Analisis Pendapatan Usaha Kacang Garing Pada UD Sari Murni Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung
on
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016
Analisis Pendapatan Usaha Kacang Garing Pada UD Sari Murni Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung
I MADE ADI MARTA , DWI PUTRA DARMAWAN, I DEWA GEDE RAKA SARJANA
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan PB Sudirman Denpasar 80232 Email: adimarta170514@gmail.com dwiputradarmawan@yahoo.com
Abstract
Analysis of Operating Revenues Peanut Crisp at UD Sari Murni Carangsari Village Petang District of Badung Regency
Micro, small and medium enterprises in Indonesia is growing very rapidly. Crunchy peanut businesses began to flourish in Badung Regency. The magnitude of the difference between the needs and abilities of the crunchy peanut production is a lucrative business opportunity. One of them is UD Sari Murni. The profit analysis is generally used to evaluate the activity of an industrial business in a particular period. The purpose of this study was to determine the number and the value of sales of crunchy peanut at UD Sari Murni and its profits earned. The period of data used in this study was the data for one year of 2014.The results of the research showed that UD. Sari Murni is classified as small business, labor-intensive and agriculture-based company. The growth of labor of UD Sari Murni in 2010 through 2014 amounted to 1.25% with an average percentage increase in employment amounted to 21.25%. UD Sari Murni has a vision and mission which are the requirements of a company.There are three processes of the crunchy peanut production cycle at UD Sari Murni, namely: the provision of raw materials, production processes and packaging, as well as crunchy peanut sales process. Patterns of production used by UD Sari Murni were a combination of constant pattern and fluctuated pattern. Profits earned by UD Sari Murni wasRp.242,096,028.33. But there were still technical obstacles i.e. lack of raw materials, labor shortages, and inadequate processing technology,as well as the presence of obstacles in the social aspect, which is associated with religious ceremonies.
Keywords: profits, crunchy peanuts, sales.
Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu pilar kekuatan perekonomian suatu daerah. Hal ini disebabkan karena UMKM
mempunyai fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar (Sartika, 2002:13). Peran strategis UMKM dalam struktur perekonomian Negara Indonesia sangat penting untuk ditingkatkan konstribusinya melalui penguatan UMKM sebagai sektor usaha yang tidak berkaitan ataupun memiliki utang luar negeri terbukti berdaya tahan tinggi menghadapi krisis ekonomi, karena sektor usaha ini menggunakan input lokal hampir 99,99 persen. Sampai saat ini menunjukkan, sektor UMKM di Indonesia juga merupakan pelaku usaha terbesar dari sisi jumlah unit usaha yang mencapai 99% dari total pelaku usaha nasional pada tahun 2012. Terdapat 54.559 unit usaha atau 98,82% di antaranya merupakan usaha mikro dengan aset maksimal Rp 50 juta dan omzet per tahun maksimal Rp 300 juta.
Secara umum ada dua permasalahan utama, yaitu finansial dan non finansial. Masalah finansial umumnya berkaitan dengan hambatan UMKM dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan untuk mengembangkan usahanya. Masalah pembiayaan merupakan hambatan yang paling sering dikeluhkan oleh para pengusaha, baik usaha kecil maupun besar (Wismiarsi dkk,2008). Berbagai keluhan yang dialami oleh para pengusaha kecil antara lain prosedur pengajuan kredit yang rumit, syarat-syarat yang dibutuhkan terlalu banyak, lokasi bank yang jauh dari lokasi usaha,dan kewajiban untuk menyerahkan agunan (Soetrisno, 1998).
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di daerah Bali dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, dari data Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali jumlah UMKM tahun 2011 mencapai 233.334 unit yang terdiri dari sektor informal 169.119 unit dan sektor formal 64.215 unit.UMKM di Bali masih menghadapi berbagai kendala yaitu lemahnya jaringan pasar, rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, masalah produksi dan teknologi serta masalah permodalan. Mengatasi kendala dalam pemenuhan modal bagi UMKM, Pemerintah Daerah Provinsi Bali mendirikan Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida) Bali dengan dukungan pihak legislatif. Tanggal 21 November 2010 secara resmi berdirilah perusahaan penjaminan milik masyarakat Bali dengan nama PT Jamkrida Bali Mandara.
Kondisi ini dimanfaatkan oleh salah satu pengusaha untuk meningkatkan nilai jual kacang tanah di Banjar Samuan Kawan, Desa Carangsari, Kecamatan Petang Kabupaten Badung. Pak Nyoman Lombeng merupakan salah seorang putra desa sebagai pelopor meningkatkan nilai jual kacang tanah, yang diolah menjadi camilan kacang garing yang banyak digemari masyarakat. Beliau mendirikan usaha yang diberi nama UD Sari Murni. UD Sari Murni terbentuk tanggal 10 Desember 2005. Pengelola berencana meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan pasar dan memperoleh keuntungan yang diharapkan. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui pendapatan penjualan UD Sari Murni. Mengetahui hal tersebut, maka dapat ditargetkan atau direncanakan jumlah dan nilai penjualan kacang garing agar memperoleh keuntungan yang diharapkan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka masalah yang disimpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
-
1. Bagaimana karakteristik usaha kacang garing UD Sari Murni?
-
2. Berapa keuntungan usaha kacang garing yang dihasilkan?
-
3. Apa saja kendala yang dihadapi UD Sari Murni dalam memproduksi kacang garing ?
Tujuan dari penelitian ini antara lain untuk mengetahui:
-
1. Untuk mengetahui karakteristik usaha kacang garing UD Sari Murni.
-
2. Untuk mengetahui keuntungan usaha kacang garing yang dihasilkan.
-
3. Untuk mengetahuikendala yang dihadapi UD Sari Murni dalam memproduksi kacang garing.
Lokasi penelitian dilaksanakan di UD Sari Murni, Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada bulan Desember 2015 s.d. Januari 2016. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan dengan metode purposive yaitu metode penentuan lokasi yang dilakukan secara sengaja.
Informan penelitian adalah orang yang dimintai atau seseorang yang memiliki informasi (data) tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moloeong, 2004). Informan penelitian dalam penelitian ini dipilih purposive karena dianggap lebih mengetahui permasalahan yang diteliti berdasarkan atas tugas dan tanggung jawab perusahaan serta kaitannya dengan kegiatan produksi serta pemasaran hasil olahan kacang garing di UD Sari Murni. Peneliti dalam penelitian ini hanya menggunakan informan kunci yaitu Bapak Nyoman Lombeng selaku pemilik UD Sari Murni.
Jenis data yang dipakai dalam penilitian ini meliputi data kuantitatif dan dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang dapat dihitung dan dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung dengan satuan tertentu seperti data penghasilan usaha, biaya investasi dan biaya produksi (Sugiyono, 2007). Data kuantitatif yang digunakan berupa jumlah produksi, harga produk, jumlah penerimaan, dan total biaya. Data kualitatif adalah data yang tidak dalam bentuk angka tetapi merupakan uraian maupun penjelasan yang tidak dapat dihitung (Sugiyono, 2007). Data
kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejarah perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan.
Sumber data yang digunakan penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui proses wawancara dengan pemilik UD. Sari Murni. Data sekunder diperoleh melalui berupa dokumen, buku–buku yang menunjang penelitian dan internet.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi, wawancara, dan studi pustaka (Sutrisna, 1998). Periode data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data selama satu tahun yaitu pada tahun 2014.Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu analisis pendapatan, karakteristik usaha dan kendala dalam memproduksi kacang garing.
Metode analisis data yang digunakan adalahdeskriptif kuantitatif dan kualitatif. Rumus yang digunakan untuk mengkaji analisis data adalah sebagai berikut.
-
1. Analisis kuntitatif
Untuk mengetahui jumlah dan nilai penjualan kacang garing serta keuntungan pada tahun 2014 menggunakan analisis pendapatan.
π = TR – C…………………………….......(1)
Keterangan:
π = Keuntungan Usaha
TR = Penerimaan Total (total revenue)
TC = Total biaya produksi (total cost)
-
2. Analisis kualitatif
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karakteristik UD Sari Murni serta kendala – kendala yang dihadapi dalam memproduksi kacang garing.
UD Sari Murni merupakan usaha yang bersifat padat karya karena dalam produksinya lebih memanfaatkan tenaga kerja yang dimiliki daripada penggunaan mesin sebagai alat produksinya. Kacang garing merupakan produk olahan sederhana UD Sari Murni yang memerlukan ketrampilan khusus, namun tidak perlu membutuhkan pendidikan formal. Produk yang dihasilkan UD Sari Murni mempunyai kandungan teknologi yang sederhana dan murah. UD Sari Murni juga bersifat agricultural based karena menggunakan komoditas pertanian sebagai bahan baku produk olahannya dalam skala usaha kecil tanpa harus mengakibatkan biaya produksi yang tinggi.
Kegiatan dalam manajemen usaha atau bisnis yang dijalankan wirausaha, tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting. Tenaga kerja ikut menentukan tercapainya tujuan dan proses kegiatan usaha untuk mencapai keberhasilan yang telah ditetapkan wirausaha didalam perusahaannya. UD Sari Murni menggunakan tenaga kerja dalam mencapai tujuan perusahaan. Berikut merupakan tabel perkembangan tenaga kerja UD Sari Murni dari tahun 2010 s/d tahun 2014.
Tabel 1.
Perkembangan Tenaga Kerja UD Sari Murni dari Tahun 2010 s/d 2014
|
Tahun |
Pria (orang) |
Wanita (orang) |
Jumlah tenaga kerja (orang) |
Pertumbuhan (%) |
|
2010 |
2 |
2 |
5 |
0 |
|
2011 |
2 |
3 |
5 |
0 |
|
2012 |
2 |
6 |
8 (+3) |
60 % |
|
2013 |
2 |
8 |
10 (+2) 10 ( ) |
25% |
|
2014 |
2 |
8 |
0 | |
|
Rata – |
rata persentase peningkatan tenaga kerja |
1,25 |
21,25 % | |
Sumber: Diolah dari data primer, 2016
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dilihat tenaga kerja UD Sari Murni mengalami penambahan jumlah tenaga kerja, dari 5 tenaga kerja pada tahun 2010 menjadi 10 tenaga kerja dengan pertumbuhan 1,25% di tahun 2014. Berdasarkan tabel 5.1 juga didapatkan rata–rata persentase tenaga kerja sebesar 21,25%.
Visi dan misi merupakan syarat yang wajib dimiliki sebuah usaha, perusahan atau organisasi. Visi dan misi menjadi landasan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Visi dari UD Sari Murni yaitu menjadi salah satu usaha kacang garing yang mampu memenuhi pangsa pasar camilan bergizi di Kabupaten Badung maupun di Provinsi Bali. Adapun misi dari UD Sari Murni yaitu:
-
a) Melaksanakan proses produksi kacang garing melalui pemilihan bahan baku
yang berkualitas, dan pencatatan yang ketat untuk menghasikan camilan kacang garing yang bermutu.
-
b) Melaksanakan bimbingan teknis dan jasa dalam rangka meningkatkan
sumber daya manusia untuk pengembangan produksi kacang garing.
-
c) Melakukan distribusi kacang garing dengan pangsa pasar yang lebih luas.
-
d) Pemanfaatan masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja, dengan harapan dapat
meningkatkan kesejahteraan dan memberikan keuntungan dari setiap siklus produksi yang dilakukan perusahaan.
Siklus produksi adalah serangkaian aktifitas bisnis dan kegiatan pengolahan data yang berkaitan dengan proses pembuatan produk dan terjadi secara terus-menerus. Keberadaan sistem informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi, dengan sistem informasi akuntansi membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan waktu kerja yang jelas untuk dijadikan masukan bagi pembuat keputusan dalam perancanaan produk atau jasa yang dihasilkan, berapa harga produk tersebut, dan bagaimana perencanaan penyerapan dan alokasi sumber daya yang diperlukan, dan yang sangat penting adalah bagaimana merencanakan dan mengendalikan biaya produksi serta evaluasi kinerja terhadap produktifitas yang dihasikan. Ada tiga aktivitas siklus produksi UD Sari Murni yaitu: (a) penyediaan bahan baku, (b) proses produksi dan pengemasan, (c) proses penjualan kacang garing.
UD Sari Murni dalam memproduksi kacang garing menggunakan dua pola produksi yaitu pola produksi konstan dan pola produksi bergelombang. Pola produksi konstan digunakan untuk produk kemasan Rp 1.000,00, dimana produksi kacang garing untuk kemasan ini selalu sama setiap harinya yaitu sebanyak 1200 bungkus. Pola konstan dipilih karena UD Sari Murni telah memiliki langganan tetap yang jumlah pesananannya sama setiap harinya. Pola produksi yang juga digunakan UD Sari Murni yaitu pola produksi bergelombang.
Pola ini digunakan untuk produk kemasan Rp 2.000,00 dan produk kemasan Rp 5000,00. Pola bergelombang digunakan UD Sari Murni tergantung perkiraan penjualan. Apabila perkiraan penjualan naik, maka produksi akan naik pula dalam jumlah yang sama. Apabila perkiraan penjualan turun, maka produksi akan turun. Kebijakan kenaikan atau penurunan produksi akan mengikuti tingkat penjualan. Kebijakan kenaikan produksi untuk kemasan Rp 2.000,00 dan kemasan Rp 5.000,00 diambil UD Sari Murni saat hari-hari.
Pencatatan keuntungan (laba) biasanya sering digunakan apabila perusahaan mengeluarkan suatu produk atau barang. Memproduksi sebuah produk tentu berkaitan dengan dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan kemudian penentuan harga jual serta jumlah barang yang akan diproduksi atau dijual ke konsumen (Kasmir, 2012). Data yang digunakan untuk perhitungan keuntungan penjualan produk kacang garing UD Sari Murni adalah data selama satu tahun yaitu data tahun 2014. Tahun 2014 jumlah penjualan kacang garing di UD Sari Murni sejumlah Rp. 791.840.000,00.
Biaya produksi diartikan sebagai keseluruhan faktor produksi yang dikorbankan dalam proses produksi. Sebagian ahli ekonomi kemudian mengatakan bahwa biaya produksi adalah keseluruhan biaya yang dikorbankan untuk menghasilkan produk hingga produk itu sampai di pasar, atau sampai ke tangan konsumen, dengan demikian biaya angkut, biaya penyimpanan di gudang, dan biaya iklan yang menunjang proses produksi hingga produk itu sampai ke tangan konsumen, dapat dikategorikan biaya produksi (Ahman, 2004). Biaya produksi meliputi identifikasi besarnya biaya tetap dan biaya variabel yang digunakan dalam memproduksi kacang garing. Besarnya biaya produksi dipengaruhi oleh komponen input produksi dan harga input produksi tersebut. Berikut penjelasan beserta perhitungannya.
-
1) Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap konstan, tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu. Berikut ini merupakan identifikasi biaya tetap produksi kacang garing UD Sari Murni tahun 2014.
Tabel 2.
Biaya Tetap Kacang Garing UD Sari Murni, Tahun 2014
|
No |
Jenis Alat |
Jumlah ( Unit ) |
Biaya Penyusutan/Tahun ( Rp) |
Total ( Rp) |
|
1 |
Mesin pengovenan |
1 |
250.000,00 |
250.000,00 |
|
2 |
Mesin molen |
1 |
445.000,00 |
445.000,00 |
|
3 |
Timbangan |
1 |
280.000,00 |
280.000,00 |
|
4 |
Spiller |
2 |
99.000,00 |
198.000,00 |
|
5 |
Mobil |
1 |
2.800.000,00 |
2.800.000,00 |
|
6 |
Keranjang |
5 |
13.333,33 |
66.666,67 |
|
7 |
Sekrop |
2 |
20.000,00 |
40.000,00 |
|
8 |
Ember |
5 |
13.333,00 |
66.666,67 |
|
9 |
Bangunan |
1 |
3.333.333,33 |
3.333.333,33 |
|
10 |
Konsumsi |
- |
900.000,00 | |
|
11 |
Biaya lain – lain |
- |
2.580.000,00 |
Total 10.959.666,67
Sumber: diolah dari data primer, 2016
-
2) Biaya variabel
Identifikasi biaya produksi selanjutnya adalah biaya variabel. Biaya variabel (Zulkifli; 2003) adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap. Artinya, jika volume kegiatan diperbesar 2 (dua) kali lipat, maka total biaya juga menjadi 2 (dua) kali
lipat dari jumlah semula. Berikut ini merupakan identifikasi biaya variabel produksi kacang garing UD Sari Murni tahun 2014.
Tabel 3.
Biaya Variabel Kacang Garing UD Sari Murni Tahun, 2014
|
No |
Nama |
Satuan |
Volume |
Harga ( Rp) |
Nilai (Rp) |
|
1 |
Bahan baku | ||||
|
(a) |
Kacang tanah |
Kg |
46.870,00 |
6000,00 |
281.220.000,00 |
|
2 |
Kayu bakar |
Batang |
26.425,00 |
850,00 |
22.461.250,00 |
|
3 |
Plastik 1 |
Pcs |
418.800,00 |
16,00 |
6.700.800,00 |
|
4 |
Plastik 2 |
Pcs |
81.970,00 |
50,00 |
4.098.500,00 |
|
5 |
Plastik 3 |
Pcs |
41.820,00 |
80,00 |
3.345.600,00 |
|
6 |
Tenaga kerja |
HOK |
3.490,00 |
50.000,00 |
210.500.000,00 |
|
7 |
Listrik |
Kwh |
372,27 |
1500,00 |
558.400,00 |
|
8 |
Bensin |
L |
1.073,85 |
6500,00 |
6.980.000,00 |
|
9 |
Pajak |
Rp |
2.919.755,00 | ||
|
Total |
538.784.305,00 |
Sumber: diolah dari data prime, 2016
-
3) Biaya Total Produksi
Biaya total merupakan biaya yang diperoleh dari penjumlahan biaya tetap (fixed cost) dengan biaya variabel (variable cos) yang dikeluarkan UD Sari Murni untuk menghasilkan sejumlah produk kacang garing dalam periode tertentu. Besarnya biaya total (total cost) yang dikeluarkan UD Sari Murni pada tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.
Biaya Total Produksi Kacang Garing UD Sari Murni, Tahun 2014
No Jenis biaya Nilai ( Rp )
-
1 Biaya tetap 10.959.666,67
-
2 Biaya variable 502.784.305,00
Total 549.743.971,67
Sumber: diolah dari data primer, 2016
Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa total biaya ( TC) dari kacang garing tahun 2014 sebesar Rp 549.743.971,67yang diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel.
Penerimaan merupakan besarnya jumlah uang yang diterima UD Sari Murni dari penjualan produk kacang garing yang dipasarkan. Penerimaan juga definisikan sebagai hasil kali kuantitas atau produk yang dijual dengan harga satuan produk itu sendiri. UD Sari Murni menghasilkan jumlah produk kemasan Rp 1.000,00 sebanyak 418.800 bungkus, produk kemasan Rp 2.000,00 sebanyak 81.970 bungkus dan produk kemasan Rp 5.000,00 sebanyak 41.820 bungkus selama tahun
2014. Penerimaan produksi rata-rata tiap bulan yang diperoleh UD Sari Murni tiap bulan sebesar Rp65.986.667,00.
Keuntungan usaha adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan UD Sari Murni setiap kali produksi atau setiap tahun tahun proses produksi (Cempaka, 2015). Berdasarkan atas uraian yang dijelaskan sebelumnya, bahwa total penjualan produk kacang garing UD Sari Murni pada tahun 2014 sebesar Rp 791.840.000,00 dan biaya totalnya sebesar Rp 549.743.971,67. Jika π = TR – TC maka total keuntungan yang diperoleh UD Sari Murni sebesar Rp 242.096.028,33 pada tahun 2014. Rata-rata keuntungan tiap bulan yang didapatkan UD Sari Murni Rp 20.174.669,00. Jumlah keuntungan ini dapat dikatakan cukup besar dan sangat menguntungkan, sehingga UD Sari Murni tetap bertahan dan selalu melakukan upaya pengembangan usaha kacang garing.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik UD Sari Murni yaitu Bapak Nyoman Lombeng, aspek yang menjadi kendala dalam usaha kacang garing adalah aspek teknis dan aspek sosial. Aspek teknis yang dimaksud yaitu kesulitan bahan baku di musim - musim tertentu, kekurangan tenaga kerja dan teknologi pengolahan yang belum memadai. Kendala aspek sosial yang dimaksud yaitu kegiatan upacara atau ritual keagamaan, sedangkan untuk aspek ekonomi sampai saat ini dapat diatasi oleh UD Sari Murni karena mampu menghasilkan keuntungan yang cukup besar.
Kendala dalam aspek teknis sangat perlu untuk diatasi karena dapat menghambat pengembangan usaha kacang garing. Masalah bahan baku merupakan masalah yang klasik dalam dunia usaha dan sulit untuk diatasi. Faktor penunjang utama ketersediaan bahan baku (kacang tanah), belum optimal karena sulit didapatkan pada musim-musim tertentu. UD Sari Murni biasanya mendapatkan bahanbaku kacang tanah dari petani-petani di sekitar Desa Pelaga dan Desa Sulangai. Musim-musim tertentu kekurangan persediaan bahan baku kacang tanah, karena petani beralih menanam komoditi lain. UD Sari Murni tidak menghasilkan bahan baku kacang tanah sendiri, sehingga di saat kekurangan bahan baku seperti ini UD Sari Murni memesan bahan baku dari Pulau Jawa yang tentu dapat menambah biaya produksi. Kekurangan bahan baku ini juga akan mempengaruhi kuantitas dari kacang garing yang dihasilkan UD Sari Murni. Upaya pemecahan masalah bahan baku tersebut yaitu UD Sari Murni dapat menjalin kerja sama dengan petani di luar Kecamatan Petang dan harus memiliki stok bahan baku tambahan sehingga saat kekurangan bahan baku bisa diambil dari stok. Masalah bahan baku lainnya yaitu harga bahan baku yang berfluktuasi karena disaat harga naik UD Sari Murni kebingungan menentukan harga jual produski.
Masalah lainnya dari aspek teknis yaitu masalah kurangnya tenaga kerja dalam proses pembuatan kacang garing. Kegiatan manajemen usaha atau bisnis yang dijalankan wirausaha, tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting. Tenaga kerja ikut menentukan tercapainya tujuan dan proses kegiatan usaha untuk mencapai keberhasilan yang telah ditetapkan wirausaha didalam perusahaannya. Kurangnya tenaga kerja disebabkan oleh minimnya minat masyarakat untuk bekerja di bidang usaha kacang garing karena hasil yang didapat kurang menjanjikan.
Masalah aspek teknis yang terakhir yaitu teknologi pengolahan yang belum memadai. UD Sari Murni dalam mengolah produknya masih menggunakan cara
tradisional dan peralatan-peralatan yang masih sederhana. Cara tradisional yang dimaksud yaitu penjemuran bahan baku masih menggunakan tenaga matahari.Pengolahan kacang garing juga hanya menggunakan mesin oven bertenaga dinamo dan kayu bakar sebagai penghantar panasnya. Akibatnya pemanfaatan waktu tidak efisien dan hasil produksi tidak maksimal. Upaya yang dapat dilakukan UD Sari Murni untuk menanggulangi kendala ini yaitu mengadopsi inovasi-inovasi baru dan mendatangkan mesin pengolahan yang lebih modern.
Kendala memproduksi kacang garing di UD Sari Murni dalam aspek sosial yaitu kegiatan ritual dan keagamaan. Saat ada kegiatan upacara atau keagamaan tertentu, tenaga kerja tidak bisa bekerja sehingga aktivitas di perusahaan juga ikut terhenti (tidak ada produksi).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di UD Sari Murni maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
-
1. UD Sari Murni dikelompokan sebagai usaha kecil, yang bersifat padat karya dan agriculture based. Pertumbuhan tenaga kerja UD Sari Murni tahun 2010 s.d 2014 sebesar 1,25% dengan rata- rata persentase peningkatan tenaga kerja sebesar 21,25%.Visi dari UD Sari Murniyaitu menjadi salah satu usaha kacang garing yang mampu memenuhi pangsa pasar camilan bergizi di Kabupaten Badung maupun di Provinsi Bali. Proses produksi kacang garing UD Sari Murni terdiri atas penyediaan bahan baku, proses produksi dan pengemasan, serta proses penjualan kacang garing. Pola produksi yang digunakan UD Sari Murni yaitu kombinasi antara pola konstan dan pola bergelombang.
-
2. UD Sari Murni telah berhasil mendapatkan keuntungan menjual produk kacang garing selama tahun 2014 yaitu Rp 242.096.028,33.
-
3. Kendala–kendala yang dihadapi UD Sari Murni dalam memproduksi kacang garing pada aspek teknis yaitu kesulitan bahan baku di musim - musim tertentu, kekurangan tenaga kerja dan teknologi pengolahan yang belum memadai. Kendala pada aspek sosial terkait masalah kegiatan upacara atau ritual keagamaan.
Berdasarkan hasil dari berbagai analisis disarankan UD Sari Murni tetap melanjutkan usaha kacang garing, menjalin kerja sama dengan petani kacang tanah di luar wilayah Kecamatan Petang sebagai antisipasi jika bahan baku sulit didapatkan, serta memanfaatkan perkembangan teknologi atau alat pengering otomatis untuk penjemuran bahan baku yang bisa digunakan saat cuaca tidak mendukung.
DaftarPustaka
Ahman, Eeng. 2004. Ekonomi. Bandung : Grafindo Media Pratama
Baridwan, Zaki., 2000. Intermedite Accounting. BPFE. Yogyakarta
Cempaka, Duta. 2015. Analisis Perencanaan Penjualan Pupuk Organik Dengan Metode Break Event Point (Studi Kasus Gapoktan Dharma Pertiwi di Kabupaten Badung,Provinsi Bali). Skripsi. Program Sarjana, Fakultas Pertanian. Universitas Udayana.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta.Kencana
Moleong, L. J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
Sartika, Tiktik. 2002. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sugiyono, Prof.Dr.2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung. Alfabeta
Sutrisna, 1998. Metode Pengumpulan Data Penelitian.Jakarta
Sutrisno, (1998). Pengaruh Pemilikan Metode Akuntansi dalam Merger dan Akuisisi Terhadap Harga Saham. Yogyakarta Program Pasca Sarjana FE DGM
Wismiarsi, dkk. (2008), Hambatan Ekspor UKM Indonesia, Hasil Studi pada Industri Mebel, Kerajinan dan Biofarmaka. Jakarta.Penerbit Buku Kompas.
Zulkifli. 2003. Manajemen Biaya. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
679
Discussion and feedback