Dampak Proses Pembangunan Bendungan Sidan terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat dan Lingkungan di Desa Buahan Kaja, Kabupaten Gianyar dan Desa Sidan, Kabupaten Badung
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i01.p04
Vol. 11, No. 1, Juli 2022
Dampak Proses Pembangunan Bendungan Sidan terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat dan Lingkungan di Desa Buahan Kaja, Kabupaten Gianyar dan Desa Sidan, Kabupaten Badung
AYU SUKA DEWI, MADE ANTARA*, I DEWA AYU SRI YUDHARI
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman Denpasar, 80232, Bali
Email: [email protected] *[email protected]
Abstract
Impact of Sidan Dam Construction Process on Socio-Economic Community and Environment in Buahan Kaja Village, Gianyar Regency and Sidan Village, Badung Regency
The construction of Sidan dam is a national strategic project stipulated under Presidential Regulation No. 56 of 2018. The purpose of this study is to identify social impacts, analyze economic impacts and estimate the environmental impact of the Sidan dam construction process. The research methods used in this study use quantitative and qualitative descriptive research. The process of building Sidan dam has no social impact on the community measured from 4 parameters consisting of social activities, land acquisition processes, the emergence of criminality and lifestyle changes. However, the process of building Sidan dam has a social impact on the community, measured from 3 other parameters consisting of communication between farmers, the usefulness of dam construction and payment of compensation. The process of building the Sidan dam has no economic impact on the community, measured from the parameters of increasing the selling price of agricultural commodities. However, the process of building Sidan dam has an economic impact measured from 4 other parameters consisting of income, land prices, property ownership and job additions. The Sidan dam construction process has no environmental impact measured from 3 parameters consisting of water and air pollution, environmental cleanliness and water quality and quantity. However, the Sidan dam construction process has an environmental impact measured from 3 other parameters consisting of loss of agricultural land, noise and road access around the agricultural area.
Keywords: social impact, economi impact, environmental impact, dam construction
Pembangunan suatu negara pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membangun berbagai sarana prasarana penunjang. Pembangunan yang gencar dilakukan oleh pemerintah berupa pembangunan jalan, jembatan, dan bendungan (Pangemanan , et al., 2019). Pembangunan Bendungan yang menarik ialah Bendungan Sidan yang tergolong proyek strategis nasional yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Presiden No. 56 Tahun 2018 (Perpres No. 56 Tahun, 2018). Bendungan Sidan dibangun oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jendral Sumber Daya Air (SDA) Balai Wilayah Sungai Bali-Penida (Direktorat Jendral SDA, 2019). Bendungan Sidan terletak pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung. Penggunaan lahan pertanian sebagai tempat dilaksanakannya pembangunan Bendungan Sidan sehingga membawa dampak terhadap adanya perubahan bagi para petani disekitar kawasan bendungan (Adiguna, 2013). Masa konstruksi pembangunan bendungan yang dimulai pada tahun 2018 dimana proses pembebasan lahan telah dilakukan yang bertujuan sebagai fasilitas pendukung bendungan mulai memunculkan dampak bagi petani. Dampak yang diakibatkan oleh adanya perubahan lingkungan yang mengakibatkan berdampak kepada kondisi sosial ekonomi petani utamanya terjadi perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi tempat pembangunan bendungan yang menimbulkan dampak lanjutan terhadap perubahan mata pencaharian petani. Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan terkena dampak yang paling luas dengan adanya pembangunan Bendungan Sidan (Desa Buahan Kaja, 2021). Area yang terdampak dilihat sebagai suatu ekosistem dengan berbagai komponen yang saling terkait satu sama lainnya (Abdullah, et al., 2020). Pembangunan Bendungan Sidan penting untuk dikaji keberadaanya ditengah masyarakat khususnya para petani. Pertanian sebagai salah satu sektor yang memiliki kepentingan dengan adanya pembangunan bendungan ini sehingga penting untuk dilakukan evaluasi atas pembangunannya. Berdasarkan pemikiran tersebut maka perlu adanya kajian lebih lanjut tentang bagaimana dampak sosial ekonomi serta lingkungan pembangunan Bendungan Sidan terhadap masyarakat di Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan.
-
1. Bagaimana dampak sosial proses pembangunan Bendungan Sidan terhadap masyarakat di Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan?
-
2. Bagaimana dampak ekonomi proses pembangunan Bendungan Sidan terhadap masyarakat di Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan?
-
3. Bagaimana dampak lingkungan proses pembangunan Bendungan Sidan terhadap masyarakat di Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan?
Tujuan utama dari penelitian ini ialah:
-
1. Mengidentifikasi dampak sosial proses pembangunan Bendungan Sidan terhadap masyarakat di Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan.
-
2. Menganalisis dampak ekonomi proses pembangunan Bendungan Sidan terhadap masyarakat di Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan.
-
3. Mengestimasi dampak lingkungan proses pembangunan Bendungan Sidan terhadap masyarakat di Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan. Pengambilan data dilaksanakan dari Desember 2021 sampai Februari 2022. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan merupakan desa terluas yang terdampak proses pembangunan Bendungan Sidan.
Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah sumber primer dan sumber sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik seperti pengamatan menggunakan panca indra pada objek penelitian, wawancara kepada responden yaitu masyarakat yang tersebar di dua desa sampel serta informan kunci dan studi literatur yaitu pengumpulan sumber-sumber tertulis dan data-data relevan mengenai dampak proses pembangunan Bendungan Sidan.
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu: informan kunci dan sampel. Penentuan informan kunci menggunakan teknik purposive sampling. Informan kunci yang diwawancarai ialah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Sidan. Sampel dalam penelitian ini ialah masyarakat yang terdampak khususnya para petani yang tergabung dalam organisasi subak. Jumlah petani yang tergabung dalam subak sebanyak 189. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan persentase kesalahan sebesar 10% atau 0,1 sehingga didapatkan sebanyak 65 orang responden yang tersebar pada dua desa sampel.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari dampak sosial, ekonomi serta lingkungan. Dampak sosial terdiri dari tujuh parameter yaitu kegiatan sosial antar petani, komunikasi antar petani, kebermanfaatan proses pembangunan bendungan, pembayaran ganti untung, proses pembebasan lahan, munculnya kriminalitas dan perubahan gaya hidup. Dampak ekonomi terdiri dari lima parameter yaitu pendapatan, harga lahan, kepemilikan harta kekayaan, penambahan lapangan
pekerjaan dan peningkatan harga jual komoditi pertanian. Dampak lingkungan terdiri dari kehilangan lahan pertanian untuk pembangunan bendungan, kebisingan akibat proyek, akses jalan di sekitar kawasan pertanian, polusi udara dan air, kebersihan lingkungan serta kualitas dan kuantitas air.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan tabulasi sederhana.
Para petani di Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan merupakan petani yang melakukan kegiatan sosial seperti gotong royong menanam padi, berkumpul saat odalan di pura atau gotong royong membersihkan saluran air. Dibeberapa kesempatan juga dilakukan rapat dan terkadang mendapat sosialisasi atau penyuluhan. Data pendapat petani terhadap intensitas kegiatan sosial antar petani saat pembangunan bendungan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Intensitas Kegiatan Sosial antar Petani saat Pembangunan Bendungan
No |
Nama Desa |
Frekuensi |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
Urutan |
1 |
Buahan Kaja |
Sering |
4 |
6,15 |
3 |
Jarang |
19 |
29,23 |
2 | ||
2 |
Sidan |
Sering |
3 |
4,61 |
4 |
Jarang |
39 |
60 |
1 |
Sumber: Data Primer (diolah), 2022
Keterangan: frekuensi sering = ≥ 2 kali dalam sebulan frekuensi jarang = satu kali dalam sebulan
Data Tabel 1 menggambarkan intensitas petani terhadap kegiatan sosial, proses pembangunan Bendungan Sidan tidak memberi dampak terhadap intensitas kegiatan sosial antar petani hal ini ditunjukkan dengan persentase pendapat tertinggi yaitu 60% pada frekuensi “Jarang” hal ini menunjukkan bahwa intensitas kegiatan sosial para petani dalam satu bulan yaitu satu kali.
Komunikasi yang terjalin antar petani yang satu dengan yang lainnya menentukan keputusan yang akan diambil dalam menyelesaikan masalah. Komunikasi yang dilakukan oleh para petani ialah komunikasi internal dan eksternal Data pendapat petani mengenai adanya peningkatan komunikasi dapat dilihat pada
Tabel 2. | |||||
Peningkatan Komunikasi saat Pembangunan Bendungan | |||||
No |
Nama Desa |
Pendapat |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
Urutan |
1 |
Buahan Kaja |
Setuju |
21 |
32,3 |
2 |
Tidak setuju |
2 |
3,07 |
3 | ||
2 |
Sidan |
Setuju |
41 |
63,07 |
1 |
Tidak setuju |
1 |
1,53 |
4 |
Sumber: Data Primer (diolah), 2022
Tabel 2 menggambarkan pendapat petani terhadap peningkatan komunikasi. Proses pembangunan Bendungan Sidan membawa dampak terhadap peningkatan komunikasi antar petani hal ini ditunjukkan dengan persentase tertinggi yaitu 63,07% untuk pendapat “Setuju”.
Dengan adanya pembangunan bendungan tentu diharapkan memberi dampak atau manfaat yang positif bagi seluruh lapisan masyarakat. Manfaat yang sudah dirasakan oleh para petani ialah mereka mendapat ganti untung dan tersedianya peluang kerja baru. Data pendapat petani mengenai kebermanfaatan proses pembangunan Bendungan Sidan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3.
Pendapat Petani terhadap Kebermanfaatan Pembangunan Bendungan
No |
Nama Desa |
Pendapat |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
Urutan |
1 |
Buahan Kaja |
Setuju |
22 |
33,84 |
2 |
Tidak setuju |
1 |
1,53 |
3 | ||
2 |
Sidan |
Setuju |
42 |
64,61 |
1 |
Sumber: Data Primer (diolah), 2022
Tabel 3 menggambarkan pendapat petani terhadap kebermanfaatan yang dirasakan selama pembangunan berlangsung. Kebermanfaatan sudah dirasakan dampaknya oleh para petani hal ini ditunjukkan dengan persentase tertinggi yaitu 64,61% untuk pendapat “Setuju”.
Pembayaran ganti untung didapat terhadap kerugian baik bersifat fisik maupun
non fisik. Bentuk ganti untung dapat berupa uang, tanah pengganti, pemukiman kembali, atau gabungan dari bentuk ganti untung tersebut baik dua atau lebih dan bentuk ganti untung lain sesuai dengan persetujuan oleh kedua belah pihak yang bersangkutan. Data pendapat dari petani mengenai pembayaran ganti untung dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.
Pendapat Petani terhadap Pembayaran Ganti Untung
No |
Nama Desa |
Pendapat |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
Urutran |
1 |
Buahan Kaja |
Setuju |
21 |
32,3 |
2 |
Tidak setuju |
2 |
3,07 |
3 | ||
2 |
Sidan |
Setuju |
41 |
63,07 |
1 |
Tidak setuju |
1 |
1,53 |
4 |
Sumber: Data Primer (diolah), 2022
Tabel 4 menggambarkan pendapat petani terhadap pembayaran ganti untung. Pembayaran ganti untung sudah dirasakan dampaknya oleh para petani hal ini ditunjukkan dengan persentase tertinggi yaitu 63,07% untuk pendapat “Setuju”.
Pembebasan lahan oleh pemerintah sebagai pelaksana pembangunan untuk kepentingan umum dengan cara penyerahan hak atas tanah. Pengadaan tanah dilakukan secara langsung atas dasar musyawarah. Tabel 5 merupakan sikap dari para petani mengenai proses pembebasan lahan di Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan.
Tabel 5.
Sikap Petani terhadap Proses Pembebasan Lahan
No |
Nama Desa |
Sikap |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
Urutan |
1 |
Buahan Kaja |
Setuju |
10 |
15,38 |
4 |
Tidak setuju |
13 |
20 |
3 | ||
2 |
Sidan |
Setuju |
20 |
30,76 |
2 |
Tidak setuju |
22 |
33,84 |
1 |
Sumber: Data Primer (diolah), 2022
Tabel 5 menggambarkan sikap petani terhadap proses pembebasan lahan. Proses pembebasan lahan tidak memberi dampak terhadap para petani hal ini ditunjukkan dengan persentase pendapat tertinggi yaitu 33,84% untuk sikap “Tidak setuju”.
Kriminalitas merupakan tingkah laku yang muncul dan merugikan orang lain serta dianggap melanggar hukum. Tabel 6 merupakan pendapat para petani mengenai tindakan kriminalitas di Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan.
Tabel 6.
Pendapat Petani terhadap Munculnya Tindakan Kriminalitas
No |
Nama Desa |
Pendapat |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
Urutan |
1 |
Buahan Kaja |
Muncul |
2 |
3,07 |
3 |
Tidak muncul |
21 |
32,3 |
2 | ||
2 |
Sidan |
Muncul |
0 |
- |
4 |
Tidak muncul |
42 |
64,61 |
1 |
Sumber: Data Primer (diolah), 2022
Tabel 6 menggambarkan pendapat petani mengenai kemunculan tindakan kriminalitas. Proses pembangunan Bendungan Sidan tidak membawa dampak terhadap kemunculan tindakan kriminalitas hal ini ditunjukkan dengan persentase tertinggi yaitu 64,61 % untuk kategori “Tidak muncul”.
Perubahan gaya hidup merupakan salah satu dampak sosial yang terjadi pada masyarakat yang diakibatkan oleh aktivitas pembangunan. Perubahan itu menurut Roanuddin (2016) meliputi aspek-aspek: cara hidup (way of life). Pendapat dari responden mengenai perubahan gaya hidup saat proses pembangunan berlangsung dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7.
Pendapat Petani terhadap Perubahan Gaya Hidup
No |
Nama Desa |
Pendapat |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
Urutan |
1 |
Buahan Kaja |
Setuju |
5 |
7,6 |
3 |
Tidak setuju |
18 |
27,6 |
2 | ||
2 |
Sidan |
Setuju |
1 |
1,5 |
4 |
Tidak setuju |
41 |
63,07 |
1 |
Sumber: Data Primer (diolah), 2022
Tabel 7 menggambarkan pendapat petani mengenai kemunculan tindakan kriminalitas. Selama proses pembangunan berlangsung tidak berdampak pada kemunculan tindakan kriminalitas hal ini ditunjukkan dengan persentase tertinggi yaitu 64,61% untuk pendapat “Tidak muncul”.
Pendapatan merupakan penghasilan yang diperoleh dari hasil kerja guna memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pendapatan petani sebelum dan saat pembangunan Bendungan Sidan dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8.
Pendapatan Petani Sebelum dan Saat Pembangunan Bendungan Sidan
Desa |
Pendapatan |
Selisih |
Peningkatan (%) |
Sebelum (Rp) Saat (Rp) | |||
Buahan Kaja |
2.684,28 3.108,19 |
423,91 |
15,79 |
Sidan |
2.809,02 3.761,38 |
952,36 |
33,90 |
Rata-rata |
2.746,65 3.434,785 |
688,135 |
24,845 |
Sumber: Data Primer (diolah),2022
Tabel 8 menggambarkan peningkatan pendapatan petani di Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan. Peningkatan yang dihasilkan rata-rata sebesar 24,845%. Peningkatan pendapatan terbesar terjadi di Desa Sidan sebesar 33,90%. Sedangkan peningkatan terkecil terjadi di Desa Buahan Kaja yaitu sebesar 15,79%. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Saidu et al., (2019) yang mengemukakan bahwa Bendungan Zobe membawa dampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat sekitar bendungan.
Nilai lahan dan harga lahan mempunyai kaitan yang erat. Tabel 9 menggambarkan harga lahan sebelum dan saat pembangunan Bendungan Sidan.
Tabel 9.
Harga Lahan Sebelum dan Saat Pembangunan Bendungan Sidan
Desa |
Harga lahan |
Selisih |
Peningkatan (%) | |
Sebelum (Rp) |
Saat (Rp) | |||
Buahan Kaja |
49,93 |
95,15 |
45,22 |
90,56 |
Sidan |
28,07 |
66,64 |
38,57 |
137,40 |
Rata-rata |
39 |
80,895 |
41,895 |
113,98 |
Sumber: Data Primer (diolah),2022
Tabel 9 menggambarkan peningkatan harga lahan di Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan. Peningkatan yang dihasilkan rata-rata sebesar 113,98%. Peningkatan harga lahan terbesar terjadi di Desa Sidan sebesar 137,40%. Sedangkan peningkatan terkecil terjadi di Desa Buahan Kaja yaitu sebesar 90,56%.
Kepemilikan harta kekayaan adalah kepemilikan barang berharga yang memiliki nilai tinggi dalam suatu rumah tangga. Kepemilikan harta kekayaan dari petani sebelum dan saat pembangunan dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10.
Kepemilikan Harta Kekayaan Sebelum dan Saat Pembangunan Bendungan
Desa |
Kepemilikan Harta Kekayaan |
Selisih |
Peningkatan (%) | |
Sebelum |
Saat | |||
Buahan Kaja |
2,8 |
3,1 |
0,3 |
10,7 |
Sidan |
4,1 |
4,5 |
0,4 |
9,7 |
Rata-rata |
3,45 |
3,8 |
0,35 |
10,2 |
Sumber: Data Primer (diolah),2022
Tabel 10 menggambarkan peningkatan kepemilikan harta kekayaan di Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan. Peningkatan yang dihasilkan rata-rata sebesar 10,2%. Peningkatan kepemilikan harta kekayaan terbesar terjadi di Desa Buahan Kaja sebesar 10,7%. Sedangkan peningkatan terkecil terjadi di Desa Sidan yaitu sebesar 9,7%.
Jenis tenaga kerja yang diminta pada dasarnya yang berpendidikan atau bahkan tidak berpendidikan. Tenaga kerja yang tersedia selama proses pembangunan Bendungan Sidan ialah sebagai staf kantor, pekerja harian, tukang ukur tanah, tukang pasang batu dan besi, petugas kebersihan dan keamanan. Penambahan lapangan pekerjaan selama pembangunan bendungan berlangsung dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11.
Pendapat Petani terhadap Penambahan Lapangan Pekerjaan
No |
Nama Desa |
Pendapat |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
Urutan |
1 |
Buahan Kaja |
Setuju |
23 |
35,38 |
2 |
2 |
Sidan |
Setuju |
42 |
64,61 |
1 |
Sumber: Data Primer (diolah),2022
Tabel 11 menggambarkan pendapat petani mengenai adanya penambahan lapangan pekerjaan. Selama pembangunan bendungan membawa dampak tehadap adanya lapangan pekerjaan baru, hal ini ditunjukkan dengan persentase jawaban tertinggi yaitu 64,61% pada pendapat “Setuju”.
Gambar 1.
Pekerjaan yang Tersedia di Areal Proyek
Harga komoditi pertanian yang baik akan medorong para petani untuk melakukan kegiatan usahataninya. Pendapat petani mengenai peningkatan harga jual komoditi pertanian dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12.
Pendapat Petani terhadap Peningkatan Harga Jual Komoditi Pertanian
No |
Nama Desa |
Pendapat |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
Urutan |
1 |
Buahan Kaja |
Setuju |
2 |
3,07 |
4 |
Tidak setuju |
21 |
32,30 |
2 | ||
2 |
Sidan |
Setuju |
5 |
7,69 |
3 |
Tidak setuju |
37 |
56,92 |
1 |
Sumber: Data Primer (diolah), 2022
Tabel 12 menggambarkan pendapat petani mengenai peningkatan harga jual komoditi pertanian. Selama proses pembangunan berlangsung tidak berdampak pada peningkatan harga jual komoditi pertanian hal ini ditunjukkan dengan persentase tertinggi yaitu 56,92% untuk pendapat “Tidak setuju”.
Lahan pertanian merupakan aset berharga bagi masyarakat di Desa Buahan Kaja dan Desa Sidan, hal ini karena kedua desa ini mengandalkan sektor pertanian sebagai sektor andalan. Adanya pembangunan bendungan membuat beberapa petani kehilangan lahan mereka. Dalam perencanaannya total lahan pertanian yang akan dibebaskan mencapai 82,73 ha. Untuk Desa Buahan Kaja dibebaskan seluas 25,23 ha dan Desa Sidan seluas 27,06 ha. Pendapat petani mengenai kehilangan lahan pertanian untuk pembangunan bendungan dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13.
Pendapat Petani terhadap Kehilangan Lahan Pertanian untuk Bendungan
No |
Nama Desa |
Pendapat |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
Urutan |
1 |
Buahan Kaja |
Setuju |
23 |
35,38 |
2 |
2 |
Sidan |
Setuju |
42 |
64,61 |
1 |
Sumber: Data Primer (diolah), 2022
Tabel 13 menggambarkan pendapat petani mengenai kehilangan lahan pertanian untuk pembangunan bendungan. Proses pembangunan bendungan berdampak pada kehilangan lahan pertanian hal ini ditunjukkan dengan persentase tertinggi yaitu 64,61% untuk pendapat “Setuju”.
Proses pembangunan di kawasan dekat permukiman penduduk menghasilkan kebisingan yang dapat mengganggu ketenangan warga. Menurut Dapnake (1996) sumber kebisingan yaitu mesin-mesin dan peralatan. Pendapat petani mengenai kebisingan yang timbul selama proses pembangunan dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Pendapat Petani terhadap Kebisingan Akibat Proyek | |
No |
Nama Desa Pendapat Jumlah (orang) Persentase (%) Urutan |
1 |
Buahan Kaja Setuju 11 16,92 4 Tidak setuju 12 18,46 3 |
2 |
Sidan Setuju 23 35,38 1 Tidak setuju 19 29,23 2 |
Sumber: Data Primer (diolah), 2022
Tabel 14 menggambarkan pendapat petani mengenai kebisingan akibat proyek bendungan. Proses pembangunan bendungan berdampak pada kebisingan hal ini ditunjukkan dengan persentase tertinggi yaitu 35,38% untuk pendapat “Setuju”.
Gambar 2.
Sumber Kebisingan (Alat Berat dan Truk yang Bekerja)
Ketersediaan infrastruktur sangat dibutuhkan dalam pembangunan pertanian salah satu sarana yang penting ialah jalan, pasar, teknologi, peralatan lokal. Pendapat petani mengenai akses jalan di sekitar kawasan pertanian dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15.
Pendapat Petani terhadap Akses Jalan Disekitar Kawasan Pertanian | |||||
No |
Nama Desa |
Pendapat |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
Urutan |
1 |
Buahan Kaja |
Setuju |
23 |
35,38 |
2 |
Tidak setuju |
- |
- |
- | ||
2 |
Sidan |
Setuju |
42 |
64,61 |
1 |
Tidak setuju |
- |
- |
- |
Sumber: Data Primer (diolah) 2022
Tabel 15 menggambarkan pendapat petani mengenai akses jalan di kawasan pertanian di sekitar tempat pembangunan bendungan. Proses pembangunan bendungan berdampak pada peningkatan kualitas akses jalan di kawasan pertanian, hal ini ditunjukkan dengan persentase tertinggi yaitu 64,61% untuk pendapat “Setuju”.
Gambar 3.
Kondisi Jalan Sebelum dan Saat Pembangunan Bendungan
Air merupakan kebutuhan utama bagi kehidupan di bumi. Pendapat petani mengenai polusi air dan udara dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16.
Pendapat Petani terhadap Polusi Air dan Udara | |||||
No |
Nama Desa |
Pendapat |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
Urutan |
1 |
Buahan Kaja |
Setuju |
13 |
20 |
3 |
Tidak setuju |
10 |
15,38 |
4 | ||
2 |
Sidan |
Setuju |
19 |
29,23 |
2 |
Tidak setuju |
23 |
35,38 |
1 |
Sumber: Data Primer (diolah), 2022
Tabel 16 menggambarkan pendapat petani yang tidak merasakan dampak pada polusi air dan udara hal ini ditunjukkan dengan persentase jawaban tertinggi yaitu 35,38% untuk pendapat “Tidak setuju”.
Lingkungan yang bersih memberikan rasa nyaman bagi semua orang. Pendapat petani mengenai kebersihan lingkungan yang terjadi selama proses pembangunan berlangsung dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17.
Pendapat Petani terhadap Kebersihan Lingkungan
No |
Nama Desa |
Pendapat |
Jumlah (orang) |
Persentase (%) |
Urutan |
1 |
Buahan Kaja |
Setuju |
6 |
9,23 |
3 |
Tidak setuju |
17 |
26,19 |
2 | ||
2 |
Sidan |
Setuju |
3 |
4,61 |
4 |
Tidak setuju |
39 |
60 |
1 | ||
Sumber: Data Primer (diolah),2022 |
Tabel 17 menggambarkan pendapat petani mengenai kebersihan lingkungan. Proses pembangunan bendungan tidak berdampak pada kebersihan lingkungan, hal ini ditunjukkan dengan persentase jawaban tertinggi yaitu 60% untuk pendapat “Tidak setuju”. Kegiatan bersih-bersih di kedua desa biasanya dilakukan oleh pemuda, petugas kebersihan desa dan warga di masing-masing desa.
Air sangat penting bagi sektor pertanian karena aktivitas pertanian salah satunya bergantung menggunakan air. Pendapat petani mengenai kualitas dan kuantitas air yang terjadi selama proses pembangunan berlangsung. dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18.
Pendapat Petani terhadap Kualitas dan Kuantitas Air
No |
Nama Desa |
Pendapat |
Jumlah (Orang) |
Persentase (%) |
Urutan |
1 |
Buahan Kaja |
Setuju |
19 |
29,23 |
2 |
Tidak setuju |
4 |
6,15 |
3 | ||
2 |
Sidan |
Setuju |
- |
- |
- |
Tidak setuju |
42 |
64,61 |
1 |
Sumber: Data Primer (diolah),2022
Tabel 18 menggambarkan proses pembangunan bendungan tidak berdampak pada kualitas dan kuantitas air hal ini ditunjukkan dengan persentase jawaban tertinggi yaitu 64,61% untuk pendapat “Tidak setuju”. Hal ini bertolak belakang dengan penelitian dari Ayeni & Ojifo (2018) yang menyatakan bahwa Bendungan Oyam menyumbang air irigasi lebih banyak (skema irigasi di bagian atas Oyan menyapai 8000 ha), namun belum dimanfaatkan secara optimal.
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa 1) dampak sosial dari proses pembangunan Bendungan Sidan yang diukur dari empat parameter yaitu; kegiatan sosial antar petani, proses pembebasan lahan, munculnya kriminalitas dan perubahan gaya hidup tidak dirasakan oleh masyarakat. Namun,
diukur dari tiga parameter lainnya yaitu; komunikasi antar petani, kebermanfaatan proses pembangunan bendungan dan pembayaran ganti untung sudah dirasakan dampaknya oleh masyarakat. 2) Dampak ekonomi dari proses pembangunan Bendungan Sidan yang diukur dari parameter peningkatan harga jual komoditi pertanian tidak dirasakan oleh masyarakat. Namun, diukur dari empat parameter lainnya yaitu; pendapatan petani, harga lahan, kepemilikan harta kekayaan dan penambahan lapangan pekerjaan sudah dirasakan dampaknya oleh masyarakat. 3) Dampak lingkungan dari proses pembangunan Bendungan Sidan yang diukur dari dari tiga parameter yaitu; polusi air dan udara, kebersihan lingkungan, serta kualitas dan kuantitas air tidak dirasakan dampaknya oleh masyarakat. Namun diukur dari tiga parameter yaitu; kehilangan lahan pertanian untuk pembangunan bendungan, kebisingan akibat proyek dan akses jalan disekitar kawasan pertanian sudah dirasakan dampaknya oleh masyarakat.
Saran yang dapat diberikan diantaranya kepada penyelenggara pembangunan bendungan, agar meningkatkan komunikasi dengan seluruh masyarakat, kepada petani agar memanfaatkan uang ganti untung dengan bijak, kepada seluruh warga yang terdampak agar selalu mempertimbangkan setiap tindakan yang diambil, serta kepada peneliti lain, agar mengadakan penelitian lanjutan setelah beroperasinya Bendungan Sidan untuk mengetahui kondisi secara spesifik.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada petani dan pemerintah di Kecamatan Payangan serta Kecamatan Petang, Balai Wilayah Sungai Bali-Penida, serta semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian hingga karya ilmiah ini dapat dipublikasikan secara e-jurnal.
Daftar Pustaka
Abdullah, A.-N., Rahman, S., Essex, S. & Benhin, J., 2020. Economic Contributions of Mega-Dam Infrastructure as Perceived by Local and Displaced Communities: A Case Study of Merowe Dam, Sudan. MDPI, 12 June, Volume 1, 50-67. Availabel online at: http://www.mdpi.com/2077-0472/10/6/227/s1
Adiguna, D. A., 2013. Dampak Pembangunan Bendungan Jatigede Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Petani Padi (Suatu Kasus di Desa Pajagan, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, Jawa barat). Unpad Repository, Volume I, 20-30.
Ayeni, A. & Ojifo, L., 2018. The socio-economics dynamics of Dam on Rural Communities: A case study of Oyan Dam, Nigeria. PIAHS, 175-180.
https://doi.org/10.5194/piahs-379-175-2018
Dapnake, 1996. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Ketenaga Kerjaan. Jakarta: Gramedia Nusantara.
Desa Buahan Kaja, 2021. Monografi Desa Sektor Pertanian. [Online] Available at: http://desabuahankaja.zeta.co.id/sektor-pertanian/
(accessed 11 October 2021).
Direktorat Jendral SDA, 2019. Waduk Muara Nusa Dua Siap Untuk Pulau Dewata. ICID.CIID, 1-21.
Pangemanan , L., Alpriandi & Vicky, M., 2019. Dampak Pembangunan Waduk Kuwil Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Sekitar Pembangunan Waduk Kuwil Desa Kawang- Koan Kabupaten Minahasa Utara. AGRIRUD, Volume 1, 20-30. Available at: https://www.google.com/search?client=firefox-b-
d&q=jurnal+dampak+pembangunan+bendungan+terhadap+lingkungan
Perpres No. 56 Tahun, 2018. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2018. In: Tentang Proyek Strategis Nasional. Jakarta: 34.
Roanuddin, M., 2016. Dampak Sosial Ekonomi Aktifitas Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Pt. Gawi Makmur Kalimantan di Desa Rintik, Kecamatan Babulu Kabupaten Panajem Panser Utara. Agriinfo, Volume I, 40.
Saidu, B. J., Jidauna, G. G., Sanusi, J. K. & Dabi, D. D., 2019. Kontribusi Bendungan Zobe untuk Pembangunan Sosial Ekonomi Komunitas Makera Wilayah Pemerintah Lokal Dutsinma, Nigeria Barat Laut. Jurnal Internasional Pemantauan dan Analisis Lingkungan, 20 September, 07(03), 75-82. https://doi: 10.11648/j.ijema.20190703.13
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
50
Discussion and feedback