Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809    Vol. 12, No. 2, Desember 2023

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i02.p39

Sikap Petani terhadap Pengembangan Agrowisata Subak Anggabaya, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar

I GUSTI AYU AGUNG PRADNYAYONI, I WAYAN WINDIA*, NI WAYAN SRI ASTITI

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232, Bali

Email: gunggek12340@gmail.com *wayanwindia327@gmail.com

Abstract

Farmers Attitudes Towards The Development of Agro-Tourism in Subak Anggabaya, Denpasar Timur District, Denpasar City

The members of subak as an irrigation management must play an active role in the development of agro-tourism in order to create agro-tourism that is feasible in terms of attractions, accessibility, amenities, and ancillaries. The purpose of this study is to examine the development of agro-tourism and analyze the attitudes of farmers towards the development of agro-tourism in Subak Anggabaya, East Denpasar. The data collection process went through four stages, namely structured interviews, indepth interviews, observation, and documentation. Respondents in this study amounted to 53 people. This study uses a qualitative descriptive analysis method. The results indicate the condition of the Subak Anggabaya area already supports several requirements for agro-tourism development. Subak Anggabaya agrotourism is classified as very good in terms of attractions and accessibility, but is still classified as lacking in aspects of amenities and institutions. Other results show that Subak Anggabaya’s members agree on the development of agro-tourism in Subak Anggabaya by achieving a score of 4.11. There are several components of tourism development that need to be developed in Subak Anggabaya agro-tourism. Although the farmers showed agreement, some farmers did not know what agro-tourism is. Intensive socialization is needed by the government regarding the development of agro-tourism.

Keywords: subak, attitude, agro-tourism development

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1.   Latar Belakang

Subak merupakan sistem irigasi yang berbasis pertanian dan sebuah lembaga yang mandiri. Sutawan (2001), juga menekankan bahwa tanpa sawah beririgasi maka secara perlahan dan pasti subak akan punah. Apabila subak punah, selain dapat mengancam program ketahanan pangan, kelestarian budaya Bali juga akan terancam.

Aspek lain yang mengancam kelestarian subak juga datang dari dalam subak sendiri seperti terancamnya aspek Tri Hita Karana sebagai filosofi yang mendasari dan menjaga bertahannya subak yaitu terancamnya pelaksanaan kegiatan upacara keagamaan atau religius di subak. Kehilangan lahan sawah atau pertanian membuat dinamika interaksi sosial di subak sebagai lembaga sosial di sektor pertanian lambat laun juga terancam hilang (Sudarta, 2013).

Kehadiran pariwisata telah menimbulkan berbagai dampak positif seperti penambahan lapangan pekerjaan, tetapi disisi lain pariwisata juga membawa dampak negatif seperti alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian serta modifikasi budaya. Kondisi ini menjadikan pengembangan pariwisata hanya menguntungkan pelaku bisnis dengan mengesampingkan masyarakat lokal. Pendekatan pariwisata massal inilah yang sering kali menimbulkan dampak negatif yang lebih besar bagi masyarakat Bali (Sutjipta, 2005). Daya tarik yang dapat dikembangkan dengan menggabungkan antara pariwisata dengan pertanian menjadi sebuah agrowisata. Kehadiran pariwisata telah menimbulkan berbagai dampak positif seperti penambahan lapangan pekerjaan, tetapi disisi lain pariwisata juga membawa dampak negatif seperti alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian serta modifikasi budaya. Membatasi alih fungsi lahan memerlukan adanya pengendalian oleh pemerintah. Pemerintah telah memperkenalkan konsep sinergi antara pertanian dengan pariwisata melalui program pembangunan ekowisata dan agrowisata.

Sebelum sebuah destinasi diperkenalkan dan dijual, terlebih dahulu mengkaji empat aspek utama (4A) yang harus dimiliki, yaitu Attraction, Accessibility, Amenity, dan Ancilliary. Empat aspek tersebut menjadi pertimbangan bagi pengusaha industri pariwisata untuk mengembangkan suatu destinasi dengan potensi pariwisata yang tinggi. Atraksi wisata dengan latar belakang subak di Subak Anggabaya belum dikelola sebagai atraksi utama tapi cenderung sebagai pendukung dalam upaya pengembangan agrowisata sedangkan aksesibilitas menuju Subak Anggabaya sudah baik. Fasilitas pendukung aktivitas pariwisata di dalam subak juga belum lengkap, misalnya listrik, air dan toilet belum tersedia. Tempat khusus untuk berswafoto belum dikemas dengan baik. Badan pengelola juga belum terbentuk secara internal dalam Subak Anggabaya, selama ini aktivitas agrowisata dikelola Bendesa sehingga belum bisa mengelola pariwisata secara mandiri.

  • 1.2.    Rumusan Masalah

  • 1.    Bagaimanakah pengembangan agrowisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam di Subak Anggabaya, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar?

  • 2.    Bagaimanakah sikap petani terhadap pengembangan agrowisata di Subak Anggabaya, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar?

  • 1.3.    Tujuan Penelitian

  • 1.    Untuk mengkaji pengembangan agrowisata di Subak Anggabaya, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar.

  • 2.    Untuk menganalisis sikap petani terhadap pengembangan agrowisata di Subak Anggabaya, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar.

  • 1.4    Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pentingnya sikap petani terhadap pengembangan agrowisata khususnya di Subak Anggabaya serta diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis dipelajari di bangku perkuliahan.

  • 2.     Metode Penelitian

    • 2.1    Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan dari bulan Mei – Juni 2022 yang berlokasi di Subak Anggabaya, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar. Penulis memilih lokasi penelitian secara purposive sampling atau secara sengaja.

  • 2.2    Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung, berkaitan dengan masalah yang diteliti (Sugiyono, 2013). Data kuantitatif yang dimaksud dalam penelitian ini menyangkut penjelasan-penjelasan responden tentang jumlah anggota petani Subak Anggabaya, data umur, jenis kelamin petani, pendidikan, luas wilayah Subak Anggabaya, dan data lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Data kualitatif adalah data yang diperoleh tidak dalam bentuk angka tetapi dalam bentuk uraian maupun penjelasan yang tidak dapat dihitung (Sugiyono, 2013). Data kualitatif yaitu jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka. Dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sekunder. data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui wawancara atau kuesioner yang di sebarkan kepada responden yaitu petani Subak Anggabaya, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar Sugiyono (2010). Data sekunder adalah data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder meliputi, data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya yang dapat memberikan informasi terkait dengan penelitian ini yaitu profil dan struktur kepengurusan subak yang bersumber dari Pekaseh Subak Anggabaya dan profil Kelurahan Penatih yang bersumber dari Lurah dan BPS, serta data pendukung lainnya Sugiyono (2010).

  • 2.3    Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain wawancara terstruktur dengan alat kuesioner, wawancara mendalam dengan alat pedoman wawancara, observasi serta dokumentasi.

  • 2.4    Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh anggota aktif Subak Anggabaya berjumlah 53 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Sampling Jenuh (Sensus). Menurut Arikunto (2010), Berdasarkan penelitian jumlah populasinya tidak lebih besar dari 100 orang maka penulis mengambil 100% jumlah populasi yang ada yaitu sebanyak 53 orang.

  • 2.5    Variabel Penelitian dan Metode Analisis Data

Variabel penelitian ini ada dua yaitu pengembangan agrowisata yang diukur melalui indikator attraction, accessibility, amenity dan ancillary serta sikap petani yang diukur melalui indikator komponen kognatif, komponen afektif, komponen konatif. Masing-masing indikator nantinya akan diukur melalui beberapa paremeter.

Metode dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala Likert merupakan metode yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Skala ukur dan score yang digunakan adalah skala lima. Score yang diperoleh kemudian didistribusikan kedalam kategori kelas yang diinginkan dengan rumus interval kelas sebagai berikut.

Jarak

(1)


Jumlah Kelas

Dimana I adalah Interval Kelas, Jarak adalah persentase nilai maksimal dikurangi persentase nilai minimal dan kelas adalah banyak kelas yang diinginkan. Dengan menggunakan interval kelas maka dapat diketahui kategori sikap petani terhadap pengembangan agrowisata Subak Anggabaya, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar.

Tabel 1.

Kategori Sikap Petani Berdasarkan Pencapaian Skor Maksimal

No.

Pencapaian skor

Sikap Petani

1

1.00 – 1.80

Sangat Tidak Setuju

2

>1.80 – 2.60

Tidak Setuju

3

>2.60 – 3.40

Ragu-Ragu

4

>3.40 – 4.20

Setuju

5

>4.20 – 5.00

Sangat Setuju

Permasalahan kedua didapatkan hasil dengan menganalisa semua hasil pengamatan, baik yang berupa data kualitatif maupun kuantitatif dengan mempergunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Potensi Pengembangan Agrowisata Yang Memanfaatkan Sumber Daya Alam Subak Anggabaya, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar Dalam pengembangan suatu destinasi maupun daya tarik wisata menurut Setiawan (2015), mengemukakan bahwa terdapat empat komponen yang harus dimiliki oleh sebuah objek wisata, yaitu: daya tarik wisata, aksesibilitas, sarana dan prasarana, dan kelembagaan. Berdasarkan hasil penelitian potensi sumber daya alam dan lingkungan sekitar Subak Anggabaya dapat lihat dari sub sistem pola pikir untuk memperkenalkan konsep Tri Hita Karana kepada kalangan wisatawan ilmiah agar mengetahui lebih dalam mengenai subak. Selanjutnya sub sistem sosial berupa kunjungan wisatawan yang berinteraksi dengan para petani dikawasan Subak Anggabaya. Keunikan Subak Anggabaya terletak pada keasrian alam yang sangat sejuk, selain itu juga pemandangan alam yang sangat mendukung. Wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas wisata seperti menaman padi, membajak sawah, dan berfoto dengan dipadukan keindahan Subak Anggabaya.

      • 3.1.1    Daya tarik wisata

Adapun daya tarik agrowisata ruang terbuka alami yang berada pada area Subak Anggabaya dimana kegiatan tersebut dilakukan secara langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan keseharian. Kegiatan bercocok tanam padi yang dilakukan di Subak Anggabaya akan menjadikan subak ini sebagai tempat edukasi bagi wisatawan yang datang berkunjung. Dari mulai pengairan, penanaman, membajak sawah sampai panen dapat wisatawan lihat di Subak Anggabaya. Untuk memberikan tambahan kenikmatan kepada wisatawan, atraksi-atraksi yang dilakukan oleh masyarakat dapat lebih ditonjolkan, namun tetap menjaga nilai estetika alaminya. Sementara fasilitas pendukung untuk kenyamanan wisatawan tetap disediakan sejauh tidak bertentangan dengan kultur dan estetika asli yang ada, seperti sarana transportasi, tempat berteduh, sanitasi, dan keamanan dari binatang buas (Sutjipta dan Budi, 2015). Walaupun demikian masih terdapat atraksi yang dapat dikembangkan untuk mendukung kegiatan agrowisata.

Tabel 2.

Atraksi Agrowisata Subak yang Dapat Dikembangkan di Subak Anggabaya,

Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar

No.

Atraksi

Bentuk

1.

Bersumber pada alam

a. jogging track menelusuri pematang sawah

2.

Bersumber pada budaya

  • a.    Pengenalan organisasi subak

  • b.    Kelas yoga

  • c.    Bertani padi dan palawija

  • d.    Bertani bunga dan cabai

  • e.    Pura Subak dengan arsitektur khas Bali

3.

Bersumber pada buatan manusia

a.  Adanya kolam pancing ikan

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

  • 3.1.2    Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan kemudahan untuk mencapai suatu tujuan, yang menyangkut kenyamanan, keamanan, dan waktu tempuh. Hal ini menjadi penting diperhatikan karena semakin tinggi aksesibilitas semakin mudah untuk dijangkau dan semakin tinggi tingkat kenyamanan wisatawan untuk datang berkunjung. Akses dari jalan raya cukup mudah karena Subak Anggabaya dengan jalan Badung-Denpasar-Gianyar untuk waktu tempuh sekitar 3 menit dengan jarak sekitar 850 meter. Objek wisata ini terletak di jalan desa, dimana jalan tersebut merupakan jalur yang dilewati untuk menuju Desa Angantaka dan Desa Jagapati sehingga banyak dilewati oleh masyarakat lokal. Akses berupa jalan menuju Subak Anggabaya melewati jalan-jalan kecil, dilihat dari infrastruktur jalannya, akses jalan di Subak Anggabaya banyak yang rusak dan berlubang.

  • 3.1.3    Sarana dan prasarana

Subak Anggabaya yang dikembangkan sebagai daya tarik wisata, telah memiliki berbagai fasilitas-fasilitas penunjang wisata. Semua fasilitas wisata ini dapat juga digunakan untuk mendukung kegiatan agrowisata. Hasil observasi dan wawancara mendalam menyatakan terdapat beberapa fasilitas-fasilitas wisata di Subak Anggabaya sebagai berikut.

  • a.    Sarana wisata

Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Berbagai sarana wisata yang harus tersedia di daerah tujuan wisata seperti hotel, biro perjalanan, balai transportasi, restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya (Febrianto dkk., 2021). Hasil observasi dan wawancara mendalam menunjukkan bahwa terdapat beberapa fasilitas-fasilitas wisata di Subak Anggabaya.

Tabel 3.

Ketersediaan Sarana Wisata sebagai Penunjang Agrowisata Subak Anggabaya

Ketersediaan Fasilitas

Jenis

Jumlah (unit)

Keterangan

Ketersediaan tempat parker

1

Berdekatan dengan gudang penyimanan alsintan

Ketersediaan kedai makan

1

Berbentuk kedai yang menjual makanan dan minuman ringan

Ketersediaan gazebo

1

Bale benggong untuk tempat beristirahat dan bersantai yang nyaman

Ketersediaan pos kesehatan

1

Puskesmas pembantu desa

Ketersediaan toilet umum

-

Belum tersedia

Ketersediaan hotel/penginapan

1

Berbentuk villa dan di kelola oleh swasta

Bangunan lainnya

6

Bangunan subak meliputi balai subak, balai timbang, pura, saluran irigasi, jalan usaha tani, gudang penyimpanan alsintan

Sumber: Data Primer dan Sekunder yang diolah, 2022

  • b.    Prasarana wisata

Prasarana wisata merupakan sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanan daerah tujuan wisata seperti jalan, listrik, air, jaringan telepon/komunikasi. Prasarana yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada ketersediaan prasarana sebagai penunjang kegiatan agrowisata di Subak Anggabaya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mendalam, maka prasarana yang tersedia di Subak Anggabaya.

Tabel 4.

Ketersediaan Infastruktur sebagai Penunjang Agrowisata di Subak Anggabaya

Prasarana

Jenis

Keterangan

Sumber daya air bersih

Terdapat satu sumber mata air alami (klebutan)

Listrik

Belum tersedianya akses aliran listrik di Subak Anggabaya

Jalan utama

Terdapat dua jalan utama dari arah timur dan dari arah barat

Jaringan telepon/komunikasi

Belum tersedianya jaringan listrik sehingga tidak dapat melakukan komunikasi dengan telpon kabel

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

  • 3.1.4    Kelembagaan

Kelembagaan atau Ancillary adalah kegiatan wisata memiliki peran penting dikarenakan keberadaan ancillary akan menjadikan wisatawan nyaman, aman dan terjamin keselamatannya. Hasil observasi dan wawancara mendalam bahwa Subak Anggabaya belum memiliki lembaga pengelola wisata. Subak merasa belum mampu membentuk lembaga pengelolaan secara mandiri dikarenakan keterbatasan kemampuan SDM. Pengelolaan agrowisata di Subak Anggabaya dapat diarahkan dengan bentuk kerjasama antara lembaga seperti pembentukan pengelola agrowisata oleh lembaga desa dengan tetap bekerjasama dengan lembaga subak. Dibutuhkan pengembangan kelembagaan agrowisata di Subak Anggabaya.

  • 3.2    Sikap Petani terhadap Pengembangan Agrowisata Subak Anggabaya, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar

Menurut Notoamodjo (2007), sikap adalah bagaimana pendapat atau penilaian orang atau responden terhadap hal yang terkait dengan kesehatan, sakit dan faktor resiko kesehatan. Penelitian ini menganalisis tentang sikap petani terhadap pengembangan agrowisata Subak Anggabaya dapat dilihat dari komponen kognitif, komponen afektif, komponen konatif. Sikap merupakan proses penilaian yang dilakukan seseorang terhadap suatu objek. Sikap seseorang kadang-kadang dapat menentukan tindakan positif dan negatif, suatu tindakan menentukan sikap seseorang terhadap tindakan nyata atau tidak nyata. Sikap dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang jelas terdapat perbedaan walaupun sikap hanya pandangan terhadap seseorang.

  • 3.2.1  Komponen kognitif

Tabel 5 menunjukkan bahwa sikap petani terhadap pengembangan agrowisata berdasarkan komponen kognitif menunjukkan bahwa kategori setuju dengan pencapaian skor 70%. Sikap petani terhadap pengembangan agrowisata Subak Anggabaya telah memberikan pengaruh yang besar kepada petani. Adanya pengembangan agrowisata dengan melibatkan petani secara penuh mulai dari perencanaan sampai akhir kegiatan. Dengan adanya pengembangan agrowisata maka petani, penduduk setempat dan Pemerintah Daerah juga mendapatkan keuntungan serta manfaat ekonomi yang didapat petani untuk meningkatkan pendapatan petani dan kesejahteraan petani.

Tabel 5.

Sikap Petani terhadap Pengembangan Agrowisata Subak Anggabaya Dipengaruhi oleh Komponen Kognitif Tahun 2022

Interval Kelas

Kategori

Jumlah Responden

Orang

Persentase

7 - 12,5

Sangat Tidak Setuju

0

0%

12,6 - 18,1

Tidak Setuju

0

0%

18,2 - 23,7

Ragu-ragu

3

6%

23,8 - 29,3

Setuju

37

70%

29,4 – 35

Sangat Setuju

13

25%

Jumlah

53

100%

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

  • 3.2.2    Komponen afektif

Tabel 6 menunjukkan bahwa sikap petani terhadap pengembangan agrowisata berdasarkan komponen afektif pencapaian skor 66% termasuk kategori setuju. Sikap petani diperlihatkan dengan adanya pengembangan agrowisata pengembangan subak yang melibatkan petani secara penuh mulai dari perencanaan sampai akhir kegiatan. Perkembangan pariwisata semakin meningkat setiap tahun, terbukti dengan jumlah pengunjung mancanegara yang setiap tahunnya mengalami peningkatan dan berdampak terhadap penambahan devisa negara. Alasan adanya pengembangan agrowisata Subak Anggabaya dengan melibatkan generasi muda pertanian saat ini banyak yang lebih memilih untuk berkerja dibandingkan harus ikut membantu menjadi petani.

  • 3.3.3    Komponen konatif

Tabel 7 menunjukkan bahwa sikap petani terhadap pengembangan agrowisata berdasarkan komponen konatif pencapaian skor 64% termasuk kategori setuju. Diperlihatkan dengan adanya pengembangan agrowisa tasubak yang melibatkan petani secara penuh mulai dari perencanaan sampai akhir kegiatan. Misalnya seperti

melakukan gotong royong dalam kegiatan subak atau pekerjaan bersama dengan mengesampingkan kepentingan pribadi. Salah kondisi tersebut menciptakan suasana yang kondusif antara anggota subak sehingga belum pernah terjadi konflik.

Tabel 6.

Sikap Petani terhadap Pengembangan Agrowisata Subak Anggabaya Dipengaruhi oleh Komponen Afektif Tahun 2022

Interval kelas

Jumlah Responden

Kategori

Orang         Persentase

7 - 12,5

12,6 -18,1

18,2 -23,7

23,8 - 29,3

29,4 – 35

Sangat Tidak Setuju         0              0%

Tidak Setuju                0              0%

Ragu-ragu                 3              6%

Setuju                    35            66%

Sangat Setuju              15             28%

Jumlah                    53            100%

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

Tabel 7.

Sikap Petani terhadap Pengembangan Agrowisata Subak Anggabaya Dipengaruhi oleh Komponen Konitif Tahun 2022

Jumlah

Interval

Kelas              Kategori

Responden

Orang              Persentase

Sangat Tidak

7 - 12,5                Setuju

12,6 -18,1            Tidak Setuju

18,2 -23,7           Ragu-ragu

23,8 - 29,3            Setuju

29,4 – 35            Sangat Setuju

0               0%

0               0%

4               8%

34               64%

15               28%

Jumlah

53                100%

Sumber: Data Primer yang diolah, 2022

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1   Kesimpulan

Kondisi kawasan Subak Anggabaya sudah mendukung beberapa persyaratan pengembangan agrowisata. Dari segi atraksi, Subak Anggabaya sudah memiliki beberapa atraksi wisata seperti jogging track, kolam pancing dan kelas yoga. Dari aspek aksesibilitas, area agrowisata Subak Anggabaya cukup mudah untuk diakses dari berbagai lokasi penting dan tempat wisata lainnya, namun masih terdapat beberapa akses jalan yang sedikit rusak di dekat lokasi. Aspek amenitas Subak

Anggabaya masih menyimpan cukup banyak kekurangan karena tidak terdapat toilet, listrik, air, pos keamanan, dan tempat parkir yang belum teratur. Terakhir dari aspek kelembagaan, yang mana belum terdapat lembaga pengelola yang mengatur pengembangan agrowisata Subak Anggabaya. Petani menunjukkan sikap setuju terhadap pengembangan agrowisata Subak Anggabaya dengan mencapai skor 4,11. Para petani turut aktif dalam proses pengembangan agrowisata, hanya saja masih kurang terkoordinir karena belum adanya pengelola yang bertanggung jawab terhadap pengembangan agrowisata.

  • 4.2    Saran

Perlu adanya dukungan dari pihak lain dalam pengembangan agrowisata di Subak Anggabaya. Pihak tersebut meliputi Instansi Pemerintah dan Swasta. Instansi Pemerintah dapat memberikan bantuan terkait kebijakan dalam mendukung pengembangan agrowisata, memberikan penyuluhan serta bantuan prasarana seperti kurangnya jaringan listrik, aliran air dari pipa PDAM dan sarana seperti ketersediaan pos kesehatan, pos keamanan, dan toilet. Serta pihak swasta yang dapat melakukan kerjasama modal dalam mengembangkan agrowisata subak. Dan perlu dilakukannya penelitian lanjutan dalam mengembangakan agrowisata Subak Anggabaya dikarenakan kondisi subak berpotensi untuk dikembangkan. Petani Subak Anggabaya sebanyak 53 orang masih ada yang belum mengerti terkait pengembangan agrowisata, diharapkan untuk mengikuti sosialisasi pengembangan agrowisata tersebut dapat memberikan perlindungan dan pelestarian subak.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini yakni Pekaseh Subak Anggabaya, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini bermanfaat sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Febrianto, M., Marsiti, C. I. R., & Damiati. 2021. Identifikasi Potensi Subak Sambangan Sebagai Daya Tarik Ekowisata Di Desa Sambangan. Jurnal BOSAPARIS:  Pendidikan Kesejahteraan Keluarga,  12(3),  118–127.

https://doi.org/10.23887/jppkk.v12i3.40526

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Setiawan, I. B. D. 2015. Identifikasi Potensi Wisata Beserta 4A (Attraction, Amenity, Accessibiliti, Anciliary) di Dusun Sumber Wangi, Desa Pemutaran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Skripsi Universitas Udayana. Bali.

Sudarta, W., Astiti, N., & Budiastuti, P. 2015. Upaya Pelestarian Subak di Perkotaan (Kasus Subak Padanggalak Desa Kesiman Kertalangu Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar). Journal of Agribusiness and Agritourism, 4(4), 259– 267.

Sugiyono, P. D. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung.

Sugiyono, P. D. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. In Alfabeta: Bandung (pp. 80–91).

Sutawan, Nyoman. 2008. Organisasi dan Manajemen Subak di Bali. Denpasar: Pustaka Bali Post

Sutjipta, N., & Budi, A. I. W. 2015. Potensi Pengembangan Agrowisata Di Subak Gaga, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.

Sutjipta, N., & Budi, A. I. W. 2015. Potensi Pengembangan Agrowisata Di Subak Gaga, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

1117