Analisis Potensi Unggulan dan Daya Saing Sektor Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten Karangasem
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 10, No. 2, Desember 2021
Analisis Potensi Unggulan dan Daya Saing Sektor Pertanian dalam Pembangunan Daerah di Kabupaten Karangasem
NI PUTU PUTRIKA OKTARIANI, MADE ANTARA*, I KETUT SUAMBA
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB Sudirman Denpasar 80232
Email: [email protected] * [email protected]
Abstract
Analysis of Superior Potential and Competitiveness of Agricultural Sector in Regional Development in Karangasem Regency
The economic growth of Karangasem Regency has decreased between 2014 and 2019. The economic growth decline of Karangasem Regency is inseparable from the sectors that contribute to the economic growth of Karangasem Regency. The agricultural sector during 2014-2019 was the largest contributor to the Gross Regional Product (GRDP) of Karangasem Regency. The purpose of this study is to identify the magnitude of the role of the agricultural sector in regional development, identify leading sectors in Karangasem Regency and the development of the competitiveness of the agricultural sector in Karangasem Regency. This study use secondary data obtained from the Central Statistics Agency of Karangasem Regency and Bali Province. Descriptive statistical analysis technique is used to describe the role of the agricultural sector in regional development. Location Quotient Analysis (LQ) is used to analyze the superior potential of the Karangasem Regency agricultural sector, and Shift Share is used to determine the competitiveness of the agricultural sector and the growth of the Karangasem Regency. The analysis shows 1) the agricultural sector has a very big role in the formation of the Karangasem Regency GRDP, which was 24.61% in 2019 and was the sector that contributed the most. 2) the agriculture sector is a potential sector in Karangasem Regency. 3) the competitiveness of the agricultural sector falls into the slow category and its production could only meet the needs of the community. This research is expected to help the government in determining policies and increasing efforts in optimizing the agricultural sector because the agricultural sector has a very big role in society’s income and employment. In addition, the agricultural sector as the leading sector in Karangasem Regency shows slow competitiveness, so the government is expected to be able to improve facilities and develop programs to optimize the agricultural sector.
Keywords: regional development, potential sector, competitiveness, the
agriculturalsector
Pembangunan daerah memiliki tujuan diantaranya yaitu memanfaatkan potensi yang ada di setiap daerah untuk pengembangan daerah yang bersangkutan, mengusahakan agar daerah-daerah yang relatif masih terbelakang dapat berkembang, dan mengusahakana agar peran daerah yang relatif terbelakang bertambah besar dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan nasional. Tujuan pembangunan daerah ini tentu perlu adanya kebijakan yang dilakukan untuk mengusahakan semaksimal mungkin agar pembangunan daerah dilaksanakan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh daerah (Sapriadi dan Hasibulah, 2015). Setiap daerah memiliki potensi unggulan yang berbeda sesuai dengan karakteristik daerahnya. Potensi yang dimiliki setiap daerah sebenarnya telah ada, namun belum teridentifikasikan, sehingga untuk mendapatkannya atau mengembangkan potensi tersebut perlu adanya upaya-upaya tertentu (Halim dan Iqbal, 2012). Potensi daerah jika dapat dikelola dengan baik akan mampu meningkatkan pendapatan daerah.
Kabupaten atau kota di provinsi Bali masing-masing memiliki potensi dan keunggulan yang tergantung pada letak wilayah, sumber daya alama dan sumber daya manusia yang dimiliki. Kabupaten Karangasem merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang masih rendah dibandingkan dengan kabupaten lainnya. Hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem selama tahun 2014-2019 mengalami penurunan. Pada tahun 2014 dan 2015 nilai laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,01 dan 6,00 persen. selanjutnya pada tahun 2016 laju pertumbuhan ekonomi kembali mengalami penurunan menjadi 5,92 persen dan pada tahun 2017 besar laju pertumbuhan ekonomi yaitu 5,06 persen. Selanjutnya pada tahun 2018 dan 2019 besar laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem yaitu 5,48 persen dan 5,50 persen (BPS Provinsi Bali, 2020). Penurunan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem tidak terlepas dari sektor-sektor yang berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem dari tahun 2014-2019 terjadi pada sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Karangasem.
Selama tahun 2014-2019 struktur ekonomi Kabupaten Karangasem didominasi oleh sektor pertanian. Sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Karangasem selama tahun 2014-2019. Pada tahun 2014 sektor pertanian menyumbangkan kontribusinya sebesar 26,71 persen, kemudian pada tahun 2015 mengalami peningkatan menjadi 27,04 persen akan tetapi pada tahun 2016 kontribusi sektor pertanian mengalami penurunan menjadi 26,61 persen walaupun mengalami penurunan sektor pertanian tetap memberikan konribusi paling besar dibandingkan dengan sektor lainnya. Sementara itu, pada tahun 2017 mengalami penurunan kembali sehingga kontribusi sektor pertanian sebesar 26,03 persen dan pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 25,30 persen. Pada tahun
2019 sektor pertanian memberikan kontribusinya sebesar 24,61 persen, walaupun mengalami penurunan sektor pertanian tetap memberikan kontribusi paling besar bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten karangasem selama lima tahun terakhir (BPS Kabupaten Karangasem, 2020).
Kabupaten Karangasem memerlukan perbaikan kondisi pertumbuhan ekonominya agar laju pertmbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem mengalami peningkatan dan pembangunan daerah Kabupaten Karangasem dapat berjalan dengan baik. Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karangasem peran pemerintah sangat diperlukan yaitu dalam pembuatan strategi dan perencanaan pembangunan daerah.
-
1. Berapa besar peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Karangasem?
-
2. Apakah sektor pertanian menjadi sektor unggulan di Kabupaten Karangasem?
-
3. Bagaimana daya saing sektor pertanian di Kabupaten Karangasem?
-
1. Mengidentifikasi besarnya peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah di Kabupaten Karangasem.
-
2. Mengidentifikasi potensi unggulan sektor pertanian di Kabupaten Karangasem.
-
3. Menganalisis perkembangan daya saing sektor pertanian di Kabupaten Karangasem.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karangasem dari bulan Januari 2020 sampai dengan Maret 2020. Adapun dasar pertimbangan pemilihan lokasi penelitian di Kabupaten Karangasem karena Kabupaten Karangasem memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang rendah diantara kabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Bali.
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu berupa data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Karangasem dan Provinsi Bali pada tahun 2014-2019. Data kualitatif yakni berupa gambaran umum lokasi penelitian yaitu gambaran umum Kabupaten Karangasem.
-
2.2.2 Sumber data
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang diperoleh dari berbagai sumber untuk mendukung penelitian ini seperti buku-buku, jurnal-jurnal, artikel, dan Badan Pusat Statistika (BPS). Dalam penelitian ini digunakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karangasem, dan juga Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ada dua yaitu : (1) Field research merupakan pengumpulan data secara langsung dengan metode dokumentasi di kantor kedinasan terkait mempelajari jurnal-jurna serta buku-buku yang relevan dengan penelitian; dan 2) Studi Pustaka yaitu metode pengumpulan data dengan cara mempelajari literature-literatur yang bersumber dari buku, laporan yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Terdapat tiga variabel analisis dalam penelitian ini yaitu pembangunan daerah, daya saing dan sektor pertanian. Untuk lebih jelasnya dikaji pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Variabel Penelitian dan Pengukuran | |||
No |
Konsep |
Variabel |
Pengukuran |
1. |
Peran sektor pertanian |
Subsektor dan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) total |
Rasio |
2. |
Sektor unggulan |
PDRB subsektor-subsektor pertanian |
Rasio |
3. |
Daya saing |
|
Rasio |
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut. Analisis Statistik Deskriptif, Locationt Quotient (LQ), Shift Share. Analisis Statistik Deskriptif, merupakan alat analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data. Locationt Quotient (LQ), merupakan alat analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan kedua yang digunakan mengukur derajat relative spesialisasi suatu industri atau kelompok industri yang dimiliki oleh suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya. Shift Share, merupakan alat analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan ketiga digunakan untuk menganalisis pertumbuhan wilayah dimana dengan analisis ini, penyebab–penyebab pertumbuhan dan potensi peningkatan pertumbuhan di masa mendatang dapat diidentifikasikan.
-
3. Hasil dan Pembahasan
Sektor pertanian merupakan sektor utama pendukung perekonomian Kabupaten Karangasem. Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam pembangunan daerah di Kabupaten Karangasem, peran sektor pertanian dalam perekonmian di Kabupaten Karangasem sebagai berikut.
Sektor pertanian sebagai salah satu sektor ekonomi dalam pembentukan PDRB Kabupaten Karangasem selama tahun 2014-2019 memiliki kontribusi paling besar. Kontribusi sektor pertanian dikaji pada tabel 2.
Tabel 2. Peran Sektor Pertanian terhadap PDRB Kabupaten Karangasem | ||||||
Sektor |
Distribusi PDRB Kabupaten Karangasem (persen) | |||||
2014 |
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 | |
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan |
26,71 |
27,02 |
26,61 |
25,87 |
25,22 |
24,61 |
Pertanmbangan dan Penggalian |
4,08 |
3,67 |
3,38 |
3,12 |
3,00 |
2,95 |
Industri Pengolahan |
4,01 |
4,13 |
4,09 |
3,97 |
3,98 |
3,95 |
Pengadaan Listrik dan Gas |
0,07 |
0,08 |
0,09 |
0,10 |
0,10 |
0,10 |
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah |
0,12 |
0,13 |
0,13 |
0,13 |
0,13 |
0,13 |
dan Daur Ulang | ||||||
Kontruksi |
5,79 |
5,75 |
5,86 |
6,03 |
6,32 |
6,43 |
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor |
5,25 |
5,18 |
5,21 |
5,37 |
5,49 |
5,50 |
Transportasi dan Pergudangan |
16,88 |
17,41 |
17,59 |
17,45 |
17,61 |
17,71 |
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum |
10,67 |
10,62 |
10,85 |
11,19 |
11,35 |
11,76 |
Informasi dan Komunikasi |
3,12 |
3,01 |
3,05 |
3,13 |
3,16 |
3,18 |
Jasa Keuangan dan Asuransi |
4,53 |
4,49 |
4,52 |
4,43 |
4,32 |
4,40 |
Real Estate |
4,28 |
4,12 |
3,99 |
3,98 |
3,88 |
3,85 |
Jasa Perusahaan |
0,69 |
0,72 |
0,73 |
0,76 |
0,76 |
0,76 |
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib |
7,82 |
7,58 |
7,57 |
7,87 |
7,87 |
7,66 |
Jasa Pendidikan |
2,24 |
2,28 |
2,36 |
2,42 |
2,48 |
2,57 |
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial |
1,72 |
1,79 |
1,86 |
2,00 |
2,06 |
2,09 |
Jasa lainnya |
2,00 |
2,02 |
2,09 |
2,20 |
2,26 |
2,36 |
Sumber : BPS Kabupaten Karangasem |
Selama tahun 2014-2019 sektor pertanian memiliki distribusi paling besar bagi laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karangasem. Hal ini karena Kabupaten Karangasem sebagian besar wilayahnya digunakan untuk kegiatan pertanian, dimana sebesar 76.788 Ha atau (91,46%). Selain itu, pemerintah Kabupaten Karangasem terus berupaya untuk meningkatkan penerimaan daerah dengan mengembangkan sektor pertanian. Upaya pemerintah dalam mengembangkan sektor pertanian Kabupaten Karangasem salah satunya yaitu
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 10, No. 2, Desember 2021 dengan adanya program pembinaan administrasi budidaya tanaman untuk kelompok tani, kebun ternak dan KWT (Kelompok Wanita Tani).
Sektor pertanian memiliki peran sebagai sektor yang menyerap tenaga kerja paling banyak di Kabupaten Karangasem. Besarnya penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Karangasem terjadi karena sebagian besar kegiatan pada sektor ini masih dikelola secara tradisional sehingga dengan relatif mudahnya pengelolaan kegiatan pertanian di Kabupaten Karangasem dan tidak di perlukannya keahlian khusus maka sektor ini banyak digeluti sebagian besar penduduk. Pemerintah daerah Kabupaten Karangasem memiliki upaya dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja dibidang pertanian yaitu melalui adanya program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian Lapangan/Perkebunan Lapangan.
Untuk mengetahui sektor unggulan yang ada pada suatu wilayah digunakan analisis Loacation Quotient (LQ). Apabila nilai LQ>1 artinya peranan sektor tersebut di daerah lebih besar daripada peran sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi dan apabila LQ<1 maka peran sektor lebih keci daripada peran sektor yang sama pada daerah yang dijadika refrensi (Tarigan, 2007). Selain itu, hasil analisis metode Location Quotient (LQ) dapat digunakan untuk mengetahui keunggulan komparatif suatu daerah.
Penelitian ini menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Karangasem dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Bali. Periode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dari tahun 2014-2019. Setiap sektor perlu diteliti agar dapat diketahui sektor apa saja yang menjadi sektor unggulan di Kabupaten Karangasem sehingga nanti dapat dikembangkan dengan baik untuk membantu pembangunan daerah di Kabupaten Karangasem. Adapun hasil analisis dengan menggunakan metode analisis Location Quotient (LQ) untuk sektor yang mempengaruhi perekonomian di Kabupaten Karangasem tahun 2014-2019 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Sektor Unggulan di Kabupaten Karangasem Tahun 2014-2019 | ||||||||
Sektor |
Nilai LQ |
Rata-Rata LQ |
Ket | |||||
2014 |
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 | |||
Pertanian |
1,82 |
1,84 |
1,84 |
1,85 |
1,83 |
1,82 |
1,83 |
Unggulan |
Pertanmbangan dan Penggalian |
3,26 |
3,32 |
1,83 |
1,85 |
1,83 |
1,82 |
2,05 |
Unggulan |
Industri Pengolahan |
0,63 |
0,63 |
0,64 |
0,65 |
0,66 |
0,66 |
0,65 |
Non unggulan |
Pengadaan Listrik dan Gas |
0,42 |
0,42 |
0,41 |
0,41 |
0,42 |
0,42 |
0,42 |
Non unggulan |
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang |
0,67 |
0,69 |
0,70 |
0,73 |
0,75 |
0,77 |
0,72 |
Non unggulan |
Kontruksi |
0,64 |
0,65 |
0,66 |
0,67 |
0,67 |
0,67 |
0,66 |
Non unggulan |
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor |
0,64 |
0,62 |
0,63 |
0,64 |
0,65 |
0,64 |
0,64 |
Non unggulan |
Transportasi dan Pergudangan |
1,17 |
1,87 |
1,84 |
1,81 |
1,81 |
1,82 |
1,72 |
Unggulan |
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum |
0,46 |
0,46 |
0,47 |
0,48 |
0,49 |
0,51 |
0,48 |
Non unggulan |
Informasi dan Komunikasi |
0,61 |
0,58 |
0,59 |
0,60 |
0,60 |
0,60 |
0,60 |
Non unggulan |
Jasa Keuangan dan Asuransi |
1,08 |
1,09 |
1,09 |
1,10 |
1,11 |
1,11 |
1,10 |
Unggulan |
Real Estate |
0,98 |
0,98 |
0,98 |
1,00 |
1,00 |
1,00 |
0,99 |
Non unggulan |
Jasa Perusahaan |
0,71 |
0,70 |
0,71 |
0,73 |
0,72 |
0,73 |
0,72 |
Non unggulan |
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib |
1,56 |
1,53 |
1,54 |
1,60 |
1,59 |
1,56 |
1,56 |
Unggulan |
Jasa Pendidikan |
0,47 |
0,47 |
0,47 |
0,48 |
0,48 |
0,50 |
0,48 |
Non unggulan |
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial |
0,87 |
0,87 |
0,88 |
0,93 |
0,95 |
0,96 |
0,91 |
Non unggulan |
Jasa lainnya |
1,35 |
1,35 |
1,37 |
1,40 |
1,43 |
1,46 |
1,39 |
Unggulan |
Sumber : BPS Kabupaten Karangsem (data diolah menggunakan metode LQ) Keterangan : LQ>1 (Sektor i dikategorikan sebagai sektor unggulan) LQ=1 (Sektor i ditingkat kabupaten sama dengan ditingkat provinsi) LQ<1(Sektor i dikategorikan sebagai sektor nonunggulan) |
Berdasarkan hasil perhitungan Location Quotient (LQ) nilai sektor pertanian tahun 2014-2019 menujukkan LQ>1 yang artinya sektor pertanian dikategorikan sebagai sektor unggulan. Pada tahun 2014 nilai LQ sebesar 1,82 kemudian pada tahun 2015 dan 2016 mengalami kenaikan menjadi 1,84 dan pada tahun 2017 mengalami kenaikan menjadi 1,85 dan pada tahun 2018 dan 2019 mengalami penurunan dimana pada tahun 2018 menjadi 1,83 dan pada tahun 2019 mengalami penururn menjadi 1,82. Selaras dengan teori sektor unggulan dimana sektor unggulan merupakan sektor yang melakukan aktifitas berorientasi ekspor keluar batas wilayah perekonomian yang bersangkutan. Sektor pertanian Kabupaten Karangasem sudah mampu mengekspor hasil produksi pertaniannya. Sektor pertanian Kabupaten Karangasem sudah mampu mengekspor salah satu komoditi unggulan yaitu salak.
Buah salak merupakan komoditi unggulan Kabupaten Karangasem dengan daerah terbanyak penghasil salak yaitu Kecamatan Bebandem dan Selat. Kabupaten Karangasem sudah mampu mengekspor komoditi salak ke Negara Kamboja pada tahun 2019.
Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui daya saing dan pertumbuhan suatu daerah dalam kaitannya dengan pereonomian daerah acuan yaitu wilayah yang lebih luas, dalam penelitian ini adalah wilayah Kabupaten Karangasem dibandingkan dengan wilayah Provinsi Bali. Dalam penelitian ini digunakan variabel pendapatan yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk menguraikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai pasar semua produk dan jasa yang dihasilkan oleh orangorang dan properti dari negara tertentu, untuk jangka waktu satu tahun. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat diuraikan menjadi :
-
1. Regional Share, mengukur peranan provinsi yang mempengaruhi pertumbuhan perekonomian daerah, sehingga apabila suatu negara mengalami pertumbuhan ekonomi maka akan berdampak postif bagi perekonomian daerahnya.
-
2. Proportionality Shift, mengukur perekonomian daerah berkonsentrasi pada industri-industri atau sektor lain yang tumbuh lebih cepat ketimbang perekonomian yang dijadikan acuan.
-
3. Differential Shift, mengukur seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian yang dijadikan acuan.
Adapun Hasil analisis dengan menggunakan metode analisis Shift Share untuk mengetahui pertumbuhan setiap sektor di Kabupaten Karangasem tahun 20142019 dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.
Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Pertanian di Kabupaten Karangasem Tahun 2014-2019
Sektor |
Regional Share |
Proportionality Shift (PS) |
Differential Shift (DS) |
Total |
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan |
4652768,22 |
-355939,1 |
-98790,6 |
4198038,52 |
Pertanmbangan dan Penggalian |
709843,21 |
-660407,08 |
936,67 |
50372,8 |
Industri Pengolahan |
698898,02 |
-38462,26 |
16101,03 |
676536,79 |
Pengadaan Listrik dan Gas |
11361,85 |
5829,57 |
-84832,87 |
-67641,45 |
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang |
21500,68 |
-1690,02 |
2296,73 |
22107,39 |
Kontruksi |
1009337,13 |
9761499,77 |
624930,42 |
11395767,32 |
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor |
914638,44 |
208834,2 |
-6680,15 |
1116792,49 |
Transportasi dan Pergudangan |
2940679,16 |
12431,45 |
-120541,76 |
2832568,85 |
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum |
1858446,12 |
17687,6 |
1992920,69 |
3863798,26 |
Informasi dan Komunikasi |
543577,31 |
-41063,04 |
-17189,91 |
544075 |
Jasa Keuangan dan Asuransi |
789485,24 |
729811759,9 |
4467,8 |
752890 |
Real Estate |
746393,19 |
7370,87 |
6517630,78 |
737075783,9 |
Jasa Perusahaan |
120894,39 |
-27135,25 |
116243,12 |
244508,38 |
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib |
1363046,08 |
29981,39 |
13359092,1 |
14695002,93 |
Jasa Pendidikan |
389779,59 |
29754,3 |
2049,99 |
421810,97 |
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial |
300462,43 |
3729509,4 |
27650,85 |
357867,58 |
Jasa lainnya |
348055,90 |
323105,62 |
23774,74 |
4101340,04 |
Jumlah |
34.838.334 |
742.813.067,3 |
44.720.119 |
1.564.563.239 |
Sumber : BPS Kabupaten Karangasem (data diolah)
Keterangan : PS (+) dan DS (+), pertumbuhan wilayah cepat tersedianya dengan komposisi sektor yang menyedikan
keunggulan
PS (+) > DS (-), pertumbuhan wilayah lebih cepat karena sektor unggulan menyeimbangkan ketidak unggulan faktor-faktor lokal
DS (+) > PS (-), pertumbuhan wilayah cepat dikarenakan sektor nonunggulan diimbangi dengan faktor lokal PS (+) < DS (-), pertumbuhan wilayah lambat karena faktor lokal yang tidak unggul tetapi diimbangi dengan sektor unggulan
PS (-) dan DS (-), pertumbuhan wilayah lambat dengan sektor unggulan dan faktor lokal yang tidak unggul
Hasil analisis sektor pertanian di Kabupaten Karangasem menggunakan metode Shift Share menunjukkan bahwa perekonomian sektor pertanian di Kabupaten Karangasem dipengaruhi positif oleh perekonimian pertanian provinsi, ini dilihat dari hasil analisis Regional Share menunjukkan hasil positif. Melihat hasil
analisis Proportionality Shift (PS) dan Differential Shift (DS) sektor pertanian memiliki nilai Proportionality Shift dan Differential Shift negatif itu artinya sektor pertanian Kabupaten Karangasem tumbuh lambat dan daya saing lemah dibandingkan dengan daerah refrensi.
Sektor pertanian memiliki peran bagi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karangasem. Sektor pertanian memiliki kontribusi paling besar dibandingkan dengan sektor pembentuk PDRB lainnya dan juga sektor pertanian membantu dalam penyerapan tenaga kerja. Sektor pertanian di Kabupaten Karangasem masuk kedalam kategori sektor unggulan, yang ditunjukan oleh nilai Location Quotient (LQ) lebih besar daripada satu. Sektor pertanian masuk kedalam kategori pertumbuhan wilayah dan daya saing yang lambat dibandingkan dengan daerah refrensi, karena nilai Propotionality Shift dan Differential Shift sektor pertanian memiliki nilai negatif.
Sektor pertanian memiliki peran dalam pembangunan daerah di Kabupaten Karangasem yaitu peningkatan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Pemerintah Kabupaten Karangasem diharapkan dapat meningkatan upaya-upaya untuk mendorong sektor pertanian melihat angka kontribusi sektor pertanian cukup tinggi, sehingga peran sektor pertanian dalam pembanguann daerah di Kabupaten Karangasem dapat lebih optimal. Sektor pertanian masuk kedalam sektor unggulan Kabupaten Karangasem yang artinya sektor ini memiliki dampak positif bagi pembangunan daerah di Kabupaten karangasem. Pemerintah diharapkan dapat memanfaatkan dan mengembangkan hasil produksi sektor pertanian. Daya saing dan pertumbuhan wilayah Kabupaten Karangasem masuk kedalam kategori lambat, dimana kegiatan sektor pertanian memiliki kendala yaitu kekeringan sehingga hasil produksi pertanian hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan petani. pemerintah diharapkan mampu mengoptimalkan produksi sektor pertanian lainnya melalui peningkatan pemasaran dalam bidang pertanian. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai dasar dalam perencanaan program pembangunan daerah Kabupaten Karangasem, sehingga pemerintah daerah dapat merancang anggaran yang akan digunakan dalam pembangunan daerah. Bagi peneliti lebih lanjut diharapkan dapat menganalisis menggunakan periode penlitian yang lebih panjang untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem.2014. Produk Domestik regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Karangasem 2014- 2018.
Karangasem: BPS Kabupaten Karangasem.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem.2014. Produk Domestik regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Karangasem 2014-2018.Dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem.2018. Karangasem Dalam Angka Tahun 2018. Dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem.2019. Statistik Daerah Kabupaten Karangasem 2019. Dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem.
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2018. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Tahun 2018. Dipublikasi oleh Badan Pusat
Statistik Provinsi Bali.
Badan Pusat Statistika Kabupaten karangasem. 2018. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Provinsi Bali 2014-2019.Dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Bali.
Halim, A., dan Iqbal, M. 2012. Pengelolaan Keuangan Daerah. Yogyakarta: STIM YKPN.
Sapriadi, dan Hasbiullah.2015. Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Kabupaten Bulukumba.Vol 1. No.1.
Tampubolon, D.2007. Struktur Spatial dan Peralihan Sektoral Kesempatan Kerja di Kabupaten Siak Provinsi Riau.Jurnal Mandiri.Vol 2. No. 2.
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi.Bumi Aksara. Jakarta
697
Discussion and feedback