Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i01.p18

Vol. 12, No. 1, Juli 2023

Strategi Pengembangan Agrowisata Bali Pulina di Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar

I.A. BINTANG MANIK MAHADEWI, I.G.A.OKA SURYAWARDANI*, I.G.A.A. LIES ANGGRENI

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar, 80232

Email: bintangmanikmahadewi@gmail.com *gungdani@gmail.com

Abstract

Strategy Development of Bali Pulina Agrotourism in Sebatu Village, Tegallalang Sub-District, Gianyar Regency

Bali Pulina Agrotourism is located in Desa Sebatu Village, at Tegallalang Sub District. Due to a lot of local agrotourism business nearby the Bali Pulina, make a increasement of fierce competition between each other to keep their existence. Sustainable of Bali Pulina Agrotourism is determines by the strategy concept of development in orther to overcome the uncertainty of visitors. The purpose of this research is to evaluate internal factor and external factor and also generate the alternative strategy to develop and make a longterm sustainability of Bali Pulina Agrotourism. The internal factor, external factor with matrix evaluation, matrix SWOT and QSPM are used in this field analysis. The result shown that the strength of internal factor to develop Bali Pulina Agrotourism is the area have good soil fertility to support the agrotourism sector development. Then, the weakness of internal factor is the lack of promotion such as on social media, newspaper, and magazine. Meanwhile, the opportunity of external factor that Bali Pulina have is the back to nature trend with the advantages of nature tour concept, religious, Balinese culinary and the strong Balinese culture that can promises by this agrotourism. The threat of the external factor that can be risk of Bali Pulina Agrotourism is the tight competition between nearby agrotourisms. Based on matrix SWOT analysis, there are eleven concern of alternative strategy with the priority strategy is to optimally using facilities in Bali Pulina Agrotourism.

Keywords: agroturism, development, strategy, educational tourism, SWOT analysis

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Indonesia sebagai Negara yang memiliki kekayaan alam melimpah sangat potensial untuk pengembangan destinasi wisata berbasis alam. Baik ekowisata, wisata alam binaan, maupun wisata minat khusus Darsoprajitno (2002). Menurut

Budiarti (2013) kekayaan alam tersebut dapat menjadi suatu pondasi dalam membangun sebuah perekonomian nasional. Beberapa contoh pengelolaan komoditas pertanian mencakup pengelolaan tanaman pangan, holtikultura, perkebunan serta biodiversitas hayati dengan diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam yang mempunyai daya tarik kuat untuk dijadikan sebagai sebuah Agrowisata. Maruti (2009) menyampaikan bahwa agrowisata yaitu bisnis berbasis usahatani yang terbuka untuk umum. Menurut Palit et.al (2017) agrowisata didefinisikan sebagai sebuah rangkaian kegiatan wisata dengan memanfaatkan potensi pertanian sebagai objek wisata, baik berupa panorama alam kawasan pertaniannya maupun keunikan dan keanekaragaman aktivitas produksi dan teknologi pertaniannya serta budaya masyarakat pertaniannya. Fazlur (2011) menjelaskan pengembangan agrowisata diharapkan mampu meningkatkan dan melestarikan potensi sumber daya alam (SDM) di suatu wilayah, meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat di sekitar agrowisata serta membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di pedesaan. Utama (2019) menjelaskan agrowisata memberi kesempatan bagi petani untuk mampu meningkatkan kualitas hidupnya melalui sumber daya pertanian miliknya, dan memberi gambaran secara nyata kepada wisatawan tentang pertanian dan kehidupan bertani.

Salah satu provinsi yang memiliki potensi pengembangan agrowisata adalah Provinsi Bali tepatnya berada pada Kecamatan Tegallalang. Tegallalang terkenal memiliki suasana khas pedesaan dengan hamparan sawah berundak dengan suasana yang masih asri. Seiring berjalannya waktu melalui pemanfaatan keindahan alam yang dimiliki, mulai bermunculan beberapa objek-objek agrowisata di Tegallalang, seperti Agrowisata Chelsea, Agrowisata Bali Pulina, Agrowisata Alas Arum serta Agrowisata Alam Bali. Jika ditarik beberapa tahun kebelakang, berdasarkan data rekapitulasi potensi pariwisata Kabupaten Gianyar Tahun 2017, menunjukkan bahwa Kecamatan Tegallalang memiliki lebih dari 90 pondok wisata, dan tentunya tidak akan menutup kemungkinan di masa mendatang akan mengalami peningkatan jumlah objek wisata alam di Tegallalang. Hermawan (2017) menjelaskan bahwa kunci dari keberlanjutan destinasi wisata alam terletak pada sejauh mana kemampuan manajemen mengelola daya tarik wisatanya. Masalah yang dihadapi Agrowisata Bali Pulina terjadinya persaingan yang semakin ketat antar agrowisata pada daerah tersebut dan jumlah kunjungan wisatawan di Bali Pulina diperkirakan akan mengalami penurunan. Suryawardani et.al (2019) mengungkapkan bahwa areal parkir, peralatan yang digunakan pada Agrowisata Bali Pulina, profesionalitas karyawan serta kurang puasnya pengunjung pada atraksi yang diberikan oleh Agrowisata Bali Pulina menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan. Dengan memperhatikan berbagai aspek dari lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi perkembangan Agrowisata Bali Pulina diharapkan mampu menarik minat pengunjung, sehingga keberlanjutan dapat dipertahankan.

  • 1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan pada penelitian ini sebagai berikut.

  • 1.    Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal dalam proses pengembangan Agrowisata Bali Pulina?

  • 2.    Bagaimana grand strategi pada pengembangan Agrowisata Bali Pulina?

  • 3.    Bagaimana strategi alternatif yang seharusnya dilakukan dalam pengembangan Agrowisata Bali Pulina?

  • 4.    Bagaimana strategi yang paling tepat dalam pengembangan Agrowisata Bali Pulina?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dituliskan tujuan penelitian sebagai berikut.

  • 1.    Untuk Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal dalam pengembangan Agrowisata Bali Pulina.

  • 2.    Untuk merancang strategi utama (grand strategi) dalam pengembangan Agrowisata Bali Pulina.

  • 3.    Untuk merancang strategi alternatif dalam pengembangan Agrowisata Bali Pulina.

  • 4.    Untuk menentukan strategi yang paling tepat untuk diprioritaskan dalam pengembangan Agrowisata Bali Pulina.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Agrowisata Bali Pulina yang bertempat di Jl. Raya Pujung Kaja, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar. Dari bulan Juni 2021 sampai dengan September 2021. Penetapan lokasi dipilih karena berbagai pertimbangan yaitu Agrowisata Bali Pulina menjadi salah satu tempat kegiatan ekonomi masyarakat setempat di Desa Sebatu serta ramai dikunjungi oleh wisatawan dengan dilengkapi wisata edukasi pertanian. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu metode pemilihan lokasi dengan pemilihan tempat dilakukan secara sengaja dengan beberapa pertimbangan.

  • 2.2    Jenis dan Sumber Data

Jenis data penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini didapatkan melalui wawancara mendalam (indept interview) sebanyak 8 orang. Adapun informan kunci yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini yaitu Ni Made Kartika Sari (General Manager Agrowisata Bali Pulina), Ni Made Estri Yani (Accounting Manager), Ni Wayan Mintari (Accounting Manager), Ni Wayan Diejawati (HRD Manager), Ni Putu Suriyanti (Karyawan), Pande Putu Sinta Dewi

(Karyawan), I Wayan Tangsi Asrama (Perbekel Desa Sebatu), I Gede Bawa Sujana (wisatawan).

  • 2.3    Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan berupa angket, wawancara mendalam (indept interview) dan dokumentasi, yang berupa data primer. Wawancara mendalam dilakukan untuk mencari informasi yang lebih luas dan akurat dari informan kunci yang sudah ditetapkan. Menurut (Sugiyono, 2014) kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara peneliti memberikan daftar pertanyaan atau pernyataan yang tertulis untuk dijawab oleh responden. Dokumentasi digunakan untuk melengkapi penelitian berupa data sejarah objek wisata, peta administratif di Agrowisata Bali Pulina. Studi kepustakaan untuk mencari data dengan melakukan studi pemahaman terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan permasalahan yang harus dipecahkan.

  • 2.4    Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa kuisioner (angket). (Arikunto, 2010) menjelaskan bahwa kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya, atau hal yang diketahui oleh responden. Kuesioner dalam penelitian ini agar mengetahui gambaran dan kondisi umum Agrowisata Bali Pulina, identitas informan kunci, faktor penghambat dan pendukung pengembangan Agrowisata Bali Pulina.

  • 2.5   Metode Analisis Data

Analisis data yaitu suatu proses mencari data, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data dimulai dari merumuskan dan menjelaskan sebuah masalah, sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Metode analisis data yang digunakan dalam penilitian yaitu analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT, dan matriks QSPM.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1   Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Agrowisata Bali Pulina merupakan tempat rekreasi yang memadukan alam dengan agrowisata kopi luwak yang bertempat di Jl. Raya Pujung Kaja, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, luasnya mencapai 1,5 ha. Didirikan oleh I Nyoman Diana pada tanggal 19 Januari 2011. Salah satu aktivitas yang bisa dilakukan di Agrowisata

Bali Pulina yaitu coffee plantation ditemani guide atau pemandu yang menemani selama tour pada fasilitas ini kopi tua yang telah matang hasil petikan petani kopi dari areal perkebunan sekitar dimasukan ke kandang dan di berikan kepada luwak sebagai sumber makanan utamanya dan setelah melalui proses pencernaan akan di keluarkan sebagai kotoran dan menjadi kopi luwak pengolahannya dilakukan secara tradisional. Bali Pulina bekerja sama dengan para petani kopi lokal dengan membantu mendistribusikan kopi mereka. Agrowisata Bali Pulina buka dari pukul 07.00 – 19.00 wita. Beberapa fasilitas yang ada di Agrowisata Bali Pulina yaitu coffe plantation, coffee testing, recreation, education, restaurant, shop area. Harga tiket masuk yang ditawarkan yaitu Rp 100.000/orang untuk paket luwak dan Rp 80.000/orang untuk paket normal.

  • 3.2    Identifikasi Lingkungan Internal

Suhalim (2015) menjelaskan bahwa identifikasi faktor internal dan eksternal merupakan elemen penting dalam membangun strategi pengembangan usaha.

  • 1.    Faktor kekuatan atau strenghs (S) yaitu: lokasi Agrowisata Bali Pulina strategis, pemandangan yang indah dan suasana yang nyaman, keramahan dan kerapian staf, terdapat wisata edukasi pertanian, memberikan produk yang berkualitas, memiliki daya tarik yang khas, lingkungan yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang baik guna mendukung pengembangan agrowisata, luas lahan terbilang luas.

  • 2.    Faktor kelemahan atau weakness (W) yaitu: kurangnya promosi, kurangnya kerjasama dengan perusahaan lain, terdapat beberapa wahana dan fasilitas yang kurang memadai, kurangnya kemampuan staf dalam memandu dan memberi interpretasi, kurangnya variasi makanan dan minuman, belum melakukan pengelolaan dengan baik dari segi penataan areal lingkungan yang dijadikan objek dan operasional kegiatan tur edukasi.

  • 3.3    Identifikasi Lingkungan Eksternal

Menurut Herry et.al (2010) lingkungan eksternal adalah kekuatan-kekuatan yang timbul dan berada diluar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasional perusahaan. Lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman.

  • 1.    Faktor peluang atau opportunity (O) yaitu: adanya tren back to nature, kunjungan wisata ke Bali mengalami peningkatan, banyaknya terdapat sekolah di Kabupaten Gianyar merupakan segmen utama wisata edukasi, sektor pariwisata yang semakin berkembang, presepsi masyarakat lokal bahwa pengembangan agrowisata meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja, memanfaatkan wisata alam, religi, budaya, kuliner untuk menarik wisatawan, membangun kemitraan agen.

  • 2.    Faktor ancaman atau threats (T) yaitu: banyaknya terdapat beberapa agrowisata di lingkungan Agrowisata Bali Pulina, curah hujan yang tinggi di daerah Tegallalang menyebabkan terjadinya banjir, eksistensi kawasan wisata

tidak bertahan lama, terjadinya alih fungsi lahan pertanian pada perencanaan perubahan penggunaan kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan.

  • 3.4    Hasil Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Analisis internal perusahaan mengidentifikasi faktor-faktor kunci yaitu berupa kekuatan (strengths) serta kelemahan (weakness) yang dimiliki perusahaan. Hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor strategis internal, kemudian memberikan bobot dan rating setiap faktor tersebut, sehingga didapat hasil seperti pada tabel berikut.

Tabel 1.

Bobot, Rating dan Skor Faktor Internal Strategi Pengembangan Agrowisata Bali Pulina

Faktor Internal

No

Kekuatan

Bobot

Rating

Skor

1.

Lokasi Agrowisata Bali Pulina strategis.

0,097

4

0,388

2.

Pemandangan yang indah dan nyaman.

0,091

3

0,273

3.

Keramahan dan kerapian staf.

0,091

3

0,273

4.

Terdapat wisata edukasi pertanian.

0,094

3

0,282

5.

Memberikan produk yang berkualitas.

0,097

4

0,388

6.

Memiliki daya tarik yang khas.

0,091

3

0,273

7.

Memiliki tingkat kesuburan tanah yang baik.

0,097

4

0,388

8.

Luas lahan terbilang luas.

0,097

4

0,388

Total Kekuatan

2,653

No

Kelemahan

Bobot

Rating

Skor

1.

Kurangnya promosi.

0,048

2

0,096

2.

Kurangnya kerjasama dengan perusahaan.

0,033

1

0,033

3.

Wahana dan fasilitas yang kurang memadai.

0,039

1

0,039

4.

Kurangnya  kemampuan   staf  memberi

interpretasi.

0,048

2

0,096

5.

Kurangnya variasi makanan dan minuman.

0,033

1

0,033

6.

Belum melakukan pengelolaan dengan baik pada penataan areal lingkungan kegiatan tour edukasi.

0,033

1

0,033

Total Kelemahan

0,330

Total IFE

1,00

2,983

Sumber: Data Primer, 2021

  • 3.5    Hasil Matrik Factor External Evaluation (EFE)

Analisis eksternal perusahaan menidentifikasi faktor-faktor kunci peluang

(opportunities) dan ancaman (threats) dimana faktor-faktor tersebut digunakan

dalam menganalisis matriks EFE. Setelah dilakukan observasi dan wawancara diperoleh factor-faktor peluang dan ancaman dari narasumber yang mempunyai kemampuan dan kapisitas dalam menyusun strategi serta dilakukan pembobotan dari masing-masing variabel eksternal. Demikian juga pemberian peringkat dilakukan responden yang sama sebagai berikut.

Tabel 2.

Bobot, Rating dan Skor Faktor Eksternal Strategi Pengembangan Agrowisata Bali Pulina

Faktor Eksternal

No

Peluang

Bobot

Rating

Skor

1.

Adanya tren back to nature.

0,114

4

0,458

2.

Kunjungan wisata ke Bali menunjukkan peningkatan.

0,093

3

0,279

3.

Banyak terdapat sekolah di Kabupaten Gianyar menjadi segmen utama wisata edukasi.

0,089

3

0,268

4.

Sektor   pariwisata   yang   semakin

berkembang.

0,114

4

0,458

5.

Presepsi masyarakat lokal bahwa pengembangan agrowisata meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja.

0,096

3

0,290

6.

Memanfaatkan wisata alam, religi, budaya, kuliner untuk menarik wisatawan.

0,111

4

0,444

7.

Membangun kemitraan agen tour and travel.

0,107

3

0,322

Total Peluang

2,519

No

Ancaman

Bobot

Rating

Skor

1.

Adanya persaingan

0,043

1

0,043

2.

Curah hujan yang tinggi menyebabkan terjadinya banjir.

0,064

2

0,128

3.

Eksistensi kawasan wisata tidak bertahan lama.

0,078

2

0,156

4.

Terjadi alih fungsi lahan pertanian pada perencanaan perubahan penggunaan kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan.

0,071

2

0,142

Total Ancaman

0,469

Total EFE

1,00

2,988

Sumber: Data Primer, 2021

  • 3.6    Matrik Internal-Eksternal (IE)

Pemetaan terhadap masing-masing total skor dari faktor-faktor internal dan eksternal menggambarkan posisi Agrowisata Bali Pulina sebagai berikut.

  • 1.    Growth Strategy (strategi pertumbuhan) berada dalam sel 1, 2, 5, 7 dan 8

  • 2.    Stability Strategy (pertahankan dan pelihara) mencangkup sel 4 dan 5

  • 3.    Rentrenchment Strategy (pengurangan) mencangkup sel 3, 6 dan 9

Berdasarkan hasil dari perhitungan kedua matriks IFE dan EFE, maka dapat diketahui total skor dari faktor internal sebesar 2,983 dan skor total dari faktor eksternal sebesar 2,988. Berdasarkan total skor matriks IFE dan EFE maka dapat disusun matrik IE (Internal Eksternal) pada gambar berikut:

SKOR TOTAL IFE

Kuat           ⅛⅛ng          ‰m*λ

Gambar 1.

Kuadran Skor Total IFE dan EFE Sumber: Data Primer, 2021

Pemetaan terhadap total skor dan faktor-faktor internal dan eksternal yaitu menggambarkan posisi Agrowisata Bali Pulina pada sel V kuadran matriks IE. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini yaitu growth Strategy yaitu strategi pertumbuhan dan konsentrasi melalui integrasi horizontal. Dalam hal ini Agrowisata Bali Pulina diharapkan melakukan perbaikan pada berbagai bidang, memperluas pertumbuhan. Agrowisata Bali Pulina berada dalam moderate attractive industry, strategi yang diterapkan adalah konsolidasi yang berada pada sel V. Tujuannya relatif lebih defensive yaitu menghindari kehilangan penjualan baik itu produk atau pengunjung dan menghindari kehilangan profit. Agrowisata Bali Pulina dapat memperluas pemasaran, fasilitas, produksi dan teknologi melalui pengembangan internal maupun eksternal melalui kerjasama dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.

  • 3.7    Strategi Alternatif Pengembangan Agrowisata Bali Pulina

Strategi alternatif dianalisis menggunakan matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi dan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Dalam matriks SWOT terdapat alternatif penggunaan yang didasarkan dari kombinasi masing-masing aspek, yaitu sebagai berikut.

  • A.    Strategi S-O (Strengths-Opportunities)

  • 1.    Memanfaatkan fasilitas yang ada di Agrowisata Bali Pulina dengan maksimal (S1, S2, S3, S4, S5, 06)

  • 2.    Memaksimalkan tenaga kerja yang dimiliki oleh Agrowisata Bali Pulina (S3, S5, O2, O5)

  • 3.    Strategi pengembangan agrowisata dengan pemanfaatan lahan untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan kehutanan secara maksimal (S4, S5, S6, S7, S8, O6)

  • 4.    Meningkatkan pemasaran pada produk yang ditawarkan oleh Agrowisata Bali Pulina (S5, S7, S8, O1, O2, O3, O4, O7)

  • B.    Strategi W-O (Weakness-Opportunities)

  • 1.    Meningkatkan pelayanan, fasilitas, sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan Agrowisata Bali Pulina (W3, W4, W5, W6, O6)

  • 2.    Memperluas dan meningkatkan promosi pada Agrowisata Bali Pulina yang dapat menarik minat pelanggan (W1, W2, O1, O2, O3, O4, O7)

  • 3.    Melibatkan masyarakat dan pemerintah yang ada di lingkungan Agowisata Bali Pulina (W2, O5, O7)

  • C.    Strategi S-T (Strenghts-Threats)

  • 1.    Memperbaiki aksebilitas untuk menunjang kenyamanan wisatawan saat berkunjung ke Agrowisata Bali Pulina (S2, S4, S8, T2, T6)

  • 2.    Penguatan konektivitas hubungan tourism melalui paket-paket tour dan kerja sama antar pelaku industri pariwisata di luar daerah maupun luar negeri (S5, T4, T6)

  • D.    Strategi W-T (Weakness-Threats)

  • 1.    Memberi pelatihan kepada setiap tenaga kerja dan masyarakat sekitar yang turut serta mengembangkan Agrowisata Bali Pulina untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola agrowisata dan menghadapi persaingan (W1, W4, T1)

  • 2.    Pemilik bertanggung jawab atas segala keputusan di Agrowisata Bali Pulina (W2, T4)

  • 3.8    Hasil Matriks QSPM

Berdasarkan analisis matriks SWOT menghasilkan sebelas alternatif strategi, Hasil dari alternatif strategi didapat dari analisis yang menggunakan SWOT. Hasil analisis matriks QSPM dengan nilai daya tarik (AS) maka akan diperoleh nilai total daya tarik (TAS) yaitu meningkatkan pemasaran pada produk yang ditawarkan oleh Agrowisata Bali Pulina dengan skor tertinggi yaitu 5,22 sedangkan strategi yang kurang berpengaruh yaitu pemilik bertanggung jawab atas segala keputusan di Agrowisata Bali Pulina dengan skor 2,46.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1   Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan hasil analisis terhadap faktor lingkungan internal dan eksternal yang menjadi kekuatan utama dalam pengembangan Agrowisata Bali Pulina adalah panorama alam yang indah dan suasana yang nyaman, ditambah luas lahan yang luas dan memiliki tingkat kesuburan tanah yang baik guna mendukung perkembangan agrowisata sehingga mampu memberikan produk unggulan yang berkualitas yaitu kopi luwak. Sedangkan faktor internal yang menjadi kelemahan utama dalam pengembangan Agrowisata Bali Pulina yaitu kurangnya promosi yang dilakukan oleh pihak agrowisata, kurangnya kemampuan staf dalam memandu dan memberi interpretasi saat melakukan tour cara pembuatan kopi luwak dan belum meningkatkan fasilitas dan wahana yang ada. Sedangkan faktor eksternal (EFE) yang menjadi peluang dalam pengembangan Agrowisata Bali Pulina yaitu sektor pariwisata yang semakin berkembang ditambah dengan adanya pola konsumsi yang bergeser ke wisata back to nature, memiliki pemandangan yang indah dan masih asri hal ini dapat dijadikan peluang dalam memanfaatkan wisata alam, religi, budaya serta kuliner untuk menambah saya tarik wisatawan. Sedangkan faktor eksternal yang menjadi ancaman dalam pengembangan Agrowisata Bali Pulina yaitu adanya persaingan di lingkungan Agrowisata Bali Pulina. Strategi utama yang harus diterapkan dalam kondisi ini yaitu growth strategy. Agrowisata Bali Pulina dapat memperluas pemasaran, fasilitas, produksi dan teknologi melalui pengembangan internal maupun eksternal melalui kerjasama dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Berdasarkan hasil dari matriks SWOT diperoleh alternatif strategi dalam pengembangan Agrowisata Bali Pulina antara lain pada strategi S-O yaitu memanfaatkan fasilitas yang ada di Agrowisata Bali Pulina dengan maksimal, memaksimalkan tenaga kerja yang dimiliki oleh Agrowisata Bali Pulina, memanfaatkan lahan untuk tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan kehutanan secara maksimal, meningkatkan pemasaran pada produk yang ditawarkan oleh Agrowisata Bali Pulina. Strategi W-O yaitu meningkatkan fasilitas, sarana dan prasarana mendukung kegiatan Agrowisata Bali Pulina, memperluas dan meningkatkan promosi pada Agrowisata Bali Pulina yang dapat menarik minat wisatawan, melibatkan masyarakat dan pemerintah yang ada di lingkungan Agrowisata Bali Pulina. Strategi S-T yaitu mengurus kepengurusan ijin perkebunan dan pemantapan status lahan pada agrowisata Bali Pulina, memperbaiki aksebilitas untuk menujang kenyamanan wisatawan saat berkunjung ke Agrowisata Bali Pulina, penguatan konektivitas hubungan tourism melalui paket-paket tour dan kerja sama antar pelaku industri pariwisata di luar daerah maupun luar negeri. Strategi W-T yaitu memberi pelatihan kepada setiap tenaga kerja dan masyarakat sekitar yang turut serta mengembangkan Agrowisata Bali Pulina untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola Agrowisata dan menghadapi persaingan, pemilik bertanggung jawab atas segala keputusan di Agrowisata Bali Pulina. Hasil dari

perengkingan strategi alternatif dengan metode QSPM (prioritas strategi) memperoleh strategi alternatif yang paling diminati yaitu meningkatkan pemasaran pada produk yang ditawarkan oleh Agrowisata Bali Pulina.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, adapun saran yang dapat diberikan untuk strategi pengembangan Agrowisata Bali Pulina yaitu menerapkan strategi prioritas yang telah didapatkan yaitu meningkatkan kualitas dan pemasaran pada produk yang ditawarkan oleh Agrowisata Bali Pulina. Karena banyaknya pesaing di lingkungkan Agrowisata salah satu cara untuk mengatasinya yaitu mampu menghasilkan produk unggulan yang berkualitas sehingga mampu bersaing dengan agrowisata lain dan diimbangi dengan pemasaran yang maksimal sehingga dapat memperoleh kendali atas pesaing.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini bermanfaat sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Budiarti, T., Suwarto, & Muflikhati, I. 2013. Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat pada Usahatani Terpadu guna Meningkatkan Kesejahteraan Petani dan Keberlanjutan Sistem Pertanian. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia (JIPI). 18 (3).

Darsoprajitno, S. 2002. Ekologi Pariwisata. Bandung: Penerbit Angkasa.

Hermawan, H. 2016. Dampak Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran terhadap

Ekonomi Masyarakat Lokal. Jurnal Pariwisata.3 (1):105-117

Herry, B & Saladin, D. 2010. Manajemen Pemasaran, Bandung. Linda Karya

Fazlur, R. (2019). Analisis tingkat kepuasan pengunjung Agrowisata Kolong Langit

Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar. Disertasi. Universitas Andalas. Sumatera Barat

Maruti. 2009. Agrowisata: Ekonomi Kreatif. Mandar Maju. Jakarta.

Palit, I.G., Talumingan, C., & Grace A.J. Rumagit. 2017. Strategi Pengembangan

Kawasan Agrowisata Rurukan. Agri-SosioEkonomi Unsrat.13 (2):22-26.

Purnami, N.N.A., & Suryawardani, IG.A.O. 2019. Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pengunjung Agrowisata Bali Pulina Untuk Membentuk Minat Kunjungan Ulang. E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. 8 (1): 60.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhalim, S. 2015. Aplikasi metode analisis SWOT untuk merumuskan strategi

bersaing pada PT Berkat Karya Lestari Agora.3 (2):392 – 399.

Utama, I. G. B. R., & Junaedi, I. W. R. 2019. Agrowisata sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia: Solusi Masif Pengentasan Kemiskinan. Yogyakarta: Deepublish

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

208