Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i01.p20

Vol. 12, No. 1, Juli 2023

Persepsi Petani Terhadap Alih Fungsi Lahan Sawah di Subak Cuculan Kota Denpasar

IMROATUL CHASANAH, I KETUT SUAMBA*, I DEWA PUTU OKA SUARDI

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232, Bali Email: imroatulchasanah6@gmail.com *suamba_unud@yahoo.co.id

Abstract

Farmers' Perceptions on the Transfer of Functions of Rice Land in Subak Cuculan, City of Denpasar

Every year agricultural land is shrinking. In 2017-2018, Subak Cuculan experienced the largest land conversion in South Denpasar covering an area of 40ha. Rice fields are converted to non-agricultural sectors. This study aims to determine the farmers' perception of the conversion of rice fields in the Cuculan subak by making the farmers a member of the Cuculan subak as respondents. Data was collected by interview, documentation, and observation. The data that has been collected is processed using qualitative descriptive. Sampling of 30 farmers with a simple random method, the assessment uses a Likert scale to obtain valid and reliable research results. Farmers' perceptions of the conversion of paddy fields in the Cuculan subak are seen from 4 aspects. Resulting in the conclusion that farmers' perceptions of land conversion on the economic aspect scored 3.21 (neutral), the socio-cultural aspect scored 3.13 (neutral), the technical aspect got a score of 2.66 (neutral), and the environmental aspect got a score of 3.24 (neutral). Suggestions that can be given by researchers on each aspect: the economic aspect can increase the subsidy for the supply of production factors, the sociocultural aspect increases the intensity of meetings and communication, the technical aspect makes it easier to access production factors such as seeds and the environmental aspect increases the action against violations of regulations related to the disposal of factory waste.

Keywords: Perception, Transfer of function, Subak

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena memiliki hasil pertanian yang melimpah. Disebut negara agraris karena sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Keberadaan petani penting bagi negara agraris untuk turut berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Gischa, 2019).

Namun, setiap tahunnya lahan pertanian mengalami penyusutan. Permasalahan yang dihadapi adalah lahan pertanian dari tahun ke tahun mengalami konversi ke non-pertanian.

Salah satu daerah yang mengalami konversi lahan ke non-pertanian adalah Bali, terutama di Kota Denpasar. Kota Denpasar sebagai ibu kota Provinsi Bali dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan perkembangan ekonominya yang pesat, menyebabkan alih fungsi lahan terjadi secara cepat dan dalam jumlah besar (Bappeda, 2018).

Pada tahun 2013 ke tahun 2014 luas lahan sawah 2.506 ha mengalami sedikit kenaikan 3 ha walaupun tergolong kecil menjadi 2.509 ha, namun dibanding pada tahun 2014 sampai dengan 2017 terus terjadi penurunan jumlah luas lahan sawah menjadi 2.497 ha, 2.444 ha dan akhirnya 2.409 ha (BPS, 2018). Penggunaan lahan pertanian berkurang diakibatkan karena penggunaan jalan, pemukiman masyarakat, dan fasilitas umum lain. Hal ini juga mengakibatkan luas lahan sawah pada subak berkurang akibat masalah alih fungsi lahan.

Kebiasaan hidup masyarakat di lingkungan dan Subak dimulai dari persepsi masyarakat. Persepsi terkait erat dengan masalah sikap karena persepsi merupakan komponen sikap, sedangkan dalam arti luas persepsi merupakan pandangan, yaitu cara seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi sebagai satu kesatuan proses yang terjadi pada diri individu yang selanjutnya digunakan untuk menerima dan menginterprestasikan informasi dari lingkungannya (Hanafi, 2003 dalam Pramesti, 2019).

  • 1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diperoleh rumusan masalah yaitu bagaimana persepsi petani terhadap alih fungsi sawah di Subak Cuculan Kota Denpasar?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi petani terhadap alih fungsi sawah di Subak Cuculan Kota Denpasar.

  • 2.    Metodelogi Penelitian

    • 2.1    Lokasi dan Waktu

Lokasi dan penelitian ini dilakukan di Subak Cuculan, Kecamatan Denpasar Selatan yang dilakukan dari 10 Januari 2021-15 Februari 2021. Subak Cuculan dipilih dengan alasan bahwa salah satu subak yang mengalami alih fungsi sawah di Kota Denpasar terbanyak dalam kurun waktu 1 tahun yaitu 2017 - 2018 dengan pengurangan luas awalnya 90 ha, menjadi 50 ha (BPS, 2018).

  • 2.2    Metode Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Metode yang dipergunakan dalam memperoleh data pada penelitian ini adalah wawancara mendalam, kuesioner, dan studi dokumentasi

  • 2.3    Populasi dan Sampel

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Slovin. Penentuan pengambilan jumlah sampel dengan metode Slovin. Rumus Slovin yaitu: n = N / (1 + (N x e²). Perhitungan jumlah sampel di atas menggunakan rumus slovin sebesar 30 dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai kesesuaian. Jadi jumlah petani yang dijadikan sampel adalah sebanyak 30 orang dari petani Subak Cuculan Kota Denpasar. Sampel diambil dengan menggunakan metode simple random sampling, yaitu suatu teknik pengambilan sampel atau elemen (responden) secara acak, dimana setiap elemen (responden) memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Jumlah populasi yaitu 50 orang sehingga mendapatkan 30 sampel dengan menerapkan rumus Slovin di atas.

  • 2.4    Variabel dan Analisis Data

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu aspek ekonomi, aspek sosial budaya, aspek teknis, aspek lingkungan. Persepsi Petani Terhadap Alih Fungsi Sawah Di Subak Cuculan, Kota Denpasar menggunakan metode skala likert. Skala likert berfungsi dalam mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang maupun kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2011). Pengukuran yang digunakan adalah skala likert 5 point, mulai dari skor 1-5 atau mulai dari “sangat tidak baik” sampai sangat baik ”. Skor yang telah diperoleh selanjutnya akan didistribusikan dalam kategori atau kelas dengan menggunakan rumus kelas sebagai berikut:

ι = R/k ……………………………………….. (1) Keterangan :    ι = Interval kelas

R = Selisih nilai pengamatan tertinggi dan terendah k = Jumlah Interval kelas kategori yang diinginkan

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Karakteristik Responden

Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah responden 30 petani. Petani yang menjadi responden dengan rentang usia 15-65 serta latar belakang pendidikan ada yang tidak tamat SD, lulus SD, SMP, dan SMA sebagai petani sawah di Subak Cuculan kota Denpasar.

  • 3.2    Persepsi terhadap Aspek Ekonomi

Persepsi pada aspek ekonomi adalah tingkat tanggapan adanya manfaat yang diperoleh petani dari segi ekonomi. Adapun hasil penelitian yang didapat dari 30 sampel mengenai persepsi dari aspek ekonomi dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1.

Persepsi Petani terhadap Alih Fungsi Sawah di Subak Cuculan Kota Denpasar dari Aspek Ekonomi

Indikator

STB (1)

TB

(2)

N

(3)

B

(4)

SB

(5)

Rata-rata

Ket.

Alih  fungsi menjadi bangunan kost

memberikan  pendapatan  lebih  besar

1

6

22

4

0

2,88

Netral

dibanding sektor pertanian (P1)

Alih  fungsi  manjadi bangunan kost

memberikan pendapatan lebih pasti (P2)

0

5

24

4

0

2,97

Netral

Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bibit mahal (P3)

0

4

24

4

1

3,06

Netral

Biaya yang dikeluarkan untuk membeli pupuk mahal (P4)

0

1

7

22

3

3,82

Baik

Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil kost cepat (P5)

0

1

20

12

0

3,33

Netral

Pendapatan uang bulanan kost lebih pasti (P6)

0

2

23

8

0

3,18

Netral

Rata-rata Aspek Ekonomi

3,21

Netral

Sumber: data primer diolah, 2021.

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap alih fungsi sawah di Subak Cuculan pada aspek ekonomi adalah netral, mendapatkan skor 3,21 yang artinya alih fungsi lahan tidak berdampak buruk atau positif dari segi ekonomi. Persepsi paling tinggi petani Subak Cuculan adalah “biaya yang dikeluarkan untuk membeli pupuk mahal (P4)” dengan jawaban terbanyak yaitu 22 orang dan skor 3,82 dalam kategori baik yang artinya memang benar terjadi kenaikan harga pupuk yang mahal. Sehingga untuk mendapatkan pupuk dengan harga yang murah harus membelinya ke daerah lain, seperti Badung.

Indikator alih fungsi manjadi bangunan kost memberikan pendapatan lebih pasti (P2) menunjukkan skor 2.97 dengan keterangan netral, sebanyak 24 petani memiliki persepsi netral pada indikator ini. Hal ini dikarenakan petani beranggapan bahwa pendapatan kost lebih pasti dibandingkan dengan pendapatan hasil pertanian. Indikator biaya yang dikeluarkan untuk membeli bibit mahal (P3) menunjukkan skor 3.06 artinya netral, sebanyak 24 orang petani Subuk Cuculan memiliki persepsi netral pada indikator ini. Hal ini dikarenakan petani menganggap harga bibit tidak terlalu mahal. Sehingga persepsi petani Subak Cuculan bersifat netral.

  • 3.3    Persepsi terhadap Aspek Sosial Budaya

Persepsi aspek sosial budaya adalah tingkat tanggapan serangkaian aspek sosial budaya yang ditinjau dari aktivitas masyarakat di subak Cuculan. Adapun hasil penelitian yang didapat dari 30 sampel mengenai persepsi dari aspek sosial budaya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2.

Persepsi Petani terhadap Alih Fungsi Sawah di Subak Cuculan Kota Denpasar dari Aspek Sosial Budaya

STB TB N B SB Rata-

n   ator                                         (1)  (2) (3) (4)  (5) rata       et.

Pemilik lahan tidak mendapatkan sanksi

sosial ketika mengalihfungsikan lahannya 0   1  27  5   0  3,12   Netral

(P1)

Pemilik lahan tetap dapat menjadi anggota

subak ketika alih fungsi lahannya (P2)                               ,

Pemilik lahan tetap dapat bersosial dengan

baik dengan tetangganya saat jadi bangunan 0   3  18  11   1  3,30   Netral

kost (P3)

Petani penggarap tetap dapat mengikuti

upacara di subak setelah alih fungsi lahannya 0   4  20  9   0  3,15   Netral

(P4)

Hubungan pekaseh dan petani subak Cuculan

0   4  20  8   1  3,18   Netral

tetap terjalin baik setelah alih fungsi (P5)

Hubungan pemilik lahan dengan pekaseh

Subak Cuculan tetap terjalin baik setelah alih 0   1   27  5   0  3,12   Netral

fungsi lahannya (P6)

Hubungan pemilik lahan dengan penyuluh

pertanian tetap terjalin baik setelah alih 1   5  21   6   0  2,97   Netral

fungsi lahannya (P7)

Rata-rata Aspek Sosial Budaya                                   3,13   Netral

Sumber: data primer diolah, 2021.

Data tabel 2 menunjukkan bahwa persepsi petani secara keseluruhan pada aspek sosial budaya menyatakan bahwa alih fungsi sawah di Subak Cuculan dengan netral, memiliki skor 3,13 yang artinya alih fungsi lahan tidak berdampak buruk atau positif dari segi sosial budaya. Persepsi paling tinggi petani Subak Cuculan adalah “pemilik lahan tetap dapat bersosial dengan baik dengan tetangganya walaupun menjadikan bangunan kost (P3)” dengan jawaban terbanyak berada pada skala netral sebanyak 18 orang dan skala baik sebanyak 11 orang memiliki skor 3,30 dalam kategori netral.

  • 3.4    Persepsi terhadap Aspek Teknis

Adapun hasil penelitian yang didapat dari 30 sampel mengenai persepsi dari aspek teknis dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3.

Persepsi Petani terhadap Alih Fungsi Sawah di Subak Cuculan Kota Denpasar dari Aspek Teknis

Indikator

TB TB

N

(3)

B

(4)

SB Rata-

Ket.

(1)

(2)

(5)

rata

Ketersedian tenaga bangunan mudah didapat di Kota Denpasar (P1)

0

6

22

5

0

2,97

Netral

Ketersedian tenaga kerja buruh tani sulit didapat di Denpasar (P2)

1

9

18

5

0

2,82

Netral

Air irigasi di Subak Cuculan tidak lancar (P3)

1

17

9

6

0

2,61

Netral

Pemeliharaan bangunan kost lebih mudah (P4)

0

1

21

10

1

3,33

Netral

Proses pemasaran hasil pertanian sulit (P5)

4

18

6

5

0

2,36

Tidak Baik

Ketersedian cangkul mudah didapatkan di Denpasar (P6)

3

15

13

2

0

2,42

Tidak Baik

Ketersedian traktor sawah sulit didapat (P7)

1

15

14

3

0

2,58

Tidak Baik

Ketersedian sprayer pertanian sulit didapat di

Denpasar (P8)

2

14

16

1

0

2,48

Tidak Baik

Ketersediaan bibit sulit didapat di Denpasar (P9)

1

19

12

1

0

2,39

Tidak Baik

Rata-rata Aspek Teknis

2,66

Netral

Sumber: data primer diolah, 2021.

Berdasarkan data tabel 3 menunjukkan bahwa persepsi petani secara keseluruhan pada aspek teknis menyatakan bahwa alih fungsi sawah di Subak Cuculan dengan netral, memiliki skor 2,66 yang artinya alih fungsi lahan tidak berdampak buruk atau positif dari segi teknis. Kategori ketersediaan traktor sulit didapatkan masuk dalam ketegori tidak baik artinya tidak setuju traktor yang biasanya digunakan dalam alat produksi sudah tidak digunakan kembali dikarenakan sudah mengalami alih fungsi lahan.

  • 3.5    Persepsi terhadap Aspek Lingkungan

Persepsi pada aspek lingkungan adalah tingkat tanggapan petani terkait ketersediaan sumber daya alam hayati, sumber daya tanah, air dan udara, dan kenyamanan lingkungan setelah alih fungsi sawah. Adapun hasil penelitian yang didapat dari 33 sampel mengenai persepsi dari aspek lingkungan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809

Vol. 12, No.

1, Juli 2023

Tabel 4.

Persepsi Petani terhadap Alih Fungsi Sawah di Subak Cuculan

Kota Denpasar dari Aspek Lingkungan

STB TB

Indikator                                       (1) (2)

N

(3)

B

(4)

SB

(5)

Rata-rata

Keterangan

Polusi air meningkat mengakibatkan air irigasi tercemar (P1)

0

2

14

16

1

3,48

Baik

Polusi udara meningkat setelah alih fungsi sawah (P2)

0

0

30

3

0

3,09

Netral

Polusi tanah meningkat setelah alih fungsi sawah (P3)

0

4

19

10

0

3,18

Netral

Keragaman hayati semakin berkurang akibat alih fungsi sawah (P4)

0

3

20

10

0

3,21

Netral

Keamanan   berkurang   karena   banyak

pendatang yang menghuni kost (P5)

0

1

24

8

0

3,21

Netral

Rata-rata Aspek Lingkungan

3,24

Netral

Sumber: data primer diolah, 2021.

Berdasarkan hasil data tabel 4 menunjukkan bahwa persepsi petani secara keseluruhan pada aspek lingkungan menyatakan bahwa alih fungsi sawah di Subak Cuculan dengan netral, memiliki skor sebesar 3,24 yang artinya alih fungsi lahan tidak berdampak buruk atau positif dari segi lingkungan.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1    Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi petani terhadap alih fungsi sawah di Subak Cuculan Kota Denpasar termasuk dalam kategori netral pada setiap aspek. Aspek ekonomi termasuk kategori netral dengan skor 3.21. Aspek sosial budaya termasuk dalam ketegori netral dengan skor 3.13. Aspek teknis termasuk dalam kategori netral dengan skor 2.66, merupakan aspek terendah. Aspek lingkungan termasuk kategori netral dengan skor 3.24, merupakan aspek tertinggi menurut persepsi petani terhadap alih fungsi lahan di Subak Cuculan.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya dan simpulan yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan saran yaitu Aspek ekonomi: Pemerintah Daerah maupun koperasi dapat meningkatkan subsidi persediaan faktor produksi, diharapkan dengan harga yang lebih terjangkau petani dapat melanjutkan keberlanjutan usahatani dan tidak mengalihfungsikan lahan ke sektor non-pertanian. Aspek sosial budaya: Penyuluh dengan anggota subak meningkatkan intensitas pertemuan dan komunikasi melalui rapat subak yang rutin, diharapkan dapat

mempererat hubungan sosial antar petani dan memberikan informasi terbaru terkait pengembangan usaha pertanian sehingga petani dapat mengembangkan usahataninya. Aspek teknis: Koperasi dapat mempermudah akses mendapatkan faktor produksi seperti bibit maupun peralatan pertanian, diharapkan dapat memperlancar keberlanjutan usahatani baik sayuran maupun padi di Subak Cuculan sehingga dapat menekan terjadinya pengalihfungsian lahan. Aspek lingkungan: Dinas lingkungan hidup bersama pekaseh meningkatkan penindakan terhadap pelanggaran aturan terkait pembuangan limbah pabrik di aliran sungai yang menjadi sumber air lahan subak Cuculan, diharapkan dapat mengurangi polusi air, sehingga lahan pertanian dapat berlanjut.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Ucapan terima kasih penulis tunjukkan kepada semua pihak yaitu Kelian Subak Cuculan Kota Denpasar, petani, serta semua pihak yang membantu pelaksanaan proses penelitian sehingga e-jurnal ini terselesaikan dengan baik.

Daftar Pusataka

Bappeda (Badan Pembangunan Perencanaan Daerah) Kota Denpasar. 2018. Denpasar Membangun. Denpasar: Badan Pembangunan Perencanaan Daerah. Tersedia secara online di: https://bappeda.baliprov.go.id/ (diakses 5 Januari 2020)

BPS (Badan Pusat Statistik). 2018. Rekapitulasi Mutasi / Perubahan Lahan Sawah Ke Non Sawah Per Kecamatan Denpasar Utara Tahun 2018. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Denpasar. Tersedia secara online di: https://bali.bps.go.id/ (diakses 10 Januari 2020)

Gischa, S. 2019. Indonesia Sebagai negara Agraris, Apa Artinya?. Tersedia secara online di: https://www.kompas.com/ (diakses pada 13 Juli 2020)

Pramesti, G.A.W. 2019. Persepsi petani terhadap subak Persepsi Petani Terhadap Penetapan Subak Anggabaya Sebagai Subak Lestari Di Kota Denpasar. Skripsi. Denpasar: Universitas Udayana

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

226