Partisipasi Gender dalam Pengelolaan Subak Taman Bali, Desa Sidan, Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata
ISSN: 2685-3809
Vol. 9, No. 1 Januari 2020
Partisipasi Gender dalam Pengelolaan Subak Taman Bali, Desa Sidan, Kecamatan Gianyar
Kabupaten Gianyar
I DEWA AYU OKA DAMAYANTHI, NI WAYAN SRI ASTITI, IDA AYU LISTIA DEWI
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB Sudirman Denpasar 80232 Bali
Email: okidamayanthi@gmail.com wayansriastiti@yahoo.co.id
Abstract
Gender Participation In The Management of Subak Taman Bali, Sidan Village, Gianyar Sub District, Gianyar Regency.
One of the efforts made to develop agriculture is to maintain the continuity of subak management carried out by all members. In fact, the push for gender equality influences agricultural activities, especially the management of the Taman Bali Subak. This study aims to find out how gender participation is in the management of Subak Taman Bali by linking it to the allocation of work time for each gender. The results showed that all members of Subak Taman Bali participated in the management of subak. Women are more dominant in organizing ritual activities with a HOK value of 61.1 HOK. Men are more dominant in activities that require more energy and more knowledge in agriculture such as the search and distribution of irrigation water with a HOK value of 10.7 HOK, operation and maintenance of facilities with a HOK value of 134.2 HOK, mobilization resources and fund extraction with a HOK value of 1.5 HOK, handling disputes or conflicts with a HOK value of 10.7 HOK and innovation adoption activities with a HOK value of 10.7 HOK. Based on the results, it can be seen that women still have less time allocation than men do in managing subak and gender inequality still occurs. It is expected that they should understand more about gender equality so that it does not differentiate men and women especially in the field of ability so that each member has the same opportunity to be able to participate more in managing the Subak Taman Bali.
Keywords: participation, gender, subak, management
Indonesia merupakan negara agraris dan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Kondisi ini didukung oleh ketersediaan lahan pertanian dan juga tenaga kerja yang akan mengerjakannya. Tenaga kerja merupakan salah satu aspek paling penting dalam usahatani. Jenis tenaga kerja dalam usahatani dapat dibedakan menjadi tiga yaitu manusia, hewan dan mesin. Tenaga kerja hewan dan mesin digunakan ketika tenaga kerja manusia dianggap tidak efisien lagi (Luntungan, 2012).
Tabel 1.
Kondisi Umum Ketenagakerjaan Provinsi Bali Menurut Jenis Kelamin Tahun 2013-2017
Uraian |
2014 |
2015 |
2016 |
2017 | ||||
L |
P |
L |
P |
L |
P |
L |
P | |
Angkatan Kerja |
1,276, 593 |
1,040,165 |
1,316 ,171 |
1,055,844 |
1,338 ,829 |
1,124,210 |
1,340 ,290 |
1,094,160 |
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) |
82.55 |
67.26 |
83.77 |
67.24 |
83.90 |
70.56 |
82.76 |
67.70 |
Sumber: BPS Provinsi Bali, 2017
Tabel 1.1 menunjukkan data yang diperoleh dari hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS Provinsi Bali tahun 2017 menunjukkan bahwa angkatan kerja perempuan ditiap tahunnya hampir terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2014, jumlah angkatan kerja perempuan berjumlah 1,040,165 orang kemudian bertambah menjadi 1,055,844 orang di tahun 2015, lalu meningkat lagi pada tahun 2016 menjadi 1,124,210 orang. Pada tahun 2017 menjadi 1,094,160 orang. Persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Tahun 2014 hingga 2017 juga memperlihatkan bahwa persentase TPAK laki-laki dengan perempuan tidak terlalu jauh. Data ini membuktikan bahwa semakin berkembangnya zaman maka semakin besar pula pengaruh partisipasi perempuan di dalam berbagai sektor.
Tabel 2.
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Provinsi Bali Tahun 2013-2017
Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Provinsi Bali | ||
Tahun 2013 |
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 |
Tahun 2017 |
58.49 |
61.50 62.25 62.99 |
63.97 |
Sumber: BPS Provinsi Bali, 2017
Kondisi ini kemudian diperkuat dengan hasil survei yang telah dilakukan oleh Badan Pusat Statistik mengenai Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) tahun 2013 hingga 2017 yang menunjukkan bahwa indeks pemberdayaan gender Provinsi Bali pada tahun 2013 sebesar 58.49, tahun 2014 sebesar 61.50, tahun 2015 sebesar 62.25, pada tahun 2016 sebesar 62.99 kemudian pada tahun 2017 kembali mengalami peningkatan menjadi 63.97 (Lihat Tabel 2.) Data ini menunjukkan bahwa semakin tahun nilai IDG Provinsi Bali selalu mengalami peningkatan yang menandakan bahwa perempuan sudah dapat memainkan peran aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Partisipasi gender di sektor pertanian merupakan hal yang tidak dapat dibantah lagi. Di sisi lain tidak jarang pula ditemui perempuan yang mengambil beberapa pekerjaan yang dianggap hanya pantas dilakukan oleh laki-laki saja meskipun pengakuan atas partisipasi mereka masih kurang diakui. Pengambil kebijakan umumnya telah membuat banyak kebijakan berkaitan dengan partisipasi gender dan keadilan gender untuk pelaksanaan program akan tetapi di tingkat pelaksana lapangan ada kesulitan untuk mengimplementasikan program secara lebih berpartisipatif dan berkeadilan (Anonimus, 2007).
Kesenjangan atau ketidakadilan gender nyatanya masih dapat dijumpai di bidang pertanian. Kurang adanya pengakuan terhadap pekerjaan perempuan, terutama di sektor pertanian sering dikarenakan pekerjaan pertanian dianggap sebagai pekerjaan laki-laki. Oleh karena itu, seberat apapun perempuan bekerja di pertanian tetap dianggap sebagai pembantu suami selaku kepala keluarga (Arjani, 2006).
Dorongan penyetaraan gender juga ikut mempengaruhi aktivitas subak di Bali. Partisipasi gender dalam kegiatan pengelolaan subak dapat dilihat disalah satu subak yaitu Subak Taman Bali yang berlokasi di Desa Sidan, Kabupaten Gianyar. Ketidaksetraan gender masih terjadi pada beberapa kegiatan pada subak ini. Sebaiknya hal ini perlu dikaji ulang mengingat semakin bergesernya tenaga kerja laki-laki ke bidang lain diluar sektor pertanian mengakibatkan perempuan harus bisa mengambil alih pekerjaan laki-laki dalam bidang pertanian sehingga perlu dilibatkan lebih banyak pada kegiatan pertanin khususnya subak. Oleh karena itu pentingnya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana partisipasi gender baik perempuan dan laki-laki dalam pengelolaan subak dengan mencari tahu besar alokasi waktu disetiap kegiatan pengelolaan subak di Subak Taman Bali, Desa Sidan, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dirumuskan satu permasalahan. Permasalahan tersebut tentang bagaimana partisipasi gender dalam pengelolaan Subak Taman Bali di Desa Sidan, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar?
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui partisipasi gender dalam pengelolaan Subak Taman Bali di Desa Sidan, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar.
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan September 2018. Lokasi penelitian dilakukan di Subak Taman Bali, Banjar Blahpane Kelod, Desa Sidan, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar. Penentuan lokasi penelitian tersebut dilakukan secara sengaja (purposive), didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut.
-
1. Subak Taman Bali dipilih sebagai lokasi penelitian karena ada beberapa hal yang mengakibatkan belum terjadinya kesetaraan gender di subak ini. Hal ini misalnya, tidak dilibatkannya perempuan pada kegiatan pengadopsian inovasi karena dianggap belum dapat menerima adanya inovasi.
-
2. Anggota perempuan di Subak Taman Bali ingin memiliki hak yang sama dan ikut berpartisipasi lebih banyak pada kegiatan pengelolaan subak.
-
3. Subak Taman Bali paling banyak memiliki anggota perempuan yang aktif dalam kegiatan pengelolaan subak jika dibandingkan dengan subak lain di Desa Sidan.
Berdasarkan sumbernya, data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari responden yang merupakan anggota Subak Taman Bali melalui wawancara mendalam dan menggunakan instrumen kuisioner. Data sekunder berupa literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan, juga data pendukung yang dimiliki oleh instansi terkait.
Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dan dianalisis pada penelitian ini meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka (Sugiyono, 2010). Data kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini berupa jumlah anggota subak, umur, luas lahan, dan alokasi waktu kerja. Data kualitatif yaitu data yang disajikan dala bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka (Muhadjir, 1996). Data kualitatif pada penelitian ini menyangkut penjelasan-penjelasan responden tentang partisipasi gender dalam pengelolaan subak.
Adapun metode pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
-
1. Dokumentasi, dimaksudkan untuk memperoleh data dengan cara mempelajari dokumen yang berkaitan dengan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian. Peneliti menyelidiki benda-benda tertulis serta dokumen lain yang relevan dengan kepentingan penelitian.
-
2. Observasi, melakukan observasi dengan survei lokasi penelitian yaitu di Subak Taman Bali yang berlokasi di Desa Sidan.
-
3. Wawancara, pengumpulan data melalui wawancara secara terstruktur dilakukan kepada responden dengan menggunakan kuisioner. Pengumpulan data digunakan dengan cara menyebar seperangkat pertanyaan kepada responden.
Populasi pada penelitian ini adalah semua anggota Subak Taman Bali sebanyak 69 orang. Peneliti mempersempit populasi dengan cara menghitung ukuran sampel menggunakan teknik slovin lalu didapat sampel sebanyak 58 orang. Sampel diambil dengan metode random sampling. Penentuan responden yang menjadi sampel penelitian kemudian dilakukan dengan metode proportional random sampling karena pengambilan anggota sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata uang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011).
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner sehingga setiap item harus diuji validitas dan reliabilitasnya (Wati, 2017). Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan pada aspek sikap.
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013). Konsep dan variabel penelitian ini meliputi partisipasi gender yang dilihat dari alokasi waktu laki-laki dan perempuan dalam setiap kegiatan pengelolaan subak. Kegiatan tersebut mengacu pada enam fungsi subak yaitu penyelenggaraan kegiatan ritual, pencarian dan distribusi air irigasi, operasi dan pemeliharaan fasilitas, mobilisasi sumber daya dan penggalian dana, penanganan persengketaan atau konflik, serta pengadopsian inovasi.
Partisipasi gender dalam pengelolaan Subak Taman Bali dapat dianalisis menggunakan jawaban responden atas setiap pertanyaan. Partisipasi gender dan alokasi waktu kerja mereka dalam setiap kegiatan dapat diketahui dari jawaban yang diberikan oleh responden. Tenaga kerja dalam kegiatan usahatani diukur dengan menggunakan hari orang kerja (HOK). Satuan ukuran yang dipergunakan untuk menghitung besarnya tenaga kerja adalah satu HOK. Adapun rumus mencari HOK (hari orang kerja), sebagai berikut.
HOK = (Jumlah Tenaga Kerja x Jumlah Hari Kerja x Jumlah Jam Kerja per Hari x Variabel) .............(1)
8
Keterangan:
HOK
= Hari Orang Kerja
= 1
= 0,7
= 0,3
Variabel pria
Variabel perempuan
Variabel anak-anak
Sumber: Soekartawi, 1995
Karakteristik umum responden yang dikumpulkan meliputi umur, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan terakhir yang ditempuh selama bangku sekolah, pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sebagian besar anggota Subak Taman Bali berusia antara >15-64 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden di daerah penelitian berada pada usia produktif secara ekonomi dimana petani cukup potensial untuk melakukan kegiatan usahataninya. Berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 43 orang responden berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 15 orang responden berjenis kelamin perempuan. Responden yang memiliki status janda sebanyak enam orang dan responden yang memiliki status duda sebanyak tiga orang. Responden dengan pendidikan terakhir SMA (Sekolah Menengah Atas) yaitu sebanyak 45%. Responden dengan pendidikan terakhir SMP (Sekolah Menengah Pertama) yaitu sebanyak 36% sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan pendidikan terakhir tamatan SD (Sekolah Dasar) yaitu sebanyak 19%. Hal ini menunjukkan bahwa responden pada daerah penelitian memiliki sebagian besar memiliki tingkat pendidikan dan dapat menyerap infomasi baru dengan baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan utama responden adalah petani yaitu sebanyak 64%.
Anggota Subak Taman Bali hingga saat ini masih terlibat aktif dalam kegiatan pengelolaan subak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terlihat perbedaan besarnya partisipasi gender dalam pengelolaan Subak Taman Bali apabila dilihat dari curahan waktu kerja tiap anggota dalam setiap kegiatan. Perbedaan besarnya partisipasi gender dalam pengelolaan Subak Taman Bali berdasarkan alokasi waktu pada tiap kegiatan pengelolaan subak dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. HOK Gender dalam Pengelolaan Subak Taman Bali | |||||||
Nilai HOK | |||||||
(1 MT) |
Total | ||||||
No. |
Kegiatan Subak |
Persentase | |||||
(HOK) | |||||||
Laki-laki |
Perempuan | ||||||
HOK |
Persentase |
HOK |
Persentase | ||||
1. |
Penyelenggaraan kegiatan ritual |
155,6 |
71,8% |
61,1 |
28,2% |
216,7 |
100% |
2. |
Pencarian dan distribusi air irigasi |
10,7 |
100% |
0 |
0% |
10,7 |
100% |
3. |
Operasi dan pemeliharaan fasilitas |
134,2 |
96,2% |
5,2 |
3,8% |
139,4 |
100% |
4 |
Mobilisasi sumber daya dan penggalian dana |
1,5 |
100% |
0 |
0% |
1,5 |
100% |
5. |
Penanganan persengketaan atau konflik |
10,7 |
100% |
0 |
0% |
10,7 |
100% |
6. |
Pengadopsian inovasi |
10,7 |
100% |
0 |
0% |
10,7 |
100% |
Jumlah |
323,4 |
568% |
66,3 |
32% |
389,7 |
600% | |
Sumber: Diolah dari data primer, 2018. |
Tabel 3. menunjukkan bahwa pada penyelenggaraan kegiatan ritual nilai HOK laki-laki sebesar 155,6 HOK sedangkan nilai HOK perempuan pada penyelenggaraan kegiatan ritual sebesar 61,1 HOK. Dikaitkan dengan partisipasi gender, pada penyelenggaraan kegiatan ritual terlihat sudah terjadi kesetaraan gender karena baik laki-laki dan perempuan sama-sama dilibatkan dan sama-sama dianggap penting serta memiliki kemampuan dan pengetahuan masing-masing pada tiap kegiatan-kegiatan ritual. Apabila laki-laki tidak ikut berpartisipasi, maka kegiatan ini tidak akan terlaksana, begitu juga sebaliknya, apabila perempuan tidak ikut berpartisipasi maka kegiatan dan beberapa ritual akan sulit untuk dilaksanakan. Terlihat bahwa sudah terjadi kesetaraan gender dimana kedudukan tiap pihak disini dianggap penting.
Nilai HOK laki-laki pada kegiatan pencarian dan distribusi air irigasi laki-laki sebesar 10,7 HOK sedangkan nilai HOK perempuan sebesar nol. Dikaitkan dengan partisipasi gender, pada kegiatan pencarian dan distribusi air irigasi masih terjadi ketidaksetaraan gender karena perempuan tidak ikut dilibatkan. Ketidakterlibatan ini perlu dikaji kembali karena perempuan sebaiknya perlu dilibatkan atau setidaknya diberikan pengetahuan mengenai kegiatan ini. Nyatanya perempuan di Subak Taman Bali merasa diri mereka perlu untuk memiliki pengetahuan tentang hal ini. Perempuan yang memiliki status janda atau mengandalkan anak merasa kesulitan apabila mereka selalu mengandalkan orang lain untuk membantu kegiatan operasi dan pendistribusian irigasi di areal sawah mereka. Hal ini terjadi karena anak terkadang memiliki kesibukan lain sehingga harus meminta bantuan kepada anggota subak lain untuk dapat membantu sehingga mereka merasa perlu untuk dibekali pengetahuan mengenai air irigasi. Pergeseran tenaga kerja laki-laki ke sektor lain diluar pertanian juga menjadikan perempuan sedikitnya perlu untuk memiliki pengetahuan mengenai operasi dan pendistribusian air irigasi subak sehingga mereka dapat mengambil alih pekerjaan tersebut.
Kegiatan operasi dan pemeliharaan fasilitas jaringan irigasi hanya dilakukan oleh laki-laki dengan HOK sebesar 134,2 HOK sedangkan perempuan hanya dilibatkan pada kegiatan operasi dan pemeliharaan fasilitas lain diluar jaringan irigasi dengan HOK sebesar 5,2 HOK (lihat Tabel 3.). Dikaitkan dengan konsep gender, telah terjadi kesetaraan gender di kegiatan operasi dan pemeliharaan fasilitas pada Subak Taman Bali.
Anggota perempuan tidak merasa dirugikan karena tidak dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan operasi dan pemeliharaan fasilitas yang berkaitan dengan jaringan irigasi. Perempuan sudah diberikan tugas lain yaitu melakukan operasi dan pemeliharaan fasilitas diluar jaringan irigasi.
Kegiatan mobilisasi sumber daya dan penggalian dana hanya dilakukan oleh laki-laki dengan besar nilai HOK adalah 1,5 HOK sedangkan perempuan adalah nol karena tidak ikut dilibatkan (lihat Tabel 3.) Dikaitkan dengan konsep gender, terjadi ketidaksetaraan gender pada kegiatan mobilisasi sumber daya dan penggalian dana pada Subak Taman Bali. Perempuan pada subak ini tidak ikut dilibatkan sedangkan mereka ingin ikut terlibat. Hal ini karena mereka merasa sanggup untuk mengelola keuangan dan memiliki pengetahuan serta kemampuan akan hal pengelolaan keuangan. Alasan lainnya karena kegiatan penggalian dana pada Subak Taman Bali yang dilakukan seperti pemungutan-pemungutan iuran tersebut hanya dilakukan selama dua kali dalam satu musim tanam sehingga mereka merasa mampu untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Nilai HOK laki-laki pada kegiatan penanganan persengketaan atau konflik sebesar 10,7 HOK sedangkan nilai HOK perempuan sebesar nol. Dikaitkan dengan konsep gender, telah terjadi kesetaraan gender pada kegiatan penanganan persengketaan atau konflik pada Subak Taman Bali. Perempuan tidak merasa dirugikan karena tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Umumnya anggota subak perempuan hanya mengikuti apa yang dilakukan atau diarahkan oleh suami selaku kepala rumah tangga dan menyetujui keputusan yang diambil oleh laki-laki.
Besarnya nilai HOK laki-laki pada kegiatan pengadopsian inovasi adalah 10,75 HOK sedangkan perempuan adalah nol karena tidak dilibatkan. Dikaitkan dengan konsep gender, terjadi ketidaksetaraan gender pada kegiatan pengadopsian inovasi di Subak Taman Bali. Anggota perempuan dianggap belum mampu menerima inovasi yang disampaikan pada kegiatan tersebut dan memiliki pengetahuan yang minim di bidang pertanian sehingga akan sulit menerima dan menerapkan inovasi yang diberikan.
Hal ini perlu dikaji kembali karena perempuan pada Subak Taman Bali ingin dilibatkan dalam kegiatan pengadopsian inovasi karena mereka merasa mampu dan perlu mendapat pengetahuan lebih banyak di bidang pengelolaan pertanian, terlebih lagi mereka memiliki waktu untuk hadir dalam kegiatan penyuluhan yang diadakan mengingat kegiatan tersebut tidak menganggu aktivitas lain.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah anggota Subak Taman Bali baik laki-laki maupun perempuan sama-sama berpartisipasi dalam pengelolaan subak. Dikaitkan dengan konsep gender, pada Subak Taman Bali masih menganut paham teori nurture dimana masih terdapat adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan sehingga menghasilkan partisipasi dan tugas yang berbeda. Hal ini mengakibatkan partisipasi perempuan masih minim dan belum memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Dikaitkan dengan enam fungsi subak, perempuan lebih dominan dalam penyelenggaraan kegiatan ritual dengan nilai HOK sebesar 61,1 HOK. Laki-laki lebih dominan pada kegiatan yang memerlukan tenaga yang lebih besar dan pengetahuan yang lebih banyak pada bidang pertanian seperti pencarian dan distribusi air irigasi dengan nilai HOK sebesar 10,7 HOK, operasi dan pemeliharaan fasilitas dengan nilai HOK sebesar 134,2 HOK. mobilisasi sumber daya dan penggalian dana
penggalian dana sebesar 1,5 HOK, penanganan persengketaan atau konflik dengan nilai HOK sebesar 10,7 HOK serta kegiatan pengadopsian inovasi dengan nilai HOK sebesar 10,7 HOK.
Berdasarkan pada kesimpulan yang diperoleh, dapat disarankan hal – hal sebagai berikut.
-
1. Bagi semua anggota Subak Taman Bali agar lebih memahami tentang kesetaraan gender sehingga tidak membedakan laki-laki dan perempuan terutama di bidang kemampuan sehingga setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan pengelolaan Subak Taman Bali.
-
2. Bagi anggota subak perempuan agar diberikan kesempatan untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan subak khususnya pengadopsian inovasi. Anggota perempuan juga perlu dibekali pengetahuan dan ketrampilan lebih banyak tentang kegiatan pengelolaan subak. Mengingat semakin bergesernya tenaga kerja laki-laki ke bidang lain diluar sektor pertanian mengakibatkan perempuan harus bisa mengambil alih pekerjaan laki-laki dalam bidang pertanian.
-
3. Diharapakan anggota perempuan dapat berpartisipasi lebih besar serta berani menyuarakan keinginan mereka untuk ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan serta berani menyuarakan suatu ide dan gagasan yang bermanfaat untuk kemajuan Subak Taman Bali kedepannya.
-
4. Bagi peneliti lain dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi pada penelitian selanjutnya dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkap dan dikembangkan dalam penelitian ini.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penelitian ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan moral maupun material dari berbagai pihak. Penulis memberikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian hingga karya ilmiah ini dapat dipublikasikan di e-jurnal.
Daftar Pustaka
Anonimus, 2007, Buku Panduan: Pengintegrasian Gender dalam Program Pertanian, Irigasi dan Perikanan, Tim Relawan Perempuan untuk Kemanusiaan (RPUK) dan Black & Veatch.
Arjani, Ni Luh. 2006. Ketimpangan Gender di Beberapa Bidang Pembangunan. http://ejournal.unud.ac.id/
BPS Provinsi Bali, 2017. Sakernas Badan Pusat Statistik Provinsi Bali.
Luntungan, Antonius Y. 2012. Analisis Tingkat Pendapatan Usaha Tani Tomat Apel di Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa, Jurnal Ekonomi dan Keuangan Daerah (JEKD) Volume 7 No 3 Oktober 2012.
Muhadjir, Noeng. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Ke-3. Rake Sarasin. Yogyakarta.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administratif. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administratif. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Wati, Endang D. 2017. “Praktik Asuransi Usahatani Padi pada PT. Asuransi Jasa Indonesia dalam Perspektif Masalah (Studi pada Petani Padi di Kecamatan Galur Kabupaten Kulon Progo)” (Skripsi). Yogyakarta:Universitas Islam NegeriSunan Kalijaga.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
117
Discussion and feedback