Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i01.p43

Vol. 12, No. 1, Juli 2023

Peranan Komoditas Jagung terhadap Perekonomian Wilayah Kabupaten Karo

SELLY PRASANTA BR MILALA, I GUSTI AGUNG AYU AMBARAWATI*, RATNA KOMALA DEWI

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232 Bali

Email: sellymilala0@gmail.com *annie_ambarawati@unud.ac.id

Abstract

Analysis of the Role of Corn Commodities in the Economy of the Karo Regency

Corn is one of the world's most important food crops, besides wheat and rice. Karo Regency has the highest corn production in North Sumatra Province.The purposes of this study are (1) to examine whether corn is a basic commodity in Karo Regency; (2) to analyze Karo Regency's revenue from corn; and (3) to examine the role of corn in the economy of Karo Regency. This research is descriptive and quantitative. This research was conducted in Karo Regency. This research uses secondary data. Data collection is done by documentation and analyzed using Location Quotient, Dynamic Location Quotient, Shift Share, and Acceptance methods. The results showed that corn is a basic commodity with a value of LQ > 1 and will remain a basic commodity in the future with a value of DLQ > 1. Karo Regency's revenue from corn commodities from the year of observation fluctuated, namely in 2016 it decreased by 11% and increased in 2017 by 18%. In 2018, it again decreased by 6% and experienced a fairly large increase in 2019, which was 29%. Corn commodities in Karo Regency have an important role in the economy of the Karo Regency area, including opportunities to increase people's purchasing power for processed corn products, both for food and feed products. The Karo Regency government can provide necessary counseling and assistance to farmers to increase corn commodity production in Karo Regency, which, in the end, can increase the wealth or ability of Karo Regency to carry out regional development.

Keywords: corn, location quotient, dynamic location quotient, shift share

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.

Setyastiawan, dkk (2010) menyatakan bahwa komoditas jagung di Sumatera Utara tergolong spesifik wilayah karena diusahakan petani di tegalan sebagai tanaman pokok dengan pusat penanaman dataran tinggi (500 s/d 1.400 m dpl) yang terletak di kaki pegunungan Bukit Barisan di Kabupaten Karo, Simalungun dan Dairi.

Kabupaten Karo merupakan penghasil produksi jagung tertinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (2011) menunjukkan bahwa produksi jagung Sumatera Utara, penghasil jagung terbanyak adalah Kabupaten Simalungun dan Karo. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa Kabupaten Karo merupakan salah satu sentra produksi jagung di Sumatera Utara, dan penghasil produksi jagung terbesar diantara Kabupaten/Kota lainnya, sehingga peningkatan produksi komoditi jagung akan menggerakkan perekonomian daerah, khususnya masyarakat petani di pedesaan, dan pada akhirnya akan mempengaruhi perekonomian wilayah Kabupaten Karo secara keseluruhan.

Jagung di Kabupaten Karo berpotensi sangat besar untuk dapat dibudidayakan akan tetapi dengan banyaknya permintaan jagung, dan produksi jagung yang masih jauh di bawah kapasitas produksi, sehingga kebutuhan jagung di Sumatera Utara belum terpenuhi. Padahal permintaan industri hilir terutama industri pakan ternak dan ikan terhadap jagung akan terus meningkat dalam kurun waktu yang akan datang (Nuhung, 2006).

  • 1.2    Rumusan Masalah

  • 1.    Apakah komoditas jagung merupakan komoditas basis di Kabupaten Karo?

  • 2.    Berapa besar penerimaan wilayah Kabupaten Karo dari komoditas jagung?

  • 3.    Bagaimana peranan komoditas jagung terhadap perekonomian?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

  • 1.    Mengkaji apakah komoditas jagung merupakan komoditas basis di Kabupaten Karo

  • 2.    Menganalisis besar penerimaan wilayah Kabupaten Karo dari komoditas jagung.

  • 3.    Mengkaji peranan komoditas jagung terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Karo.

  • 2.     Metode Penelitian

    • 2.1 .   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2021 untuk mencari data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini. Adapun data sekunder yang diperlukan berupa data produksi jagung dan harga jagung pipilan, produksi tanam pangan, dan PDRB Kabupaten Karo selama lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2015-2019.

  • 2.2 . Jenis Data, Sumber Data, dan Tehknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik, sedangkan data kuantitatif adalah data yang dapat diukur dalam skala numerik (Kuncoro, 2009). Data kualitatif dalam penelitian ini adalah gambaran umum seperti letak geografis lokasi penelitian secara garis besar dan data kuantitatifnya adalah jumlah produksi komoditas jagung, harga jagung pipilan, produksi komoditas pangan dan PDRB Kabupaten Karo.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber sekunder, yakni data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data. Data diperoleh dari data yang sudah ada dan memiliki hubungan masalah yang akan diteliti dimana meliputi literatur yang ada, dan berupa dokumen (Moleong, 2017). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produksi komoditas jagung dan harga jagung pipilan yang diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Karo, produksi komoditas pangan dan PDRB Kabupaten Karo diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi dokumen data produksi jagung dan harga jagung pipilan yang diterbitkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Karo dan mengumpulkan data produksi komoditas pangan dan PDRB Kabupaten Karo dari terbitan BPS Kabupaten Karo dengan cara mengunduh.

  • 2.3    Variabel Penelitian dan Pengukuran

Variabel dalam penelitian ini yaitu jagung sebagai komoditi basis, penerimaan wilayah Kabupaten Karo, dan peranan komoditi jagung terhadap perekonomian Kabupaten Karo. Indikator dalam penelitian ini yaitu produksi komoditas jagung dan produksi komoditas pangan Kabupaten Karo dan Provinsi Sumatera Utara, harga jagung pipilan di Kabupaten Karo, PDRB Kabupaten Karo, yang dianalisis menggunakan metode LQ, DLQ, Penerimaan dan SSA.

  • 2.4    Analisis Data

    2.4.1    Analisis Location Quotient (LQ)

Untuk menentukan apakah sektor komoditas jagung merupakan sektor basis atau non basis di Kabupaten Karo, diketahui dengan beberapa cara seperti secara langsung melalui survey lapangan, secara tidak langsung dengan menggunakan metode asumsi yaitu kondisi wilayah dengan menggunakan data sekunder, metode campuran, metode location quotient (LQ) dengan cara membandingkan wilayah yang dibandingkan (Vikaliana, 2018). Penentuan ini penting dengan pertimbangan bahwa ketersediaan dan kapabilitas sumber daya untuk menghasilkan dan memasarkan semua komoditas yang dapat diproduksi di suatu wilayah secara simultan relatif terbatas (Hidayah,2010). Metode LQ digunakan untuk mengetahui komoditas basis

atau komoditas potensial di Kabupaten Karo. Metode ini menyajikan perbandingan relatif antara kemampuan komoditas jagung di Kabupaten Karo dengan kemampuan komoditas jagung di Provinsi Sumatera Utara, dimana dapat digunakan dengan rumus Location Quontient sebagai berikut :

Si/S

19=W


……………………………………………(1)


Dimana LQ adalah Location Quotient, Si adalah jumlah produksi komoditas jagung di Kabupaten Karo, S adalah jumlah produksi seluruh komoditas pangan di Kabupaten Karo, Ni adalah jumlah produksi komoditas jagung Sumatera Utara, N adalah jumlah produksi seluruh komoditas pangan Provinsi Sumatera Utara.

  • 2.4.2    Dynamic Location Quotient (DLQ)

Untuk mengetahaui perubahan peran yang terjadi pada komoditas jagung di Kabupaten Karo maka digunakan metode DLQ. Untuk menghitung nilai DLQ dapat digunkan rumus Dynamic Location Quotient sebagai berikut:

DLQij - ['1 + ≡≡1 + ≡')r   …………………………….(2)

l(l + Ci)∕(l + G)J                                      v 7

Dimana gij adalah rata-rata pertumbuhan produksi komoditas jagung di Kabupaten Karo, gj adalah total pertumbuhan produksi komoditas jagung di Kabupaten Karo, Gi adalah rata-rata pertumbuhan produksi komoditas jagung di Provinsi Sumatera Utara, G adalah total pertumbuhan produksi komoditas jagung di Provinsi Sumatera Utara, t adalah total tahun yang dianalisis (2015-2019).

  • 2.4.3    Analisis penerimaan

Untuk mengetahui seberapa besar penerimaan Kabupaten Karo dari komoditas jagung maka digunakan rumus analisis penerimaan wilayah. Penerimaan ialah besarnya nilai produksi, yaitu semua output yang dihasilkan dari suatu usahatani dikalikan dengan harga perunit output (Hafsah, 2003). Menurut Soekartawi (1995) penerimaan adalah perkalian antara output yang dihasilkan dengan harga jual, maka digunakan metode analisis penerimaan dengan rumus sebagai berikut:

TR = PX Q


…………………………………...(3)


Dimana TR adalah total penerimaan, Q adalah jumlah produksi jagung yang dihasilkan, P adalah harga jagung pipilan.

  • 2.4.5    Analisis shift share

Untuk menganalisis peranan komoditas jagung ataupun pergeseran komoditas jagung di Kabupaten Karo terhadap komoditas jagung dalam perekonomian Provinsi Sumatera Utara digunakan analisis shift sahre, untuk menganalisis peranan suatu sektor ataupun pergeseran suatu sektor di daerah terhadap sektor yang sama dalam

perekonomian nasional. Data yang sering dianalisis adalah data yang terkait kegiatan ekonomi ataupun ketenagakerjaan (Putra, 2011). Suatu daerah yang memiliki banyak sektor yang tingkat pertumbuhannya lamban maka komoditas tersebut pertumbuhannya secara nasional juga akan lamban. Hal ini terjadi karena daerah-daerah lain tumbuh lebih cepat. Alat analisis yang dipakai untuk menganalisis peranan komoditas jagung terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Karo adalah

analisis Shift-share dengan rumus (Tarigan, 2005):

∆ E r,i,t = (Ns i + P r,i + D r,i ) …………………………….(4)

Ns i = Er,it (EN,t/EN,t-n) …………………………….(5)

Pr i = (VN,it/VN,it-n) – (EN,t/EN,t-n) X Er,it……. (6)

Dr i = Er, it (er,it/er, it) – (EN,t/EN,t-n) ………….(7)

Dimana ∆ E r,i,t adalah tambahan semua sektor, Nsi adalah National Share, P r,i adalah Proportional Shift, D r,i adalah Differential Shift, N adalah Provinsi Sumatera Utara, r adalah Kabupaten Karo, E adalah Jumlah PDRB , V adalah Nilai Produksi, I adalah Komoditas Jagung, t adalah tahun, t-n adalah tahun awal.

  • 3    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Analisis Komoditas Jagung sebagai Komoditi Basis di Kabupaten Karo

Kabupaten Karo didalam menjalankan kegiatan perekonomiannya ditopang oleh sub sektor pertanian. Analisis komoditas jagung merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui apakah komoditas jagung berperan sebagai komoditas basis atau komoditas non basis. Untuk mengetahui suatu komdoitas merupakan komoditas basis atau komoditas non basis dapat digunakan metode Location Quotient (LQ), dimana apabila nilai LQ > 1, maka komoditas jagung merupakan komoditas basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Karo dan apabila nilai LQ < 1, maka komoditas jagung merupakan komoditas non basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Karo.

Tabel 1.

Nilai LQ Komoditi Jagung Kabupaten Karo (ton) Tahun 2015-2019

Ket

Tahun

2015

2016

2017

2018

2019

Si

577.924

507.699

611.038

551.864

767.305

S

709.394

658.930

773.907

560.426

9.330.143

Ni

1.519.407

1.557.463

17.412.574

1.710.785

1.960.424

N

73.242.190

7.493.965

7.965.735

4784.831

5.431.703

Si/S

0,814673

0,77049

0,78955

0,984722

0,822394

Ni/N

0,20745

0,207829

0,218593

0,357543

0,360923

LQ

3,927086

3,707327

3,611956

2,754133

2,278588

Sumber: Data Sekunder Diolah (2015-2019)

Si = Jumlah produksi komoditas jagung di Kabupaten Karo

S = Jumlah produksi seluruh komoditas pangan di Kabupaten Karo

Ni = Jumlah produksi komoditas jagung di Provinsi Sumatera Utara

N = Jumlah produksi seluruh komoditas pangan di Provinsi Sumatera Utara

Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai LQ menurun setiap tahun yaitu pada tahun 2015 senilai 3,9 (LQ>1) yang berarti bahwa jagung merupakan komoditas basis pada perekonomian wilayah Kabupaten Karo pada tahun 2015. Selanjutnya pada tahun 2016 terjadi penurunan sebesar 5% menjadi 3,7. Pada tahun 2017 LQ komoditas jagung Kabupaten Karo mengalami penurunan sebesar 3%. Pada tahun 2018 LQ komoditas jagung mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sebesar 25% menjadi 2,7, dan pada tahun 2019 tetap mengalami penurunan sebesar 15% menjadi 2,3. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai LQ dari tahun 2015-2019 lebih besar dari satu yaitu dengan nilai rata-rata 3,3, sehingga dapat dikatakan bahwa jagung merupakan komoditas basis di Kabupaten Karo.

  • 3.2    Analisis DLQ Komoditas Jagung Kabupaten Karo

Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui terjadinya perubahan peranan komoditas jagung di Kabupaten Karo adalah melalui pendekatan analisis gabungan metode LQ dan DLQ, analisis ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan komoditas jagung Kabupaten Karo di masa yang akan datang.

Tabel 2.

DLQ Komoditas Jagung Kabupaten Karo (Kw) Tahun 2015-2019

Keterangan        Tahun

2016

2017

2018

2019

Jumlah

gi

-0.0927309

0.1770894

0.0264077

0.1836739

0.29444

gj

0.07361

0.1704027

0.1681739

0.239057

0.6512436

Gi

0.0367442

0.1130942

0.0516797

0.0799646

0.2814827

G

0.0703707

0.1315553

0.137709

0.1807237

0.5203587

1+gi

0.9072691

1.1770894

1.0264077

1.1836739

1.29444

1+gj

1.07361

1.1704027

1.1681739

1.239057

1.6512436

1+Gi

1.0367442

1.1130942

1.0516797

1.0799646

1.2814827

1+G

1.0703707

1.1315553

1.137709

1.1807237

1.5203587

DLQ

1.1107696

Sumber: Data Sekunder Diolah (2015-2019)

gi = Rata-rata pertumnuhan produksi komoditas jagung di Kabupaten Karo

gj = Total pertumbuhan produksi komoditas jagung di Kabupaten Karo

Gi = Rata-rata pertumbuhan produksi komoditas jagung di Provinsi Sumatera Utara

G = Total pertumbuhan produksi komoditas jagung di Provinsi Sumatera Utara

Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil perhitungan Dynamic Location Quotient atau DLQ yang senilai 1,11 (nilai DLQ>1) yang artinya komoditas tersebut dapat diharapkan menjadi komoditas unggulan di masa yang akan datang. Nilai DLQ ini dapat dipastikan bahwa memberikan angin segar bagi komoditas jagung di

Kabupaten Karo. Hal ini tentunya akan memberikan keuntungan yang cukup signifikan bagi petani jagung di Kabupaten karo. Selanjutnya nilai ini dibandingkan dengan nilai LQ dengan hasil LQ>1 dan DLQ>1 yang artinya komoditas jagung tersebut tidak mengalami reposisi, sehingga komoditas tersebut akan tetap menjadi komoditas unggulan pada saat ini dan di masa yang akan datang. Tentunya ini memerlukan daya dan upaya untuk tetap menjadikan jagung menjadi komiditas basis dalam mencapai nilai PDRB yang maksimal di masa yang akan datang. Diperlukan upaya hulu meliputi perbaikan infrastruktur khususnya subsidi pupuk, bantuan benih, serta bantuan alat dan mesin pertanian, dan upaya hilir yang harusnya dilakukan oleh pihak terkait yaitu melakukan pengendalian harga jual, upaya tersebut untuk menjamin kesinambungan berproduksi.

  • 3.3    Penerimaan Wilayah Kabupaten Karo dari Komoditas Jagung

Analisis penerimaan dilakukan untuk mengetahui besarnya penerimaan wilayah yang mampu diberikan komoditas jagung terhadap wilayah Kabupaten Karo. Total penerimaan wilayah dari komoditas jagung terhadap wilayah Kabupaten Karo dan tingkat Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.

Perhitungan Penerimaan Komoditas Jagung Karo dan SumateraUtara (Rupiah) Tahun

2015-2019

Ket

Tahun

2015

2016

2017

2018

2019

Q

577.924

507.699

611.038

551.864

767.305

Qi

1.519.407

1.557.426.8

1.741.257

1.710.784.96

1.960.425.85

Pi

2.695.83

3.422.91

3.063.16

3.414.58

3.473.58

P

3.742

3.765

3.693

3.827

3.554

TR

2.162.591.608

1.911.486.735

2.256.563.334

2.111.983.528

2.727.001.970

TRi

4.096.062.972,81

5.330.931.767,99

5.333.748.792,12

5.841.612.108,72

6.809.696.024,04

Sumber: Data Sekunder Diolah (2015-2019)

Q = Jumlah produksi komoditas jagung di Kabupaten Karo

P = Harga komoditas jagung pipilan di Kabupaten Karo

TR = Total penerimaan dari komoditas jagung di Kabupaten Karo

Qi = Jumlah produksi komoditas jagung di Provinsi Sumatera Utara

Pi = Harga komoditas jagung pipilan di Provinsi Sumatera Utara

TRi = Total penerimaan dari komoditas jagung di Provinsi Sumatera Utara

Tabel 3 menunjukkan bahwa pada tahun 2015 total penerimaan komoditas jagung di Kabupaten Karo senilai Rp 2,16 milyar dan pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 12% sehingga penerimaan dari komoditas jagung menjadi Rp 1,9 milyar. Penurunan penerimaan disebabkan oleh luas panen yang rendah, curah hujan

dan kecepatan angin tinggi pada wilayah Kabupaten Karo. Namun pada tahun 2017 nilai penerimaan naik sebesar 18% menjadi Rp 2,2 milyar. Pada tahun 2018 kembali mengalami penurunan sebesar 6% menjadi Rp 2,1 milyar. Pada tahun 2019 naik kembali sebesar 29% menjadi Rp 2,7 milyar. Penerimaan Kabupaten Karo pada tahun 2019 mengalami peningkatan cukup besar, akan tetapi penerimaan komoditas jagung dari tahun pengamatan mengalami fluktuasi. Sementara jika dibandingkan dengan total penerimaan komoditas jagung di Provinsi Sumatera Utara dapat dilihat bahwa penerimaan dari tahun pengamatan mengalami peningkatan setiap tahun.

  • 3.4    Peranan Komoditas Jagung terhadap Perekonomian Kabupaten Karo

Adapun perananan dari komoditas jagung terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Karo dapat dilihat dari hasil penjumlahan Nasional Shift Share, Proportional Shift Share dan Different Shift Share sebagai berikut.

Analisis National Shift Share merupakan analisis yang digunakan untuk menilai peranan sektor pertanian terhadap komoditas pangan lainnya. Analisis ini membandingkan laju pertumbuhan suatu sektor di wilayah Kabupaten Karo terhadap wilayah Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 4.

Perhitungan Nasional Shift Share pada Tahun 2015-2019

Keterangan

Tahun

2015

2016

2017

2018

2019

Nilai Produksi Jagung di Kab.Karo

2,16

1,91

2,25

2,11

2,72

PDRB Kab. Karo

11.880,93

12.494,87

13.145,85

13.744,17

14.376,28

E r,it (a)

11.883,09

12.496,78

13.148,1

13.746,28

14.379

EN,t/EN,t-n (b)

0,99

0,99

0,99

0,99

0,99

c = a x b

11.764,26

12.371,81

13.016,62

13.608,82

14.235,21

Total Nasional Share

12.999

Sumber: Data Sekunder Diolah (2015-2019)

E r,it = Jumlah Total PDRB dan nilai produksi komoditas jagung Kabupaten Karo

EN,t = PDRB Provinsi Sumatera Utara

EN,t-n = PDRB Provinsi Sumatera Utara tahun awal

Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil perhitungan Nasional Shift Share bernilai positif sebesar Rp 12.999 milyar, dapat disimpulkan bahwa jagung merupakan komoditas yang memiliki peranan penting di wilayah Kabupaten Karo dengan perbandingan dengan komoditas di tingkat Provinsi Sumatera Utara.

Pergeseran proporsional digunakan untuk mengukur perubahan pertumbuhan atau penurunan pada wilayah Kabupaten Karo dibandingkan dengan perekonomian wilayah Provinsi Sumatera Utara. Pengukuran ini dapat mengetahui apakah perekonomian Kabupaten Karo terkonsentrasi pada sektor-sektor yang tumbuh lebih cepat dibanding perekonomian Provinsi Sumatera Utara.

Tabel 5.

Perhitungan Proportional Shift Share pada Tahun 2015-2019

Keterangan

Tahun

2015

2016

2017

2018

2019

E r,it (a)

11.883,09

12.496,78

13.148,1

13.746,28

14.379

EN,t/EN,t-n (b)

0,99

0,99

0,99

0,99

0,99

VN,it/VN,i t-n (c)

1,2

1,3

0,1

1,1

1,2

d = b-c

0,21

0,31

-0,89

0,11

0,21

e = a x d

2.495,45

3.874.00

-

11.701,81

1.512,09

3.019,59

Proportional Share

-160,14

Sumber: Data Sekunder Diolah (2015-2019)

E r,it = Jumlah PDRB dan nilai produksi komoditas jagung Kabupaten Karo

EN,t = PDRB Provinsi Sumatera Utara

EN,t-n = PDRB Provinsi Sumatera Utara tahun awal

VN,it = Nilai produksi komoditas jagung Provinsi Sumatera Utara

VN,i t-n = Nilai produksi omoditas jagung Provinsi Sumatera Utara tahun awal

Perhitungan proportional shift share tahun 2015-2019, menunjukkan bahwa komoditas jagung memberikan nilai negatif terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Karo yang artinya menunjukkan relatif kinerja komoditas jagung di Kabupaten Karo terhadap kinerja komoditas jagung di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar Rp -160,14 milyar. Nilai proportional shift share dari komoditas jagung juga dapat dikatakan komoditas jagung di Kabupaten Karo tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan komoditas jagung pada perekonomian Sumatera Utara.

Pergeseran diferensial yaitu dapat memberikan informasi dalam menentukan seberapa tinggi daya saing komoditas jagung dengan perekonomian Provinsi Sumatera Utara. Jika nilai pergeseran diferensial berinilai positif maka dapat dikatakan bahwa komoditas jagung memiliki tingkat kompetitif yang tinggi.

Tabel 6.

Perhitungan Different Shift Share pada Tahun 2015-2019

Keterangan

Tahun

2015

2016

2017

2018

2019

E r,it (a)

11.883,09

12.496,78

13.148,1

13.746,28

14. 379

EN,t/EN,t-n (b)

0,99

0,99

0,99

0,99

0,99

V r,it/Vr i, t-n (c)

1,2

0,9

1,2

0,9

1,3

d = c - b

0.21

-0.1

0.21

-0.09

0.31

e = a x d

2.495,45

-1.249,68

2.761,10

-1.237.17

4.457,49

Different Shift Share

1.445,44

Sumber: Data Sekunder Diolah (2015-2019)

E r,it = Total PDRB dan nilai produksi komoditas jagung Kabupaten Karo EN,t = PDRB Provinsi Sumatera Utara

EN,t-n = PDRB Provinsi Sumatera Utara tahun awal

V r,it = Nilai produksi komoditas jagung Kabupaten Karo

Vr I, t-n = Nilai produksi komoditas jagung Kabupaten Karo tahun awal

Hasil perhitungan Different Shift Share pada tahun 2015-2019 menunjukkan bahwa komoditas jagung menguntungkan dalam perkembangan perekonomian wilayah Kabupaten Karo. Different shift share komoditas jagung dengan nilai positif sebesar Rp 1.445,44 milyar, sehingga dapat dikatakan bahwa komoditas jagung Kabupaten Karo memiliki keunggulan kompetitif (Tabel 6).

Hasil dari perhitungan nilai total shift share yaitu hasil penjumlah tiga komponen shift share yang sesuai dengan rumus, sehingga diperoleh hasil shift share sebesar Rp 14.284,3 milyar, artinya komoditas jagung memiliki peranan terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Karo, dimana komoditas jagung menyumbang sebesar Rp 14.284,3 milyar terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Karo.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1    Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan yaitu jagung merupakan komoditas basis pada sektor pertanian di Kabupaten Karo dengan nilai LQ>1 selama rentang tahun 2015 hingga 2019. Berdasarkan perhitungan Dynamic Location Quotient komoditas jagung tidak mengalami perubahan peran sehingga komoditas jagung akan tetap basis dimasa yang akan datang karena memiliki nilai DLQ>1. Penerimaan Kabupaten Karo dari komoditi jagung dari tahun pengamatan mengalami fluktuasi. Pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 12% dan pada tahun 2017 kembali mengamalami peningkatan sebesar 18%. Pada tahun 2018 kembali mengalami penurunan sebesar 6% dan pada tahun 2019 mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu sebesar 29%. Komoditas jagung di Kabupaten Karo memiliki peranan penting terhadap perekonomian wilayah Kabupaten Karo diantaranya dengan menyumbang sebesar Rp 14.284,3 milyar terhadap perekonomian Kabupaten Karo. Selain itu Nilai Different shift yang bernilai positif menunjukkan bahwa komoditas jagung di Kabupaten Karo menguntungkan dalam perkembangan perekonomian Kabupaten Karo dan memiliki keunggulan kompetitif.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka beberapa saran yang dapat disampaikan adalah penentuan jagung sebagai komoditas basis di Kabupaten Karo dapat menjadi potensi yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Karo. Pemerintah Daerah Kabupaten Karo dapat memberikan penyuluhan dan bantuan yang diperlukan kepada petani untuk meningkatkan produksi komuditas jagung di

Kabupaten Karo yang mana pada akhirnya hal ini dapat meningkatkan kekayaan atau kemampuan Kabupaten Karo untuk melaksanakan pembangunan daerahnya. Pemerintah dapat melakukan pengembangan komoditas jagung di Kabupaten Karo dengan cara membuat industri hasil-hasil pertanian (agroindustri) berupa pabrik pengolahan komoditas pertanian khususnya jagung di Kabupaten Karo. Agroindustri ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah produk pertanian agar produksi tetap dapat ditingkatkan dan memperluas penciptaan lapangan kerja. Pemerintah Kabupaten Karo perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor penyebab pertumbuhan komoditas jagung lambat atau sedang merosot di Kabupaten Karo, sehingga kedepannya Pemerintah Kabupaten Karo dapat merumuskan kebijakan yang sesuai di sektor pertanian di masa yang akan datang di Kabupaten Karo.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, seluruh pihak yang telah mendukung penelitian ini yaitu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo yang bersedia sebagai informan dalam penelitian ini, sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan dan dipubliskan dalam e-jurnal dan terimakasih kepada orangtua, keluarga dan teman–teman yang telah membantu dan memberi dukungan selama proses penelitian ini.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik [BPS]. 2012. Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2012 (North Sumatera Province in Figures 2016): Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Hafsah, J. M. 2003. Ilmu Usaha Tani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Hidayah, I. 2010. Analisis Prioritas Komoditas Unggulan Perkebunan Daerah Kabupaten Buru (Pre-eminent Commodity Preference Analysis of Plantation of Sub-Province Buru). Jurnal AGRIKA 4 (1) : 143-149

Kuncoro, M. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Edisi Ke 3. Jakarta: Erlangga

Moleong. L. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nuhung, I. 2006. Bedah Terapi Pertanian Nasional. Jakarta Barat: Bhuana Ilmu Populer

Putra, M. 2011. Studi Kebijakan Publik dan Pemerintahan dalam Perspektif Kuantitatif. Malang: Universitas Brawijaya Press

Setyastiawan, Ivan., Teguh Wahyono., dan Yusniar Lubis. 2010. Peranan Komoditas Jagung (Zea Mays L.) Terhadap Peningkatan Pendapatan Wilayah Kabupaten Karo. Jurnal Agribisnis Sumatera Utara 3 (2) : 17-24

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta: UI-Press

Tarigan, R. 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Vikaliana, R. 2018. Analisis Identifikasi Sektor Perekonomian Sebagai Sektor Basis Dan Sektor Potensial Di Kota Bogor. Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi. 9 (2) : 198-202.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

479