Hubungan Partisipasi Anak dalam Agro Educational Tourism dengan Minat pada Bidang Pertanian (Studi Kasus: Agrowisata Chelsea, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali)
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 3685-3809 Vol. 8, No. 4, Oktober 2019
Hubungan Partisipasi Anak dalam Agro Educational Tourism dengan Minat pada Bidang Pertanian (Studi Kasus:
Agrowisata Chelsea, Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali)
DESAK GEDE MAYA AGREVINA,I GUSTI A.A LIES ANGGRENI, I MADE SARJANA
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan PB. Sudirman 80232 Denpasar, Bali
E-mail: maya.agrevina@gmail.com liesanggreni@gmail.com
Abstract
The Relation of the Child’s Participation in Agro Educational Tourism to Their Interest in Agriculture (A Case Study: Chelsea Agrotourism, TaroVillage, Tegallalang District, Gianyar Regency. Bali Province)
It seems that the young generation’s interest in agriculture has decreased in the last several years. The decrease in the number of young people who work as farmers and the decrease in the number of agricultural graduates show this. The Agro Educational Tourism is a combination of the agro-touristic activities and the concept of education which is intended to promote agriculture widely. The Chelsea Agrotourism developed at Taro Village, Tegalallang District, Gianyar Regency, Bali Province shows the concept of the education-based tourism. In this case, children are the target of tourists. Therefore, it was necessary to conduct research on the relationship of the children’s participation in agro educational tourism to their interest in agriculture. The children’s participation can inspire the young generation to choose agricultural education. The result of the study showed that the children involving in the outing activity offered by the Chelse Agrotourism showed highly active participation. Their participation was positively relevant to their interest. When their participation improves, their interest will be better. It can be concluded, therefore, that it is good to promote the Agro Educational Tourism to improve the children’s interest in agriculture.
Keywords: participation, agro educational tourism, interest, agriculture
Provinsi Bali memiliki luas wilayah 5.636.66 km2 atau 0,29% dari luas daratan Indonesia dengan jumlah penduduk 3.890.757 jiwa. Sejak tahun 1970-an pembangunan Bali telah diprioritaskan tiga sektor utama yaitu pertanian, pariwisata dan industri kecil. Tiga sektor tersebut diharapkan tumbuh secara berkesinambungan dan saling mendukung. Sejak tahun 1980-an, terlihat bahwa terjadi ketimpangan yang semakin besar antara satu sektor dengan sektor lainnya. Sektor pariwisata maju pesat, sementara sektor pertanian mengalami kemajuan yang sangat lambat (Pitana, 2004). Tahun 2006
di Provinsi Bali, investasi di sektor pertanian hanya 0,37 persen, sedangkan sektor pariwisata 94 persen. Sisanya 5,63 persen sektor industri.
Keengganan para generasi muda untuk mau menggeluti pertanian juga dirasa masih kurang. Menurut data Badan Pusat Statistik Provinsi Bali pada tahun 2015 menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan mencapai 520.775 orang atau sebesar 22,4% dari total penduduk yang bekerja. Angka ini mengalami penurunan tiap tahunnya, setelah mencapai 528.506 orang pada tahun 2014 dan 547.746 orang pada tahun 2013 (BPS, 2016).
Minat generasi muda menekuni ilmu pertanian dibuktikan dengan masih minimnya siswa yang mau mengenyam pendidikan di SMK Pertanian yang ada di Bali. Bahkan, keberadaan SMK Pertanian masih sangat minim dibandingkan SMK lainnya. Dari 135 SMK yang ada di Bali hanya terdapat 5 SMK Pertanian yakni SMKN 2 Negara, SMKN 1 Petang, SMKN 2 Kintamani, SMKN 1 Kintamani dan SMK Nurun Najah Gerokgak. Keseluruhan SMK Pertanian yang ada di Bali tercatat hanya mengantongi 1.294 siswa (Bali Post, 5 Februari 2012).
Agrowisata Chelsea merupakan salah satu agrowisata di Desa Taro. Agrowisata ini dapat menghadirkan suatu iklim pendidikan ditengah-tengah wisata pertanian. Agrowisata berbasis educational tourism diharapkan dapat menjadi satu metode dalam meningkatkan minat anak pada bidang pertanian. Berdasarkan keadaan tersebut, maka diperlukan suatu penelitian mengenai hubungan partisipasi anak dalam agroeducational tourism terhadap minat anak pada bidang pertanian sehingga dapat diketahui sejauh mana peran agrowisata yang berbasis pendidikan mampu menarik minat anak-anak untuk menyukai bidang pertanian.
Sehubungan dengan latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:
-
1. Bagaimana tingkat partisipasi anak dalam kegiatan outing di Agrowisata Chelsea?
-
2. Bagaimana minat anak pada bidang pertanian setelah berpartisipasi dalam kegiatan outing di Agrowisata Chelsea?
-
3. Bagaimana hubungan partisipasi anak dalam kegiatan di Agrowisata Chelsea dengan minat anak pada bidang pertanian?
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut.
-
1. Mengetahui tingkat partisipasi anak dalam kegiatan outing di agro educational tourism.
-
2. Mengukur tingkat minat anak pada bidang pertanian setelah berpartisipasi dalam kegiatan outing di Agrowisata Chelsea.
-
3. Mengetahui hubungan antara partisipasi anak dalam agro educational tourism terhadap minat anak pada bidang pertanian.
Penelitian ini berlokasi di Agrowisata Chelsea, Desa Taro, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Pemilihan kawasan ini sebagai lokasi
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 3685-3809 Vol. 8, No. 4, Oktober 2019 penelitian atas pertimbangan bahwa kawasan Agrowisata ini mengembangkan atraksi atau paket wisata berbasis pendidikan dengan target anak-anak. Pertimbangan selanjutnya adalah karena belum pernah dilakukan penelitian dengan permasalahan yang serupa di lokasi ini. Penelitian ini dilakukan pada Kamis, 1 Juni 2017 dan Jumat 2 Juni 2017.
Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif merupakan alat pengumpul data utama dengan menggunakan metode penelitian yang meliputi pengamatan, wawancara dan penelaahan dokumen (Moleong, 2009). Sedangkan jenis data kuantitatif merupakan teknik pengambilan sampel dengan perhitungan tertentu yang sesuai pengumpulan data dengan metode statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah digunakan (Sugiyono, 2013).
Penulis menggunakan sumber data sekunder dan data primer. Menurut Umar (2008) yang dimaksud data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan teknik pengumpulan data tertentu. Dalam hal ini data primer didapatkan diwilayah penelitian melalui metode angket dengan mempergunakan instrumen berupa daftar pertanyaan. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain atau hasil penelitian lain atau data yang sudah tersedia sebelumnya yang diperoleh dari pihak lain yang berasal dari buku, literatur, artikel dan jurnal ilmiah. Jenis data sekunder pada penelitian ini seperti profil agrowisata, iklim, batas wilayah dan lainnya.
Metode-metode yang digunakan oleh penulis untuk menyusun penelitian ini adalah metode angket dan dokumentasi. Metode angket digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia (Sugiyono, 2013).
Sedangkan metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan atau transkrip, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dokumen yang dipilih harus memiliki kredibilitas yang tinggi (Arikunto, 2010).
Kelompok yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik sampling aksidental, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2013). Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40 orang responden. Pemilihan sampel ini dipilih karena anak dengan karakter tersebut sudah dianggap mampu dan paham terhadap pertanyaan yang akan diajukan.
-
2.5. Variabel Penelitian dan Metode Analisis
Variabel bebas atau independent variable adalah faktor yang menentukan atau mempengaruhi adanya faktor atau unsur (Arikunto, 2010). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah partisipasi anak dalam kegiatan outing di Agrowisata Chelsea.
Variabel terikat atau dependent variable adalah variabel yang timbul dalam hubungan yang fungsional atau sebagai pengaruh dari dalam variabel bebas (Arikunto, 2010). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat anak terhadap pertanian.
Metode yang digunakan dalam analisis data adalah penelitian korelasi (correlational research). Penelitian ini adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan sejauh mana tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih (Sukardi, 2003).
-
1. Mengukur tingkat Partisipasi dan Minat Anak
Untuk pengukuran tingkat partisipasi anak dalam kegitan outing dan minat anak pada bidang pertanian dilakukan dengan pemberian skor. Data yang diperoleh ditabulasi dan di deskripsikan dengan metode deskriptif persentase. Data dari angket dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang akan dianalisis secara deskriptif persentase dengan langkah-langkah menurut Ridwan (2004) sebagai berikut: pertama menghitung nilai responden dan masing-masing aspek atau sub variabel, merekap nilai, menghitung nilai rata-rata, kemudian menghitung persentase dengan rumus:
DP= n x100% …………………………………… (1)
N
Keterangan:
DP = Deskriptif persentase (%)
-
n = Skor empirik (Skor yang diperoleh)
-
N = Skor maksimal item pertanyaan
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentase dikonsultasikan dengan tabel kriteria.
Tabel 1.
Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
Kelas |
Batas Skor (%) |
Kriteria | ||
Batas Bawah |
Batas Atas |
Partisipasi |
Minat | |
1 |
0 |
20 |
Sangat Tidak Aktif |
Sangat Rendah |
2 |
20 |
40 |
Tidak Aktif |
Rendah |
3 |
40 |
60 |
Sedang |
Sedang |
4 |
60 |
80 |
Aktif |
Tinggi |
5 |
80 |
100 |
Sangat Aktif |
Sangat Tinggi |
2. Mengukur hubungan partisipasi anak terhadap minat pada bidang pertanian
Untuk mengetahui hubungan partisipasi anak dengan minat terhadap pertanian
dilakukan dengan analisis statistic dengan menggunakan rumus korelasi Spearman Rank
yaitu:
ρ=1-≡^ n(n2-1)
(2)
Keterangan:
-
ρ = koefisien korelasi Spearman Rank bi = perbedaan setiap pasang rank n = menunjukkan jumlah pasang rank
Jika terjadi angka sama, maka masing-masing mendapatkan rata-rata ranking. Karena terdapat dua subyek atau lebih mendapatkan skor sama atau kembar pada variabel yang sama, maka rumus rs yang digunakan adalah rumus sebagai berikut:
∑X2+∑Y2- ∑dᵢ² rs terkoreksi=
(3)
2√∑X2∑Y2
Kesimpulan tersebut hendaknya berlaku bagi keseluruhan populasi (untuk
mengetahui tingkat signifiknsinya) untuk mengetahui hal tersebutmaka perlu diuji lebih
lanjut dengan menggunakkan rumus t test menurut Sugiyono (2013) sebagai berikut:
r√n-2 t=
2
(4)
Keterangan :
t = t hitung
n = ukuran sampel
r = nilai koefisien korelasi
Adapun hipotesis sementara hubungan partisipasi anak dalam agro educational tourism dengan minat pada bidang pertanian yaitu:
Ho : β = 0, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen
Ha : β ≠ 0, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi anak dalam kegiatan outing yang ditawarkan oleh Agrowisata Chelsea termasuk dalam kategori aktif dengan pencapaian skor 71,9%. Perolehan skor untuk masing-masing indikator yang ditentukan melalui kegiatan outing dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.
Tingkat Partisipasi Anak dalam Kegiatan Agro Educational Tourism
No |
Partisipasi |
Skor (%) |
Kategori |
1 |
Mengenal Tanaman |
82,5 |
Sangat Aktif |
2 |
Pembuatan Kopi Luwak |
57,5 |
Sedang |
3 |
Pembuatan Gula Merah |
70,4 |
Aktif |
4 |
Pengenalan Buah Jeruk |
85,8 |
Sangat Aktif |
5 |
Pengenalan pupuk organik |
63,1 |
Aktif |
Rata - rata |
71,9 |
Aktif |
Sumber: Data Primer (2018)
Skor partisipasi tertinggi adalah 82,5% termasuk dalam kategori sangat aktif yaitu merupakan kegiatan pengenalan buah Jeruk. Kegiatan tersebut mengajak anak-anak atau peserta untuk mengenal jenis-jenis jeruk dan dapat memetik jeruk secara
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 3685-3809 Vol. 8, No. 4, Oktober 2019 langsung dari pohonnya. Hal ini membuat anak dapat secara langsung melakukan salah satu kegiatan bertani. Kegiatan ini termasuk dalam kategori sangat aktif.
Tingkat partisipasi terendah adalah kegiatan pembuatan kopi luwak yaitu 57,5% yang masuk dalam kategori sedang. Kegiatan ini anak diajak untuk mengetahui jenis kopi, memetik kopi dan memberi makan luwak serta terlibat dalam proses pembuatan kopi. Tingkat partisipasi ini termasuk paling rendah karena anak kurang tertarik kepada kopi mengingat kopi adalah minuman orang dewasa.
Untuk mengukur minat anak pada sektor pertanian dilakukan dengan 3 indikator yaitu: ketertarikan (interest), keinginan (desire), dan tindakan (action). Distribusi minat anak yang telah berpartisipasi pada kegiata agro educational tourism pada sektor pertanian dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.
Minat Anak pada Bidang Pertanian
No |
Minat |
Skor (%) |
Kategori |
1 |
Ketertarikan |
79,6 |
Tinggi |
2 |
Keinginan |
54,4 |
Sedang |
3 |
Tindakan |
54,6 |
Sedang |
Rata - rata |
62,9 |
Tinggi |
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rata-rata minat anak terhadap bidang pertanian adalah tinggi dengan presentase 62,9%. Dilihat dari keseluruhan indikator minat, yang memiliki persentase tertinggi adalah 79,6% pada indikator ketertarikan anak terhadap bidang pertanian dan masuk dalam kategori tinggi. Persentase terendah adalah 54,4% yaitu indikator keinginan anak dalam mendalami bidang pertanian, termasuk dalam kategori sedang.
-
3.3 Hubungan Partisipasi Anak dalam Agro Educational Tourismterhadap Minat
Anak pada Bidang Pertanian
Menguji hipotesis asosiatif berarti menguji hubungan antara dua variabel atau lebih yang ada pada responden untuk diberlakukan pada seluruh populasi sampel diambil. Untuk mengetahui hubungan antar variabel partisipasi dan minat dilakukan analisis hubungan dengan koefisien korelasi Spearman Rank, sebagai uji korelasi bagi data non parametrik karena data yang diperoleh dari hasil kuisioner merupakan data berskala nominal, ordinal dan interval. Melalui korelasi ini diharapkan mendapat hasil yang mendekati kenyataanya.
Hasil perhitungan hubungan partisipai dengan metode Spearman Rank ditabulasi menggunakan spearman tabel pada Microsoft excel. Terdapat angka yang sama atau angka kembar yang jumlahnya banyak. Hasil perhitungan Spearman Rank tersebut selanjutnyaperlu dilakukan pengukuran rsterkoreksi dengan mencari terlebih dahulu harga Tx dan Ty serta Σx2 dan Σy2 menggunakan perhitungan Ms. Excel.
Diketahui dari hasil perhitungan tersebut nilai ΣTx adalah 136,667. Sehingga Nilai Σx2 adalah 5193,333 dan nilai ΣTy adalah 136,667. Sehingga Nilai Σx2 adalah
5193,333. Nilai tersebut kemudian dimasukkan kedalam rumus untuk menghitung rs terkoreksi atau nilai korelasi spearman rank dan diperoleh hasil 0,767.
Dilihat dari tabel kritis nilai rho dengan N = 40 pada taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95% adalah 0,425. Bila dibandingkan, maka hasil rs hitung lebih besar dari nilai tabel. Dengan kata lain 0,767>0,425. Dengan demikian Hipotesis Nol (Ho) ditolak, dan Hipotesis kerja (Hᵢ) diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel partisipasi anak dalam Agro educational Tourism (X) terhadap minat anak pada bidang pertaninan (Y).
Angka ini selanjutnya diinterpretasikan sehingga perlu dibandingkan dengan pedoman interpretasi koefisien korelasi. Karena rho penelitian adalah 0,767 maka hubungan yang dimiliki antara partisipasi anak dalam agro educational tourism dan minat anak pada bidang pertanian memiliki korelasi yang kuat. Dari tabel 4 dapat dilihat interpretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono.
Tabel 4.
Interpretasi Koefisien Korelasi Menurut Sugiyono
Kelas |
Interval |
Kriteria Keeratan Hubungan | |
Batas Bawah |
Batas Atas | ||
1 |
0,00 |
0,199 |
Korelasi sangat rendah |
2 |
0,20 |
0,399 |
Korelasi rendah |
3 |
0,40 |
0,599 |
Korelasi sedang |
4 |
0,60 |
0,799 |
Korelasi kuat |
5 |
0,80 |
1,000 |
Korelasi sangat kuat |
Sumber: Sugiyono, 2012
Menentukan tingkat signifikansi dan untuk mengetahui apakah kesimpulan tersebut juga berlaku bagi keseluruhan populasi, maka perlu diuji lebih lanjut dengan menggunakkan rumus t hitung.
t=rs
√ι-r2
√40-2
(5)
t=0,767 =7,373
∕1-0,7672
Hasil t test yang diperoleh dari perhitungan tersebut sebesar 7,373, sedangkan harga kritis dari distribusi of t untuk db =40 (db=N - 2) dengan taraf kesalahan sebesar 5% atau taraf kepercayaan sebesar 95%. Level signifikansi One Tailet Testsebesar 1,761.
Hasil t test tersebut lebih besar dari harga kritisnya (7,373 > 1,761) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan atau linier antara variabel partisipasi anak dalam agro educational tourism (X) dan variabel minat anak pada bidang pertanian (Y). Hubungan yang linier artinya semakin tinggi partisipasi anak dalam agro educational tourism maka minat anak pada bidang pertanian juga akan semakin meningkat.
-
4. Simpulan dan Saran
-
4.1 Simpulan
-
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini sebagai berikut:
-
1. Tingkat partisipasi anak dalam kegiatan agro educational tourism dari hasil penelitian diperoleh rata-rata 71,9% yang masuk dalam kategori aktif. Artinya anak memiliki tingkat partisipasi yang aktif dalam kegiatan outing yang ditawarkan Agrowisata Chelsea.
-
2. Minat anak terhadap bidang pertanian dari hasil penelitian diperoleh rata-rata 62,9% yang termasuk dalam kategori tinggi. Ini menandakan ketertarikan, keinginan dan tindakan anak untuk mendalami bidang pertanian tinggi.
-
3. Terdapat hubungan yang sangat kuat antara partisipasi anak dalam agro educational tourism terhadap minat anak pada bidang pertanian. Partisipasi anak dalam tersebut memiliki hubungan yang positif terhadap minat anak pada bidang pertanian. Ini menandakan jika partisipasi anak meningkat dalam kegiatan agro educational tourism maka minat anak pada bidang pertanian juga akan meningkat.
Melihat dari hasil penelitian, penulis mengajukan saran diantaranya:
-
1. Partisipasi anak dalam bidang pertanian hendaknya ditingkatkan dengan menghadirkan kegiatan pertanian yang lebih banyak. Bali memiliki banyak usaha Agrowisata, jika pada tiap agrowisata juga ikut memberikan informasi dan pendidikan pertanian tentu akan semakin banyak masyarakat yang tertarik pada bidang pertanian. Tidak hanya dalam kegiatan Agrowisata berbasis pendidikan, pertanian juga dapat dikenalkan kepada anak melalui kegiatan sederhana seperti menjaga lingkungan dan tanaman, melakukan penanaman pohon dan lainnya.
-
2. Pertanian bukan hanya mengenai bagaimana bercocok tanam, alam atau lingkungan, tapi juga dunia ekonomi dan industri. Pengenalan mengenai industri pertanian juga dapat dilakukan dengan memberikan informasi dan pelatihan mengenai pengolahan hasil-hasil pertanian dan teknologi bidang pertanian. Misalnya dengan membuat kreasi makanan, minuman dan benda yang menarik dari hasil pertanian. Melalui kegiatan ini, pihak agrowisata dapat mengenalkan pertanian sebagai bidang yang lebih luas dan bermanfaat serta memiliki nilai ekonomi.
-
3. Dengan meningkatnya informasi dan partisipasi anak pada kegiatan pertanian, tentu minat anak pada bidang pertanian dapat semakin meningkat. Anak diharapkan dapat lebih mengembangkan diri melalui bidang pertanian, sehingga perlu disuport dengan menghadirkan info pertanian pada lembaga pendidikan. Diharapkan pihak agrowisata dapat bekerjasama dengan lembaga pendidikan untuk menyelenggarakan widya karya atau studi wisata.
-
5. Ucapan Terimakasih
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat dan rahmat-Nya penelitian ini dapat diselesaikan. Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak Agrowisata Chelsea serta pengunjung yang telah memberikan data penelitian. Semoga penelitian ini dapat berguna dan dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2016. Statistik Ketenagakerjaan Provinsi Bali 2015. Denpasar: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali
Bali Post. 2012. SMK Pertanian di Bali Sepi Peminat Pemprov Tak Punya Program
Unggulan. Koran Bali Post Edisi 5 Februari 2012.
Lexy J, Moleong. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pitana, IG. 2004. Sudah Pulihkah Pariwisata Bali?. [Online]. Didapatkan: http://www.balipost.co.id/BALIPOSTCETAK/2004/4/28/op3.html, (Diakses pada 6 Maret 2015)
Ridwan. 2004. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Umar, H. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo Persada
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
428
Discussion and feedback