Pengembangan Agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 1, Juli 2023
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i01.p16
Pengembangan Agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem
I MADE KUSUMA WIDANA, I WAYAN BUDIASA*,
I KETUT SURYA DIARTA
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232
Email: [email protected] *[email protected]
Abstract
Development of Agrowisata in Tenganan Dauh Tukad Village, Manggis District, Karangasem District
Tenganan Dauh Tukad Village is one of the villages located close to popular tourist sites in Karangasem Regency. Tenganan Dauh Tukad Village is considered to havethe potential to develop agro-tourism. A study study that discusses these potentials and strategies is needed so that this research is carried out. This research aims to see the potential in Tenganan Dauh Tukad Village, Manggis District, Karangasem Regency and to develop agro-tourism development strategies in Tenganan Dauh Tukad Village, Manggis District, Karangasem Regency The data methods are observation, in-depth interviews, and literature study. The research data were analyzed using descriptive qualitative methods. The results showed that the village of Tenganan Dauh Tukad has a potential attraction that can be developed as agro-tourism. The development strategy that can be carried out in Tenganan Dauh Tukad Village is a Stability Strategy that is implemented without changing the direction of the strategy that has been set.
Keywords: agro-tourism, strategy, potential, development
Bali merupakan salah satu tujuan destinasi pariwisata di Indonesia. Bali memilikidaya tarik berupa warisan budaya dan keindahan fanorama alam. Daya tarik tersebut mampu mendatangkan wisatawan mancanegara sebanyak 5.697.739 Jiwa pada tahun 2017 dan merupakan 59% dari total jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia (BPS, 2018). Kehadiran sektor pariwisata di Bali telah mendatangkan dampak positif terutama dari segi ekonomi. Dampak tersebut terlihat dari pendapatan PDRB Provinsi Bali dalam lima tahun terakhir (2012 – 2016) didominasi oleh sektor kategori penyedia akomodasi dan makan minum yang
merupakan kategori utama pada industri pariwisata yang selalu berada diatas 20 % (BPS, 2017). Bagaikan dua sisi mata uang kehadiran pariwisata juga membawa dampak negatif seperti pembangunan pariwisata Bali yang hanya terlalu mengagung-agungkan pertumbuhan ekonomi (economic growth).Berbagai kegiatan pembangunan pariwisata seringkali berdampak pada degradasi lingkungan dan budaya, seperti alih fungsi lahan pertanian, pencemaran tanah dan air, kerusakan lingkungan, dan komodifikasi budaya.
Menurut Palit (2017) agrowisata merupakan rangkaian kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi pertanian sebagai objek wisata, baik potensi berupa pemandangan alam kawasan pertaniannya maupun kekhasan dan keanekaragaman aktivitas produksi dan teknologi pertaniannya serta budaya masyarakat pertaniannya.Menurut Budiasa (2011) Agrowisata adalah sebuah inovasi bisnis yang mengkombinasikan berbagai aktivitas dalam sistem usahatani untuk menarik minat wisatawan datang ke usahatani tersebut serta menawarkan pengalaman bagi wisatawan yang merangsang peningkatan aktivitas ekonomi serta berdampak pada peningkatan pendapatan usahatani dan masyarakat. Manfaat pengembangan kawasan pertanian menjadi area agrowisata akan meningkatkan kunjungan wisatawan yang akan memberikan kontribusi peningkatan pendapat masyarakat melalui jasa wisata di Desa Tenganan Dauh Tukad. Pengembangan agrowisata berdampak positif bagi sektor pertanian dan masyarakatnya, sejalan dengan hal tersebut, diperlukan peningkatan SDM perdesaan agar peran serta masyarakat lebih besar dalam pengelolaan pengembangan agrowisata juga meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengorganisasian masyarakat yang berperan dalam kegiatan agrowisata (Budiarti, 2016).
Penelitian Purnawan (2016) menunjukkan bawa sumber pencaharian utama masyarakat Desa Tenganan Dauh Tukad adalah sektor pertanian dan perkebunan dengan produk pertanian utama adalah kelapa, pisang dan jenis buah-buahan, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pengembangan kepariwisataan di Desa Tenganan diarahkan kepada wisata ekologi, yang menekankan pada penggunaan unsur alam sebagai atraksi utama, dipadukan dengan unsure edukasi termasuk pembelajaran budaya dan kekayaan hayati di Desa Tenganan. Mengacu pada hasil peneilitian diatas maka Desa Tenganan Dauh Tukad memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai agrowisata. Dibutuhkan kajian untuk mengetahui startegi pengembangan agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad. Menurut Kholil (2018) strategi yang tepat diharapkan dapat menunjang agrowisata meningkatkan usahanya kemudian kedepannya mampu mendorong petani dan masyarakat sekitar untuk ikut berperan demi kemajuan usahanya dan pertanian pada umumnya seperti peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat Desa Tenganan Dauh Tukad. Berdasarkan hal tersebut, maka menarik untuk dilakukan penelitian tentang pengembangan agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, oleh sebab itu penelitian ini dilaksanakan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat disusun rumusan masalah :
-
1. Bagaimana potensi agrowisata yang terdapat di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem jika dilihat dari perspektife Teori 4A?
-
2. Bagaimana strategi pengembangan agrowisata di Desa TengananDauhTukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem?
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:
-
1. Untuk mengetahui potensi yang terdapat di Desa TengananDauhTukad, KecamatanManggis, Kabupaten Karangasem
-
2. Untuk menyusun strategi pengembangan agrowisata di Desa TengananDauhTukad,Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2019 di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali, Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive). Hal ini berdasarkan pertimbangan antara lain:
-
1. Desa Tenganan Dauh Tukad memiliki keunikan agraris yang berpotensi sebagai agrowisata
-
2. Potensi Agrowisata di desa Tenganan Dauh Tukad belum dikembangkan secara maksimal sehingga dibutuhkan kajian pengembangan lebih lanjut.
Menurut Antara (dalam Dewi 2012) data menurut jenisnya dibagimenjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angkamelainkan dapat berbentuk kata, kalimat, skema, dangambar. Sedangkan data Kuantitatif adalah data yangberbentuk angka dan dapat dihitung. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuatitatif. Data kualitatif merupakan data yang tidak berupa angka dan tidak dapat dihitung serta dinyatakan dalambentuk uraian-uraian.
Data kualitatif yang di pakai penelitian ini seperti pendapat atau pandangan dari pihak tokoh penelitian seperti pihak desa, pihak petani, pihak adat. Data kuantitatif adalahdata yang dapat dihitung dan dinyatakan dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung seperti statistic kependudukan Desa Tengana Dauh Tukad, statistic sarana dan prasaranaDesa Tengan Dauh Tukad.
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
-
1. Data primer
Data yang diperoleh secara langsung melalui Observasi lapangan dan berdasarkan wawancara dengan pihak terkait, seperti Desa, Petani, Adat.
-
2. Data sekunder
Data yang diperoleh dari laporan-laporan yang erat kaitannya dengan penelitian ini serta data penunjang lainnya yang didapatkan melalui buku-buku, internet, artikel, penelitian-penelitian terdahulu serta kumpulan informasi dari departementserta instansi terkait, yaitu profil Desa Tengan, statistic kependudukan desa serta peletian terdahulu terkait penelitian ini,
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: a. Observasi lapangan (pengamatan langsung)
Observasi lapangan yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara cermat dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung ke objek penelitian. Observasi lapangan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi observasi lahan dan kegiatan pertanian serta observasi keadaaan desa.
-
b. Wawancara
Wawancara yaitu berupa tanya jawab langsung dengan beberapa responden menggunakan instrument kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang telah ditentukan. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada pikhak Desa (Kepala Desa), ketua kelompok petani, kelompok wisata Tenganan.
-
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang dilakukan oleh peneliti dengan cara mengambil gambar berupa foto-foto dan arsip yang berhubungan dengan penelitian.
-
d. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara menelusuri sumber data sekunder dalam bentuk buku, majalah, jurnal, internet (website), laporan hasil penelitian, dokumen-dokumen pemerintah serta instansi terkait
Informan kunci adalah orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian serta keterangan-keterangan yang bersifat mendalam yang dipilih secara purposive. Adapun informan kunci dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut.
-
1. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Karangasem (Drs. I Wayan Astika,M.Si)
-
2. Kepala Desa Tenganan (I Putu Suarjana, S.S)
-
3. Ketua Banjar Dinas TengananDauhTukad (I Nengah Warka)
-
4. Tokoh Masyarakat/Akademisi (Ir. I Nyoman Puja, MS)
-
5. Ketua Kelompok Tani, berjumlah 4 orang
Mereka dipilih karena dianggap lebih mengetahui secara lengkap dan mendalam mengenai informasi tentang berbagai situasi dan kondisi Desa Tenganan Dauh Tukad terkait pengembangan agrowisata serta seluruh pemangku kepentingan yang terlibat di dalamnya.
Analisis potensi agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad menggunakan beberapa variabel, indicator dan parameter pengukuran. Variabel yang diukur serta digunakan dalam penelitian ini adalah potensi pengembangan agrowisata. Setiap variabel terdiri dari beberapa indikator yang telah ditentukan berdasarkan hasil observasi, wawancara serta studi pustaka. Adapun variable dalam penelitian ini antara lain 1. Potensi pengembangan agrowisata yang terdiri dari 4 indikator antara lain, attraction, Amenities, Accessability, dan Ancillary. Pada penelitian ini juga digunakan variable kekuatan, kelemaha, peluang, dan ancaman untuk merumuskan strategi pengembangan agrowisata
Menjawab permasalahan untuk mengidentifikasi potensi agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad dilakukan dengan melakukan pengamatan pada variabel potensi agrowisata dengan mengamati dan menganalisa keadaan Desa Tenganan Dauh Tukad berdasarkan teori 4A yang meliputi attraction, accessibility, amenities, ancillary. Hasil pengamatan kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif yang ditunjukan untuk analisis data yang diperoleh dengan cara wawancara, studi pustaka, dan observasi. Meurut Miles dan Huberman (Sugiyono,2012). Analisis data kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan pada periode tertentu setelah selesai pengumpulan data. Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Setelah dianalisis potensi agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad maka selanjutnya akan dianalisis strategi pengembangan agrowisata dengan menggunakan beberapa analisis antara lain antara lain analisis lingkungan internal-external, Matrik IE dan Matrik SWOT.
Hasil penelitian dengan cara observasi, studi pustaka dan wawancara tentang potensi agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad yang di analisis dengan kualitatif berdasarkan teori potensi wisata 4 A didapatkan hasil sebagai berikut.
Atraction
Desa Tenganan Dauh Tukad memiliki alam dan budaya yang masih kental dan alami. Hasil Wawancara dari Bapak Kelian Dinas Bapak I Nengah Budiana yang mengatakan bahwa Desa Tenganan memiliki daya tarik yang sangat kuat untuk di jadikan agrowisata di Desa Tengenan dikarenakan desa ini memiliki beberapa potensi
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 12, No. 1, Juli 2023 seperti komoditas yang dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata serta telah terdapatnya jaur trecking dan budaya lokal yang khas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut Desa Tenganan Dauh Tukad dapat menjadikan beberapa daya tarik dalam memperkuat produk wisata antara lain: daya tarik wisata utama berupa short track dan long track, pembuatan tuak, budidaya lebah madu, pembuatan mikroorganisme local, upacara mekare-kare, tradisi ngayunan damar, kain tenun gringsing.
Amenity
Amenity adalah segala macam sarana dan prasarana yang di perlukan oleh wisatawan selama berada di daerah tujuan wisata. Hasil penelitian menemukan terdapat beberapa sarana yang ada di Desa Tengana Dauh Tukad yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai amenity pendukung pengembangan agrowisata antara lain:1. Toilet, 2. Jaringan Komunikasi, 3. Parkir, 4. Rumah Makan, 5. Fasilitas Penginapan.
Accessibility
Observasi menemukan bahwa accessibility sudah cukup baik, ini terlihat dari kondisi jalan menuju Desa Tenganan Dauh Tukad memiliki kondisi yang cukup baik, jalannya sudah beraspal dan cukup lebar. Dari pusar Kota Karangasem menuju Desa Tenganan memerlukan waktu tempuh selama kurang lebih 25 menit dan sekitar 120 menit jika di tempuh dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Melewati Jl. Bypas Ida Bagus Mantra wisatawan disuguhkan pemandangan yang cukup indah. Wisatawan juga melewati berbagai transit route seperti pantai Lebih dan pantai Goa Lawah adapun saranatranportasi yang digunakan oleh wisatawan biasanya motor atau mobil pribadi.
Ancilliary
Anciliry berkaitan dengan pelayanan yang disediakan di obyek wisata sehingga menambah kenyamanan wisatawan, contoh Anciliry antara lain pemasaran, pembangunan fisik seperti jalan raya, air minum, listrik dan telepon umum dan lain-lain. Ancilliry juga merupakan hal-hal yang mendukung sebuah kepariwisataan seperti pengelolaan, Tourist Information, Travel agent dan stakeholder yang berperan dalam kepariwisataan. Di tinjau dari segi Acilliary pengelolaan wisata, pada saat ini Desa Tenganan Dauh Tukad telah memiliki badan pengelola wisata tapi masih minim karena masyarakat disana kebanyakan kurang pengetahuan dalam pengelolaan wisata. Perlu pengembangan kelembagaan wisata di lokasi dikarenakan salah satu faktor keberhasilan suatu obyek wisata adalah pengelolaan yang baik dan benar sehingga dapat meningkatkanfasilitas Ancilliry.
Analisis Faktor Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal
Hasil evaluasi faktor strategi lingkungan internal
Tabel 1.
Penghitungan Metriks Evaluasi Faktor Internal Strategi pengembangan Agrowisata DiDesa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem
Faktor Internal | ||||
no |
Kekuatan |
Bobot |
Reting |
Skor |
1 |
Budaya masyarakat Tenganan Dauh Tukad yang kental atas Tradisi dan kegiatan Agaris |
0,06 |
3,83 |
0,22 |
2 |
Pemandangan Alam yang masih asri |
0,04 |
3,67 |
0,16 |
3 |
Kondisi Lingkungan Alam yang masih sejuk |
0,05 |
3,50 |
0,17 |
4 |
Mata pencarian masyarakat yang didominasi di sektor Pertanian |
0,05 |
3,33 |
0,18 |
5 |
Terdapat budidaya tanamanenau yang menjadi cirikas Desa Tenganan |
0,05 |
3,33 |
0,17 |
6 |
Desa Tenganan Dauh Tukad telah menjadi objek kunjungan wisatawan Lokal dan Mancanegara |
0,05 |
3,33 |
0,17 |
7 |
Objek memiliki akses abilitasyang terhubung dengan Kota |
0,05 |
3,17 |
0,16 |
8 |
Masyarakat yang sudah terbiasa menerimaWisatawan |
0,05 |
3,00 |
0,15 |
9 |
Desa Tenganan Dauh Tukad memiliki areal pertanian yangluas |
0,05 |
3,17 |
0,16 |
10 |
Terdapat produksi asil olahan pertanian yang kas berupaminuman tradisional tuak |
0,05 |
3,33 |
0,16 |
Kelemahan | ||||
1 |
Belum tersedianya Prasarana toilet Umum |
0,05 |
2,67 |
0,14 |
2 |
Belum tersediannya Prasarana Parkir |
0,05 |
2,83 |
0,14 |
3 |
Belum tersediannya Prasarana Akomodasi Penginapan |
0,05 |
2,67 |
0,13 |
4 |
Belum tertatanya lahan Pertanian untuk Pengembangan Agrowisata |
0,05 |
2,67 |
0,13 |
5 |
Belum terbentuknya pengelolaan Agrowisata |
0,05 |
3,17 |
0,16 |
6 |
Pemahaman yang kurang terhadap Agrowisata |
0,05 |
2,83 |
0,14 |
7 |
Kurangnya kemampuan masyarakat yang kurang dalam memahami Bahasa Asing |
0,05 |
3,00 |
0,15 |
8 |
Masyarakat Desa belum memiliki pedanaan untuk Agrowisata |
0,05 |
2,67 |
0,13 |
9 |
Akses Tranportasi Umum menuju lokasi masih minim |
0,05 |
3,50 |
0,18 |
10 |
Belum berkembangnya aktrasi Wisata buatan seperti jalur Treking di Tenanan Dauh Tukad |
0,05 |
3,00 |
0,15 |
Total Kekuatan + Kelemahan |
1,00 |
62,67 |
3,13 |
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa faktor-faktor strategi internal memiliki nilai yang bervariasi. Faktor kekuatan terpenting pertama adalah Budaya masyarakat Tenganan Dauh Tukad yang kental atas Tradisi dan kegiatan Agaris dan Kondisi Lingkungan Alam yang masih sejuk kegiatan agrowisata dengan perolehan
nilai sekor sebesar 0,22 dan 0,17. Masing- masing faktor tersebut memiliki bobot sebesar 0,06 dengan reting 3,83 dan 0,05 dengan reting 3,50 yang berarti kedua faktor tersebut kuat. Adapun kelemahan utama untuk mengembangkan agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad adaalah Belum terbentuknya pengelolaan Agrowisata dengan sekor terbesar 0,16 dan nilai bobot 0,05 dan disusul dengan Akses Tranportasi Umum menuju lokasi masih minim dengan skor sebesar 0,18 dan nilai bobotnya 0,05.
Hasil evaluasi faktor strategi lingkungan eksternal
Tabel 2.
Penghitungan Metriks Evaluasi Faktor Eksternal Strategi untuk mengembangkan Agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem | ||||
Faktor Eksternal | ||||
no |
Peluang |
Bobot |
Reting |
Skor |
1 |
Meningkatnya kunjungan Wisatawan ke Bali |
0,05 |
3,33 |
0,17 |
2 |
Kebutuhan dan tren terhadap pariwisata alternative |
0,05 |
3,33 |
0,17 |
3 |
Terdapat pelaku wisata gait turis yang dapat diajakmermitra dalam mendukung pengembangan agrowisata diDesa Tenganan |
0,05 |
3,17 |
0,16 |
4 |
Adanya dukungan pemerintah terhadap pengembangan agrowisata alternative di wilayah bali di tandai dengan perda profinsi di bali no 2 tahun 2012 |
0,05 |
3,17 |
0,16 |
5 |
Belum terdapatnya agrowisata yang berdekatan dengan Desa Tenganan DauhTukad |
0,05 |
2,83 |
0,14 |
6 |
Pengembangan Agrowisata dapat menjadi diverfikasi produk wisata di Tengan Dauh Tukad |
0,05 |
2,83 |
0,14 |
7 |
Desa Tengan Dauh Tukad berada di jalur wisata |
0,05 |
3,00 |
0,15 |
8 |
Dukungan perdanaan Pemerintah Daerah dalam pengembangan Agrowisata Alternative |
0,05 |
3,17 |
0,16 |
9 |
Berkembangnya sarana teknologi informasi internet yang memudhkan promosi agrowisata |
0,05 |
3,33 |
0,17 |
10 |
Sumber pendapatan masyarakat dan daerah |
0,05 |
2,83 |
0,14 |
Ancaman | ||||
1 |
Adanya persaingan dengan objek lain |
0,06 |
3,00 |
0,19 |
2 |
Besarnya pedanaan pengembangan agrowisata |
0,04 |
2,83 |
0,11 |
3 |
Alih fungsi lahan ke nonpertanian yang berlebihan |
0,04 |
3,17 |
0,13 |
4 |
Masuknya invektor asing yang mengeruk keutungan pribadi |
0,06 |
3,00 |
0,17 |
5 |
Perubahan pola ruangtradisional Desa Tenganan |
0,05 |
2,83 |
0,14 |
6 |
Tercemarnya lingkungan oleh sampah karena kedatangan wisatawan |
0,05 |
2,83 |
0,14 |
7 |
Kondisi iklim yang tidakmenentu |
0,05 |
2,83 |
0,14 |
8 |
Bencana alam |
0,05 |
2,50 |
0,13 |
9 |
Keamanan Daerah Baliseperti seranganteroris/Penyakit |
0,05 |
2,33 |
0,12 |
10 |
Peristiwa Politik Indonesiadan Dunia |
0,05 |
2,50 |
0,13 |
Total Peluang + Ancaman |
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa faktor ekternal yang terdiri dari faktor peluang dan faktor ancaman memperoleh nilai yang bervariasi. Faktor peluang yang penting adalah Meningatnya kunjungan Wisatawan ke Bali dan Kebutuhan dan tren terhadap pariwisata alternavif dengan memperoleh nilai sekor sebesar 0,17 dan 0,17. Masing- masing faktor tersebut memiliki bobot sebesar 0,05 dan reting 3,33 dan 0,05 dan reting 3,33 yang berarti kedua faktor tersebut kuat. Adapun ancaman utama untuk mengembangkan agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad adalah Adanya persaingan dengan objek lain dengan sekor terbesar 0,19 dan nilai bobot 0,06 dan disusul dengan Masuknya invektor asing yang mengeruk keuntungan pribadi dengan skor terbesar 0,17 dan nilai bobot 0,06.
Analisis matriks internal-eksternal (I-E)
Mengetahui arah dan posisi dalam mengembangkan Agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem dilakukan dengan menggunakan analisis matriks Internal-Eksternal (I-E). Analisis matriks I-E menggunakan dua dimensi yaitu hasil perhitungan matriks IFAS (IFE) dan hasil perhitungan matriks EFAS (EFE).
Matriks I-E dapat menentukan strategi-strategi utama yang merupakan strategi yang lebih detail atau lebih operasional, merupakan tindak lanjut dari strategi generik. Berdasarkan skor dari matriks IFE dan EFE dapat disusun matriks I-E.
Skor IFAS sebesar 3,13 menggambarkan bahwa untuk mengembangkan Agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem berada dalam kondisi internal rata-rata. Skor EFAS sebesar 2,94 menggambarkan bahwa untuk mengembangkan Agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem memiliki kemampuan kuat dalam memanfaatkan peluang maupun menghindari ancaman lingkungan eksternal. Adapun hasil perhitungan matriks I-E terhadap mengembangkan Agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem dapat dilihat pada Gambar 1.
Total-Skor-Bobot IFE
Kuat Rata-Rata Lemah
Gambar 1.
Penghitungan Matriks Internal-Eksternal (I-E) Terhadap Strategi Pengembangkan Agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan
Manggis, Kabupaten Karangasem
Berdasarkan Gambar 1 pemetaan terhadap masing-masing total skor, baik dari faktor internal dan faktor eksternal menggambarkan posisi Desa Tenganan Dauh Tukad untuk mengembangkan Agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem saat ini berada pada posisi sedang yaitu sel IV dalam matriks I- E. Strategi yang dijalankan adalah Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpamengubah arah strategi yang telah ditetapkan. Strategi yang di terapkan di analisis dan dijabarkan di metriks swot.
Strategi matriks analisis SWOT
Berbagai alternatif strategi dapat dirumuskan melalui model analisis matrik SWOT. Pada matrik SWOT difokuskan untuk menghasilkan alternatif strategi yang layak untuk mengembangkan Agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem dengan memadukan faktor internal dan faktor eksternal hasil dari matrik IFAS dan matrik EFAS. Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang (opportunity) dan ancaman (threat) eksternal yang dihadapi disesuaikan dengan kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang dimiliki Kawasan Agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Berdasarkan faktor-faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal kawasan Agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, maka dilakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats). Analisis SWOT merupakan strategi alternatif untuk mengembangkan Agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Matriks SWOT menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif untuk mengembangkan Agrowisata dengan potensi dan kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dimiliki kawasan Agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. dapat dijabarkan alternatif strategi menggunakan analisis SWOT adalah sebagai berikut.
-
1. Strategi SO
Strategi SO (Strength-Opportunity), strategi yang dibuat dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada. Strategi dilaksanakan dikarenakan melihat potensi sumberdaya alam (SDA) Desa Tenganan Dauh Tukad yang memiliki kekuatan kondisi alam berupa iklim dan unsur hara tanah yang sesuai untuk mengembangkan agrowisata, serta ketersediaan sumber irigasi. Selain kondisi alam, kekuatan yang dimiliki Desa Tenganan Dauh Tukad untuk mengembangkan agrowisata adalah ketersediaan Sumberdaya Manusia (SDM) petani yang melimpah, ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa mayoritas penduduk Desa Tenganan Dauh Tukad adalah petani dan generasi muda yang masih tertarik menjadi petani. Strategi yang pertama dilakukan adalah strategi mengembangkan budidaya enau sebagai cirikas Desa Tenganan Dauh Tukad dikarenakan terdapat budidaya tanaman enau yang dijadikan cirikasDesa Tenganan Dauh Tukad disamping itu Desa Tenganan Dauh Tukad berada di jalur wisata yang strategis untuk di
kunjungi wisatawan dengan demikian pengembangan cirikas agrowisata enau di harapkan menarik wisatawan. Strategi yang ke dua dilakukan adalah strategi membangun pusat informasi berupa papan penunjuk arah atau loket-loket tentang agrowisata karena objek memiliki akses abilitas yang terhubung dengan kota dan adanya perdanaan pemerintah daerah dalam pengembangan agrowisata alternatif dan pengembangan agrowisata dapat menjadi diverfikasi produk wisata di Desa Tenganan Dauh Tukad dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali sehingga strategi ini di terapkan untuk meningkatkan akses abilitas ke lokasi sehingga memudahkan wisatawan kunjung ke bali.
-
2. Strategi ST
Strategi ST (Strength-Threat), strategi yang dibuat dengan menggunakan kekuatan untuk menghindari dan mengatasi ancaman. Strategi ini dapat dilakukakan dengan strategi adanya peraturan yang disusun oleh Pemerintah dan pengelola terkait alih fungsi lahan daninfector dari luar dan penangana limbah strategi ini dapat di terapkan karenan budidaya masyakat tenganan yang kental atas tradisi dan agris dengan demikian masyarakat lebih mudah menuruti peraturan-peraturan adat sehingga alih fungsi lahan dan pencemaran lingkungan dapat di atasi.Yang ke dua strategi membuat alternative komoditas lainnya yang dikembangkan mengikuti iklim di karenakan di Desa Tenganan Dauh Tukad kondisi iklimnya yang tidak menentu di karanekan mata pencarian masyarakat Desa Tenganan Dauh Tukad di dominasi di sektor pertanian.
-
3. Strategi WO
Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi yang dibuat dengan menggunakan peluang yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan yang ada. Strategi yang dapat dilakukan yaitu dengan strategi membangun prasarana yang mendukung seperti toilet dikaenakan dukungan pedanaan pemerintah daerah dalam pengembangan agrowisata alternative untuk membangun prasarana seperti toilet umum untuk kenyamanan wisatawan di agrowisata. Yang ke dua strategi adanya menajemen tentang pengelolaan dan pedanaan agrowisata seperti kopasi di karenakan Desa Tenganan Dauh Tukad belum terbentuk pengelolaan agrowisata di karenakan belum memiliki pendaan untuk agrowisata di perlukan dukungan pendaan Pemerintah Daerah dalam pengembanan agrowisata alternafif untuk memajukan agrowisata tersebut. Yang ke tiga stategi menyediakan tranportasi lokal dari objek terdekat menuju agrowisata Desa Tenganan Dauh Tukad dikarenakan akses tranformasi umum menuju lokasi masih minim sedangkan letak Desa Tenganan Dauh Tukad berada pada jalur wisata sehingga perlu adanya penyediaan tranportasi menuju Desa Tengana Dauh Tukad.
-
4. Strategi WT
Strategi WT (Weakness-Threat), strategi yang dibuat dengan berupaya meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Antara lain strategi adanya pelatihan tentang promosi di Desa Tenganan Dauh Tukad sehingga terdapat sumber daya manusia yang mampu mengembangkan agrowisata. Yang ke dua strategi untuk mengatasi kelemahan di Desa Tenganan Dauh Tukad maka perlu di adakan
kerjasama dengan investor terkait untuk pendanaan tetapi dengan kerjasama yang adil dan jelas.
Potensi pengembangan agrowisata di Desa Tenganan dauh tukad jika dilihat secara teori 4A maka desa ini memiliki potensi attraction dikarena terdapat beberapa daya Tarik yang dapat dikembangkan. Potensi Amenity (Fasilitas), Accessibility (Aksesibilitas), Ancilliary (Pelayanan Tambahan) perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut agar memenuhi kelayakan agrowisata. Berdasarkan hasil peneluitian dan pemetaan terhadap masing-masing total skor, baik dari faktor internal dan faktor eksternal menggambarkan posisi Desa Tenganan Dauh Tukad untuk mengembangkan Agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad, saat ini berada pada posisi sedang yaitu sel IV dalam matriks I-E. Strategi yang dijalankan adalah Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.
Adapun saran yang dapat diberikan terkait penelitian ini adalah perlu dukungan dari pihak lain dalam pengembangan agrowisata di Desa Tenganan Dauh Tukad. Pihak tersebut meliputi Instansi Pemerintah, Instansi Akademik, dan Swasta. Instansi pemerintahan dapat memberikan bantuan berupa kebijakan dalam mendukung pengembangan agrowisata, memberikan penyuluhan serta bantuan sarana dan prasarana. Instansi akademik dapat memberikan bantuan pengembangan sumberdaya manusia dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat Desa Tenganan Dauh Tukad, serta pihakswasta yang dapat melakukan kerjasama modal dalam mengembangkan agrowisata. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dalam mengembangkan agrowisata di Tenganan Dauh Tukad seperti penelitian yang mengkaji strategi pengembangan agrowisata.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian penelitian ini terutama kepada pihak Desa Tenganan Dauh Tukad. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Semoga penelitian ini bermanfaat sebagai mana mestinya.
Daftar Pustaka
BPS Provinsi Bali. 2017. Statistik Daerah Provinsi Bali 2017. Denpasar: Badan Pusat Statistika
BPS Provinsi Bali. 2018. Statistik Pariwisata Bali. Internet. https://bali.bps.go.id/subject/16/pariwisata.html#subjekViewTab3. Diakses tanggal 4 Februari 2018
Budhiarti. Ayu Ratna. 2016. Strategi Pengembangan Subak Menjadi Lembaga
Berorientasi Agribisnis di Kabupaten Badung (Kasus Subak Sengempel, Desa Bongkasa, Kecamatan Abiansemal).[Skripsi]. Program
StudiAgribisnisFakultasPertanianUniversitasUdayana. Denpasar.
Budiasa, I W. 2011. Konsep Dan Potensi Pengembangan Agrowisata Di Bali. [Jurnal_Online]. dwijenAGRO, Vol.2 No.1 ISSN:1979-3901. Dalam
ejournal.undwi.ac.id/index.php/dwijenagro/article/download/265/233. Diakses tanggal 5 Maret 2018
Dewi, I. A. L., P. U. Wijayanti, A.A.A. W. S. Djelantik. 2012. Strategi Pengembangan SubakPulaganSebagawai Kawasan Agrowisata.
[Jurnal_Online]. dwijenAGRO Vol. 3 No. 2 ISSN: 1979-3901. Dalam
Kholil, A. Y. dan F. Mutiara. 2018. Analisis Potensi dan Strategi Pengembangan Agrowisata (Studi Kasus di Study Wisata Bukit Flora, Desa Gunung Petung, Nongkojajar, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan). [Jurnal_Online]. Buana Sains Vol 18 No 1: 73 - 84, 2018. Dalam
https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/buanasains/article/view/941. Diakses
tanggal 19 Desember 2018
Palit, I. G., C. Talumingan, G. A. J. Rumangit. 2017. Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata Rurukan. [Jurnal_Online]. Agri-SosioEkonomiUnsrat, ISSN 1907– 4298, Volume 13 Nomor 2A, Juli 2017: 21 – 34. Dalam
Purnawan, NLR, IN. Puja, IK. Sardiana. 2006. Pengembangan Desa Wisata Budaya di Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. [Makalah_Seminar]. Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional Sains dan Teknologi III, Denpasar, 15-16 Desember 2016. Universitas Udayana
Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV Alfabeta
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
185
Discussion and feedback