Motivasi Petani dalam Menerapkan Sistem Tanam Padi Jajar Legowo di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata
ISSN: 2685-3809
Vol. 10, No. 1, Juli 2021
Motivasi Petani dalam Menerapkan Sistem Tanam Padi Jajar Legowo di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang
SANG AYU MADE SRI UTAMI DEWI, NI WAYAN SRI ASTITI, I GUSTI AYU AGUNG LIES ANGGRENI
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB Sudirman Denpasar 80232
Email: sangayuutamidewi@gmail.com sri_astiti@unud.ac.id
Abstract
Motivation of Farmers in Implementing Jajar Legowo Rice Planting System in Subak Taro Kaja, Taro Village, Tegallalang District
Jajar Legowo 2: 1 planting system is an innovation that requires both intrinsic and extrinsic motivation of farmers in adopting, taking action, and implementing the rice planting system. This study aims to determine intrinsic motivation, extrinsic motivation and more dominant motivation to encourage farmers to implement the Jajar Legowo rice planting system in Subak Taro Kaja, Taro Village, Tegallalang District. The analytical method used in this study is descriptive qualitative and quantitative. The results show that the level of motivation of farmers in implementing the Jajar Legowo rice planting system is at high category with a score of 3,46 that is obtained from the intrinsic motivation score of 3,51 and extrinsic motivation score of 3,41. The more dominant motivation is intrinsic motivation, although both motivations are in the same category, namely high. It is recommended that Subak Taro Kaja coordinates with the Field Agricultural Extension Workers (PPL) in developing pest and disease prevention techniques. PPL should better understand the characteristics of farmers, gets more active in communicating and advising farmers. This study does not particularly look at the economic aspects of the matter and it is recommended future studies to pay attention to the variables and indicators of research.
Keywords: jajar legowo, motivation, subak
Teknologi pertanian modern telah banyak diadopsi oleh petani sejak dilaksanakannya Pembangunan Lima Tahun (Pelita), pelaksanaannya berisikan pembangunan pertanian melalui pengenalan (introduksi) pertanian modern (Utama, 2007), namun sayangnya semua itu belum cukup menghadapi permasalahan yang muncul dalam bidang pertanian belakangan ini (Purwono dan H. Purnamawati, 2009), sehingga diperlukan sebuah inovasi.
Teknologi tanam budidaya padi yang telah diperkenalkan antara lain budidaya Sistem Tanam Benih Langsung (Tabela), Sistem Tegel, Sistem Tanam Tanpa Olah Tanah (TOT) maupun Sistem Tanam Jajar Legowo (Jarwo). Inovasi teknologi untuk meningkatkan produksi padi terus dilakukan untuk mendapatkan teknologi spesifik diantaranya dengan sistem tanam Jajar Legowo 2:1.
Inovasi teknologi yang diciptakan haruslah diterapkan kepada petani untuk mengetahui seberapa bermanfaat inovasi yang sudah dibuat, sehingga inovasi memerlukan motivasi yang dapat menggerakkan petani untuk menerapkan sebuah inovasi baru bagi masyarakat setempat. Motivasi petani dalam sektor pertanian merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan prodiktivitas. Motivasi petani tidak akan terwujud apabila secara umum tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga motivasi diperlukan agar petani terus-menerus melakukan usahanya guna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (Atkinson, 1964).
Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang dengan didampingi PPL sepakat untuk menerapkan sistem tanam padi Jajar Legowo 2:1 pada Jumat, 10 Agustus 2012, akhirnya sekitar 126 anggota subak menerapkan Sistem Tanam Padi Jajar Legowo. Fenomena ini membuat saya tertarik untuk meneliti motivasi petani yang tetap menerapkan Sistem Tanam Padi Jajar Legowo.
-
1. Bagaimana motivasi intrinsik petani di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang dalam menerapkan sistem tanam padi Jajar Legowo?
-
2. Bagaimana motivasi ekstrinsik petani di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang dalam menerapkan sistem tanam padi Jajar Legowo?
-
3. Motivasi apakah yang dominan dalam Menerapkan Sistem Padi Jajar Legowo di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang?
-
1. Mengetahui motivasi intrinsik petani di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang dalam menerapkan sistem tanam padi Jajar Legowo.
-
2. Mengetahui motivasi ekstrinsik petani di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang dalam menerapkan sistem tanam padi Jajar Legowo.
-
3. Mengetahui motivasi yang lebih dominan mendorong petani dalam menerapkan sistem tanam padi Jajar Legowo di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang.
Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan yaitu dari bulan Oktober tahun 2019 sampai bulan Januari tahun 2020 di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive).
Penelitian ini menggunakan data kualitatif pada gambaran umum lokasi penelitian. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
penghitungan skor kuesioner dan pencapaian skor motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Data primer ialah data yang mengacu pada informasi tangan pertama oleh peneliti berkaitan dengan variabel, dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara dan jawaban pada kuesioner dari responden. Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada, data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari sumber pustaka dokumentasi instansi terkait.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
-
1. Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan PPL, Ketua subak dan petani sebagai responden.
-
2. Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk melengakapi data yang telah diperoleh dari wawancara yaitu dengan adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung.
-
3. Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui dokumen-dokumen tertulis, gambar, foto atau benda-benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan (Sugiyono, 2015). Populasi dalam penelitian ini 126 petani yang menerapkan Sistem Tanam Padi Jajar Legowo di Subak Taro Kaja. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive dan simple random sampling, serta Penggunaan rumus slovin mendapatkan 56 petani sebagai responden.
Variabel pada penelitian ini adalah motivasi intrinsik yang dilihat dari teori kebutuhan Maslow (kebutuhan fisiologikal, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri), dan motivasi ekstrinsik dilihat dari orang-orang yang memberikan pengaruh (PPL, petani lain, ketua subak, pedagang, dan perangkat desa). Ferdinand (2006) menyatakan bahwa analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi empiris atas data yang dikumpulkan dalam penelitian. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara deskriptif kuantitatif berdasarkan skala likert jawaban dari responden. Menurut Sugiyono (2011), skala likert digunakan sebagai referensi dalam pemrosesan data kuesioner.
Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin, petani laki-laki yang lebih dominan menjadi responden dalam penelitian yaitu sebanyak 55 orang (98,2%), sedangkan petani perempuan yang menjadi responden sebanyak 1 orang (1,8%).
Kondisi ini terjadi karena kebanyakkan petani di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang adalah laki-laki, hal ini menunjukkan pertanian merupakan pekerjaan pokok, sehingga dilakukan oleh seorang kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
-
3.1.2. Umur
Hasil penelitian berdasarkan umur menunjukkan umur dengan usia produktif kerja sebanyak 53 orang (94,6%), sedangkan umur dengan usia lanjut (5,4%), rata-rata umur petani di Subak Taro Kaja adalah 55 Tahun dan kebanyakan berada dalam kategori usia produktif kerja.
Hasil penelitian berdasarkan tingkat pendidikan formal menunjukkan petani di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang sebagaian besar petani menyelesaikan pendidikan pada tingkat Sekolah Dasar (SD) yakni 36 orang (64,2%), dengan perolehan rata-rata lama pendidikan selama 7,5 Tahun.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata luas penguasaan lahan petani di Subak Taro Kaja adalah 35 are yang termasuk kedalam kategori sempit, namun lahan sempit mampu dimanfaatkan secara intensif, sehingga mampu memberikan capaian hasil yang optimal.
Hasil penelitian menunjukkan 28 petani (50%) jumlah anggota rumah tangganya terdiri dari tiga sampai empat orang. Petani yang jumlah anggotanya terdiri dari lima sampai enam orang sebanyak 26 petani (46,4%). Rata-rata jumlah anggota rumah tangga petani di Subak Taro Kaja adalah empat orang sehingga petani bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan makan setiap anggota keluarganya.
Motivasi adalah penggerak, alasan-alasan, dorongan-dorongan dalam diri manusia untuk melakukan suatu perbuatan (Gerungan 1996). Maslow (Anwar Saifuddin, 2010) berpendapat terdapat dua macam motivasi jika dilihat dari sumbernya, yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Data mengenai tingkat motivasi petani dalam menerapkan sistem tanam padi Jajar Legowo dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Tingkat Motivasi Petani di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang
Tahun 2019
No Variabel Sumber Motivasi |
Pencapaian Skor |
Kategori Motivasi |
1 Motivasi Intrinsik |
3,51 |
Tinggi |
2 Motivasi Ekstrinsik |
3,41 |
Tinggi |
Tingkat Motivasi |
3,46 |
Tinggi |
Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 1 termasuk dalam kategori tinggi dengan pencapaian skor 3,46. Tingkat motivasi petani jika dilihat dari pencapaian skor motivasi petani di Subak Taro Kaja lebih besar bersumber dari motivasi
intrinsik, dan kedua motivasi ini memiliki kategori yang sama, jadi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik saling berkaitan dalam memotivasi petani.
-
3.2.1. Motivasi intrinsik petani dalam menerapkan Sistem Tanam Padi Jajar
Legowo di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang
Dikemukakan oleh Maslow (1954) Motivasi intrinsik ditunjukkan oleh kenyataan dimana kegiatan atau pekerjaan itu sendiri menjanjikan imbalan atau insentif materi. Hasil penelitian mengenai pencapaian skor motivasi intrinsik petani dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Pencapaian Skor Motivasi Intrinsik Petani dalam Menerapkan Sistem Tanam Padi
Jajar Legowo di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang
Tahun 2019
No Indikator Pencapaian Skor Kategori
1 |
Kebutuhan Fisiologikal |
4,30 |
Sangat Tinggi |
2 |
Kebutuhan akan keamanan |
1,77 |
Sangat Rendah |
3 |
Kebutuhan Sosial |
3,16 |
Sedang |
4 |
Kebutuhan Akan Penghargaan |
4,11 |
Tinggi |
5 |
Kebutuhan Aktualisasi Diri |
4,22 |
Sangat Tinggi |
Pencapaian Skor 3,51 Tinggi
Berdasarkan hasil penelitian motivasi instrinsik tergolong kategori tinggi (skor 3,51). Jika dilihat pada kebutuhan fisiologikal tergolong dalam kategori sangat tinggi (skor 4,30) hal ini menunjukkan bahwa petani di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang menerapkan sistem tanam padi Jajar Legowo dengan produksi padi lebih baik. Parameter kebutuhan aktualisasi diri juga tergolong dalam kategori tinggi (skor 4,22) hal ini menunjukkan bahwa petani di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang tersebut ingin merealisasikan potensi yang ada pada diri mereka.
Parameter kebutuhan akan penghargaan tergolong dalam kategori tinggi (skor 4,11), hal ini menunjukkan petani merasa bangga terhadap keberhasilan dan keuntunganya, ini berarti terpenuhinya hasrat citra positif dan menerima perhatian.
Kebutuhan sosial tergolong dalam kategori sedang (skor 3,16) hal ini terjadi karena petani tidak saling kerjasama dalam proses penanaman padi, petani di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang lebih sering menggunakan jasa tukang caplak dan tukang tandu.
Kebutuhan akan keamanan tergolong dalam kategori rendah (skor 1,77), hal ini menunjukkan petani tidak merasa aman dengan ancaman hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman padi mereka, untuk lebih jelasnya diuraikan pada tabel-tabel setiap indikator.
-
3.2.2. Motivasi ektrinsik petani dalam menerapkan Sistem Tanam Padi Jajar
Legowo di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang
Deliarnov dalam Widarta (2014), yang menjadi motivasi atau pendorong dalam motivasi ektrinsik ialah orang-orang yang memberikan dorongan, menarik,
melibatkan, atau merangsang orang lain untuk melakukan suatu tindakan. Indikator motivasi ektrinsik yang menjadi pengaruh dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Pencapaian Skor Motivasi Ekstrinsik Petani dalam Menerapkan Sistem Tanam Padi
Jajar Legowo di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang Tahun 2019
No |
Indikator |
Pencapaian Skor |
Kategori |
1 |
PPL |
2,11 |
Rendah |
2 |
Petani lain |
3,3 |
Sedang |
3 |
Ketua Subak |
3,10 |
Sedang |
4 |
Pedagang |
4,38 |
Sangat Tinggi |
5 |
Perangkat Desa |
4,16 |
Tinggi |
Pencapaian Skor |
3,41 |
Tinggi |
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi ekstrinsik tergolong dalam kategori tinggi (skor 3,41). Jika dilihat motivasi ekstrinsik menunjukkan bahwa pedagang memiliki kategori sangat tinggi (skor 4,38), ini menunjukkan petani menerapkan sistem tanam Jajar Legowo untuk mendapatkan keuntungan yang lebih dari penjualan hasil panen. Perangkat Desa juga memberikan pengaruh yang tinggi (skor 4,16) ini menunjukkan petani sangat bergantung pada jaminan desa yang akan membeli hasil panen petani di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang dengan harga dan keuntungan yang diperoleh saat menjual hasil panennya.
Indikator ketua subak (skor 3,10) dengan kategori sedang, ini menunjukkan ketua subak aktif mengajak anggota untuk berdiskusi dan memberikan dorongan berupa semangat kepada petani yang menerapkan sistem tanam Jajar Legowo. Petani lain (skor 3,3) dengan kategori sedang hal ini menunjukkan petani lain yang ada di sekitar juga mampu memberikan sedikit pengaruh untuk petani menerapkan sistem tanam Jajar Legowo.
Indikator Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) (skor 2,11) dengan kategori rendah, ini menunjukkan PPL kurang memberikan pendidikan dan pelatihan dalam penerapan, responden mengatakan PPL datang pada pelatihan teknik sistem tanam Jajar Legowo serta penanggulangan hama dan penyakit yaitu lima tahun yang lalu.
-
3.2.3. Motivasi dominan dalam menerapkan sistem Tanam Padi Jajar Legowo
Jika dilihat dari pencapaian skor motivasi intrinsik lebih tinggi dibandingkan motivasi ekstrinsik walaupun sama-sama termasuk dalam kategori tinggi, jadi motivasi intrinsik dominan untuk mendorong Petani di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang dalam menerapkan Sistem Tanam Padi Jajar Legowo. Mereka beranggapan dengan menanam padi dengan Sistem Tanam Jajar Legowo bisa memenuhi kebutuhan serta memperoleh keuntungan secara finansial agar anak-anaknya dapat menempuh pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi.
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.
-
1. Motivasi intrinsik petani di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang dalam menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo (skor 3,51) kategori tinggi.
-
2. Motivasi ekstrinsik petani di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang dalam menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo (skor 3,41) dengan kategori tinggi.
-
3. Motivasi dominan petani di Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang dalam menerapkan Sistem Tanam Jajar Legowo adalah motivasi intrinsik (skor 3,51) dengan kategori tinggi, sedangkan pencapaian skor motivasi ekstrinsik (skor 3,41) dengan kategori sama tinggi.
Berdasarkan hasil analisis dan simpulan yang telah dipaparkan maka dapat diajukan saran sebagai berikut.
-
1. Petani Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang masih mengalami masalah pada serangan hama dan penyakit pada tanaman padi mereka. Oleh karena itu sebaiknya pihak Subak Taro Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang perlu melakukan koordinasi kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk membantu menanggulangi masalah hama dan penyakit.
-
2. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebaiknya lebih memahami karakteristik petani di Subak Taro Kaja, lebih aktif berkomunikasi, dan menasehati petani, serta Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) harus mampu memberikan efek yang positif kepada petani.
-
3. Penelitian ini kurang mengkaji dari aspek ekonomi apakah sistem Jajar Legowo lebih menguntungkan dari sistem tegel, maka dapat disarankan kepada peneliti selanjutnya lebih mempertimbangkan variabel dan aspek ekonomi secara umum.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak khususnya petani Subak Taro Kaja yang telah membantu penelitian ini dan juga berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Daftar Pustaka
Anwar, Saifudin. 2010. Motivasi Dalam Belajar.
http://Azwar.Staff.Ugm.Ac.Id/Files/2010/./Motivasi-Dalam-Belajar1.Pdf.
Atkinson JW. 1964. An Introduction to Motivation. The University Siries in Psychology.
Derlianov.1996. Motivasi untuk Meraih Sukses. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Edisi kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gerungan, W. 1966. Psikologi Sosial. PT Eresco. Bandung.
Maslow, A. H. 1954. Motivation and Personality. Harper and Row Publ. Inc. New York.
Purwono dan H. Purnamawati. 2009. Budaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Bandung:Alfabeta.
Utama, Satria Putra. 2007. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Adopsi Petani Pada Teknologi Budidaya Padi Sawah Sistem Legowo Di Kelurahan Dusun Besar Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu. Agrisep Jurnal. Volume 6, No.1.ejournal.unib.ac.id/index.php/agrisep/article/view/628.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
86
Discussion and feedback