Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809    Vol. 12, No. 2, Desember 2023

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i02.p08

Kontribusi Pendapatan Usahatani Jagung terhadap Pendapatan Usahatani di Desa Aek Ulok Kecamatan Habinsaran Kabupaten Toba

EYEN MERIAH LUBIS, RATNA KOMALA DEWI*, I WAYAN BUDIASA

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232

Email: [email protected] *[email protected]

Abstract

Contribution of Corn Farming Income to Farm Income in Aek Ulok Village, Habinsaran District, Toba Regency

Corn is one of the agricultural commodities that is commonly found in Aek Ulok Village, Habinsaran District, Toba Regency. This study aims to determinate the farmers income from corn farming and analyze the contribution of farmers income from corn farming to farm income in Aek Ulok Village. The sampling technique used was method ramdom sampling and the samples taken randomly with 30 corn farmers. The data collection was conducted from early February to the end of February 2022. The results showed that the income of farmers from corn farming with an average planting area of 0.85 ha was Rp 32.056.500.00/year/respondent and contributed 61.57% of the total farm income, which shows that maize farming in Aek Ulok Village provides a large contribution to farmers' income. Corn farmers in Aek Ulok Village need to maximize the use of labor in the family considering that labor costs are the highest costs incurred by farmers in corn farming.

Keywords: corn, farm income, income contribution

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Sejarah menunjukkan bahwa sektor petanian di Indonesia memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan (Sukirno, 1997). Sektor pertanian terdiri atas subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, dan kehutanan (Rahim dan Hastuti, 2005). Tanaman pangan terdiri atas dua kelompok besar yaitu pertanian padi dan palawija. Salah satu tanaman palawija yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia adalah tanaman jagung. Di Indonesia khususnya di Sumatera Utara, jagung merupakan komoditi pangan setelah padi atau makanan pengganti beras, di samping itu juga sebagai pangan ternak.

Produksi jagung di Sumatera Utara dari tahun 2018-2020 mengalami

peningkatan dengan luas panen yang semakin luas. Pada tahun 2018 produksi jagung sebesar 1.710.784,96 ton dengan luas panen 295.849,50 ha dan pada tahun 2020 produksi jagung di Sumatera Utara terus meningkat sebesar 16% dari produksi jagung pada tahun 2018 yaitu 1.965.444,00 ton dengan luas panen 321.184,00 ha (Badan Pusat Statistika Sumatera Utara 2018-2020). Kebutuhan jagung setiap tahunnya mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan taraf hidup ekonomi masyarakat, sehingga perlu upaya peningkatan produksi melalui sumber daya manusia dan sumber daya alam, ketersediaan lahan maupun potensi hasil dan teknologi (Kasim, 2019).

Usahatani jagung di Desa Aek Ulok, Kecamatan Habinsaran Kabupaten Sumatera Utara dalam beberapa tahun belakangan ini semakin dikembangkan karena usahatani jagung dianggap banyak memberikan sumbangan terhadap pendapatan petani untuk memenuhi kebutuhan dan menjaga kelangsungan hidup petani. Petani di Desa Aek Ulok menjual hasil panen jagung kepada pedagang pengumpul yang langsung datang ke Desa Aek Ulok untuk membeli jagung

Dalam pengembangan tingkat produksi dan pendapatan yang diperoleh petani sangat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti lahan, cuaca, modal, dan pengetahuan tentang usaha tersebut. Melihat hambatan yang dihadapi petani jagung di Desa Aek Ulok, maka menarik untuk dilakukan sebuah penelitian untuk dapat mencari tahu apakah usahatani jagung memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan rumah tangga di Desa Aek Ulok.

  • 1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

  • 1.    Seberapa besar pendapatan usahatani jagung di Desa Aek Ulok, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba?

  • 2.    Bagaimana kontribusi pendapatan usahatani jagung terhadap pendapatan petani di Desa Aek Ulok, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

  • 1.    Mengetahui pendapatan usahatani jagung di Desa Aek Ulok, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba.

  • 2.    Menganalisis kontribusi pendapatan usahatani jagung terhadap pendapatan petani di Desa Aek Ulok, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1   Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai awal bulan Februari sampai dengan akhir Maret 2022 yang berlokasi di Desa Aek Ulok, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan

dasar pertimbangan Desa Aek Ulok merupakan desa yang mengusahakan usahatani jagung sebagai sumber pendapatan petani, desa yang mendapat bantuan benih jagung dari pemerintah, serta keterbukaan masyarakat Desa Aek ulok untuk mendukung dan menerima peneliti dalam melakukan penelitian ini, dan belum ada yang melakukan penelitian serupa di Desa Aek ulok.

  • 2.2    Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Pada penelitian ini data yang digunakan bersumber dari data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi.

  • 2.3    Penentuan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang menjalankan usahatani jagung di Desa Aek ulok yang berjumlah 95 petani. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode acak sederhana (simple random sampling). Sampel diambil sebanyak 30 orang dari 95 populasi petani jagung.

  • 2.4    Variabel Penelitian dan Pengukuran

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendapatan usahatani jagung, pandapatan usahatani lainnya, dan kontribusi pendapatan. Pendapatan usahatani jagung adalah jumlah pendapatan yang diterima petani dari usahatani jagung pada tahun 2021 yang dinyatakan dalam rupiah. Pendapatan usahatani lainnya adalah jumlah pendapatan yang diterima dari pekerjaan di luar sebagai petani jagung seperti pendapatan dari usahatani lain pada tahun 2021. Kontribusi pendapatan yaitu kontribusi pendapatan yang diberikan usahatani jagung terhadap pendapatan total usahatani. Dalam tahun 2021 dilakukan dua musim tanam jagung, yaitu musim tanam I dan musim tanam II.

  • 2.5    Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pendapatan usahatani dan analisis deskriptif persentase. Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui seberapa besar penerimaan kotor dan biaya-biaya yang dikeluarkan petani untuk suatu usahatani serta keuntungan yang diperoleh petani dari usahatani tersebut. Tujuan dari analisis pendapatan adalah menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha dan keadaan yang akan datang dari suatu perencanaan (Soekardono, 2009). Analisis deskriptif persenase digunakan untuk mengetahui kontribusi usahatani jagung terhadap pendapatan total usahatani dalam satuan persen.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1   Gambaran Umum Daerah Penelitian

      3.1.1  Letak dan kondisi geografis

Desa Aek ulok berbatasan dengan Desa Lumbarau Barat di sebelah Utara; sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Purbatua; sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Borbor; dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lumbanrau Selatan. Orbitasi atau jarak Desa Aek Ulok ke Ibu Kota kecamatan adalah 14 km dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 36 menit, jarak tempuh Desa Aek Ulok ke Ibu Kota kabupaten/kota yaitu 65 km dengan waktu tempuh perjalanan dua jam 15 menit, sedangkan jarak tempuh ke Ibu kota provinsi yaitu 271 km dengan waktu tempuh sekitar tujuh jam yang dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

  • 3.1.2    Distribusi penduduk menurut umur

Jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Aek Ulok adalah 95 KK. Jumlah penduduk sebanyak 407 orang yaitu 206 orang berjenis kelamin laki-laki dan 201 orang berjenis kelamin perempuan. Jumlah penduduk menurut umur di Desa Aek Ulok dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Distribusi Penduduk Menurut Umur di Desa Aek Ulok Tahun 2021

No

Umur

Jumlah

Orang

%

1.

<15

128

63,65

2.

15-65

158

31,45

3.

>65

19

4,90

Jumlah

407

100,00

Sumber: Kantor Kepala Desa Aek Ulok (2022)

  • 3.2   Karakteristik Sampel Penelitian

    3.2.1  Umur petani responden

Umur dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu umur 0 s.d. 14 tahun merupakan penduduk yang belum produktif, umur 15 s.d. 64 tahun merupakan umur penduduk yang produktif, sedangkan umur 65 tahun keatas merupakan penduduk yang tidak produktif. Adapun karakteristik petani jagung di Desa Aek Ulok berdasarkan unur dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.

Umur Petani Responden

No

Umur (th)

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1.

0-14

0

0

2.

15-64

27

90

3.

> 64

3

10

Jumlah

30

100

Sumber: Diolah dari data primer (2022)

Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa kelompok umur terbanyak yaitu pada umur 15 s.d. 64 tahun (90%) dari total sampel penelitian yang masuk dalam kategori umur produktif. Umur yang produktif akan mempengaruhi kinerja pada saat produksi, sehingga petani dapat mengerjakan usahataninya dengan maksimal, dan dapat menekan biaya input produksi pada tenaga kerja pada proses produksi (Dewi, et al 2018).

  • 3.2.2    Pendidikan terakhir petani

Tingkat Pendidikan yang ditempuh petani akan mempengaruhi produktivitas dalam mengusahakan kegiatan usahataninya Adapun rincian distribusi tingkat pendidikan terakhir petani jagung di Desa Aek Ulok dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.

Tingkat Pendidikan Petani Responden

No

Pendidikan Terakhir

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1.

Tidak Sekolah

0

0

2.

SD

3

10

3.

SMP

11

36,67

4.

SMA/SLTA

15

50

5.

Perguruan Tinggi

1

3,33

Jumlah

30

100

Sumber: Diolah dari data primer (2022)

Berdasarkan Tabel 3, diketahui bahwa pendidikan terakhir responden terbanyak pada tingkat SMA/SLTA sederajat yaitu 15 orang (50%). Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan petani jagung tergolong cukup baik, di mana petani dengan pendidikan yang cukup tinggi akan mempengaruhi kegiatan berusahatani, lebih mudah memilih alternatif pekerjaan, mampu mengelola suatu (Partiwi, 2017)

  • 3.2.3    Pekerjaan

Jenis perkerjaan yang dilakukan petani dibagi menjadi dua jenis, yaitu perkerjaan utama dan pekerjaan sampingan. Pekerjaan utama dan sampingan dibedakan berdasarkan prioritas penggunaan atau alokasi waktu. Pekerjaan dengan

pioritas waktu yang lebih banyak adalah pekerjaan utama, sedangkan pekerjaan dengan waktu yang lebih sedikit disebut pekerjaan sampingan (Partiwi, 2017). Rincian perkerjaan utama responden dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pekerjaan Utama Petani Responden

No

Perkerjaan Utama

Jumlah (orang)

Persentase(%)

1.

Petani

23

76,67

2.

Perangkat desa

4

13,34

3.

Pegawai Negeri Sipil

1

3,33

4.

Pedagang

1

3,33

5.

Kepala desa

1

3,33

Jumlah

30

100,00

Sumber: Diolah dari data primer (2022)

Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa pekerjaan utama sebagai petani hanya dilakukan oleh 23 orang (76,67%), sedangkan bagi 23,33% responden sebagai petani merupakan pekerjaan sampingan (Tabel 5). Selain memiliki pekerjaan utama, beberapa reponden memiliki pekerjaan sampingan. Rincian pekerjaan sampingan responden dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Pekerjaan Sampingan Petani Responden

No

Pekerjaan Sampingan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1.

Petani

7

23,33

2.

Buruh tani

9

30,00

3.

Buruh bangunan

1

3,33

4.

Penggiling padi

2

6,67

5.

Tidak ada

11

36,67

Jumlah

30

100,00

Sumber: Diolah dari data primer (2022)

Berdasarkan Tabel 5, diketahui bahwa responden yang tidak memiliki pekerjaan sampingan sebanyak 11 orang (36,67%). Pekerjaan sampingan terbanyak adalah sebagai buruh tani sebanyak sembilan orang (30%).

  • 3.2.4    Luas garapan dan status kepemilikan

Besarnya penguasaan lahan pertanian sangat mempengaruhi pendapatan pertanian. Semakin luas penguasaan lahan pertanian oleh rumah tangga maka semakin tinggi pendapatan yang diperoleh dan sebaliknya semakin sempit penguasaan lahan maka semakin rendah pendapatan yang diperoleh dari pertanian (Mirwansyah, 2019). Luas lahan garapan dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu lahan sempit yang memiliki kriteria luas garapan dibawah 0,5 ha, lahan sedang dengan luas garapan 0,5 s.d. 2 ha, dan lahan garapan luas yaitu

diatas 2 ha (Hermanto, 1996). Rincian luas garapan usahatani jagung di Desa Aek Ulok dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6.

Luas Garapan Usahatani Jagung Petani Responden

No

Luas Garapan

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1.

< 0,5

6

20,00

2.

0,5 – 2,0

23

76,67

3.

>2,0

1

3,33

Jumlah

30

100,00

Sumber: Diolah dari data primer (2022)

Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa petani jagung di Desa Aek Ulok dominan berusahatani jagung pada luas lahan sedang, yaitu 23 orang (76,67%). Keseluruhan petani jagung di Desa Aek Ulok sepenuhnya memiliki lahan sendiri dan menggarapnya sendiri atau dapat dikatakan bahwa petani jagung sebagai pemilik sekaligus penggarap pada lahannya sendiri.

  • 3.2.5    Jumlah anggota keluarga

Jumlah anggota keluarga petani jagung dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu jumlah anggota keluarga petani rendah, tinggi, dan sangat tinggi (Pratiwi, 2017). Diketahui rata-rata jumlah anggota keluarga petani di Desa Aek Ulok berkisar 4 s.d. 6 orang, yaitu 18 orang responden (60%) yang menunjukkan jumlah anggota keluarga petani termasuk tinggi. Rincian jumlah anggota keluarga petani di Desa Aek Ulok dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7.

Jumlah Anggota Keluarga Petani Responden

No

Jumlah Anggota Keluarga

Kategori

Jumlah (orang)

Persentase (%)

1.

1 - 3

Rendah

2

6,67

2.

4 - 6

Tinggi

18

60,00

3.

> 6

Sangat Tinggi

10

33,33

Jumlah

30

100,00

Sumber: Diolah dari data primer (2022)

  • 3.3   Hasil dan Pembahasan

    • 3.3.1  Pendapatan petani dari usahatani jagung

Produksi usahatani jagung sangat bergantung pada luas tanam. Semakin luas lahan yang akan ditanami jagung, maka semakin banyak jagung yang dapat dipanen pada sekali proses pemanenan, sehinggga produksinya semakin tinggi (Kasim, 2019). Pada penelitian ini petani jagung di Desa Aek Ulok dominan mengusahakan tanaman jagung pioneer P20 singa dan petani biasanya melakukan pemanenan dua kali dalam setahun.

Dalam usahatani jagung memerlukan biaya produksi. Total biaya produksi (Total Cost) usahatani jagung terdiri atas total biaya variabel (Total Variable Cost) dan total biaya tetap (Total Fix Cost) (Soekartawi, 2002). Komposisi total biaya variabel terdiri atas biaya variabel tunai (pembelian benih, pupuk, pestisida, biaya tenaga kerja luar keluarga dan biaya mesin pemipil jagung) serta biaya variabel bukan tunai dari sarana produksi (biaya tenaga kerja dalam keluarga dan penyusutan alat). Total biaya variabel yang dikeluarkan petani di Desa Aek Ulok pada musim tanam I dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8.

Biaya Variabel Usahatani Jagung Pada Musim Tanam I per 0,85 ha

Tahun 2021

Uraian             Rata-rata biaya (Rp)                      Persentase (%)

Biaya Tunai:

Benih

1. 366.333,33

15,75

Pupuk

1.535.000,00

17,70

Pestisida

1.102.000,00

12,71

TKLK

1.762.000,00

20,32

Sewa Mesin Pemipil

904.833,33

10,43

jagung

Transportasi

92.000,00

1,06

Biaya bukan tunai

TKDK

1.910.666,67

22,03

Jumlah                          8.672.833,33                             100,00

Sumber: Data diolah secara primer (2022)

Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa rata-rata biaya variabel terbesar yang dikeluarkan petani terdapat pada tenaga kerja sebesar Rp 1.910.666,67/musim tanam/reponden (22,03%) untuk tenaga kerja dalam keluarga, dan sebesar Rp 1.762.000,00/musim tanam/responden (22,03%) untuk tenaga kerja luar keluarga. Total biaya variabel yang dikeluarkan petani di Desa Aek Ulok pada musim tanam II.

Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa biaya variabel terbesar yang dikeluarkan petani pada musim tanam II juga terdapat pada tenaga kerja sebesar Rp 1.910.666,67/musim tanam/reponden (22,03%) untuk tenaga kerja dalam keluarga, dan sebesar Rp 1.762.000,00/musim tanam/responden (22,03%) untuk tenaga kerja luar keluarga. Petani menggunakan lebih banyak tenaga kerja dalam keluarga saat proses produksi, karena sebagian besar petani jagung di Desa Aek Ulok masih tergolong usia produktif. Biaya tenaga kerja menjadi biaya terbesar yang dikeluarkan petani dalam berusahatani jagung disebabkan kondisi lahan dalam penelitian ini lahan miring atau pegunungan.

Biaya variabel urutan kedua adalah biaya pupuk. Hal ini disebabkan karena persediaan pupuk subsidi maupun non-subsidi sangat terbatas dan sulit ditemukan di pasaran. Persediaan pupuk yang terbatas membuat petani berlomba-lomba membeli

pupuk walaupun dengan harga yang lebih mahal. Keterlambatan pemberian pupuk atau kekurangan pemberian pupuk pada usahatani jagung akan menyebabkan kerusakan yang mempengaruhi produksi dan jumlah pendapatan yang diperoleh petani.

Total biaya tetap dalam penelitian ini yaitu biaya tetap tunai meliputi pajak dan penyusutan. Biaya pajak tersebut merupakan ketentuan atas kepemilikan lahan yang dibayar sekali dalam setahun oleh petani kepada pemerintah. Rata-rata Jumlah pajak petani responden di Desa Aek Ulok adalah Rp 93.166,67/tahun/responden.

Dalam menjalankan usahatani jagung menggunakan alat-alat pertanian seperti cangkul, mesin babat, pompa gendong, karung, parang, tali plastik dan tikar plastik untuk menjemur jagung. Rata-rata jumlah penyusutan alat pertanian sebesar Rp 706.666,67/tahun/responden. Jumlah rata-rata biaya tetap yang dikeluarkan petani untuk usahatani jagung yaitu pajak dan biaya penyusutan sebesar Rp 799.833,33/tahun/responden.

Pendapatan petani dari usahatani jagung diperoleh dari pengurangan total penerimaan (Total Revenue) usahatani jagung dengan total biaya (Total Cost) produksi usahatani dalam satu tahun. Pendapatan petani dari usahatani jagung di Desa Aek Ulok dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 9.

Biaya Variabel Usahatani Jagung Pada Musim Tanam II per 0,85 ha Tahun 2021

Rata-rata (Rp)

Persentase (%)

Biaya Tunai

Benih

1. 366.333,33

15,75

Pupuk

1.535.000,00

17,70

Pestisida

1.102.000,00

12,21

TKLK

1.762.000,00

20,32

Sewa Mesin Pemipil jagung

904.833,33

10,43

Transportasi

92.000,00

1,06

Biaya bukan tunai

TKDK

1.910.666,67

22,03

Jumlah

8.672.833,33

100,00

Sumber: Diolah dari data primer (2022)

Tabel 10.

Rata-Rata Penerimaan, Biaya, Pendapatan Usahatani Jagung di Desa Aek Ulok per 0,85 ha Tahun 2021

Uraian                               Rata-rata (Rp)

  • 1.    Penerimaan                                50.202.000,00

2. Biaya

- Biaya Variabel - Biaya Tetap Total biaya

17.345.666,67

799.833,33

18.145.500,00

Pendapatan (1-2)

32.056.500,00

Sumber: Diolah dari data primer (2022)

Berdasarkan Tabel 10, diketahui rata-rata penerimaan yang diperoleh petani dari hasil usahatani jagung di Desa Aek Ulok sebesar Rp 50.202.000,00/ 0,85 ha/ tahun atau sebesar Rp 61.200.000,00/tahun/ha/responden dengan rata-rata total biaya usahatani jagung sebesar Rp 18.145.500,00/0,85 ha/tahun atau Rp 21.347.647,06/tahun/ha dengan rata-rata pendapatan yaitu Rp 32.056.500,00/ 0,85ha/tahun atau Rp 37.713.529,41/tahun/ha. Dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan Dian, et al., 2014 di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan yang menyatakan bahwa rata-rata penerimaan yang diperoleh petani dari hasil usahatani jagung di daerah penelitian yaitu Rp 20.874.019,17/ha/tahun, dengan biaya produksi sebesar Rp 4.410.612,31/ ha/tahun dan keuntungan usahatani jagung yang didapatkan oleh petani responden adalah Rp16.463.406,86/ha/tahun. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pendapatan usahatani jagung pada tahun 2021 (56,35%) dibandingkan tahun 2014.

  • 3.3.2    Kontribusi pendapatan usahatani jagung terhadap pendapatan usahatani

Sumber pendapatan petani jagung di Desa Aek Ulok tidak hanya berasal dari usahatani jagung. Petani juga mengusahakan usahatani lain seperti padi, kopi, cabe, dan jeruk untuk menambah pendapatan petani jagung. Berdasarkan hasil perhitungan pendapatan petani dari usahatani jagung dan usahatani di luar usahatani jagung di Desa Aek Ulok serta kontribusi pendapatan masing-masing usahatani dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11.

Rata-rata Pendapatan dan Kontribusi Pendapatan Masing-masing Usahatani di Desa Aek Ulok Tahun 2021

Jenis usahatani

Jumlah (orang)

Rata-rata Pendapatan (Rp/tahun)

Kontribusi pendapatan (%)

Jagung

30

32.056.500,00

61,57

Padi

28

8.661.066,67

16,63

Jeruk

5

9.700.000,00

18,63

Kopi Robusta

9

440.000,00

0,85

Kopi Arabica

10

675.000,00

1,30

Cabai

1

536.000,00

1,03

Jumlah

52.068.566,67

100

Sumber: Diolah dari data primer (2022)

Berdasarkan Tabel 11, diketahui bahwa rata-rata pendapatan usahatani di luar usahatani jagung di Desa Aek Ulok tertinggi berasal dari usahatani jeruk dengan pendapatan sebesar Rp 9.700.000,00/tahun (18,63%), sedangkan dari segi dominasi jumlah petani, usahatani padi menempati posisi tertinggi dengan jumlah petani sebanyak 28 orang di mana rata-rata pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 8.661.066,67/tahun. Masing-masing sumber pendapatan usahatani memberikan kontribusi yang berbeda-beda terhadap pendapatan usahatani.

Kontribusi dalam penelitian ini diartikan sebagai sumbangan atau pemasukan dari usahatani jagung terhadap pendapatan usahatani. Berdasarkan Tabel 11, diketahui total rata-rata pendapatan petani jagung dari usahatani di Desa Aek Ulok sebesar Rp 52.068.566,67/tahun di mana rata-rata pendapatan bersumber dari usahatani Jagung yaitu Rp 32.056.500,00/tahun (61,57%) lebih tinggi dibandingkan rata-rata pendapatan yang besumber dari usahatani lain. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi pendapatan terbesar dari usahatani di Desa Aek Ulok diperoleh dari usahatani jagung, sehingga petani dapat mengandalkan usahatani jagung untuk memenuhi kebutuhan petani. Jika kontribusi suatu usahatani 50-75% dari total pendapatan usahatani, dapat di kategorikan sebagai kontribusi tinggi (Harviani, et al., 2019).

  • 4.    Kesimpalan dan Saran

    • 4.1   Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulan bahwa rata-rata pendapatan petani dari usahatani jagung di Desa Aek Ulok, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba dengan rata-rata luas tanam untuk usahatani jagung sebesar 0,85 ha adalah Rp 32.056.500,00/tahun dengan kontribusi sebesar 61,57%. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani jagung di Desa Aek Ulok memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pendapatan petani dari usahatani dan petani dapat mengandalkan usahatani jagung untuk memenuhi kebutuhan petani.

  • 4.2    Saran

Petani jagung di Desa Aek Ulok dapat memaksimalkan penggunaan TKDK mengingat biaya tenaga kerja merupakan biaya tertinggi yang dikeluarkan petani dalam usahatani jagung. Pemerintah juga diharapkan memberikan bantuan terutama pupuk yang sulit ditemukan oleh para petani untuk keberhasilan usahatani dan guna membantu petani dalam menekan biaya selama proses produksi. Perlu adanya penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan cabang usahatani ini, sehingga diharapkan dapat memunculkan inovasi dan gagasan baru guna menyelesaikan permasalahan petani dan mendukung kesejahteraan petani.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada seluruh pihak berkat bantuan, dan dukungan penuh sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik, yaitu kepada keluarga, masyarakat, dan petani di Desa Aek Ulok, serta semua teman-teman. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat di masa yang akan datang.

Daftar Pustaka

Awal, N. 2017. Kontribusi Pendapatan Usahatani Padi Sawah dan Peran Penyuluh Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kecamatan Pasimasunggu Timur Kabupaten Kepulauan Selayar. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

Rahim, Abd., dan D. R. H. 2008. Ekonomi Pertanian (Pengantar Teori dan Kasus). Jakarta, Penebar Swadaya

Badan Pusat Statistik Kabupaten Toba Samosir. 2019. Kabupaten Toba Samosir Dalam Angka. Kabupaten Toba Samosir: Badan Pusat Statistik.

Kasim, E. 2019. Kontribusi Pekerja Perempuan Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus pada Agribisnis Jagung Hibrida di Desa Salotengnga Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo). Jurnal Pertanian Berkelanjutan, 7 (1): 57-69.

Soekardono. 2009. Ekonomi Agribisnis Peternakan. Akademika Pressindo, Jakarta.

Partiwi, E. D. 2017. Kontribusi Usahatani Kakao Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Desa Pangsan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Denpasar: Universitas Udayana.

Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. UI-Press, Jakarta.

Mirwansyah, K. 2019. Kontribusi Usaha Tani Kopi Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Dalam Persepektif Ekonomi Islam (Studi di Pekon Kegeringan, Kecamatan Batubrak, Kabupaten Lampung Barat). Bandar Lampung: UIN Raden Intan Lampung.

Harviani, B. D., Prasetyo, E., dan Setiawan, B.M. 2019. Kontribusi Pendapatan Usahatani Padi Terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga pada Petani Anggota  Gapoktan Tani Makmur Kecamatan Demak Kabupaten

Demak. Jurnal Sungkai. 7 (2): 74-80.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B. Alfabeta, Bandung.

Dewi, I. N., S. A. Awang., W. Andayani dan P. Suryanto. 2018. Karakteristik petani dan kontribusi hutan kemasyarakatan (HKm) terhadap pendapatan petani di Kulon Progo. J. Ilmu Kehutanan. 12 (1): 86-98.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

761