Perilaku Anggota Subak Dalam Penggunaan Pupuk Organik Pada Budidaya Tanaman Padi Sawah (Kasus di Subak Dukuh, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)
on
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016
Perilaku Anggota Subak Dalam Penggunaan Pupuk Organik Pada Budidaya Tanaman Padi Sawah (Kasus di Subak Dukuh, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung)
I MADE SUDIANA, I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA,
I WAYAN SUDARTA
Program Studi Agribisnis Fakultas pertanian Universitas Udayana Jalan P.B. Sudirman Denpasar 80232
E-mail : dekwins@ymail.com setiawanadiputra@rocketmail.com
Abstract
The Behavior of Subak’s Members in the Use of Organic Fertilizer on Rice Paddy Cultivation (A Case Study of Subak Dukuh, Kapal Village, Mengwi Sub-District of Badung Regency)
The negative impact of consuming food containing excess of chemical residues has become the health issues lately. Environmental and food safety issues led to a lifestyle trend of going back to nature. Some individuals, groups, and organizations initiated the movement of environmentally friendly farming system namely organic farming. Seeing this condition, the researchers were interested in conducting research concerning the behavior of Subak’s members in the use of organic fertilizers in the cultivation of rice paddy. This research was conducted in Subak Dukuh which is located in the village of Kapal, Mengwi, Badung Regency. The selection of this region as the research location was done purposively. The populations of this research were members of Subak Dukuh totaling of 162 people. Determination of the sample size in this study using the formula of solvin so that the number of respondents taken were 35 people. The result shows that the level of knowledge of farmers on organic fertilizers was categorized as good achieving a score of 71.20 percent. But the behavior of farmers towards organic fertilizer was classified in the medium category with an average score of 66.20 percent. On the application of organic fertilizers, the farmers was in medium category with score of 63.80 percent. Based on the research results, it is suggested to the members of Subak as program implementers to apply or utilize the technology in the agricultural sector introduced by the extension workers, because before trying a new technology that given by the extension workers, farmers did not know whether the technology is good or not to be applied to their rice fields.
Keywords: behavior, organic fertilizer, rice cultivation
Dampak negatif mengkonsumsi bahan pangan yang mengandung residu kimia berlebih menjadi isu kesehatan yang muncul belakangan ini. Masalah lingkungan dan keamanan pangan memunculkan tren gaya hidup back to nature. Beberapa individu, kelompok dan organisasi menyuarakan gerakan sistem pertanian ramah lingkungan yaitu pertanian organik. Sistem produksi pangan organik ini didasarkan pada standar produksi yang spesifik dengan tujuan menciptakan agroekosistem yang optimal, lestari berkelanjutan baik secara sosial, ekologi, ekonomi dan etika. Pertanian organik merupakan salah satu cara guna pemenuhan kebutuhan pangan yang aman dan berkelanjutan. Pertanian organik mempunyai konsep yang berbeda dengan pertanian konvensional dalam hal kesuburan tanah, penggunaan bibit, pengelolaan hama dan penyakit tanaman, kualitas produk dan kestabilan produksi. Penggunaan bibit yang adaptif terhadap masukan pupuk organik memberikan efek yang baik terhadap sistem perakaran tanaman, menguntungkan aktivitas mikroorganisme dalam tanah dan perbaikan kesuburan tanah, kualitas produk lebih baik dan stabilitas produksi jangka panjang (Kurnia, 2004).
Peralihan penggunaan pupuk kimia menuju pupuk organik juga pernah dirasakan oleh anggota Subak Dukuh. Setelah kurang lebih 30 tahun mengunakan pupuk anorganik, maka petani mulai beralih mengunakan pupuk organik sejak tahun 2013. Tujuan penggunaan pupuk organik ini tidak lain untuk menjaga keseimbangan alam dan ekosistem di dalamnya, serta turut menjaga kesuburan tanah tersebut (Erianto, 2009).
Perkembangan menuju penggunaan pupuk organik, pada tahun 2013 Subak Dukuh mendapat penyuluhan tentang pemanfaatan pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah dan mendapat bantuan subsidi pupuk dari pemerintah berupa pupuk organik jenis petroganik yang berbentuk granul. Selain pupuk organik, petani juga mulai mencampur dengan pupuk yang berasal dari kotoran sapi dan sebagian dari petani juga ada yang mencampurnya dengan pupuk anorganik. Hal ini semata-mata sebagai penyeimbang dalam penggunaan pupuk organik.
Melihat kondisi Subak Dukuh yang mulai mengalihkan pertaniannya dari menggunakan pupuk anorganik menjadi organik, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai perilaku anggota subak dalam penggunaan pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah di Subak Dukuh.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. (1) Bagaimanakah tingkat pengetahuan anggota subak tentang pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah? (2) Bagaimanakah sikap anggota subak terhadap pupuk organik pada budidaya
tanaman padi sawah? (3) Bagaimanakah penerapan anggota subak dalam penggunaan pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah?
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui tingkat pengetahuan anggota subak terhadap pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah; (2) Mengetahui sikap anggota subak terhadap pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah; dan (3) Mengetahui penerapan anggota subak dalam penggunaan pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah.
Penelitian dilaksanakan di Subak Dukuh yang beralamat di Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung (Profil Desa Kapal, 2015). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2015 sampai dengan April 2016. Pemilihan kawasan ini sebagai lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive).
Populasi dari penelitian ini adalah anggota Subak Dukuh yang berjumlah 162 orang. Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Slovin sehingga jumlah responden yang diambil menjadi 35 orang menurut Husein Umar (dalam Setiawan, 2013)
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik observasi dan wawancara. Instrumen penelian data yang digunakan adalah dengan memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk mendapatkan informasi dari responden (Gulo, 2002). Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan petani tentang pupuk organik, sikap petani dalam pemanfaatan pupuk organik, dan penerapan petani dalam menggunakan pupuk organik. Metode analisis yang digunakan adalah data kuantitatif dan data kualitatif.
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan formal, mata pencaharian, jumlah anggota rumah tangga, dan luas lahan garapan (Sugiyono, 2010).
Dikemukakan oleh Elisabeth B.H (1997), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Pendapat lain, dinyatakan oleh Dewi dan Wawan (2010) semakin cukup umur, tingkat kematangan, dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.
Menurut Biro Pusat Statistik (Darmada, 2011), penggolongan umur dibawah 15 tahun dan di atas 64 tahun dikelompokkan kedalam umur non produktif sedangkan penduduk yang dikelompokkan ke dalam umur produktif, yaitu antara umur 15 tahun sampai dengan 64 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden lebih banyak berada pada usia produktif yaitu sebanyak 27 orang (77,14%). Hal ini berarti bahwa responden menerima pegetahuan atau informasi baru untuk memperbaiki usahataninya, dalam hal ini tentang pupuk organik dan penerapannya pada budidaya tanaman padi.
Tingkat pendidikan yang memadai membuat petani akan semakin mengerti dan memahami materi-materi yang disampaikan oleh penyuluh serta mempengaruhi kemampuan petani untuk menerima inovasi baru (Thoha, 2004). Berdasarkan hasil penelitian, dilihat dari tamatan SMP sampai Perguruan Tinggi yang dimiliki responden lebih banyak, yaitu sebanyak 24 orang (68,57%) dari pada responden yang memiliki pendidikan sekolah dasar dan tidak tamat SD yang hanya berjumlah 11 orang (31,43%).
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui mata pencaharian pokok terbanyak responden sebagai petani sebanyak 21 orang (60,00%), dan 14 orang lainnya (40,00%) memiliki pekerjaan pokok sebagai PNS, pekerja bangunan, dan pengrajin.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden atau sebanyak 31 rumah tangga (88,6%) tergolong ke dalam kelompok dengan anggota keluarga antara tiga hingga lima orang, sebanyak tiga rumah tangga (8,5%) yang beranggotakan lebih dari lima orang, dan satu rumah tangga (2,9%) yang beranggotakan kurang dari tiga orang.
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata luas lahan sawah yang dimiliki oleh responden seluas 0,52 ha. Lahan yang digarap seluas 0,44 ha sisanya yang disakapkan pada petani lain seluas 0,08 ha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku anggota subak tentang pupuk organik termasuk dalam kategori sedang dengan pencapaian skor 67,07%. Rata-rata pencapaian skor pengetahuan, sikap, dan penerapan petani terhadap pupuk organik di subak Dukuh disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1.
Perilaku Anggota Subak dalam Penggunaan Pupuk Organik Di Subak Dukuh, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung
| 
 Variabel  | 
 Pencapaian Skor (%)  | 
 Kategori  | 
| 
 Pengetahuan  | 
 71,20  | 
 Tinggi  | 
| 
 Sikap  | 
 66,20  | 
 Sedang  | 
| 
 Penerapan  | 
 63,80  | 
 Sedang  | 
| 
 Perilaku  | 
 67,07  | 
 Sedang  | 
Pada Tabel 1, tampak bahwa pengetahuan petani terhadap pupuk organik tergolong kategori pengetahuan yang tinggi dengan pencapaian skor sebesar 71,20%. Kategori tinggi ini didapat karena rata-rata responden sudah mengetahui tentang waktu pemupukan, jenis pupuk, dosis pupuk, dan cara pemupukan. Namun pada tahap sikap petani terhadap pupuk organik tergolong dalam kategori sedang dengan pencapaian skor 66,20%. Kategori sikap sedang ini didapat karena beberapa petani masih belum sepenuhnya dapat menerima inovasi yang diberikan oleh penyuluh.
Tahap penerapan petani terhadap pupuk organik tergolong dalam kategori sedang dengan pencapaian skor 63,80%. Penerapan dengan kategori sedang ini didapat bukan karena petani tidak mau menerapkan pupuk organik, namun dalam beberapa tahap petani masih menggunakan pupuk kimia jenis urea. Pengetahuan, sikap, dan penerapan petani terhadap pupuk organik di subak Dukuh, secara rincinya akan dijelaskan sebagai berikut.
Hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan petani tentang pupuk organik tergolong dalam kategori baik dengan rata-rata pencapaian skor sebesar 7,10%. Kategori baik ini didapat karena faktor pendidikan yang dimiliki oleh responden lebih banyak tamatan SMP dan tamat SMA, sehingga petani mudah dalam mengingat dan menyerap materi yang disampaikan oleh penyuluh. Persentase pencapaian skor pengetahuan petani tentan pupuk organik di Subak Dukuh disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2.
Pengetahuan Petani tentang Pupuk Organik di Subak Dukuh, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung
| 
 No.  | 
 Indikator  | 
 Jumlah  | 
 Rata-rata  | 
 Skor (%)  | 
 Kategori  | 
| 
 1  | 
 Waktu pemupukan  | 
 123  | 
 3,51  | 
 70,20  | 
 Tinggi  | 
| 
 2  | 
 Jenis pupuk  | 
 112  | 
 3,20  | 
 64,00  | 
 Sedang  | 
| 
 3  | 
 Dosis pupuk  | 
 130  | 
 3,71  | 
 74,20  | 
 Tinggi  | 
| 
 4  | 
 Cara pemupukan  | 
 133  | 
 3,80  | 
 76,00  | 
 Tinggi  | 
| 
 Rata-rata  | 
 124,50  | 
 3,56  | 
 71,10  | 
 Tinggi  | 
Dapat dijelaskan pada Tabel 2 bahwa rata-rata pencapaian skor pengetahuan tertinggi adalah pada pengetahuan petani tentang cara pemupukan dengan skor 76,60%, termasuk kategori tinggi. Pada usahatani padi, cara pemupukan termasuk hal penting untuk diperhatikan, karena apabila cara pemupukan salah dapat berakibat menurunnya produktivitas padi. Cara pemupukan dengan menggunakan pupuk organik dalam hal ini berkaitan dengan dosis dan waktu pemupukan. petani mengetahui bahwa cara yang tepat untuk memupuk adalah dengan menebarkannya saja ke tanah sawah dan tidak diolah dengan tanah.
Skor terendah adalah pengetahuan petani tentang jenis pupuk, yaitu dengan pencapaian skor 64,00%, termasuk kategori sedang. Hal ini dikarenakan beberapa petani masih menganggap pupuk kimia jenis urea yang baik digunakan pada budidaya tanaman padi. Selain itu beberapa petani lebih tahu pupuk kimia jenis urea jika digunakan untuk memupuk benih padi akan cepat besar.
Pengetahuan petani tentang waktu pemupukan dengan pencapaian skor 70,20% termasuk katagori tinggi. Pengetahuan petani dengan kategori tinggi ini didapat karena petani sudah mengetahui waktu yang tepat dalam pembelian pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah. Waktu dalam pemupukan ini mempunyai kaitan dengan aktifitas pemberian pupuk yang disesuaikan dengan kesiapan lahan, tingkat pertumbuhan, dan usia tanaman.
Pengetahuan petani tentang dosis pupuk dengan pencapain skor 74,20% termasuk katangori tinggi. Dosis dalam pemupukan merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan hasil produksi pertanian secara kualitas dan kuantitias dan tidak mengganggu jalannya ekosistem yang ada disekitarnya.
Kondisi pengetahuan petani tentang pupuk organic berkategori tinggi yangtelah diuraikan pada halaman sebelumnya. Namun sikap petani terhadap pupuk organik tergolong dalam kategori sedang dengan rata-rata pencapaian skor 66,20%. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian petani kurang setuju dengan penggunaan pupuk organik pada usahataninya sesuai dengan anjuran penyuluh. sikap dengan kategori sedang ini dikarenakan sebangian petani cenderung masih belum berani dan petani belum bisa berpindah dari pupuk anorganik yang mereka anggap paling baik digunakan pada usahatani padi. Rata-rata presentase pencapaian skor sikap petani terhadap pupuk organik di Subak Dukuh disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3.
Sikap Petani Terhadap Pupuk Organik di Subak Dukuh, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Tahun 2016
| 
 No. Indikator  | 
 Parameter Skor (%) Kategori  | 
| 
 1 Waktu pemupukan  | 
 Pada tahap persemaian 60,60 Sedang Pada tahap pengolahan tanah 75,40 Setuju Pada tahap pemupukan 76,00 Setuju setelah tanam Rata-rata 70,60 Setuju  | 
| 
 2 Jenis pupuk  | 
 Pada tahap persemaian 59,40 Sedang Pada tahap pengolahan tanah 66,20 Sedang Pada tahap pemupukan 62,80 Sedang setelah tanam Rata-rata 62,80 Sedang  | 
| 
 3 Dosis pupuk  | 
 Pada tahap persemaian 54,80 Sedang Pada tahap pengolahan tanah 71,40 Setuju Pada tahap pemupukan setelah tanam 66,80 Sedang Rata-rata 64,40 Sedang  | 
| 
 4 Cara pemupukan  | 
 Pada tahap persemaian 63,40 Sedang Pada tahap pengolahan tanah 68,60 Setuju Pada tahap pemupukan 68,00 Sedang setelah tanam Rata-rata 66,60 Sedang Rata-rata 1, 2, 3, 4 66,20 Sedang  | 
Pada Tabel 3 dijelaskan bahwa pencapaian skor sikap tertinggi adalah pada sikap petani terhadap waktu pemupukan dengan skor 70,60%, termasuk kategori setuju. Sikap dengan katagori setuju ini didapat karena petani setuju dengan waktu yang dianjurkan penyuluh untuk diterapkan diusahataninya. Waktu dalam pemupukan ini mempunyai kaitan dengan aktifitas pemberian pupuk yang disesuaikan dengan kesiapan lahan, tingkat pertumbuhan, dan usia tanaman.
Skor terendah adalah sikap petani tentang jenis pupuk, yaitu dengan pencapaian skor 62,80%, termasuk kategori sedang. Sikap dengan katagori sedang ini, dikarenakan sebangian petani masih ragu dengan jenis pupuk organik yang dianjurkan oleh penyuluh baik digunakan diusahataninya dan ada juga petani yang masih memilih pupuk kimia jenis urea. Alasan petani memilih pupuk kimia jenis urea, petani mengatakan jika menggugukan pupuk organik pada saat pemupukan setelah tanam dapat mempercepat pertumbuhan tanaman penggagu.
Sikap petani terhadap dosis pupuk dengan pencapaian skor 64,40%, termasuk katagori sedang. Katagori sedang ini didapat karena sebagian petani belum sepenuhnya bisa menerima dosis pupuk yang dianjukan oleh penyuluh untuk mereka terapkan dibudidaya tanaman padi yang mereka garap, beberapa petani beralasan bahwa penggunaan dosis pupuk organik yang dianjurkan penyuluh
ditahap persemaian malah memperlambat pertumbuhan bibit padi dibandingkan dengan penggunakan pupuk kimia jenis urea yang mengakibatkan pertumbuhan bibit padi lebih cepat dan maksimal, namun pada tahap pemupukan dasar sebagian petani setuju menggunakan dosis pupuk yang dianjurkan penyuluh, dan pada tahap pemupukan setelah tanam petani memilih melakukan pemupukan hanya pada dua tahap saja.
Sikap petani terhadap cara pemupukan dengan pencapaian skor 66,20%, termasuk katagori sedang. Ini dikarenakan beberapa petani masih ragu menggunakan cara yang dianjurkan oleh penyuluh pada saat proses persemaian, petani menganggap mencampurkan pupuk organik dengan media tanam yang menurut petani cara itu terlalu banyak menghabiskan waktu. Namun cara pemupukan dengan mencampur media tanam dengan pupuk organik adalah cara yang sangan baik dilaksanakan karena mencampur media tanam dengan pupuk organik bisa menjadi kandungan pupuk tidak mengendap diatas permukaan media tanam dan tidak hanyut pada saat musim hujan atau volume air di media tanam.
Kondisi sikap petani tentang pupuk organik yang berkategori sedang telah diuraikan pada halaman sebelumnya. Namun dalam menerapkan pupuk organik, petani tergolong dalam kategori sedang, dengan pencapaian skor 63,80%. Hasil ini menunjukkan bahwa beberapa petani masih belum berani menerapkan pupuk organik pada usahataninya sesuai dengan anjuran penyuluh. Penerapan dengan kategori sedang ini dikarenakan beberapa petani cenderung ragu-ragu untuk menerapkan pupuk organik pada usahatani padi yang mereka garap. Rata-rata presentase pencapaian skor penerapan pupuk organik oleh petani di Subak Dukuh disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4.
Penerapan Pupuk Organik oleh Petani di Subak Dukuh, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung
| 
 No.  | 
 Indikator  | 
 Jumlah  | 
 Rata-rata  | 
 Skor (%)  | 
 Kategori  | 
| 
 1  | 
 Waktu pemupukan  | 
 115  | 
 3,29  | 
 65,80  | 
 Sedang  | 
| 
 2  | 
 Jenis pupuk  | 
 96  | 
 2,74  | 
 54,80  | 
 Sedang  | 
| 
 3  | 
 Dosis pupuk  | 
 117  | 
 3,34  | 
 66,80  | 
 Sedang  | 
| 
 4  | 
 Cara pemupukan  | 
 118  | 
 3,37  | 
 67,40  | 
 Sedang  | 
| 
 Rata-rata  | 
 142,25  | 
 3,19  | 
 63,80  | 
 Sedang  | 
Pada Tabel 4 dijelaskan bahwa pencapaian skor penerapan tertinggi adalah pada penerapan petani terhadap cara pemupukan dengan skor 67,40%, termasuk kategori sedang. Ini dikarenakan beberapa petani masih enggan menggunakan cara yang dianjurkan oleh penyuluh pada saat proses persemaian, petani enggan mencampurkan pupuk organik dengan media tanam yang menurut petani cara itu
terlalu banyak menghabiskan waktu dan terlalu rumit. Cara pemupukan dengan mencampur media tanam dengan pupuk organik adalah cara yang sangan baik dilaksanakan karena mencampur media tanam dengan pupuk organik bisa menjadi kandungan pupuk tidak mengendap diatas permukaan media tanam dan tidak hanyut pada saat musim husan atau volume air di media tanam.
Skor terendah adalah penerapan petani tentang jenis pupuk, yaitu dengan pencapaian skor 54,80%, termasuk kategori sedang. Hal ini dikarenakan sebangian petani belum mampu menerapkan jenis pupuk yang dianjurkan oleh penyuluh dan ada juga petani yang masih menggunakan pupuk kimia jenis urea. Alasan petani menggunakan pupuk urea ini bukan karena petani tidak mau menggunakan pupuk organik, namun petani menggunakan pupuk urea jika saat pembibitan pertumbuhannya kurang baik.
Pada penerapan petani terhadap dosis pupuk dengan pencapaian skor 66,80%, termasuk kategori sedang. Kategori sedang ini didapat bukan karena petani tidak mau menggunakan pupuk organik, tapi karena petani memilih menggunakan semua pupuk organik yang mereka dapat pada saat persemaian dan pada saat pemupukan dasar, namun pada saat pemupukan setelah tanam, petani masih memilih menggunakan pupuk kimia jenis urea, petani beralasan jika pupuk organik terlalu banyak mengendap diatas tanah, pupuk organik malam dapet mempercepat pertumbuhan tanaman pengganggu.
Penerapan petani terhadap waktu pemupukan dengan pencapaian skor 65,80%, termasuk katagori sedang dikarenakan beberapa petani dalam menerapkan waktu pemberian pupuk organik masih belum tepat. Seperti pada tahap persemaian harusnya pemupukan dilakukan pada saat tujuh hari sebelum benih ditebar, tetapi petani lebih memilih memberi pupuk pada saat bibit akan ditebar. Pada saat pemupukan dasar harusnya petani melakukan pemberian pupuk organik pada saat pembajakan dan tujuh hari sebelum padi ditanam, namun petani lebuh memilih menebar semua pupuk yang mereka miliki sebelum proses pembajakan. Pada proses pemupukan setelah tanam, petani hanya melakukan pemupukan pada saat padi berumur dua minggu setelah tanam atau berumur 10 s.d 15 hari, dan pada saat padi berumur empat minggu setelah taman atau berumur 30 s.d 35 hari. Alasan beberapa petani melakukan dua kali pemupukan saja, karena petani menganggap dengan dua kali pemupukan saja sudah cukup untuk budidaya tanaman padi sawah.
Hasil penelitian tentang pupuk organik di Subak Dukuh, Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
- 
1. Tingkat pengetahuan petani tentang pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah di Subak Dukuh termasuk kategori tinggi, dengan pencapaian skor 71,20%.
 - 
2. Sikap petani terhadap pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah di Subak Dukuh termasuk katagori sedang, dengan pencapaian skor 66,20%.
 - 
3. Penerapan pupuk organik oleh petani pada budidaya tanaman padi sawah di Subak Dukuh termasuk kategori sedang dengan pencapaian skor 63,80%.
 
Dari tiga komponen perilaku diatas, dapat disimpulkan bahawa Perilaku petani dalam penggunaan pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah di Subak Dukuh termasuk kategori sedang, dengan pencapaian skor 67,07%.
Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan tersebut dapat disarankan sebagai berikut.
- 
1. Anggota subak sebagai pelaksana program seharusnya berani dalam mencoba teknologi dalam bidang pertanian yang diberikan oleh penyuluh. Sebelum mencoba teknologi baru yang diberikan penyuluh, petani belum tahu teknologi itu baik diterapkan atau tidak di lahan yang mereka miliki.
 - 
2. Cara meningkatkan pengetahuan, sikap, dan penerapan petani tentang pupuk organik dari kategori sedang menjadi baik atau sangat baik, hendaknya pada saat dilakukan penyuluhan, penyuluh dapat mengubah pola penyuluhan, misalnya dengan doing by learning yaitu pola penyuluhan dengan praktek langsung tentang penggunaan pupuk organik disertai pemberian materi tentang pupuk organik, terutama yang berkaitan dengan jenis pupuk, dosis pupuk, waktu pemupukan, dam cara pemupukan yang tepat sehingga petani akan lebih mudah paham dengan materi yang disampaikan. Selain itu, petani juga diharapkan pada saat dilakukan penyuluhan lebih antusias dalam mengikuti penyuluhan, misalnya dengan memperhatikan secara seksama materi yang diberikan oleh penyuluh, sehingga pengetahuan petani akan semakin meningkat.
 
- 
5. Ucapan Terima Kasih
 
Penulis menyampaikan terima kasih kepada anggota subak yang telah memberikan data penelitian dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan baik secara moril maupun dalam proses penyelesaian e-jurnal ini.
Daftar Pustaka
Darmada, Ida Bagus Kade Dwi. 2011. Partisipasi Masyarakat dalam Upaya Pelestarian Mangrove Tanaman Hutan Raya Ngurah Rai. Skripsi tidak
dipublikasikan. Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Denpasar.
Dewi dan Wawan. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta.
Elisabeth, B.H. 1997. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta, Erlangga.
Erianto. 2009. Pupuk Organik dan Keuntungannya. [Jurnal Online]. Internet. http://eriantosimalongo.wordpress.com. Diunduh Tanggal 20 Maret 2015.
Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kurnia, R. 2004. Laporan Kegiatan Kursus Identifikasi Dampak Lingkungan.
Yogjakarta. GEGAMA.
Profil Desa Kapal. 2015. Badung: Kelurahan Kapal.
Setiawan, C. 2013. Pengaruh Kualitas Produk, Harga,Saluran Disteribusi dan Periklanan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Minuman Berkarbonat Merek Coca Cola (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Angkatan 2009 dan 2010). [Jurnal Online]. Internet. http://digilib.unpas.ac.id. Diunduh Pada Tanggal 10 Juni 2015
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Thoha. 2004. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Persepsi Seseorang. [Jurnal Online]. http://id.shvoong.com. Diunduh Tanggal 20 Desember 2015.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
668
Discussion and feedback