Analisis Permintaan Kopi Bubuk di Kota Denpasar
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 2, Desember 2023
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i02.p30
Analisis Permintaan Kopi Bubuk di Kota Denpasar
NI NYOMAN FITRIA ERA WIJAYANTI, I MADE SUDARMA*, IDA AYU LISTIA DEWI
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar, 80232 Email: fitriawijaya0@gmail.com *sudarmaimade@yahoo.com
Abstract
Demand Analysis of Ground Coffee in Denpasar City
Demand for ground coffee in Denpasar is uncertain because there is no definite data that can describe the level of public consumption of ground coffee. People's tastes are very relative and are changing over time. Consumers in buying a product will often buy more at a low price and will reduce purchases of a product at a high price and switch to substitute goods for that good. The purpose of this study is to analyze the affectdemand factors for ground coffee in Denpasar City and the effect of changes in ground coffee prices, prices of other goods and income on changes in ground coffee demand in Denpasar City. The data used is quantitative data obtained from secondary and primary data sources. Methods of data collection is done by the method of questionnaires and literature study. This study used a purposive sampling technique of 100 samples which were then analyzed using multiple linear regression analysis with the Cobb-Douglas model. The independent variables in this study are the price of ground coffee (X1), the price of tea (X2), the price of instant coffee (X3), the price of granulated sugar (X4), income (X5), and the number of family members (X6). The function of the model is lnY= 2.066 0.561 lnX1** + 0.852 lnX2** + 0.123 lnX3 0.463 lnX4 + 0.171 lnX5* + 0.624 lnX6**. Factors that affectdemand for ground coffee in Denpasar City are the price of ground coffee, the price of tea and the number of family members. Variables of instant coffee prices, sugar prices and income have no effect on the demand for ground coffee in Denpasar City. The price elasticity of ground coffee is inelastic. Tea and instant coffee are substitutes for ground coffee, while granulated sugar is complementary to ground coffee.
Keywords: demand ground coffee, multiple linear regression, elasticity
Kopi merupakan salah satu minuman yang sangat di gemari oleh masyarakat Indonesia karena rasa dan aromanya. Minuman kopi memiliki kandungan berbagai zat yang bersifat psikotropika, salah satunya ialah kafein. Kafein merupakan senyawa terpenting yang terdapat di dalam kopi yang berfungsi sebagai unsur
citarasa dan aroma di dalam biji kopi. Budaya masyarakat dalam mengonsumsi kopi kini terus mengalami perkembangan, yang dapat dilihat pada data tahunan konsumsi kopi Indonesia tahun 2019 yang dikeluarkan oleh Global Agricultural Information Network menunjukkan proyeksi konsumsi domestik tahun 2019/2020 mencapai 294 ribu ton atau meningkat sekitar 13,9 persen dibandingkan konsumsi pada tahun 2018/2019 yang mencapai 258 ribu ton (Coffeeland Indonesia, 2019).
Permintaan kopi untuk dikonsumsi masyarakat rumah tangga umumnya berupa kopi bubuk. Kopi bubuk merupakan bahan minuman yang dihasilkan dari olahan biji kopi yang diproses dengan penyangraian dan dihaluskan menjadi bubuk (Asni dan Meilin, 2015).
Kota Denpasar merupakan Ibu Kota Provinsi Bali yang memiliki penduduk terbanyak di Provinsi Bali yaitu 947.100 jiwa (BPS Provinsi Bali, 2021). Jumlah penduduk yang tinggi memiliki potensi permintaan akan suatu komoditi besar pula, hal ini ditunjukkan dengan tingkat konsumsi makanan perkapita di Kota Denpasar termasuk kopi di dalamnya yaitu sebesar Rp.773.883 merupakan angka tertinggi.
Permintaan akan kopi bubuk di Kota Denpasar tidak menentu karena belum adanya data pasti yang dapat menggambarkan tingkat konsumsi masyarakat terhadap kopi bubuk. Selera masyarakat sangatlah relatif dan kian berubah seiring dengan berkembangnya jaman. Konsumen dalam membeli suatu produk seringkali akan membeli lebih banyak pada harga rendah dan akan mengurangi pembelian terhadap suatu produk pada harga yang tinggi dan beralih pada barang substitusi dari barang tersebut. Atas dasar pemikiran tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul penelitian “Analisis Permintaan Kopi Bubuk Di Kota Denpasar”.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
-
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar?
-
2. Bagaimanakah pengaruh perubahan harga kopi bubuk, harga barang lain dan pendapatan terhadap perubahan permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar?
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:
-
1. Mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar.
-
2. Mengetahui pengaruh perubahan harga kopi bubuk, harga barang lain dan pendapatan terhadap perubahan permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar.
-
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat berupa ilmu pengetahuan dan memperkaya bahan pustaka yang sudah ada baik sebagai pelengkap
maupun sebagai perbandingan bagi peneliti selanjutnya dan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan yang berkenaan dengan pengembangan produksi dan tata niaga industri kopi bubuk.
Penelitian ini dilakukan di Kota Denpasar dengan waktu pelaksanaan dari bulan Mei 2021 sampai dengan bulan Juli 2021. Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja atau purposive dengan dasar pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif. sumber data yang diperoleh ada dua bagian yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil jawaban responden yang mengonsumsi kopi bubuk di Kota Denpasar. Data sekunder yang diperoleh peneliti bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar, dan sumber lainnya.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan kuisioner yang memanfaatkan media google form yang kemudian disebarkan secara online dan studi kepustakaan diantaranya bersumber dari buku-buku, laporan hasil penelitian atau dokumen dari sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kota Denpasar. Metode dalam penelitian ini menggunakan salah satu teknik pengambilan sampling non probability sampling. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018). Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah masyarakat yang mengonsumsi kopi bubuk dengan usia 17 tahun ke atas.
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus teori Slovin. Rumus slovin ini biasa digunakan dalam penelitian dimana biasanya jumlah sampel yang sangat besar. Adapun rumus perhitungan Slovin adalah sebagai berikut:
N
1+N(e)z
………………………………....(1)
962,900 n=------------7 1+962,900(0,1 ι2
962,900 n=----- 9,630
n=99,98 dibulatkan menjadi 100
Dari perhitungan dengan formulasi tersebut, maka jumlah sampel yang diambil adalah 100 responden. Titik pengambilan sampel dilakukan di Kecamatan Denpasar Selatan, dengan pertimbangan kecamatan tersebut dapat mewakili keempat Kecamatan di Kota Denpasar karena merupakan daerah yang memiliki penduduk paling tinggi di Kota Denpasar yaitu sebesar 311.590 jiwa (BPS Kota Denpasar, 2021).
Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar dan elastisitas permintaan, silang dan pendapatan. Metode analisis data yang digunakan ialah analisis kuantitatif dengan model persamaan regresi linier berganda dengan menggunakan model fungsi Cobb-Douglas. Metode ini diharapkan dapat menjelaskan faktor-faktor yang berhubungan nyata dan tidak nyata terhadap permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar. Fungsi Cobb-Douglas diubah atau di transformasikan ke dalam bentuk double log natural (Ln) yang digunakan untuk mengetahui elastisitas permintaan sebesar βi (Baye dan Prince, 2016). Analisis data yang digunakan sebagai berikut: 1) Uji Asumsi Klasik
-
a. Uji Normalitas dapat dilakukan dengan uji statistik nonparametric Kolmogorov- Smirnov. Apabila nilai sig.>a = 5% maka residual berdistribusi normal.
-
b. Uji Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari 10 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel dalam model regresi.
-
c. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser. Apabila nilai signifikan dari Abs_RES > dari (5%) 0,05 maka hal tersebut menunjukkan bahwa kesalahan pengganggu memiliki varian yang sama (homoskedastisitas) dan dapat disimpulkan dari model yang diestimasi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
-
2) Regresi Linier Berganda
Model persamaan regresi berganda secara umum adalah sebagai berikut:
-
Y= β0. X1 β1 .X2 β2 .X3 β3 .X4 β4 . X5 β5 . X6 β6. e µi…………… (2)
Dengan mentransformasikan model tersebut kedalam bentuk logaritma natural sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:
Ln Y = β0+ β1 Ln X1 + β2 Ln X2 + β3 Ln X3 + β4 Ln X4 + β5 Ln X5 + β6 Ln X6... (3) Keterangan :
Y β0 X1 X2 X3 X4 X5 X6 β1..β6 |
: Permintaan kopi bubuk (gram) : Intersep/konstanta : Harga kopi bubuk (Rp/gr) : Harga teh (Rp/gr) : Harga kopi instan (Rp/gr) : Harga gula pasir (Rp/gr) : Pendapatan (Rp/bulan) : Jumlah anggota keluarga (jiwa) :Slope atau arah garis regresi yang menyatakan nilai Y akibat dari perubahan satu unit X. |
3) Uji Statistik
a. Uji Koefisien Determinasi (R2), dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel (Gozhali, 2018). Nilai R 2 ini mempunyai range antara 0 sampai 1 atau (0 <R 2≤ 1).

.……..…….……………….(4)
keterangan :
R 2 : Koefisien determinasi yang telah disesuaikan
R2 : Koefisien determinasi
N : Jumlah data
K : Jumlah variabel bebas
-
b. Uji F, dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh semua variabel dependen secara bersamaan.
……………………..……..(5)
Keterangan :


R: koefisien determinasi (R2)
K: banyaknya variabel bebas n : banyaknya sampel
-
c. Uji t, dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas seara individu.
……….…………………….(6)
Keterangan :
-
r = Nilai koefisien korelasi
-
n = Jumlah sampel
-
4) Elastisitas Permintaan
Untuk mengetahui nilai elastisitas dari masing-masing variabel yang mempengaruhi permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar, dapat diketahui dari nilai koefisien regresi (βi) dari masing-masing variabel penduganya (Baye dan Prince, 2016). Untuk menguji tingkat kepekaan jumlah permintaan terhadap perubahan yang
terjadi pada variabel-variabel yang diteliti digunakan elastisitas harga, elastisitas pendapatan dan elastisitas silang (Tabel 1).
Tabel 1.
Rumus dan Kriteria Elastisitas Permintaan
No |
Elastisitas |
Rumus |
Kriteria |
Keterangan | |||
1 |
Harga |
Ep= |
ΔPx |
X |
Px Q |
Ep =0, inelastis sempurna Ep = OO, elastis sempurna |
ΔQ = Perubahan jumlah barang yang |
Ep = 1, elastis uniter Ep > 1, elastis Ep < 1, inelastis |
diminta Q = Jumlah barang yang diminta ΔP = Perubahan harga barang Px = Harga barang tersebut | ||||||
2 |
Silang |
Es= |
∆Q AFy |
X |
py Q |
Es = + (barang substitusi) Es= - (barang |
ΔPy = Perubahan harga barang lain |
komplementer) |
Py = Harga barang | ||||||
Es = 0 (barang normal) |
lain | ||||||
3 |
Pendapatan |
EI= |
X Δ/ |
J Q |
EI ≤ 0, barang inferior 0 < EI < 1, barang normal EI > 1, barang mewah |
ΔI = Pendapatan I = Pendapatan |
Sumber: (Lipsey,et al. 1993)
Karakteristik responden digunakan untuk mengetahui keragaman dari responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai kondisi dari responden dan kaitannya dengan masalah dan tujuan penelitian tersebut. Identitas responden pada penelitian ini diperoleh dari hasil jawaban kuisioner yang telah diisi oleh responden dan dibahas berdasarkan empat karakteristik, meliputi Jenis kelamin, usia, pendidikan dan pekerjaan. Berdasarkan jenis kelamin sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 52%. Berdasarkan usia, sebagian besar responden berada pada kelompok usia 25-35 tahun yaitu sebesar 39%. Berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar pendidikan responden SMA/K yaitu sebesar 41%. Berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 40%.
-
1) Uji Normalitas, menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig.(2-tailed) = 0,965>0,05 (5%), dapat diasumsikan bahwa data yang digunakan dalam persamaan regresi dalam penelitian ini merupakan data yang berdistribusi secara normal.
-
2) Uji Multikolenieritas, menunjukkan bahwa semua variabel independen yang digunakan memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih
kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi korelasi ganda (multikolinieritas) antar variabel independen.
-
3) Uji Heteroskedastisitas, menunjukkan bahwa nilai signifikan untuk semua variabel lebih besar dari nilai alpha (α) 5% (0,05), dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Tabel 2.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji Multikolenieritas
Uji Heterokedastisitas
Asymp.Sig.(2-tailed) =
Nilai Tolerance
Nilai VIF
P-Value
0,965
X1 = 0,716
X1= 1,396
X1= 0,679
X2= 0,836
X2= 1,197
X2= 0,463
X3 = 0,900
X3= 1,111
X3= 0,607
X4= 0,825
X4= 1,212
X4= 0,592
X5 = 0,747
X5= 1,339
X5= 0,377
X6= 0,839
X6= 1,193
X6= 0,862
Sumber: Data Primer (diolah), 2021
-
1) Uji Koefisien determinasi, menunjukkan bahwa, nilai Adjusted R Square sebesar 0,529, disimpulkan bahwa kontribusi variabel bebas dilihat dari nilai ini adalah
-
2) sebesar 52,9%, sedangkan sisanya sebesar 47,1 % (100%-52,9%)= 47,1% dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini.
-
3) Uji F-hitung, menunjukkan bahwa bahwa F hitung sebesar 19,513 dengan nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05, yang berarti variabel bebas yang dijawab dalam model ini secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel terikat.
-
4) Uji T-hitung menunjuukan bahwa hanya variabel harga kopi bubuk, harga teh dan jumlah anggota keluarga yang berpengaruh terhadap permintaan kopi bubuk dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5%.
Tabel 3.
Hasil Uji Statistik
Fg. Permintaan |
Uji Statistik | ||
Koefisien determinasi |
F-hitung |
T-hitung | |
p-value: | |||
X1 0,003 | |||
Cobb-Douglass |
R2= 0,529 atau 52,9% |
p-value = 0,000 |
X20,007 |
X30,166 | |||
X40,156 | |||
X5 0,078 | |||
X60,000 | |||
Sumber: Data Primer (diolah), 2021 |
Model fungsi permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar sebagai berikut:
lnY= 2,066 - 0,561 lnX1** + 0,852 lnX2** + 0,123 lnX3 -0,463 lnX4 + 0,171 lnX5*+ 0,624 lnX6**.
Pengaruh harga kopi bubuk (X1) terhadap permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar (Y) diperoleh nilai signifiknasi sebesar 0,003 dengan nilai koefisien regresi negatif sebesar -0,561. Nilai signifikansi 0,003<0,05 mengidentifikasi bahwa H01 ditolak H1 diterima. Hasil ini mempunyai arti bahwa koefisien harga kopi bubuk memiliki nilai negatif dan berpengaruh siginifikan terhadap permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar. Nilai koefisien regresi harga kopi bubuk sebesar 0,561 artinya jika harga kopi bubuk meningkat sebesar satu persen, maka jumlah permintaan kopi bubuk akan menurun sebesar 0,561% dan sebaliknya jika harga kopi bubuk menurun maka permintaan kopi bubuk akan meningkat sebesar 0,561% dengan asumsi jika faktor lain yang mempengaruhi permintaan kopi bubuk tetap (cateris paribus). Harga kopi bubuk memiliki hubungan yang berbalik arah dengan permintaan kopi bubuk, hal ini sesuai dengan bunyi hukum permintaan, yaitu "semakin rendah harga suatu barang, maka semakin tinggi permintaan atas barang tersebut; sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang, maka semakin rendah permintaan atas barang tersebut dengan asumsi cateris paribus" (Sukirno, 2005).
Pengaruh harga teh (X2) terhadap permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar (Y) diperoleh nilai signifiknasi sebesar 0,007 dengan nilai koefisien regresi positif sebesar 0,852. Nilai signifikansi 0,007<0,05 mengidentifikasi bahwa H02 ditolak H2 diterima. Hasil ini mempunyai arti bahwa koefisien harga teh memiliki nilai positif dan berpengaruh siginifikan terhadap permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar. Nilai koefisien regresi harga teh sebesar 0,852 artinya jika harga teh meningkat sebesar satu persen, maka jumlah permintaan kopi bubuk akan meningkat sebesar 0,852% dan sebaliknya jika harga teh menurun maka permintaan kopi bubuk akan menurun sebesar 0,852% dengan asumsi cateris paribus. Teh dan kopi adalah barang yang dapat saling menggantikan fungsi lainnya. Seseorang yang suka meminum teh selalu dapat menerima minuman kopi apabila teh tidak ada, dan sebaliknya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan permintaan. Dengan demikian apabila harga kopi turun maka permintaan teh akan berkurang, sebaliknya apabila harga kopi meningkat maka permintaan teh akan meningkat (Sukirno, 2005).
Pengaruh jumlah anggota keluarga (X6) terhadap permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar (Y) diperoleh nilai signifiknasi sebesar 0,000 dengan nilai koefisien regresi negatif sebesar 0,624. Nilai signifikansi 0,00<0,05 mengidentifikasi bahwa H06 ditolak H6 diterima. Hasil ini mempunyai arti bahwa koefisien jumlah anggota keluarga memiliki nilai positif dan siginifikan terhadap permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar. Nilai koefisien regresi jumlah anggota keluarga sebesar 0,624 artinya jika jumlah anggota keluarga meningkat sebanyak satu jiwa, maka jumlah
permintaan kopi bubuk akan meningkat sebesar 0,624% dan sebaliknya jika jumlah anggota keluarga berkurang sebanyak satu jiwa maka permintaan kopi bubuk akan menurun sebesar 0,624% dengan asumsi cateris paribus. Semakin besar jumlah anggota keluarga maka tingkat konsumsi akan suatu produk semakin tinggi sehingga permintaan akan produk tersebut akan semakin bertambah. Menurut Nuraini, (2016) Pertambahan jumlah konsumen potensial akan meningkatkan jumlah barang yang dikonsumsi, akan tetapi proporsinya akan sangat tergantung pada pertambahan dalam kesempatan kerja. Daya beli masyarakat akan meningkat terhadap permintaan pada suatu barang apabila pertambahan penduduk diikuti dengan kesempatan kerja.
-
1) Elastisitas harga, menunjukkan bahwa variabel harga kopi bubuk memiliki hubungan yang terbalik dengan permintaan kopi bubuk karena bernilai negatif. Nilai elastisitas dari harga kopi bubuk menunjukkan lebih kecil dari satu (0,561<1) maka elastisitas harga bersifat inlastis, artinya presentase perubahan jumlah kopi bubuk yang diminta lebih kecil dari presentase perubahan harga kopi bubuk. jika harga kopi bubuk meningkat sebesar satu persen, maka jumlah permintaan kopi bubuk akan menurun sebesar 0,561% dan begitupun sebaliknya.
-
2) Elastisitas Silang, menunjukkan bahwa teh dan kopi instan merupakan barang substitusi atau pengganti dari kopi bubuk karena memiliki nilai koefisien positif. Gula pasir merupakan barang komplementer atau pelengkap dari kopi bubuk karena memiliki nilai koefisien negatif.
-
3) Elastisitas Pendapatan memiliki nilai koefisien sebesar 0,624 < 1 dan bertanda positif, menunjukkan bahwa kopi bubuk merupakan barang normal (inelastis), artinya presentase perubahan permintaan lebih kecil daripada perubahan pendapatan. Jika terjadi kenaikan pendapatan belum tentu meningkatkan permintaan kopi bubuk dan begitupun sebaliknya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.
Elastisitas Permintaan
Variabel |
Nilai Elastisitas |
Sifat Elastisitas | ||
Harga |
Silang |
Pendapatan | ||
Harga Kopi Bubuk (X1) |
-0,561 |
Inelastis (e<1) | ||
Harga Teh (X2) |
0,852 |
Barang Substitusi (nilai e positif) | ||
Harga Kopi Instan(X3) |
0,123 |
Barang Substitusi (nilai e positif) | ||
Harga Gula Pasir(X4) |
-0,463 |
Barang Komplementer (nilai e negatif) | ||
Pendapatan (X5) |
0,624 |
Barang normal (nilai e positif) | ||
Sumber: Data Primer (diolah), 2021 |
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar adalah harga barang itu sendiri (harga kopi bubuk X1), harga barang lain (harga teh X2), dan jumlah anggota keluarga X6. Perubahan harga kopi bubuk terhadap perubahan permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar bersifat inelastis, Teh dan kopi instan adalah produk pengganti atau substitusi dari kopi bubuk dan gula pasir adalah produk pelengkap atau komplementer dari kopi bubuk. Hasil analisis nilai elastisitas pendapatan menunjukkan bahwa kopi bubuk merupakan barang normal.
Perubahan harga kopi bubuk terhadap perubahan permintaan kopi bubuk di Kota Denpasar bersifat inelastis, sehingga industri penjual kopi masih dapat meningkatkan harga kopi bubuk. Perlu diadakan penelitian lanjutan dengan menggunakan variabel lain diluar model penelitian, karena hasil dari penelitian yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi menunjukkan 47,1% dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini dengan menerapkan model ekonometrika yang mencakup wilayah yang lebih luas, sehingga faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan kopi Bubuk di Kota Denpasar dapat diestimasi.
-
5. Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini yaitu kepada seluruh responden, keluarga, serta teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat di masa yang akan datang.
Daftar Pustaka
Asni, Nur dan Meilin, Araz. 2015. Teknologi Penanganan Pascapanen dan Pengolahan Hasil Kopi Liberika Tungkal Komposit (Libtukom). Jambi: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Denpasar diakses dari https:// denpasarkota.bps.go.id/, diakses pada tanggal 20 Maret 2020 pukul 15.20 wita.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali diakses dari https://bali.bps.go.id/, diakses pada tanggal 20 Maret 2020 pada pukul 13.30 wita.
Baye, M.R and Prince, J.T. 2016. Ekonomi Manajerial dan Strategi Bisnis. Salemba Empat. Jakarta.
Coffeland Indonesia. diakses dari https://coffeeland.co.id/konsumsi-kopimeningkat-peluang-besar-untuk-kedai-kopi/, diakses pada tanggal 28 Juli 2020 pukul 13.00 wita.
Gozhali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
Nuraini, Ida. 2016. Pengantar Ekonomi Mikro. malang: UMM Press.
Lipsey, R.G., O.S. Peter, and D.P. Douglas. 1993. Pengantar Mikroekonomi. Jakarta:
LP3ES.
Sugiyono, 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, penerbit Alfabeta, Bandung.
Sukirno, Sadono. 2005. Mikroekonomi Teori Pengantar. 3rd ed. jakarta: raja grafindo persada.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
1013
Discussion and feedback