Analisis Ketidakpastian Produksi, Harga dan Pendapatan pada Usahatani Jeruk Siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 2, Desember 2023
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i02.p18
Analisis Ketidakpastian Produksi, Harga dan Pendapatan pada Usahatani Jeruk Siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar
I MADE ANGGI PALGUNA, RATNA KOMALA DEWI*, KETUT BUDI SUSRUSA
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232, Bali
Email: anggipalgunacr7@gmail.com *ratnakemala61@gmail.com
Abstract
Analysis Uncertainty Production, Price and Income of Farming Citrus Siam in Kerta Village, Payangan District, Gianyar Regency
Farming citrus siam is main source of income for most farmers in Kerta Village. The purpose of this study is to determine the source the uncertainty of farming citrus siam, the magnitude of production uncertainty, price and income also how to mitigate these uncertainty. There are several sources of uncertainty faced by farmers including sources of social uncertainty, physical uncertainty and economic uncertainty. The magnitude of uncertainty farming citrus siam there are first, production uncertainty with standard deviation is 1.616,11 kg/ha/year, then the score of coefficient variation is 0.09 and production uncertainty lower limit value is 14.764,63. Second, price uncertainty with standard deviation is 42,38 then we get the score if coefficient variation is 0,01 and price uncertainty lower limit value is Rp4.847,84. Last, income uncertainty with standard deviation in amount of Rp7.413.000,13 /ha/year, coefficient variation score is 0.11 and income uncertainty lower limit value is Rp53.863.133,07 /ha/year. The conclusion that a biggest uncertainty in farming citrus siam is income uncertainty with a value of 0,11, second largest uncertainty is production uncertainty with a value of 0,09 and the smallest uncertainty in farming citrus siam is price with a value of 0,01. In an effort to mitigate existing uncertainty with strategies for handling uncertainty sources by make regular sales, learn past mistakes, provide maximum care for plants by pruning, spraying and fertilizing and finally borrowing capital from related financial institutions. With this, farmers are expected to mitigate uncertainty in order to increase the amount of production and income of farmers in Kerta Village, Payangan District, Gianyar Regency.
Keywords: Citrus Siam, Uncertainty, Production, Price, Income
Hortikultura merupakan salah satu subsektor pertanian yang memegang peranan penting dalam perekonomian nasional, yaitu meliputi tanaman buah-buahan, tanaman obat, tanaman hias, dan tanaman sayur-sayuran. Handayani (2011) mengemukakan bahwa subsektor hortikultura memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai upaya penumbuhan perekonomian daerah maupun nasional, karena mempunyai pengaruh terhadap perbaikan gizi, pendapatan, dan kesejahteraan petani. Keberhasilan pengembangan suatu komoditas ditentukan dari tingkat pendapatan dan tingkat efisiensinya pendapatan petani tersebut. Tanaman jeruk di Bali merupakan salah satu komoditas buah unggulan yang paling diminati, buah jeruk yang banyak dibudidayakan di Bali adalah jeruk siam, jeruk keprok, dan jeruk besar. Sampai saat ini, pasar di Indonesia masih didominasi oleh jeruk siam karena produksinya yang mencapai 70-80% dari total produksi jeruk nasional (Winarno,2004). Jeruk siam merupakan yang paling diminati oleh masyarakat di Bali. Dalam kurun waktu empat tahun (2015-2019) produksi jeruk mengalami fluktuasi. Kabupaten Gianyar memproduksi jeruk tertinggi kedua yaitu rata-rata 76.145 ton/tahun, sedangkan Kabupaten Bangli menjadi produsen jeruk tertinggi di Bali dengan rata-rata produksi 106.454 ton/tahun, dan Kota Denpasar dengan produksi terendah yaitu sembilan ton/tahun (BPS Provinsi Bali, 2019).
Desa Kerta merupakan desa yang terletak berbatasan dengan Kintamani, Desa Kerta memproduksi jeruk paling tinggi dibandingkan desa lain yang ada di Kecamatan Payangan. Hampir seluruh masyarakat yang bergerak di bidang pertanian di Desa Kerta membudidayakan tanaman jeruk. Luas produksi jeruk di Desa Kerta pada tahun 2015 adalah 480 hektar, dan untuk tahun-tahun berikutnya mengalami peningkatan, yakni pada tahun 2019 jumlah lahan tanaman jeruk di Desa Kerta adalah 573 ha dan rata-rata produksi yang dihasilkan petani yaitu 25 ton/ha. Sedangkan harga jeruk pada setiap panen raya pertahunnya berfluktuasi dan belum stabil, (Profil Desa Kelurahan, 2020).
Jeruk siam merupakan jenis jeruk keprok dan mempunyai nama ilmiah Citrus nobilis var microcarpa. Kelebihan jeruk ini antara lain rasanya yang manis, harum, mengandung banyak air dan harga yang relatif murah sehingga menjadi daya tarik sendiri bagi konsumen untuk mencicipinya.Ukuran jeruk siam relatif besar dengan berat 90 gram hingga 225 gram dengan diameter mencapai tujuh cm, jeruk siam memiliki daya tahan yakni delapan hingga sepuluh hari setelah masa panen. Usia konsumsinya pun dapat lebih panjang. Umur jeruk siam lebih panjang dibandingkan dengan pohon jeruk lain yaitu sekitar 20 tahun sedangkan pohon jeruk lain hanya sekitar 10 tahun. Umur pohon yang lebih lama akan membuat petani lebih untung karena pohon hidup lebih lama untuk memproduksi buah jeruk siam ditambah panen dari jeruk siam ini hingga 2 kali dalam setahun (Pinem & Afifuddin, 2015). Kondisi produksi menjadi masalah yang dihadapi hingga saat ini berkaitan dengan adanya serangan hama dan penyakit, minimnya kemampuan luas lahan dan permodalan yang
dikuasai petani, dan manajemen usahatani yang belum optimal. Hal ini tentunya mempengaruhi tingkat efisiensi yang rendah dan risiko kegagalan produksi yang tinggi sehingga pada akhirnya pencapaian pendapatan yang rendah.
-
1. Apa saja sumber ketidakpastian yang dihadapi petani dalam usahatani jeruk siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar?
-
2. Seberapa besar tingkat ketidakpastian produksi, harga dan pendapatan usahatani jeruk siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar?
-
3. Apa upaya yang perlu dilakukan petani dalam memitigasi ketidakpastian dalam usahatani jeruk siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar?
-
1. Menganalisis sumber ketidakpastian yang dihadapi petani dalam usahatani
jeruk siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.
-
2. Menganalisis seberapa besar tingkat ketidakpastian produksi, harga dan
pendapatan usahatani jeruk siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.
-
3. Mengidentifikasi upaya untuk memitigasi ketidakpastian yang perlu
dilakukan oleh petani jeruk siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.
-
1. Bagi petani, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan data yang bermanfaat tentang sumber ketidakpastian yang dihadapi, besarnya ketidakpastian yang petani alami, serta upaya-upaya yang perlu dilakukan oleh petani untuk memitigasi ketidakpastian dalam usahatani jeruk siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.
-
2. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil kebutusan dalam pengembangan pertanian khususnya pada komoditi jeruk siam.
-
3. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh pada saat perkuliahan serta sebagai referensi untuk penelitian-penelitian yang dilakukan selanjutnya.
Penelitian ini dilakukan di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja, karena Desa Kerta merupakan salah daerah dengan produksi paling tinggi di Kecamatan Payangan bahkan di Kabupaten Gianyar. Adapun penentuan lokasi penelitian juga dikarenakan dalam beberapa tahun terakhir produksi jeruk siam di Desa Kerta mengalami
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 2, Desember 2023 penurunan. Waktu pada penelitian ini yaitu bulan Agustus sampai dengan Oktober 2021.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif yang berupa angka-angka dan dapat dilakukan perhitungan secara matematis. Data kuantitatif pada penelitian ini antara lain jumlah produksi, jumlah pendapatan, total biaya, harga jual produksi usahatani jeruk siam serta umur responden. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata atau yang berwujud pernyataan-pernyataan bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah sumber ketidakpastian usahatani jeruk siam, upaya dalam memitigsi ketidakpastian serta gambaran mengenai objek penelitian. (Bugin,dkk, 2004).
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara interview/wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan terlebih dahulu untuk memperoleh informasi data yang dilakukan peneliti langsung ke responden. Dan juga menggunakan metode kepustakaan yang dilakukan dengan membaca dan mengumpulkan data dari literature dan referensi yang ada dari buku (Sugiyono, 2008). Penelitian ini juga menggunakan metode dokumentasi seperti surat-surat, catatan harian, laporan, foto dan sebagainya. Sifat utama data dokumentasi tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi (Pasolong, 2008).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi yaitu seluruh petani jeruk siam yang ada di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar yang jumlahnya sebanyak 993 petani. Dalam menentukan sampel peneliti menggunakan metode slovin yang dihitung menggunakan rumus berdasarkan jumlah populasi yang ada, dari jumlah 993 populasi maka didapatkan sampel sebanyak 90 petani (Sugiyono, 2008).
Menurut Sugiyono (2016), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini meliputi sumber ketidakpastian usahatani jeruk siam, besarnya tingkat ketidakpastian produksi, harga dan pendapatan petani serta upaya dalam memitigasi ketidakpastian. Analisis data yang digunakan yaitu dengan metode deskriftif kualitatif dengan mengidentifikasi data
yang diperoleh dari petani responden dan juga menggunakan metode analisis pengukuran ketidakpastian yang dilakukan dengan menggunakan ukuran ragam (variance) dan simpangan baku (standard deviation). Pengukuran dengan ragam dan simpangan baku menjelaskan ketidakpastian dalam arti kemungkinan penyimpangan pengamatan sebenarnya di sekitar nilai rata-rata yang diharapkan (Kadarsan, 1992).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan rata-rata umur responden dominan di angka 35-44 tahun dengan persentase 36,67%. Tingkat Pendidikan formal responden yaitu dominan tamatan sekolah dasar (SD) dengan persentase 32,22%. Pengalaman responden dalam berusahatani didominasi kisaran lama berusahatani 10-19 tahun dengan persentase 53,33% dengan jumlah tanggungan keluarga kisaran 0-4 tanggungan dengan persentase 52,22%. Yang terakhir yairu rata-rata luas lahan responden yang didominasi kisaran 0-1,00 ha dengan persentase 84,44%.
Adapun rata-rata pendapatan usahatani jeruk siam pada tahun 2018, 2019, 2020 di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Rata-rata Pendapatan Usahatani Jeruk Siam Pada di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar
Uraian |
Produktivitas (Rp/Tahun) |
Penerimaan |
89.537.000,00 |
Biaya Variabel |
19.623.556,56 |
Biaya Tetap |
1.224.311,33 |
Total Biaya |
20.847.866,67 |
Pendapatan |
68.689.133,33 |
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021
Dari hasil penelitian yang dilakukan rata-rata penerimaan petani responden yaitu Rp89.537.000,00 /tahun. Dalam berusahatani tentu terdapat biaya-biaya yang dikeluarkan antara lain biaya variabel sebanyak Rp19.623.556,56 /tahun dan biaya tetap yaitu Rp1.224.311,33 /tahun. Jadi rata-rata pendapatan petani responden yaitu sebanyak Rp68.689.133,33 /tahun.
Dalam penelitian yang dilakukan di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar terdapat beberapa sumber ketidakpastian yang dihadapi oleh petani dalam usahatani jeruk siam sebagai berikut:
-
1. Ketidakpastian pada sosial, dalam penelitian ini yaitu kurangnya pengetahuan petani terhadap usahatani jeruk siam yang mengakibatkan menurunnya produktivitas jeruk seperti bagaimana pengendalian hama dan penyakit yang benar, belum tepatnya dalam melakukan pemangkasan, pemberian dosis pupuk dan penerapannya yang masih kurang dipahami. Semua hal tersebut tentu akan berpengaruh terhadap produktivitas jeruk siam di lokasi penelitian.
-
2. Ketidakpastian pada fisik, dalam penelitian ini antara lain keadaan cuaca dan iklim serta serangan hama dan penyakit. Apabila terjadi curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan bunga yang akan menjadi buah jatuh terurai yang menyebabkan produksi jeruk siam menjadi menurun, serta dalam fase bunga ke buah diperlukan kelebaban tanah yang stabil agar produksi buah menjadi maksimal, sedangkan jika terjadi serangan hama dan penyakit pada tanaman jeruk siam khususnya pada tanaman yang sedang berproduksi seperti yang ditemukan ditempat penelitian yakni lalat buah, busuk buah, busuk akar dan pangkal serta berbagai serangan hama dan penyakit lainnya. Hal tersebut tentu sangat mempengaruhi produktivitas jeruk siam di Desa Kerta.
-
3. Ketidakpastian dalam ekonomi, dalam penelitian ini yaitu menurunnya harga produksi pada saat panen raya telah tiba, hal ini disebabkan oleh banyaknya pesaing dimana sebagian besar petani di tempat penelitian berusahatani jeruk khususnya jeruk siam yang tentu mengakibatkan jumlah produksi akan semakin tinggi dan menyebabkan harga jual menurun drastis, hal tersebut dikarenakan tanaman jeruk merupakan tanaman musiman yang panen setahun sekali kisaran bulan juli hingga oktober. Kedua yaitu kurangnya modal yang dimiliki petani, di lokasi penelitian kebanyakan petani masih kekurangan modal yang disebabkan oleh tingginya harga pestisida dan harga pupuk serta sulitnya petani untuk mendapatkan pupuk yang bersubsidi. Hal ini mengakibatkan sebagian besar petani akan mengurangi dosis baik pada penyemprotan maupun pada saat pemupukan.
Menurut Hernanto (1993), hal ini menunjukkan bahwa apabila KV > 0,5 maka risiko atau ketidakpastian pada usahatani yang ditanggung petani semakin besar, sedangkan jika nilai KV ≤ 0,5 maka petani akan selalu untung atau impas. Dimana koefisien variasi merupakan suatu ukuran variasi yang dapat digunakan untuk membandingkan suatu distribusi data yang mempunyai satuan yang berbeda.
-
1. Ketidakpastian Produksi
Ketidakpastian produksi dianalisis dengan menggunakan koefisien variasi. Nilai koefisien variasi yang kecil menunjukkan variabilitas nilai rata-rata distribusi tersebut rendah. Hal ini menggambarkan ketidakpastian yang dihadapi kecil. Adapun analisis ketidakpastian produksi usahatani jeruk siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.
Analisis Ketidakpastian Produksi Usahatani Jeruk Siam Di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar
Uraian |
Produktivitas (Kg/Ha/Tahun) |
Rata-rata Produksi (Qi) |
17.996,85 |
Ragam (S²) |
2.611.807,59 |
Standar Deviasi (S) |
1.616,11 |
Koefisien Variasi (Kv) |
0,09 |
Batas Bawah (L) |
14.764,63 |
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa tingkat ketidakpastian produksi pada usahatani jeruk siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar sebesar 0,09. Artinya untuk tiap satu satuan yang dihasilkan maka besarnya risiko yang dihadapi adalah 0,09. Dapat juga diartikan untuk setiap 1.000 kg jeruk siam yang dihasilkan, akan mengalami ketidakpastian produksi sebesar 90 kg pada saat terjadi ketidakpastian produksi. Batas bawah pada produksi sebesar 14.764,63 kg, yang artinya produksi terendah yang akan dihasilkan petani pada saat terjadinya ketidakpastian adalah 14.764,63 kg. Dapat dilihat pada Tabel bahwa rata-rata produksi yang dihasilkan petani sebesar 17.996,85 kg, dimana hasil tersebut sudah melebihi batas bawah maka dinyatakan usahatani jeruk siam di Desa Kerta menguntungkan.
-
2. Ketidakpastian Harga
Untuk ketidakpastian harga pada usahatani jeruk siam berasal dari fluktasi harga jual yang terjadi. Salah satu sumber yang dapat menyebabkan fluktuasi harga adalah banyaknya pesaing yang mengakibatkan tingginya produksi jeruk siam yang akan membuat akan jual menjadi turun. Saat ini, petani di daerah penelitian belum menemukan solusi terbaik untuk mengatasi fluktuasi harga tersebut.
Tabel 3.
Analisis Ketidakpastian Harga Usahatani Jeruk Siam Di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.
Uraian |
Produktivitas (Rp/Kg) |
Rata-rata Harga (Qi) |
4.932,59 |
Ragam (S²) |
1.795,80 |
Standar Deviasi (S) |
42,38 |
Koefisien Variasi (KV) |
0,01 |
Batas Bawah (L) |
4.847,83 |
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa ketidakpastian harga pada usahatani jeruk siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar sebesar 0,01. Artinya perubahan harga untuk setiap satu satuan hasil produksi yang
dijual maka besarnya risiko yang dihadapi adalah 0,01. Dapat juga diartikan untuk setiap Rp1.000 harga jeruk siam yang dihasilkan akan mengalami ketidkpastian harga sebesar 10 rupiah pada saat terjadinya risiko harga. Semakin besar koefisien variasi yang dimiliki maka semakin besar tingkat risiko yang dihadapi. Sumpangan baku pada ketidakpastian harga sebesar 42,38, semakin besar simpangan baku maka penyebaran risiko juga semakin besar. Batas bawah pada ketidakpastian harga sebesar Rp4.847,84/kg. Artinya harga terendah yang akan diterima petani pada saat terjadinya ketidakpastian harga sebesar Rp4.847,84/kg . Dapat dilihat pada tabel bahwa harga rata-rata sebesar Rp4.932,59/kg, dapat disimpulkan bahwa harga jeruk pada saat panen raya sudah mencapai batas bawah harga, hal ini disebabkan karena banyaknya pesaing dan tanaman jeruk juga panen secara serentak disetiap wilayah.
-
3. Ketidakpastian Pendapatan
Ketidakpastian pendapatan diukur dengan menggunakan koefisien variasi. Nilai koefisien variasi yang kecil menunjukkan variabilitas nilai rata-rata distribusi tersebut rendah. Hal ini menggambarkan yang dihadapi kecil. Ada beberapa yang menjadi sumber risiko pada pendapatan seperti jumlah produksi, harga yang berfluktuasi dan biaya usahatani yang besar. Jika produksi menurun maka pendapatan juga akan berkurang. Begitu juga apabila harga jual jeruk siam menurun maka pendapatan juga akan menurun. Oleh karena itu, ketidakpastian produksi dan harga dapat mempengaruhi pendapatan. Adapun analisis ketidakpastian pendapatan petani jeruk siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.
Analisis Ketidakpastian Pendapatan Usahatani Jeruk Siam Di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.
Uraian |
Produktivitas (Rp/Ha/Tahun) |
Rata-rata Pendapatan (Qi) |
68.689.133,33 |
Ragam (S²) |
54.952.570.959.406,30 |
Standar Deviasi (S) |
7.413.000,13 |
Koefisien Variasi (KV) |
0,11 |
Batas Bawah (L) |
53.863.133,07 |
Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021
Berdasarkan Tabel 4 diatas menunjukkan ketidakpastian pendapatan usahatani jeruk siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar sebesar 0,11. Artinya hasil pendapatan pada usahatani jeruk siam dalam satu tahun akan menghadapi risiko sebesar 0,11. Dapat juga diartikan untuk setiap Rp1.000 pendapatan jeruk siam yang dihasilkan akan mengalami ketidakpastian pendapatan sebesar 110 rupiah pada saat terjadi ketidakpastian pendapatan. Semakin besar koefisien variasi yang dimiliki maka semakin besar tingkat ketidakpastian pendapatan yang dihadapi. Batas bawah pendapatan sebesar
Rp53.863.133,07/ha/tahun, yang artinya pendapatan terendah yang akan diterima petani pada saat terjadinya ketidakpastian pendapatan sebesar Rp53.863.133,07/ha/tahun. Dapat dilihat pada Tabel bahwa rata-rata pendapatan petani sebesar Rp68.689.133,33/ha/tahun, dimana hasil tersebut sudah melebihi batas bawah pendapatan maka dapat dinyatakan usahatani jeruk siam di Desa Kerta menguntungkan.
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu strategi penanganan yang merupakan siasat untuk melindungi asset dan kemampuan dalam memberikan hasil dengan mengurangi ancaman kerugian akibat dari peristiwa yang tidak dapat dikendalikan. Strategi pengelolaan yang disiapkan secara rinci dan detail dapat membantu perusahaan atau lembaga dalam menekan dan meminimalisir besarnya risiko yang dihadapi, hal ini dapat berdampak positif bagi perusahaan atau lembaga dengan bertambahnya produktivitas yang diperoleh (Hardwood et al, 1999).
Adapun upaya-upaya yang perlu dilakukan oleh pelaku usahatani jeruk siam untuk memitigasi ketidakpastian didaerah penelitian adalah:
-
1. Pertama, untuk memitigasi sumber ketidakpastian pada sosial dalam hal ini kurangnya SDM yaitu pengetahuan petani tentang usahatani jeruk siam yang mengakibatkan kurangnya perhatian petani terhadap tanaman. Hal tersebut dapat diminimalisir dengan belajar dari pengalaman sebelumnya seperti apa saja kesalahan yang menyebabkan kurangnya produktivitas jeruk siam pada tahun-tahun sebelumnya dan kedepannya diterapkan agar produktivitas usahatani meningkat dan petani juga perlu mengikuti sosialisasi-sosialisasi dari berbagai pihak khususnya dinas pertanian yang membahas tentang usahatani jeruk siam.
-
2. Kedua, ketidakpastian pada fisik diantaranya faktor cuaca dan serangan hama penyakit dapat diminimalisir dengan melakukan penyemprotan secara rutin yaitu minimal satu bulan sekali dengan dosis yang tepat agar hama dan penyakit dapat dikendalikan, melakukan pemupukan dengan dosis yang tepat yaitu kurang lebih 25 kg per pohon yang dilakukan satu tahun sekali setelah panen agar tanaman tumbuh dengan subur dan bisa bertahan lama serta dengan melakukan pemangkasan ranting-ranting pohon yang telah mengering agar buah jeruk hanya tumbuh pada ranting yang masih subur dan buah jeruk akan bertahan hingga siap panen.
-
3. Ketiga, ketidakpastian dalam ekonomi yang pertama yaitu harga jual turun yang disebabkan oleh benyaknya pesaing dapat diminimalisir dengan melakukan penjualan secara berkala karena pada saat produksi jeruk siam pada petani sudah mulai menurun maka harga jual akan semakin tinggi, petani juga perlu menjaga kualitas jeruknya supaya mendapat harga yang lebih tinggi. Kedua yaitu kurangnya modal yang dimiliki petani dapat diminimalisir dengan meningkatkan pengetahuan tentang manajemen keuangan dalam usahatani
serta meminjam modal di koprasi maupun lembaga keuangan lainnya agar petani dapat memaksimalkan perawatan terhadap tanaman jeruk siam supaya produktivitas jeruk siam semakin meningkat dan diharapkan memberi kesejahteraan bagi petani di lokasi penelitian.
Sumber ketidakpastian yang dihadapi petani dalam usahatani jeruk siam yang menyebabkan menurunnya produktivitas petani di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar diantaranya sumber ketidakpastian pada sosial, sumber ketidakpastian pada fisik dan yang terakhir sumber ketidakpastian dalam ekonomi. Ketidakpastian terbesar pada usahatani jeruk siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar adalah ketidakpastian pendapatan, disusul dengan ketidakpastian produksi dan ketidakpastian harga. Upaya memitigasi sumber ketidakpastian usahatani jeruk siam di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar yaitu yang pertama sumber ketidakpastian sosial dengan menambah pengetahuan tentang usahatani dengan belajar dari petani yang sudah berpengalaman serta mengikuti sosialisasi terkait, kedua ketidakpastian fisik dengan merawat tanaman secara maksimal seperti pengendalian hama penyakit, pemupukan serta pemangkasan, yang terakhir yaitu ketidakpastian ekonomi dengan memanajemen keuangan secara baik dan juga dengan meminjam modal pada koperasi atau lembaga keuangan lainnya.
Saran kepada petani yaitu agar melakukan perawatan secara maksimal seperti melakukan penyemprotan secara rutin agar hama dan penyakit dapat dikendalikan, melakukan pemupukan dengan dosis yang tepat agar kesuburan tanaman tetap terjaga, serta melakukan pemangkasan terhadap ranting-ranting pohon yang sudah mulai mengering. Saran kepada pemerintah khususnya dinas pertanian terkait agar lebih memperhatikan petani dengan melakukan penelitian terhadap masalah yang dihadapi oleh petani.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu dalam pelaksanaan penelitian ini, terutama kepada seluruh responden dan informan kunci sehingga penyusunan jurnal ini dapat selesai.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. 2019. Produksi Buah Jeruk. Provinsi Bali
Bugin, B. 2004. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Handayani, T., E. Sofiari dan Kusmana. 2011. Karakterisasi Morfologi Klon Kentang di Dataran Medium. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung
Hardwood, J., Heifner, R., Keith, H., Perry, J. dan Somwaru, A. 1999. Managing Risk in Farming. Econimic Research Service. US.
Kadarsan, H. W. 1992. Keuangan pertanian dan pembiayaan perusahaan agribisnis. Gramedia Pustaka Utama.
Pasolong, H. 2008. Kepemimpinan birokrasi. Bandung: Alfabeta.
Pinem, W. S. dan Afifuddin, S. 2015. Peranan Perbankan Bagi Pengembangan USAha Petani Jeruk di Kab. Karo. Jurnal Ekonomi Dan Keuangan, 2(6), 14778.
Profil Desa Kelurahan. 2020. Produksi Buah Jeruk. Desa Kerta.
Sugiyono. 2008. Metode penelitian pendidikan:(pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R & D). Alfabeta.
Winarno, M. 2004. Keunggulan dan Kelemahan Jeruk Siam di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura. Jakarta
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
874
Discussion and feedback