Persepsi Konsumen terhadap Buah Jeruk Lokal dan Jeruk Impor di Kota Denpasar
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN:2301-6523 Vol. 8, No. 4, Oktober 2019
Persepsi Konsumen terhadap Buah Jeruk Lokal dan Jeruk Impor di Kota Denpasar
MONICA INDAH LESTARI SIMARMATA, I MADE SUDARMA, IGAA LIES ANGGRENI
ProgramStudi Agribisnis, FakultasPertanian, Universitas Udayana Jalan P.B. Sudirman-Denpasar, 80232, Bali
Email: monicaindah93@gmail.com sudarmaimade@yahoo.com
Abstract
Consumer Perception of Local and Imported Orange in Denpasar
The purpose of this study was to determine the level of consumer perceptions of local citrus fruits and imported oranges in Denpasar City and to find out whether there were differences in consumer perceptions of local citrus fruits and imported oranges in Denpasar City. This research was conducted in Denpasar City, namely in the traditional markets and modern markets that have been determined. The population in this study were consumers who bought and consumed local citrus fruits and imported oranges using the accidental sampling method, which was accidentally taking samples at the research location while buying or having consumed local citrus fruits and imported oranges, the number of respondents was 40. Data collection was used in This study uses interview methods, namely structured interviews and in-depth interviews. The data analysis used in this study is descriptive analysis and Mann-Whitney test analysis (U Test) using SPSS 20.
Oranges are one of the most consumed fruits by the community, because besides being easily accessible to oranges, they also have high vitamin C content. The people of Denpasar City are one of the consumers who buy and consume local citrus fruits and imported oranges, because besides being consumed citrus fruit is used as a complementary means of religious ceremonies for Hindus on holidays. Various types of oranges sold on the market make consumers have to make decisions about the type of oranges that will be bought. The level of consumer perceptions of imported oranges is higher than the level of consumer perception of local oranges. Indicators of taste, color, texture, aroma, availability, and price determine the different perceptions of local jeurk and imported oranges in Denpasar City.
Based on the results of analysis, consumers consider that the quality of imported oranges is better than local oranges. Researcher's suggestion is that there is a need for firmness from the government regarding the holding of imported fruit restrictions so as not to suppress similar products produced domestically.
Keywords: perception, consumers, local, imported oranges.
Indonesia sebagai negara agraris tidak pernah lepas dari peran sektor pertanian dalam menunjang perekonomian. Salah satu subsektor pertanian yang memegang peranan penting adalah subsektor hortikultura. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian (Soekartawi, 2001).
Jeruk merupakan salah satu buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Jeruk merupakan salah satu buah yang memiliki daya tarik bagi masyarakat Indonesia, karena selain memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, jeruk juga memiliki berbagai macam manfaat bagi tubuh. Masyarakat gemar mengkonsumsi jeruk karena harganya yang relatif terjangkau dan mudah di dapatkan di pasar tradisional, pasar modern, maupun toko buah (Astuti, 2002).
Memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia akan buah-uahan dilakukan melalui banyaknya buah-buahan impor yang masuk ke Indonesia. Perdagangan bebas saat ini menyebabkan buah-buahan impor bebas masuk ke pasar Indonesia, termasuk buah jeruk. Perkembangan nilai ekspor dan impor buah jeruk fluktuatif namun cenderung naik pada periode 2007-2016. Nilai ekspor jeruk Indonesia pada tahun 2007 sebesar 664 ribu US$ dan naik mencapai 550 ribu US$ pada tahun 2014 dengan rata-rata kenaikan hingga tahun 2016 sebesar 5,41% per tahun. Nilai ekspor tertinggi di capai tahun 2015 sebesar 718 US$.Rata-rata pertumbuhan nilai impor jeruk di Indonesia pada periode 2007-2016 lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan nilai ekspornya, yaitu sebesar 63,80% per tahun. Tahun 2007 nilai impor sebesar 12,80 juta US$ dan naik menjadi 140, 601 juta US$ paa tahun 2015. Nilai impor tertinggi dicapai tahun 2015 yaitu sebesar 241,68 juta US$ dengan laju pertumbuhan hingga tahun 2016 sebesar 410, 14% terhadap tahun sebelumnya (BPS, 2017)
Banyaknya buah jeruk impor masuk ke Indonesia meningkatkan persaingan yang ketat dengan buah jeruk lokal khususnya di Provinsi Bali yang merupakan salah satu sentra produksi buah jeruk di Indonesia (Engel, 1995). Saat ini produksi buah jeruk di Bali mencapai 129.433 ton/tahun pada tahun 2015, meningkat sebesar 30,65% dari tahun 2014 (BPS, 2016). Peningkatan yang cukup besar tersebut tidak dapat membendung maraknya buah jeruk impor di pasaran. Hal ini terlihat dari buah jeruk impor yang tidak hanya tersedia di pasar modern seperti supermarket dan toko buah, namun saat ini banyak tersedia di berbagai pasar tradisional di wilayah Bali. Hal tersebut mempengaruhi persepsi konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi buah jeruk lokal dan jeruk impor.
Masyarakat Kota Denpasar merupakan salah satu konsumen yang banyak membeli dan mengkonsumsi buah jeruk lokal dan jeruk impor. Dengan jumlah penduduk dan pengeluaran yang tinggi akan permintaan buah, khususnya buah jeruk terus meningkat karena selain dikonsumsi buah jeruk digunakan untuk upacara keagamaan bagi umat Hindu setiap hari raya.
Kualitas buah jeruk lokal yang sangat kurang membuat buah jeruk lokal kalah saing dengan buah jeurk impor. Masyarakat cenderung memilih buah jeruk lokal karena dianggap mutu dan kualitasnya lebih baik. Bahkan ketika ada upacara keagamaan pada hari raya, ibu-ibu rumah tangga dengan bangganya memajangkan dan memamerkan buah jeruk impor dari pada buah jeruk lokal pada banten atau sesajennya (Bustanul, 2004).
-
1.2 Rumusan Masalah
-
1. Bagaimana tingkat persepsi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan jeruk impor di Kota Denpasar
-
2. Apakah terdapat perbedaan persepsi konsumen terhadap buah lokal dan jeruk impor di Kota Denpasar
-
1. Untuk mengetahui tingkat persepsi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan jeruk impor di Kota Denpasar
-
2. Untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen terhadap buah lokal dan jeruk impor di Kota Denpasar
Penelitian ini dilaksanakan di Kota Denpasar, Provinsi Bali. Waktu penelitian dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2018. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive, yaitu pemilihan lokasi penelitian segaja dilakukan atas pertimbangan-pertimbangan tertentu. Dalam memenuhi kebutuhan kelengkapan data, penelitian ini dilakukan di pasar tradisional dan pasar modernPenelitian ini dilakukan di Kota Denpasar. Dalam memenuhi kebutuhan kelengkapan data, penelitian ini dilakukan di pasar tradisional dan pasar modern. Pasar tradisional yang dilakukan tempat penelitian adalah Pasar Badung dan Pasar Kreneng, sedangkan pasar modernnya adalah Supermarket Tiara Dewata dan toko buah Moena Fresh.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka, antara lain: umur responden, pendapatan responden, pendidikan responden, dan pekerjaan responden. Data kualitatif yaitu data yang tidak berupa angka-angka, tetapi berupa informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang dapat diangkakan dengan menggunakan skor
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder.Data primer dalam penelitian ini ini berupa skor dari hasil pengisian kusioner oleh responden yang membeli dan mengkonsumsi buah jeruk lokal dan jeruk impor.Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen yang sumbernya dari pustaka, catatan pustaka ilmiah maupun dokumen yang terkait dalam penelitian ini.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Wawancara. Pengumpulan data dalam wawancara yang dipergunakan terdiri dari dua yaitu wawancara terstruktur dan wawancara mendalam.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas atau karateristik yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode accidental sampling, yaitu pengambilan sampel secara sengaja accidental dengan mengambil responden yang kebetulan ada dilokasi penelitian sedang membeli atau pernah mengkonsumsi buah jeruk lokal dan jeruk impor. Menurut Roscoe (1982), pengambilan jumlah sampel minimal sebanyak 30 responden. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 40 responden. Pengambilan sampel dari setiap pasar tradisional dan pasar modern adalah 10 responden, sehingga jika dijumlahkan totalnya sebanyak 40 responden.
Berdasarkan rumusan masalah, maka variabel dan skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Variabel Penelitian dan pengukuran.
Variabel Indikator |
Parameter Pengukuran |
1. Penampilan Jeruk |
|
2. Ketersediaan jeruk di pasar tradisional Persepsi dan pasar modern |
6. Ketersediaan jeruk di pasar tradisional Sk r dan pasar modern or pada saat |
3. Harga yang ditawarkan buah jeruk lokal dan jeruknimpor |
dibutuhkan 7. Kelayakan harga yang diberikan antara jeruk lokal dan jeruk impor |
Suatu metode analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati (L.J, Moleong, 2011). Data yang digunakan dalam penelitian ini diolah dan ditabulasi kedalam bentuk tabel atau diagram dan dihitung frekuensi dan persentasenya untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan jeruk impor di Kota Denpasar. Penilaian rentang besaran persepsi konsumen tiap parameter diamati seperti yang terinspirasi dari skala Likert yaitu skor
1,2,3,4, dan 5. Skor 1 atau minimum menunjukan nilai dari jawaban yang paling tidak diharapkan dan skor 5 atau maksimum menunjukan dari jawaban yang diharapkan.
Dalam penelitian ini, analisis data dengan statistik digunakan analisis uji Mann Whitney dengan bantuan software SPSS 20. Untuk menentukan perbedaan persepsi pada setiap indikator (Ghozali dan Castellan, 2002)
-
3. Pembahasan
Tabel 2.
Tingkat Persepsi Konsumen Terhadap Buah Jeruk Lokal dan Jeruk Impor di Kota Denpasar
W |
<⅛⅛⅛ |
⅛iww⅛⅛⅛⅛j⅛!⅛⅛i ⅞3B BF S |
E⅛w feff⅛ |
r≠⅛ |
^⅛>⅛ |
⅛⅛⅛5⅛ | ||||
!⅛S∣ |
'J |
11 |
K? |
N |
■M |
#s |
il⅛j |
s⅛⅛¾⅛⅛5 ⅛⅞^⅛ | ||
i |
⅛⅛3 |
t |
’J |
SS |
i |
t |
⅛ |
wfl |
JAU |
Γ⅛jL⅛i⅛∙.l>i |
≡ |
*⅛⅛ |
J |
a |
» |
⅛ |
A |
& |
ESE |
Wl |
⅛⅛ι∣⅛⅛ |
* |
⅛≡W |
3 |
1 |
a |
S |
⅛ |
Tf» |
⅛K |
⅛⅛ ΓjM⅛fS⅛ | |
i' |
Mbifi |
⅛ |
w |
u |
⅛ |
E |
M |
H |
⅛t |
τ-rWs |
9 |
ι2⅛te.⅛Λ□s |
* |
i; |
Nl |
J |
⅛ |
IW |
M |
MM | |
J1 |
-≤⅛Mi- |
S |
⅛ |
⅛ |
⅛ |
JW |
JU# |
⅛⅛.____ | ||
E⅛⅛⅛ |
jw⅞f |
JW |
E⅛t |
X |
SW* |
⅛S | ||||
⅛ |
⅛EΠ≈Ei |
⅛⅛⅛iU√⅛ι∣⅛^ St 4 JV ⅛ |
⅛⅛f' c⅛T¾⅛ |
PHt &« |
⅛⅛j⅛ι |
⅛⅛i | ||||
C |
⅛≡i |
S |
Cj |
W |
⅛⅛ |
⅛⅛ |
<5133 |
jf⅛S⅛½⅛. -TWj | ||
i |
Um |
E |
⅛ |
* |
N |
UGt |
⅛ |
W |
Wf |
⅛⅛fc |
S |
MMs |
e |
■i |
J» |
⅛ |
Vt |
iiJH |
J⅛l | ||
⅛ ^ |
,⅛⅛ CΦ⅛7Γ |
■v ⅛ |
∣5 rJ |
U- ■a |
Wi ≈ |
¥! |
jW 1⅛ |
⅛⅛ w |
ratτ⅛ja^iff⅛ ⅛⅛ | |
& |
⅛S⅛s⅛⅛ |
ti |
£ |
M |
TW |
«*5 |
lΛ‰÷n H Λ½ħ | |||
-i |
llr.r⅛ |
U |
⅛ |
* |
S |
$ |
^ |
s⅛ |
SBl |
VjftJ. |
⅛⅛3⅛ |
i⅛ |
IJS |
∏^⅛ |
E |
ata |
JEi |
W |
Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat tingkat persepsi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan jeruk impor di Kota Denpasar dari hasil pencapaian skor berdasarkan frekuensi jawaban konsumen. Tingkat persepsi konsumen terhadap buah jeruk impor lebih tinggi yang berarti lebih baik dari pada tingkat persepsi konsumen terhadap buah jeruk lokal yang ditunjukan oleh pencapaian skor buah jeruk impor sebesar 3,86 dan pencapaian skor untuk buah jeruk lokal sebesar 3,40. Jika dilihat per indikator persepsi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan jeruk impor di Kota Denpasar dapat dijelaskan sebagai berikut:
Berdasarkan Tabel 2, tingkat persepsi konsumen terhadap rasa jeruk lokal adalah manis sedikit asam dengan jumlah skor sebesar 3,47, sedangkan rasa jeruk impor adalah manis dengan jumlah skor sebesar 4,20. Perbedaan persepsi pada indikator rasa didasarkan atas perbedaan varietas buah jeruk lokal dan jeruk impor dan lingkungan tumbuhnya buah, sehingga agak sulit menyamai rasa buah impor. Perbedaan ini juga didasarkan atas pengalaman konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi buah jeruk lokal dan jeruk impor, dimana konsumen meganggap bahwa rasa buah jeruk impor lebih manis dibandingkan buah jeruk lokal.
Berdasarkan Tabel 2, tingkat persepsi konsumen terhadap warna jeruk lokal adalah hijau kekuningan dengan jumlah skor sebesar 3,02, sedangkan warna jeruk impor adalah orange dengan jumlah skor sebesar 4,15. Perbedaan persepsi pada indikator warna didasarkan atas perbedaan perlakuan pasca panen.
-
3.1.3 Tingkat persepsi konsumen terhadap tekstur buah jeruk lokal dan jeruk impor di
Kota Denpasar
Berdasarkan Tabel 2, tingkat persepsi konsumen terhadap tekstur jeruk lokal adalah cukup enak dengan jumlah skor sebesar 3,12, sedangkan tekstur jeruk impor adalah enak dengan jumlah skor sebesar 4,12. Perbedaan persepsi pada indikator tekstur didasarkan atas perbedaan varietas dan lingkungan tumbuhnya jeruk sehingga agak sulit menyamai tekstur dari jeruk impor.
-
3.1.4 Tingkat persepsi konsumen terhadap aroma buah jeruk lokal dan jeruk impor di
Kota Denpasar
Berdasarkan Tabel 2, tingkat persepsi konsumen terhadap aroma jeruk lokal adalah cukup menggugah selera dengan jumlah skor sebesar 3,25, sedangkan aroma jeruk impor adalah menggugah selera dengan jumlah skor sebesar 3,95. Perbedaan persepsi pada indikator tekstur didasarkan atas perbedaan varietas dan lingkungan tumbuh jeruk, karena lingkungan dan budidaya yang baik sangat mempengaruhi aroma pada jeruk.
-
3.1.5 Tingkat persepsi konsumen terhadap ketahanan buah jeruk lokal dan jeruk impor di Kota Denpasar
Berdasarkan Tabel 2, tingkat persepsi konsumen terhadap ketahanan jeruk adalah sama, yaitu tahan. Berdasarka tingkatan ada perbedaan skor, dimana nilai skor jeruk lokal sebesar 3,85 sedangkan jeruk impor 3,42. Walaupun dalam kategori yang sama, tetapi ketahan jeruk lokal dan jeruk impor sangat berbeda. Konsumen meganggap bahwa jeruk lokal lebih tahan, hal ini disebabkan karena dekatnya distribusi yang dilakukan oleh jeruk lokal, sedangkan jeruk impor konsumen meganggap kurang tahan karena lamanya waktu pendistribusian yang dilakukan.
-
3.1.6 Tingkat persepsi konsumen terhadap ketersediaan buah jeruk lokal dan jeruk impor di Kota Denpasar
Berdasarkan Tabel 2, tingkat persepsi konsumen terhadap ketersediaan jeruk lokal adalah berlebih dengan jumlah skor sebesar 3,85, sedangkan ketahanan jeruk impor adalah cukup tersedia dengan jumlah skor sebesar 3,35. Perbedaan persepsi pada indikator ketersediaan disebabkan karena kurangnya minat konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi jeruk lokal karena kurang tertarik pada penampilan dan rasa pada jeruk, sedangkan jeruk impor cukup tersedia di pasaran, artinya ketika konsumen membeli dan mengkonsumsi buah jeruk impor cukup tersedia, karena jeruk impor memiliki rasa yang manis dan warna yang menarik, khusus konsumen yang beragama Hindu cenderung membeli jeruk impor untuk upacara keagamaan.
-
3.1.7 Tingkat persepsi konsumen terhadap harga buah jeruk lokal dan jeruk impor di
Kota Denpasar
Berdasarkan Tabel 2, tingkat persepsi konsumen terhadap harga jeruk lokal adalah sedang dengan jumlah skor sebesar 3,25, sedangkan harga jeruk impor adalah mahal dengan jumlah skor sebesar 3,86. Rendahnya harga jeruk lokal disebabkan karena kurangnya kualitas dari jeruk lokal, sehingga tidak mampu menyaingi harga jeruk impor, jeruk impor mahal karena diproduksi dari luar negeri dan adanya tambahan-tambahan biaya transportasi dan pajak sehingga harga yang ditawarkan mahal.
Tabel 3.
Nilai Uji Mann-Whitney Pengujian Perbedaan Persepsi Konsumen Terhadap Buah Jeruk Lokal dan Jeruk Impor di Kota Denpasar
lt⅛i⅛ |
I*G) |
5H⅞m⅛ |
⅛⅛Λ |
J⅛fβ∏ |
i⅛2taWħ |
⅛βHSW⅛λ |
Jfe>a⅛ |
⅛ut^b⅛Biv L' |
kΛ√>∣ |
1« ⅛v |
^^⅛C |
sn.⅛M |
j⅛ZW |
^£S) |
K⅛M |
¾⅛φ.w.¾∙ |
WW- |
UM.Wi |
J(⅛W |
nwf |
∣e⅛s>ws |
^J !.^ |
J⅛Λ7 |
f |
⅛1⅞r |
<Λ] |
-5.≡ |
-t pW |
-Wj |
-λ<5 | |
⅛S^‰ C-⅛cW; |
⅛F |
⅛'⅛ |
≡ |
⅛F |
j⅛? |
ΛO |
TO |
^^r.Λ√*⅛^r⅛Ufc ^H |
Berdasarkan Tabel 3, dapat dilihat perbedaan persepsi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan jeruk impor di Kota Denpasar. Jika dilihat per indikator perbedaan persepsi konsumen terhadap buah jeruk lokal dan jeruk impor di Kota Denpasar dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pengujian hipotesis:
-
1. Ho: Tidak terdapat perbedaan persepsi antara jeruk lokal dan jeruk impor pada indikator rasa, jika sig > 0,05, maka Ho diterima
-
2. Ha: Terdapat perbedaan persepsi antara jeruk lokal dan jeruk impor pada indikator rasa, jika sig < 0,05, maka Ho ditolak
Berdasarkan Tabel 3, pada tingkat keyakinan 95% dengan taraf nyata 5%, terlihat bahwa signifikan sebesar 0,00<0,05, hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan persepsi yang sangat nyata terhadap indikator rasa, dimana konsumen lebih menyukai rasa jeruk impor dibandingkan dengan rasa jeruk lokal, perbedaan ini juga didasarkan pada varietas buah jeruk dan lingkungan tempat jeruk tumbuh, sehingga sulit untuk menyamai rasa jeruk impor
Pengujian hipotesis:
-
1. Ho: Tidak terdapat perbedaan persepsi antara jeruk lokal dan jeruk impor pada indikator warna, jika sig > 0,05, maka Ho diterima
-
2. Ha: Terdapat perbedaan persepsi antara jeruk lokal dan jeruk impor pada indikator warna, jika sig < 0,05, maka Ho ditolak.
Berdasarka Tabel 3, pada tingkat keyakinan 95% dengan taraf nyata 5%, terlihat bahwa signifikan sebesar 0,00<0,05, hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan persepsi yang sangat nyata terhadap indikator warna,
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN:2301-6523 Vol. 8, No. 4, Oktober 2019 dimana konsumen lebih menyukai warna jeruk impor dibandingkan dengan warna jeruk lokal.
-
3.2.3 Perbedaan persepsi konsumen terhadap tekstur buah jeruk lokal dan jeruk impor di Kota Denpasar
Pengujian hipotesis:
-
1. Ho: Tidak terdapat perbedaan persepsi antara jeruk lokal dan jeruk impor pada indikator tekstur, jika sig > 0,05, maka Ho diterima
-
2. Ha: Terdapat perbedaan persepsi antara jeruk lokal dan jeruk impor pada indikator tekstur, jika sig < 0,05, maka Ho ditolak
Berdasarkan Tabel 3, pada tingkat keyakinan 95% dengan taraf nyata 5%, terlihat bahwa signifikan sebesar 0,00<0,05, hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan persepsi yang sangat nyata terhadap indikator tekstur, dimana konsumen lebih menyukai tekstur dari jeruk impor dibandingkan dengan tekstur jeruk lokal.
Pengujian hipotesis:
-
1. Ho: Tidak terdapat perbedaan persepsi antara jeruk lokal dan jeruk impor pada indikator aroma, jika sig > 0,05, maka Ho diterima
-
2. Ha: Terdapat perbedaan persepsi antara jeruk lokal dan jeruk impor pada indikator aroma, jika sig < 0,05, maka Ho ditolak
Berdasarkan Tabel 3, pada tingkat keyakinan 95% dengan taraf nyata 5%, terlihat bahwa signifikan sebesar 0,00<0,05, hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan persepsi yang sangat nyata terhadap indikator aroma, dimana konsumen lebih menyukai aroma jeruk impor dibandingkan dengan aroma jeruk lokal.
-
3.2.5 Perbedaan persepsi konsumen terhadap ketahanan buah jeruk lokal dan jeruk impor di Kota Denpasar
Pengujian hipotesis:
-
1. Ho: Tidak terdapat perbedaan persepsi antara jeruk lokal dan jeruk impor pada indikator ketahanan, jika sig > 0,05, maka Ho diterima
-
2. Ha: Terdapat perbedaan persepsi antara jeruk lokal dan jeruk impor pada indikator ketahanan, jika sig < 0,05, maka Ho ditolak
Berdasarkan Tabel 3, pada tingkat keyakinan 95% dengan taraf nyata 5%, terlihat bahwa signifikan sebesar 0,65>0,05, hal ini menunjukan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan persepsi terhadap indikator ketahanan. Konsumen meganggap bahwa ketahanan dari jeruk lokal dan jeruk impor adalah sama, yaitu sama tahannya.
-
3.2.6 Perbedaan persepsi konsumen terhadap ketersediaan buah jeruk lokal dan jeruk impor di Kota Denpasar
Pengujian hipotesis:
-
1. Ho: Tidak terdapat perbedaan persepsi antara jeruk lokal dan jeruk impor pada indikator ketersediaan, Jika sig > 0,05, maka Ho diterima
-
2. Ha: Terdapat perbedaan persepsi antara jeruk lokal dan jeruk impor pada indikator
ketersediaan, Jika sig < 0,05, maka Ho ditolak
Berdasarkan Tabel 3, pada tingkat keyakinan 95% dengan taraf nyata 5%, terlihat bahwa signifikan sebesar 0,00<0,05, hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan persepsi yang sangat nyata terhadap indikator ketersediaan, dimana konsumen meganggap bahwa ketersediaan pada jeruk lokal sangat berlebih.Hal ini disebabkan karena kurangnya kualiats dari jeruk lokal sehingga mempengaruhi minat konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi jeruk lokal, sedangkan jeruk impor cukup tersedia dipasaran saat dibutuhkan.
Pengujian hipotesis:
-
1. Ho: Tidak terdapat perbedaan persepsi antara jeruk lokal dan jeruk impor pada indikator harga, Jika sig > 0,05, maka Ho diterima
-
2. Ha: Terdapat perbedaan persepsi antara jeruk lokal dan jeruk impor pada indikator harga, Jika sig < 0,05, maka Ho ditolak
Berdasarkan Tabel 3, pada tingkat keyakinan 95% dengan taraf nyata 5%, terlihat bahwa signifikan sebesar 0,00<0,05, hal ini menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada perbedaan persepsi yang sangat nyata terhadap indikator harga, dimana konsumen lebih menyukai warna jeruk impor dibandingkan dengan warna jeruk lokal.
-
1. Tingkat persepsi konsumen terhadap buah jeruk impor lebih tinggi dibandingkan dengan jeruk lokal di Kota Denpasar. Ini dapat dilihat dari pencapaian skor rata-rata yang diberikan oleh jeruk impor sebesar 3,86 dengan kategori tinggi dalam arti lebih baik, dan jeruk lokal sebesar 3,40 dengan kategori sedang.
-
2. Terdapat perbedaan persepsi yang sangat nyata terhadap buah jeruk lokal dan jeruk impor. Terdapat enam indikator yang berbeda yaitu rasa, warna, tekstur, aroma, ketersediaan, dan harga. Perbedaan ini dilihat dari sig 0,00 < 0,05, dan satu indikator yang sama yaitu indikator ketahanan sig 0,65 > 0,05.
-
1. Bagi pemerintah: perlu adanya ketegasan dari pemerintah tentang diadakannya pembatasan buah-buahan impor sehingga tidak menekan produk sejenis yang diproduksi di dalam negeri.
-
2. Bagi petani: petani lokal berani mencoa mengusahakan menanam jenis jeruk impor melalui benih atau bibit melalui proses adaptasi sehingga dapat menghasilkan jenis buah jeruk yang rasa dan penampilan (kualitas) seperti jeruk impor.
-
3. Bagi konsumen: mencintai produk buah-buahan Indonesia dengan membeli buah hasil jerih payah petani sendiri dari pada memperkaya petani bangsa lain.
Ucapan Terimakasih
Terimakasih kepada Bapak/Ibu kepala pimpinan supermarket Tiara Dewata, toko buah Moena Fresh, pasar Badung, dan pasar Kreneng arahan serta bimbingan dalam pelaksanaan penelitian ini, serta seluruh responden penelitian sehingga jurnal ini dapat disusun dengan tepat waktu
Daftar Pustaka
Astuti, P. 2002. Analisis Permintaan Jeruk Lokal pada Tingkat Pedagang Kios. Di Kabupaten Sleman. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada.
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Hortikultura Provinsi Bali.BPS Bali ________. 2017. Konsumsi Buah-buahan di Indonesia 1995- 2017.
Bustanul, Arifin. 2004. Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia.
http://www.kompas.com(19 Nopember 2014)
Engel. 1994. Preferensi Masyarakat terhadap Jeruk Lokal dan jeruk Impor di Kota Denpasar. [Skripsi]. Denpasar: Universitas Udayana.
Ghozali, Imam dan John Castellan, 2002, Statitik Non – Parametrik: Teori dan Aplikasi dengan Program SPSS, Semarang: BP-UNDIP
Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Roscoe. (1982). Research Methods For Business. Dalam: Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung; Alfabeta.
Soekartawi, 2001. Agribisnis: Teori dan Aplikasi Cetakan Keenam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian Cetakan Kelima. Bandung: CV. Alfabeta.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
459
Discussion and feedback