Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809    Vol. 12, No. 2, Desember 2023

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i02.p29

Perbandingan Persepsi Remaja Anak Petani dan Bukan Anak Petani Terhadap Profesi Petani di Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem

FAWWAZ ALDI ZUFARI, NI WAYAN SRI ASTITI*,

I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232, Bali

Email: aldifawaz@gmail.com *sriastiti@unud.ac.id

Abstract

Comparison Of The Perceptions Of Adolescent Farmers’ Children And NonFarmers’ Children Towards The Farming Profession in Tegallinggah Village, Karangasem District, Karangasem Regency

Bali Province is a province that is experiencing rapid development in the industrial sector or the service and tourism sector. Problems in the field of agricultural labor still continue today. Changes in demographic structure that are slightly favorable in the agricultural sector are the main problem, namely that the number of old farmers is getting higher, while the young labor force is decreasing. The sample in this study was 74 people, then divided into two sample groups, namely 37 adolescents of farmer children and 37 adolescents of non-farmer children. Determination through simple random sampling method, data collection using survey methods and data analysis using statistical descriptive analysis. The results of this study show that adolescents' perception of the farmer profession in Tegallinggah Village belongs to the category of hesitating, they think of farmers as a fairly good profession, but when compared to other professions, there are still many professions that are considered better than the farmer profession. Other results of this study show that there are differences in the perceptions of adolescents of farmer children with adolescents of non-farmer children, where the perception of adolescents of farmer children is better than the perception of adolescents not children of farmers. The suggestion in this study, the agriculture office of Karangasem Regency can provide counseling on the potential and opportunities related to the farmer profession.

Keywords: Perception, Adolescent, Farming Profession

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1.   Latar Belakang

Permasalahan di bidang ketenagakerjaan pertanian masih berlanjut hingga saat ini. Perubahan stuktur demografi yang sedikit menguntungkan pada sektor

pertanian menjadi permasalahan utama, yaitu profesi petani berusia tua jumlahnya semakin tinggi, sedangkan tenaga kerja usia muda semakin menurun. Hal ini menambah permasalahan klasik ketenagakerjaan sektor pertanian hingga saat ini (Susilowati, 2016).

Menurunnya minat tenaga kerja muda bekerja di sektor pertanian karena persepsi citra sektor pertanian yang kurang bergengsi dan kurang bisa memberikan pendapatan memadai. Hal ini disebabkan oleh pandangan hidup tenaga kerja muda telah berubah di era perkembangan masyarakat modern seperti sekarang. Permasalahan pada sektor pertanian juga terjadi di Desa.

Desa Tegallinggah yang berlokasi di Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem yang berprofesi sebagai petani, umumnya usia petani di Desa Tegallinggah masih didominasi oleh golongan tua yang kurang diminati oleh generasi muda. Penggunaan lahan untuk sektor pertanian untuk areal persawahan irigasi teknis seluas 126,19 ha dan untuk tegalan seluas tegalan 81,57 ha, jumlah tenaga kerja yang berprofesi sebagai petani di Desa Tegallinggah adalah 332 orang (data Desa Tegallinggah, 2020). Potensi pertanian yang dimiliki berupa lahan pertanian yang luas tidak sebanding dengan jumlah petani yang sedikit, mengindikasikan bahwa regenerasi petani tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Survei awal di lokasi penelitian, remaja bukan anak petani ada yang berminat untuk menekuni profesi petani yaitu membudidayakan tanaman hidroponik dan budidaya jamur, sedangkan remaja anak petani tidak berminat untuk meneruskan profesi petani. Hal ini menarik untuk diteliti terkait perbandingan persepsi remaja anak petani dan remaja bukan anak petani terhadap profesi petani di Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karagasem. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait persepsi remaja terhadap profesi petani di Desa Tegallinggah.

  • 1.2.    Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diketahui rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

  • 1.    Bagaimanakah persepsi remaja anak petani terhadap profesi petani di Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem

  • 2.    Bagaimanakah persepsi remaja bukan anak petani terhadap profesi petani di Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem

  • 3.    Apakah terdapat perbedaan persepsi remaja anak petani dan remaja bukan anak petani terhadap profesi petani di Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem

  • 1.3.    Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian adalah untuk menghitung dan mengetahui hal-hal berikut.

  • 1.    Menganalisis persepsi remaja anak petani terhadap profesi petani di Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem

  • 2.    Menganalisis persepsi remaja bukan anak petani terhadap profesi petani di Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem

  • 3.    Menganalisis perbedaan persepsi remaja anak petani dan remaja bukan anak petani terhadap profesi petani di Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1.   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Tegallinggah Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, dimana pemilihan lokasi ini ditentukan dengan metode purposive dengan memperhatikan beberapa pertimbangan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2021 hingga Januari 2022.

  • 2.2.    Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan angka (Sugiyono, 2017) dan kualitatif, sedangkan sumber data penelitian yaitu berupa data primer dan data sekunder yang didapat melalui sumber pustaka, catatan dari pustaka ilmiah dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, data sekunder pada umumnya digunakan untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap atau diproses lebih lanjut (Ibrahim, 2015). Metode survei digunakan dalam pengumpulan data penelitian berupa kuesioner, dimana metode survei merupakan metode pengumpulan data dengan cara wawancara dan juga pedoman wawancara kepada informan kunci.

  • 2.3.    Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah remaja anak petani dan remaja bukan anak petani di Desa Tegallinggah sejumlah 287 orang, dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 74 orang yang ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Prasetyo dkk, 2008), selanjutnya dibagi menjadi 2 yaitu 37 orang remaja anak petani dan 37 orang remaja bukan anak petani yang ditentukan melalui teknik simple random sampling.

  • 2.4    Variabel Penelitian dan Metode Analisis Data

Persepsi terhadap profesi petani akan diukur melalui indikator aspek teknis, aspek ekonomi, dan aspek sosial. Masing-masing indikator tersebut nantinya akan diukur melalui beberapa parameter, dimana parameter ini nantinya akan menjadi acuan dalam pembuatan kuesioner. Data-data yang telah didapatkan kemudian akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik uji Mann-whitney untuk membandingkan persepsi remaja anak petani dan remaja bukan anak petani.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1.   Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini berumur pada rentang 15-21 pada kategori remaja awal dan remaja lanjut, umur tersebut akan berpengaruh terhadap tingkat emosional remaja, pertambahan umur seseorang akan mendorongnya untuk lebih selektif dalam menerima persepsi (Diananda, 2019). Responden pada penelitian ini didominasi oleh responden laki-laki. Tingkat pendidikan responden didominasi oleh tingkat SMA sebanyak 69% (51 orang). Profesi orang tua responden sebanyak 50% merupakan petani, profesi pedagang sebanyak 16%, dan profesi wiraswasta sebanyak 15%. Pendapatan orang tua responden didominasi oleh golongan pendapatan rendah yaitu dibawah Rp 1.500.000, kisaran pendapatan orang tua responden berdasarkan penggolongannya oleh (Badan Pusat Statistik Indonesia, 2014). status pengusaan lahan orang tua responden yang berprofesi sebagai petani yaitu sebagai penyakap sebanyak 30 orang dan penguasaan lahan milik sendiri sebanyak tujuh orang.

  • 3.2.    Persepsi Remaja Anak Petani terhadap Profesi Petani

Persepsi remaja anak petani terhadap profesi petani di Desa Tegallinggah diukur dengan indikator aspek teknis, aspek ekonomi, dan aspek sosial. Terdapat lima kategori persepsi dalam penelitian ini, yaitu : sangat buruk, buruk, ragu-ragu, baik dan sangat baik. Kategori persepsi akan menggambarkan bagaimana pandangan remaja anak petani terhadap profesi petani di Desa Tegallinggah.

Tabel 1.

Persepsi Remaja Anak Petani Terhadap Profesi Petani

Skor Persepsi

Kategori

Jumlah Responden

Persentase (%)

> 128.6 - 136

Sangat Baik

3

8.11

> 121.2 - 128.6

Baik

5

13.51

> 113.8 - 121.2

Ragu-ragu

17

45.95

> 106.4- 113.8

Buruk

10

27.03

99 - 106.4

Sangat Buruk

2

5.41

Jumlah

37

100.00

Sumber: Hasil Penelitian (2022)

Tabel 1 menunjukkan bahwa remaja anak petani memiliki persepsi ragu-ragu (45.95%) terhadap profesi petani. Mayoritas persepsi remaja anak petani terhadap profesi orang tua mereka adalah bimbang, hal ini menunjukkan bahwa remaja anak petani memandang profesi petani sebagai suatu pekerjaan yang cukup baik, akan tetapi jika dibandingkan dengan pekerjaan lain di luar bidang ini, masih banyak jenis pekerjaan lain yang dianggap lebih baik daripada profesi petani. Persepsi remaja anak petani ditinjau melalui tiga aspek, yaitu aspek teknis, aspek ekonomi, dan aspek sosial.

  • 3.2.1 . Aspek teknis

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 2 menunjukkan bahwa persepsi remaja anak petani ragu-ragu terhadap profesi petani (48.65%). Hal ini menunjukkan remaja anak petani cukup mengetahui dan memahami pada aspek teknis terhadap profesi yang dikerjakan orang tua mereka di sawah. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa remaja anak petani memiliki pengalaman pribadi dalam membantu orang tua mereka yang berprofesi sebagai petani, kerumitan yang dirasakan para remaja anak petani tersebut mengurangi semangat mereka untuk terlibat dalam kegiatan usahatani.

Tabel 2.

Persepsi Remaja Anak Petani pada Aspek Teknis

No

Interval Capaian Skor

Kategori

Frekuensi Responden

Orang

%

1

> 92 - 98

Sangat Baik

2

5.41

2

> 86 - 92

Baik

4

10.81

3

> 80 - 86

Ragu-ragu

18

48.65

4

> 74 - 80

Buruk

9

24.32

5

68 - 74

Sangat Buruk

4

10.81

Total

37

100.00

Sumber: Hasil Penelitian (2022)

  • 3.2.2    Aspek ekonomi

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 3 menunjukkan bahwa persepsi remaja anak petani termasuk kategori baik ditinjau pada aspek ekonomi (40.54%). Hal ini menunjukkan remaja anak petani beranggapan bahwa pendapatan dari profesi petani cukup untuk memenuhi kebutuhan primer keluarga petani, namun untuk kebutuhan sekunder dan tersier masih sulit untuk diraih jika berprofesi sebagai petani. Remaja anak petani memiliki persepsi yang baik pada aspek ekonomi karena mereka merasakan langsung pendapatan dari orang tua mereka yang berprofesi sebagai petani. Remaja anak petani memiliki pengalaman dan pengetahuan yang baik, penyampaian informasi secarpaa konsisten dan berkelanjutan sangat penting untuk menghindarkan persepsi negatif terhadap profesi petani (Pareek, 1996).

Tabel 3.

Persepsi Remaja Anak Petani pada Aspek Ekonomi

No

Interval Capaian Skor

Kategori

Frekuensi Responden

Orang

%

1

> 17.4 - 19

Sangat Baik

1

2.70

2

> 15.8 – 17.4

Baik

15

40.54

3

> 14.2 – 15.8

Ragu-ragu

7

18.92

4

> 12.6 – 14.2

Buruk

11

29.73

5

11 – 12.6

Sangat Buruk

3

8.11

Total

37

100.00

Sumber: Hasil Penelitian (2022)

  • 3.2.3    Aspek sosial

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4 menunjukkan bahwa persepsi remaja anak petani terhadap profesi petani dilihat pada aspek sosial termasuk kategori baik (35.14%). Hal ini menunjukkan bahwa remaja anak petani berpersepsi baik terhadap citra profesi petani di masyarakat. Remaja anak petani berpersepsi jika profesi petani dapat memberikan gengsi yang tinggi jika didukung dengan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi informasi yang mumpuni. Persepsi positif remaja anak petani terhadap profesi petani pada aspek sosial memberi suatu harapan dalam merealisasikan upaya regenerasi tenaga kerja secara berkelanjutan. Meilina (2015) menyebutkan bahwa remaja yang orang tuanya memiliki lahan akan menilai pekerjaan pertanian secara lebih baik daripada pemuda yang orang tuanya tidak memiliki lahan.

Tabel 4.

Persepsi Remaja Anak Petani pada Aspek Sosial

No

Interval Capaian Skor

Kategori

Frekuensi Responden

Orang

%

1

> 24.4 - 27

Sangat Baik

1

2.70

2

> 21.8 –24.4

Baik

13

35.14

3

> 19.2 – 21.8

Ragu-ragu

11

29.73

4

> 16.6 – 19.2

Buruk

9

24.32

5

14 – 16.6

Sangat Buruk

3

8.11

Total

37

100.00

Sumber: Hasil Penelitian (2022)

  • 3.3.    Persepsi Remaja bukan Anak Petani terhadap Profesi Petani

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan diolah menunjukkan bahwa, persepsi remaja bukan anak petani terhadap profesi petani di Desa Tegallinggah termasuk dalam kategori cukup baik. Remaja bukan anak petani berpersepsi cenderung ragu-ragu terhadap profesi petani ditinjau pada indikator aspek teknis, aspek ekonomi, dan aspek sosial. Berikut paparan secara rinci berdasarkan aspek pendukungnya, dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5.

Persepsi Remaja bukan Anak Petani Terhadap Profesi Petani

Skor Persepsi

Kategori

Jumlah Responden

Persentase (%)

> 131.6 – 147

Sangat Baik

2

5.41

> 116.2 – 131.6

Baik

10

27.03

> 100.8 – 116.2

Ragu-ragu

21

56.76

> 85.4 – 100.8

Buruk

2

5.41

70 – 85.4

Sangat Buruk

2

5.41

Jumlah

37

100.00

Sumber: Hasil Penelitian (2022)

Tabel 5 menunjukkan sebagian besar persepsi remaja bukan anak petani termasuk kategori ragu-ragu (56.76%) terhadap profesi petani. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa remaja bukan anak petani berpersepsi ragu-ragu karena tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam berinteraksi dengan petani, ditinjau dari latar belakang keluarga yang notabene bukan petani. Berdasarkan hasil tersebut, adanya persepsi ragu-ragu terhadap profesi petani dapat menghambat upaya regenerasi tenaga kerja secara berkelanjutan. Adanya keraguan dipihak remaja tentu akan berpengaruh terhadap partisipasi aktif mereka dalam menekuni profesi petani. dampak dari regenerasi yang buruk dapat berpengaruh terhadap keberlanjutan berbagai tradisi dan kebiasaan yang ada di lingkungan pertanian. Persepsi remaja anak petani ditinjau melalui tiga aspek, yaitu aspek teknis, aspek ekonomi, dan aspek social.

  • 3.3.1.    Aspek teknis

Tabel 6 menunjukkan bahwa persepsi remaja bukan anak petani ragu-ragu terhadap profesi petani (43.24%). Hal ini menunjukkan remaja bukan anak petani bimbang terkait aspek teknis yang dilakukan petani di lahan sawah yang meliputi teknik budidaya, sarana produksi pertanian, alat dan mesin pertanian, serta inovasi pertanian. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa remaja bukan anak petani berpersepsi ragu-ragu pada aspek teknis karena tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam berinteraksi dengan petani, ditinjau dari latar belakang keluarga yang notabene bukan petani. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khumairotusyifa (2020), yang menyatakan persepsi remaja pada aspek teknis termasuk kategori ragu-ragu, yang berarti remaja beranggapan baik sekaligus tidak baik terhadap lingkungan kerja petani.

Tabel 6.

Persepsi Remaja bukan Anak Petani pada Aspek Teknis

No

Interval Capaian Skor

Kategori

Frekuensi Responden

Orang

%

1

> 89.6 - 100

Sangat Baik

4

10.81

2

> 79.2 – 89.6

Baik

13

35.14

3

> 68.8 – 79.2

Ragu-ragu

16

43.24

4

> 58.4 – 68.8

Buruk

2

5.41

5

48 – 58.4

Sangat Buruk

2

5.41

Total

37

100.00

Sumber: Hasil Penelitian (2022)

  • 3.3.2.    Aspek ekonomi

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 7 menunjukkan bahwa persepsi remaja bukan anak petani termasuk kategori baik (37.84%) ditinjau pada aspek ekonomi. Hal ini menunjukkan remaja bukan anak petani berpersepsi bahwa pendapatan dari profesi petani cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga

petani. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa remaja bukan anak petani memiliki persepsi yang baik pada aspek ekonomi karena mereka tinggal di lingkungan yang sebagian besar merupakan lahan sawah dan berteman dan berinteraksi dengan anak-anak petani, sehingga secara tidak langsung mengetahui pendapatan profesi petani. Remaja kurang setuju jika nominal pendapatan petani sama dengan profesi lainnya, karena pendapatan profesi petani dipengaruhi oleh kondisi musim dan cuaca yang tidak menentu.

Tabel 7.

Persepsi Remaja bukan Anak Petani pada Aspek Ekonomi

No

Frekuensi Responden

Interval Capaian Skor        Kategori

1

2

3

4

5

> 15.4 – 17            Sangat Baik           3             8.11

> 13.8 – 15.4              Baik              14            37.84

> 12.2 – 13.8            Ragu-ragu            8             21.62

> 10.6 – 12.2              Buruk              9             24.32

9 – 10.6             Sangat Buruk          3             8.11

Total

37            100.00

Sumber: Hasil Penelitian (2022)

  • 3.3.3    Aspek sosial

Tabel 8 menunjukkan bahwa persepsi remaja bukan anak petani terhadap profesi petani dilihat pada aspek sosial termasuk kategori ragu-ragu (35.14%). Ini berarti persepsi remaja bukan anak petani terhadap profesi petani ditinjau aspek sosial tergolong bimbang. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa remaja bukan anak petani yang notabene memiliki latar belakang keluarga tidak bekerja pada sektor pertanian, sehingga tidak pernah mendapatkan informasi dari orang tuanya terkait profesi petani, menyebabkan kurangnya wawasan sehingga ragu-ragu untuk menyatakan profesi petani pada aspek sosial. Menurut Mahdiana (2018), lingkungan sosial yang berasal dari keluarga, tetangga, dan kelompok sosial dapat mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang.

Tabel 8.

Persepsi Remaja bukan Anak Petani pada Aspek Sosial

No

Frekuensi Responden

Interval Capaian Skor        Kategori

Orang         %

1

2

3

4

5

> 26.2 – 30           Sangat Baik           1             2.70

> 22.4 – 26.2              Baik              9            24.32

> 18.6 – 22.4           Ragu-ragu           13            35.14

> 14.8 – 18.6             Buruk              8            21.62

11 – 14.8            Sangat Buruk          6             16.22

Total

37           100.00

Sumber: Hasil Penelitian (2022)

  • 3.4.    Perbandingan Persepsi Remaja Anak Petani dan Remaja bukan Anak

    Petani

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 9, rata-rata peringkat persepsi remaja anak petani sebesar 44.59 dan rata-rata peringkat persepsi remaja bukan anak petani sebesar 30.41, kesimpulan dari Tabel 5.15 adalah rata-rata persepsi remaja anak petani lebih besar dibandingkan dengan persepsi remaja bukan anak petani dengan total peringkat sebesar 1650.00 untuk persepsi remaja anak petani dan 1125.00 untuk persepsi remaja bukan anak petani. berikut disajikan data peringkat uji Mann-Whitney pada Tabel 9.

Tabel 9.

Rank uji Mann-Whitney U Persepsi Remaja Anak Petani dan bukan Anak Petani

terhadap Profesi Petani

Kategori Remaja        N      Mean Rank   Sum of Rank

Rank uji Mann-Whitney U

Persepsi Remaja           37         44.59         1650.00

Anak Petani

Persepsi Remaja .                                                                 .

bukan Anak Petani

Total                      74

Sumber: Hasil Penelitian (2022)

Berdasarkan Tabel 10 Uji Statistik Mann-Whitney menunjukkan bahwa nilai U sebesar 422.000. nilai W sebesar 1125.000 dan nilai Z sebesar -2.840 dengan Asymp. Sig atau P Value sebesar 0.005 yang berarti < 0.05 (lebih kecil dari 0.05) yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak, hal ini menunjukkan secara uji statistik persepsi remaja anak petani dan persepsi remaja bukan anak petani berbeda nyata. Perbandingan persepsi remaja anak petani dan remaja bukan anak petani terhadap profesi petani terdapat perbedaan.

Tabel 10.

Uji Statistik Mann-Whitney Persepsi Remaja Anak Petani dan Remaja bukan Anak

Petani terhadap Profesi Petani

Persepsi Remaja

Mann-Whitney U                                                    422.000

Wilcoxon W                                                       1125.000

Z                                                                            -2.840

Asymp. Sig. (2-tailed)                                                             0.005

Sumber: Hasil Penelitian (2022)

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1.   Kesimpulan

Persepsi remaja anak petani terhadap profesi petani termasuk kategori ragu-ragu. Hal ini menunjukkan bahwa profesi petani belum mampu meyakinkan remaja sebagai salah satu alternatif sumber mata pencaharian utama. Pencapaian skor di

dapat dari aspek indikator untuk menilai persepsi yaitu pada aspek teknis (termasuk pada kategori ragu-ragu), aspek ekonomi (termasuk pada kategori baik), dan aspek sosial (termasuk pada kategori baik). Persepsi remaja bukan anak petani terhadap profesi petani termasuk kategori ragu-ragu. Hal ini menunjukkan bahwa profesi petani belum meyakinkan remaja sebagai salah satu alternatif sumber mata pencaharian utama. Pencapaian skor di dapat dari aspek indikator untuk menilai persepsi yaitu aspek teknis (termasuk pada kategori ragu-ragu), aspek ekonomi (termasuk pada kategori baik), dan aspek sosial (termasuk pada kategori ragu-ragu). Terdapat perbedaan persepsi remaja anak petani dengan remaja bukan anak petani terhadap profesi petani di Desa Tegallinggah, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, perbedaan signifikan terdapat pada aspek sosial dimana remaja anak petani berpersepsi baik sedangkan remaja bukan anak petani berpersepsi ragu-ragu.

  • 4.2.    Saran

Adapun saran yang bisa disampaikan ialah Generasi muda khususnya remaja di Desa Tegallinggah agar lebih berpikir secara luas dan positif terhadap bidang pertanian khususnya profesi petani dan mencoba menekuni profesi petani agar nantinya sektor pertanian dapat tetap bertahan ditengah ketatnya persaingan antara sektor-sektor lain. Dinas pertanian Kabupaten Karangasem dapat memberikan berupa penyuluhan potensi dan peluang terkait profesi petani dan memberikan pandangan positif dalam berkarier sebagai profesi petani. Sehingga diharapkan remaja berminat untuk berprofesi sebagai petani dan program-program pemberdayaan masyarakat sebaiknya melibatkan remaja sehingga segala informasi dan pengetahuan akan tersampaikan secara menyuluruh sehingga dapat menghindari terjadinya kesalahpahaman atau persepsi yang tidak baik terhadap profesi petani.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada seluruh pihak yang telah mendukung penuh terlaksananya penelitian ini yaitu kepada instansi terkait, remaja Desa Tegallinggah serta teman-teman. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat di masa yang akan datang.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. 2014. Jumlah penduduk yang dicakup asuransi kesehatan atau sistem kesehatan masyarakat. Badan Pusat Statistik. https://www.bps.go.id/

Diananda, A. 2019. Psikologi Remaja Dan Permasalahannya. Journal ISTIGHNA, 1(1), 116–133.

Ibrahim, M. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung

Khumairotusyifa, L. Lestari, E dan Ihsaniyati, H. 2020. Persepsi Pemuda Desa di Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali terhadap Pekerjaan Sebagai Petani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Mahdiana, U. 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Petani dalam Memilih Komoditi sebagai Usaha Taninya di Desa Ujung Bulu Kecamatan Rumbia Kabupaten Jenepoto. Universitas Muhammadiyah Makassar : 48

Meilina, Y., & Virianita, R. 2017. Persepsi Remaja terhadap Pekerjaan di Sektor Pertanian Padi Sawah di Desa Cileungsi Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM], 1(3), 339-358

Pareek, U. 1996. Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Ikrar Mandiri.

Prasetyo, Bambang, Lina Miftahul Jannah. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Susilowati, S. H. 2016. Fenomena Penuaan Petani dan Berkurangnya Tenaga Kerja Muda serta Implikasinya bagi Kebijakan Pembangunan Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 34(1), 35–55.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

1002