Jurnal Agribisnis dan Agrowisata       ISSN: 2685-3809

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i01.p06

Vol. 11, No. 1, Juli 2022

Evaluasi Dampak Program Pengembangan Pertanian Terpadu (Pepadu) pada Kelompok Tani Ternak Sari Buana di Desa Manistutu Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana

I GUSTI BAGUS PREMA JAYA, I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA*,

I MADE SARJANA

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jalan PB Sudirman Denpasar 80323 Email: [email protected] *[email protected]

Abstract

Evaluation of the Impact of the Integrated Agricultural Development Program on the Sari Buana Farmers Group in Manistutu Village, Melaya SubDistrict, Jembrana Regency

The integrated agricultural development program is a program developed to combine agricultural and livestock activities in one area in order to increase the utilization and added value of the resulting production without waste. This pattern is one way to preserve the environment rather than the use of chemicals that can adversely affect soil fertility, the quality of the harvest and the freshness of the harvested agricultural products. Therefore, the use of this integrated pattern can maintain the preservation of existing agricultural resources and increase the standard of living of entrepreneurs in agriculture so that it can be managed in a sustainable manner. The purpose of this study is to measure the impact of an integrated agricultural development program looking at three sectors, namely technical impacts, economic impacts and social impacts from the implementation of this integrated agricultural development program. The method used in this research is descriptive qualitative method. This research obtained good results, covering aspects of technical impacts of 86,6%, economic impacts of 97,3%, and social impacts of 93,7%. Hopefully with this farmer group members can maximize their potential both from a technical point of view, especially in artificial assimilation of livestock and also compost management.

Keywords: agricultural, development program, evaluation, impact, integrated

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Negara Indonesia meupakan Negara Agraris. Maka dari itu pertanian memiliki peran strategis dalam menunjang pembangunan perekonomian nasional

karena di dukung oleh potensi baik itu sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang melimpah. (Manuhutu dalam Mahardika, 2014), Menyebutkan pentingnya sektor pertanian banyak memunculkan penemuan-penemuan baru di bidang teknologi pertanian, dari pra sampai pasca panen serta program-program pemerintah terkait pertanian. Pembangunan sektor pertanian dalam arti luas tidak dapat dilepaskan dari program ketahanan pangan nasional. Kebijakan ketahanan pangan sesuai dengan arah kebijakan pembangunan pertanian Kementrian Pertanian tahun 2010-2014 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 15/Permentan/Rc.110/1/2010. Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi. Pembangunan pertanian sebagai upaya memperkuat dan berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja serta membangkitkan pertumbuhan peluang bisnis sehingga memberikan dampak positif dari segi ekonomi secara menyeluruh

Ego sub sektoral masih menjadi faktor utama sulit nya mengatasi persoalan dalam pembangunan pertanian upaya peningkatan produksi menjadi terhambat dan pencapaian swasembada pangan menjadi sulit. Ego sub sektoral mengakibatkan kebijakan-kebijakan yang dibuat tumpang tindih dan tidak bisa berjalan sinergis. Hal ini menjadi sangat penting dilakukan integrasi dari berbagai sub sektor sehingga kebijakan-kebijakan yang dibuat mampu memberikan dampak positif pada pembangunan pertanian dan ketahanan pangan. Sub sektor pertanian pangan dan peternakan harus dibangun terintegrasi. Integrasi ini bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan, memperluas lapangan kerja, menunjang sektor industri dan ekspor, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahtertaan petani-peternak.

Pengembangan Pertanian terpadu (Pepadu) merupakan suatu kegiatan yang memadukan antara kegiatan pertanian dan peternakan dalam satu kawasan guna meningkatkan pemanfaatan dan nilai tambah produksi yang dihasilkan tanpa adanya limbah yang terbuang. Pola ini merupakan salah satu cara untuk menjaga kelestarian lingkungan daripada penggunaan bahan-bahan kimia yang dapat berpengaruh buruk baik itu dari kesuburan tanah, kualitas hasil panen serta tingkat kesegaran dari produk pertanian yang dipanen. Sehinga dengan penggunan Pola terpadu ini dapat mempertahankan kelestarian sumberdaya pertanian yang ada untuk dapat dikelola selama-lamanya. Pemerintah Kabupaten Jembrana melalui Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan pada tahun 2012 melaksanakan program Pepadu (Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu) program ini adaptasi dari model Prima Tani (Nasional) dan program simantri yang lebih dulu dilaksanakan dan dibiayai dari ABPD Provinsi Bali. Perpaduan ini dilakukan oleh gabungan kelompok tani (Gapoktan) diberikan bantuan ternak sapi bali betina, kadang koloni, pembangunan rumah pakan dan rumah kompos sedangkan sebagian kecil anggaran dimanfaatkan untuk pengadaan bibit tanaman pertanian dan perkebunan serta fasilitas pendukung lainnya. Limbah dari peternakan sapi /kambing tersebut diolah untuk menghasilkan pupuk organik kemudian pupuk organik tersebut kemudian dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman pangan hortikultura

Syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mengikuti program Pepadu ini meliputi kelompok tani yang sudah dikukuhkan oleh Kepala Desa,/ Perbekel/ Lurah minimal 1 tahun, Gapoktan sudah dilengkapi dengan pengurus (Ketua, Sekretaris, dan Bendahara) dan buku administrasi pendukung, Gapoktan belum pernah menerima bantuan sejenis tahun sebelumnya, anggota Gapoktan merupakan petani-ternak atau sudah biasa melaksanakan usaha pertanian dan memelihara ternak serta sanggup menambah biaya secara swadaya apabila jumlah bantuan yang diterima kurang, dapat menunjukkan cap/stampel Gapoktan, lahan tidak dalam sengketa dan tidak ada ganti rugi, ada sumber air untuk kegiatan peternakan. pada awalnya pada tahun 2012 program Pepadu hanya dapat merealisasikan sekitar 1 miliar rupiah untuk membantu 5 gapoktan yang berada di Desa Gumbirh, Mendoyo Dangin Tukad, Yeh Kuning, Kaliakah dan Tukadaya, masing-masing mendapatkan 200 juta rupiah. Konsep pertanian terpadu ini adalah konsep yang dapat dikembangankan untuk lahan pertanian terbatas. Pada lahan terbatas atau lahan sempit berukuran kurang dari 1,5 Ha yang dimiliki oleh petani umumnya konsep ini menjadi sangat tepat dikembangakan dengan pola intensifikasi lahan. Lahan sempit akan memberikan produksi maksimal tanpa ada limbah yang terbuang percuma. Langkah ini diperlukan mengingat semakin menyusutnya lahan pertanian akibat meningkatnya alih fungsi lahan di Pulau Bali dan di Kabupaten Jembrana khususnya. Hubungan antara ternak dan tanaman haruslah saling berkesinambungan, mendukung, dan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong penginkatan efisiensi produksi dan meningkatkan keuntungan hasil usaha taninya.

Kegiatan Pengembangan Pertanian Terpadu ini pada hakekatnya adalah untuk menggabungkan pembangunan pertanian yang selama ini dilaksanakan per sub sektor. Dalam kegiatan Pepadu ini tidak lagi dikenal adanya pembangunan pertanian per sub sektor, tetapi dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan, yaitu sub sektor tanaman pangan, peternakan dan perkebunan.

Program Pepadu di Kelompok Tani Ternak Sari Buana yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana memiliki standrasisasi baik itu dari segi bangunan kaloni, pakan, pengolahan pupuk dan benih. Besar dana yang diberikan Pemerintah dalam program ini berkisar 200 juta rupiah, dengan jumlah anggota dalam satu kelompok terdapat 20 orang, jumlah sapi yang diternakan berkisar 20 ekor. Syarat dalam mengikuti program ini terdapat 20 anggota dalam satu kelompok yang nantinya akan diberikan bantuan dana dan juga ternak sapi. Pada saat ini jumlah kelompok tani yang terdaftar mengikuti program Pepadu sebanyak 15 kelompok (Masti, 2017). Walaupun terdapat standar yang telah ditentukan tetapi dalam pelaksanaan nya di lapangan masih belum dapat dilakukan seperti pengelolaan pupuk yang belum dapat dilakukan dengan maksimal.

  • 1.2    Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dijabarkan, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu evaluasi dampak program Pepadu baik dari segi teknis, ekonomi maupun social.

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka dapat dirumuskuan permasalahan dalam penelitian ini mencakup evaluasi dampak program Pepadu dari segi teknis, ekonomi dan juga social.

  • 2     Metode Penelitian

    • 2.1   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2018 di Kelompok Tani Sari Buana yang beralamatkan di Desa Manistutu Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana.

  • 2.2    Jenis dan Sumber Data

Jenis data penelitian ini menggunakan data kualitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk verbal bukan angka dan data kuantitatif yaitu data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka (Sugiyono, 2015). Sedangkan sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang didapatkan langsung oleh peneliti di lapangan (Umar, 2003). Data sekunder yaitu data yang didapatkan melalui buku, jurnal, serta artikel (Sugiyono, 2010).

  • 2.3    Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan dokumentasi. wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data sedangkan dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, baik dalam bentuk foto atau gambar (Sugiyono, 2009).

  • 2.4    Populasi dan Sample

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang terjadi atas benda-benda, nilai, maupun peristiwa sebagai sumber-sumber data yang memiliki karakteristik tertentu. Sedangkan dari populasi yang digunakan untuk mempelajari populasi disebut sampel (Bungin, 2003). Dalam penelian ini populasi yang digunakan adalah seluruh anggota Kelompok Tani Ternak Sari Buana sebanyak 20 orang.

  • 2.5    Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan menggunakan kuesioner sebagai alat utama dalam mengumpulkan data kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang dia ketahui (Arikunto dalam Nugraha, 2013).

  • 2.6    Pengujian Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen dalam penelitian ini meggunakan uji validitas dan realibilitas. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur keinginan peneliti. Uji realibitas memperlihatkan sejauh mana pengukuran tanpa bias (Sarjono dan Julianita, 2011).

  • 2.7    Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini untuk mengetahui evaluasi dari program Pepadu yang telah berjalan pada Kelompok Tani Sari Buana dari segi teknis, sosial dan budaya.

  • 2.8   Analisis Data

Data yang diperolah dari penelitian ini kemudian dianalisis sehingga menghasilakan penjelasan dari masing-masing rumusan masalah secara analisis deskriptif dengan menggunakan skoring kemudian di intevalkan sesuai dengan kelas kelas interval yang di dapatkan (Sanjaya dalam Mahardika, 2014).

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1   Evaluasi Dampak Program Pengembangan Pertanian Terpadu

Evaluasi dampak program Pengembangan Pertanian Terpadu pada Kelompok Tani Ternak Sari Buana dilakukan untuk melihat dampak teknis, dampak ekononimi, serta dampak sosial yang akan didistribusikan pada Tabel 1.

Tabel 1.

Evaluasi Dampak Program Pengembangan Pertanian Terpadu

No

Variabel

Persentase

Kategori

1

Dampak Teknis

86,6

Sangat Baik

2

Dampak Ekonomi

97,3

Ssangat Baik

3

Dampak Sosial

93,7

Sangat Baik

Sumber Data: Data Primer

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 1 tampak bahwa para responden dapat memahami dampak teknis yang harus dilakukan dalam pengelolaan program pengembangan pertanian terpadu, para responden juga merasakan penambahan aset yang dimiliki, merasakan peningkatan penerimaan, serta merasakan peningkatan pendapatan pada saat mejalankan program pengembangan

pertanian terpadu serta tabel diatas menandakan atau menunjukkan bahwa para responden mampu berinteraksi sosial pada saat menjalankan program.

  • 3.1.2    Dampak Teknis

Hasil evaluasi dampak teknis pengembangan pertanian terpadu pada Kelompok Tani Sari Buana diperolah bahwa dalmpa teknis yang diterima responden terhadap program pengembangan pertanian terpadu dalam kategori Sangat Baik dengan persentase 86,26 %. Indikator teknis program pengembangan pertanian terpadu dibagi dalam beberapa parameter yang akan didistribusikan pada Tabel 2.

Tabel 2.

Evaluasi Dampak Teknis Kelompok Tani Ternak Terhadap Program Pengembangan Pertanian Terpadu di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana

No

Persentase

Kategori

Orang

1

> 84 – 100

Sangat Baik

18

2

> 68 – 84

Baik

2

3

> 52 – 68

Sedang

0

4

> 36 – 52

Buruk

0

5

20 -23

Sangat Buruk

0

jumlah

20

Sumber Data: Data Primer

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan paba tabel 2 tampak bahwa aspek teknis yang terkait dengan pengembangan pertanian terpadu telah dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang terdapat di dalam petunjuk teknis dalam program pengembangan pertanian terpadu. Hal ini ditunjukkan oleh pengetahuan responden terhadap parameter yang dinilai dalam evaluasi dampak teknis ini yang berkategorikan sangat baik dengan persentase 86,6 %, dengan dengan delapan belas orang mendapat kategori sangat baik dan dua orang mendapat kategori baik.

  • 3.1.3    Evaluasi Dampak Ekonomi

Indikator penelitan dampak ekonomi dalam Program pengembangan pertanian terpadu menganalisa persepsi responden terhadap peningkatan pendapatan yang dirasakan dalam mengikuti program pengembangan pertanian terpadu. Hasil dampak ekonomi yang diterima responden terhadap program pengembangan pertanian terpadu dalam kategori sangat baik dengan presentase 97,3% berikut pendistribusian dampak ekonomi dalam program pengembangan pertanian terpadu dirincikan pada tabel 3.

Tabel 3.

Evaluasi Dampak Ekonomis pada Kelompok Tani Ternak Sari Buana terhadap Program pengembangan pertanian terpadu, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana

No

Persentase

Kategori

Orang

1

> 84 - 100

Sangat Baik

20

2

> 68 - 84

Baik

0

3

> 52 - 68

Sedang

0

4

> 36 - 52

Buruk

0

5

20 -23

Sangat Buruk

0

jumlah

20

Sumber Data: Data Primer

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3 terlihat bahwa aspek ekonomi dalam program Pertanian Terpadu terjadi berubahan setelah mengikuti program pengembangan pertanian terpadu. Program ini memiliki dampak yang baik untuk memajukan perekonomian para kelompok tani ternak yang mendapatkan bantuan program Pengembangan Pertanian Terpadu.

  • 3.1.4    Dampak Sosial

Hasil penelitian evaluasi dampak sosial pengembangan pertanian terpadu pada Kelompok Tani Ternak Sari Buana diperoleh bahwa dampak sosial yang diterima responden terhadap program PEPADU dalam kategori sangat baik dengan persentase 93,7% berikut hasil evaluasi dampak sosial didistribusikan pada tabel 4

Tabel 4.

Evaluasi Dampak Sosial Kelompok Tani Ternak Sari Buana terhadap program pengembangan pertanian terpadu di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana

No

Persentase

Kategori

Orang

1

> 84 – 100

Sangat Baik

20

2

> 68 – 84

Baik

0

3

> 52 – 68

Sedang

0

4

> 36 – 52

Buruk

0

5

20 – 23

Sangat Buruk

0

jumlah

20

Sumber Data: Data Primer

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada Tabel 4 tampak bahwa responden sering berinteraksi dengan sesama anggota Kelompok Tani Ternak Sari Buana maupun diluar anggota Kelompok Tani Sari Buana, responden juga memiliki sikap tolong menolong yang tinggi, baik itu dalam melakukan kegiatan di dalam kelompok maupun diluar kelompok.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1   Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian evaluasi dampak program Pengembangan Pertanian Terpadu di Kelompok Tani Ternak Sari Buana Desa Manistutu, Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana dapat disimpulkan yaitu dampak teknis program pengembangan pertanian terpadu pada Kelompok Tani Ternak Sari Buana tergolong sangat baik. Dampak Ekonomi program pengembangan pertanian terpadu pada Kelompok Tani Ternak Sari Buana tergolong sanat baik. Dampak Sosial program pengembangan pertanian terpadu pada Kelompok Tani Ternak Sari Buana tergolong sangat baik

  • 4.2    Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan dapat disaranakn beberapa hal yaitu kelompok Tani Ternak Sari Buana dapat terus melanjutkan program pengembangan pertanian terpadu yang telah dilaksanakan mengingkat dilihat dari tiga indakator tersebut memiliki hasil yang sangat baik. Kelompok Tani Ternak Sari Buana diharapkan beberapa responden harus lebih paham mengenaai pengelolaan pupuk kompos dan juga mengenai insenminasi buatan pada sapi dan juga lebih baik dalam segala macam pencatatan kegitan kelompok baik itu dari operasional kelompok hingga pencatatan keuangan yang lebih baik lagi. Pemerintah diharpkan lebih mengajarkan secara perlahan baik itu yang diberikan oleh penyuluh lapangan kepada anggota – anggota kelompok terutama yang memiliki umur yang sudah dewasa secara perlahan dan bertahap sehingga para anggota mampu dan memahami apa yang penyuluh lapangan berikan.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Terimakasih kepada Kelompok Tani Ternak Sari Buana dan seluruh staf dari Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan yang telah membantu dan memberikan informasi terkait penelitian yang telah penulis lakukan, serta memberikan bimbingan dan juga dukungan dalam penyelesaian penelitian dan penulisan e-jurnal ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

Bungin. 2003. Analisis data penelitian kualitatif pemahaman filosofis dan metodo.

Raja Grafindo Persada. Jakarta

Mahardika. I Gede. 2014. Keberhasilan Program Sistem Pertanian Terintegrasi Pada Kelompok Tani Satya Kencana Desa Taro Kecamatan Telalang Kabupaten Gianyar. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian : Denpasar

Masti, Eka. (2017). Kegiatan Pengembangan Kawasan Pertanian Terpadu Berbasis Organik (PEPADU) TA 2014. Petunjuk Teknis. Dinas Pertanian Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Jembrana.

Nugraha, Ridwan. 2013. Profil Kemampuan Daya Tahan (v02max) Tim Sepak Bola

SURATANI     dan     PORDA     SUMEDANG.     {internet}

repository.upi.edu/205/6/S_KOR_0906201_CHAPTER3.pdf. diakses pada tanggal 5 maret 2017

Peraturan Mentri Pertanian Nomor 15/permentan/Rc.110/1/2010. Tentang Pengukuran Indikator Kinerja Kementrian Pertanian Tahun 2010-2014. {internet} sakip.pertanian.go.id/admin/regulasi/cetak-buku.pdf diakses pada tanggal 7 ferbruari 2017

Sarjono, H dan Winda Julianita. 2011. SPSS vs LISREL: Sebuah pengantar. Aplikasi untuk Riset. Jakarta. Salemba Empat

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta

Sugiyono.                2010.                Metode                Penelitian.

{Internet}.http://repository.upi.edu/1787/6/S_JKR_0808562_CHAPTER3.pdf .Diakses pada tanggal 3 maret 2017

ugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta

Umar, Husein. 2003. Metodologi Penelitian: Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

72