Dampak Aktivitas PLTU Celukan Bawang terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir Desa Celukan Bawang Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i01.p15
Vol. 12, No. 1, Juli 2023
Dampak Aktivitas PLTU Celukan Bawang terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir Desa Celukan Bawang Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng
I MADE ANGGRESMA GUNA WIBAWA, DWI PUTRA DARMAWAN*, WIDHIANTHINI
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman Denpasar, 80232, Bali
Email: [email protected] *[email protected]
Abstract
The Impact of Celukan Bawang Power Plant Activities on the Socio-Economic Life of the Coastal Community of Celukan Bawang Village Gerokgak District Buleleng Regency
PLTU Celukan Bawang is a steam power plant that was built in Celukan Bawang Village, Gerokgak District, Buleleng Regency, Bali Province. This PLTU was built to meet the need for electrical energy in Bali which continues to increase every year along with the development of the tourism sector and digitalization in various sectors of people's lives. The purpose of this study was to analyze the impact of the PLTU Celukan Bawang activity on the social and economic life of the coastal communities of Celukan Bawang, the majority of whom work as fishermen along the coast of Celukan Bawang. This type of research is descriptive with a survey method through questionnaires and in-depth interviews with the main informants. The analysis technique of this research is descriptive percentage. The results of this study indicate the impact of the company's activities on aspects of the social and economic life of the coastal village community, the majority of whom work as fishermen. These impacts include income, education, job opportunities, and results from MSMEs in the surrounding community. Based on this research, the Celukan Bawang PLTU and the local government are expected to pay more attention to the welfare aspect, especially for the fishermen around where they are the group most affected by the company's daily activities. This can be done by providing assistance in the form of fishing gear or in the form of special trainings on a regular basis so that the fishing communities there can also experience direct benefits from the company. In addition, for the people in coastal villages to pay more attention to the educational aspects of their children.
Keywords: Celukan Bawang steam power plant, social impact, economic impact
Tidak dapat dipungkiri di masa sekarang ini kebutuhan manusia akan energi terus bertambah, terutama kebutuhan akan energi listrik. Seiring perkembangan dan kemajuan teknologi yang serba digital ini, listrik sudah menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini tentunya juga berlaku di Bali, dengan semakin berkembangnya industri pariwisata dan tata kota, kebutuhan energi listrik di Bali pun ikut meningkat dengan pesat. Berawal dari itu maka PT. Energy General Bali dengan menggait dua investor asing membangun PLTU Celukan Bawang.
Namun di sisi lain dengan keberadaan dan aktivitas setiap harinya di PLTU akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap masyarakat di sekitarnya, maka berdasarkan kondisi tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji atau menganalisis dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan dari aktivitas PLTU Celukan Bawang terhadap masyarakat pesisir sekitarnya, mengingat juga banyak masyarakat sekitar PLTU yang juga berkerja di sektor agribisnis dalam lingkup yang luas, diantaranya sebagai nelayan tangkap dan pemilik lahan perkebunan kelapa. Peneliti ini ingin mengetahui apakah aktivitas perusahaan berpengaruh besar terhadap kehidupan masyrakat-masyarakat tersebut baik dalam aspek sosial dan ekonomi. Penelitian ini berfokus pada masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir Celukan Bawang yang letaknya di sebelah barat dan timur PLTU Celukan Bawang.
Tempat lokasi penelitian ini adalah pesisir Celukan Bawang, sekitar PLTU Celukan Bawang yang berloasi di Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Jaraknya sekitar 32 km dari Kota Singaraja. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari sampai Bulan Februari 2022.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini data kualitatif berupa gambaran umum lokasi penelitian dan PLTU Celukan Bawang sendiri, serta wawancara dengan perangkat pemerintahan desa dan masyarakat pesisir saat pengumpulan data kuesioner. Sedangkan data kuantitatif dalam penelitian ini adalah hasil dari kuisioner yang kemudian dianalisis dengan uji statistik dan disajikan dalam bentuk tabel presentase yang keudian akan diperkuat dengan argumen-argumen dari narasumber.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara mendalam dan survei. Wawancara secara mendalam (in-depth interview), yaitu mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab dengan informan untuk memperoleh informasi yang mendalam.
Survei merupakan sebuah metode pengumpulan data yang dilakukan dalam bentuk kuesioner, yang kemudian disebarluaskan kepada responden. Jawaban dari responden dalam penelitian survei memungkinkan peneliti untuk dapat menyimpulkan, serta mengeneralisasikan sebuah populasi yang diwakilkan oleh responden.
-
1. Sumber Data Primer
-
a. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna suatu topik tertentu (Moloeng 2011). Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam atau in-depth interview terhadap masyarakat sekitar pesisir Celukan Bawang dan pihak Pemerintah Desa Celukan Bawang. Pengertian wawancara mendalam (In-depth Interview) sendiri adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Sutopo 2006).
-
b. Kuesioner
Hasil kuesioner tersebut akan diterjemahkan dalam angka-angka, tabel-tabel presentase dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian.
-
2. Sumber Data Sekunder
Dalam penelitian ini sendiri, data sekunder diperoleh dari berbagai referensi yang sesuai melalui jurnal ilmiah, serta dokumentasi yang diperoleh berupa tulisan, gambar, atau karya-karya resmi seseorang atau lembaga.
Dalam penelitian ini, penulis mempersempit populasi menjadi masyarakat pesisir Celukan Bawang yang kehidupan sehari-harinya terdampak oleh aktivitas PLTU Celukan Bawang baik dalam aspek kehidupan sosial serta ekonominya. Penelitian ini menyebarkan kuesioner sebagai upaya triangulasi data. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan dalam penyebaran kuesioner adalah penduduk di sekitar PLTU Celukan Bawang. Sampel yang diambil adalah sejumlah 30 orang yang bertempat tinggal atau beraktivitas di sekitar pesisir Celukan Bawang yang dekat dengan PLTU. Teknik pengambilan sampel responden yang digunakan dalam penelitian ini teknik Convenience Sampling Method. Convenience Sampling Method adalah kumpulan informasi dari anggota-anggota populasi yang mudah diperoleh dan mampu menyediakan informasi tersebut. Dengan demikian siapa saja yang dapat memberikan informasi baik secara tidak sengaja atau kebetulan bertemu dengan peneliti, dapat digunakan sebagai sampel, bila dilihat orang yang memberikan informasi-informasi tersebut cocok sebagai sumber data (Sekaran 2006)
Aspek sosial meliputi kehidupan sehari-hari masyarakat yang hidup berdampingan langsung dengan PLTU Celukan Bawang, dalam hal ini seberapa besar aktivitas perusahaan berpengaruh terhadap jalannya kehidupan mereka, dengan rincian aspek sosial meliputi peralihan mata pencaharian, pendidikan, dan kesehatan.
Aspek ekonomi dalam kajian ini akan melihat hubungan secara langsung dan nyata dirasakan masyarakat akibat dampak dari adanya PLTU celukan Bawang terhadap perekonomian masyarakat sekitar, dengan rincian aspek ekonomi meliputi lapangan kerja, pendapatan masyarakat, dan hasil UMKM. Kedua aspek ini beserta rinciannya akan menjadi bahan wawancara dan pertanyaan pada kuisioner yang akan diberikan kepada narasumber.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif persentase. Analisis deskriptif persentase digunakan untuk mengkaji variabel yang ada dalam penelitian ini yaitu variabel ekonomi dan sosial yang kemudian hasilnya ditafsrikan ke dalam bentuk kalimat. Metode tersebut dipilih dengan tujuan untuk menjabarkan secara jelas, terperinci juga sistematis data yang didapatkan, kemudian dianalisis dengan teknik analisis data deskriptif presentase, guna untuk membandingkan data hasil temuan di lapangan dengan teori yang didapat melalui studi pustaka.
Data kuisioner diolah dan dianalisis dengan teknik pengolahan data statistik dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 20. Adapun untuk menghitung alternatif jawaban responden menggunakan rating scale yang diadopsi dari skala likret (Sugiyono, 2015). Kemudian data yang diperoleh dari skala likert dibuat skor yang kemudian digambarkan melalui tabel distribusi frekuensi jawaban responden.
Desa Celukan Bawang adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, dengan memiliki rata-rata ketinggian 50 meter dari permukaan laut. Celukan Bawang adalah desa pesisir pantai yang berupa Celuk sehingga sangat potensial dijadikan pelabuhan laut di kabupaten Buleleng (Bulelengkab.go.id 2022). Di desa ini terdapat dua perusahaan besar yang berasal dari jenis industri yang berbeda, yaitu tempat pengantongan semen milik PT. Semen Tonasa yang terletak diujung barat desa, dekat dengan pelabuhan Celukan Bawang dan satu lagi yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang yang terletak di sebelah timur dari pelabuhan Celukan Bawang. PLTU ini dimiliki oleh PT General Energy Bali dan memulai operasinya sejak tahun 2015 (Celukanbawang-buleleng.desa.id 2022).
PLTU Celukan Bawang adalah sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang dimiliki dan dikelola oleh PT PLTU Celukan Bawang/PT General Energy Bali, serta perusahaan patungan PT China Huadian Engineering (50%), PT Merryline International (40%), dan PT General Energy Indonesia (10%). PLTU ini berlokasi di Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, dengan unit 1-3 yang sudah memulai operasionalnya sejak tahun 2015 dengan daya 3 x 142 MW atau total daya 426 MW, sedangkan untuk pembangunan unit 4-5 sebesar 330 MW masih ditunda (Quitcoal Indonesia, 2018).
PLTU ini dalam operasional hariannya menggunakan batubara sebanyak 5.200 ton per hari, yang diangkut dengan kapal-kapal kargo dan setiap hari lalu-lalang di sekitar perairan Celukan Bawang (Anton Muhdjir, 2018). Tergabung dalam Jaringan Listrik Jawa-Bali, PLTU Celukan Bawang, akan menyumbang 40% pasokan listrik dari jumlah energi listrik yang dibutuhkan Provinsi Bali (Greenpeace Indonesia, 2018).
Untuk wilayah pesisir Celukan Bawang yang mana merupakan lokasi dari berdirinya PLTU Celukan Bawang, penduduknya mayoritas berprofesi sebagai nelayan tangkap di wilayah perairan Celukan Bawang. Nelayan di desa ini kemudian dibagi menjadi lima kelompok menurut wilayah tempat tinggal dan garis pantai untuk menyandarkan perahu-perahu mereka, kelima kelompok nelayan ini meliputi Segara Madu, Sari Mekar, Bakti Kosgoro, Ketapan Sondok, dan Karya Madu, dimana masing-masing kelompok ini memiliki rata-rata jumlah anggota 60 orang dan dipimpin oleh seorang ketua yang dipilih secara musyawarah oleh anggota kelompok.
Kelompok Nelayan Segara Madu adalah kelompok nelayan yang berada paling dekat dengan lokasi PLTU Celukan Bawang, tepatnya di sebelah timur PLTU. Adapun dulunya kelompok Segara Madu persis berada di lokasi PLTU saat ini, yang kemudian mengalami relokasi ke arah timur sejak awal proses pembanguan PLTU, kelompok nelayan ini memiliki total 68 orang anggota dengan ketua yaitu Bapak Nazri yang sudah menjabat sebagai ketua selama empat periode sampai sekarang, dengan lama satu periode yaitu lima tahun. Kelompok nelayan Segara Madu ini mengalami relokasi atau pemindahan baik dari tempat tinggal penduduknya dan sekaligus tempat biasa mereka menambatkan perahu untuk melaut sejak pertama dimulainya pembangunan PLTU Celukan Bawang.
Tabel 1.
Mata Pencaharian
Jawaban |
Frekuensi |
Persentase |
Sangat Tidak Setuju |
1 |
3.3 |
Kurang Setuju |
12 |
40.0 |
Netral |
14 |
46.7 |
Setuju |
1 |
3.3 |
Sangat Setuju |
2 |
6.7 |
Total |
30 |
100.0 |
Sumber : Data Primer Diolah 2022
Tabel 1 menunjukkan bahwa pilihan jawaban responden mayoritas pada Kurang Setuju dengan presentase 40% dan Netral dengan presentase 46,7%, hal ini menjukkan kalau mayoritas responden tidak mengalami perubahan atau peralihan mata pencaharian sebelum dan sesudah adanya PLTU, dimana masyarakat nelayan di pesisir desa tetap melanjutkan pekerjaannya sebagai nelayan yang juga sudah menjadi pekerjaan turun temurun dari mereka.
Salah satu faktor yang menyebabkan tidak banyak terjadinya peralihan profesi diantara masyarakat adalah masih rendahnya kualitas dari sumber daya manusia lokal sehingga belum cukup memadai untuk kemudian ditarik dan dipekerjakan di perusahaan. Oleh karena itu mereka tetap mengerjakan pekerjaan yang mereka sudah kuasai dari awal, baik sebagai nelayan dan buruh tani.
Tabel 2.
Tingkat Pendidikan | ||
Jawaban |
Frekuensi |
Persentase |
Sangat Tidak Setuju |
0 |
0.0 |
Kurang Setuju |
2 |
6.7 |
Netral |
10 |
33.3 |
Setuju |
13 |
43.3 |
Sangat Setuju |
5 |
16.7 |
Total |
30 |
100.00 |
Sumber : Data Primer Diolah 2022
Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju kalau dengan adanya PLTU ini dapat mendorong atau menjadi pemecut untuk para orang tua mendukung pendidikan anak mereka sampai di perguruan tinggi supaya menjadi Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan bisa mendapat pekerjaan di perusahaan.
Hal ini menjadi salah satu dampak positif dari masuknya suatu industri ke daerah pedesaan, dimana masyarakatnya menjadi lebih peka akan pentingnya pendidikan.
3.4.3 Kesehatan
Tabel 3.
Kesehatan Masyarakat | |
Jawaban |
Frekuensi Persentase |
Sangat Tidak Setuju Kurang Setuju Netral Setuju Sangat Setuju |
0 0.0 5 16.7 20 66.7 4 13.3 1 3.3 |
Total |
30 100.00 |
Sumber : Data Primer Diolah 2022
Berdasarkan hasil survei pada aspek kesehatan, seperti yang ditunjukkan Tabel 3 dan keterangan-keterangan narasumber, mayoritas masyarakat pesisir desa lebih memilih bersikap netral dan tidak terlalu memusingkan mengenai aspek kesehatan akibat aktivitas perusahaan, hal ini karena banyak dari mereka menyatakan kalau keadaan kesehatan mereka masih normal-normal saja dan tidak ada dampak langsung dari PLTU terhadap kesehatan, kalaupun ada hal ini memrlukan pengecekan kesehatan yang lebih lanjut.
Selayaknya pedesaan lain di Indonesia, masyarakat Celukan Bawang mayoritas berprofesi sebagai petani, ada yang sebagai Petani Pemilik atau selaku pemilik lahan dan ada Buruh Tani selaku penggarap lahan yang bukan miliknya (penyakap). Namun untuk wilayah di pesisirnya sendiri yang berdekatan dengan lokasi PLTU masyarakatnya mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan tangkap di perairan Celukan Bawang, pekerjaan sebagai nelayan ini sudah berlangsung secara turun temurun bagi masyarakat pesisir desa selam bertahun-tahun. Keberadaan sebuah perusahaan besar berupa PLTU di Desa Celukan Bawang ini, tentunya akan membawa dampak atau pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat yang hidup di sekitarnya, tanpa terkecuali dalam hal ekonomi.
Tabel 4.
Lapangan Pekerjaan
Jawaban |
Frekuensi (Orang) |
Persentase (%) |
Sangat Tidak Setuju |
1 |
3.3 |
Kurang Setuju |
6 |
20.0 |
Netral |
7 |
23.3 |
Setuju |
9 |
30.0 |
Sangat Setuju |
7 |
23.3 |
Total |
30 |
100.00 |
Sumber : Data Primer Diolah 2022
Tabel 4 menunjukkan bahwa terjadi keberagaman jawaban dari para responden, hal ini menunjukkan kalau jawaban mengenai kesempatan bekerja di perusahaan bersifat subjektif tergantung dari apakah ada atau tidaknya keluarga atau kerabat responden yang mendapat pekerjaan di perusahaan. Hal ini tentunya menjadi normal apabila terjadinya kecemburuan sosial diantara masyarakat yang mendapat pekerjaan dan yang tidak mendapatkannya.
Namun di sisi lain berdasarkan data dari Kementrian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan Dinas Tenaga kerja dan Trasmigrasi (Disnakertrans) Buleleng, PLTU Celukan Bawang masih banyak bergantung terhadap tenaga kerja asing yang berasal dari negara Tiongkok terutama untuk kebutuhan teknisi perusahaan, dimana catatan pada tahun 2018 menunjukkan jumlah tenaga kerja asing yang dipekerjakan di perusahaan sebanyak 152 orang, dan jumlah tenaga kerja lokal yang dipekerjakan berjumlah 317 orang. Jumlah tenaga kerja lokal yang bekerja di PLTU Celukan Bawang memang masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah tenaga asing, namun jika kita mengacu pada amanat Permen Tenaga Kerja Nomor 16 tahun 2015. Dalam Permen 16 menyatakan bahwa rasio ideal tenaga kerja asing terhadap tenaga kerja lokal adalah 1:10, idealnya satu tenaga kerja asing dapat mempekerjakan 10 tenaga kerja lokal (Kemnaker.go.id, 2022).. Dengan mengacu pada Permen tersebut, cenderung kurang optimal dalam mengikutsertakan tenaga kerja lokal di perusahaan PLTU Celukan Bawang, dimana perbandingan antara tenaga kerja asing dan lokal hanya 1:2.
Tabel 5.
Pendapatan Masyarakat
Jawaban |
Frekuensi |
Persentase |
Sangat Tidak Setuju |
0 |
0.0 |
Kurang Setuju |
7 |
23.3 |
Netral |
16 |
53.3 |
Setuju |
4 |
13.3 |
Sangat Setuju |
3 |
10.0 |
Total |
30 |
100.0 |
Sumber : Data Primer Diolah 2022
Tabel 5 menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat di pesisir desa yang hidup dan bekerja berdampingan bersama PLTU memilih bersikap netral mengenai apakah dengan adanya perusahaan ini dapat meningkatkan pendapatan mereka, hal ini menunjukkan kalau keberadaan PLTU tidak berpengaruh terhadap besaran pendapatan mereka. Salah satu faktor juga yang membuat banyak responden bersikap netral adalah karena mereka tidak berani menghakimi secara sepihak apakah besar atau kecilnya pendapatan mereka dan sudah melakukan penyesuaian atau adaptasi pekerjaan mereka dengan keberadaan PLTU terutama bagi para nelayan sekitar.
Khususnya bagi nelayan di pesisir desa tentunya ada perubahan karena aktivitas perusahaan terhadap pekerjaan mereka sehari-hari, dimana salah satu
penyesuaian yang mereka lakukan adalah mencari lokasi keberadaan ikan lebih ke tengah laut, dan tentunya hal ini akan memakan lebih banyak biaya operasional terutama bahan bakar kapal, dimana hal ini akan mengurangi pendapatan yang mereka dapat.
Tabel 6.
Hasil UMKM
Jawaban |
Frekuensi |
Persentase |
Sangat Tidak Setuju |
0 |
0.0 |
Kurang Setuju |
2 |
6.7 |
Netral |
13 |
43.3 |
Setuju |
12 |
40.0 |
Sangat Setuju |
3 |
10.0 |
Total |
30 |
100.00 |
Sumber : Data Primer Diolah 2022
Tabel 6 menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju dengan keberadaan perusahaan ini dapat memberikan dampak yang baik bagi UMKM yang ada di sekitarnya. Hal ini menjadi salah satu dampak positif yang dapat dilihat langsung di wilayah pesisir desa dengan banyaknya keberadaan UMKM seperti warung-warung makan yang menjual masakan laut, hasil tangkapan langsung nelayan sekitar.
Hal lain juga yang mendapatkan dampak positif dari keberadaan PLTU adalah masyarakat sekitar yang memiliki usaha kost-kostan, menurut penuturan narasumber utama keberadaan bisnis rumah kontrakan atau rumah kost ini beriringan bersama dengan pembangunan dan mulai beroperasinya PLTU Celukan Bawang di tahun 2015, mengingat banyak karyawan perusahaan yang berasal dari luar desa bahkan luar kota. Selain itu berbagai usaha baru yang juga muncul dan berkembang adalah usaha jasa cuci pakaian (laundry) dan pedagang bahan-bahan makanan mulai dari kelas warung hingga toko-toko kecil berkembang pesat di sekitar desa. Fakta-fakta ini tentunya tidak dapat dipungkiri merupakan dampak positif dari keberadaan perusahaan besar di Desa Celukan Bawang yang kemudian menciptakan peluang usaha bagi masyarakat yang ada disekitarnya. Terciptanya peluang usaha ini sebagai reaksi dari masyarakat untuk memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya yang kemudian dapat meningkatkan taraf hidup mereka menjadi lebih baik.
Berdasarkan hasil kuesioner, wawancara mendalam dan observasi yang penulis laksanakan, maka dapat diperoleh kesimpulan yaitu keberadaan dan aktivitas perusahaan sehari-harinya berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap aspek sosial kehidupan masyarakat di pesisir Desa Celukan Bawang, berupa penyerapan tenaga kerja sehingga mengurangi tingkat pengangguran di desa serta
membuat kepekaan masyarakat sekitarnya menjadi lebih tinggi akan pentingnya pendidikan, sehingga mereka burusaha menyekolahkan anak-anak mereka sampai perguruan tinggi. Keberadaan dan aktivitas perusahaan sehari-harinya berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap aspek ekonomi masyarakat di pesisir Desa Celukan Bawang, khususnya bagi nelayan dengan berdirinya PLTU membuat nelayan perlu melakukan beberapa penyesuaian dalam pekerjaanya, seperti mencari lokasi baru dan melaut lebih jauh ke tengah dalam memasang jaring slerek ikan, dimana hal ini membuat biaya operasional melaut mereka jadi lebih tinggi. Namun di sisi lain dengan keberadaan PLTU juga memberikan dampak positif terhadap peningkatan hasil dari UMKM masyarakat sekitar pesisir Celukan Bawang.
Berdasarkan hasil dan pembahasan dampak aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan bawang terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir Desa Celukan Bawang, maka saran yang dapat peneliti berikan adalah Pihak PLTU Celukan Bawang dan Pemerintah Daerah lebih memperhatikan aspek kesejahteraan terutama bagi para nelayan sekitar dimana bisa dikatakan mereka adalah kelompok yang paling terdampak akan aktivitas perusahaan sehari-harinya. Hal ini bisa dengan memberikan bantuan berupa alat-alat tangkap ataupun berupa pelatihan-pelatihan khusus secara berkala sehingga masyarakat nelayan disana juga dapat merasakan manfaat langsung dari perusahaan. Bagi masyarakat di pesisir desa untuk lebih memperhatikan aspek pendidikan dari anak-anak mereka, supaya di masa mendatang terjadi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di wilayah pesisir Celukan Bawang, yang akan bisa mengangkat taraf kehidupan masyarakat. Selain itu masyarakat juga harus berani aktif untuk menyuarakan atau meyampaikan keluhan mereka akibat dari aktivitas PLTU kepada pihak Pemerintah Desa atau Pemerintah Daerah secara terstruktur dan dengan landasan serta bukti yang kuat.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak Pemerintah Desa Celukan Bawang dan mayarakat pesisir Desa Celukan Bawang yang telah memberikan izin dan berpartisipasi dalam memberikan data dan informasi kepada penulis dalam pembuatan dan pencarian data ke lokasi penelitian sehingga terlaksana penulisan e-jurnal ini, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu. Semoga penelitian ini bermanfaat sebagai mana mestinya.
Daftar Pustaka
Greenpeace Indonesia. 2018. “PLTU Celukan Bawang Meracuni Pulau Dewata”.
https://www.greenpeace.org/indonesia/publikasi/1176/pltu-celukan-bawang-meracuni-pulau-dewata/. Diakses pada 10 Oktober 2021, pukul 20.00 Wita.
Halaman Resmi Desa Celukan Bawang. 2021. “Profil Desa Celukan Bawang”. http://celukanbawang-buleleng.desa.id. Diakses pada 10 Oktober 2021, pukul 20.00 Wita.
Halaman Resmi Kabupaten Buleleng. 2022. “Profil Desa Celukanbawang | Kecamatan Gerokgak” bulelengkab.go.id. Diakses pada 25 Februari 2022, pukul 20.00 Wita.
Halaman Resmi Kementrian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. 2022. “Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2015” kemnaker.go.id. Diakses pada 2 Mei 2022, pukul 20.00 Wita.
Moleong, J. Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Muhdjir, Anton. 2018. “Greenpeace: PLTU di Celukan Bawang Meracuni Bali”, https://www.mongabay.co.id/2018/04/26/greenpeace-pltu-di-celukan-bawang-meracuni-bali/, diakes pada 11 September 2021 pukul 17.00.
Quitcoal Indonesia “Detail PLTU Celukan Bawang”
https://www.quitcoal.id/artikel/detail/pltu-celukan-bawang-bali, diakses pada 11 September 2021 pukul 17.00.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS.
Uma Sekaran, 2006. Metode Penelitiaan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
172
Discussion and feedback