Persepsi Petani Terhadap Sistem Penanaman Jajar Legowo di Tempek Deman Subak Penatahan Desa Penatahan Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i01.p07
Vol. 11, No. 1, Juli 2022
Persepsi Petani Terhadap Sistem Penanaman Jajar Legowo di Tempek Deman Subak Penatahan Desa Penatahan Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan
BINTANG FAJAR PATMA CAHYAGAMA, NYOMAN PARINING*,
I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232
Email: [email protected] *[email protected]
Abstract
Farmers' Perceptions on Jajar Legowo System in Tempek Deman, Subak Penatahan, Penatahan Village, Penebel District, Tabanan Regency
Jajar Legowo is one of the planting systems that were introduced by the Agricultural Development Agency to increase rice production. This study aims to determine the perceptions and expectations of farmers on the application of the Jajar Legowo system in rice cultivation in Tempek Deman, Subak Penatahan, Penatahan Village, Penebel District, Tabanan Regency. Data were collected through interviews, observation, and documentation toward 33 respondent farmers from February to July 2020. The results show that farmers' perception on the Jajar Legowo system is in the very good category. From the technical aspect, farmers hope that the Jajar Legowo system could be more simplified. From the economic aspect, farmers hope the Jajar Legowo system could improve labor efficiency and increase production yields. From the socio-cultural aspect, farmers hope that the Jajar Legowo system could improve cooperation so that farmers do not depend on planters. Farmers are expected to learn the planting technique together so that they get optimal results. The Department of Agriculture at Tempek Deman, Subak Penatahan should provide more assistance to farmers in planting so that they can plant according to the technical guidelines of the Jajar Legowo system and get optimal results.
Keywords: Penatahan Village, perception, Jajar Legowo
Jajar legowo merupakan salah satu sistem tanam yang diperkenalkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian untuk mendorong peningkatan produksi padi (Asaad dkk, 2017). Keuntungan menggunakan sistem jajar legowo adalah: (1) Ruang terbuka yang lebih lebar di antara dua kelompok barisan tanaman akan
memperbanyak cahaya matahari yang masuk ke setiap rumpun tanaman padi (2) Sistem jajar legowo memudahkan petani dalam pemupukan susulan, penyiangan, pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit, serta lebih mudah dalam mengendalikan hama tikus (3) Peningkatan jumlah tanaman pada kedua pinggir untuk setiap set legowo, berpeluang untuk meningkatkan produktivitas tanaman akibat peningkatan produksi (4) Petani dapat mengembangkan sistem produksi padi-ikan (mina padi) atau kombinasi padi, ikan, dan bebek (5) Mampu meningkatkan produktivitas padi hingga 10-15% (Nurokhim, 2019).
Berdasarkan observasi lapangan di Tempek Deman, Subak Penatahan para petani merasa bahwa sistem penanaman jajar legowo mendapatkan kendala berupa sulitnya mencari tukang nanam (nandur) yang paham akan sistem penanaman jajar legowo. Kendala tersebut yang membuat petani mulai berhenti menggunakan sistem jajar legowo setelah dua tahun menerapkan di Tempek Deman, Subak Penatahan. Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi dan harapan petani terhadap penerapan teknologi sistem tanam jajar legowo pada tanaman padi di Tempek Deman, Subak Penatahan, Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.
Penelitian dilaksanakan di Tempek Deman Subak Penatahan, Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai Juli tahun 2020. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan kualitatif. Jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus slovin dan cara pengambilan sampel menggunakan metode random sampling yang dilakukan dengan cara undian. Jumlah sampel yang ditentukan untuk diwawancarai adalah sebanyak 33 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara menggunakan kuesioner dan pedoman wawancara serta dokumentasi. Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap sistem tanam jajar legowo termasuk dalam kategori sangat baik dan harapan petani terhadap sistem penanaman jajar legowo di Tempek Deman, Subak Penatahan dilihat dari aspek teknis, aspek sosial budaya, dan aspek ekonomi. Aspek teknis, petani berharap sistem jajar legowo tidak memiliki kerumitan tinggi dari penanaman sampai dengan pemanenan pada saat diterapkan. Aspek ekonomi, petani berharap sistem jajar legowo dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja serta meningkatkan hasil produksi. Aspek sosial budaya, petani berharap sistem jajar legowo petani bisa meningkatkan kerjasama dalam menerapkan sistem jajar legowo agar dapat menjadi petani yang mandiri dan tidak tergantung dengan tukang tanam (nandur).
Saran yang diberikan oleh penulis adalah Petani di Tempek Deman, Subak Penatahan diharapkan dapat bekerjasama antar anggota didalam kelompok tani untuk belajar menanam, dengan bekerjasama maka petani dapat bekerjasama antar anggota di dalam kelompok tani untuk belajar menanam sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Petani juga dapat mengadopsi alsintan atau mesin bercocok tanam untuk padi agar dapat menghemat waktu dan lebih efektif. Dinas Pertanian di Tempek
Deman, Subak Penatahan diharapkan lebih sering memberikan pendampingan kepada para petani dalam penanaman sehingga dapat menanam sesuai petunjuk teknis teknologi jajar legowo dan mendapatkan hasil yang optimal.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
-
1. Bagaimana persepsi petani tentang sistem penanaman jajar legowo di Tempek Deman, Subak Penatahan, Desa Penatahan, Kecamatan, Kabupaten Tabanan?
-
2. Bagaimana harapan-harapan petani terhadap sistem penanaman jajar legowo di Tempek Deman, Subak Penatahan, Desa Penatahan, Kecamatan, Kabupaten Tabanan?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
-
1. Mengetahui persepsi petani tentang sistem penanaman jajar legowo di Tempek Deman, Subak Penatahan, Desa Penatahan, Kecamatan, Kabupaten Tabanan.
-
2. Mengetahui harapan-harapan petani terhadap sistem penanaman jajar legowo di Tempek Deman, Subak Penatahan, Desa Penatahan, Kecamatan, Kabupaten Tabanan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
-
1. Bagi akademisi yaitu berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya bagi mahasiswa. Penelitian ini juga bermanfaat sebagai tambahan referensi dan pengembangan studi mengenai persepsi terhadap petani.
-
2. Bagi masyarakat diharapkan dapat menjadi masukan dalam memilih sistem penanaman yang tepat bagi masyarakat pada umumnya dan anggota petani di Tempek Deman, Subak Penatahan khususnya.
Penelitian ini berfokus kepada persepsi dan harapan petani terhadap sistem jajar legowo di Tempek Deman, Subak Penatahan. Persepsi petani di Tempek Deman terhadap sistem jajar legowo dilihat dari beberapa hal yaitu benih bermutu, persemaian, pengolahan tanah, penanaman, pengairan, penyiangan, pemupukan, HPT dan pasca panen. Harapan petani di Tempek Deman terhadap sistem jajar legowo dilihat dari tugas pendekatan yaitu (1) aspek teknis, (2) aspek ekonomi, dan (3) aspek sosial budaya. Sampel yang digunakan sebanyak 33 responden yang merupakan petani aktif di Tempek Deman, Subak Penatahan, Kabupaten Tabanan. Lokasi
penelitian ini dilakukan di Provinsi Bali yang ditentukan secara sengaja (purposive). Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Penelitian ini dilakukan di Tempek Deman, Subak Penatahan, Desa Penatahan Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan dengan memfokuskan pada satu tempek yaitu Tempek Deman. Pemilihan Tempek Deman menjadi lokasi penelitian ini secara sengaja (purposive) dengan beberapa pertimbangan, yaitu 1) Petani di Tempek Deman telah melakukan beberapa kali sistem pola penanaman di pertanian mereka. Mulai dari sistem caplakan, sistem jajar legowo dan akhirnya kembali pada sistem caplakan dikarenakan sistem jajar legowo tidak cocok dengan kondisi alam di tempek Deman, dan 2) narasumber dalam penelitian ini yang memberikan data sudah jelas yaitu Pekaseh dan anggota Subak Penatahan dari Tempek Deman.
Penelitian ini dilakukan selama rentang waktu mulai dari bulan Februari hingga Juli tahun 2020, adapun pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan selama satu bulan terhitung setelah dikeluarkannya surat izin penelitian dari Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Sebelum dilakukannya penelitian, terlebih dahulu dilakukan survei pendahuluan untuk mengumpulkan informasi dasar mengenai penelitian.
-
1. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kuantitatif yang diangkakan (scoring) (Sugiyono, 2015). Contoh data kuantitatif dipisahkan berdasarkan jenis-jenisnya yaitu: luas tanah garapan, pengalaman bertani, dan jumlah keluarga.
-
2. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, penjelasan, skema dan gambaran yang tidak dapat dihitung dengan satuan hitung (Sugiyono, 2010). Data kualitatif dapat diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data diantaranya seperti wawancara, kuesioner yang dituangkan dalam catatan lapangan. Jenis data kualitatif yang saya gunakan antara lain: nama, pendidikan, pekerjaan sampingan, perkakas, atau alsintan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder.
-
1. Data primer merupakan data yang didapat perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan peneliti (Husein Umar, 2013).
-
2. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, peneliti dapat mencari sumber data ini melalui sumber data lain yang berkaitan
dengan data yang dicari (Kuncoro, 2009).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder.
-
1. Wawancara, adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban
responden dicatat atau direkam (Hasan, 2002).
-
2. Observasi, adalah pengamatan yang dilakukan secara partisipan dan nonpartisipan. Metode partisipan mengharuskan meneliti terlibat di dalam kegiatan. Sedangkan metode non-partisipan hanya mengamati dari luas, tidak terlibat (Willis, 2011).
-
3. Kuesioner, adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya dimana responden akan mencatat jawaban mereka, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran dan Roger, 2017).
-
4. Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka, dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian (Sugiyono, 2015).
Populasi dalam penelitian ini adalah di Tempek Deman Subak Penatahan, Desa Penatahan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 50 orang. Pengambilan sampel ditentukan dengan metode simple random sampling dimana unit sampling (responden) dapat mewakili jumlah populasi dan cara pengambilan sampelnya menggunakan metode undian. Dalam penelitian ini diambil perwakilan petani yang mewakili populasi di Tempek Deman yang berjumlah 33 orang petani aktif.
Tabel 1.
Variabel Penelitian dan Pengukuran
No |
Variabel |
Indikator |
Parameter |
Pengukur | |
operasional |
an | ||||
(1) |
(2) |
(3) |
(4) | ||
1 |
Persepsi petani |
Benih bermutu |
- |
Varietas unggul |
Skor |
terhadap |
dan varietas | ||||
sistem jajar legowo |
unggul | ||||
Persemaian |
- |
Waktu persemaian |
Skor | ||
- |
Memperhatikan kondisi drainase | ||||
Pengolahan |
- |
Jumlah melakukan pengolahan tanah |
Skor | ||
tanah |
- |
Jumlah pupuk yang diberikan | |||
Penanaman |
- |
Cara penanaman |
Skor | ||
- |
Kedalaman menanam bibit | ||||
- |
Jumlah bibit yang ditanam | ||||
Pengairan |
- |
Tinggi muka air |
Skor | ||
Penyiangan |
- |
Waktu penyiangan |
Skor | ||
- |
Alat yang digunakan | ||||
Pemupukan |
- |
Cara pemupukan |
Skor | ||
Pengendalian |
- |
Penggunaan varietas tahan hama |
Skor | ||
hama dan |
- |
Penggunaan pupuk N | |||
penyakit terpadu (HPT) |
- |
Pengendalian hama tikus | |||
Pasca panen |
- |
Penetuan umur panen dan pemanenan |
Skor | ||
- |
Pengeringan | ||||
- |
Pengemasan | ||||
- |
Penyimpanan | ||||
- |
Penggilingan | ||||
- |
Pemutihan beras | ||||
- |
Proses akhir | ||||
Harapan petani |
Aspek teknis |
1. |
Kecocokan jajar legowo dengan kondisi |
Kualitatif | |
terhadap |
tempat | ||||
sistem jajar legowo dari aspek teknis, aspek ekonomi, dan aspek sosial- |
2. |
Sistem jajar legowo tidak ribet | |||
budaya |
Aspek ekonomis |
1. |
Dapat menyediakan benih dan pupuk |
Kualitatif | |
2. |
Dapat menyiapkan tenaga kerja | ||||
3. |
Dapat menyiapkan upah tenaga kerja | ||||
4. |
Peningkatan hasil saat menggunakan jarwo | ||||
Aspek sosial- |
1. |
Sistem jajar legowo tidak bertentangan |
Kualitatif | ||
budaya |
2. |
dengan aturan adat Menghadiri penyuluhan jajar legowo | |||
3. |
Gotong royong/kerjasama antar petani |
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah memberi gambaran terhadap data yang ditemukan dilapangan dan membuat laporan penelitian mendetail. Data yang diperoleh dihitung dengan bantuan skoring menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2017). Dikemukakan oleh Sudarmawan (dalam Devi, 2018) data hasil pengukuran akan didistribusikan ke dalam lima kelas yang akan ditentukan dengan rumus interval kelas.
Berikut distribusi mengenai persepsi petani berdasarkan dari prinsip-prinsip jajar legowo di Tempek Deman Subak Penatahan Kabupaten Tabanan pada Tabel 2.
Tabel 2. Persepsi tentang sistem jajar legowo di Tempek Deman Subak Penatahan | ||||
No |
Skor |
Kategori |
Jumlah | |
Orang |
% | |||
1 |
>0,18 - 32,4 |
Sangat Tidak Baik |
0 |
0 |
2 |
>32,4 - 46,8 |
Tidak Baik |
0 |
0 |
3 |
>46,8 - 61,2 |
Sedang |
0 |
0 |
4 |
>61,2 - 75,6 |
Baik |
4 |
12,12 |
5 |
>75,6 – 90,0 |
Sangat Baik |
29 |
87,88 |
Total |
33 |
100 | ||
Sumber: data primer diolah, 2020 |
Tabel 2 menunjukkan bahan persepsi petani tentang jajar legowo tergolong pada kategori sedang dengan persentase 87,88%. Ini berarti petani sangat baik dalam menerapkan jajar legowo. Ini berarti petani sangat paham terhadap syarat teknis dari penerapan sistem jajar legowo di Tempek Deman, Subak Penatahan Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.
Harapan petani dalam penelitian ini melihat pandangan petani terhadap sistem jajar legowo dari tiga aspek pendekatan yaitu: 1) Aspek Teknis, petani berharap sistem jajar legowo tidak memiliki kerumitan tinggi dari penanaman sampai dengan pemanenan pada saat diterapkan. 2) Aspek ekonomi, petani berharap sistem jajar legowo dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja serta meningkatkan hasil
produksi. 3) Aspek sosial budaya, petani berharap sistem jajar legowo petani bisa meningkatkan kerjasama dalam menerapkan sistem jajar legowo agar dapat menjadi petani yang mandiri dan tidak tergantung dengan tukang tanam (nandur).
Kesimpulan untuk persepsi petani terhadap sistem penanaman jajar legowo tergolong sangat baik di Tempek Deman, Subak Penatahan dan kesimpulan untuk harapan-harapan petani terhadap jajar legowo di Tempek Deman dilihat dari aspek teknis, aspek ekonomi dan aspek sosial budaya, 1) Berdasarkan aspek teknis petani berharap sistem jajar legowo tidak memiliki kerumitan tinggi dari penanaman sampai dengan pemanenan pada saat diterapkan. 2) Berdasarkan aspek ekonomi petani berharap sistem jajar legowo dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja serta meningkatkan hasil produksi 3) Berdasarkan aspek sosial budaya petani berharap sistem jajar legowo petani bisa meningkatkan kerjasama dalam menerapkan sistem jajar legowo agar dapat menjadi petani yang mandiri dan tidak tergantung dengan tukang tanam (nandur).
Berdasarkan simpulan dan pembahasan, maka saran yang dapat diberikan penulis adalah untuk petani di Tempek Deman, Subak Penatahan dapat bekerjasama antar anggota di dalam kelompok tani untuk belajar menanam sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Petani juga dapat mengadopsi alsintan atau mesin bercocok tanam untuk padi agar dapat menghemat waktu dan lebih efektif. Pihak Dinas Pertanian di Tempek Deman, Subak Penatahan diharapkan lebih sering memberikan pendampingan kepada para petani dalam penanaman sehingga dapat menanam sesuai petunjuk teknis teknologi jajar legowo dan mendapatkan hasil yang optimal.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penelitian ini tidak mungkin terlaksana tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini disampaikan rasa terimakasih kepada para informan kunci yang telah bersedia untuk memberi informasa terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan.
Daftar Pustaka
Asaad, M. Bananiek, Warda dan Zainal. 2017. Analisis Persepsi Petani Terhadap Penerapan Tanam Jajar Legowo Padi Sawah Di Sulawesi Tenggara. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tenggara.
Devi, Ni Luh Gede Nirmala. 2018. Hubungan Motivasi Petani Dalam Berusahatani Sayur-Mayur dengan Keterlibatannya pada Kegiatan Peken Carik di Subak Sembung, Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara. [Skripsi]. Fakultas Pertanian Universitas Udayana: Denpasar.
Hasan, M. I. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Husein Umar. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Edisi Kedua. Jakarta. Rajawali Pers.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi 3. Penerbit Erlangga.
Nurokhim. 2019. Sistem Tanam Jajar Legowo. Internet. [Artikel Online]
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/76456/Sistim-Tanam-Jajar-Legowo/ Diakses pada 20 November 2019
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2017. Metode Penelitian untuk Bisnis: Pendekatan Pengembangan-Keahlian. Salemba Empat, Jakarta Selatan.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Willis, Sofyan S. 2011. Konseling Individual, Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
81
Discussion and feedback