Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809    Vol. 12, No. 2, Desember 2023

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i02.p07

Analisis Pengaruh Non Performing Loan (NPL), Return On Assets (ROA) dan Inflasi terhadap Tingkat Volume Kredit di LPD Desa Adat Kesiman

NI KADEK AYU MELLY FEBRIYANTI, I NYOMAN GEDE USTRIYANA*, NI LUH PRIMA KEMALA DEWI

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar, 80232, Bali

Email: [email protected] *[email protected]

Abstract

Analysis Effect of Non Performing Loan (NPL), Return On Assets (ROA) and Inflation on The Level of Credit Volume in LPD Desa Adat Kesiman

Local credit institutions (Lembaga Perkreditan Desa, so called LPD) is a financial institution owned Pakraman village in the province of Bali. LPD has the task of fund collecting from community and fund distribution to the community in the form credit. The Covid-19 pandemic has an impact on LPD that is reducing credit payment and finishing credit payment. This study aims to analyze the effect of Non Performing Loan (NPL), Return On Assets (ROA), partial inflation and simultaneously to the level credit volume. In addition, this study aims to analyze the problem in resolving bad loans. The analysis method used was multiple linear regression and descriptive analysis. The results of this study indicate that NPL has a positive and significant influence on lending. ROA has a positive and insignificant effect on lending. Inflation has a negative and significant effect on lending. Simultaneously NPL, ROA, and inflation have a significant influence on credit distribution faced by LPD Desa Adat Kesiman there are 3, namely, collective (collateral), debtor's ability to pay credit, and loan balance that is not by customer needs.

Keywords: non performing loan, return on assets, inflation, multiple linear regression

  • 1     Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Perkembangan pembangunan perekonomian Indonesia khususnya pada masyarakat pedesaan di Bali menjadi hal yang penting untuk menunjang perkembangan perekonomian suatu negara dan pemerataan pembangunan nasional. Salah satu lembaga organisasi sosial yang diharapkan mampu meningkatkan

perekonomian Daerah Bali adalah Desa Pakraman. Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Pakraman diperlukan adanya lembaga ekonomi yang dapat menunjang serta meningkatkan perekonomian Desa Pakraman. Pemerintah Provinsi Bali membentuk suatu lembaga ekonomi yaitu Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang diharapkan dapat menunjang serta meningkatkan perekonomian Desa Pakraman (Putri dan Dewi, 2017). LPD sebagai lembaga intermediasi bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Bagi LPD, kredit adalah aset yang akan menghasilkan pendapatan bunga (Suarmanayasa 2014).

LPD Desa Adat Kesiman adalah LPD terbesar di Denpasar yang berdiri sejak tahun 1991 yang dimana sekarang memiliki 3 cabang sekaligus yaitu Kantor Kas Pembantu Kertalangu, Kantor Kas Pembantu Petilan dan Kantor Kas Pembantu Kelurahan. LPD Desa Adat Kesiman memiliki sejumlah prestasi diantaranya mampu meraih laba tertinggi se-Bali pada tahun 2020. Adapun aset yang dikelola LPD Desa Adat Kesiman saat ini telah mencapai Rp315.000.000.000,- jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp174.000.000.000,- dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mampu dihimpun mencapai Rp262 000.000.000,- .

Alasan peneliti tertarik untuk mengambil judul tersebut karena nilai NPL di LPD Desa Adat Kesiman tiap tahunnya terjadi peningkatan. Tahun 2020 nilai NPL di LPD Desa Adat Kesiman mencapai 17,25%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa nilai NPL di LPD Desa Adat Kesiman sudah melebihi batas ketentuan nilai NPL dari Bank Indonesia yaitu sebesar 5%. Dengan tingginya nilai NPL di LPD Desa Adat Kesiman seharusnya LPD Desa Adat Kesiman mengurangi kredit yang disalurkan kepada masyarakat agar tidak terjadi peningkatan nilai NPL, namun sebaliknya LPD Desa Adat Kesiman tetap menyalurkan kreditnya di tahun 2020 sebesar Rp170.675.669.050,-. Sedangkan nilai ROA di LPD Desa Adat Kesiman tiap tahunnya mengalami penurunan, padahal nilai ROA ini dapat digunakan oleh LPD dalam menutupi risiko dari kegagalan debitur dalam membayar kreditnya. Tahun 2020 nilai ROA di LPD Desa adat kesiman 2,46% namun hal ini masih dikatakan dalam batas yang normal karena syarat ROA oleh Bank Indonesia sebesar 1,5%. Pada tahun 2020 LPD Desa Adat Kesiman mengalami penurunan dalam memperoleh laba sehingga seharusnya LPD Desa Adat kesiman lebih berhati-hati dalam menyetujui kredit yang diajukan oleh nasabah. Inflasi yang terjadi pada LPD Desa Adat Kesiman terjadi menjelang hari raya dikarenakan masyarakat harus membeli alat dan bahan untuk keperluan upacara agama sehingga masyarakat akan mengambil dananya di LPD untuk memenuhi keperluan hari raya. Dengan adanya hal tersebut maka akan mempengaruhi tingkat volume kredit sehingga LPD akan menurunkan kredit yang disalurkan kepada masyarakat.

  • 1.2    Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

  • 1.    Bagaimana pengaruh Non Performing Loan (NPL), Return On Assets (ROA) dan inflasi terhadap tingkat volume kredit di LPD Desa Adat Kesiman secara parsial?

  • 2.    Bagaimana pengaruh Non Performing Loan (NPL), Return On Assets (ROA) dan inflasi terhadap tingkat volume kredit secara simultan?

  • 3.    Apa saja kendala-kendala yang dihadapi LPD Desa Adat Kesiman dalam menyelesaikan kredit macet?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.

  • 1.    Menganalisis pengaruh Non Performing Loan (NPL), Return On Assets (ROA) dan inflasi terhadap tingkat volume kredit di LPD Desa Adat Kesiman secara parsial.

  • 2.    Menganalisis pengaruh Non Performing Loan (NPL), Return On Assets (ROA) dan inflasi terhadap tingkat volume kredit secara simultan.

  • 3.    Menganalisis kendala-kendala yang dihadapi LPD Desa Adat Kesiman dalam menyelesaikan kredit macet.

  • 1.4    Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat berupa: masukan, kajian dan bahan pertimbangan bagi LPD Desa Adat Kesiman dan menjadi bahan referensi bagi peneliti lain untuk menunjang penelitian selanjutnya serta dapat memperkaya pengetahuan peneliti terhadap obyek penelitian yang sama.

  • 2     Metode Penelitian

    • 2.1.   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di LPD Desa Adat Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur. Pemilihan penelitian ini dilakukan sengaja dengan pertimbangan bahwa LPD Desa Adat Kesiman merupakan LPD terbaik di Denpasar dan merupakan salah satu Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang jumlah kredit mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan laksanakan dari bulan Desember 2021 sampai Februari 2022.

  • 2.2.    Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini terdiri dari data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang dapat dinyatakan ke dalam angka dan dapat diukur dalam satuan tertentu. Adapun data kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang dipergunakan pada penelitian ini mencakup dokumen-dokumen yang terkait dengan kredit di LPD Desa Adat Kesiman yaitu laporan keuangan LPD Desa Adat Kesiman dari tahun 2013-

2020 dan laporan inflasi yang diunduh pada website resmi Bank Indonesia. Data kualitatif yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah meliputi data primer yaitu wawancara terhadap staf LPD Desa Adat Kesiman.

  • 2.3.    Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi dan studi Pustaka. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan para staf yang menangani kredit di LPD Desa Adat Kesiman. Teknik pengumpulan data dokumentasi merupakan mengumpulkan data dengan cara mengambil data dari dokumen-dokumen, atau bukti tertulis berupa laporan data, dimana data yang dikumpulkan pada penelitian ini berupa data tentang laporan keuangan LPD Desa Adat Kesiman dan laporan kredit macet dari tahun 2013-2020. Studi pustaka dilakukan dengan cara mencari dan menelaah informasi yang berhubungan dengan penelitian yang diperoleh dengan cara mempelajari buku-buku, majalah, jurnal nasional, berbagai macam artikel dan skripsi atau teori yang sudah ada yang kemudian digunakan untuk mendukung penelitian.

  • 2.4.    Penentuan Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik purposive sampling. Pengambilan sampel ini digunakan berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan kebutuhan data yang dibutuhkan pada penelitian. Kriterianya adalah sebagai berikut:

  • 1.    Pendanaan tak tertagih yang meningkat dari tahun 2013-2020

  • 2.    Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat dari tahun 2013-2020

Dimana peneliti melakukan survei kepada 10 LPD yang ada di Denpasar dan yang hanya memenuhi kriteria diatas adalah adalah LPD Desa Adat Kesiman. Sampel yang digunakan oleh peneliti yang laporan keuangan di LPD Desa Adat Kesiman pada periode 2013-2020 dan wawancara kepada juru kunci yaitu staf LPD Desa Adat Kesiman yang menangani bagian penyelamatan kredit.

  • 2.5.    Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi liniear berganda dengan bantuan software SPSS 25. Model regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut:

Y(t) = a + β1 X1(t-1) + β2 X2(t-1) + β3 X3(t) + e ……………………..…(1) Keterangan:

Y            = Ln jumlah kredit yang disalurkan (t)

a            = Konstanta

β1, β2, β3      = Koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan

maupun penurunan variabel dependen yang didasarkan variabel independen

X1          = Non Performing Loan (t-1)

X2           = Return on Assets (t-1)

X3            = Inflasi (t)

e            = Error (Tingkat kesalahan pengganggu)

Metode analisis regresi liniear berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari Non Performing Loan (NPL), Return On Assets (ROA) dan inflasi terhadap tingkat volume kredit di LPD Desa Adat Kesiman tahun 2013-2020. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui kendala yang dihadapi LPD Desa Adat Kesiman dalam menyelesaikan kredit macet.

  • 3     Hasil dan Pembahasan

    • 3.1   Analisis Regresi Linier Berganda

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel bebas yaitu NPL (X1), ROA (X2) dan inflasi (X3) terhadap variabel terikat yaitu volume kredit (Y) pada LPD Desa Adat Kesiman dengan menggunakan SPSS. Hasil regresi linier berganda untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda NPL, ROA dan Inflasi Terhadap Tingkat Volume Kredit Di LPD Desa Adat Kesiman

Model

Coefficients

Std. Error

t

Sig.

1.

(Constant)

6,796

4,392

1,548

0,197

NPL

0,422

0,144

2,922

0,043

ROA

0,773

0,697

1,110

0,329

Inflasi

-0,639

0,170

-3,767

0,020

Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2022

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh hasil regresi linear berganda dengan model persamaan regresi sebagai berikut.

Y = 6,796 + 0,422X1+ 0,773X2 – 0,639X3 + e

Nilai koefisien menunjukkan arah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan model regresi diatas, diperoleh penjabaran sebagai berikut.

  • a.    Nilai konstanta positif sebesar 6,796 yang menunjukkan adanya pengaruh positif variabel independen terhadap dependen. Nilai konstanta sebesar 6,796 menginformasikan bahwa jika NPL, ROA dan inflasi dianggap konstan atau tidak mengalami perubahan. Maka nilai kredit yang disalurkan LPD Desa Adat Kesiman akan mengalami peningkatan sebesar 6,796%.

  • b.    Nilai koefisien X1 atau NPL sebesar 0,422 memberikan informasi bahwa setiap peningkatan yang dialami oleh NPL sebesar 1 persen, maka kredit yang disalurkan akan mengalami peningkatan sebesar 0,422% dengan asumsi bahwa variabel lainnya tidak berubah.

  • c.    Nilai koefisien X2 atau ROA sebesar 0,733 memberikan informasi bahwa setiap peningkatan yang dialami oleh ROA sebesar 1 persen, maka kredit yang disalurkan mengalami peningkatan sebesar 0,733% dengan asumsi bahwa variabel lainnya tidak berubah.

  • d.    Nilai koefisien X3 atau Inflasi sebesar -0,639 memberikan informasi bahwa setiap peningkatan yang dialami oleh Inflasi sebesar 1 persen, maka kredit yang disalurkan mengalami penurunan sebesar -0,639% dengan asumsi bahwa variabel lainnya tidak berubah.

  • 3.2    Uji Parsial (Uji T)

Uji statistik t digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018). Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen yaitu NPL, ROA, dan inflasi terhadap variabel dependen yaitu tingkat volume kredit. Uji t dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi dari masing-masing variabel independen < 0,05, maka variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil uji t disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.

Hasil Uji Parsial (Uji t)

Unstandardized       Standardized

Coefficients           Coefficients

Model

B

Std. Error

Beta

t

Sig.

1   (Constant)

6,796

4,392

1,548

0,197

NPL

0,422

0,144

0,646

2,922

0,043

ROA

0,773

0,697

0,232

1,110

0,329

Inflasi

-0,639

0,170

-0,605

-3,767

0,020

Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2022

Berdasarkan hasil uji parsial yang disajikan pada Tabel 2, maka dapat dijabarkan sebagai berikut.

  • a.    Non Performing Loan (NPL) mempunyai nilai koefisien regresi 0,422 dan nilai t adalah 2,922 dengan nilai signifikan 0,043 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel NPL berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat volume kredit.

  • b.  Return On Assets (ROA) mempunyai nilai koefisien regresi 0,773 dan nilai t

adalah 1,110 dengan nilai signifikan 0,329 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan.

  • c.    Inflasi mempunyai nilai koefisien -0,639 dan nilai t -3,767 dengan nilai signifikan 0,020 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat volume kredit.

  • 3.3    Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel-variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat (Ghozali, 2009). Pengujian secara bersama-sama digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Pengujian ini melibatkan ketiga variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini menggunakan kriteria dari uji f yaitu sebagai berikut.

  • a.    Jika nilai sig < 0,05, atau F hitung > F tabel maka terdapat pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

  • b.    Jika nilai sig > 0,05, atau F hitung < F tabel maka tidak terdapat pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

Untuk mencari F tabel digunakan rumus F tabel = F (k ; n-k) = F (3 ; 5) = 5,41. Hasil uji simultan ditampilkan pada tabel 3.

Tabel 3.

Hasil Uji Simultan (Uji F)

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1       Regression

49,638

3

16,546

24,490

0,005b

Residual

2,703

4

0,676

Total

52,340

7

Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2022

Berdasarkan hasil uji simultan yang disajikan pada Tabel 5.9, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi sebesar 0,005 < 0,05 dan F hitung yaitu 24,490 > F tabel yaitu 5,41 yang berarti bahwa secara simultan variabel NPL, ROA dan Inflasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat volume kredit

  • 3.4    Hasil Uji Kelayakan Model

Uji kelayakan model yang menunjukkan seberapa besar variasi variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model regresi dapat menjelaskan variasi variabel terikat. Uji kelayakan model dilihat berdasarkan nilai koefisien determinasi (R2) dengan hasil uji sebagai berikut.

Tabel 4.

Hasil Uji Kelayakan Model

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

0,974a

0,948

0,910

0,82197

Sumber: Data diolah dengan SPSS 25, 2022

Diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,948. Nilai koefisien determinasi bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 94,8% berarti bahwa variasi variabel independen yang dimasukkan dalam model yaitu variabel NPL, ROA dan inflasi berpengaruh dan dapat menjelaskan variasi variabel dependen tingkat volume kredit sebesar 94,8% sedangkan sisanya yaitu sebanyak 5,2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.

  • 3.5    Pembahasan

    • 3.5.1    Pengaruh NPL, ROA dan Inflasi terhadap Tingkat Volume Kredit Secara Parsial

  • A.    Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Terhadap Tingkat Volume Kredit

Berdasarkan hasil uji t didapatkan hasil bahwa nilai signifikansi NPL adalah 0,043 < 0,05 sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Maka NPL memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat volume kredit. Hal ini menunjukkan semakin tinggi nilai NPL maka semakin tinggi kredit yang disalurkan oleh LPD begitu pula sebaliknya. Semakin rendah NPL maka semakin berkurang kredit yang disalurkan oleh LPD. NPL merupakan suatu indikator yang penting dalam suatu lembaga keuangan karena NPL dapat mempengaruhi kredit yang disalurkan oleh LPD kepada masyarakat.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Khasanah dan Meiranto (2015) yang menyatakan yaitu NPL berpengaruh positif dan signifikan, pengaruh yang signifikan pada NPL memiliki kecenderungan bahwa meningkatnya kredit yang diberikan memiliki kemungkinan terjadi NPL yang besar namun hal ini termasuk wajar terjadi karena peningkatan NPL akibat adanya peningkatan kredit. penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pinto dkk (2020) yang menyatakan bahwa semakin tinggi non performing loan maka semakin tinggi penyaluran kredit, begitu sebaliknya semakin rendah non performing loan maka semakin rendah penyaluran kredit.

  • B.    Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Terhadap Tingkat Volume Kredit

Berdasarkan hasil uji t didapatkan hasil bahwa nilai signifikansi ROA adalah 0,329 > 0,05 sehingga H0 ditolak dan H2 diterima. Maka ROA memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat volume kredit. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tingginya laba yang didapatkan maka LPD akan banyak menyalurkan kreditnya kepada masyarakat namun tidak secara signifikan. Sumber

Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 2, Desember 2023 dana yang diperoleh dalam penyaluran kredit berupa tabungan dan deposito berjangka yang dihimpun dari DPK dan juga dana yang bersumber dari modal sendiri. Sumber dana yang paling mendominasi terhadap penyaluran kredit yaitu DPK, hal itulah yang menyebabkan ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kredit yang disalurkan.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Abundati (2016) yang menyatakan Return On Assets (ROA) berpengaruh positif dan tidak signifikan yang artinya meningkatnya ROA tidak selalu diiringi dengan meningkatnya penyaluran kredit karena fluktuasi ROA yang terjadi sangat kecil sehingga tidak dapat mengimbangi peningkatan penyaluran kredit.

  • C.    Pengaruh Inflasi terhadap Tingkat Volume Kredit

Berdasarkan hasil uji t didapatkan hasil bahwa nilai signifikansi inflasi adalah 0,020 < 0,05 sehingga H0 diterima dan H3 ditolak. Maka inflasi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat volume kredit. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa jika tingkat inflasi menurun maka LPD akan cenderung memberikan kreditnya ke masyarakat tetapi ketika tingkat inflasi meningkat maka LPD akan mengurangi kredit yang disalurkannya kepada masyarakat.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rohmandoni (2016) yang menyatakan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit karena inflasi merupakan salah satu faktor yang menentukan tinggi rendahnya bunga kredit yang ditetapkan oleh perbankan. Sehingga ketika inflasi naik hal ini akan mempengaruhi tingginya beban kredit yang akan ditanggung oleh kreditur. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Permana dan Dilak (2019) yang menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit hal ini semakin tinggi tingkat inflasi maka penyaluran kredit akan semakin rendah jumlah penyaluran kredit yang disalurkan oleh perbankan dan sebaliknya, karena tingginya tingkat inflasi akan mempengaruhi masyarakat untuk cenderung menarik dana dari bank untuk memenuhi kebutuhan.

  • 3.5.2    Pengaruh NPL, ROA dan Inflasi terhadap Tingkat Volume Kredit Secara Simultan

Uji simultan bertujuan untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPL, ROA dan inflasi secara bersama-sama mempengaruhi tingkat volume kredit secara signifikan. Hal ini ditunjukan dari hasil uji F yang menunjukan nilai F hitung 24,490 > F tabel 5,41. Maka hipotesis yang diajukan diterima yaitu NPL, ROA dan inflasi memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan.

Walaupun nilai NPL dan inflasi semakin meningkat tetapi diikuti dengan nilai rasio ROA yang meningkat maka dapat menyebabkan kredit yang disalurkan menjadi meningkat. ROA yang tinggi menunjukkan LPD telah menyalurkan

kreditnya dan memperoleh pendapatan dari bunga pinjaman. Dengan kelancaran tersebut, maka LPD akan lebih mudah dalam menyetujui kredit yang diajukan oleh nasabahnya karena tingkat kemampuan LPD dalam memperoleh laba sudah baik. Semakin besar NPL (Non Perfoarming Loan), inflasi pada LPD dibarengi dengan semakin tinggi ROA (Return On Assets) maka akan semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai LPD tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Darmawan (2017) yang menyatakan apabila variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) meningkat secara bersamaan maka akan meningkatkan penyaluran kredit perbankan.

  • 3.5.3    Kendala-kendala yang Dihadapi LPD Desa Adat Kesiman dalam Menyelesaikan Kredit Macet.

Dalam menyelesaikan kredit macet terdapat kendala-kendala yang di hadapi, menurut Bapak I Made Merta (Kepala seksi penyelamatan kredit pada LPD Desa Adat Kesiman), ada 3 hal yang menjadi kendala dalam menyelesaikan kredit macet, yaitu:

  • 1.    Collecterall (Jaminan atau agunan)

Jaminan merupakan keyakinan LPD atas kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur dalam melunasi kewajiban hutangnya sesuai perjanjian yang telah disepakati. Jaminan dapat menjadi kendala dalam menyelesaikan kredit macet dikarenakan bila LPD akan melakukan restrukturisasi kredit LPD harus melengkapi semua berkas agar dapat melakukan restrukturisasi pada kredit macet. Apabila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan seperti debitur meninggal dunia namun masih dalam masa pengembalian kredit maka, hal ini dapat menjadi salah satu kendala dalam menyelesaikan kredit

  • 2.    Kemampuan debitur dalam membayar

Banyak faktor yang menyebabkan debitur tidak dapat mengembalikan kredit dengan tepat waktu dikarenakan tidak memiliki pekerjaan tetap atau pekerjaan yang rentan akan pemberhentian serta adanya pandemi COVID-19 saat ini menyebabkan banyaknya masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Apabila debitur tidak bekerja atau diberhentikan maka kemampuan dari debitur tersebut untuk membayar kreditnya akan menurun sehingga tidak mampu membayar kreditnya. Debitur yang mengalami masalah ekonomi menyebabkan sulit memenuhi kewajibannya untuk menyelesaikan permasalahan kreditnya kepada LPD. Dengan adanya kondisi tersebut LPD Desa Adat Kesiman juga tidak dapat memaksakan agar debitur dapat mengembalikan kredit dengan tepat waktu dikarenakan kondisi pandemi COVID-19 yang memberikan dampak pada semua pihak.

  • 3.    Plafon kredit yang tidak sesuai dengan kebutuhan nasabah

Plafon kredit merupakan batas maksimal pinjaman yang dapat diberikan oleh LPD. Plafon kredit menjadi kendala dalam menyelesaikan kredit macet karena plafon kredit yang terlalu kecil menyebabkan nasabah tidak dapat menggunakan dananya

dengan optimal, sehingga akan menghambat usahanya. Sedangkan plafon kredit yang terlalu besar menyebabkan nasabah tidak dapat memenuhi kewajibannya, nasabah tidak dapat menggunakan seluruh dananya secara produktif atau bahkan tergoda untuk membelanjakannya dalam bentuk yang tidak produktif. Agunan atau jaminan kredit adalah barang-barang dan atau surat-surat berharga yang diserahkan debitur kepada LPD dan menjadi syarat utama dalam menentukan besarnya plafon kredit. Besaran plafon kredit LPD bisa berbeda-beda sesuai dengan kebijakan manajemen.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1   Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yaitu bahwa variabel NPL berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat volume kredit, variabel ROA berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat volume kredit, variabel inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat volume kredit, variabel NPL, ROA, dan inflasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap tingkat volume kredit. Kendala yang dihadapi LPD Desa Adat Kesiman dalam menyelesaikan kredit macet ada 3 yaitu collecterall (Jaminan atau agunan), kemampuan debitur dalam membayar, dan plafon kredit yang tidak sesuai dengan kebutuhan nasabah.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran yaitu diharapkan LPD Desa Adat Kesiman mengecek laporan keuangan secara berkala, karena dapat membantu LPD dalam menilai keuangan dalam periode tertentu dan memberikan informasi yang jelas mengenai kondisi keuangan LPD. LPD Desa Adat Kesiman diharapkan untuk memperhatikan nilai rasio NPL dikarenakan tiap tahunnya terjadi peningkatan. Selain itu apabila nilai NPL di LPD terus meningkat maka sebaiknya kredit yang disalurkan dikurangi agar tidak terjadi peningkatan pada rasio NPL. LPD diharapkan dapat memberikan pembinaan terhadap para debitur yang mengalami kegagalan dalam membayar kredit diantaranya memberikan bimbingan ke rumah debitur berupa konsultasi oleh pihak LPD dengan debitur agar dapat mencari jalan tengah misalnya dengan memberikan debitur hanya membayar pinjaman pokoknya tanpa disertai dengan bunga atau dilakukan pengurangan bunga agar para debitur terhindar dari risiko keterlambatan dalam membayar kredit dan dapat menekan nilai rasio NPL. LPD Desa Adat Kesiman juga diharapkan melakukan pengawasan terhadap kredit yang disalurkan kepada masyarakat agar tidak menimbulkan kredit macet. Pengawasan dapat dilakukan dengan melakukan analisis kredit kredit yang mencangkup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usaha dan jaminan yang diserahkan kepada LPD dll. LPD diharapkan mengevaluasi penghasilan nasabah tiap bulannya, mengecek berapa jumlah utang nasabah yang masih berjalan sehingga dapat diketahui seberapa

besar kemampuan finansial nasabah dalam membayar kredit di LPD. Peneliti lain yang ingin meneliti pengaruh NPL, ROA dan inflasi dapat menambah atau merubah variabel-variabel yang diasumsikan berpengaruh terhadap tingkat volume kredit, sehingga ditemukan variabel-variabel lain memungkinkan berpengaruh terhadap tingkat volume kredit.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada pihak-pihak yang membantu dalam penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

Darmawan, I. G. A. S., Wahyuni, M. A., Atmadja, A. T., & SE, A. 2017. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return on Asset (ROA) terhadap Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015). JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 8(2).

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Vol.100-125.

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBMSPSS 25. 9th ed. Semarang: BP UNDIP.

Khasanah, U & Meiranto, W. 2015. Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Volume Penyaluran Kredit Perbankan. Diponegoro Journal of Accounting, 4(2), 860-872.

Permana, A. L., & Dillak, V. J. 2019. Pengaruh Return On Assets, Suku Bunga Kredit, Inflasi, dan Non-performing Loan Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Empiris Pada Bank Umum Konvesional Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2017). eProceedings of Management, 6(2).

Pinto, N. G. D. C. G., Bagiada, K., & Parameswara, A. A. G. 2020. Pengaruh DPK, NPL dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Pada PT. Bank Mandiri Periode Tahun   2014–2018. Warmadewa   Economic   Development Journal

(WEDJ), 3(2), 73-79.

Putri, R., and S. Dewi. 2017. Pengaruh LDR, CAR, NPL, BOPO Terhadap Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa Di Kota Denpasar. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana 6 (10): 250565.

Rohmadoni, B. P. 2016. Pengaruh Net Interest Margin dan Inflasi Terhadap Penyaluran Kredit Di Indonesia Pada Bank Umum Di Indonesia. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE), 4(3).

Sari, N. M. J., & Abundanti, N. 2016. Pengaruh DPK, ROA, Inflasi dan Suku Bunga SBI Terhadap Penyaluran Kredit Pada Bank Umum. (Doctoral dissertation, Udayana University).

Suarmanayasa, I. N. 2014. Analisis Faktor Dominan Yang Mempengaruhi Pemberian Kredit Oleh LPD di Kabupaten Bangli. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 3(1).

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

749