Jurnal Agribisnis dan Agrowisata

ISSN: 2685-3809

Vol. 10, No. 1, Juli 2021

Analisis Ketahanan Pangan di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai

ANGGASTIAN PASI PRAYOGA TUMANGGOR, MADE ANTARA,

I MADE SUDARMA

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan P.B. Sudirman-Denpasar, 80232, Bali

Email: anggastian21@gmail.com antara_unud@yahoo.com

Abstract

Analysis of Food Security in Sei Rampah Subdistrict, Serdang Bedagai District

Food is the most fundamental human need with its fulfillment being the right for everyone. Fulfillment of food needs has four main aspects: food availability, food access, food utilization, food stability. In addition, nutritional status is the outcome of food security. This research aims to analyze the level of food security from three dimensions, namely, food availability, food access, and food utilization.This study uses secondary data obtained from relevant agencies, such as the Departments of Agriculture of Serdang Bedagai District and Sei Rampah. The method used in this research is calculation of indexes of food availability, food access, food utilization and the dimension of food security.The result suggests that the District of Sei Rampah is generally food secure. Looking at the dimension of food availability, 10 out of 17 villages experience high food surplus and 7 villages experience high deficit. The food access dimension of 17 villages shows high accessibility status, while the food utilization dimension shows high usefulness in every village. It is recommended that the government focuses on the proliferation of agricultural land areas in each village because so far only 10 villages produce rice and cassava. Future studies may investigate food insecurity at a broader level, such as at the level of regency and province.

Keywords: food availability, food access, food utilization, food security level

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1    Latar Belakang

Indonesia sebagai negara agraris mempunyai kekayaan sumber daya alam yang sangat potensial, pada tahun 1984 Indonesia pernah mencapai swasembada beras, namun dengan adanya gangguan iklim dan perubahan orientasi pembangunan ekonomi, maka Indonesia kembali menjadi negara pengimpor beras. Dikaitkan dengan pemenuhan kebutuhan pangan dalam arti luas Indonesia masih belum mampu mencapai swasembada pangan, apalagi bila dikaitkan dengan pemenuhan sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral (Suryana, 2001, dalam Syaifullah,

  • 2008) . Ketahanan pangan merupakan status yang secara inheren ex ante (pada asumsi atau prediksi) sehubungan dengan nutrisi dan kesehatan (Barrett, 2002).

Dalam kehidupan, pangan merupakan kebutuhan manusia paling dasar yang pemenuhannya menjadi hak bagi setiap orang, akan tetapi meski memiliki hak atas pangan yang cukup pada kenyataannya masih banyak orang yang mengalami kelaparan dan kekurangan pangan terutama terkonsentrasi di wilayah-wilayah miskin Asia Selatan dan Sub Sahara Afrika (FAO, 2003, dalam Syaifullah, 2013). Dalam pemenuhan kebutuhan pangan adanya empat subsitem atau aspek utama yaitu ketesediaan pangan (food availibity), akses pangan (food acces), penyerapan pangan (food utilization), stabilitas pangan (food stability), sedangkan status gizi (nutritional status) merupakan outcome ketahanan pagan (Hanani et al., 2001, dalam Asmara et al., 2012).Ketersediaan pangan terwujud apabila telah terpenuhi dua aspek sekaligus yaitu tersediannya pangan yang cukup dan merata untuk seluruh penduduk dan Setiap penduduk mempunyai akses fisik dan ekonomi terhadap pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi, guna menjalanikehidupan yang sehat dan produktif (Hardiansyah, 2006, dalam Nova et al., 2015).

Dalam pemenuhan pangan, kebijakan pangan diarahkan guna mengembangkan ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumberdaya pangan, kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka menjamin ketersediaan pangan pada tingkat harga yang terjangkau (Soestrisno, 1994 dalam Anas et al., 2008). Suatu wilayah dikatakan berhasil dalam pembangunan ketahanan pangan jika adanya peningkatan produksi pangan, distribusi pangan yang lancar serta konsumsi pangan yang aman dan berkecukupan gizi pada seluruh masyarakat (Rahmawati, 2012, dalam Arida et al 2015).

Peranan daerah dalam meningkatkan ketahanan pangan di wilayah sendiri menjadi semakin meningkat. Searah dengan pelaksanaan kebijakaan otonomi daerah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dapat berperan aktif dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan di wilayah kerjanya (Suryana,2004, dalam Fahri et al., 2018). Dalam pemenuhan pangan pemerintah menetapkan kebijakan peranan daerah untuk meningkatkan ketahanan pangan di wilayahnya, peningkatan pangan didaerah sendiri bertujuan untuk terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau, oleh karena itu Kecamatan Sei Rampah berkontribusi sebagai penghasil tanaman pangan sumber karbohidrat yatiu padi dan ubi kayu dengan luas tanaman pangan padi 2.472 Hektar dan ubi kayu dengan luas sebesar 882,96 Hektar. Produksi yang dihasilkan dengan luas tanaman pangan padi dan ubi kayu yaitu sebesar 72.386 Ton (BPS 2018). Dengan hasil yang diperoleh penulis ingin mengetahui atau meneliti dengan hasil produksi padi dan ubi kayu dapat memenuhi ketahanan pangan, ketersediaan pangan, dan juga kendala dalam pemrosesan produksi di Kecamatan Sei Rampah.

  • 1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka diangkat permasalahan dalam penelitian ini yaitu

  • 1.    Bagaimanakah ketersediaan pangan di Kecematan Sei Rampah?

  • 2.  Bagaimanakah akses pangan dan penghidupan di Kecamatan Sei Rampah?

  • 3.  Bagaimanakah pemanfaatan pangan (kesehatan dan nutrisi) di Kecamatan Sei

Rampah?

  • 4.    Bagaimanakah tingkat ketahanan pangan di Kecamatan Sei Rampah?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu :

  • 1.    Menganalisis ketersedian pangan di Kecamatan Sei Rampah.

  • 2.    Menganalisis akses pangan dan penghidupan masyarakat di Kecamatan Sei Rampah.

  • 3.    Menganalisis pemanfaatan pangan di Kecamatan Sei Rampah.

  • 4.    Menganalisis tingkat ketahanan pangan di Kecamatan Sei Rampah.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1.    Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari-Maret 2020 di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive).

  • 2.2.    Jenis Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif,dimana data kuantitatif pada penelitian ini meliputi aspek ketersediaan pangan, aspek akses pangan, aspek pemanfaatan pangan,data kualitatif pada penelitian ini meliputi gambaran umum lokasi penelitian Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yiatu data sekunder yang didapat dari dinas atau lembaga yang terkait.

  • 2.3.    Metode Pengumpulan

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kepustakaan, dan field research.

  • 2.4.    Variabel Penentu dan Pengukuran

Variabel mengandung pengertian ukuran ciri-ciri yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep tertentu. Pengukuran variabel adalah suatu proses untuk menentukan jumlah atau intensitas informasi mengenai orang, pristiwa, gagasan dan objek tertentu serta hubungannya dengan masalah atau peluang

  • 2.5.    Metode Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi Microsoft excel.

  • 2.5.1.    Perhitungan indeks ketersedian pangan

Dalam perhitungan indeks ketersediaan pangan digunakan proporsi konsumsi normatif terhadap ketersediaan pangan menghasilkan sumber karbohidrat yang dapat menjadi energi bagi tubuh.

  • 2.5.2.    Perhitungan indeks akses pangan dan penghidupan

Perhitungan indeks akses pangan bertujuan untuk menjawab dari analisis ketahanan pangan gabungan. Dimensi akses pangan memiliki dua indikatoryaitu Persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, dan Jumlah desa yang tidak dapat dilalui kendaraan roda empat.

  • 2.5.3.    Penghitungan indeks pemanfaatan pangan (kesehatan dan nutrisi)

Perhitungan Indeks Pemanfaatan Pangan (Kesehatan dan Nutrisi) bertujuan untuk melihat dari segi pemanfaatan pangan yaitu beras dan juga ubi kayu bagi masyarakat.

  • 2.5.4.    Penghitungan indeks gabungan ketahanan pangan

Perhitungan indeks gabungan ketahanan pangan ini bertujuan untuk melihat tingkat ketahanan pangan yang ada di Kecamatan Sei Rampah, dalam indeks gabungan ketahanan pangan perhitungan ini akan dilihat dari segi keseluruhan indeks yaitu indeks ketersediaan pangan, indeks akses pangan dan penghidupan, dan indeks pemanfaatan pangan.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1.   Indeks Ketersediaan Pangan

Berdasarkan dari tabel 1 diketahui hasil indeks ketersediaan pangan yaitu terdapat 10 desa “surplus tinggi” dan 7 desa “defisit tinggi”.Indeks ketersediaan pangan ini bisa kita dapat dari penjumlahan Rnet dan juga Knet. Hasil yang ditampilkan dari tabel 3.1 desa menunjukkan bahwa penghasil tanaman pangan pokok terbesar yaitu desa sei parit dengan hasil yang diperoleh dari penambahan produksi tanaman pangan padi dan ubi kayu yaitu sebesar 8.686 Ton, dan ada 7 desa yang tidak memproduksi tanaman pangan padi dan ubi kayu. Hasil yang diperoleh dari tabel 1 dapat disimpukan Kecamatan Sei Rampah masih banyak yang berada pada keadaan yang cukup tahan pangan dari segi ketersediaan dimana bisa dilihat meski masih banyaknya desa yang mengalami defisit tetapi terdapat 10 desa yang mengalami surplus tinggi.

Tabel 1

Penggolongan Desa Berdasarkan Dimensi Ketersedaiaan Pangan di Kecamatan Sei Rampah

Prioritas

Desa

Jumlah

Persentase (%)

1

7

41,17

2

0

0

3

0

0

4

0

0

5

0

0

6

10

58,82

Jumlah

17

100

  • 3.2.    Indeks Akses Pangan

Berdasarkan tabel 2 Akses terhadap pangan dan penghidupan secara umum menggambarkan Kecamatan Sei Rampah berada pada kategori “sangat terjangkau”.Desa yang memiliki presentasse penduduk miskin tertinggi adalah desa Sei Rampah dengan presentase 18,318% pada kategori “Tahan” dan untuk desa yang tidak bisa dilalui roda 4 memiliki nilai 0,00 disetiap desa dikarenakan setiap desa yang ada di Kecamatan Sei Rampah bisa dilalui roda 4.

Tabel 2

Penggolongan Desa Berdasarkan Akses Pangan dan Penghidupan di Kecamatan Sei Rampah

Prioritas

Desa

Jumlah

Persentase (%)

1

0

0

2

0

0

3

0

0

4

0

0

5

0

0

6

17

100

Jumlah

17

100

  • 3.3.    Indeks Pemanfaatan Pangan

Aspek pemanfaatan pangan merupakan jumlah dan kualitas pangan yang dijangkau oleh angggota keluarga maupun individu dimana aspek pemanfaatan pangan ini dipengaruhi oleh keberadaan nutrisi dan pemanfaatan kesehatan untuk individu maupun berkelompok. Aspek pemanfaatan pangan yang ada di Kecamatan Sei Rampah ini dipengaruhi oleh umur harapan hidup dan juga perempuan buta huruf, penulis memasukkan umur harapan hidup dan juga perempuan buta huruf dikarenakan umur harapan hidup ini akan mempengaruhi suatu manfaat dari nilai guna pangan dan untuk perempuan buta huruf sangat mempengaruhi suatu nilai dari pemanfaatan pangan itu sendiri. Berdasarkan hasil komposit pemanfaatan pangan hasil yang diperoleh yaitu pada status “bermafaat” atau “prioritas 5” dimana hasil yang didadapatkan itu dari penambahan dua indikator yang mempengaruhi hasil dari segi pemanfaatan indeks ketahanan pangan yang ada di Kecamatan Sei Rampah indikatornya yaitu umur harapan hidup dan juga indikator perempuan buta huruf. Hasil yang diperoleh dari indikator umur harapan hidup yaitu pada umumnya pada status “tahan” dan tingkat prioritas “prioritas 5” dengan rata-rata umur haran hidup yang ada di Kecamatan Sei Rampah berada pada umur 68 tahun, perempuan buta huruf yaitu pada status “sangat tahan” dan tingkat prioritas yaitu pada “Prioritas 6”, dikarenakan perempuan buta huruf yang ada di Kecamatan Sei Rampah hanya terdapat di 4 desa saja.

Tabel 3

Penggolongan Desa Berdasarkan Dimensi Pemanfaatan Pangan di Kecamatan Sei Rampah

Prioritas

Desa

Jumlah

Persentase (%)

1

0

0

2

0

0

3

0

0

4

0

0

5

17

100

6

0

0

Jumlah

17

100

  • 3.4.    Tingkat Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan bisa kita lihat dari dimensi produksi, akses dan pemanfaatan dimana produksi tersebut merupakan tanaman pangan yang memproduksi sumber karbohidrat yaitu padi dan ubi kayu, dimensi akses pangan yaitu data yang diambil penduduk miskin dan juga desa yang tidak bisa dilalui roda 4 dan untuk dimensi pemanfaatan pangan yaitu umur harapan hidup dan juga perempuan buta huruf. Kondisi ketahanan pangan di Kecamatan Sei Rampah memberi pengertian, bahwa Kecamatan Sei Rampah secara umum berada pada kategori “0,19-0,26” Berdasarkan indeks gabungan ketahanan pangan, penggolongan tingkat ketahanan pangan untuk 17 desa yang berada di Kecamatan Sei Rampah adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Penggolongan Tingkat Ketahanan Pangan Desa di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai

Prioritas

Desa

Jumlah

Persentase (%)

1

0

0

2

0

0

3

0

0

4

0

0

5

17

100

6

0

0

Jumlah

17

100

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari table 4 seluruh desa di Kecamatan Sei Rampah berada pada kategori “prioritas 5” atau tahan pangan, dapat kita lihat bahwa hasil dari tingkat ketahanan pangan adalah penambahan dari indikator ketersediaan pangan, indikator kk miskin, indikator desa tidak bisa dilalui roda 4, indikator angka harapan hidup, dan indikator perempuan buta hurufpada kategori “prioritas 5” atau “tahan pangan”, namun dapat diurutkan desa yang paling prioritas untuk ditingkatkan kualitas ketahanan pangannya, kita bisa melihatnya dari indeks kompositnya jika nilai indeks kompositnya semakin besar maka prioritasnya akan semakin besar pula.

  • 4.    Simpulan dan Saran

    • 4.1.    Simpulan

Ketersediaan pangan yang ada di Kecamatan Sei Rampah mengalami tingkat indikator pangan yaitu pada “prioritas 6” atau pada tingkat status “surplus tinggi” yaitu hasil ini diperoleh dari penjumlahan hasil akhir padi (Rnet) dan ubi kayu (Knet) dan akan diperoleh hasil indikator ketersediaan pangan, hasil indikator panggan ini juga bias dipengaruhi oleh menanam atau tidaknya tanaman pangan di desa tersebut.

Aspek ketahanan pangan yang di Kecamatan Sei Rampah yaitu hasil yang diterima pada tingkat prioritas “prioritas 5” atau “tahan”, dipengaruhi oleh indeks ketersediaan pangan, indeks keluarga miskin, indeks desa tidak bisa dilalui roda 4, indeks angka harapan hidup, dan indeks perempuan buta huruf.

  • 4.2.    Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh terdapat beberapa saran bagi beberapa pihak, yaitu sebagai berikut.

  • 1.    Saran kepada pemerintah

Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih memfokuskan pembangunan ketahanan pangan di daerah-daerah yang memiliki prioritas 1 dan lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat dikarenakan masih banyak yang kurang mampu yang tidak bisa membeli pupuk ataupun bibit dikarenakan tidak adanya modal yang mereka terima, dan juga pemerintah harus ikut dalam pemprosesan tanaman pangan dari hilir sampai hulu untuk membanru masyarakat di Kecamatan Sei Rampah

  • 2.    Saran penelitian selanjutnya

Disarankan kepada penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian terhadap kerawanan pangan dimana mencangkup kawasan yang lebih luas lagi seperti pada kawasan kabupaten ataupun dari segi provinsi.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Penyusunan e-jurnal ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih pada pihak-pihak di Kecamatan Sei Rampah yang telah memberikan izin, dan kemudahan selama proses penelitian.

Daftar Pustaka

Anas, Ahmada, Rudi Wibowo, Yuli Haryati. 2008. Analisis Dinamika Ketahanan

Pangan di Kabupaten Jember.Uni Versitas Jember 2 (2) 51-60.

Arida, Agustina, Sofyan, Kumala, Fadhiela. 2015. Analsis Ketahanan Pangan Rumah Tangga Berdasarkan Proprosi Pengeluaran Pangan Dan Konsumsi Energi Aceh 16 (1).

Asmara, Rosihan, Nuhfil Hanani, Rini Mutisari. 2002. Analisis KetahananPangan Di

Kota Batu. Universitas Breawijaya: Malang 12 (3) 232.

Badan Pusat Statistik. 2018. Buku tahunan Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai. BPS: Serdang Bedagai.

Barrett, B Christopher. 2002. Food Security and Food Assistance Programs. Cornell University Ithaca: New York.

Dinas Sosial Kabupaten Serdang Bedagai. 2020. Data Sosial Kecamatan Sei Rampah kabupaten Serdang Bedagai. Dinas Sosial: Serdang Bedagai

Fahri, Channifa Andini, Satia Negara Lubis, Sinar Indra, Kesuma. 2018. Analisis Ketahanan Pangan Di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batu Bara. Universitas Sumatera Utara: Medan.

Nova, Dewi Eka, Fajri, Romano.2017. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Ketersediaan Pangan Di Provinsi Aceh. Universitas Syiah Kuala: Aceh 3 (2).

Syaifullah, Yunan. 2008. Kebijakan Pangan Di Indonesia: Antara Swasembada Pangan Dan Kecukupan Pangan. Jurnal Ilmiah Bestari edisi No 38.

Syaifullah, Yunan. 2013. Ketahanan Pangan dan Pola Distribusi Beras Di Provisnis Jawa Tmur. Universitas Semarang: Semarang 6 (2).

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

94