Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i01.p19

Vol. 12, No. 1, Juli 2023

Analisis Pendapatan Peternak Ayam Broiler di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri

ILMI MUFIDA, I MADE SUDARMA*, RATNA KOMALA DEWI

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jalan PB Sudirman Denpasar 80232 Indonesia Email: ilmimufida@gmail.com *imadesudarma@unud.ac.id

Abstract

Income Analysis of Broiler Breeders in Ringinrejo District, Kediri Regency

A lot of broiler chicken farming businesses experience up and down. Breeders don't always get high profits. The purpose of this study is to analyze the quantity of income and to analyze the product factors that influence the quantity of product of broiler farms for partnership and independent patterns in Ringinrejo District, Kediri Regency. The research is conducted in Selodono and Sambi Village, Ringinrejo District, Kediri Regency, East Java Province. The types of data used are qualitative and quantitative data sourced from primary data and secondary data. The method of data collection is carried out by observation and interview. The results show that the partnership pattern receives lower income for each kg chicken than the independent pattern, which is Rp 1.068,00 while the independent pattern is Rp 3.099,00. Furthermore, the result of the analysis shows that the quantity of DOC and the quantity of feed partially have a positive and significant effect on the quantity of product, while the area of the cage has a negative and significant effect. The other variables partially have no significant effect on the quantity of product. The independent pattern of broiler farming is more profitable because income of the independent pattern is higher than the partnership pattern. Before starting production, breeders have to look at the market conditions to find out the purchase price and the selling price of livestock.

Keywords: partnership, independent, income, broiler

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Usaha peternakan ayam broiler merupakan salah satu usaha pada subsektor pertanian yang memiliki prospek yang baik dan potensial untuk dikembangkan karena memiliki banyak keunggulan antara lain yaitu waktu pemeliharaan ternak yang relatif singkat, produktivitas tinggi dan menguntungkan, pangsa pasar dan peluang bisnis yang besar sehingga usaha ini banyak digeluti oleh masyarakat.

Pengelolaan usaha peternakan ayam broiler di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri ada dua pola yaitu pola kemitraan dan pola mandiri. Pada usaha peternakan ayam broiler yang dilaksanakan dengan pola kemitraan yaitu perusahaan menyediakan sarana produksi ternak (sapronak) dan memasarkan hasil ternak, sedangkan peternak menyediakan kandang dan tenaga kerja. Pada pola usaha peternakan ayam broiler secara mandiri modal sepenuhnya ditanggung oleh peternak, mulai dari menyediakan tempat/kandang, peralatan, tenaga kerja, sarana produksi ternak (sapronak) serta memasarkan sendiri hasil ternaknya.

Kenyataan di lapangan khususnya di kawasan Kecamatan Ringinrejo, usaha peternakan ayam broiler banyak yang mengalami pasang surut. Para peternak ayam broiler tidak selamanya memperoleh keuntungan yang maksimal. Apalagi di masa pandemi covid-19 ini tidak hanya peternak mandiri, namun para peternak mitra yang biasanya memperoleh harga lebih stabil daripada pasar juga mengalami tinggi rendahnya pendapatan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu karena fluktuasi harga. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pendapatan Peternak Ayam Broiler di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri”.

  • 1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diangkat yaitu: (1) Seberapa besar pendapatan peternak ayam broiler pola kemitraan dan pola mandiri di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri? (2) Bagaimanakah pengaruh faktor produksi terhadap jumlah produksi usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan dan pola mandiri di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Menganalisis besarnya pendapatan usaha peternak ayam broiler pola kemitraan dan pola mandiri di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri. (2) Menganalisis faktor produksi yang berpengaruh terhadap jumlah produksi usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan dan pola mandiri di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri.

  • 2.    Bahan dan Metode

    • 2.1    Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2021 di Desa Selodono dan Desa Sambi Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur.

  • 2.2    Data dan Metode Pengumpulan

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Sumber data primer bersumber dari responden langsung dan data sekunder bersumber dari lembaga atau instansi yang terkait sedangkan metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara.

  • 2.3    Penentuan Sampel

Metode pengambilan sampel yaitu sensus dimana metode sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Semua peternak ayam broiler pola kemitraan dari Desa Selodono sebanyak 24 peternak dan peternak pola mandiri dari Desa Sambi yang berjumlah delapan peternak dijadikan sampel penelitian sehingga total sampel yaitu 32 respoden.

  • 2.4    Variabel Penelitian dan Pengukuran

Penelitian ini menggunakan variabel pendapatan dan jumlah produksi ayam broiler di Kecamatan Ringinrejo dengan parameter didasarkan dari wawancara para peternak. Adapun dasar indikator pengukuran adalah sebagai berikut.

Tabel 1.

Indikator Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel

Indikator

Parameter

Pengukuran

Pendapatan

Total Biaya :

Kuantitatif

a. Biaya Tetap

  • 1)    Penyusutan Kandang

  • 2)    Penyusutan Peralatan

  • 3)    PBB

(Rp/periode)

b. Biaya Variabel

  • 1)    Jumlah (ekor) dan Harga Bibit (Rp)

  • 2)    Jumlah (kg) dan Harga Pakan (Rp)

  • 3)    Jumlah (orang) dan Upah Tenaga Kerja (Rp)

  • 4)    Jumlah (gr) dan Harga Obat dan Vitamin (Rp)

  • 5)    Besarnya Biaya Listrik dalam Satu Periode

  • 6)    Besarnya Biaya Bahan Bakar dalam Satu

(Rp)

Periode

Total Penerimaan :

a. Penjualan Ternak

  • 1)    Jumlah Produksi (kg)

  • 2)    Harga Jual (Rp)

(Rp)

b. Penjualan Karung

  • 1)    Jumlah Karung (buah)

  • 2)    Harga Jual (Rp)

(Rp)

Jumlah

Faktor Produksi :

Kuantitatif

Produksi (Y)

1. DOC (X1)

Jumlah Bibit yang digunakan dalam Satu Periode

(ekor)

2. Pakan (X2)

Jumlah Pakan yang digunakan dalam Satu Periode

(kg)

3. Tenaga Kerja (X3)

Jumlah Orang yang Bekerja dalam Satu Periode

(orang)

4. Obat dan Vitamin

Jumlah Obat dan Vitamin yang digunakan dalam

(gram)

(X4)

Satu Periode

5. Listrik (X5)

Jumlah Biaya Listrik yang digunakan dalam Satu Periode

(Rp)

6. Bahan Bakar (X6)

Jumlah Biaya Bahan Bakar yang digunakan dalam Satu Periode

(Rp)

7. Luas Kandang (X7)

Jumlah Luas Kandang Untuk Memelihara Ayam Broiler

(m2)

8. Mortalitas (X8)

Tingkat Kematian yang Terjadi dalam Satu

Periode

(%)

  • 2.5    Metode Analisis Data

    2.5.1    Analisis Pendapatan Usaha

Perhitungan analisis pendapatan usaha peternakan ayam broiler di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri dapat diketahui dengan cara menentukan biaya, penerimaan dan pendapatan masing-masing peternak ayam broiler pola kemitraan dan pola mandiri. Menurut Sriyadi (2014), untuk mengetahui besarnya biaya total digunakan rumus sebagai berikut.

TC = TFC + TVC …………………………………………………………(1) Dimana :

TC   = Biaya Total (Rp/periode)

TFC  = Biaya Tetap Total (Rp/periode)

TVC = Biaya Variabel Total (Rp/periode)

Untuk mengetahui total penerimaan usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan dan pola mandiri di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri digunakan rumus menurut Damanik dan Sasongko (2010) sebagai berikut.

TR = Q. Pq …………………………………………………………………(2) Dimana :

TR   = Total Penerimaan (Rp/periode)

Q    = Jumlah Produksi Ayam Broiler (periode)

Pq    = Harga (Rp)

Untuk mengetahui pendapatan atau keuntungan usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan dan pola mandiri di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri digunakan rumus menurut Sriyadi (2014) sebagai berikut.

Y = TR – TC ………………………………………………………………(3) Dimana :

Y     = Total Pendapatan (Rp/periode)

TR   = Total Penerimaan (Rp/periode)

TC   = Total Biaya (Rp/periode)

  • 2.5.2    Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui faktor produksi usaha ternak ayam broiler yang berpengaruh terhadap besarnya jumlah produksi usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan dan pola mandiri di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri dapat dilakukan analisis regresi linier berganda dengan rumus menurut Harlan (2018) sebagai berikut.

Y = ɑ + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + β8X8 + dD + ε ……..(6) Dimana :

Y   =  Jumlah Produksi (Kg)

  • X1  =  Jumlah DOC (ekor)

X2  =  Jumlah Pakan (Kg)

X3  =  Jumlah Tenaga Kerja (orang)

X4  = Jumlah Obat dan Vitamin (gram)

X5

X6

X7

X8 D

Biaya Listrik (Rp)

Biaya Bahan Bakar (Rp)

Luas Kandang (m2)

Mortalitas (%)

Peubah Dummy, D=0 (pola mandiri) dan D=1 (pola kemitraan)

ɑ β D

Konstanta

Koefisien Regresi

Koefisien peubah dummy

ε

Faktor pengganggu (eror)

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1   Analisis Pendapatan

  • 1.    Biaya

Biaya adalah keseluruhan jumlah biaya yang dikeluarkan dari proses produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Berikut merupakan perhitungan total biaya dari usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan dan pola mandiri di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri.

Tabel 2.

Biaya Usaha Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri

Pola Usaha

Populasi Ternak (Ekor)

Biaya Tetap Total (Rp/periode)

Biaya Variabel Total (Rp/periode)

Biaya Total (Rp/periode)

Biaya Total (Rp/kg)

Kemitraan

4288

2.734.845

138.874.836

141.609.681

16.989

Mandiri

3188

2.410.432

93.741.516

96.151.947

16.553

Sumber : Data Primer yang telah Diolah, 2021

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa total biaya produksi dalam usaha peternakan ayam broiler di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri biaya variabel merupakan komponen biaya terbesar dalam suatu proses produksi karena berkaitan dengan jumlah populasi ternak dimana semakin besar populasi ternak semakin besar pula biaya yang dikeluarkan. Sesuai dengan penelitian Sirajuddin (2013) bahwa biaya variabel merupakan komponen biaya terbesar karena berkaitan dengan jumlah skala usaha atau jumlah ternak yang dipelihara peternak dimana semakin tinggi jumlah ternak makin tinggi juga biaya variabel yang dikeluarkan. Selain itu, perbedaan pola usaha yang dijalankan peternak juga memengaruhi biaya total produksi. Peternak mitra dalam menjalankan usahanya disesuaikan dengan standar perusahaan inti sedangkan peternak mandiri tidak ada aturan yang mengikat dalam menjalankan usahanya. Oleh sebab itu, biaya total per kg pola kemitraan lebih tinggi daripada biaya total per kg pada pola mandiri. Serupa dengan pendapat Dityas (2019) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa peternak yang bermitra memiliki populasi ayam yang lebih banyak dan juga harus mengikuti prosedur dari perusahaan

itu sendiri di bandingkan dengan peternak mandiri yang populasinya lebih sedikit dan tidak ada aturan dalam mengelola ternak mereka sehingga bisa mengontrol pengeluaran biaya tetap maupun biaya variabel.

  • 2.    Penerimaan

Penerimaan hasil produksi adalah jumlah dari seluruh hasil sumber penerimaan peternak dari usaha peternakan yang dijalankannya. Perhitungan total penerimaan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.

Penerimaan Usaha Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri

Pola Usaha

Jenis Penerimaan

Penerimaan (Rp/periode)

Penerimaan (Rp/kg)

Pola Kemitraan

Ayam Hidup

147.681.514,00

17.895,00

Karung Bekas

305.313,00

37,00

Insentif

2.521.923,00

303,00

Total Penerimaan

150.508.750,00

18.235,00

Pola Mandiri

Ayam Hidup

114.041.879,00

19.675,00

Karung Bekas

136.125,00

24,00

Total Penerimaan

114.178.004,00

19.699,00

Sumber : Data Primer yang telah Diolah, 2021

Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa total penerimaan dalam usaha peternakan ayam broiler di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri pola mandiri mendapat penerimaan per kg yang lebih tinggi daripada pola kemitraan yaitu Rp 19.699,00/kg sedangkan pola kemitraan sebesar Rp 18.235,00/kg ayam. Hal ini disebabkan penerimaan penjualan ayam hidup pola mandiri pada saat itu mendapat harga pasar yang tinggi yaitu Rp 19.675,00/kg dibandingkan dengan pola kemitraan yang harga jualnya sesuai dengan kontrak perjanjian yang sudah disepakati oleh peternak pola kemitraan dengan perusahaan inti sebelum produksi yaitu sebesar Rp 17.895,00/kg. Menurut pendapat Alfa, et al. (2016) penerimaan terbesar didapat dari penjualan ayam yaitu rata-rata sebesar Rp 473.510.225,00 dengan persentase (94,75%), dikarenakan harga jual untuk ayam broiler tersebut memang paling besar nilainya.

Pada perhitungan penerimaan dalam satu periode, peternak dengan pola kemitraan mendapatkan penerimaan lebih besar dari peternak pola mandiri karena populasi ternak ayam broiler lebih banyak dan mendapat insentif dari perusahaan inti. Hal ini selaras dengan pendapat Dafitra, et al. (2018) bahwa besarnya penerimaan pada pola kemitraan tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu jumlah populasi ayam broiler jauh lebih banyak dibandingkan dengan pola mandiri, jumlah kotoran ayam dan karung lebih banyak sehingga dapat memengaruhi besarnya penerimaan.

  • 3.    Pendapatan

Pendapatan adalah selisih besaran total penerimaan ayam broiler dengan total biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya produksi dalam satu periode. Berikut

merupakan perhitungan total pendapatan dari usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan dan pola mandiri di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri.

Tabel 4.

Pendapatan Usaha Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri

Pola Usaha

Penerimaan Total (Rp/periode)

Biaya Total (Rp/periode)

Pendapatan (Rp/periode)

Pendapatan (Rp/kg)

Pola

Kemitraan

150.508.750,00

141.609.681,00

8.899.069,00

1.068,00

Pola

Mandiri

114.178.004,00

96.151.947,00

18.026.057,00

3.099,00

Sumber : Data Primer yang telah Diolah, 2021

Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan dan pola mandiri memiliki hasil yang berbeda dimana pola kemitraan mendapatkan pendapatan yang lebih rendah daripada pola mandiri. Biaya produksi pola kemitraan lebih tinggi dibandingkan biaya produksi pola mandiri yaitu sebesar Rp 16.989,00/kg sedangkan pola mandiri hanya sebesar Rp 16.553,00/kg. Selain itu, pola mandiri mendapat penerimaan yang lebih tinggi daripada pola kemitraan yaitu Rp 19.699,00/kg sedangkan pola kemitraan sebesar Rp 18.235,00/kg ayam karena penjualan ayam hidup pada pola mandiri pada saat itu mendapat harga pasar yang tinggi yaitu Rp 19.675,00/kg dibandingkan dengan pola kemitraan yang sesuai harga kontrak sebesar Rp 17.895,00/kg. Inilah yang menyebabkan perbedaan pendapatan per kg pada pola kemitraan sebesar Rp 1.068,00 dan pola mandiri mendapat pendapatan per kg sebesar Rp 3.099,00.

Nilai pendapatan diperoleh dari pengurangan antara penerimaan total dengan biaya total sehingga pendapatan ini merupakan hasil bersih yang diterima oleh peternak. Hal ini sesuai dengan pendapat Hoddi yang dikutip Susanto, et al. (2014) yaitu keuntungan yang diperoleh peternak ayam pedaging merupakan hasil dari penjualan ternak dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa produksi. Hasil itu harus dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkannya. Setelah semua biaya tersebut dikurangkan barulah peternak memperoleh keuntungan bersih.

  • 3.2    Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk mengetahui faktor produksi usaha peternakan ayam broiler yang berpengaruh terhadap jumlah produksi usaha peternakan ayam broiler pola kemitraan dan pola mandiri di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri dapat dilakukan analisis regresi linier berganda. Pada tabel 5 berikut merupakan tabel koefisien dari hasil analisis regresi berganda variabel dummy pada usaha peternakan ayam broiler di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri yang menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 20.

Hasil persamaan regresi menunjukkan arah pengaruh jumlah DOC, jumlah pakan, jumlah tenaga kerja, jumlah obat dan vitamin, biaya listrik, biaya bahan bakar, luas kandang, mortalitas serta variabel dummy terhadap jumlah produksi usaha peternakan ayam broiler di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri sebagai berikut.

Y = 6,93 + 1,41 X1 + 0,37 X2 – 80,79 X3 + 0,017 X4 + 0,000 X5 – 0,001 X6 – 3,81 X7 – 25,16 X8 + 164,05 D + ε

Tabel 5.

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda pada Usaha Peternakan Ayam Broiler di Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri

Model

Unstandardized     Standardized

Coefficients        Coefficients      t       Sig.

B     Std. Error       Beta

(Constant)

Jumlah DOC (ekor)

Jumlah Pakan (Kg)

Jumlah Tenaga Kerja

(Orang)

Jumlah Obat dan Vitamin

(gram)

Biaya Listrik (Rp)

Biaya Bahan Bakar (Rp)

Luas Kandang (m2)

Mortalitas (%)

Variabel Dummy

6.928     392.648                   .018     .986

1.405         .457           .759   3.077     .006

.369         .082           .579   4.491      .000

-80.786      68.899           -.062  -1.173     .254

.017         .014           .035   1.164     .257

.000         .000           .027    .728     .474

  • - .001         .001           -.055   -.823      .420

  • - 3.811        1.841           -.286  -2.070     .050

  • - 25.156      36.106           -.020   -.697     .493

164.053     239.372           .024    .685     .500

a. Dependent Variable: Jumlah Produksi (Kg) Sumber : Data Primer yang diolah, 2021

Berdasarkan tabel koefisien diatas dapat diketahui bahwa dari sembilan variabel bebas yang dimasukkan dalam model ternyata hanya tiga variabel (jumlah DOC, jumlah pakan dan luas kandang) yang signifikan pada ɑ=5%, hal ini terlihat dari probabilitas signifikansi ketiganya kurang dari sama dengan 0,05. Pada variabel bebas lainnya (jumlah tenaga kerja, jumlah obat dan vitamin, biaya listrik, biaya bahan bakar, mortalitas dan variabel dummy) mempunyai nilai probabilitas yang lebih besar dari ɑ=5%.

Jadi, variabel bebas jumlah DOC dan jumlah pakan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah produksi. Artinya, jika jumlah DOC dan jumlah pakan ditingkatkan maka jumlah produksi juga akan meningkat, begitu juga sebaliknya. Menurut pendapat Hidayati (2020) dalam penelitiannya menyatakan bahwa faktor produksi yang pengaruhnya dominan adalah jumlah bibit ayam/DOC dan pakan. Selain sangat nyata (significant), nilai koefisien parameternya pun paling besar yaitu 0,413 dan 0,563 (nyata pada α = 1%).

Perubahan pada variabel bebas luas kandang mempunyai arah yang negatif berarti luas kandang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah produksi. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan setiap daerah baik dipengaruhi oleh suhu, tinggi kandang, kecepatan angin, kebersihan dan sebagainya. Menurut pendapat Dafitra et al. (2018) bahwa perlunya manajemen kandang secara teknis sebagai upaya untuk melindungi ternak dari kepadatan kandang dan terhidar dari stress.

Variabel bebas jumlah tenaga kerja, jumlah obat dan vitamin, biaya listrik, biaya bahan bakar, mortalitas dan variabel dummy memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap perubahan jumlah produksi karena memiliki nilai probabilitas lebih dari 0,05 pada ɑ=5%. Hal ini dikarenakan variabel tersebut merupakan faktor penunjang pada usaha peternakan ayam broiler dimana variabel tersebut juga memiliki pengaruh terhadap besarnya produksi meskipun tidak signifikan. Setiap peternak memiliki perbedaan dalam penggunaan faktor penunjang tersebut sehingga hasil produksi yang didapat setiap peternak juga berbeda. Variabel dummy yaitu pola usaha memberikan pengaruh yang tidak signifikan. Jadi, tidak ada perbedaan yang nyata pada pola kemitraan dan pola mandiri terhadap jumlah produksi. Hasil ini selaras dengan penelitian Alfa et al. (2016) yang menyatakan bahwa harga pakan, harga DOC dan jumlah ternak terjual secara parsial berpengaruh terhadap pendapatan, sedangkan upah tenaga kerja, harga sekam dan harga obat-obatan dan vitamin tidak berpengaruh terhadap pendapatan. Mortalitas terhadap tingkat pendapatan tidak signifikan dikarenakan mortalitas tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan (Ratnasari, 2015).

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1    Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan ayam broiler pola mandiri lebih menguntungkan daripada pola kemitraan. Pendapatan pola kemitraan lebih rendah daripada pola mandiri yaitu Rp 1.068,00/kg sedangkan pola mandiri sebesar Rp 3.099,00/kg. Selanjutnya, variabel jumlah DOC dan jumlah pakan secara parsial berpengaruh positif dan bermakna terhadap jumlah produksi sedangkan luas kandang berpengaruh negatif dan bermakna. Variabel jumlah tenaga kerja, obat dan vitamin, listrik, bahan bakar, mortalitas dan pola kemitraan atau mandiri secara parsial berpengaruh yang tidak bermakna terhadap jumlah produksi.

  • 4.2    Saran

Dalam menjalankan usaha peternakan ayam broiler, peternak harus melihat situasi dan kondisi pasar terlebih dahulu sebelum memulai produksi. Jika harga pasar sedang tinggi, peternak yang memiliki modal banyak lebih baik melakukan usaha dengan pola mandiri. Namun, jika peternak tidak mempunyai banyak modal atau

harga pasar tidak terlalu tinggi, dapat menjalankan usaha peternakan ayam broiler dengan mengikuti pola kemitraan.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi, membantu dan mendukung penulis dalam melaksanaan penelitian dari awal hingga selesai penyusunan jurnal ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dapat menjadi sarana informasi dan pertimbangan serta sebagai referensi untuk penelitian yang relevan.

Daftar Pustaka

Alfa, H. F., T. Ekowati, dan M. Handayani. 2016. Analisis Pendapatan Usaha Ayam Broiler di Kecamatan Jalaksana Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Jurnal Analisis Pendapatan Usaha, 12(2): 65–73.

Dafitra, R., D. Kurnia, dan M. Sasmi. 2018. Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan dan Pola Mandiri di Kecamatan Kuantan Tengah. Jurnal Agri Sains, 2(2): 1–17.

Damanik, K. I., dan S. Gatot. 2010. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro Ekonomi.

Salatiga: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

Dityas, D. D. 2019. Analisis Pendapatan Peternak Ayam Broiler dengan Sistem Mandiri dan Sistem Kemitraan (Studi Kasus : Desa Dolok Sagala Kec. Dolok Masihul Kab. Serdang Bedagai).

Harlan, J. 2018. Analisis Regresi Linier. Jakarta: Gunadarma.

Hidayati, N. I. 2020. Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Ayam Ras Pedaging

Pola Kemitraan dan Non Kemitraan di Kabupaten Lamongan. 12–26.

Ratnasari, R., W. Sarengat, dan A. Setiadi. 2015. Analisis Pendapatan Peternak Ayam Broiler pada Sistem Kemitraan di Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang.     Animal     Agriculture     Journal,     4(1):     47–53.

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/aaj/article/view/8474.

Sirajuddin, S. N., V. S. Lestari, dan M. Nizam. 2013. Analisis Pendapatan Peternak Ayam Ras Pedaging dengan Sistem Kemitraan Berbeda di Kecamatan Tellusiattinge Kabupaten Bone. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 8(2): 169–175.

Sriyadi. 2014. Risiko Usahatani. Yogyakarta: LP3M UMY.

Susanto, E. P. B., H. D. Utami, dan B. Hartono. 2014. Analisis Finansial Usaha Budidaya Ayam Pedaging ( Broiler ) Peternak Plasma Pola Kemitraan di PT. ‘Reza Perkasa’ Unit Budidaya Madiun. (March): 1-11.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

218