Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809    Vol. 12, No. 2, Desember 2023

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i02.p16

Persepsi Generasi Milenial terhadap Pekerjaan di Bidang Pertanian (Studi Kasus di Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan)

PUTU ANINDITHA CAHYA UTAMI, I GDE PITANA*,

I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan P.B Sudirman-Denpasar, 80232, Bali Email: anindithautami@gmail.com

*pitana@unud.ac.id

Abstract

Millenialls Perception Of Work in Agricultural Sector (Case Study in Dalang Village, Selemadeg Timur District, Tabanan Regency)

Millennials refers to generation of people born between 1980 until 2000 and characterized by high frequency use of technology, information and communication. The growth of technology, information and communication not only give positive effects to millennials, but also negative effects such as millennials’ bad perception of agriculture. The aims of this research are to analyze millennials’ perception on agriculture and also the reason of millennials working in agriculture in Dalang Village, Selemadeg Timur District, Tabanan Regency. A total sample of 84 persons were selected using non-proportional stratified random sampling and simple random sampling. Data were collected using survey method and descriptive statistic is used to analyze the data. This research shows that millennials’ perception of agriculture is bad, which mean they think that working in agricultural sector can’t give job satisfaction. This research also shows that millennials’ reasons to work in agricultural sector are because they lost their job during pandemic Covid-19, the lack of education and skills. Agriculture jobs is chosen to continue managing their family agricultural land as the last chances.

Keywords: agriculture, covid-19, millenialls, perception

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Generasi milenial merupakan penduduk yang dilahirkan antara tahun 1980 hingga 2000 dan ditandai dengan keakraban penggunaan teknologi, informasi dan komunikasi (Kemenpppa & BPS, 2018). Kemudahan akses teknologi, informasi dan komunikasi yang ada dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu hal, contohnya persepsi generasi milenial terhadap pertanian. Menurut Alizamar & Couto (2016), persepsi merupakan peristiwa menyusun, mengenali dan menafsirkan

informasi sensoris sehingga dapat memberikan gambaran, pandangan dan pemahamam tentang lingkungannya. Perkembangan teknologi dan informasi tentu saja tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga dapat memberikan dampak negatif bagi generasi milenial. Salah satu dampak negatif tersebut adalah lebih banyak dipublikasikannya kegagalan pertanian yang dapat mempengaruhi persepsi generasi milenial terhadap pekerjaan di sektor pertanian (Susilowati, 2016).

Desa Dalang merupakan salah satu daerah di Kabupaten Tabanan dengan mayoritas generasi milenial yang bekerja di luar sektor pertanian yang dibuktikan dengan jumlah generasi milenial yang bekerja sebagai petani hanya sebanyak 54 orang dari 511 penduduk kelahiran tahun 1980-2000 (Dalang, 2021). Distribusi penggunaan lahan yang lebih banyak digunakan sebagai lahan pertanian dan perkebunan, hingga kondisi iklim yang memadai untuk dilakukannya kegiatan bercocok tanam, nyatanya tidak dapat menarik minat generasi milenial untuk bekerja di bidang pertanian. Generasi milenialdiharapkan dapat meneruskan kegiatan usaha tani untuk mencapai ketahanan pangan, tetapi pada kenyataannya masih sedikit dari mereka yang berminat untuk bekerja di sektor pertanian. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana persepsi generasi milenialterhadap pekerjaan di bidang pertanian yang ada di Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan. Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini membuat beberapa masyarakat yang terdampak beralih dari pekerjaan di sektor luar pertanian ke pekerjaan di sektor pertanian. Selain itu, beberapa generasi milenial di desa ini juga masih bekerja di bidang pertanian. Maka dari itu dirasa perlu untuk mengetahui alasan-alasan mereka bekerja di bidang pertanian di tengah masyarakat yang cenderung bekerja dan mencari pekerjaan di sektor luar pertanian.

  • 1.2    Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut.

  • 1.    Untuk mengetahui persepsi generasi milenial terhadap pekerjaan di bidang pertanianyang ada di Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan.

  • 2.    Untuk mengetahui alasan-alasan generasi milenial untuk bekerja di bidangpertanian yang ada di Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Dalang, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan, dimana pemilihan lokasi ini ditentukan dengan metode purposive. Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Februari 2022.

  • 2.2    Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif, sedangkan sumber data penelitian yaitu berupa data primer dan data sekunder. Metode survei digunakan dalam pengumpulan data penelitian, dimana metode survei merupakan metode penelitian yang mengambil sampel dari dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1995).

  • 2.3    Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini yaitu generasi milenial yang ada di Desa Dalang sejumlah 511 orang, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 84 orang yang ditentukan melalui teknik disproportionate stratified random sampling dan simple random sampling.

  • 2.4    Variabel Penelitian dan Metode Analisis Data

Persepsi terhadap pekerjaan pertanian akan diukur melalui indikator aspek teknis, aspek ekonomi, aspek sosial budaya, serta aspek kebijakan pemerintah. Masing-masing indikator tersebut nantinya akan diukur melalui beberapa parameter, dimana parameter ini nantinya akan menjadi acuan dalam pembuatan kuesioner. Data-data yang telah didapatkan kemudian akan dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif, dimana analisis statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiamana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Siyoto & Sodik, 2015).

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Persepsi Generasi Milenial Terhadap Pekerjaan di Bidang Pertanian

Persepsi seseorang terhadap suatu pekerjaan berhubungan dengan kepuasan kerja, dimana kepuasan kerja merupakan selisih antara tujuan individu dalam bekerja dengan kenyataan yang dirasakan (Locke dalam Sunarta, 2019).

Tabel 1.

Persepsi Generasi Milenial Terhadap Pekerjaan di Bidang Pertanian

Skor Total

Kategori

Jumlah Responden

Presentase

>53,6 – 45

Sangat Buruk

6

7,1%

>62,2 - 53,6

Buruk

31

37%

>70,8 - 62,2

Netral

27

32,14%

>79,4 - 70,8

Baik

14

16,66%

88 - 79,4

Sangat Baik

6

7,11%

Jumlah

84

100%

Tabel 1 menunjukan bahwa persepsi generasi milenial terhadap pekerjaan di bidang pertanian termasuk kategori buruk (37%), ini artinya mereka menilai jika pekerjaan pertanian tidak dapat memberikan kepuasan kerja bagi para pelaku usahanya. Pelaku usaha pertanian umumnya mengharapkan jika pekerjaan yang dilakukannya mudah untuk dijalani, dapat memberikan keuntungan ekonomi yang memadai, hingga dapat didukung oleh berbagai kebijakan pemerintah dalam melancarkan pekerjaannya. Generasi milenial menilai jika harapan-harapan tersebut tidak sesuai dengan keadaan di lapangan sehingga membuat mereka memiliki persepsi yang buruk terhadap pekerjaan pertanian.

Tabel 2.

Persepsi Generasi Milenial Terhadap Pekerjaan Pertanian Berdasarkan Aspek Teknis

Skor Total

Kategori

Jumlah Responden

Presentase

>17,2-14

Sangat Buruk

14

16,7%

>20,4-17,2

Buruk

24

28,6%

>23,6-20,4

Netral

16

19%

>26,8-23,6

Baik

21

25%

30-26,8

Sangat Baik

9

10,7%

Jumlah

84

100%

Tabel 2 menunjukan bahwa generasi milenial memiliki persepsi yang buruk terhadap aspek teknis pada pekerjaan pertanian (28,6%), dimana mereka menilai jika pekerjaan pertanian sulit dikerjakan karena lebih banyak menggunakan tenaga fisik serta pekerjaan pertanian tidak memerlukan keterampilan khusus sehingga dapat dijadikan sebagai pekerjaan sampingan.

Tabel 3.

Persepsi Generasi Milenial Terhadap Pekerjaan Pertanian Berdasarkan Aspek

Ekonomi

Skor Total

Kategori

Jumlah Responden

Presentase

>13,2 - 9

Sangat Buruk

11

13,1%

>17,4 - 13,2

Buruk

30

35,7%

>21,6 - 17,4

Netral

33

39,3%

>25,8 - 21,6

Baik

4

4,8%

30-25,8

Sangat Baik

6

7,1%

Jumlah

84

100%

Tabel 3 menunjukan bahwa generasi milenial memiliki persepsi yang netral terhadap aspek ekonomi pada pekerjaan pertanian (39,3%), ini artinya mereka menilai jika pekerjaan pertanian mampu memberikan manfaat ekonomi yang sepadan dengan sumber daya yang dikeluarkan, akan tetapi tidak sebanyak manfaat ekonomi dari pekerjaan di luar sektor pertanian.

Tabel 4 menunjukan bahwa persepsi generasi milenial terhadap aspek sosial budaya pada pekerjaan pertanian termasuk kategori baik (34,5%), ini artinya mereka menilai jika hubungan antar manusia maupun hubungan manusia dengan lingkungannya terjalin dengan baik pada kegiatan pertanian dan hal ini diwujudkan dengan interaksi antar anggota subak. Subak merupakan salah satu wujud implementasi kearifan lokal Tri Hita Karana, sehingga hal inilah yang membuat UNESCO menetapkan subak sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2012 (Windia, dkk, 2015).

Tabel 4.

Persepsi Generasi Milenial Terhadap Pekerjaan Pertanian Berdasarkan Aspek Sosial Budaya

Skor Total

Kategori

Jumlah Responden

Presentase

>7,8-6

Sangat Buruk

1

1,2%

>9,6-7,8

Buruk

10

12%

>11,4-9,6

Netral

16

19%

>13,2-11,4

Baik

29

34,5%

15-13,2

Sangat Baik

28

33,3%

Jumlah

84

100%

Tabel 5 menunjukan bahwa persepsi generasi milenial terhadap aspek kebijakan pemerintah pada pekerjaan pertanian termasuk kategori buruk (38,1%), ini artinya mereka menilai jika berbagai strategi yang dibuat pemerintah dalam mengatasi permasalahan pertanian belum memberikan dampak yang positif terhadap kelangsungan usaha tani di Desa Dalang terutama dalam hal permodalan sarana produksi serta infrastruktur pertanian. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5.

Persepsi Generasi Milenial Terhadap Pekerjaan Pertanian Berdasarkan Aspek Kebijakan Pemerintah

Skor Total

Kategori

Jumlah Responden

Presentase

>9,6-7

Sangat Buruk

3

3,6%

>12,2-9,6

Buruk

32

38,1%

>14,8-12,2

Netral

26

31%

>17,4-14,8

Baik

16

19%

20-17,4

Sangat Baik

7

8,3%

Jumlah

84

100%

Persepsi generasi milenial terhadap pekerjaan pertanian juga ditinjau berdasarkan kelompok pekerjaan generasi milenial, yaitu: kelompok generasi milenial yang belum atau tidak bekerja, bekerja di luar bidang pertanian, dan bekerja

di bidang pertanian. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya perbedaan persepsi antar kelompok pekerjaan yang dilatarbelakangi oleh salah satu faktor internal pembentuk persepsi yaitu pengalaman. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan, yaitu sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas (Robbin dalam Juriyah, dkk, 2019). Kelompok generasi milenial yang belum atau tidak bekerja memiliki persepsi yang baik terhadap pekerjaan pertanian dikarenakan mereka umumnya tidak memiliki pengalaman kerja sehingga kurang mengetahui berbagai jenis pekerjaan serta kelebihan dan kekurangan di setiap pekerjaan tersebut. Kelompok generasi milenial yang bekerja di luar sektor pertanian merupakan penduduk yang telah bekerja dan memiliki pengalaman kerja. Pengalaman kerja di luar sektor pertanian yang dirasa menyenangkan dan dapat memberikan kepuasan kerja menyebabkan mereka memandang buruk pekerjaan di sektor pertanian. Kelompok selanjutnya adalah kelompok generasi milenial yang bekerja sebagai petani, dimana mereka tentunya tentunya sudah berpengalaman dalam berusaha tani sehingga paham betul akan kondisi pertanian yang ada di Desa Dalang, mulai dari aspek teknis, ekonomi, sosial budaya, hingga aspek kebijakan pemerintah. Kurangnya keuntungan secara ekonomi hingga kurang optimalnya berbagai kebijakan pemerintah yang ada membuat kelompok generasi milenial ini memiliki persepsi yang sangat buruk terhadap pekerjaan di bidang pertanian.

  • 3.2    Alasan-Alasan Generasi Milenial Bekerja di Bidang Pertanian

Sektor pertanian merupakan sektor mendasar dalam kehidupan manusia karena berjasa dalam pemenuhan pangan masyarakat sehingga walaupun terjadi kemerosotan di berbagai sektor kehidupan akibat pandemi Covid-19, sektor pertanian menjadi sektor terakhir yang sanggup bertahan (Khairad, 2020). Generasi milenial di Desa Dalang yang bekerja di sektor luar pertanian dan terkena dampak pandemi Covid-19 seperti pengurangan jam kerja hingga kehilangan pekerjaannya akhirnya mencari pekerjaan di sektor lain guna memenuhi kebutuhan hidup mereka, seperti bekerja di sektor pertanian. Alasan lainnya generasi milenial bekerja di bidang pertanian adalah karena keterbatasan tingkat pendidikan serta tidak adanya keterampilan khusus diluar bidang pertanian yang mereka miliki, sehingga membuat mereka memilih untuk meneruskan mengelola lahan pertanian yang diwariskan secara turun temurun oleh keluarga mereka.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1   Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik simpulan bahwa persepsi generasi milenial terhadap pekerjaan di bidang pertanian yang ada di Desa Dalang termasuk kategori buruk, ini artinya mereka menilai jika pekerjaan pertanian tidak dapat memberikan kepuasan kerja bagi para pelaku usahanya. Adapun alasan-alasan generasi milenial bekerja di bidang pertanian adalah karena

keterbatasan tingkat pendidikan, tidak adanya keterampilan khusus di luar bidang pertanian, ketersediaan lahan pertanian keluarga, hingga kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid-19.

  • 4.2    Saran

Saran yang disampaikan berdasarkan hasil penelitian adalah diharapkan pemerintah terkait meliputi Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan serta Pemerintah Desa Dalang dapat bekerja sama dalam mengoptimalisasi berbagai kebijakan pemerintah sehingga diharapkan dapat memperbaiki citra sektor pertanian di kalangan generasi milenial. Saran lainnya yang dapat diberikan yaitu generasi milenial yang ingin bekerja ataupun telah bekerja di bidang pertanian diharapkan untuk fokus dalam melakukan usahanya dan tidak menjadikan pekerjaan pertanian hanya sebagai pekerjaan sampingan, hal ini karena seseorang yang sukses pada umumnya merupakan seseorang yang fokus pada suatu hal.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Penulis ucapkan terimakasih atas seluruh pihak yang telah membantu dan memberi masukan sehingga e-jurnal ini dapat diselesaikan sebaik-baiknya. Penulis berharap jurnal ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Daftar Pustaka

Alizamar dan Couto, N. 2016. Psikologi Persepsi dan Desain Informasi. Yogyakarta, Media Akademi.

Dalang, Desa. 2021. Laporan Daftar Penduduk Berdasarkan Banjar. Desa Dalang, Pemerintah Desa Dalang.

Juriyah, dkk. 2019. Pengaruh Faktor Fisiologi, Minat, Pemenuhan Kebutuhan, Pengalaman, Dan Suasana Hati Terhadap Kualitas Layanan. Cendekia, 13(1) : 56-57.

Kemenpppa & BPS. 2018.Profil Generasi Milenial. Jakarta, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Khairad, Fastabiqul. 2020. Sektor Pertanian di Tengah Pandemi COVID-19 ditinjau Dari Aspek Agribisnis. Jurnal Agriuma, 2(2) : 83.

Singarimbun, M dan Effendi, S. 1987. Metode Penelitian Survai. Jakarta, PT Pustaka LP3ES.

Siyoto, S dan Sodik, M. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta, Literasi Media Publishing.

Sunarta. 2019. Pentingnya Kepuasan Kerja. Jurnal Efisiensi Kajian Ilmu Administrasi, 16 (2) : 65.

Susilowati, S. 2016.Fenomena Penuaan Petani dan Berkurangnya Tenaga Kerja Muda serta Implikasinya bagi Kebijakan Pembangunan Pertanian. Forum penelitian Agro Ekonomi, 34 (1) : 36.

Windia, dkk. 2015. Aspek Ritual pada Sistem Irigasi Subak sebagai Warisan Budaya

Dunia. Jurnal Kajian Bali, 5 (1) : 28.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

852