Persepsi Generasi Muda Rumah Tangga Petani terhadap Budidaya Padi Sawah di Subak Piak, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 3685-3809
Vol. 8, No. 4, Oktober 2019
Persepsi Generasi Muda Rumah Tangga Petani terhadap Budidaya Padi Sawah di Subak Piak, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan
WAYAN NOLY KURNYANTI. NI WAYAN SRI ASTITI,
I KETUT SURYA DIARTA
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232
Email:nolykurnyantiwayan@gmail.com sri_astiti@unud.ac.id
Abstract
Perception Of Farmers 'Young Household Generation On Waste Rice Cultivation In Subak Piak,PenebelDistrict, Tabanan Regency
The phenomenon of shifting labor in the agricultural sector, on average aged 40 years and over, young workers choose to work in the non-agricultural sector. Tend to choose jobs in sectors that can provide higher wages and are in urban areas. The study aimed to analyze the perceptions of the young generation of farmer households on rice cultivation in Subak Piak, Penebel District, Tabanan Regency. The location determined using deliberate method with qualitative descriptive analysis method. The results of the study that the perception of the young generation of farmer households in terms of social, economic and technical aspects are categorized as good. The social aspect, caring about the existence and sustainability of the subak system and sekaa manyi, plunging into the agricultural sector does not have to be a farmer by becoming a broker, they still think that being a farmer is less prestigious than jobs outside the sector. Economic aspects, the level of income in rice cultivation is not sufficient to meet all the needs of the family requires having a job other than the agricultural sector. Technical aspects, innovation in rice cultivation is needed so that yields increase. Subak Piak can involve the young generation of farmers in various activities such as upakara, ngembak toya, mutual cooperation in cleaning, maintenance of irrigation channels. Youth organizations can become a forum for young people to take part in various activities carried out by subak so that the presence and sustainabilityof subak and other traditional groups can still be maintained, even though they prefer or have more promising jobs than being farmers
Keywords: perception, young generation, rice cultivation, sustainability.
Fenomena terjadinya pergeseran tenaga kerja pada sektor pertanian, rata-rata petani berusia tua (40 tahun ke atas). Berdasarkan data BPS tahun 2013 jumlah petani di Indonesia dalam kelompok umur, total petani yang terdata 26.135.469 orang. Kelompok umur 45 s.d 54 tahun berjumlah28,02%. Kelompok umur 35 s.d 44 tahun terdapat 26,35%. Umur 55 s.d 64 tahun berjumlah20,00%. Kelompok umur lebih dari 65 tahun terdapat 12,72%. Jumlah petani muda kelompok umur 25 s.d 35 terdapat
11,98%. Kelompok umur 15 s.d 24 tahun, jumlah petani hanya 0,88%. Jumlah paling sedikit pada kelompok umur di bawah 15 tahun, yakni 0,02%. (BPS, 2013). Tenaga kerja berusia muda memilih bekerja di sektor industri daripada terjun ke sektor pertanian. Penduduk muda mencari upah yang lebih tinggi dan memilih sektor yang biasanya berada di perkotaan.Minimnya keterlibatan tenaga kerja usia muda pada sektor pertanian disebabkan anggapan dalam individu tersebut bahwa pada usia muda sebaiknya mencari pekerjaan di luar sektor pertanian yang sifatnya lebih menantang dan sesuai dengan minat. Pekerjaan pertanian akan mereka lakukan kelak jika telah memasuki masa tua (pensiun)(Amelia, 2005).
Penurunan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian khususnya dari generasi muda, disebabkan keinginan pemuda memudar untuk bekerja di sektor pertanian sekalipun berasal dari keluarga petani (Hendri, 2014).Persepsi generasi muda terhadap sektor pertanian, sebagai sektor yang tidak menguntungkan, untuk mendapatkan hasil atau pendapatan atau panen harus menunggu waktu yang relatif lama yakni mengikuti masa panen dari komoditi yang dikembangkan (Meilina, 2015). Selain itu tingkat pendapatan yang relatif rendah dan tidak pasti, petani juga harus menerima kerugian disebabkan kegagalan panen akibat serangan hama dan penyakit maupun musim yang tidak menentu (Mastari, 2012).
Provinsi Bali sebagai provinsi yang mengalami perkembangan pesat pada sektor industri atau sektor jasa dan pariwisata. Perkembangan tersebut membawa perubahan di bidang kehidupan masyarakat seperti sosial, ekonomi dan budaya. Perkembangan tersebut menyebabkan generasi muda terkesan memandang sebelah mata sektor pertanian. Kehidupan petani di Bali tidak lepas dari adanya peran subak, sebagai lembaga irigasi(Windia,2006).Subak memiliki karakteristik sosio-agraris-religius, merupakan perkumpulan petani yang mengelola air irigasi di lahan sawah. Kereligiusan pada sistem irigasi subak merupakan cerminan konsep Tri Hita Karana(Windia. dkk, 2016).Keberadaan dan keberlanjutan subak ditentukan dari petani, sebagai lembaga penopang ketahanan pangan, konsistensi petani merapakan salah satu pilar subak. Keberlanjutan subak akan terancam jika petani tidak berminat untuk menjadi petani atau generasi muda rumah tangga petani tidak melanjutkan pekerjaan orang tuanya. Salah satu subak yang memiliki permasalahan minimnya ketertarikan generasi muda untuk terjun yakni Subak Piak yang berada di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.
Subak Piak memiliki anggota petani yang berjumlah 300 orang petani seluas wilayah 137 Ha dengan komoditi padi lokal, yang masa panen kurang lebih limabulan sekali. Komoditi tersebut antara lain padi merah, padi ketan dan injin dengan harga lebih mahal daripada beras putih pada umumnya.Petani di Subak Piak berusia 45 s.d 60 tahun, diperlukan penerus khususnya generasi muda yang melanjutkan fungsi subak agar keberadaannya tetap berjalan. Hal tersebut disebabkan generasi muda rumah tangga petani cenderung memilih terjun di sektor selainpertanian. Maka perlu adanya penelitian mengenai persepsi generasi muda rumah tangga petani terhadap budidaya padi di Subak Piak.
Bagaimana persepsi generasi muda rumah tangga petani terhadap budidaya padi sawah di Subak Piak, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan?
Tujuan penelitian menganalisis persepsi generasi muda rumah tangga petani terhadap budidaya padi sawah di Subak Piak, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan.
Penelitian ini dilakukan di Subak Piak Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Lokasi penelitian ditetapkan mengunakan metode sengaja (purposive) yang didasarkan atas pertimbangan sebagai berikut : (1) Subak Piak merupakan salah satu subak terdapat di Desa Wongaya Gede yang memiliki jumlah anggota petani paling banyak 300 orang, dibandingkan dengan subak lain Subak Keloncing 215 orang dan Subak Bedugul 230 orang (2) Jumlah anggota Subak Piak yang terhitung paling banyak sehingga jumlah generasi muda yang terdapat di Subak Piak termasuk relatif banyak di bandingkan dengan Subak Keloncing dan Subak Bedugul. Waktu penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai dari bulan Mei sampai dengan bulanAgustus 2018.
Sumber data terdiri atas data primer dan data sekunder, jenis data yang digunakan meliputi data kuantitatif dan data kualitatif. Data primer berupa hasilwawancara dengan kuesioner pada responden. Data sekunder meliputi profil dan stuktur kepengurusan Subak Piak, profil Desa Wongaya Gede dari Sekretaris Desa dan BPS. Data kualitatif mengenai gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik responden, dan persepsi generasi muda rumah tangga petani terhadap budidaya padi sawah di Subak Piak. Data kuantitatif berupa jumlah petani dan luas wilayah penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data primer dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan yang sistematis dan langsung kepada responden yang ditentukan berdasarkan pada tujuan penelitian (Sugiyono, 2013). Wawancara dibantu alat berupa kuesioner yang di berikana pada responden, observasi di tempat penelitian dan dokumentasi.
Populasi penelitian ini merupakan generasi muda rumah tangga petani Subak Piak yang berjumlah 412 orang. Sampel, sebagian dari subjek dalam populasi yang diteliti, yang mampu secara refresentatif mewakili populasinya (Rahyuda, 2016). Penentuan responden menggunakan rumus slovin sehingga responden yang didapatkan berjumlah 41 orang responden. Penentuan responden menggunakan teknik simple random sampling, respondendiambil secara acak sederhana.
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah persepsi generasi muda terhadap budidaya padi atau sektor pertanian dengan indikator yang digunakan mengukur yaitu (1) aspek sosial, (2) aspek ekonomi, dan (3) aspek teknis. Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skor.
-
3. Hasil dan Pembahasan
Rentang umur generasi muda rumah tangga petani yang menjadi responden berkisar antara 16 tahun s.d 35 tahun dengan terlihat dominan pada umur 20 s.d 30 tahun. Rata-rata umur responden sebesar 23-24 tahun. Persepsi antara remaja dan dewasa dipastikan berbeda terhadap suatu hal termasuk dalam mengambil keputusan secara rasional sehingga dapat memilih pekerjaan yang diinginkan sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikiBerikut karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No |
Umur |
Kategori |
Jumlah | |
Orang |
(%) | |||
1 |
<20 |
Remaja |
7 |
17,06 |
2 |
20-30 |
Dewasa |
31 |
75,60 |
3 |
>30 |
Tua |
3 |
7,34 |
Total |
41 |
100,00 | ||
Rata-rata |
23 Tahun |
Responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 30 orang. Sedangkan, responden berjenis kelamin perempuan berjumlah 11 orang. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin memberikan gambaran mengenai umumnya persepi laki-laki dengan perempuan akan sangat berbeda, dapat di pengaruhi oleh lingkungan masing-masing individu. Masing-masing jumlah beserta presentasenya dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No |
Jenis Kelamin |
Jumlah | |
Orang |
(%) | ||
1 |
Laki-Laki |
30 |
73,18 |
2 |
Perempuan |
11 |
26,82 |
Total |
41 |
100,00 | |
Rata-rata |
Laki-Laki |
Pendidikan responden pada tingkat pendidikan, rata-rata tingkat pendidikan responden merupakan lulusan SMA/SMK, yaitu sebanyak 22. Termasuk kategori sedang (53,66%). Hasil penelitian menunjukkan semakin lama seseorang mengenyam pendidikan maka akan semakin rasional dan relatif lebih baik dalam berpikir dibandingkan dengan seseorang (petani) yang mengenyam pendidikan lebih rendah (Soekartawi, 2005).Lebih jelas mengenai karakteristik pendidikan responden dapat di lihat pada tabel 3.
Tabel 3. Karakteristik Pendidikan Responden | ||||
No |
Tingkat Pendidikan |
Kategori |
Jumlah | |
Orang |
(%) | |||
1 |
Sekolah Menengah Pertama |
Rendah |
5 |
12,20 |
2 |
Sekolah Menengah Atas/Kejuruan |
Sedang |
22 |
53,66 |
3 |
Diploma/Perguruan Tinggi |
Tinggi |
14 |
34,14 |
Total |
41 |
100,00 | ||
Rata-rata |
Sekolah Menegah Atas/Kejuruan |
Pekerjaan orang tua responden yang mendominasi adalah sebagai petani sebanyak 21 orang responden, sehingga gambaran generasi muda mengenai sektor pertanian dan pekerjaan menjadi petani telah dimiliki oleh generasi muda sejak dini yang dapat mempengaruhi persepsi terhadap sektor pertanian dan budidaya padi.Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan orang tua responden dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua | |||
No |
Jenis Pekerjaan Orang Tua |
Jumlah | |
Orang |
(%) | ||
1 |
Petani |
21 |
51,21 |
2 |
Wiraswasta/ Pedagang |
10 |
7,32 |
3 |
Karyawan Swasta |
7 |
17,07 |
4 |
PNS/Polri |
10 |
24,40 |
Total |
41 |
100,00 | |
Rata-rata |
Petani |
Pekerjaan responden yang paling mendominasi yaitu wiraswasta/pedagang sebanyak 21 responden. Generasi muda rumah tangga petani lebih banyak memiliki pekerjaan wiraswasta atau pedagang dibandingkan dengan pekerjaan menjadi petani. Pendapatan dari menjadi wiraswasta cenderung lebih memberikan kepastian dibandingkan petani. Karakteristik berdasarkan pekerjaan responden generasi muda rumah tangga petani Subak Piak dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No |
Jenis Pekerjaan |
Jumlah | |
Orang |
(%) | ||
1 |
Petani |
2 |
4,88 |
2 |
Wiraswasta/Pedagang |
21 |
51,20 |
3 |
Pelajar/Mahasiswa |
12 |
29,26 |
4 |
PNS |
3 |
7,33 |
5 |
Karyawan Swasta |
3 |
7,33 |
Total |
41 |
100,00 | |
Rata-rata |
Wiraswasta/Pedagang | ||
Rata-rata status penguasaan lahan petani adalah milik sendiri dengan jumlah 37 responden. mayoritas orangtua responden tidak meninggalkan lahan pertanian yang dimiliki meski memiliki pekerjaan selain sektor pertanian, sehingga perlu adanya keberlanjutan alam melakukan usahatani padi agar lahan tidak beralih fungsi. Karakteristik responden dilihat status penguasaan lahan dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6.
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan
No |
Status Kepemilikan Lahan |
Jumlah | |
Orang |
(%) | ||
1 |
Milik sendiri |
37 |
90,25 |
2 |
Menyakap |
4 |
9,75 |
3 |
Sewa |
0 |
0 |
Total |
41 |
100,00 | |
Rata-rata |
Milik sendiri |
Berdasarkan hasil penelitian persepsi generasi muda rumah tangga petani terhadap budidaya padi di Subak Piak, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan tergolong setuju terhadap adanya budidaya padi di Subak Piak.Hal tersebut ditunjukan oleh pencapaian skor dari seluruh responden mencapai 167,7 dimana skor minimal 41 dan skor maksimal 205. Skor tersebut di peroleh dengan menjumlahkan pencapaian skor dari indikator aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek teknis. Pencapaian skor hasil dari aspek tersebut secara lebih jelas dapat di lihat pada tabel 7.
Tabel 7.
Persepsi Generasi Muda Rumah Tangga Petani Terhadap Budidaya Padi di Subak Piak, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan
No |
Indikator |
Pencapaian Skor |
Kategori |
1 |
Aspek sosial |
175,4 |
Sangat Setuju |
2 |
Aspek ekonomi |
160,8 |
Setuju |
3 |
Aspek teknis |
164,3 |
Setuju |
Total |
Persepsi Generasi Muda Terhadap Budidaya Padi |
167,7 |
Setuju |
Persepsi generasi muda rumah tanggapetani terhadap budidaya padi tergolong dalam kategori setuju ditunjang dari pencapaian skor tertinggi terdapat pada indikator aspek sosial dengan pencapaian skor 175,4 (dari skor 41 s.d 205)termasuk dalam kategori sangat setuju. Menandakan generasi muda menganggap budidaya padi sebagai suatu kegiatan patut dikembangkan serta sarana untuk menjaga keberadaan subak dan organisasi tradisional lainnya. Pencapaian skor 160,8 (dari skor 41 s.d 205)termasuk dalam kategori setuju pada indikator aspek ekonomi, persepsi generasi muda dilihat dari tingkat pencapaian skor tersebut menandakan kegiatan budidaya padi menjadi salah satu cara keluarga petani memenuhi kebutuhan pangan keluarga. Jika dilihat dari dari aspek teknis pencapaian skor 164,3 (dari skor 41 s.d 205) termasuk dalam kategori setuju, menandakan persepi generasi muda rumah tangga petani mengetahui dan memahami teknis kegiatan berbudidaya padi yang dilakukan orang tua mereka di lahan.
Berdasarkan hasil penelitian indikator aspek sosial persepsi generasi muda terhadap budidaya padi sawah di Subak Piak tergolong sangat setuju.Tingkat persepsi generasi muda rumah tangga petani dilihat dari indikator aspek sosial lebih jelas pada tabel 8.
Tabel 8.
Persepsi Generasi Muda terhadap Budidaya Padi dilihat dari Aspek Sosial
Indikator |
Pencapaian Parameter Kategori Skor |
Aspek Sosial |
Upaya menjaga keberadaan dan 176 Sangat Setuju pelestarian sistem subak di Bali Upaya menjaga keberadaan dan 176 Sangat Setuju keberlangsungan sekaa manyi Sarana meningkatan rasa gotong 176 Sangat Setuju royong Sarana meningkatan rasa 176 Sangat Setuju kekeluargaan Sarana meningkatan rasa kerjasama 170 Setuju Menjadi pedagang perantara (broker) 177 San at Setuju sudah turut terjun ke sektor pertanian g Menjadi manager ataupun terlibat dalam perencanaan dan penjualan 172 Setuju hasil budidaya padi Dalam kegiatan subak anak-anak petani sudah dilibatkan untuk 168 Setuju mengenalkan organisasi subak Dibandingkan dengan menjadi petani, pekerjaan di sektor non pertanian 187 Sangat Setuju (Pariwisata, Industri perbankan, BUMN, PNS dll) jauh lebih bergengsi di masyarakat Rataan Parameter 175,4 Sangat Setuju |
Hasil menunjukan pencapain skor tertinggi 187 (dari skor 41 s.d 205)dengan kategori sangat setuju mengenai pandangan pekerjaan lain selain sektor pertanian lebih bergengsi di masyarakat. Pencapaian skor parameter dengan kategori sangat setuju yakni 177 (dari skor 41 s.d 205)mengenai untuk terjun ke sektor pertanian tidak harus menjadi petani melainkan dapat berupa menjadi pedagang perantara. Pencapaian skor terendah yakni 168 (dari skor 41 s.d 205) dengan kategori setuju mengenai belum dilibatkanya generasi muda rumah tangga petani untuk mengenal lebih jauh mengenai organisasi subak sehingga generasi muda tidak terlalu mengetahui mengenai kegiatan yang diadakan subak. Hasil keseluruhan jawaban responden diperoleh rataan skor 175,4 (dari skor 41 s.d 205) yang dikategorikan sangat setuju.
-
3.2.2 Aspek ekonomi
Berdasarkan penelitian persepsi generasi muda terhadap budidaya padi dilihat dari aspek ekonomi tergolong setuju.Pencapaian skor persepsi dari aspek ekonomi dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9.
Persepsi Generasi Muda terhadap Budidaya Padi dilihat dari Aspek Ekonomi
Indikator |
Parameter |
Pencapaian Skor |
Kategori |
Harga bibit terjangkau sehingga meringankan petani dalam berbudidaya |
168 |
Setuju | |
padi Harga pupuk terjangkau sehingga meringankan petani dalam berbudidaya padi |
164 |
Setuju | |
Harga pestisida terjangkau sehingga meringankan petani dalam berbudidaya padi |
163 |
Setuju | |
Aspek |
Hasil panen dari budidaya padi selalu |
Sangat Setuju | |
Ekonomi |
dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga Pendapatan dalam berbudidaya padi |
177 | |
sudah mencukupi untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga Beras produk budidaya padi dapat menjadi komoditi olahan seperti wine |
142 |
Ragu | |
yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi sehingga sangat menjanjikan jika dikelola dengan baik |
151 |
Setuju | |
Rataan Parameter |
160,8 |
Setuju |
Berdasakan hasil penelitian pernyataan yang termasuk dalam kategori sangat setuju dengan pencapaian skor 177 (dari skor 41 s.d 205)mengenai hasil panen yang dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga, petani cenderung mengonsumsi sendiri sehingga untuk keperluan beras keluarga tidak membeli (berdasarkan wawancara mendalam dengan Pekaseh Subak Piak, Bapak Wiryana).Pencapaian skor dengan kategori ragu-ragu dengan pencapaian skor 142 (dari skor 41 s.d 205)mengenai pendapatandalam berbudidaya padi sudah mencukupi untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga sehingga tidak memberikan harapan tinggi untuk terjun melakoni sektor pertanian. Hasil menunjukan jawaban responden pada tingkat persepsi generasi muda rumah tangga petani terhadap budidaya padi dari indikator aspek ekonomi diperoleh pencapaian skor 163 (dari skor 41 s.d 205)yang tergolong dalam kategori setuju. Hal tersebut dapat diartikan bahwa aspek ekonomi dari adanya budidaya padi di Subak Piak mendukung perekonomian rumah tangga petani meskipun pendapatan belum mencukupi kebutuhan keluarga sehingga perlu mencari pekerjaan di luar sektor pertanian.
-
3.2.3 Aspek teknis
Berdasarkan penelitian persepsi generasi muda terhadap budidaya padi dilihat dari aspek teknis tergolong sangat setuju. Pencapaian skor tingkat persepsi dilihat dari aspek teknis pada tabel 10.
Tabel. 10.
Persepsi Generasi Muda terhadap Budidaya Padi dilihat dari Aspek Teknis
Indikator |
Parameter |
Pencapaian Skor |
Kategori |
Bibit mudah didapatkan. |
176 |
Sangat Setuju | |
Pupuk mudah di dapatkan. |
177 |
Sangat Setuju | |
Pestisida mudah didapatkan. |
174 |
Sangat Setuju | |
Tersedia tenaga kerja keluarga sehingga biaya untuk buruh dapat ditekan |
165 |
Setuju | |
Upah butuh tani lebih rendah di bandingkan pekerjaan lain yang memberikan hasil lebih |
158 |
Setuju | |
Aspek Teknis |
menjanjikan Pengunaan traktordalam persiapan lahan, sprayer untuk membasmi hama memudahkan petani dalam berbudidaya |
175 |
Sangat Setuju |
Inovasi jajar legowo yang di terapkan terbukti meningkatkan pendapatan yang signifikan Masih diperlukannya inovasi- |
112 |
Ragu-ragu | |
inovasi budidaya pertanian untuk meningkatkan hasil dalam berbudidaya |
178 |
Sangat Setuju | |
Rataan Parameter |
164,3 |
Setuju |
Hasil menunjukan jawaban responden pada tingkat persepsi generasi muda rumah tangga petani terhadap budidaya padi di Subak Piak dilihat dari aspek teknis diperoleh pencapaian skor 164,3(dari skor 41 s.d 205)yang tergolong dalam kategori setuju. Tingkat pencapaian skor tertinggi yakni 178 (dari skor 41 s.d 205)termasuk dalam kategori sangat setuju pada pernyataan mengenai masih diperlukan inovasi berbudidaya pertanian untuk meningkatkan hasil panen, hal tersebut terkait dengan anggapan dari generasi muda yaitu belum adanya inovasi pertanian yang memberikan hasil untuk petani.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat di tarik kesimpulan mengenaipersepsigenerasimudarumahtanggapetani di SubakPiak, KecamatanPenebel, KabupatenTabanan termasuk dalam kategori setuju terhadap budidaya di Subak Piak, dengan pencapaian rataan skor 167,7 dari skor 41 s.d 205 di dapat dari aspek yang digunakan untuk meninjau persepsi yakni aspek sosial (termasuk dalam kategori sangat
setuju), aspek ekonomi (termasuk dalam kategori setuju) dan aspek teknis (termasuk dalam kategori setuju).
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan dapat disampaikan saran sebagai berikut : (1) Subak Piak melibatkan generasi muda khususnya rumah tangga petani Subak Piak dalam berbagai kegiatan seperti upakara sebelum kegiatan persiapan menaman dan sebelum panen di lakukan, kegiatan ngembak toya, gotong royong dalam pembersihan serta perawatan saluran irigasi yang di laksanakan oleh krama Subak Piak, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. (2) Generasi muda rumah tangga petani Subak Piak dapat membentuk kelompok selain kelompok atau sekaateruna teruni yang sudah ada untuk menghimpun dan mengadakan kegiatan yang dapat berhubungan dengan sektor pertanian dan subak. Kegiatan terkait dapat bekerja sama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan sehingga diharapkan timbul kesadaran mengenai melestarikan kegiatan subak serta budidaya padi. (3) Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan dapat memberikan berupa penyuluhan serta pelatihan kewirausahaan terkait dengan sektor pertanian yang mengajak generasi muda sebagai peserta yang diharapkan dapat menumbuhkan jiwa wirausaha pertanian generasi muda.
-
5. Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih penulis tunjukan kepada Bapak I Nyoman Wiryana selaku pekaseh Subak Piak, generasi muda rumah tangga petani Subak Piak dan Sekertaris Desa Wongaya Gede yang telah memberikan informasi mengenai penelitian sehingga e-jurnal ini dapat diselesaikan dengan baik.
Daftar Pustaka
Amelia Dina. 2005. Persepsi Pemuda terhadap Pekerjaan Pertanian. IPB : Bandung Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2013.Sensus Pertanian. Badan Pusat Statistik : Bali HendriMeziriati. 2014. Persepsi Pemuda Pencari Kerja terhadap Pekerjaan Sektor
Pertanian dan Pilihan Pekerjaan di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. IPB : Bandung
Mastari. 2012. Gambaran Persepsi Masyarakat Kota Medan terhadap Pendidikan Inklusi. Universitas Sumatera Utara : Sumatera Utara
Soekartawi. 2005. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta : UI Press.
Sugiyono, 2013. Pengertian Populasi.Jakarta : UI Press.
Suwarningmas, Ni Putu Wulan. 2016. Peran Penyuluh Pertanian dalam Kelompok Wanita Tani (Kasus Pengolahan Kacang Kace “ Canavalia” pada KWT Karang Sari dan KWT Merta Sari di Desa Nyanglan, Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungung). Universitas Udayana : Bali
Meilinayoshinta. 2015. Persepsi Remaja Terhadap Pekerjaan di Sektor Pertanian Padi Sawah di Desa Cileungsi Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor.IPB : Bandung
Rahyuda, Ketut. 2016. MetodePenelitianBisnis.Denpasar :Udayana University Press.
Windia, Wayan. 2006. Tranformasi Sistem Irigasi Subak yang Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana. Denpasar. PT. Offset BP
Windia, Wayan, W. Sudarta, W. Sri Astiti. 2006. Sistem Subak di Bali (Kajian Sosiologis). Denpasar : Udayana University Press.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
468
Discussion and feedback