluruh biaya total yang dikeluarkan. Penerimaan petani sebelum dan sesudah adanya industri mengalami peningkatan, hal ini karena harga jual mente gelondong sebelum adanya industri Rp. 8000– Rp. 10.000 per kilogram sedangkan sesudah adanya industri meningkat hingga Rp. 18.000 – Rp. 25.000 per kilogram. Produksi mente gelondong petani di Desa Ban sebelum ada industri rata-rata sebesar 300 kg/ha sedangkan sesudah industri rata-rata sebesar 300-500 kg/ha. Jumlah tanaman jambu mente yang dimiliki oleh petani rata-rata adalah 30-50 tanaman, dimana satu tanaman dapat menghasilkan 10kg mente gelondong. Penerimaan dan total biaya usaha jambu mente petani dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1.

Penerimaan Usaha Jambu Mente Petani

Keterangan

Penerimaan (rp)

Persentase (%)

Peningkatan(%)

Sebelum

116.950.000

32.70

-

Sesudah

240.700.000

67.30

105.81%

Total

357.650.000

100

Selisih

123.750.000

Sumber: Data Primer (diolah), 2021

Biaya-biaya yang dikeluarkan petani pada usaha jambu mentenya sebelum dan sesudah adanya industri (CV. Mente Bali Sejahtera) berupa biaya tetap dan variabel. Biaya tetap dalam usaha jambu mente yaitu pembayaran pajak lahan, di Desa Ban sebagian besar lahan pertanian adalah milik pribadi sehingga tidak ada petani yang menyewa yaitu sebesar Rp. 1.845.000. Biaya variabel yang dikeluarkan pada usaha jambu mente di Desa Ban mengalami peningkatan sebesar 30,47% dari Rp. 16.924.000 menjadi Rp. 22.081.000 sesudah adanya industri. Peningkatan biaya variabel karena adanya pergantian harga pada barang-barang pendukung usaha tani seperti cangkul, ember, dan sabit. Biaya total adalah biaya tetap yang tambah dengan biaya variabel, pada usaha jambu mente petani biaya total meningkat sebesar 27,48% dari Rp. 18.769.000 menjadi Rp. 23.926.000. Peningkatan biaya total dikarenakan adanya peningkatan pengeluaran pada biaya variabel. Biaya-biaya yang dikeluarkan petani dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.

Pendapatan Usaha Jambu Mente Petani di Desa Ban

Keterangan

Pendapatan(rp)

Rata-rata

Persentase (%)

Peningkatan

Sebelum

98.513.000

2.736.472

31,24

-

Sesudah

216.804.000

6.022.333

68,76

120%

Total

315.317.000

-

100

-

Selisih

118.291.000

Sumber: Data Primer (diolah), 2021

Pendapatan petani meningkat sebesar 120% sesudah adanya industri. Hal ini menunjukkan bahwa adanya industri CV. Mente Bali Sejahtera di Desa Ban dapat meningkatkan pendapatan petani jambu mente di Desa Ban. Peningkatan pendapatan petani dari hasil usaha jambu mente meningkat cukup signifikan setelah adanya industri karena harga yang diberikan lebih tinggi dari sebelumnya. Pendapatan petani yang didapat dengan bekerja di Industri yang dibedakan ke dalam empat golongan pendapatan penduduk dari golongan terendah hingga tertinggi. Sebanyak 33 (91,67%) responden yang berada di golongan pendapatan sedang, hal ini dikarenakan upah untuk buruh di industri adalah adalah Rp. 70.000 – 80.000 per hari. Sedangkan untuk

3 (8,33%) orang lainnya berada digolongan sangat tinggi karena bekerja sebagai staff atau pegawai pada divisi yang ada di industri CV. Mente Bali Sejahtera.

Tabel 3.

Akumulasi Pendapatan Petani dalam Kurun Waktu Satu Tahun

Keterangan

Pendapatan

Pertanian

216.804.000

Industri

1.008.000.000

Total

1.224.804.000

Rata-rata

34.022.333

Sumber: Data Primer (diolah), 2021

Tabel 3 menunjukkan akumulasi atau total pendapatan petani jambu mente di Desa Ban dari hasil pertanian yang ditambahkan dengan pendapatan dari industri dalam waktu satu tahun. Pendapatan total petani sebesar Rp. 1.224.804.000 dengan rata-rata pendapatan Rp. 34.022.333 per tahun. Maka dari itu petani lebih mampu dalam mencukupi kebutuhan hidup dan keluarganya baik dari sandang, pangan, dan papan.

  • 2.    Jenis Pekerjaan

Perubahan sangat dirasakan oleh masyarakat dari petani menjadi buruh dan karyawan di CV. Mente Bali Sejahtera dan PT. East Indo Fair Trading sehingga angka pengangguran di Desa Ban menjadi berkurang banyak dengan adanya industri ini. Jenis pekerjaan di CV. Mente Bali Sejahtera terdapat dua pekerjaan yaitu sebagai buruh dan staff. Perbedaan tersebut terletak pada tugas atau bidang yang dikerjakan. Buruh di industri CV. Mente Bali Sejahtera memiliki tanggung jawab pada proses produksi bahan baku hingga tahap pengemasan produk sedangkan staff industri bertanggung jawab dalam bidang pekerjaan manajemen pada departemen yang terdapat di CV. Mente Bali Sejahtera.

Keberadaan industri di Desa Ban membawa pengaruh dalam hal mata pencaharian yaitu petani tidak hanya memiliki satu jenis pekerjaan saja, mereka dapat mengelola pertaniannya tetapi mereka juga bisa bekerja di pabrik, selain itu adanya mata pencaharian ganda akan lebih dapat meningkatkan perekonomiannya. Hasil observasi menunjukkan dari 36 responden, sebanyak 13 responden memiliki usaha sampingan antara lain 5 orang sebagai pembuat gula aren yang dijual ke warung dan pasar seharga Rp. 12.000/kg, 2 orang sebagai supplier atau pengepul mente gelondong untuk di bawa ke industri atau ke luar daerah, dan 6 orang sebagai pedagang, 2 diantaranya pedagang dengan bangunan permanen dengan pendapatan Rp. 1.500.000 – 2.000.000/bulan dan 4 lainnya sebagai pedagang keliling dengan pendapatan Rp. 750.000 – 1.500.000/bulan.

  • 3.    Kondisi Rumah

Kondisi rumah dalam penelitian ini menyangkut luas dan kondisi rumah berdasarkan status kepemilikan rumah, jenis atap, jenis lantai, sumber penerangan, daya listrik terpasang, bahan bakar memasak, dan kepemilikan MCK pada kondisi sebelum dan sesudah adanya industri CV. Mente Bali Sejahtera. Menurut Suparno (2006 dalam Zulkipli, 2019) jenis rumah dapat dibagi menjadi tiga yaitu rumah sederhana, rumah menengah, dan rumah mewah. Perubahan luas rumah sesudah adanya industri hanya 3 petani dari 36 responden. Dibandingkan dengan luas rumah, sejalan dengan meningkatnya pendapatan, petani lebih mampu dalam memperbaiki kondisi rumahnya sehingga menjadi lebih nyaman untuk ditinggali. Perbaikan kondisi rumah tidak dilakukan secara keseluruhan dalam satu waktu namun secara bertahap, sedikit demi sedikit dengan mempertimbangkan kondisi ekonominya. Adanya penambahan pendapatan yang diperoleh dari bekerja di industri dan usaha sampingan yang dilakukan, kondisi rumah petani sebelum dan sesudah adanya industri mengalami perubahan.

  • 3.1.2    Analisis Perbandingan Statistik Uji Beda Pendapatan Petani (Paired Sample T-test)

Uji t berpasangan (paired sample t-test) adalah salah satu metode pengujian dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri-ciri yang paling sering ditemui adalah satu individu (objek penelitian) mendapat dua buah perlakuan yang berbeda (Montolalu, 2018). Pada penelitian ini pengujian didapatkan nilai signifikansi (sig.) adalah sebesar 0,000. Dasar pengambilan keputusan yaitu jika nilai sig. < 0,05 maka terdapat perbedaan yang nyata atau signifikan antara sebelum dan sesudah, karena nilai sig. 0,000 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan petani yang signifikan antara sebelum dan sesudah adanya CV. Mente Bali Sejahtera. Perbedaan ini di peroleh karena pendapatan petani sesudah adanya indsutri lebih besar yang berasal dari lebih tingginya hasil produksi yang diperoleh serta harga jual mente yang lebih tinggi dari kondisi sebelum adanya industri CV. Mente Bali Sejahtera.

  • 3.1.3    Dampak sosial

  • 1.    Interaksi sosial

Interaksi sosial merupakan syarat utama adanya aktivitas sosial di masyarakat. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik dalam masyarakat yang tercipta karena adanya komunikasi antara satu pihak dengan pihak lainnya melalui sebuah tindakan tertentu (Firdauz, 2020). Interaksi sosial masyarakat petani di Desa Ban ditunjukkan dari interaksi dalam keluarga, interaksi di masyarakat, dan interaksi di industri. Sebelum adanya industri, interaksi petani dalam keluarga terjalin dengan sangat baik dan tidak terjadi konflik. Sesudah adanya industri komunikasi keluarga lebih banyak dilakukan pada malam hari sepulang dari bekerja namun hal tersebut tidak mempengaruhi hubungan dikeluarga menjadi jauh. Waktu keluarga berekreasi bersama keluar baik sebelum atau sesudah adanya industri, masyarakat di Desa Ban jarang melakukan rekreasi keluarga.

Interaksi petani di masyarakat dilihat dari kegiatan sangkep (rapat) dan gotong royong yang ada di Desa Ban. Interaksi di masyarakat sebelum dan sesudah adanya industri tidak melunturkan kewajibannya dalam bermasyarakat, hanya saja intensitasnya sedikit menurun karena dipagi hari petani bekerja di industri, namun apabila terdapat kegiatan di malam hari petani selalu aktif mengikutinya. Hubungan yang terjalin antara masyarakat desa terlebih di Bali yang erat akan menyame braye merupakan hubungan kekeluargaan antara satu dengan lainnya, hubungan interaksi yang dilakukan masih berjalan dengan baik setelah adanya industi CV. Mente Bali Sejahtera.

Interaksi di dalam industri terjalin dengan baik, protokol kesehatan dan keamanan juga dilakukan dengan baik, suasana yang tercipta juga cukup kondusif hal ini dikarenakan sebagian besar pekerja disana dari Desa Ban meskipun dari banjar yang berbeda, dengan bekerja bersama di industri akan timbul kedekatan antara satu sama lain akibat dari adanya komunikasi dan bertemu setiap hari sehingga akan menciptakan hubungan yang dekat dan baik. Bila sebelumnya masyarakat hanya bertemu dengan tetangga yang berada di dekat rumah dengan adanya industri masyarakat menjadi lebih mengenal warga-warga yang berada di banjar atau desa yang berbeda.

  • 2.    Status sosial

Status sosial dilihat dari ukuran kekayaan atau kepemilikan fasilitas hidup sebelum dan sesudah adanya industri. Peningkatan fasilitas tersebut mengangkat status sosial petani di masyarakat. Status sosial seseorang terlihat tinggi jika memiliki fasilitas dengan nominal harga yang tinggi, pola pikir yang maju atau modern menetukan kedudukan seseorang dibanding yang tidak mengikuti perkembangan jaman. Fasilitas rumah tangga yang meningkat di dalam rumah tangga petani yang tertinggi adalah kepemilikan barang elektronik berupa handphone (hp) dengan peningkatan persentase sebesar 184% ini menunjukkan bahwa petani di Desa Ban telah mengikuti perkembangan teknologi.

Kepemilikan fasilitas elektronik berupa tv juga meningkat setelah adanya industri sebesar 148%. Fasilitas elektronik seperti lemari pendingin, mesin cuci, dan wiffi keberadaannya belum merata di seluruh rumah tangga petani. Kepemilikan kendaraan yang paling banyak digunakan adalah motor dengan peningkatan hampir mencapai 200% hal ini karena banyak rumah penduduk di Desa Ban begitu terpelosok dimana hanya dapat dilalui atau diakses menggunakan kendaraan roda dua. kepemilikan fasilitas berupa mobil, lemari pendingin, mesin cuci, dan wiffi sebelum dan sesudah adanya industri tidak banyak.

  • 3.    Pendidikan

Berdasarkan jurnal Murdani (2018) Desa Ban merupakan salah satu desa yang terancam sulit mengenyam pendidikan karena adanya hambatan geografis dan demografis. Hambatan geografis dikarenakan letak Desa Ban yang terpencil yaitu di kaki lereng Gunung Agung, sedangkan hambatan demografis disebabkan adanya masyarakat yang belum mengerti tentang pentingnya pendidikan dan keadaan ekonomi masyarakat yang kurang mampu. Setelah adanya industi CV. Mente Bali Sejahtera sudah mampu membiayai pendidikan anak-anaknya sehingga dapat memiliki pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya, sehingga kedepannya dapat memiliki peluang pekerjaan dan pengetahuan yang lebih baik.

CV. Mente Bali Sejahtera juga mendirikan Taman Kanak-kanak (TK) pada tahun 2014 sebagai sarana edukasi anak-anak usia dini dengan fasilitas dan kualitas yang sangat

baik. Anak-anak yang bersekolah di AnaKardia akan mendapat pembelajaran dini, kebersihan, selain itu untuk memastikan kesehatan anak-anak akan diberikan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Tenaga pendidik juga dipilih dari guru-guru yang terlatih. Hadirnya TK AnaKardia sangat membantu masyarakat dalam memberikan edukasi dini di tengah kesibukannya bekerja.

  • 4.    Pengetahuan

Pengetahuan petani diukur dengan memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan tanaman jambu mente sebagai komoditi yang diusahakan petani di Desa Ban dengan melihat kondisi sebelum dan sesudah adanya industri. Dari 36 responden, 33 responden (91,66%) menyatakan pengetahuannya meningkat dan lebih baik setelah adanya industri. Hal ini mengindikasikan bahwa dengan adanya CV. Mente Bali Sejahtera dapat meningkatkan pengetahuan petani. Peningkatan pengetahuan yang dialami oleh petani setelah adanya industri, yang mana sebelum adanya industri petani memang tidak mengetahui cara pengolahan dari biji mente tersebut, sekarang petani sudah mengetahui kualitas, proses sortir, ciri-ciri tanaman siap panen, bahkan manfaat dari mente. Hal ini diperoleh karena di dalam industri mendapatkan pelatihan dan evaluasi.

  • 3.2    Dampak Positif dan Negatif Adanya industri CV. Mente Bali Sejahtera di Desa Ban

    • 3.2.1    Dampak positif

  • 1.    Terbukanya lapangan kerja dan kesempatan kerja

Masyarakat dan petani Desa Ban banyak yang terserap ke industri bahkan ada yang bekerja di kantor pusatnya PT. East Indo Fair Trading di Denpasar, jelas hal ini mengurangi angka pengangguran di Desa Ban. Urbanisasi penduduk menjadi berkurang karena adanya pemenuhan lapangan pekerjaan di wilayahnya. Peluang dalam memperoleh kesempatan kerja mulai tersedia sehingga dapat meningkatkan finansial petani, beberapa responden ada yang memulai usaha sebagai pengepul mente dan dagang dengan membuka warung.

  • 2.    Meningkatkan pendapatan dan daya beli

Peningkatan pendapatan beriringan dengan peningkatan daya beli petani berupa barang-barang elektronik, kendaraan, dan fasilitas hidup lainnya. Pemenuhan konsumsi rumah tangga juga semakin bervariasi dan terdapat perubahan menjadi lebih baik dari sebelum adanya industri. Peningkatan pendapatan petani juga memberikan kemampuan terhadap petani dalam memperbaiki kondisi

  • 3.    Meningkatkan sarana dan prasana

Keberadaan industri juga membuka adanya pendidikan untuk usia dini yaitu TK AnaKardia sehingga memberikan kemajuan akses pendidikan terhadap anak-anak di Desa Ban. Akses jalan menuju industri juga semakin baik akan memberikan kemudahan untuk masyarakat dalam bepergian dan bekerja, bantuan yang berikan pihak industri terhadap lingkungan Desa Ban merupakan hubungan timbal balik yang terjadi antara masyarakat dan industri. Adanya kerja sama masyarakat dalam

membersihkan akses jalan sehingga kebersihan areal industri tetap terjaga serta lingkungan Desa Ban menjadi lebih asri.

  • 4.    Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan

Pelatihan yang diberikan industri berupa keterampilan dan edukasi seperti keterampilan dalam pengolahan jambu mente, tahapan produksi, keterampilan komputer, penggunaan mesin-mesin pada industri, peningkatan bahasa, pengetahuan terhadap pengolahan jambu mente, dan lain-lain, sehingga masyarakat mampu mengikuti perkembangan dan berpikir maju.

  • 5.    Meningkatnya penggunaan teknologi

Berkembangnya arus modernisasi membuat masyarakat di Desa Ban mengikuti perkembangan dari jaman ke jaman, meski dalam akses jaringan masih sulit di dapatkan masyarakat, hal tersebut tidak menyurutkan tingkat penggunaan tekonologi di Desa Ban. Dilihat dari perkembangan sebelum dan sesudah adanya industri CV. Mente Bali Sejahtera kepemilikan barang elektronik (HP) teknologi informasi telah merata di setiap rumah tangga, tentunya peningkatan penggunaan teknologi juga mempermudah masyarakat dalam berkomunikasi serta bekerja.

  • 3.3.2 Dampak negatif

Pembangunan industri di satu sisi memberikan perubahan yang berdampak positif namun di sisi lain juga membawa perubahan yang berdampak negatif. Dampak negatif tersebut antara lain terjadinya pencemaran terhadap lingkungan sekitar industri seperti polusi air bersih, polusi kebisingan suara, dan polusi udara, bahkan terjadinya konflik (Wijaya, 2013). Dampak negatif adanya industri CV. Mente Bali Sejahtera adalah sebagai berikut.

  • 1.    Bau tidak sedap

Limbah cair yang dihasilkan dari sisa produksi industri awalnya terbuang ke lahan pertanian petani yang notabenenya merupakan lahan kering sehingga limbah tersebut akan terserap dan perlahan akan menimbulkan aroma atau bau yang tidak sedap serta menganggu penciuman masyarakat. Langkah yang dilakukan oleh industri adalah menetapkan kebijakan dan prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah dengan menetapkan team yang bertanggung jawab terhadap penetapan prosedur pengelolaan limbah tersebut. Adanya team yang berfokus dalam mengatur Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di CV. Mente Bali Sejahtera sehingga tidak ada lagi limbah yang akan mencemari lahan masyarakat. Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di industri adalah berupa cangkang kacang mente. Proses pengolahan limbah cangkang kacang mente tersebut dijadikan bahan bakar mesin boiler dan uapnya akan disalurkan ke setiap ruang produksi.

  • 2.    Kebisingan suara

Pencemaran lingkungan berupa kebisingan suara yang disebabkan oleh aktivitas produksi di industri mengganggu kenyamanan masyarakat di dekat industri. Upaya yang dilakukan oleh pihak industri saat ini telah melakukan peningkatan

kualitas bangunan dan kualitas mesin yang digunakan sehingga dapat menekan intensitas bising atau bunyi yang dihasilkan saat kegiatan produksi.

  • 3.    Polusi udara

Awal adanya industri terdapat polusi yang dihasilkan, polusi tersebut adalah polusi udara yang diakibatkan dari kegiatan pembakaran atau dari mesin-mesin produksi di pabrik yang limbahnya berupa asap. Saat ini masalah polusi udara telah diselesaikan dengan dibangunnya cerobong asap yang lebih tinggi.

  • 4.    Konflik

Konflik yang pernah terjadi setelah adanya industri yaitu keluhan dari masyarakat akibat limbah cair yang dibuang ke areal lahan pertanian sehingga menimbulkan bau tidak sedap yang menyengat. Masyarakat mengajukan keluhan kepada pihak desa sehingga dari pihak Desa Ban melakukan mediasi bersama pihak industri untuk mencari jalan keluarnya. Setelah melakukan mediasi pihak industri memberikan kompensasi pada masyarakat terdampak, hingga saat ini industri sudah semakin memperbaiki kualitas dari produksinya sehingga hal demikian tidak akan terjadi dan hingga saat ini tidak ada konflik akibat adanya industri CV. Mente Bali Sejahtera di Desa Ban.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1   Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya maka dapat di tarik kesimpulan bahwa dampak ekonomi sebelum dan sesudah adanya industri CV. Mente Bali Sejahtera sangat dirasakan oleh petani, yaitu pendapatan petani mengalami peningkatan sebesar Rp. 118.291.000 (120%) yang sebelumnya Rp. 98.513.000 dan sesudah Rp. 216.804.000. Peningkatan ini dikarenakan harga jual mente yang meningkat dari harga sebelumnya sehingga penerimaan petani menjadi lebih tinggi, selain itu terdapat pendapatan berupa gaji yang diperoleh dari bekerja di industri. Melalui uji paired sample t-test terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pendapatan petani dari sebelum dan sesudah adanya industri CV. Mente Bali Sejahtera, hal ini dilihat dengan nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0,00 < 0,05. Peningkatan pendapatan petani berdampak pada kemampuan petani dalam memperbaiki kondisi rumah sehingga sudah jauh lebih baik dari sebelumnya dan nyaman untuk dihuni. Keberadaan industri juga memberikan peluang berusaha pada kegiatan lain untuk petani, yang terlihat dari adanya pembukaan usaha dagang oleh beberapa petani. Dampak sosial sebelum dan sesudah adanya industri CV. Mente Bali Sejahtera yang dirasakan oleh petani dari empat indikator penelitian menunjukkan sesudah adanya industri interaksi petani baik di keluarga atau di masyarakat hanya intensitas bertemu sedikit menurun namun komunikasi tetap terjalin dengan baik. Pemenuhan konsumsi, kepemilikan fasilitas hidup petani mengalami peningkatan dan lebih bervariasi dari sebelumnya. Didirikannya TK AnaKardia di industri menambah fasilitas pendidikan di Desa Ban sehingga anak-anak mendapat pendidikan yang

lengkap dengan pemenuhan kesehatan yang rutin. Pengetahuan dan keterampilan petani mengalami peningkatan sehingga menjadi lebih berkembang dan berpikir maju.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan kesimpulan, adapun saran yang dapat diberikan yaitu bagi petani, dengan adanya industri CV. Mente Bali Sejahtera sebagai pasar dalam memasarkan hasil tani yaitu jambu mente hendaknya lebih memperhatikan pertaniannya sehingga dapat menghasilkan produksi yang lebih banyak dengan kualitas yang unggul serta lebih memanfaatkan peluang dengan dengan adanya industri untuk lebih meningkatkan kehidupan ekonominya. Bagi industri, agar lebih memperhatikan kegiatan produksinya sehingga tidak akan terjadi lagi pencemaran lingkungan yang dapat menganggu masyarakat Desa Ban juga menghindari kembali terjadinya konflik. Bagi pemerintah, hendaknya dapat lebih memperhatikan petani jambu mente di Desa Ban sebab mente Karangasem dapat menjadi komoditas unggulan dengan nilai ekspor yang tinggi serta memberikan pengawasan terhadap adanya industri terutama pada pembuangan limbah agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.

  • 5.    Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini bermanfaat sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

Fatikawati, Yuliana Nur, dan Mohammad Muktiali. 2015. Pengaruh Keberadaan Industri Gula Blora Terhadap Penggunaan Lahan, Sosial Ekonomi, dan Lingkungan di Desa Tinapan dan Desa Kedungwungu. Jurnal Teknik PWK. 4 (3): 345-360

Febrianto, Dhimas Agus. 2020. Dampak Industrialisasi Terhadap Kehidupan Masyarakat Desa Kedungbungkus Kecamatan Tarub Kabupaten Tegal. Skripsi. Universitas Pancasakti Tegal

Ferdiansyah. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Peningkatan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Bermain dalam Permainan Bola Basket (BAB III Analisis Paired Sample T-Test). Universitas Pendidikan Indonesia. Repository.upi.edu. hal.35-53

Firdauz, Junaidin, dan Surip. 2020. Interaksi Sosial Masa Pandemi Covid-19 (Studi pada Masyarakat di Kelurahan Nungga kota Bima). Jurnal Komunikasi dan Kebudayaan. 7(2):178-193

Kurniawan, Wawan. 2015. Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Pariwisata Umbul Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Skripsi. Universitas Negeri semarang

Mamangkey, V. A. 2018. Pengaruh Motivasi Wanita Berwirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha Online Shop di Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Katolik Soegijapranata.

Murdani, Ni Nyoman, Desak Made Oka P. dan Ketut Sedana A. 2018. Yayasan Ekoturin (Studi Tentang Sejarah dan Sistem Pendidikan di Daerah Tertinggal

di Desa Ban, Kubu, Karangasem, Bali). Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah. 6(1)

Montolalu, Chriestie, E.J.C dan Yohanes A.R Langi. 2018. Pengaruh Pelatihan Dasar Komputer dan Teknologi Informasi bagi Guru-guru dengan Uji-T Berpasangan (Paired Sample T-Test). Jurnal Matematika dan Aplikasi. 7(1) : 44-46

Wijaya, Alfred. 2013. Indentifikasi Pengaruh Industri Terhadap Perubahan Sosial Masyarakat Pedesaan. Sosiohumanitas. 4(2): 141-150

Zulkipli. 2019. Dampak Keberadaan Kawasan Industri Makassar Terhadap Perubahan Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Biringkanaya. Skripsi. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

415