Pengaruh Kepuasan Petani Ulat Sutera terhadap Loyalitas sebagai Plasma pada Pola Kemitraan Agrowisata Sutera Sari Segara
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN : 2685-3809 Vol. 9, No. 1, Januari 2020
Pengaruh Kepuasan Petani Ulat Sutera
terhadap Loyalitas sebagai Plasma pada Pola Kemitraan Agrowisata Sutera Sari Segara
LUH TRIASTITI MANIK ADHITA, I KETUT SUAMBA, NI WAYAN PUTU ARTINI
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan P.B. Sudirman-Denpasar, 80232, Bali
Email: triastitimanik@gmail.com suamba_unud@yahoo.co.id
Abstract
The Effect of Silkworm Farmer Satisfaction on Loyalty as Plasma on the Silk Agro Tourism Pattern of Sutera Sari Segara
Agro Tourism Sutera Sari Segara is an agrotourism that presents natural silk activities, ranging from mulberry tree cultivation to weaving silk thread into silk. Mistakes that generally occur in partnership companies are the creation of partnership agreements by one party, late delivery of production facilities, and late payments. The purpose of this study was to determine the partnership pattern between Sutera Sari Segara Silk Agrotourism and partner farmers and analyze the effect of silkworm farmer satisfaction on loyalty as plasma. Respondents in this study were 40 partner farmers who were obtained based on non-probability sampling with judgmental sampling. The model is designed based on the Structural Equation Modeling (SEM) approach based on SmartPLS version 3.0. The results showed that the partnership pattern between Sutera Sari Segara Silk Agro Tourism and partner farmers was a plasma core pattern. The three service variables have a positive and significant effect on farmer satisfaction. The service variables of cultivation techniques have the greatest influence on farmer satisfaction. The variable farmer satisfaction with loyalty has a positive and significant value. Based on the results of this study, it is expected that Sutera Sari Segara Silk Agro Tourism in making partnership agreements can involve partner farmers. The quality of service provided by the Sari Segara Agrotourism is good. However, it needs to be improved to maintain and improve farmer satisfaction, so that farmers become loyal.
Keywords: silkworm, partnership, satisfaction, loyalty.
-
1. Pendahuluan
Latar Belakang
Potensi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia dengan kondisi lahan yang subur menjadikan Indonesia sebagai negara dengan beranekaragam flora dan fauna. Indonesia merupakan negara agraris, yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencarian sebagai petani. Sub sektor kehutanan merupakan bagian integral dari sektor pertanian. Pesuteraan alam adalah salah satu kegiatan dalam sub sektor kehutanan. Pesuteraan alam terdapat rangkaian kegiatan yaitu perkebunan murbei, budidaya ulat sutera, dan pengolahan benang
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN : 2685-3809 Vol. 9, No. 1, Januari 2020 sutera. Pesuteraan alam menghasilkan komoditas hutan bukan kayu yaitu kokon, benang sutera dan kain sutera.
Pesuteraan alam di Bali tergolong baru dan belum banyak dilaksanakan. Produksi kokon di Bali dari tahun 2010-2014 berfluktuatif. Pada tahun 2010 produksi kokon sebesar 115 kg dan produksi rawslik sebesar 14 kg. Produksi kokon pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 643 kg dan produksi rawslik sebesar 79 kg. Pada tahun 2012 produksi kokon mengalami penurunan yaitu sebesar 595 kg dan produksi rawslik sebesar 74 kg. Tahun 2013 produksi kokon mengalami penurunan sebesar 296 kg dan produksi rawslik sebesar 34 kg. pada tahun 2014 produksi kokon mengalami penurunan kembali yaitu sebesar 147 kg dan produksi rawslik sebesar 16 kg (Kementerian Kehutanan, 2015).
Perbaikan kualitas kokon dan peningkatan jumlah produksi kokon dapat dilaksanakan melalui program kemitraan. Kemitraan merupakan salah satu upaya kebijakan pembangunan pertanian untuk meningkatkan taraf hidup petani. Agrowisata Sutera Sari Segara merupakan satu-satunya agrowisata di Bali yang menyajikan kegiatan pesuteraan alam. Pemenuhan kebutuhan kokon pada Agrowisata Sutera Sari Segara, maka Agrowisata Sutera Sari Segara melakukan kemitraan dengan beberapa kelompok tani sutera di Bali yaitu pada daerah Badung, Tabanan, Jembrana, dan Karangasem.
Pola kemitraan yang terjadi seringkali merupakan perjanjian baku, petani tidak memiliki kebebasan untuk merundingkan isi dari perjanjian antara perusahaan inti dengan petani. Pergantian petani mitra juga terjadi beberapa kali pada Agrowisata Sutera Sari Segara. Petani ulat sutera yang selesai menjalin mitra dengan Agrowisata Sutera Sari Segara dengan beralih menjadi petani pada komoditas yang berbeda atau beralih profesi diluar pertanian, yang dianggap memiliki pendapatan lebih tinggi. Kegiatan budidaya ulat sutera yang membutuhkan keuletan, karena ulat sutera merupakan hewan yang sensitif, sehingga membutuhkan penanganan yang ekstra. Kepuasan petani plasma menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan dalam proses pengembangan usaha kemitraan. Petani mitra yang merasa puas, cenderung akan mempertahankan kerjasama dengan perusahaan inti, sedangkan mitra yang kurang atau tidak puas akan berhenti melaksanakan kemitraan. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui Pengaruh Kepuasan Petani Ulat Sutera terhadap Loyalitas sebagai Plasma pada Pola Kemitraan antara Agrowisata Sutera Sari Segara.
Rumusan Masalah
-
1. Bagaimana pola kemitraan yang terjalin antara Agrowisata Sutera Sari Segara dengan petani ulat sutera?
-
2. Bagaimana pengaruh kepuasan petani ulat sutera terhadap loyalitas sebagai plasma pada pola kemitraan Agrowisata Sutera Sari Segara?
Tujuan Penelitian
-
1. Menganalisis pola kemitraan yang terjalin antara Agrowisata Sutera Sari Segara dengan petani ulat sutera.
-
2. Menganalisis pengaruh kepuasan petani ulat sutera terhadap loyalitas sebagi plasma pada pola kemitraan Agrowisata Sutera Sari Segara.
-
2. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Agrowisata Sutera Sari Segara yang berlokasi di Br. Lateng, Sibang Kaja, Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali dengan responden petani ulat sutera yang bermitra dengan Agrowisata Sutera Sari Segara. Lokasi responden petani ulat sutera yang bermitra dengan Agrowisata Sutera Sari Segara yaitu di Br. Lateng, Sibang
Kaja-Badung, Sidemen-Karangasem, dan Melaya-Jembrana. Waktu penelitian dimulai pada bulan Januari sampai bulan Maret 2019. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive).
Jenis dan Sumber Data
Menurut Supranto (2008), jenis data ada dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif digunakan dalam penelitian ini adalah gambaran umum pola kemitraan dan profil Agrowisata Sutera Sari Segara. Data kuntitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pengaruh kepuasan petani ulat sutera terhadap loyalitas sebagai plasma dengan menggunakan skala likert, jumlah produksi kokon di Bali, jumlah kokon lain sebagainya.
Menurut Supranto (2008), terdapat dua sumber data yaitu data primer dan data skunder. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini dengan teknik wawancara langsung kepada pihak Agrowisata Sutera Sari Segara untuk mengetahui pola kemitraan. Wawanca juga dilakukan kepada petani sutera dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Balai Pesuteraan Alam dan data lain yang mendukung penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
-
1. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan kemitraan antar petani ulat sutera dengan Agrowisata Sutera Sari Segara.
-
2. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini menganai pola kemitraan antara Agrowisata Sutera Sari Segara dengan petani ulat sutera.
-
3. Kuisioner yang diberikan berupa pertanyaan tertutup mengenai kepuasan petani ulat sutera terhadap loyalitas sebagai petani.
-
4. Studi pustaka yang dilakukan dalam penelitian ini beruapa jurnal, buku maupun catatan yang berhubungan dengan penelitian yang dilaksanakan.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah petani ulat sutera yang bermitra dengan Agrowisata Sutera Sari Segara yaitu petani sutera di Desa Sibangkaja, Desa Sidemen, Desa Melaya dan Desa Marga. Penelitian ini menggunakan informan kunci untuk mengetahui infrormasi dan mekanisme kemitraan Agrowisata Sutera Sari Segara dengan petani ulat sutera. Informan kunci yang digunakan dalam penelitian ini adalah Manajer Operasional Agrowisata Sutera Sari Segara.
Pengambilan sampel petani ulat sutera dalam penelitian ini dilakukan secara nonprobability sampling dengan judgmental sampling (Oei, 2005). Jumlah petani yang dijadikan sampel adalah sebanyak 40 orang. Pemilihan jumlah petani ulat sutera tersebut, berdasarkan pertimbangan petani ulat sutera yang sudah menjalin kerjasama dalam waktu yang cukup lama, sudah memiliki pengalaman yang cukup, sehingga mampu memberikan respon terhadap daftar pertanyaan yang diajukan.
Variabel Penelitian dan Metode Analisis Data
Variabel yang digunakan dalam pola kemitraan antara Agrowisata Sutera Sari Segara dengan petani ulat sutera di Bali meliputi: aspek pelaksanaan kerja kemitraan antara petani dengan agrowisata, hak dan kewajiban petani maupun agrowisata, serta kendala-kendala yang dihadapi dalam berusaha ulat sutera. Variabel-variabel yang digunakan untuk menilai pengaruh kepuasan petani ulat sutera terhadap loyalitas sebagai plasma pada pola kemitraan, terdiri dari variabel indipenden (peubah bebas) dan variabel dependen (peubah tidak bebas). Loyalitas petani plasma ditetapkan sebagai variabel
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN : 2685-3809 Vol. 9, No. 1, Januari 2020 dependen (Y), sedangkan kepuasan petani ulat sutera ditetapkan sebagai variabel independen (X) diukur dengan tiga variabel yaitu pelayanan sarana produksi, pelayanan teknis budidaya dan pelayanan pascapanen.
Model dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis SEM berbasis PLS (Partial Least Square). Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah program SmartPLS 3.0. Evaluasi data SEM berbasis Smart-PLS menggunakan dua evaluasi model yaitu evaluasi model pengukuran dan evaluasi model struktural.
-
3. Hasil dan Pembahasan
Karakteristik Responden
Respoden petani mitra dalam penelitian ini terdiri dari 40 orang, dimana 38 orang laki-laki dan dua orang perempuan. Karakteristik responden petani mitra berdasarkan umur berkisar anatar 30 tahun sampai 75 tahun. Responden petani mitra sebagian besar berkisar antara usia 44 tahun sampai 50 tahun. Responden berada pada usia dewasa yang merupakan usia produktif, Karakteristik responden petani mitra berdasarkan tingkat pendidikan beradapada tingkat pendidikan SD sampai S1. Rata-rata tingkat pendidikan responden petani mitra yaitu 10,3 tahun setara dengan SMA. Petani mitra responden memiliki tingkat pendidikan yang cukup. Hal ini ditunjukkan dengan mampu menerima teknologi baru dalam melakukan budidaya. Sumber informasi mengenai kemitraan dengan Agrowisata Sutera Sari Segara sebagain besar didapatkan memlalui teman sesama petani.
Pola Kemitraan
Agrowisata Sutera Sari Segara merupakan agrowisata pesuteraan alam yang melakukan kemitraan dengan beberapa petani ulat sutera di Bali dalam pemenuhan kebutuhan kokonnya. Agrowisata Sutera Sari Segara menjalankan usaha kemitraan dengan pola inti plasma. Agrowisata Sutera Sari Segara bertindak sebagain inti, sedangkan petani mitra bertindak sebagai plasma. Kewajiban dan hak antara Agrowisata Sutera Sari Segara dengan petani mitra, sanksi-sanksi yang berlaku diatur dalam Mou. MoU tersebut dibuat oleh pihak Agrowisata Sutera Sari Segara tanpa ada pertimbangan dari petani mitra. Petani mitra hanya mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
Agrowisata Sutera Sari Segara telah mempersiapkan sistem dan prosedur yang harus dipenuhi oleh petani-petani ulat sutera yang ingin menjalin kemitraan. Petani yang ingin bergabung menjadi mitra harus memiliki kelompok, setelah mendapatkan persetujuan dari semua anggota kelompok maka perwakilan kelompok dapat datang langsung ke Agrowisata Sutera Sari Segara. Proses seleksi dilakukan dengan beberapa pertimbangan diantaranya lokasi lahan untuk budidaya pohon murbei dan lokasi untuk membudidayakan ulat sutera, lingkungan lahan, jenis tanah yang digunakan untuk budidaya pohon murbei, akses jalan menuju lokasi lahan, ketersediaan sumber air, adanya penerangan, suhu lokasi, ketinggian lokasi dan kelembapan lokasi. Apabila memenuhi syarat tersebut, maka kelompok tani akan diterima menjadi petani mitra dari Agrowisata Sutera Sari Segara.
-
1. Hak dan kewajiban Agrowisata Sutera Sari Segara
Hak dari Agrowisata Sutera Sari Segara sebagai pihak inti meliputi berhak menerima kokon hasil panen petani mitra. Pihak inti juga berhak memberikan petunjuk, saran, pengarahan dalam melaksanankan budidaya ulat sutera dan pohon murbei. Pihak inti berhak menentukan sarana dan prasaran produksi yang diterima oleh petani plasma. Menentukan harga saprodi dan hasil panen kokon. Selain itu, pihak inti juga berhak menentukan jadwal pengiriman telur ulat sutera dan kokon.
Kewajiban pihak inti adalah memberikan sarana produksi sesuai dengan perjanjian. Perusahaan inti berkewajiban mengontrol keadaan petani plasma dan membantu memberikan solusi apabila petani mengalami masalah dalam melakukan budidaya ulat
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN : 2685-3809 Vol. 9, No. 1, Januari 2020 sutera dan pohon murbei. Perusahaan inti juga berkewajiban memberikan bimbingan teknis kepada para petani plasma.
-
2. Hak dan Kewajiban Petani Plasma
Hak dari petani plasma adalah menerima bantuan modal saprodi berupa bibit pohon murbei dan telur ulat sutera. Petani plasma juga mendapat bimbingan manajemen budidaya pohon murbei dan budidaya ulat sutera. Petani plasma juga berhak mendapatkan harga jual kokon sesuai kualitas yang dihasilkan.
Kewajiban petani plasma adalah memiliki lahan untuk menanam pohon murbei, baik itu lahan milik pribadi maupun lahan milik pemerintahan yang diperbolehkan untuk digunakan. Petani plasma juga bertanggung jawab dalam mengelola usaha ulat sutera dengan baik. Kokon yang dihasilkan oleh petani plasma wajib di jual kepada pihak inti, sehingga keuntungan yang diperoleh petani adalah berdasarkan perhitungan selisih antara penjualan kokon dengan pengeluaran saprodi dari perusahaan inti. Petani plasma juga wajib mempersiapkan biaya operasional diluar saprodi yang disediakan pihak inti. Biaya tersebut antara lain digunakan untuk listrik, pupuk untuk pohon murbei, obat untuk ulat sutera dan biaya lainnya. Petani plasma tidak diperbolehkan menggunakan saprodi lain selain dari yang ditentukan pihak inti.
Model dalam penelitian dimodelkan melalui model persamaan struktural (SEM) untuk memperoleh model terbaik. Pada model tersebut, melibatkan lima variabel laten yaitu pelayanan sarana produksi direfleksikan oleh empat indikator, pelayanan teknik budidaya direfleksikan oleh tujuh indikator, pelayanan pascapanen direfleksikan oleh dua indikator, kepuasan petani direfleksikan empat indikator dan loyalitas direfleksikan oleh tujuh indikator. Berdasarkan kerangka model dan hipotesis dalam penelitian ini, maka model persamaan struktural dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1
Model Persamaan Struktural berbasis Smart PLS 3.0.
Model pengukuran
Terdapat dua evaluasi model pengukuran dalam indikator reflektif yaitu vaiditas konvergen dan vaiditas diskriminan. Validitas konvergen dapat dievaluasi dalam tiga tahap, yaitu indikator validitas, reliabilitas konstrak, dan nilai average variance extracted (AVE). Evaluasi validitas konvergen dimulai dengan melihat item reliability (indikator
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN : 2685-3809 Vol. 9, No. 1, Januari 2020 validitas) yang ditunjukkan oleh nilai loading factor. Ghozali,2014 menyebutkan bahwa nilai loadingfactor dinilai mencukupi apabila pembenaran suatu indikator ke variabel latennya minimal 0,7. Berdasarkan hasil anlisi semua nilai loadingfactor untuk setiap indikator lebih besar dari 0,7, sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
Uji realiabilitas konstruk dengan melihat nilai Composite Reliability atau Cronbach’s Alpha. Kriteria konstruk dikatakan reliabel adalah nilai Composite Reliability atau Cronbach’s Alpha minimal 0,7 (George and Mallery,2003 dalam Santoso,2018). Berdasarkan hasil analisis Nilai Cronbach’s Alpha dan nilai Composite Reliability pada semua variabel lebih dari 0,7. Variabel memiliki nilai konvergen vaiditas yang baik, apabila nilai AVE lebih besar dari 0,5. Berdasarkan hasil analisis nilai AVE semua variabel diatas 0,5, sehingga variabel mampu menjelaskan lebih dari setengah varian yang berasal dari indikator-indikatornya.
Evaluasi validitas diskriminan dilakukan dalam dua tahap yaitu dengan melihat nilai cross loading dan membandingkan akar nilai AVE sebuah variabel dengan korelasi variabel tersebut dengan variabel lainnya. Kriteria dalam cross loading adalah bahwa setiap indikator yang mengukur variabelnya haruslah berkorelasi lebih tinggi dengan variabelnya dibandingkan dengan variabel lainnya. Berdasarkan hasil analisis, nilai cross loading setiap indikator memiliki nilai korelasi lebih tinggi dibandingkan dengan variabel lainnya. Nilai akar AVE setiap variabel lebih besar dari korelasi antar variabel dengan variabel lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel laten memiliki validitas yang baik.
Uji R square (R2)
Model persamaan struktural dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan R2 untuk variabel dependen, sedangkan nilai koefisien jalur atau path coefficients untuk uji signifikan antarvariabel dalam model struktural. Nilai R2 variabel Kepuasan petani sebesar 0,915. Artinya sebanyak 91,5% variabel kepuasan petani dapat dijelaskan oleh pelyanan sarana produksi, pelayanan teknik budidaya dan pelayanan pascapenen dan sisanya sebesar 8,5% dijeaskan oleh variabel lain di luar model penelitian. Nilai R2 variabel Loyalitas sebesar 0,776, artinya variabel loyalitas sebesar 77,6% dapat dijelaskan oleh kepuasan petani dan sisanya 23,4% dijelaskan oleh variabel diluar model penelitian. Nilai R2 pada variabel kepuasan petani dan loyalitas memiliki kekuatan prediksi kuat karena nilai R2 berada diatas 0,75 (Henseller et.al., 2009 dalam Santoso, 2018).
Uji Godness of Fit (GoF)
Kelayakan suatu model persamaan struktural secara utuh dilakukan dengan menghitung nilai Goodness of Fit (GoF) menggunakan rumus sebagai berikut (Tenenhaus et.al,2005 dalam Suryawardani,2018):
GoF= √ = √ ......................................(1)
Menggunakan rumus tersebut, maka GoF dari model dihitung sebesar 0,809. Nilai GoF pada model ini berada diatas ambang yaitu 0,50.
Model persamaan struktural dinyatakan telah memenuhi kriteria jika nilai SRMR < 0,10 model dinyatakan fit dan model dinyatakan tidak layak jika nilai SRMR > 0,15. Hasil uji Goodness of Fit pada model persamaan struktural, menunjukkan bahwa nilai SRMR model sebesar 0,069. Oleh karena itu nilai SRMR model di bawah 0,10 maka model ini dinyatakan fit, sehingga layak digunakan unutuk menguji hipotesis penelitian. Nilai ChinSquare pada model sebesar 489,021, nilai tersebut ≥ 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data empiris identik dengan teori atau model. Nilai NFI pada model sebesar 0,645, nilai tersebut < dari 0,9. Model ini mengindikasikan model yang baik, karena model yang diestimasikan tidak saling berhubungan.
Model struktural
Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi yang sangat berguna mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada Path Coefficients Tabel 1 memberikan output estimasi untuk pengujian model struktural.
Tabel 1
Path Coefficients
Original Sampel (O) |
Sampel Mean (M) |
Standard Deviation (STDEV) |
T Statistics (|O/STDEV) |
P Values | |
Kepuasan peatani - > Loyalitas |
0,881 |
0,881 |
0,040 |
21,997 |
0,000 |
Pelayanan Pascapanen - > Kepuasan |
0,311 |
0,311 |
0,073 |
4,238 |
0,000 |
Petani | |||||
Pelayanan Sarana Produksi - > |
0,203 |
0,203 |
0,088 |
2,310 |
0,021 |
Kepuasan Petani | |||||
Pelayanan Teknik Budidaya - > |
0,510 |
0,509 |
0,080 |
6,375 |
0,000 |
Kepuasan Petani
Sumber: Data primer (2019), diolah
Pengujian hipotesis dengan metode SEM PLS dilakukan dengan cara melakukan proses bootstrapping dengan bantuan program komputer smartPLS 3.0. Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5% dengan ttabel sebesar 1,68. H0 akan ditolak jika P value < 0,05 dan t hitung > 1,68, sedangkan jika nilai P value > 0,05 dan t hitung < 1,68 maka H0 tidak ditolak (Santosa, 2018). Arah hubungan pengaruh variabel eksogen terhadap endogen dari hasil uji signifikansi dapat dilihat dari nilai original sampel. Hasil pengujian dengan bootstrapping dari analisis PLS adalah sebagai berikut :
-
1. Pengujian Hipotesisi 1
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa hubungan variabel pelayanan sarana produksi dengan kepuasan petani menunjukkan nilai Original Sampel (O) sebesar 0,311 dengan nilai t hitung sebesar 4,238 dan P value sebesar 0,021, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukan bahwa pelayanan sarana produksi memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap kepuasan petani. Kualitas pelayanan bermutu dan memuaskan, jika kualitas pelayanan yang diberikan memenuhi harapan seseorang (Parasuraman, 2001). Indikator yang paling signifikan berperan terhadap variabel pelayanan sarana produksi adalah kualitas bibit tanaman murbei. Bibit tanaman murbei yang diberikan Agrowisata Sutera Sari Segara memiliki kualitas yang baik. Bibit tanaman murbei yag diberikan dapat tumbuh dengan baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Ekawati (2013) dan Pastika et. al (2016) bahwa pelayanan sarana produksi mempengaruhi kepuasan petani ditunjukkan dengan memiliki kepentingan yang tinggi dan petani tergolong puas dengan pelayanan sarana produksi yang diberikan.
-
2. Pengujian Hipotesisi 2
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa hubungan variabel pelayanan teknik budidaya dengan kepuasan petani menunjukkan nilai Original Sampel (O) sebesar 0,203 dengan nilai t hitung sebesar 2,310 dan P value sebesar 0,000, maka H0 ditolak dan H2 diterima. Hasil menunjukkan bahwa pelayanan teknik budidaya memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kepuasan petani. Indikator yang paling signifikan berperan terhadap variabel pelayanan sarana produksi adalah kesesuian pelayanan dan materi. Pelayanan yang diberikan pihak Agrowisata Sutera Sari Segara dengan terlibat langsung didalam kegiatan budidaya. Materi mengani budidaya yang didapatkan petani sesuai dengan keadaan dilapangan, sehingga petani tidak terlalu mengalami ketika melakukan budidaya. Porter dalam Hadiutama (2008), menyatakan bahwa seseorang akan merasa puas, apabila tidak ada perbedaan antara persepsi dengan ada yang diinginkan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Ekawati (2013) dan Pastika et. al (2016), bahwa pelayanan teknik budidaya mempengaruhi kepuasan petani ditunjukkan dengan memiliki kepentingan yang tinggi dan petani puas dengan pelayanan teknik budidaya yang diberikan.
-
3. Pengujian Hipotesisi 3
Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkanbahwa hubungan variabel pelayanan pascapanen dengan kepuasan petani menunjukkan nilai Original Sampel (O) sebesar 0,510 dengan nilai t hitung sebesar 6,375 dan P value sebesar 0,000, maka H0 ditolak dan H3 diterima. Hasil ini menunjukan bahwa pelayanan pascapanen memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap kepuasan petani. Indikator yang paling signifikan berperan terhadap variabel pelayanan pascapanen adalah ketepatan pembayaran hasil panen kokon. Pembayaran hasil panen tepat waktu, ketika melakukan penyetora hasil panen kokon maka akan langsung dibayar oleh pihak Agrowisata Sutera Sari Segara. Porter dalam Hadiutama (2008), menyatakan bahwa seseorang akan merasa puas, apabila tidak ada perbedaan antara persepsi dengan ada yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan penelitian Ekawati (2013) dan Pastika et. al (2016), bahwa variabel pelayanan pascapanen memiliki pengaruh yang posiitif terhadap kepuasan petani.
-
4. Pengujian Hipotesisi 4
Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkanbahwa hubungan variabel pelayanan sarana produksi dengan kepuasan petani menunjukkan nilai Original Sampel (O) sebesar 0,881 dengan nilai t hitung sebesar 21,997 dan P value sebesar 0,000, maka H0 ditolak dan H4 diterima. Hasil ini menunjukan bahwa pascapanen memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap loyalitas. Indikator yang paling signifikan berperan terhadap variabel kepuasan petani adalah kepuasan terhadap penangan masalah budidaya. pihak Agrowisata Sutera Sari Segara memiliki respon yang cepat dan mudah dihubungi dalam menangani masalah yang dihadapi petani. Steers dan Porter, 1983 dalam Hadiutama, 2008 menyatakan pengertian loyalitas sebagai sikap dan prilaku, sebagai sikap seseorang karyawan mengidentifikasi tempat kerjanya, yang ditunjukkan dengan keinginan untuk bekerja dan berusaha sebaik-baiknya untuk mempertahankan keanggotaanya dalam perusahaan. Sedangkan sebagai prilaku, yakni seorang karyawan mengambil keputusan yang pasti untuk tidak keluar dari perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian Pastika (2016) bahwa kepuasan peternak plasma memiliki pengaruh yang signifikan dan berkorelasi kuat terhadap loyalitas plasma.
-
4. Simpulan dan Saran
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
-
1. Pola kemitraan antara Agrowisata Sutera Sari Segara dengan petani mitra ulat sutera merupakan bentuk pola kemitraan inti plasma. Agrowisata Sutera Sari Segara berperan sebagai pihak inti yaitu bertugas dalam memberikan bimbingan teknis dan sarana produksi, sedangkan petani mitra berperan sebagai plasma yang menyediakan lahan dan tenaga kerja. Perjanjian mengenai hak dan kewajiban antara kedua belah pihak dan saksi-sanksi yang diberikan diatur dalam MoU yang dibuat oleh pihak Agrowisata Sutera Sari Segara.
-
2. Pengaruh kepuasan petani terhadap loyalitas:
-
a. Pelayanan sarana produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan petani. Hal tersebut menunjukkan semakin meningkatnya kualitas pelayanan sarana produksi yang diberikan pihak Agrowisata Sutera Sari Segara, maka petani mitra akan merasa puas.
-
b. Pelayanan teknik budidaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan petani. Hal tersebut menunjukkan semakin meningkatnya kualitas pelayanan teknik budidaya yang diberikan pihak Agrowisata Sutera Sari Segara, maka petani mitra akan merasa puas.
-
c. Pelayanan pascapanen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan petani. Hal tersebut menunjukkan semakin meningkatnya kualitas pelayanan pascapanen yag diberikan pihak Agrowisata Sutera Sari Segara, maka petani mitra akan merasa puas.
-
d. Kepuasan petani berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas. Hal tersebut menunjukkan semakin meningkatnya kepuasan yang dirasakan petani, maka semakin tinggi loyalitas yang dimiliki oleh petani mitra.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:
-
1. Pembuatan perjanjian kemitraan tidak melibatkan petani mitra didalamnya, sehingga terkadang terdapat perjanjian yang tidak sesuai yang dirasakan petani. Peninjuan kembali mengenai perjanjian kemitraan perlu dilakukan dan dalam pembuatannya sebaiknya melibatkan petani mitra didalamnya, agar perjanjian yang dihasilkan tidak hanya menguntungkan salah satu pihak tetapi kedua belah pihak.
-
2. Variabel sarana produksi memiliki pengaruh yang paling rendah terhadap kepuasan petani dibandingkan variabel pelayanan teknik budidaya dan pelayanan pascapanen. Peningkatan kualitas pelayanan sarana produksi perlu ditingkatkan untuk mempertahankan kepuasan petani dan loyalitas petani. Peningkatan kualitas pelayanan salah satunya dengan memperbaiki kualitas bibit telur ulat sutera dan ketepatan waktu pengiriman bibit telur ulat sutera. Terdapat beberapa petani yang mengeluhkan kualitas bibit telur tidak menentu dan beberapa kali terjadi keterlambatan pengiriminan bibit telur ulat sutera, sehingga menghambat kegiatan budidaya yang dilakukan.
5. Ucapan Terima kasih
Penelitian ini tidak mungkin terlaksana tanpa adanya bantuan berbagai pihak, maka dari itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada Manajer Operational Agrowisata Sutera Sari Segara atas izin yang diberikan dalam pelaksanaan penelitian ini dan memberikan arahan selama penelitian. Serta petani mitra yang menjadi responden dalam penelitian.
Daftar Pustaka
Ekawati, Mega.P.2013. Analisis Kepuasan Petani Tebu Mitra terhadap Kemitraan dengan PG Pakis Baru. Skripsi Agribisnis. Institut Pertanian Bogor, Bogor. https://repository.ipb.ac.id/. (Diakses: 15 November 2018).
Hadiutama, Julianto. 2008. Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Loyalitas Karyawan (Studi Kasus terhadap Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).Skrpsi, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.. http://repository.usd.ac.id/f. (Diakses 17 November 2018).
Kementerian Kehutanan. 2012. Statistik Kehutanan Indonesia 2011. Kementerian Kehutanan, Jakarta.
Pastika, K.Wet.al. 2016. Hubungan Tingkat Pendapatan Dan Kepuasan Peternak Dengan Loyalitas Sebagai Plasma Pada Kemitraan Ayam Broiler Di Kabupaten Tabanan. Vol.19, No.1. https://ojs.unud.ac.id/. (Diakses 14 November 2018.)
Parasuraman A Valerie. 2001. Delivering Quality Service. (diterjemahkan oleh sutanto). New York. The free press.
Santosa, Paulus Insap. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif (Pengembanganan Hipotesis dan Pengujiannya Menggunakan SmartPLS). Yogyakarta: Andi.
Supranto,J. 2008. Statistika Teori dan Aplikasi. Penerbit Erlangga: Jakarta.
Suryawardani., I G.A.O.2018.Evaluation of Marketing Strategy of Sanur Village Festival Based on Visitor’s Behaviour. International Jurnal of Applied Business and Economic Research, Vol.16 Number 2, 2018, page 216-276. ISSN 0972-7302.
Oie,Istijanto.2005.Riset Sumber Daya Manusia. PT Gramedia Pustaka Utama:Jakarta.
Ghozali, Imam. 2014.Struktural Equation Modelling Metode Alternatif dengan Partial Least Square Aplikasi. Cetakan Keempat. Semarang:Universitas Diponegoro.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
88
Discussion and feedback