Efektivitas Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Anggur di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 9, No. 1 Januari 2020
Efektivitas Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Anggur di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt,
Kabupaten Buleleng
GEDE MIKO SATRIA WIBAWA, I DEWA GEDE AGUNG, I KETUT SUAMBA
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232 Email : mikosatriaw@gmail.com, dewagedeagung@unud.ac.id
Abstract
The Effectiveness of The Usage of Production Factors in Grape Farming at Kalianget Village, Seririt District, Buleleng Regency
The existence of grapes in Bali is used as a livelihood for farmers. One of the plantation locations that has a large number of grape vines is Kalianget Village, Seririt District, Buleleng Regency. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the use of grape farming production factors consisting of land, seeds, fertilizers, labor and medicine. This research is a quantitative descriptive study by comparing the use of each production factor in grape farming in Kalianget Village with the determination of the use of grape farming production factors from the Agriculture Service. The research sample was 47 grape farmers of Kalianget Village who were selected by purposive sampling technique. Data collection on the effectiveness of the use of farming production factors was carried out with a structured questionnaire and the data were analyzed by Microsoft Excel computer program. The results of this study indicate that the effectiveness of the use of grape farming production factors in Kalianget Village, namely manure, NPK, zpt and fungicides is classified as effective. While the use of urea, insecticides and labor is classified as ineffective. The use of several factors in grape farming production is oriented to good and correct cultivation techniques and there are some farmers who cannot implement it. This is because farmers do not have enough knowledge, skills and information about good and true wine cultivation. It is expected that farmers in carrying out agricultural activities to be more careful in the use of production factors and for the government are expected to pay attention to horticultural products, especially wine
Keywords: effectiveness, farming, grapes
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang diharuskan memiliki daya saing dalam globalisasi ekonomi khususnya di bidang sektor pertanian. Persaingan yang cukup ketat membuat Indonesia kesulitan dalam mempertahankan dan melanjutkan keberlangsungan produk-produk pertanian, salah satunya produk hortikultura (Fadhillah, 2013). Hortikulkura adalah pembudidayaan aneka tanaman di lahan perkebunan seperti tanaman bunga, buah, dan sayuran. Komoditas hortikultura khususnya pada tanaman buah-buahan, memiliki peluang yang sangat baik bila
dikembangkan secara intensif dan berkala dalam skala agrobisnis maupun agroindustri. Berdasarkan data dari Dirjen Hortikultura (2009), komoditas unggulan daerah yang pengembangannya telah didukung melalui pendanaan APBN mencakup 29 komoditas yang tersebar di 90 kabupaten/kota. Salah satu komoditas tersebut yaitu buah anggur. Beberapa varietas buah anggur yang lebih dikenal dan digunakan masyarakat secara luas adalah anggur merah, anggur hitam, dan anggur hijau. Pengembangan perkebunan anggur di Indonesia cukup prospektif karena kondisi tanah dan iklim dapat mendukung tanaman tumbuh dan berproduksi secara optimal.
Provinsi Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia yang gencar memanfaatkan lahan perkebunan. Lahan pertanian di Bali yaitu sekitar 563.666 hektar atau 0,29 % dari luas wilayah Indonesia yang tersebar di 9 Kabupaten/Kota. Dari angka tersebut, seluas 209,804 hektar atau 37,23% merupakan lahan pertanian bukan sawah termasuk juga lahan perkebunan (Badan Pusat Statistik, 2015). Pemanfaatan lahan perkebunan di Provinsi Bali ditunjukkan dengan adanya sentra perkebunan anggur yang cukup dikenal masyarakat lokal tepatnya terletak di Kabupaten Buleleng. Salah satu lokasi perkebunan yang memiliki jumlah tanaman anggur yang cukup banyak adalah Kecamatan Seririt. Kecamatan Seririt terdiri dari 11 Desa yang keseluruhan Desa tersebut merupakan sentra perkebunan anggur. Luas area perkebunan anggur di Kecamatan Seririt adalah sekitar 321.10 hektar dan jumlah pohon anggur sebanyk 161.852.00 pohon. Jumlah luas perkebunan anggur terbesar di Kecamatan Seririt berada di Desa Kalianget, dengan luas tanamnya 156,10 ha dan jumlah pohon anggur 78.000,00 pohon.
Berdasarkan pemahaman di atas, perlu diadakan penelitian tentang efektivitas penggunaan faktor produksi pada usahatani anggur yang ditinjau dari penggunaan dari setiap faktor produksi usahatani untuk melihat apakah usahatani anggur berjalan secara efektif dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas sektor pertanian khususnya komoditi anggur di lokasi tersebut.
Rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut.
-
1. Bagaimana penggunaan faktor produksi usahatani anggur di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng?
-
2. Bagaimana efektivitas penggunaan faktor produksi usahatani anggur di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng?
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.
-
1. Penggunaan faktor produksi usahatani anggur di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng.
-
2. Efektivitas penggunaan faktor produksi usahatani anggur di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng.
Penelitian ini dilakukan di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali mulai minggu pertama bulan Juli 2018 sampai minggu keempat bulan Oktober 2018 yang pada saat itu sedang masa panen tanaman anggur periode ke
dua di umur tanaman yang memasuki tiga tahun. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan metode purposive (sengaja) dengan dasar pertimbangan yaitu Desa Kalianget merupakan sentra perkebunan anggur terluas di Kecamatan Seririt, berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng dan belum adanya penelitian terkait dilokasi ini sehingga perlu dikaji mengingat Kabupaten Buleleng merupakan satu-satunya sentra perkebunan anggur di Bali.
Sumber data terdiri atas data primer dan data sekunder, sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data primer meliputi hasil wawancara menggunakan kuesioner dengan responden. Data sekunder meliputi profil Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng. Data kuantitatif yaitu data yang disajikan dapat diukur atau dihitung secara langsung, berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau angka (Sugiyono, 2011). Data kuantitatif meliputi data penggunaan faktor produksi usahatani anggur, jumlah anggota kelompok tani anggur dan lain sebagainya. Data kualitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk verbal dan bukan dalam bentuk angka (Afifuddin dan Beni Ahmad, 2009). Data kualitatif yang digunakan peneliti berupa, gambaran umum lokasi penelitian, kendala umum penelitian, dan data-data penjelasan lainya.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, observasi, dan survey usahatani. Studi literatur, yaitu mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan objek penelitian melalui jurnal, internet dan buku yang sesuai dengan bahasan penelitian. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti dengan melakukan kunjungan ke lokasi penelitian (Bungin, 2007). Survey usahatani, yaitu metode pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada narasumber dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner.
Populasi adalah jumlah dari anggota (sampel) secara keseluruhan, sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dijelaskan dalam buku Metode Penelitian oleh (Sugiyono 2011). Populasi yang digunakan di penelitian ini adalah petani anggur yang terdapat di Desa Banjar Kecamatan banjar yang berjumlah 88 orang di tahun 2018, dengan masing-masing orang memiliki luas garapan tanaman anggur yang berbeda-beda. Berdasarkan perhitungan dari rumus slovin, jumlah sampel yang akan digunakan adalah 47 orang. 47 orang ini akan di ambil menggunakan teknik random sampling.
Variabel adalah obyek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto dan Suharsimi, 2006). Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah penggunaan faktor produksi usahatani anggur yang mencakup penggunaan lahan, penggunaan pupuk, penggunaan pestisida, dan penggunaan tenaga kerja.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, dimana efektivitas penggunaan faktor produksi usahatani anggur dapat dilihat dari
perbandingan jumlah penggunaan faktor produksi antara realita yang terjadi di lokasi penelitian (R) dengan target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng (T). Untuk mengukur persentase efektivitas penggunaan faktor produksi usahatani anggur maka digunakan pengukuran efektivitas dengan kriteria keefektifan yang dimuat oleh Depdagri dan Permendagri. Rumus perhitungan yang digunakan yaitu :
Etektivitas = - x IUO %…………………….……(1)
Dimana:
R = Realita
T = Target
Efektivitas penggunaan faktor produksi usahatani anggur dapat dilihat dari perbandingan variabel jumlah antara realita yang terjadi di lapangan dengan target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng. Penyajian efektivitas penggunaan faktor produksi dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.
Penyajian Efektivitas Penggunaan Faktor Produksi per Hektar
No |
Uraian |
Realita |
Anjuran |
Persentase (%) |
Keterangan |
1 |
Pupuk kandang (kg) Pupuk urea (kg) |
12.500 |
17.500 |
71,42 |
Efektif |
2 |
172 |
750 |
22,93 |
Tidak efektif | |
3 |
Pupuk npk (kg) |
683 |
1000 |
68,30 |
Efektif |
4 |
ZPT (lt) |
3,5 |
5 |
70 |
Efektif |
5 |
Insektisida (lt) |
8,7 |
7 |
124,28 |
Tidak efektif * |
6 |
Fungisida (lt) |
14 |
18 |
77,77 |
Efektif |
7 |
Tenaga kerja (HOK) |
39 |
25 |
156 |
Tidak efektif * |
8 |
Produksi Anggur (kg) |
11.178 |
16.000 |
69,86 |
Efektif |
Sumber : Data primer diolah
Keterangan : *Penggunaan faktor produksi yang melebihi anjuran dari Dinas Pertanian
Penggunaan pupuk kandang dalam usahatani anggur di Desa Kalianget tergolong efektif dari segi jumlah penggunaannya. Efektivitas penggunaan pupuk kandang untuk keseluruhan petani responden adalah sebesar 71,42 %. Menurut Depdagri (2011), penggunaan pupuk kandang dikatakan efektif apabila persentasenya berada pada 61 % - 80 %.
Penggunaan pupuk kandang oleh petani anggur di Desa Kalianget adalah sebanyak 12.500 kg per ha, sedangkan berdasarkan anjuran pemerintah yakni sekitar 17.500 kg per ha yang merupakan standar operasional prosedur anggur. Ini
menunjukkan bahwa aplikasi penggunaan pupuk kandang pada usahatani di Desa Kalianget sudah berorientasi pada teknik budidaya anggur yang baik dan benar.
Penggunaan pupuk urea dalam usahatani anggur di Desa Kalianget tergolong tidak efektif. Diketahui bahwa efektivitas penggunaan pupuk urea adalah sebesar 22,93 % sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaanya tidak efektif karena persentasenya berada diantara 20 % - 40 % (Depdagri, 2011).
Tabel 2.
Pencapaian Responden Mengenai Efektivitas Penggunaan Pupuk Urea
Kelas |
Kriteria Keefektifan |
Jumlah responden |
Persentase (%) |
1 |
Sangat tidak efektif |
14 |
29,79 |
2 |
Tidak efektif |
33 |
70,21 |
3 |
Cukup efektif |
0 |
0 |
4 |
Efektif |
0 |
0 |
5 |
Sangat efektif |
0 |
0 |
Sumber : Data primer diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 70,21 % atau 33 responden berada pada kategori tidak efektif, dan 29,79 % atau 14 responden berada pada kategori sangat tidak efektif untuk penggunaan pupuk urea. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan petani anggur di Desa Kalianget akan penggunaan pupuk urea ini.
Anjuran penggunaan pupuk urea berdasarkan standar operasional prosedur anggur dari Dinas Pertanian adalah sebanyak 750 kg per ha, sedangkan penggunaan pupuk urea oleh petani di Desa Kalianget adalah sebanyak 172 kg per ha. Ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk urea pada usahatani anggur di Desa Kalianget belum sepenuhnya berorientasi pada teknik budidaya anggur yang baik dan benar.
Penggunaan pupuk NPK dalam usahatani anggur di Desa Kalianget tergolong efektif. Diketahui bahwa efektivitas penggunaan pupuk NPK adalah sebesar 68,3 % sehingga menurut Depdagri (2011) dikatakan efektif karena persentasenya berada pada 60 % - 80 %. Anjuran penggunaan pupuk NPK dari pemerintah berdasarkan standar operasional prosedur anggur dari Dinas Pertanian adalah sebanyak 1000 kg per ha, sedangkan rata-rata penggunaan pupuk NPK oleh petani anggur di Desa Kalianget adalah sebanyak 683 kg per ha.
Tabel 3.
Pencapaian Responden Mengenai Efektivitas Penggunaan Pupuk NPK
Kelas |
Kategori Keefektifan |
Jumlah responden |
Persentase (%) |
1 |
Sangat tidak efektif |
0 |
0 |
2 |
Tidak efektif |
0 |
0 |
3 |
Cukup efektif |
8 |
17,02 |
4 |
Efektif |
34 |
72,35 |
5 |
Sangat efektif |
5 |
10,63 |
Sumber : Data primer diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang capaian penggunaan pupuk NPKnya sangat efektif berjumlah 5 responden atau 10,63 %. Sementara capaian penggunaan pupuk NPK kategori efektif paling banyak yaitu 34 responden atau 72,35 % dan capaian efektivitas kategori cukup efektif adalah 8 responden atau 17,02 %. Ini menunjukkan bahwa penggunaan pupuk NPK pada usahatani anggur di Desa Kalianget sudah berorientasi pada teknik budidaya anggur yang baik dan benar.
Penggunaan ZPT dalam usahatani anggur di Desa Kalianget tergolong efektif. Ini ditunjukkan bahwa efektivitas penggunaan ZPT adalah 71 % sehingga dikatakan efektif karena persentasenya berada pada 60 % - 80 % (Depdagri, 2011). Rata-rata penggunaan ZPT oleh petani anggur di Desa Kalianget adalah sebanyak 3,5 liter per ha, sedangkan target penggunaan ZPT dari Dinas Pertanian adalah sebanyak 5 liter per ha
Tabel 4.
Pencapaian Responden Mengenai Efektivitas Penggunaan ZPT
Kelas |
Kategori Keefektifan |
Jumlah responden |
Persentase (%) |
1 |
Sangat tidak efektif |
0 |
0 |
2 |
Tidak efektif |
0 |
0 |
3 |
Cukup efektif |
16 |
34,04 |
4 |
Efektif |
18 |
38,30 |
5 |
Sangat efektif |
11 |
23,40 |
Sumber : Data primer diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden terbanyak berada pada capaian efektif yaitu berjumlah 18 responden atau 38,30 %. Sementara untuk capaian cukup efektif berjumlah 16 responden atau 34,04 %, capaian efektivitas kategori sangat efektif berjumlah 11 responden atau 23,40 % dan 2 responden atau 4,26 % masuk dalam kategori tidak efektif karena penggunaan ZPT melebihi dari yang di anjurkan Dinas Pertanian. Sehingga, penggunaan ZPT pada usahatani anggur di Desa Kalianget sudah berorientasi pada cara budidaya anggur yang baik dan benar, yang sudah mendekati dengan anjuran yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian.
Penggunaan insektisida dalam usahatani anggur di Desa Kalianget tergolong tidak efektif. Rata-rata penggunaan insektisida oleh petani anggur di Desa kalianget adalah 8,7 liter per ha, sementara anjuran penggunaan dari Dinas Pertanian berdasarkan standar operasional produksi anggur adalah 7 liter per ha.
Tabel 5.
Pencapaian Responden Mengenai Efektivitas Penggunaan Insektisida
Kelas |
Kategori Keefektifan |
Jumlah responden |
Persentase (%) |
1 |
Sangat tidak efektif |
0 |
0 |
2 |
Tidak efektif |
0 |
0 |
3 |
Cukup efektif |
0 |
0 |
4 |
Efektif |
1 |
2,12 |
5 |
Sangat efektif |
4 |
8,51 |
Sumber : Data primer diolah
Keterangan : 42 responden dikategorikan tidak efektif karena penggunaan insektisida melebihi dari yang di anjurkan oleh Dinas Pertanian.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa efektivitas penggunaan insektisida kategori sangat efektif berjumlah 4 responden atau 8,51 % dan capaian kategori efektif berjumlah 1 responden saja atau 2,12 %. Sementara responden terbanyak berada pada kategori tidak efektif yaitu 42 responden atau 89,37 %. Banyaknya penggunaan insektisida oleh petani sehingga dikategorikan menjadi tidak efektif karena melebihi dari anjuran yang ditetapkan oleh Dinas Pertanian.
Penggunaan fungisida dalam usahatani anggur di Desa Kalianget tergolong efektif. Ini ditunjukkan bahwa efektivitas penggunaan insektisida adalah 77,77 % sehingga dikatakan efektif karena persentasenya berada pada 60 – 80 % (Depdagri, 2011). Rata-rata penggunaan fungisida oleh petani anggur di Desa Kalianget adalah 14 kg per ha, sementara anjuran penggunaan dari Dinas Pertanian berdasarkan standar operasional produksi anggur adalah 18 kg per ha.
Tabel 6.
Pencapaian Responden Mengenai Efektivitas Penggunaan Fungisida
Kelas |
Kategori Keefektifan |
Jumlah responden |
Persentase (%) |
1 |
Sangat tidak efektif |
0 |
0 |
2 |
Tidak efektif |
0 |
0 |
3 |
Cukup efektif |
0 |
0 |
4 |
Efektif |
24 |
51,07 |
5 |
Sangat efektif |
19 |
40,42 |
Sumber : Data primer diolah
Keterangan : 4 responden dikategorikan tidak efektif karena penggunaan fungisida melebihi dari yang di anjurkan oleh Dinas Pertanian.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden terbanyak berada pada kategori efektif yang berjumlah 24 responden atau 51,07 %. Sedangkan capaian efektivitas penggunaan fungisida kategori sangat efektif berjumlah 19 responden atau 40,42 % dan 4 responden atau 8,51 % dikategorikan tidak efektif sehingga dapat dikatakan penggunaan fungisida pada usahatani anggur di Desa Kalianget sudah berorientasi pada cara budidaya anggur yang baik dan benar.
Pencurahaan tenaga kerja dalam usahatani anggur di Desa Kalianget tergolong tidak efektif. Rata-rata pencurahan tenaga kerja sebanyak 39 HOK per ha per sekali
musim panen dirasa sangat efektif, sedangkan anjuran dari Dinas Pertanian berkisar 25 HOK per ha per musim panen.
Tabel 7.
Pencapaian Responden Mengenai Efektivitas Penggunaan Tenaga Kerja
Kelas |
Kategori Keefektifan |
Jumlah responden |
Persentase (%) |
1 |
Sangat tidak efektif |
0 |
0 |
2 |
Tidak efektif |
0 |
0 |
3 |
Cukup efektif |
0 |
0 |
4 |
Efektif |
0 |
0 |
5 |
Sangat efektif |
1 |
2,13 |
Sumber : Data primer diolah
Keterangan : 46 responden dikategorikan tidak efektif karena penggunaan tenaga kerja melebihi dari yang di anjurkan oleh Dinas Pertanian.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hanya 2,13% responden berada pada capaian kategori sangat efektif dan 0% sisanya berada pada capaian tidak efektif. Banyaknya penggunaan tenaga kerja oleh petani anggur di Desa Kalianget menjadikannya dikategorikan tidak efektif karena melebihi dari anjuran yang ditetapkan oleh Dinas Pertanian.
Hasil produksi dari usahatani anggur di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng tergolong efektif. Hal ini dapat dilihat bahwa efektivitas produksi anggur di Desa Kalianget sebesar 69,86 % dimana nilai tersebut berada pada rentang kategori efektif 60 % - 80 % (Depdagri, 2011).
Tabel 8.
Pencapaian Responden Mengenai Efektivitas Produksi Anggur
Kelas |
Kategori Keefektifan |
Jumlah responden |
Persentase (%) |
1 |
Sangat tidak efektif |
0 |
0 |
2 |
Tidak efektif |
0 |
0 |
3 |
Cukup efektif |
8 |
17,02 |
4 |
Efektif |
31 |
65,96 |
5 |
Sangat efektif |
8 |
17,02 |
Sumber : Data primer diolah
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 31 responden atau 65,96 % berada pada capaian efektif dan bahkan ada yang berada pada capaian sangat efektif yaitu 17,02% dan sisanya 17,02% tergolong cukup efektif. Jika dilihat dari hasil produksi, dimana hasil panen anggur per hektar yaitu 11.178 kg, sedangkan acuan dari Dinas Pertanian yaitu 16.000 kg per ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani sudah mengoptimalkan teknik budidaya yang baik dan benar.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektivitas penggunaan faktor produksi usahatni anggur di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut.
-
1. Seluruh penggunaan faktor produksi usahatani anggur di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng sudah sepenuhnya berorientasi pada teknik budidaya yang baik dan benar. Namun, terdapat beberapa petani masih memiliki pengetahuan yang kurang, ketrampilan serta informasi terkait teknik budidaya anggur yang baik dan benar yang berakibat pada penggunaan insektisida dan tenaga kerja melebihi dari anjuran yang di rekomendasikan Dinas Pertanian.
-
2. Efektivitas penggunaan faktor produksi seperti pupuk kandang, pupuk urea, NPK, ZPT, insektisida, fungisida dan tenaga kerja pada usahatani anggur di Desa Kalianget, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng tergolong efektif.
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan, maka dapat disarankan sebagai berikut.
-
1. Petani dalam melakukan kegiatan usahatani anggur harus lebih teliti dalam penggunaan faktor produksi agar orientasi petani dalam mencapai penggunaan faktor produksi yang efektif atau hasil produksi yang maksimal dapat tercapai.
-
2. Pemerintah diharapkan untuk memperhatikan produk holtikultura dalam hal ini buah anggur dengan memberikan perlindungan mencakup perencanaan, arahan kawasan, usaha dan produk, informasi, penelitian dan pengembangan, perberdayaan, pembiayaan, pengawasan dan peran serta masyarakat sejalan dengan Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
-
5. Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada penggiat usahatani anggur di lingkungan Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng, dosen pembimbing serta semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian hingga karya ilmiah ini dapat dipublikasikan secara e-jurnal.
Daftar Pustaka
Afifuddin dan Beni Ahmad. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Rake Sarasian.
Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi, 2006. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali. 2015. Bali dalam Angka.
Bungin, 2007. Metode Pengumpulan Data, Observasi. Putra Grafika. Jakarta.
Depdagri, Permendagri. 2011. Skala dan Klasifikasi Pengukuran Efektivitas Kinerja Instasi Pemerintah.
Fadhillah, R., 2013. Proteksi Indonesia di Sektor Hortikultura dalam Liberalisasi Perdagangan Wto Tahun 2011 – 2013, 3(1), pp.1–16.
Hortikultura, D.J., 2011. Statistik Holtikultura Tahun 2009 (Angka Tetap). Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian. Jakarta
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2011. Populasi dan Sampel Penelitian. Alfabeta. Bandung.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
98
Discussion and feedback