Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2023.v12.i01.p13

Vol. 12, No. 1, Juli 2023

Partisipasi Petani Dalam Pengembangan Padi Varietas Hibrida Sterling di Subak Batuan Dangin Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar

I DEWA AYU NYOMAN SRI JULIANA LESTARI, I KETUT SURYA DIARTA*, NI WAYAN SRI ASTITI

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Jalan P.B. Sudirman Denpasar 80232, Bali

Email: [email protected] *[email protected]

Abstract

Farmer’s Participations in the Hybrid Rice Sterling Variety Development in Subak Batuan Dangin, Sukawati District, Gianyar Regency

The increasing population will increase the amount of food consumption for rice needs. One of the innovations in agriculture is Sterling hybrid rice. The development of Sterling hybrid rice certainly cannot be separated from the participation of farmers. The objective of this study was to analyze farmer’s participations in the development of Sterling hybrid rice varieties and to figure out the factors that affects the participation. This research is a qualitative research. Data was collected using in-depth interviews, observation and documentation. The key informant in this study were 13 people. Data analysis in this study is descriptive qualitative. Based on the results of the research, at the decision-making stage farmers have been involved in all aspects of activities for decision-making, at the implementation stage farmers generally have followed the implementation activities in accordance with the agreement that was taken, at the stage of enjoying the results the farmers were satisfied with this development, and at the evaluation stage farmers provided input and suggestions. In terms of social factors are influenced by the age and education of farmers, economic factors are influenced by an increase in income and the amount of production, and technical factors are influenced by the way of maintenance.

Keywords: Hybrid sterling, participation, development

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1 .   Latar Belakang

Pertanian salah satunya adalah padi hibrida. Padi hibrida adalah jenis padi yang berasal dari dua jenis induk yang berbeda serta karakteristik yang berbeda dengan tujuan dapat menghasilkan benih yang lebih baik (Krishnamurti, dkk 2019). Menurut Bappeda Provinsi Bali Kabupaten Buleleng (2015), pembangunan pertanian adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk menambah produksi pertanian sekaligus

meningkatkan pendapatan dan produktivitas usaha petani. Adapun salah satu kegiatan perkembangan disektor pertanian yaitu implementasi teknologi (Putri,2019). Keberhasilan suatu pembangunan pertanian dan perkembangan varietas padi tentunya tidak terlepas dari partisipasi petani Menurut Irawan (2011) Partisipasi diprediksi akan terus berlanjut selama petani merasa puas atau diuntungkan dengan ikut serta dalam kegiatan tersebut. Adapun partisipasi menurut Cohen dan Uphoff (1980, dalam Ramadhan 2014), terdiri dari 4 tahapan yaitu pengambilan keputusan, pelaksanaan, penerimaan hasil atau manfaat, serta evaluasi

Subak adalah organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan sawah yang digunakan dalam bercocok tanam padi di Bali serta memiliki peranan penting dalam pertanian (Sarita, 2013). Pada tahun 2019, Subak Batuan Dangin mengembangkan padi hibrida Sterling BSHS 6H dan menghasilkan produktivitas yang memuaskan bagi petani karena mampu untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas dari hasil panen padi itu sendiri. Hal ini menyebabkan petani di Subak Batuan Dangin melakukan pengembangan padi hibrida Sterling jenis lainnya secara mandiri. Melihat hal teresebut, sangat menarik untuk dilakukan penelitian tentang bagaimana partisipasi petani dalam pengembangan padi hibrida Sterling di Subak Batuan Dangin serta faktor apa yang mempengaruhi petani dalam melakukan partisipasi padi hibrida Sterling di Subak Batuan Dangin Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar.

  • 1.2    Rumusan Masalah

  • 1.    Bagaimana partisipasi petani dalam pengembangan padi varietas hibrida Sterling di Subak Batuan Dangin Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar?

  • 2.    Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi petani untuk berpartisipasi dalam pengembangan padi varietas hibrida Sterling di Subak Batuan Dangin Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

  • 1.    Untuk menganalisis partisipasi petani dalam pengembangan padi varietas hibrida Sterling di Subak Batuan Dangin Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar.

  • 2.    Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani untuk berpartisipasi dalam pengembangan padi varietas hibrida Sterling di Subak Batuan Dangin Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar.

  • 2.     Metode Penelitian

    • 2.1   Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Subak Batuan Dangin Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni sampai bulan Juli tahun 2021.

  • 2.2    Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini. Sedangkan, data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen yang sudah ada seperti data data dari perpustakaan, internet, dan beberapa penelitian yang berhubungan langsung dengan penelitian ini. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara terbuka yang nantinya akan dinarasikan kedalam teks (Permatasari 2020). Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti pada saat pengumpulan data sehingga data yang sudah terkumpul mudah untuk diolah (Arikunto, 2006). Instrument penelitian ini menggunakan pedoman wawancara.

  • 2.3    Variabel Penelitian

Variabel yang diukur dalam penelitian ini yaitu tahap partisipasi petani serta faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi petani. Tahap partisipasi petani dibagi menjadi 4 indikator yaitu pengambilan keputusan, pelaksanaan, menikmati hasil, dan evaluasi. Sedangkan faktor yang mempengaruhi dibagi menjadi 3 faktor yaitu faktor sosial, faktor ekonomi, dan faktor teknis. Setiap variabel diukur secara kualitatif.

  • 2.4    Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif adalah suatu metode menganalisis kumpulan data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data. Menurut Sugiyono (2014) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik suatu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Menurut Miles dan Huberman (1984, dalam Nugrahani 2014), ada 3 tahapan yang harus dilakukan dalam menganalisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Partisipasi Petani

      3.1.1  Partisipasi dalam Tahap Pengambilan Keputusan

Tahapan dimana petani terlibat dalam merencanakan dan menyusun proses kegiatan pengembangan padi hibrida Sterling di Subak Batuan Dangin Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Pengembangan padi hibrida Sterling ini dimulai pada tahun 2019 yang pada awalnya petani di Subak Batuan Dangin ini disosialisasikan oleh PPL dan juga kedatangan penyuluh dari PT Agritech Sterling Indonesia yang kemudian memberikan informasi tentang padi hibrida Sterlingnya ini.

Awalnya nike subaknya nike kan menanam padi hibrida nike kan ingin meningkatkan hasil produksi. Setelah nike wenten lah napi adane keproduksian

(penyalur) bibit kesini ingin memperkenalkan padi hibrida Sterling. kemudian itu dah setelah di pertemuan-pertemuan kenten dibilang hasilnya per are bisa segini kan kenten. Untuk peningkatan hasil pertanian nike. Terus petani ingin juga mencoba.” ( I Wayan Suparta, 3 Juli 2021)

Kemudian setelah mendapatkan informasi dan mengadakan beberapa pertemuan-pertemuan sosialisasi, seluruh pengurus dan anggota Subak Batuan Dangin Mengadakan Rapat untuk memutuskan pengembangan ini. Keikutsertaan anggota subak pada saat rapat umumnya informan memberikan pernyataan bahwamereka mengikuti setiap rapat dan sosialisasi yang diadakan oleh Subak Batuan Dangin terkait pengembangan padi hibrida Sterling. Apabila terdapat petani yang tidak mengikuti rapat maka dikenakan sanksi.

Berdasarkan hasil wawancara penelitian di atas, partisipasi petani dalam tahap pengambilan keputusan yaitu keterlibatan petani dalam rapat, keterlibatan petani dalam mengikuti sosialisasi, penyusunan perencanaan kegiatan yang didalamnya membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan hibrida Sterling termasuk pemupukan, pola tanam, dan jadwal tanam. Jika dikaitkan dengan teori yang digunakan, proses keterlibatan petani dari awal mengikuti rapat hingga jadwal tanam merupakan proses dari tahap partisipasi dalam pengambilan keputusan. Namun pada prosesnya itu sendiri, masih terdapat beberapa petani yang tidak mengikuti tahapannya secara menyeluruh. Salah satunya seperti yang disebutkan tadi bahwa masih terdapat petani yang tidak mengikuti kegiatan rapat. Selain itu juga, keaktifan petani dalam menyampaikan pendapat pada proses pengambilan keputusan ini masih kurang. Hal ini dikarenakan masyarakat cenderung mengikuti hal-hal yang diarahkan baik oleh PPL, penyuluh dari PT Agritech Sterling maupun dari subak sendiri.

  • 3.1.2    Partisipasi dalam Tahap Pengambilan Keputusan

Partisipasi petani dalam tahap pelaksanaan merupakan tahapan kegiatan petani yang dilakukan di lapangan dalam melaksanakan pengembangan padi hibrida Sterling di Subak Batuan Dangin Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Tahapan kegiatan yang dilakukan petani merupakan proses lanjutan kesesuaian kegiatan dengan keputusan yang sudah disepakati pada saat proses pengambilan keputusan.

Pada tahapan pelaksanaan, petani melakukan kegiatan penanaman dimulai dari pengolahan tanah hingga panen. Adapun kegiatan pengolahan tanah untuk penaman hibrida Sterling sama seperti padi-padi lainnya. Untuk penggunaan pupuk nya, petani menggunakan anjuran yang diberikan oleh PPL dengan melakukan 4 kali pemupukan di umur padi 0-7 hari, umur 15-20 hari, 20-40 hari, dan umur 40 hari keatas dengan pupuk yang berbeda-beda sesuai dengan umur tanaman. Namun, setelah melakukan wawancara, terdapat petani yang belum menggunakan pupuk sesuai dengan kesepakatan yang telah diputuskan oleh subak. Hal ini dikarenakan terbatasnya kondisi ekonomi petani sehingga petani hanya menggunakan pupuk yang sudah diberikan subsidi oleh pemerintah serta petani juga tidak diwajibkan untuk menggunakan semua

pupuk yang disarankan kepada mereka.

Sebenarnya subak hanya menyarankan pupuk apa saja yang dipakai pada saat akan menanam hibrida Sterlingnya, hanya saja semuanya kembali lagi ke petaninya masing-masing. Kita kan hanya dapat subsidi Pupuk Urea dan NPK nya saja, itu lumayan itu. Kalau yang lain-lain kan gak dapet subsidi. Nah mungkin karena gak dapat subsidi itu petani gak bisa beli pupuk yang lain-lainnya itu. Jadi hanya pakai urea dan NPK saja atau mungkin pupuk lain.” (Ketua Subak, I Wayan Mudana, 19 Juli 2021)

Untuk obat-obatan yang digunakan oleh petani dalam pengembangan padi hibrida Sterling ini disesuaikan dengan keadaan dilapangan yang dialami oleh petani. Namun, petani cenderung melakukan penyemprotan untuk mengantisipasi tanamannya terserang hama dan penyakit. Pengawasan pengembangan padi hibrida Sterling ini sendiri dilakukan oleh petani itu sendiri dan juga ketua subaknya dengan tugas mereka masing-masing. Petani melakukan pengawasan di sekitar lahan garapan mereka sedangkan ketua subak melakukan pengawasan di seluruh lahan garapan petani.

Berdasarkan hasil penelitian wawancara di atas, pada tahap pelaksanaan terkait pengembangan padi hibrida Sterling, sebagian besar petani sudah mengikuti sesuai dengan keputusan yang telah disepakati sebelumnya pada saat pengambilan keputusan. Meskipun masih terdapat beberapa petani yang memiliki kendala dan tidak mengikuti sesuai yang disarankan seperti pada saat pemupukan, karena pupuk yang digunakan pada pengembangan hibrida Sterling ini cukup banyak. Pada tahap ini, petani juga banyak memberikan melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan padi hibrida Sterling di lapangan, seperti halnya pada saat menemukan masalah pengendalian hama. Selain itu, petani lebih memperhatikan segala kegiatan terkait dengan pengembangan hibrida Sterling ini. Hal ini dikarenakan petani menginginkan hasil produksi yang maksimal. Kegiatan yang dilakukan petani pada tahap ini meliputi kegiatan dari pengolahan tanah hingga panen seperti cara pemupukan, pemeliharaan, mengatasi hama dan penyakit serta melakukan pengawasan di lahan garapan masing-masing.

  • 3.1.3    Partisipasi Petani dalam Tahap Menikmati Hasil

Partisipasi dalam tahap menikmati hasil merupakan tahapan dimana petani memperoleh hasil yang didapatkan dari pengembangan padi hibrida Sterling di Subak Batuan Dangin Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Dalam tahapan ini menunjukan apakah petani merasakan suatu kepuasan tersendiri setelah melakukan pengembangan ini. Data dilapangan menunjukan bahwa umumnya informan memberikan respon yang positif setelah mengikuti pengembangan ini. Seperti yang dikatakan oleh I Wayan Gadir, pada saat wawancara tanggal 17 Juli 2021, beliau mengatakan.

Lebih demen nike lebih seneng, senengnya nike kan disuba padi umur 40 nike pokokne samah panakne (buahnyaa), pokok demen atine kecarik e. kalau jelek ngelamun masi ke carik e ngekoh keto modelne, yen tepuk padine (jelek).” Selain pernyataan diatas yang menunjukan bahwa umumnya informan merasa puas dengan hasil yang mereka dapat dari pengembangan ini, terdapat pernyataan lain yang menunjukan bahwa mereka kurang puas dalam pengembangan ini.

Kalau dari penggarap ga berasa sebenarnya, karena kita membagi hasil, kita garapnya sedikit misalnya. Beda dengan orang kalau kerja satu hektar pasti kita nikmati hasilnya. Kalau dilihat dari hasilnya memang meningkat. Satu produksinya lebih banyak. Dari rumpunnya udah pasti 500 per malai. kali perumpun kenten napi istilahne, kan lebih banyak. (dibandingkan) Kalau nonhibrida pasti cuma 180-200 permalai, Kalau hibrida mapannya 300an. Itu dilihat dari buahnya senang dah kita melihat.” (I Wayan rajin, 3 Juli 2021)

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, partisipasi petani dalam tahap menikmati hasil jika dikaitkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini, umumnya petani merasa cukup puas dengan hasil yang diterimanya meskipun petani harus mengeluarkan biaya produksi lebih dari biasanya. Namun, masih terdapat petani yang merasa belum cukup menikmati hasil yang didapatkan oleh mereka. Seperti yang dijelaskan tadi, menurut keterangan I Wayan Rajin dan I Wayan Sika, mereka belum merasakan hasil yang begitu memuaskan bagi mereka.

  • 3.1.4    Partisipasi Petani dalam Tahap Evaluasi

Partisipasi dalam tahap evaluasi merupakan tahapan kegiatan petani dalam mengevaluasi pengembangan padi hibrida Sterling yang sudah dilaksanakan di Subak Batuan Dangin Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Dalam penelitian ini, dilihat sejauh mana petani ikut mengevaluasi pengembangan ini. Menurut keterangan yang didapatkan, sebagian informan memberikan pernyataan bahwa Subak Batuan Dangin tidak mengadakan rapat evaluasi terkait tentang pengembangan ini. Mereka cenderung menyampaikan masukan dan saran mereka secara langsung kepada Ketua Subak atau pada saat akan diadakan rapat untuk periode tanam selanjutnya. Seperti yang dikatakan oleh Ketua Subak Batuan Dangin, pada saat wawancara 19 Juli 2021, beliau mengatakan.

Kalau rapat evaluasi khusus terkait dengan pengembangan Sterlingnya nike ten wenten. Hanya saja kita kalau sudah panen kita mengadakan rapat untuk tutup buku nike. Nah disana dibahas berapa produksi yang dihasilkan, berapa pengeluaran, bagaimana perkembangann padi yang ditanam, trus apa yang akan ditanam untuk periode selanjutnya. Terkadang petani juga menyampaikan apa yang mereka alami dilapangan.”

Berdasarkan dari hasil penelitian pada tahap evaluasi, petani cenderung banyak memberikan masukan setelah mereka melakukan pengembangan padi hibrida Sterling. Mereka berdiskusi satu sama lain membahas tentang pengembangan ini yang kemudian dijadikan masukan dan saran ketika sedang ada perkumpulan. Tahapan

evaluasi yang dilakukan di Subak Batuan Dangin meliputi kegiatan masukan dan saran setelah dilakukannya perkembangan ini dan melihat hasil perbandingan jumlah produksi antar petani. Jika dikaitkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini, dari pengertiannya partisipasi petani dalam tahap evaluasi adalah tahapan kegiatan petani dalam mengevaluasi hibrida Sterling ini terlihat ketika petani banyak memberikan masukan dan saran untuk pengembangan hibrida Sterling yang telah terlaksana meskipun pada prosesnya petani di Subak Batuan Dangin tidak mengadakan rapat evaluasi secara khusus terkait dengan pengembangan padi hibrida Sterlinga.

  • 3.2    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Petani

  • 1.    Faktor Sosial

Faktor sosial merupakan faktor yang berkaitan dengan karakteristik yang dilihat dari segi umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. Pada faktor sosial, umumnya petani di Subak Batuan Dangin memiliki tingkat pendidikan yang tergolong tinggi yaitu di tingkat SMA. Petani Disubak Batuan Dangin rata-rata berjenis kelamin laki-laki. Dari segi faktor sosial, informan cenderung menyatakan bahwa petani menginginkan perubahan baik dari segi pendapatan, produktivitas, dan segi teknologi. Petani ingin adanya kemajuan di Subak Batuan Dangin ini sehingga mereka cenderung mengikuti pengembangan-pengembangan varietas padi. Selain itu, terdapat pengaruh lain dari lingkungan ataupun orang lain untuk mengikuti pengembangan ini.

  • 2.    Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi dalam penelitian ini terkait dengan tingkat pendapatan yang dihasilkan oleh petani. Dalam penelitian ini, pendapatan petani didapatkan dari hasil pengurangan antara penerimaan dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Pengembangan hibrida Sterling memerlukan pupuk dan pengobatan yang cukup banyak untuk menghasilkan produksi yang maksimal. Penggunaan pupuk pada hibrida Sterling ini dilakukan sebanyak 4 kali dengan pupuk yang berbeda disetiap umur padi tersebut. Selain pupuk, petani juga mengeluarkan biaya untuk obat dan biaya tenaga kerja.

Berdasarkan data dari hasil penelitian yang didapatkan diatas, dari faktor ekonomi terlihat adanya peningkatan produksi dan juga peningkatan pendapatan. Peningkatan hasil produksi dan pendapatan ini juga dinyatakan informan pada partisipasi dalam tahap menikmati hasil. Pada pengembangan padi hibrida Sterling petani membutuhkan biaya yang lebih banyak untuk penggunaan pupuk dan obat-obatan namun hal ini diiringi dengan hasil produksi yang maksimal sehingga petani tidak merasakan kerugian dan mendorong petani untuk mengembangkan padi hibrida Sterling.

  • 3.    Faktor Teknis

Faktor teknis merupakan segala kegiatan yang berkaitan dengan proses produksi yang memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil produksi. Dalam penelitian ini faktor teknis dilihat melalui cara pemeliharaan dan pola tanam. Berdasarkan hasil

wawancara yang didapatkan dari informan, cara pemeliharaan dalam menanam hibrida Sterling membutuhkan pupuk yang cukup banyak serta diberi pendoping atau vitamin. Selain penggunaan pupuk yang cukup banyak, penggunaan obat-obatan untuk menghindari tanaman terserang hama dan penyakit juga cukup banyak. Hal ini disebabkan agar padi tidak terserang hama dan penyakit. Petani juga harus memerhatikan dan teliti terhadap tanamannya agar tanamannya tetap terjaga dengan baik.

Untuk pola tanam di Subak Batuan Dangin menggunakan pola tanam padi-padi-padi. Pada saat mengembangkan hibrida Sterling sistem tanam yang digunakan adalah jajar legowo dengan jarak tanam 20x25. Sistem ini diterapkan karena petani mengikuti saran dari PPL serta hal ini juga mempermudah petani untuk melakukan pengecekan terkait perkembangan padinya.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1    Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil pembahasan penelitian di atas, maka dapat diperoleh kesimpulan mengenai penelitian ini adalah partisipasi petani dalam pengembangan padi hibrida Sterling dilihat dari empat tahapan yaitu partisipasi dalam tahap pengambilan keputusan, tahap pelaksanaan, tahap menikmati hasil serta tahap evaluasi. Dalam penelitian ini, umumnya petani sudah terlibat dalam setiap tahapan partisipasi. Namun, pada tahap pengambilan keputusan dan pelaksanaan masih terdapat beberapa petani yang tidak mengikuti tahapan dengan baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi petani untuk berpartisipasi dalam pengembangan hibrida Sterling di Subak Batuan Dangin dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor sosial, ekonomi serta faktor teknis.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan hasil penelitian, adapun saran yang dapat diberikan yaitu pada tahap pengambilan keputusan, petani agar dapat memberikan saran ataupun masukan untuk kegiatan yang akan dilakukan. Tidak hanya mengikuti masukan yang diberikan oleh PPL saja sehingga petani mampu melakukan kegiatan sesuai dengan keputusan yang telah disepakati. Hal ini akan berkaitan pada tahap-tahap selanjutnya terutama pada tahap pelaksanaannya dimana petani masih terdapat petani yang tidak melaksanakan kegiatan sesuai dengan kesepakatan karena petani tidak memberikan saran pada tahap pengambilan keputusan.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung penelitian hingga termuat di e-jurnal ini, terutama kepada Petani di Subak Batuan Dangin yang telah bersedia memberikan informasi yang diperlukan untuk penelitan ini serta kepada seluruh keluarga, teman-teman, dan semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu. Diharapkan penelitian ini bisa bermanfaat sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2015. Pembangunan Pertanian. Internet. https://www.bulelengkab.go.id/detail/artikel/pembangunan-pertanian-51. (diakses pada tanggal 10 Desember 2020).

Nugrahani, F,. & M. Hum. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam pendidikan bahasa. Solo: Cakra Books.

Irawan, E. 2011. Prospek Partisipasi Petani dalam Program Pembangunan Hutan Rakyat untuk Mitigasi Perubahan Iklim di Wonosobo. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 12(1) : 67-76

Krishnamurti dan Muhammad Diheim Biru. 2019. Prospek dan Tantangan Padi Hibrida di Indonesia. Jakarta: CIPS-Indonesia.

Permatasari, E. 2020. Partisipasi Masyarakat dalam Program Urban Farming Gang Hijau Di RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Timur Jakarta. ( Skripsi). Denpasar : Universitas Udayana.

Sarita, A. F., Windia, I. W., & Sudarta, I. W. 2013. Persepsi Petani Terhadap Penetapan Subak sebagai Warisan Budaya Dunia (Studi kasus Subak Pulagan Kawasan Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar). Journal of Agribusiness and Agritourism, 44958.

Putri, C. A., Anwarudin, O., & Sulistyowati, D. 2019. Partisipasi Petani dalam Kegiatan Penyuluhan dan Adopsi Pemupukan Padi Sawah di Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut. Jurnal Agribisnis Terpadu, 12(1), 103-119

Ramadhan, F., & Khadiyanto, P. 2014. Partisipasi Masyarakat dalam Mendukung Kegiatan Pariwisata di Desa Wisata Bejiharjo, Gunungkidul, YOGYAKARTA. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 3(4), 949-963.

Sugiyono, 2014. “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

149