Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i01.p34

Vol. 11, No. 1, Juli 2022

Profil Pedagang Buah-Buahan di Pasar Adat Blahkiuh Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung

ANAK AGUNG SAGUNG SARI MAHESWARI, NI WAYAN PUTU ARTINI*, IDA AYU LISTIA DEWI

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232, Bali

Email: sarimaheswari@gmail.com *putuartini1959@gmail.com

Abstract

Profiles of Fruit Traders in Blahkiuh Traditional Market, Abiansemal District, Badung Regency

Fruit traders have a big role in marketing agricultural products. This study aims to determine the profile of fruit traders and the income from fruit trading business in the Blahkiuh Traditional Market, Abiansemal District, Badung Regency. The selection of the research location was done purposely and the selection of 38 respondents was done using simple random sampling. Primary data were obtained from questionnaires-guided interviews with fruit traders. Secondary data were obtained from relevant literature. Based on the study, the profile of fruit traders in the Blahkiuh Traditional Market is identified, namely, (1) in terms of identity, all of the fruit traders are women, most of whom have basic education, (2) in terms of trade networks, traders get a supply of local fruit from the island of Bali and Java and imported fruits from China, (3) in terms of the characteristics of the trading business, the capital comes from own savings and all traders work an average of 7 hours per day. The average income of fruit traders in the Blahkiuh Traditional Market is IDR 4,220,521.62 per month.

Keywords: profile, fruit traders, traditional markets, income

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Pasar merupakan wadah kegiatan masyarakat dalam melakukan perdagangan (BPS Indonesia, 2018). Keberadaan pasar sangat penting karena pasar berperan sebagai pusat ekonomi dan pusat budaya yang akan berdampak sosial bagi masyarakat sekitarnya. Pasar tradisional merupakan cerminan dari ekonomi kerakyatan yang dapat secara langsung dimanfaatkan para petani/nelayan untuk menjual hasil bumi, sehingga dapat memaksimalkan potensi wilayah terkait.

Pada era modern seperti sekarang ini, pasar tradisional atau biasa disebut dengan pasar rakyat masih menjadi pusat ekonomi dan sebagai penunjang pembangunan suatu wilayah, khususnya di Provinsi Bali. Pembangunan di Provinsi Bali didasarkan pada bidang ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian dalam arti luas guna melanjutkan usaha-usaha memantapkan swasembada pangan, pengembangan sektor pariwisata dengan karakter kebudayaan Bali yang dijiwai oleh agama Hindu, serta sektor industri kecil dan kerajinan yang berkaitan dengan sektor pertanian dan sektor pariwisata (Surya, 2014).

Pada kelompok sektor produksi pertanian dalam arti luas, sub sektor tanaman pangan memiliki keterkaitan paling kuat dengan pariwisata di Bali dibandingkan dengan sub sektor lainnya seperti perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Pada kelompok produksi sub sektor tanaman pangan, sub-sub sektor buah-buahan menduduki peringkat pertama yang paling berperan dalam menunjang sektor pariwisata di Bali (Surya, 2014).

Kabupaten Badung merupakan salah satu daerah di Bali yang memiliki potensi dan aktif pada sektor pariwisata dan pertanian (Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Badung, 2019). Pada wilayah Badung Utara, sentra perdagangan terletak pada Desa Blahkiuh yang memiliki pasar tradisional dengan jumlah pedagang terbesar dibandingkan dengan pasar tradisional lain yang ada di wilayah tersebut. Di temukan bahwa pedagang buah-buahan adalah jenis pedagang terbanyak yang ada di Pasar Adat Blahkiuh.

Pedagang buah memiliki peranan yang cukup besar dalam memasarkan hasil pertanian, terlebih menurut Surya (2014) buah-buahan merupakan kelompok sub sektor tanaman pangan yang menduduki peringkat pertama dalam menunjang sektor pariwisata di Bali dan permintaan akan buah-buahan secara periodik pada bulan-bulan tertentu disetiap tahunnya sering terjadi lonjakan permintaan terutama untuk memenuhi kebutuhan hari raya umat Hindu di Bali seperti hari raya Galungan, Kuningan, Saraswati, Siwaratri dan yang lainnya. Pendapatan menjadi hal penting bagi pedagang buah untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga besar kecilnya pendapatan pedagang buah-buahan ini akan menentukan tingkat kesejahteraan keluarganya dan pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh memiliki jumlah yang relatif besar dibandingkan pedagang komoditi lainnya.

  • 1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam analisis ini sebagai berikut.

  • 1.    Bagaimana profil pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung?

  • 2.    Berapakah pendapatan pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat disimpulkan tujuan penelitian dalam analisis ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.

  • 1.    Profil pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

  • 2.    Pendapatan pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.

  • 1.4    Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat berupa: masukan, kajian dan bahan pertimbangan bagi pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh dan juga bagi Pemerintah dalam melakukan pembinaan dan pengembangan sektor informal khususnya pedagang buah-buahan dan menjadi bahan referensi bagi peneliti lain untuk menunjang penelitian selanjutnya serta dapat memperkaya pengetahuan peneliti terhadap obyek penelitian yang sama.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Adat Blahkiuh, Abiansemal, Badung, Bali dengan waktu penelitian selama tiga bulan dimulai dari bulan Juli sampai dengan September 2020. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan 1) Pasar Desa Adat Blahkiuh berada di wilayah Utara Kabupaten Badung yang lebih memiliki potensi pada sektor pertanian dibandingkan dengan wilayah Kabupaten Badung Selatan, 2) Pasar Desa Adat Blahkiuh terletak di Ibukota Kecamatan Abiansemal yang memiliki akses strategis yaitu di pinggir jalan raya utama, 3) Pasar Desa Adat Blahkiuh memiliki wilayah terluas diantara pasar adat lain yang ada di wilayah Kabupaten Badung Utara.

  • 2.2    Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka, dalam penelitian ini data kualitatif yang dicari meliputi jenis kelamin, tingkat pendidikan, asal pedagang, pekerjaan sampingan, asal pasokan buah, mitra pasokan buah, sumber modal, dan jenis buah. Data kuantitatif adalah data umur pedagang, pengalaman berdagang, jumlah tanggungan keluarga pedagang, jumlah tenaga kerja, jumlah jam kerja, volume penjualan dan total biaya pedagang (biaya tetap dan biaya variabel) beserta total penerimaan pedagang. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pedagang buah-buahan melalui wawancara dan dipandu dengan kuisioner. Data berupa Profil pedagang terdiri dari identitas diri pedagang, jaringan perdagangan, karakteristik usaha dan pendapatan pedagang terdiri dari total penerimaan, total biaya dan biaya

variabel. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara berupa data jumlah pedagang wilayah Badung Utara, klasifikasi pedagang di Pasar Adat Blahkiuh serta jurnal penelitian sebelumnya dan artikel yang terkait dengan penelitian tentang profil pedagang.

  • 2.3    Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini antara lain studi pustaka dan wawancara mendalam.

  • 2.4   Penentuan Sampel Penelitian

Teknik sampling yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Sampel penelitian terkait profil dan pendapatan pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh yang berjumlah 38 orang.

  • 2.5    Variabel Penelitian dan Metode Analisis Data

Variabel dalam penelitian ini yaitu profil dan tingkat pendapatan pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Microsoft Excel 2010 dengan metode penelitian yaitu metode deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Teknik analisis dari profil pedagang yaitu deskriptif kualitatif, sedangkan tingkat pendapatan pedagang dianalisis menggunakan analisis pendapatan.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Profil Pedagang Buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung

Profil pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung yang diteliti mengacu pada identitas diri pedagang, jaringan perdagangan dan karakteristik usaha dagang.

Identitas Diri Pedagang

Identitas diri pedagang merupakan kondisi yang menggambarkan karakteristik masing-masing pedagang buah-buahan yang berada di Pasar Adat Blahkiuh, meliputi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, asal pedagang, pengalaman berdagang, pekerjaan sampingan, dan jumlah tanggungan keluarga yang dimilikinya.

  • 1.    Umur

Pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung berada dalam golongan usia produktif dengan rata-rata usia 46 tahun, sehingga cukup potensial untuk memperoleh pendapatan serta melakukan kegiatan usahanya. Pekerja di sektor informal seperti pedagang buah-buahan di pasar tradisional yang banyak mengandalkan kemampuan fisik akan sangat terpengaruh oleh adanya umur. Umur yang produktif akan menghantarkan pekerjaan yang

produktif dengan hasil yang memuaskan. Semakin bertambahnya umur seseorang maka kekuatan fisik dan keterampilan dalam bidang tertentu pada umumnya akan semakin meningkat, sehingga akan meningkatkan pendapatan yang diterimanya (Dewi, 2012).

  • 2.    Jenis kelamin

Semua pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh berjenis kelamin perempuan, itu menandakan bahwa para pedagang buah-buahan di Pasar Blahkiuh tidak bergantung kepada penghasilan suami saja melainkan tetap bekerja sebagai pedagang buah-buahan demi menambah penghasilan keluarga dan mensejahterakan keluarganya. Bekerja di sektor informal sebagai pedagang buah-buahan merupakan pekerjaan dengan waktu yang fleksibel dan tidak mempunyai banyak syarat untuk memasukinya, sehingga fungsi sebagai ibu rumah tangga juga masih dapat dilakukan.

  • 3.    Tingkat pendidikan

Pendidikan pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh sebanyak 71% berpendidikan dasar. Tenaga kerja dengan pendidikan dasar cenderung memilih jenis pekerjaaan di sektor informal yang dapat dimasuki tanpa tingkat pendidikan yang tinggi (Yuniati, 2019). Oleh sebab itu, pedagang buah-buahan di pasar tradisional sebagai pekerja informal cenderung berpendidikan dasar.

  • 4.    Asal pedagang

Mayoritas pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh berasal dari Desa Blahkiuh atau masih tinggal di dalam satu wilayah dengan letak pasar, dimana jarak rata-rata rumah pedagang dengan pasar yaitu 200-1.000 meter. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat sekitar yang memanfaatkan lapangan pekerjaan di wilayah tempat tinggalnya sendiri, sehingga dapat meminimalkan biaya transportasi karena jarak rumah yang dekat dengan pasar.

  • 5.    Pengalaman berdagang

Pengelompokan pengalaman berusaha dapat dikategorikan kurang berpangalaman apabila bidang pekerjaannya kurang dari lima tahun, cukup berpengalaman apabila lima sampai sembilan tahun, dan berpengalaman apabila lebih dari 10 tahun (Nizar, 2015). Pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh mayoritas memiliki pengalaman berdagang lebih dari 10 tahun, sehingga pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh dapat dimasukkan ke dalam kategori pedagang yang berpengalaman.

  • 6.    Pekerjaan sampingan

Pedagang buah-buahan yang berjualan di Pasar Adat Blahkiuh tidak memiliki pekerjaan sampingan secara keseluruhan, dan menjadi pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh sudah dapat membantu dalam menambah penghasilan keluarga tanpa memerlukan pekerjaan sampingan. Terlebih semua responden pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh adalah perempuan yang juga harus mengurus pekerjaan rumah tangga didalam keluarganya.

  • 7.    Jumlah tanggungan keluarga

Jumlah anggota keluarga kurang dari lima adalah yang paling banyak dimiliki oleh pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh. Jumlah tanggungan anggota keluarga dalam suatu kehidupan rumah tangga dapat mempengaruhi tingkat konsumsi yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga yang bersangkutan karena berhubungan dengan kebutuhannya yang semakin banyak (Lestari, 2016). Semakin banyak pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh memiliki anak dan tanggungan, maka waktu yang disediakan pedagang untuk bekerja semakin efektif. Efektivitas waktu ini adalah berguna untuk meningkatkan penghasilan pedagang buah-buahan itu sendiri. Jumlah tanggungan ini akan berdampak besar terhadap tingkat kesejahteraan keluarga, karena dapat memengaruhi tingkat konsumsi yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga atau keluarga yang bersangkutan.

Jaringan Perdagangan

Jaringan perdagangan merupakan suatu pola yang menggambarkan aktivitas penjualan oleh petani kepada pedagang pengumpul maupun pedagang eceran (Fitriyati, 2016). Jaringan perdagangan buah-buahan dibedakan menjadi dua yaitu asal pasokan buah-buahan dan mitra pasokan buah-buahan.

  • 1.    Asal pasokan buah-buahan

Asal daerah pasokan buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1.

Asal Pasokan Buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung

No    Jenis Buah      Nama Daerah             Nama Buah

  • 1    Lokal         Bangli                 Jeruk siam

Karangasem            Salak bali

Tabanan dan Jembrana Pisang

Jember               Semangka

Lumajang             Salak pondoh

Magelang            Mangga

Malang                Apel hijau

Nanas Melon

Ponorogo             Bangkuang

  • 2    Impor        China                  Apel fuji

Anggur merah

Jeruk Sunkist

Pir

Jeruk mandarin

Sumber : Data primer (diolah), 2020

Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa buah lokal yang ada di Pasar Adat Blahkiuh sebagian besar berasal dari luar Provinsi Bali yaitu Provinsi Jawa Timur. Hanya 30% buah-buahan lokal yang ada di Pasar Adat Blahkiuh berasal dari Provinsi Bali, itu disebabkan karena masih sedikit variasi buah yang diproduksi oleh provinsi Bali sehingga mengharuskan pedagang memasok buah dari luar Bali.

Buah-buahan import yang diperjualbelikan di Pasar Adat Blahkiuh secara keseluruhan berasal dari Negara Cina seperti buah apel fuji, anggur merah, jeruk sunkist, pir dan jeruk mandarin. Buah impor didominasi oleh Negara China, karena Indonesia dengan China memiliki hubungan kerjasama Association of South East Asian Nation (ASEAN) China Free Trade Area (ACFTA) adalah kesepakatan yang dibuat dengan anggota ASEAN dengan China untuk meningkatkan perdagangan bebas dengan mengurangi berbagai hambatan baik tariff maupun non tarif (Setyanik, 2018).

  • 2.    Mitra pasokan buah-buahan

Pedagang buah-buahan di pasar Adat Blahkiuh memiliki pedagang perantara atau mitra tetap yang sama dalam memasok buah-buahan yang akan dijual. Jumlah mitra pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh adalah lima orang. Tiga orang pedagang perantara buah yang berbeda menyalurkan buah-buahan lokal yang berasal dari Provinsi Bali, kemudian satu orang pedagang perantara yang berasal dari Surabaya menjual buah-buahan dari Jawa Timur, dan mitra pasokan buah terakhir yaitu pedagang perantara buah-buahan dari Jakarta yang menyalurkan buah-buahan import yang berasal dari Negara Cina. Sistem kerjasama antara pedagang perantara dengan pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh tidak menggunakan kontrak resmi secara tertulis, sehingga kerjasama ini hanya bermodalkan kepercayaan antar sesama pedagang.

Sistem pembayaran buah yang diterapkan untuk buah-buahan lokal dari Jawa Timur yaitu pedagang buah di Pasar Adat Blahkiuh dapat membayar pembelian buah saat buah sudah habis terjual sehingga walaupun pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh modalnya tidak mencukupi maka akan tetap bisa berjualan dengan menggunakan sistem tersebut. Pihak pedagang perantara buah juga tidak mempermasalahkan hal tersebut, karena kerjasama dengan sistem ini telah lama digunakan dan tidak pernah ada masalah yang ditimbulkan.

Karakteristik Usaha Pedagang Buah-Buahan

Karakteristik usaha pedagang buah-buahan merupakan kondisi yang menggambarkan karakteristik masing-masing usaha yang dijalankan oleh pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh, meliputi sumber modal, jumlah tenaga kerja, jumlah jam kerja, jenis buah, dan volume penjualan.

  • 1.    Sumber modal

Semua pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh lebih memilih sumber modal pribadi, sehingga pedagang tidak merasa terikat oleh kewajiban pembayaran yang harus diselesaikannya dikemudian hari. Jika modal yang dimiliki oleh pedagang tidak mencukupi didalam memasok buah, pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh akan membayar buah-buahan kepada pedagang perantara atau mitra buah diakhir setelah produk habis terjual.

  • 2.    Jumlah tenaga kerja

Seluruh responden memilih bekerja sendiri tanpa adanya tenaga kerja lain didalam maupun diluar keluarga. Setiap pekerjaan yang ada masih bisa dilakukan sendiri tanpa bantuan dari siapapun. Tanpa adanya tenaga kerja lain, itu berarti responden tidak perlu mengeluarkan upah untuk tenaga kerja lain dan meminimalkan biaya pengeluaran didalam usahanya. Pelanggan yang datang ke setiap pedagang dalam sekali waktu juga tidak banyak karena tempat los kecil yang hanya dapat memuat dua sampai tiga pelanggan saja, oleh sebab itu pedagang merasa dapat melayani sendiri pelanggan yang datang tersebut tanpa bantuan dari pihak lain.

  • 3.    Jumlah jam kerja

Seluruh pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkuh bekerja selama 7 jam per harinya. Para pedagang membuka usahanya dari pukul 04.00 WITA hingga pukul 11.00 WITA. Terdapat pula responden yang berdagang pada pukul 05.00 WITA sampai dengan 12.00 WITA. Jarak rumah dengan pasar yang berbeda-beda menjadikan pedagang terbagi menjadi dua waktu berdagang yang berbeda, tetapi jumlah jam kerja yang sama.

  • 4.    Jenis buah

Pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh mayoritas menjual dua variasi jenis buah yaitu buah lokal dan impor. Walaupun begitu, adapula pedagang yang hanya menjual buah-buahan lokal saja. Buah lokal diminati karena harganya yang cukup murah, sedangkan buah impor diminati karena daya tahan buahnya yang cukup lama. Bagi pedagang buah impor maupun lokal sama-sama diminati oleh masyarakat sekitar.

  • 5.    Volume penjualan

Rata-rata jumlah buah yang dijual oleh pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung yang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2.

Rata-rata Volume Penjualan Buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung

Bulan

Rata-rata Volume Penjualan Buah (Kg)

Buah Lokal

Buah Import

Jumlah

Januari

2.450,26

327,32

2.777,58

Februari

3.206,11

595,42

3.801,53

Maret

2.450,26

327,32

2.777,58

April

1.470,16

272,76

1.742,92

Mei

1.470,16

272,76

1.742,92

Juni

1.470,16

272,76

1.742,92

Rata-rata per bulan

2.086,18

344,72

2.430,91

Sumber : Data primer (diolah), 2020

Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa rata-rata volume penjualan buah setiap pedagang per bulannya yaitu 2.430,91 kg/bulan. Rata-rata volume penjualan buah tertinggi yaitu pada bulan Februari, itu disebabkan karena pada bulan Februari terdapat hari raya besar agama Hindu yaitu hari raya Galungan dan Kuningan yang dapat meningkatkan daya beli masyarakat akan buah-buahan untuk melengkapi bahan upakara. Pada bulan April, Mei dan Juni volume penjualan buah mengalami penurunan, hal ini terjadi karena kondisi pandemi yang sedang terjadi dan menyebabkan masyarakat takut berada di tempat yang ramai seperti pasar.

Pandemi mengakibatkan pasar menjadi sepi pengunjung, sebelum pandemi dalam satu kali pasokan buah-buahan lokal akan habis terjual selama tiga hari pada waktu normal, namun stelah terjadinya pandemi membutuhkan lima hari untuk buah-buahan tersebut terjual habis. Sama halnya dengan buah-buahan impor yang juga mengalami penurunan, sebelum pandemi terjadi pada waktu normal buah-buahan impor akan habis terjual selama lima hari namun setelah terjadinya pandemi buah-buahan impor memerlukan waktu kurang lebih satu minggu untuk buah-buahan tersebut terjual habis.

  • 3.2 Pendapatan Pedagang Buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung

  • 1.    Total Penerimaan

Total penerimaan adalah jumlah buah yang terjual dalam jangka waktu tertentu dikalikan dengan harga masing-masing buah yang berlaku. Rata-rata penerimaan yang dihasilkan oleh pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3.

Rata-Rata Penerimaan Pedagang Buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh Selama Enam Bulan pada Tahun 2020

Bulan

Rata-rata Total Penerimaan Pedagang Buah (Rp)

Buah Lokal

Buah Import

Jumlah

Januari

25.298.684,21

13.347.631,58

38.646.315,79

Februari

40.747.526,32

25.756.578,95

66.504.105,26

Maret

25.298.684,21

13.347.631,58

38.646.315,79

April

15.179.210,53

11.123.026,32

26.302.236,84

Mei

15.179.210,53

11.123.026,32

26.302.236,84

Juni

15.179.210,53

11.123.026,32

26.302.236,84

Rata-rata per bulan

22.813.754,39

14.303.486,84

37.117.241,23

Sumber: Data primer (diolah), 2020.

Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan setiap pedagang buah per bulannya untuk buah lokal yaitu Rp 22.813.754,39 dan untuk buah impor yaitu Rp 14.303.486,86, sehingga rata-rata penerimaan setiap pedagang buah per bulannya yaitu Rp 37.117.241,23. Rata-rata penerimaan tertinggi yaitu pada bulan Februari, sedangkan rata-rata penerimaan terendah terjadi pada bulan April, Mei dan Juni. Hal ini disebabkkan oleh adanya hari raya umat Hindu yaitu Galungan dan Kuningan yang jatuh pada bulan Februari dan pandemi Covid-19 yang terjadi pada bulan April, Mei dan Juni.

  • 2.    Total Biaya

Total biaya adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh. Perincian rata-rata pengeluaran pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4.

Total Biaya Pedagang Buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh Selama Enam Bulan

Tahun 2020

Bulan

Biaya Tetap (Rp)

Biaya Variabel (Rp)

Total Biaya (Rp)

Januari

166.188,91

34.259.605,26

34.425.794,17

Februari

166.188,91

54.629.736,84

54.795.925,75

Maret

166.188,91

34.259.605,26

34.425.794,17

April

166.188,91

23.391.105,26

23.557.294,17

Mei

166.188,91

23.391.105,26

23.557.294,17

Juni

166.188,91

23.391.105,26

23.557.294,17

Rata-rata per bulan

166.188,91

32.220.377,19

32.386.566,10

Sumber: Data primer (diolah), 2020

Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan setiap pedagang buah selama satu bulan yaitu Rp 32.386.566,10. Biaya tertinggi yang dikeluarkan oleh setiap pedagang buah-bahan di Pasar Adat Blahkiuh yaitu pada bulan Februari sebesar Rp 54.795.925,75. Hal ini disebabkan karena pada bulan tersebut terdapat hari raya umat Hindu yang memerlukan buah-buahan untuk melengkapi sarana upakara dan menjadikan permintaan buah melonjak tinggi sehingga biaya yang diperlukan juga bertambah seiring dengan keperluan yang dibutuhkan pedagang buah-buahan untuk memasok dan membiayai keperluan usahanya. Sedangkan biaya terendah dikeluarkan oleh pedagang yaitu pada bulan April, Mei dan Juni, dimana pada bulan-bulan tersebut permintaan akan buah-buahan sangat menurun karena sudah terjadi pandemi yang berdampak pada tempat umum ramai seperti pasar sehingga pedagang mengurangi pasokan buah-buahannya.

  • 3.    Pendapatan pedagang

Pendapatan pedagang buah merupakan selisih antara total penerimaan buah dengan total biaya yang dikeluarkan oleh pedagang buah. Besarnya rata-rata pendapatan pada responden di Pasar Adat Blahkiuh dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5.

Rata-Rata Pendapatan Pedagang Buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh Selama Enam Bulan pada Tahun 2020

Bulan

Penerimaan (Rp)

Total Biaya (Rp)

Pendapatan (Rp)

Januari

38.646.315,79

34.425.794,17

4.220.521,62

Februari

66.504.105,26

54.795.925,75

11.708.179,51

Maret

38.646.315,79

34.425.794,17

4.220.521,62

April

26.302.236,84

23.557.294,17

2.744.942,67

Mei

26.302.236,84

23.557.294,17

2.744.942,67

Juni

26.302.236,84

23.557.294,17

2.744.942,67

Rata-rata per bulan

37.117.241,23

32.386.566,10

4.703.675,13

Sumber: Data primer (diolah), 2020.

Tabel di atas menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh per bulannya yaitu sebesar Rp 4.703.675,13. Jika dilihat dari rata-rata pendapatan per pedagang buah-buahan di atas, rata-rata pendapatan tertinggi diperoleh pada bulan Februari sebesar Rp 11.708.179,51 dimana pada bulan tersebut setiap pedagang buah mengalami peningkatan pendapatan sebanyak 47% dari bulan sebelumnya yaitu bulan Januari, sedangkan rata-rata pendapatan pada bulan April, Mei dan Juni sangat menurun sebanyak 21% dari bulan Maret menjadi Rp 2.744.942,67. Pendapatan atau keuntungan pada bulan April, Mei dan Juni tersebut berada di bawah rata-rata Upah Minumum Kabupaten Badung yaitu sebesar Rp 2.930.092,64 per bulan (Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali, 2020). Pendapatan tertinggi yang

diperoleh pedagang yaitu pada bulan Februari disebabkan oleh adanya hari raya umat Hindu, sedangkan pendapatan terendah yang diperoleh pedagang buah-buahan di pasar Adat Blahkiuh yaitu pada bulan April, Mei dan Juni disebabkan karena tidak ada hari raya besar umat Hindu dan adanya pandemi covid-19.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1   Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu profil pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung bila dilihat dari (1) identitasnya, pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh seluruhnya perempuan berpendidikan dasar yang rata-rata berasal dari Desa Blahkiuh, (2) jaringan perdagangan, dimana asal pasokan buah lokal berasal dari Pulau Bali dan Pulau Jawa dan buah import berasal dari Negara Cina, (3) karakteristik usaha dagang, dimana modal yang dimiliki bersumber dari milik pribadi dan memiliki jumlah jam kerja yaitu rata-rata 7 jam per hari. Rata-rata pendapatan pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh per bulannya yaitu sebesar Rp 4.703.675,13, namun terdapat variasi pendapatan pada bulan tertentu seperti hari raya besar agama Hindu yaitu bulan Februari diperoleh pendapatan sebesar Rp 11.708.179,51 per bulan, pada saat keadaan normal yaitu bulan Januari dan Maret diperoleh pendapatan sebesar Rp 4.220.521,62 per bulan dan pada masa pandemi Covid-19 yaitu bulan April, Mei dan Juni diperoleh pendapatan sebesar Rp 2.744.942,67 per bulan.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan hasil penelitian terhadap pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh, dapat disarankan untuk para pedagang buah-buahan agar membuat pencatatan keuangan dan pencatatan transaksi dengan baik. Salah satunya dengan membuat buku harian untuk mencatat jumlah pasokan buah, biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh setiap harinya. Pemerintah juga diharapkan dapat melakukan pembinaan dan pengembangan usaha sektor informal khususnya pedagang buah-buahan di Pasar Adat Blahkiuh untuk menghadapi situasi pasar yang sepi karena tidak ada hari raya dan pandemi Covid-19 yang sedang terjadi.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada pihak-pihak yang membantu dalam penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2018. Profil Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern Tahun 2018. Jakarta: Badan Pusat Statistik Nasional.

Dewi, P. M. (2012). Jurnal Partisipasi Tenaga Kerja Perempuan Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan 5(2): 119-124

Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali. 2020. Keputusan Gubernur Bali Nomor 2235/03-G/HK/2019 Tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota Tahun 2020. https://disnakeresdm.baliprov.go.id/wp-content/uploads/2019/11/Dok-baru-2019-11-20-09.32.30.pdf. (10 Desember 2020).

Fitriyati, Aprilia Dwi. 2016. Analisis Karakteristik Pedagang dan jaringan Perdagangan Sayur Pasar Tawangmangu Kabupaten Karanganyar. Program Studi Geografi Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Lestari, Wardiyah Puji. 2016. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah Tangga PNS Guru SD di Kecamatan Kota Anyar Kabupaten Probolinggo [Artikel]. Universitas Brawijaya Malang.

Nizar, Muhamad. 2015. Analisis Keberlanjutan Usaha Budidaya Rumput Laut Pada Penerima Paket Bantuan Langsung Masyarakat di Kabupaten Muna [Tesis]. Ilmu Kelautan Universitas Terbuka Jakarta.

Setyanik, Dhimas. 2018. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Volume Impor Buah-buahan di Indonesia Periode 2012-2016 [Skripsi]. Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Badung. 2019. Sektor Unggulan. https://badungkab.go.id/page/read/30. (02 Desember 2019 dan 11 Agustus 2020).

Surya, Ida Bagus Ketut. (2014). Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah Sektor Pertanian Dalam Mendukung Sektor Pariwisata di Provinsi Bali. SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian. Vol. 7: 15-32.

Yuniati, Musniasih. 2019. Profil Tenaga Kerja Perempuan Berdasarkan Umur, Tingkat Pendidikan, Sektor Formal, Informal di Provinsi NTB Tahun 20162018 Beserta Analisis Ekonominya. eJournal Binawakya 13 (12): 1855-1862.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

382