Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 2, Desember 2023

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i02.p17

Kontribusi Usahatani Kakao terhadap Pendapatan Petani (Studi Kasus Di Subak Abian Suci Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg Timur Kabupaten Tabanan)

NI MADE SUWINASIH, NI LUH PRIMA KEMALA DEWI*, IDA AYU LISTIA DEWI

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232, Bali

Email: suwinasih9697@gmail.com *primakemaladewi@gmail.com

Abstract

Contribution of Cocoa Farming to Farmers' Income (Case Study in Subak Abian Suci Gadungan Village East Selemadeg District Tabanan Regency)

Cocoa is a superior commodity for plantations that has an important role for the national economy, namely as a source of income, as a provider of employment and foreign exchange in the country that occupies the third position. This study aims to calculate the amount of contribution of cocoa farming to farmers' incomes in Subak Abian Suci, and to find out the obstacles faced by farmers in cocoa farming in Subak Abian Suci. Sample determination techniques using saturated sampling or census techniques. The sample in this study was determined by selecting all cocoa farmers who received seed assistance in 2011 which amounted to 30 cocoa farmers. The data collection was carried out in December 2021 until January 2022 in Subak Abian Suci, Banjar Pangkung Langkuas, Gadungan Village, East Selemadeg District, Tabanan Regency. The analysis of data used to calculate farmers' sources of income is by analyzing agricultural income. The results showed that the highest source of income for farmers was cocoa farming income in 2021, which was an average income of Rp 15,411,838 /year with an average arable area of 0.39 Ha and a contribution of 42.57% of the total farmer's income of Rp 36. 199,745/year. The obstacles faced by farmers in cocoa farming in Subak Abian Suci consist of technical barriers, namely disease and climate pests and non-technical barriers, namely difficulty accessing information technology. Suggestions that need to be considered are that members in Subak Abian Suci maintain cocoa farming and develop cocoa farming by utilizing technological developments in cocoa farming to be able to compete with other products and improve cocoa quality. Should carry out more intensive cocoa plant care to deal with pests of diseases and erratic weather.

Keywords: cocoa, farmer's income, contribution, cocoa farming barriers

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1.    Latar Belakang

Kakao menjadi komoditas unggulan perkebunan yang peranannya penting bagi perekonomian nasional yaitu sebagai sumber pendapatan, sebagai penyedia lapangan kerja dan devisa negara yang menduduki posisi ketiga setelah kelapa sawit dan karet (Saputro dan Sariningsih, 2020). Kabupaten Tabanan merupakan salah satu daerah sentra budidaya tanaman kakao di Provinsi Bali. Menurut Badan Statistik Provinsi Bali (2021) Kabupaten Tabanan adalah penghasil kakao terbesar kedua di Provinsi Bali setelah Kabupaten Jembrana.

Subak Abian Suci merupakan subak yang menjadikan usahatani kakao sebagai sumber pendapatan dan mengembangkan usahatani kakao sejak lama dari tahun 1985 dan berkelanjutan dalam memproduksi kakao yang terletak di Desa Gadungan. Hal tersebut mengakibatkan petani yang memproduksi tanaman kakao memiliki pengalaman berusahatani yang lama. Produksi kakao di Subak Abian Suci mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh rumah tangga petani di Subak Abian Suci. Produksi kakao yang meningkat akan mengakibatkan pendapatan yang diterima oleh petani di Subak Abian Suci juga meningkat. Kondisi tersebut, berarti produksi kakao berbanding lurus dengan pendapatan petani. Hal tersebut menunjukkan usahatani kakao berpengaruh dan memiliki peran untuk menambah sumber pendapatan rumah tangga petani serta mampu meningkatkan kesejahteraan petani di Subak Abian Suci.

Kasryno dan Faisal (1993 dalam Bahua, 2014) mengemukakan bahwa sumber pendapatan keluarga petani dapat dikelompokkan menjadi pendapatan dari usahatani dan luar sektor pertanian. Kebutuhan rumah tangga petani yang semakin bertambah besar, menyebabkan petani kakao di Subak Abian Suci melakukan sistem usahatani secara diversifikasi atau tumpang sari dengan usahatani lainnya. Petani ada juga yang beralih ke luar sektor pertanian untuk mencari pendapatan tambahan.

Rumah tangga petani akan menambah pendapatannya dengan strategi mengkombinasikan kegiatannya. Hal tersebut menuntut petani kakao agar memiliki sumber pendapatan yang lain. Strategi tersebut bertujuan agar petani untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangganya, tidak hanya bergantung pada pendapatan hasil usahatani kakao. Kombinasi kegiatan yang dilakukan oleh petani kakao, akan menyebabkan terjadinya kontribusi pendapatan petani tidak hanya berasal dari usahatani kakao, melainkan juga berasal dari usahatani lainnya dan non usahatani. Perbandingan antara pendapatan yang berasal dari usahatani kakao, usahatani lainnya dan non usahatani yang belum diketahui di Subak Abian Suci penting untuk dianalisis.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul “Kontribusi Usahatani Kakao terhadap Pendapatan Petani Kakao (Studi Kasus di Subak Abian Suci Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg Timur Kabupaten Tabanan)”.

  • 1.2.    Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diketahui rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

  • 1.    Berapa besar kontribusi usahatani kakao terhadap pendapatan petani anggota Subak Abian Suci Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan?

  • 2.    Apa saja hambatan yang dihadapi petani dalam usahatani kakao di Subak Abian Suci Desa Gadungan Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan?

  • 1.3.    Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, dapat dirumuskan tujuan penelitian adalah untuk menghitung dan mengetahui hal-hal berikut.

  • 1.    Besar kontribusi usahatani kakao terhadap pendapatan petani anggota Subak Abian Suci Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan.

  • 2.    Hambatan yang dihadapi petani dalam usahatani kakao di Subak Abian Suci, Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1.   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Subak Abian Suci, Banjar Pangkung Langkuas, Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan. Lokasi penelitian ini ditentukan menggunakan metode purposive yaitu suatu cara pemilihan lokasi penelitian secara sengaja, dengan dasar pertimbangan tertentu. Adapun pengambilan data pada penelitian ini dilaksankan pada bulan Desember 2021 sampai dengan bulan Januari tahun 2022.

  • 2.2.    Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah jenis data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah identitas responden, sumber-sumber pendapatan masing-masing petani dan data usahatani, pendapatan non usahatani pada tahun 2021, dan hambatan usahatani kakao di Subak Abian Suci. Data sekunder dari penelitian ini adalah data yang dikumpulkan berasal dari Badan Pusat Statistik yaitu produksi kakao menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali (Ton) tahun 2018-2020, administrasi desa, struktur organisasi dan jumlah anggota Subak Abian Suci, media internet dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.

  • 2.3.    Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk memperoleh dan mengumpulkan data dalam penelitian ini antara lain metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

  • 2.4.    Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Subak Abian Suci, Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan yang memiliki usahatani kakao dengan umur tanaman rata-rata 10 tahun berjumlah 30 petani. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Sampel pada penelitian ini dengan metode teknik sensus atau sampling jenuh ditentukan dengan memilih semua petani kakao yang mendapatkan bantuan bibit pada tahun 2011 yang berjumlah 30 orang petani kakao dengan umur tanaman rata-rata 10 tahun.

  • 2.5    Metode Analisis

Analisis yang digunakan untuk mengetahui kontribusi usahatani kakao terhadap pendapatan petani adalah sebagai berikut.

Z = A/B X 100% ……………………………….(1) Keterangan:

Z = Kontribusi usahatani kakao terhadap pendapatan petani pada tahun 2021 (%) A = Pendapatan usahatani kakao pada tahun 2021 (Rp/tahun)

B = Pendapatan total petani pada tahun 2021 (Rp/tahun)

Adapun kriteria pengambilan keputusan menurut Fauziah dan Soejono (2019) adalah sebagai berikut.

  • 1.    Z < 35%, nilai kontribusi kategori rendah terhadap pendapatan petani.

  • 2.    35% ≤ Z ≤ 70%, nilai kontribusi kategori sedang terhadap pendapatan petani.

  • 3.    Z > 70%, nilai kontribusi kategori tinggi terhadap pendapatan petani.

Adapun untuk mengetahui sumber pendapatan petani maka digunakan perhitungan sebagai berikut.

πp = πuk + πul + πnu..…………………………….(2) Keterangan:

πp = Pendapatan total petani yang diperoleh tahun 2021 (Rp/tahun) πuk = Pendapatan usahatani kakao pada tahun 2021 (Rp/tahun) πul = Pendapatan usahatani lainnya pada tahun 2021 (Rp/tahun) πnu = Pendapatan non usahatani pada tahun 2021 (Rp/tahun)

Adapun perhitungan yang digunakan untuk menghitung pendapatan usahatani kakao adalah sebagai berikut.

πuk = TR – TC…………………………………(3) Keterangan:

πuk = Pendapatan usahatani kakao yang diperoleh tahun 2021 (Rp/tahun)

TR = Total penerimaan kakao yang diperoleh tahun 2021 (Rp/tahun)

TC = Total biaya produksi kakao tahun 2021 (Rp/tahun)

Adapun perhitungan yang digunakan untuk menghitung pendapatan usahatani lainnya (kelapa, manggis, durian, cengkeh dan kopi) adalah sebagai berikut.

πul = TR – TC………………………………….….(4) Keterangan:

πul = Pendapatan usahatani lainnya yang diperoleh tahun 2021 (Rp/tahun)

TR   = Total penerimaan usahatani lainnya yang diperoleh tahun 2021 (Rp/tahun)

TC   = Total biaya usahatani lainnya pada tahun 2021 (Rp/tahun)

Adapun perhitungan yang digunakan untuk menghitung pendapatan non usahatani adalah sebagai berikut.

πnu = πbb + πps + πg + πpd + πbt………………………………….….(5) Keterangan:

πnu = Pendapatan non usahatani pada tahun 2021 (Rp/tahun)

πbb = Pendapatan buruh bangunan pada tahun 2021 (Rp/tahun)

πps = Pendapatan pegawai swasta pada tahun 2021 (Rp/tahun)

πg = Pendapatan guru pada tahun 2021 (Rp/tahun)

πpd = Pendapatan pedagang pada tahun 2021 (Rp/tahun)

πbt = Pendapatan buruh tani pada tahun 2021 (Rp/tahun)

Pada hambatan usahatani kakao di Subak Abian Suci dianalisis dengan menggunakan analisis data secara deskriptif kualitatif. Hambatan usahatani kakao dibagi menjadi dua yaitu hambatan secara teknis dan non teknis.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1.    Kontribusi Usahatani Kakao terhadap Pendapatan Petani Anggota Subak Abian Suci

Pada penelitian ini terdapat tiga sumber pendapatan petani di Subak Abian Suci, Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan yaitu pendapatan usahatani kakao, pendapatan usahatani lainnya meliputi usahatani kelapa, manggis, durian, cengkeh, kopi dan pendapatan non usahatani yang meliputi buruh bangunan, pegawai swasta, guru, pedagang, buruh tani. Ketiga sumber tersebut, memiliki kontribusi terhadap total pendapatan petani. Adapun lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Total Pendapatan Petani di Subak Abian Suci pada Tahun 2021

No

Sumber Pendapatan

Rata-rata Pendapatan (Rp)

Persentase (%)

1

Usahatani Kakao

15.411.838

42,57

2

Usahatani Lainnya

11.699.907

32,32

3

Non Usahatani

9.088.000

25,11

Jumlah

36.199.745

100,00

Sumber: data primer diolah (2021)

Berdasarkan pada Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa kontribusi usahatani kakao terhadap pendapatan petani termasuk ke dalam kategori sedang dan

Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 2, Desember 2023 memberikan pengaruh terhadap pendapatan total petani, karena mempunyai persentase yang paling besar dari ketiga sumber pendapatan petani yaitu sebesar 42,57%.

  • 3.1.1    Pendapatan usahatani kakao

Menurut Soekartawi (2016) penerimaan usahatani adalah perkalian antara hasil produksi dengan harga harga jual hasil produksi tersebut pada jangka waktu tertentu. Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang digunakan dalam suatu usahatani. Pada penelitian ini, petani kakao di Subak Abian suci membudidayakan tanaman kakao yang berumur 10 tahun pada tahun 2021. Rata-rata petani melakukan panen dengan interval satu minggu sekali. Adapun hasil analisis pendapatan usahatani kakao di Subak Abian Suci tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.

Rata-rata Pendapatan Usahatani Kakao di Subak Abian Suci pada Tahun 2021

Ket

Komponen Biaya

Nilai (Rp/tahun)

Persentase (%)

A.

Rata-rata Penerimaan

17.759.500

-

B.

Biaya Tetap a. Penyusutan

158.177

6,74

b. Pajak

66.398

2,83

c. Iuran Subak

17.600

0,75

Subtotal

242.175

10,32

C.

Biaya Variabel

a. Tenaga Kerja Dalam Keluarga

1.082.083

46,09

b. Tenaga Kerja Luar Keluarga

268.183

11,42

c. Pupuk Urea

98.383

4,19

d. Pupuk NPK

107.533

4,58

e. Pupuk Kompos

239.933

10,22

f. Pupuk Ponska

95.567

4,07

g. Pupuk KCL

8.133

0,35

h. Pupuk Kandang

155.670

6,63

i. Fungisida

30.000

1,28

j. Pestisida

20.000

0,85

Subtotal

2.105.485

89,68

D.

Total Biaya (B+C)

2.347.660

100,00

E.

Pendapatan Usahatani Kakao (A-D)

15.411.838

-

Sumber: data primer diolah (2021)

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa jumlah biaya dengan rata-rata luas garapan sebesar 0,39 Ha yang paling besar dikeluarkan oleh petani dalam usahatani kakao adalah biaya variabel. Sebagian besar petani kakao lebih menekan jumlah biaya input produksi pada tenaga kerja dengan memilih menggunakan tenaga kerja dalam keluarga (TKDK). Pernyataan tersebut sejalan dengan pendapat Abdi et al (2014) yang menyatakan bahwa pentingnya tenaga kerja keluarga dalam mengurangi

Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 2, Desember 2023 penggunaan tenaga kerja dari luar keluarga atau upahan sehingga biaya produksi dapat dikurangi dan hal ini akan dapat mempengaruhi pendapatan petani.

  • 3.1.2    Pendapatan usahatani lainnya

Petani di Subak Abian Suci tidak hanya membudidayakan usahatani kakao pada lahan garapannya. Sebagian petani juga membudidayakan usahatani lainnya seperti kelapa, manggis, durian, cengkeh dan kopi untuk menambah pendapatan dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga petani. Adapun hasil analisis pendapatan usahatani lainnya di Subak Abian Suci tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.

Rata-rata Pendapatan Usahatani Lainnya di Subak Abian Suci pada Tahun 2021

Ket

Komponen Biaya

Nilai (Rp/tahun)

Persentase (%)

A.

Rata-rata Penerimaan

15.217.667

-

B.

Biaya Tetap

a. Penyusutan

213.974

6,08

b. Pajak

167.435

4,76

c. Iuran Subak

42.400

1,21

Subtotal

423.809

12,05

C.

Biaya Variabel

a. Tenaga Kerja Dalam Keluarga

1.080.783

30,72

b. Tenaga Kerja Luar Keluarga

1.501.333

42,68

c. Pupuk Urea

84.067

2,39

d. Pupuk NPK

95.417

2,71

e. Pupuk Kompos

42.600

1,21

f. Pupuk Ponska

56.933

1,62

g. Pupuk KCL

4.067

0,12

h. Pupuk Kandang

228.750

6,50

Subtotal

3.093.950

87,95

D.

Total Biaya (B+C)

3.517.759

100,00

E.

Pendapatan Usahatani Lainnya (A-D)

11.699.907

-

Sumber: data primer diolah (2021)

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa jumlah biaya dengan rata-rata luas garapan sebesar 1,01 Ha yang paling besar dikeluarkan oleh petani dalam usahatani kakao adalah biaya variabel. Biaya variabel pada usahatani lainnya adalah pada biaya tenaga kerja luar keluarga (TKLK). Petani di Subak Abian Suci lebih banyak mengeluarkan biaya TKLK dikarenakan petani tidak mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan proses produksi usahatani laiannya, khususnya kegiatan pemanenan.

  • 3.1.3    Pendapatan non usahatani

Rumah tangga petani harus melakukan berbagai aktivitas usaha yang dapat menghasilkan suatu pendapatan guna mempertahankan kelangsungan hidupnya. Penyebab diversifikasi pendapatan adalah faktor keterampilan atau keahlian yang dimiliki seseorang (Utami, 2011). Pada penelitian ini, petani kakao di Subak Abian Suci memiliki sumber pendapatan yang berasal dari luar usahatani. Pendapatan non usahatani petani di Subak Abian Suci bersumber dari buruh bangunan, pegawai swasta, guru, pedagang, buruh tani. Adapun rata-rata pendapatan non usahatani di Subak Abian Suci pada tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.

Rata-rata Pendapatan Non Usahatani di Subak Abian Suci pada Tahun 2021

No           Pekerjaan

Rata-rata Pendapatan

Rp

Persentase (%)

1        Buruh Bangunan

1.008.000

11,09

2         Pegawai Swasta

2.600.000

28,61

3             Guru

2.760.000

30,37

4           Pedagang

2.400.000

26,41

5           Buruh Tani

320.000

3,52

Jumlah

9.088.000

100,00

Sumber: data primer diolah (2021)

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan dari non usahatani yang terdiri dari buruh bangunan, pegawai swasta, guru, pedagang, buruh tani adalah sebesar Rp 9.088.000 per tahun. Rata-rata pendapatan guru merupakan rata-rata pendapatan non usahatani yang paling besar, karena pekerjaan guru memiliki gaji per bulannya tetap sehingga responden yang bekerja sebagai guru menjadikan guru sebagai pekerjaan utama dan sumber pendapatan. Pekerjaan sebagai guru juga berkaitan dengan dengan keahlian dan tingkat pendidikan formal responden, sehingga pendapatan yang diterima relatif besar.

  • 3.2.    Hambatan yang Dihadapi Petani dalam Usahatani Kakao di Subak Abian Suci

Hasil penelitian di Subak Abian Suci, Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan menunjukkan bahwa terdapat beberapa hambatan yang dihadapi oleh petani dalam berusahatani kakao secara teknis maupun non teknis.

  • 3.2.1    Hambatan secara teknis

  • 1.    Hama penyakit

Hambatan secara teknis yang banyak dihadapi oleh petani kakao di Subak Abian suci adalah permasalahan hama penyakit yang meliputi penggerek buah kakao dan penyakit busuk buah hitam. Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella atau Cocoa Mot) merupakan hama yang menyerang bagian buah kakao. Penyakit busuk buah hitam merupakan penyakit yang disebabkan oleh Phytopthora palmivora yang menyerang bagian buah kakao. Hambatan secara teknis berupa serangan hama

dan penyakit, sejalan dengan pendapat Ritonga (2016) yang menyatakan bahwa hama penyakit menjadi penghambat dalam usahatani kakao. Serangan hama dan penyakit pada kakao di Subak Abian Suci yang tidak dikendalikan oleh petani akan mempengaruhi produksi kakao.

  • 2.    Iklim

Hambatan secara teknis lainnya yang dihadapi oleh petani kakao di Subak Abian suci adalah permasalahan iklim yang dihadapi oleh petani dalam usahatani kakao yaitu pada saat musim hujan tiba, yang mengakibatkan petani kesulitan dalam menjemur biji kakao. Hal tersebut mengakibatkan biji kakao yang lembab makin lama akan menjadi busuk. Dampak perubahan iklim yang menonjol bagi tanaman perkebunan yaitu kelapa sawit, karet, dan kakao, adalah penurunan produksi akibat perubahan pola curah hujan dan kejadian iklim ekstrim (Idawati, Fatchiya, and Tjitropranoto 2018).

  • 3.2.2    Hambatan secara non teknis

  • 1.    Aspek teknologi informasi

Hambatan secara non teknis yang dihadapi petani di Subak Abian Suci adalah permasalahan pada teknologi informasi yang meliputi beberapa petani kakao masih terkendala dalam akses internet karena pada daerah Subak Abian Suci terdapat beberapa rumah petani yang jauh dari perkotaan yang mengakibatkan susah sinyal. Hal tersebut mengakibatkan terhambat dalam penyampaian informasi yang disampaikan oleh kelihan subak abian terkait informasi mengenai jadwal penyuluhan petani kakao, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan usahatani kakao di Subak Abian Suci. Menurut Ar-rozi dan Indraningsih (2019) perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah memberikan banyak kemudahan dan dapat mendukung segala aspek kegiatan manusia, termasuk pada bidang pertanian dan penyuluhan pertanian. Penerapan teknologi informasi yang memadai dan dimanfaatkan dengan secara optimal akan menyebakan peningkatan pengetahuan dan kemampuan dalam berusahatani kakao. Kemampuan adaptasi petani terhadap kemajuan teknologi akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh petani dalam usahatani kakao.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1.   Kesimpulan

Sumber pendapatan petani di Subak Abian Suci, Desa Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan yang terdiri dari tiga sumber yang meliputi pendapatan usahatani kakao, usahatani lainnya dan non usahatani. Kontribusi yang paling tinggi terhadap pendapatan petani adalah pendapatan usahatani kakao yang termasuk kategori sedang yaitu sebesar 42,57% dengan rata-rata pendapatan Rp 15.411.838 per tahun. Hambatan atau kendala usahatani dalam usahatani kakao di Subak Abian Suci terbagi menjadi dua jenis yaitu hambatan secara teknis dan non teknis. Hambatan secara teknis yaitu hama penyakit yang menyerang tanaman kakao

penggerek buah kakao (PBK) dan penyakit busuk buah hitam. Selain hama penyakit, hambatan secara teknis yaitu permasalahan iklim. Hambatan secara non teknis yaitu pada aspek teknologi informasi yaitu beberapa petani kakao masih terkendala dalam akses internet karena jauh dari perkotaan.

  • 4.2.    Saran

Anggota di Subak Abian Suci sebaiknya mempertahankan usahatani kakao dan mengembangkan usahatani kakao dengan memanfaatkan perkembangan teknologi dalam usahatani kakao agar mampu bersaing dengan produk lainnya dan meningkatkan kualitas kakao. Anggota di Subak Abian Suci sebaiknya melakukan perawatan tanaman kakao yang lebih intensif untuk menghadapi hama penyakit dan cuaca yang tidak menentu dengan pendampingan dari instansi terkait yang mewilayahi Subak Abian Suci agar usahatani kakao tetap berkelanjutan.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada seluruh pihak yang telah mendukung penuh terlaksananya penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat di masa yang akan datang.

Daftar Pustaka

Abdi, Farwah Inal, Hasman Hasyim, And Sri Fajar Ayu. 2014. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga Pada Usaha Tani Padi Sawah. Agribisnis Usu, 1–12.

Ar-Rozi, Ahmad M, And Kurnia S Indraningsih. 2019. Penyuluhan Pertanian Pada Masa Pandemi Covid-19. 635–54.

Bahua, Mohamad Ikbal. 2014. Kontribusi Pendapatan Agribisnis Kelapa Pada Pendapatan Keluarga Petani Di Kabupaten Gorontalo. Agriekonomika 3 (2002): 133–41.

BPS Provinsi Bali.2021. Produksi Kakao Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali (Ton) 2018-2020. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali.

Fauziah, Farah Rizqi, And Djoko Soejono. 2019. Analisis Pendapatan Usahatani Jamur Merang Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Di Kelurahan Sempusari Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Sepa: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis 15: 172–79.

Idawati, Fatchiya, And Tjitropranoto. 2018. Kapasitas Adaptasi Petani Kakao Terhadap Perubahan Iklim. 2 (1): 178–90.

Ritonga, Muhammad Ridho. 2016. Prosepek dan Strategi Pengembangan Usahatani

Kakao Berkelanjutan (Studi Pada : Dusun Sidodadi Kecamatan Sidamanik).

Saputro, Wahyu Adhi, And Wiwik Sariningsih. 2020. Kontribusi Pendapatan Usahatani Kakao Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Di Taman Teknologi Pertanian Nglanggeran Kecamatan Pathuk Kabupaten Gunungkidul. Sepa: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis 16 (2): 208. Https://Doi.Org/10.20961/Sepa.V16i2.35825.

Soekartawi. 2016. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press.

Sugiyono, Prof. Dr. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D.

Alfabeta Bandung.

Utami, Desy Cahyaning. 2011. Analisis Diversifikasi Pendapatan Rumah Tangga Petani.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

863