JMU            ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 12 NO.5,MEI, 2023


Jurnal medika udayana        I   I—I DIRECTORY OF

∕                OPEN ACCESS

∕ I_           JOURNALS

Diterima: 2022-12-15 Revisi: 2023-02-30 Accepted: 25-05-2023

PENGARUH METODE VIDEO EDUKASI MENGGUNAKAN PANGGUNG BONEKA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK-ANAK RUMAH PELANGI SANT EGIDIO

Ni Wayan Ari Wulansari1, Nyoman Rizki Puspita Kandarini1, Ni Kadek Sintya Anggreni1, Mohamad Fajar Bangkit Susilo1, Putri Rejeki2

1Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

2Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Pencegahan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

Koresponding Author: Ni Wayan Ari Wulansari Email: [email protected]

ABSTRAK

Penyakit gigi dan mulut merupakan Non-Communicable Disease (NCDs) yang paling sering terjadi. Di Indonesia, anak-anak yang tidak menamatkan pendidikan SD/MI dan yang tidak bersekolah, memiliki proporsi masalah gigi dan mulut paling tinggi. Sementara itu pada tahun 2021, sebanyak 3,81% anak Indonesia usia 5-17 tahun putus sekolah dan 13,04% tidak dapat bersekolah. Tingkat pendidikan berpengaruh pada kemampuan seseorang dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut dapat menunjang perilaku dalam memelihara kebersihan mulut yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak Rumah Pelangi Sant Egidio sebelum dan sesudah diberikan video edukasi menggunakan panggung boneka. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen kuasi dengan rancangan one-group pre-test post-test design. Responden penelitian ini adalah anak-anak Rumah Pelangi Sant Egidio berusia 6-14 tahun sebanyak 37 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner pre dan post-test. Instrumen penelitian berupa video edukasi terkait kesehatan gigi dan mulut dengan panggung boneka. Penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan responden saat dilakukan pre-test berada pada kategori baik (83,8%) dan setelah post-test menghasilkan kategori baik (100%), dengan perbedaan yang signifikan (p<0,011). Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak-anak Rumah Pelangi Sant Egidio sebelum dan sesudah pemberian video edukasi menggunakan panggung boneka.

Kata kunci: video edukasi menggunakan panggung boneka, pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, Rumah Pelangi Sant Egidio

ABSTRACT

Dental and oral diseases are the most common non-communicable diseases (NCDs) in the world. In Indonesia, children who do not go to school and children who do not finish elementary school have the highest prevalence of suffering dental diseases. Moreover, in 2021, 3.81% of Indonesian youngsters aged 5-17 years could not continue formal school and 13.04% of them could not able to attend the formal school. The educational level could affect people’s ability to maintain dental and oral health. Therefore, oral health education can enhance people’s behavior in maintaining good oral hygiene. The purpose of this study was to investigate the effect of educational video method using hand puppets on the knowledge level of dental and oral health in the children of Rumah Pelangi before and after the education. The research design is quasi-experimental with a one-group pre-test and post-test. Thirty-seven children in Rumah Pelangi aged 6-14 years were examined using a pre-test questionnaire to know their oral health knowledge at baseline, then they received the intervention by watching an educational oral health video using hand puppets, fourteen days after the intervention children were examined using a post-test questionnaire. There is a significant difference in the subject’s knowledge before and after the intervention with http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum                                                                                 18

doi:10.24843.MU.2023.V12.i5.P04

PENGARUH METODE VIDEO EDUKASI MENGGUNAKAN PANGGUNG BONEKA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI… Ni Wayan Ari Wulansari1, Nyoman Rizki Puspita Kandarini1, Ni Kadek Sintya Anggreni1, Mohamad Fajar Bangkit Susilo1, Putri Rejeki2

p<0,011. In conclusion, there is a difference between children’s oral health knowledge level of children in Rumah


Pelangi Sant Egidio, before and after watching the educational video using hand puppets.

Keywords: educational video using hand puppets, oral health knowledge, Rumah Pelangi Sant Egidio


PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut memiliki kontribusi besar terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kebersihan gigi dan mulut yang baik dapat mencegah timbulnya penyakit gigi dan mulut yang secara signifikan dapat berdampak pada kualitas hidup. Penyakit gigi dan mulut merupakan NonCommunicable Disease (NCDs) yang paling sering terjadi dan dapat menyebabkan sakit yang parah, rasa tidak nyaman, bahkan kematian.1 Berdasarkan data The Global Burden of Disease Study tahun 2016, setengah dari populasi penduduk dunia atau lebih dari 3,5 miliar jiwa menderita penyakit gigi dan mulut. Jumlah ini tidak mengalami penurunan sejak tahun 1990 hingga 2017.2 Sementara itu, sebanyak 57,6% penduduk Indonesia mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut dengan proporsi terbanyak terjadi pada anak usia 6-14 tahun yaitu sebanyak 67,3%.3

Anak-anak merupakan kelompok usia yang rawan menderita penyakit gigi dan mulut. Penelitian yang dilakukan di beberapa negara di Eropa, Amerika, dan Asia menunjukkan 90-100% anak mengalami karies gigi. Karies gigi merupakan penyakit yang paling sering terjadi dan dapat menyebabkan komplikasi lain seperti inflamasi dan abses.4 Berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2018, anak-anak usia 5-9 tahun memiliki prevalensi karies sebanyak 92,6%, diikuti dengan kelompok usia 10-14 tahun sebanyak 73,4%.3 Beberapa faktor dapat mengakibatkan tingginya masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak, salah satunya yakni kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.4 Selain itu, penyakit gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Menurut data Riskesdas pada tahun 2018, masyarakat yang tidak menamatkan pendidikan SD/MI dan yang tidak bersekolah, memiliki proporsi masalah gigi dan mulut paling tinggi yaitu sebesar 63,1% dan 60,8%.3 Sementara itu, pada tahun 2021, sebanyak 3,81% anak Indonesia usia 5-17 tahun putus sekolah dan 13,04% tidak dapat bersekolah.5

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa tingkat pendidikan berpengaruh pada kemampuan seseorang dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. Edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut dapat menunjang perilaku dalam memelihara kebersihan mulut yang baik.6 Perilaku menyikat gigi yang benar sangat memengaruhi tingkat kesehatan gigi dan mulut. Akan tetapi, berdasarkan data Riskesdas pada tahun 2018, hanya 2,8% masyarakat Indonesia menyikat gigi dengan baik dan benar, dengan persentase terendah terjadi pada anak-anak usia 3-14 tahun.3 Sementara itu, berdasarkan tingkat pendidikan hanya 1,7% dan 2% anak tidak bersekolah dan anak tidak tamat SD/MI yang menyikat gigi dengan benar. Jumlah ini paling rendah jika dibandingkan dengan kelompok anak yang mendapatkan pendidikan lebih tinggi.2

Media audio visual merupakan salah satu upaya edukasi yang dapat dijalankan untuk meningkatkan ketertarikan anak dalam belajar. Video panggung boneka merupakan salah satu penerapan penggunaan model sederhana melalui audio visual yang dapat digunakan sebagai media edukasi. Media ini mampu membantu anak untuk mengembangkan imajinasi dan rasa ingin tahu.7 Penggunaan panggung boneka sebagai media edukasi dapat digunakan dalam menyampaikan informasi dengan efektif, komunikatif, dan interaktif.8 Sedangkan video menyediakan penyaluran informasi yang paling menarik dibandingkan media lain dan dapat meningkatkan motivasi anak dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.9

Penggunaan media ini dalam edukasi kesehatan gigi dan mulut telah dilakukan dalam penelitian Firman tahun 2019 yang membuktikan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan dan praktek menggosok gigi anak sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan media video boneka tangan.10 Akan tetapi belum ada penelitian yang meneliti pengaruh metode edukasi ini terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak putus sekolah. Untuk itu penelitian ini akan dilaksanakan pada anak-anak Rumah Pelangi Sant Egidio yang merupakan komunitas bagi anak-anak putus sekolah di daerah Denpasar.

Pada saat ini belum terdapat penelitian sebelumnya yang melakukan penelitian di Rumah Pelangi Sant Egidio mengenai topik tersebut. Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan anak-anak tentang kesehatan gigi dan mulut melalui metode video edukasi menggunakan panggung boneka pada anak-anak Rumah Pelangi Sant Egidio. Anak-anak Rumah Pelangi Sant Egidio terdiri dari anak-anak usia 4 hingga 20 tahun dengan mayoritas anak tidak pernah mengenyam pendidikan ataupun putus sekolah. Kondisi seperti ini akan sangat berpengaruh terhadap pemahaman anak-anak tentang kesehatan gigi dan mulut yang berdampak pada kesehatan gigi dan mulut mereka.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait metode video edukasi menggunakan panggung boneka terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak Rumah Pelangi Sant Egidio.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan eksperimen kuasi dengan rancangan penelitian menggunakan one-group pre-test posttest design yang dilakukan di Rumah Pelangi Sant Egidio pada bulan Maret 2022 -April 2022. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik total sampling yaitu menggunakan seluruh populasi sebagai sampel, dengan total sampel sebanyak 37 responden. Sampel dipilih berdasarkan kriteria inklusi yaitu anak-anak Rumah Pelangi Sant Egidio yang berusia 6-14 tahun, sehat jasmani dan rohani, serta sudah mendapatkan izin dari orang tua untuk menjadi

responden. Sedangkan kriteria ekslusinya yaitu anak-anak Rumah Pelangi Sant Egidio yang tidak hadir saat penelitian. Hanya responden yang menyetujui informed consent yang mengikuti penelitian ini.

Instrumen penelitian ini yaitu video edukasi menggunakan panggung boneka mengenai kesehatan gigi dan mulut. Video edukasi menggunakan panggung boneka dibuat oleh peneliti. Media panggung boneka merupakan media milik Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Masyarakat dan Pencegahan (IKGM-P) Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Variabel independen dan dependen dalam penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut menggunakan instrumen kuesioner pre-test dan post-test yang berisikan pertanyaan terkait kesehatan gigi dan mulut. Pertanyaan kuesioner berjumlah 10 soal yang bersumber dari kuesioner skripsi Nurlinda tahun 2020 yang dilakukan adaptasi pada bagian skoring.11 Responden diminta untuk menjawab soal pre-test sebelum menyimak video edukasi, dengan jeda selama 14 hari sebelum dilakukan kembali posttest. Hal ini dilakukan untuk menghindari responden yang masih mengingat soal kuesioner pre-test yang akan menyebabkan bias pada penelitian. Apabila responden menjawab soal dengan benar maka akan mendapatkan skor 1, apabila responden menjawab soal dengan salah maka akan mendapatkan skor 0, yang akan dikategorikan menjadi: kategori baik = skor ≥5, kategori kurang baik = skor < 5. Adanya keterbatasan kemampuan membaca dan menulis responden, maka pengisian kuesioner dibantu oleh interviewer dengan tetap memperhatikan kode etik penelitian.

Analisis data pada penelitian ini diawali dengan uji univariat untuk deskripsi distribusi data demografi berupa jenis kelamin dan usia serta gambaran tingkat pengetahuan melalui pre-test dan post-test. Selanjutnya menggunakan uji bivariat yaitu uji normalitas Saphiro-Wilk dan uji statistik Mann-Whitney Test.

HASIL

Penelitian ini dilakukan pada 37 anak Rumah Pelangi Sant Egidio usia 6-14 tahun dengan karakteristik sampel yaitu responden laki-laki sebanyak 10 orang (27%) dan perempuan sebanyak 27 orang (73%), usia 6-8 tahun sebanyak 19 orang (51,4%), usia 9-11 tahun sebanyak 11 orang (29,7%), usia 12-14 tahun sebanyak 7 orang (18,9%).

Gambaran tingkat pengetahuan melalui pre-test dan post-test anak-anak Rumah Pelangi dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1. Gambaran tingkat pengetahuan

Karakteristik

Pretest n (37)

%

Posttest n (37)

%

Kurang Baik (skor <5)

6

16,2

-

-

Baik

(skor ≥5)

31

83,8

37

100

Berdasarkan tabel tersebut diketahui proporsi tertinggi pada pengetahuan responden saat dilakukan pre-test berada pada kategori baik (83,8%). Tingkat pengetahuan responden mengalami peningkatan yang ditunjukkan sebanyak 100% responden mendapatkan skor baik pada post-test.

Uji parametrik Mann-Whitney Test selanjutnya digunakan untuk melihat signifikansi perbedaan rata-rata tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian metode edukasi menggunakan panggung boneka. Uji Mann-Whitney dilakukan karena data tidak berdistribusi normal. Hasil Mann-Whitney Test dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak-Anak Rumah Pelangi Sant Egidio

Test

n

Mean

Rank

p

Tingkat

Pengetahuan

Pre-test

37

34,50

0,011

Post-test

37

40,50

Pada Tabel 2 terlihat adanya perbedaan yang signifikan antara tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan video edukasi menggunakan panggung boneka dengan nilai p<0,011.

5.ccDISKUSI

Berdasarkan hasil penelitian pada 37 anak Rumah Pelangi Sant Egidio, diketahui bahwa sebelum pemberian edukasi kesehatan gigi dan mulut terdapat 6 anak (16,2%) yang memiliki tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik, sedangkan sebanyak 31 anak (83,8%) memiliki tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang baik. Setelah diberikan video edukasi menggunakan panggung boneka, sebanyak 37 anak (100%) memiliki tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang baik. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara tingkat pengetahuan anak sebelum dan sesudah pemberian edukasi.

Sebagian besar anak-anak di Rumah Pelangi Sant Egidio yang ditunjukkan melalui penelitian ini sudah memiliki tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang baik sebelum dilakukan edukasi.

Akan tetapi, masih ada anak-anak yang memiliki tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik. Peneliti berasumsi bahwa anak-anak di Rumah Pelangi Sant Egidio sudah mendapatkan informasi dari lingkungan, keluarga, dan Komunitas Rumah Pelangi Sant Egidio terkait pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. Akan tetapi masih terdapat materi atau informasi yang belum dipahami oleh anak sehingga masih terdapat anak yang memiliki tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang kurang baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Firman pada tahun 2019 yang menyatakan bahwa pemberian penyuluhan menggunakan media video boneka tangan pada anak sekolah dasar kelas lima dapat meningkatkan pengetahuan anak tentang kesehatan gigi secara signifikan. Hal ini karena penggunaan media audiovisual mampu memudahkan anak dalam memahami materi dan tidak membuat anak bosan.10 Penelitian lain yang memanfaatkan boneka sebagai media edukasi kesehatan gigi membuktikan bahwa 100% anak pra sekolah di kawasan rawan bencana memiliki sikap positif dalam pemeliharaan kesehatan gigi setelah pemberian edukasi menggunakan boneka.7 Peneliti berpendapat bahwa penggunaan boneka sebagai media edukasi dapat membantu mengembangkan imajinasi anak yang akan memberikan pengalaman tersendiri bagi anak sehingga anak akan lebih cepat menerima dan mengingat informasi.7

Sekolah memiliki peranan yang penting terhadap perkembangan kognitif, emosional, dan kesehatan anak.12 Pendidikan yang diperoleh di sekolah dapat membantu anak untuk berkembang dan memeroleh pengetahuan.13 Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut di usia sekolah dapat menunjang kesehatan anak dan mencegah anak menderita penyakit gigi dan mulut sedari dini. Hal ini menjadi salah satu tantangan pada anak-anak putus sekolah. Selain tidak adanya pendidikan kesehatan gigi dan mulut yang didapatkan melalui sekolah, proses edukasi kepada anak-anak putus sekolah umumnya memiliki kendala adanya karakteristik anak yang lebih tidak tertib dalam mengikuti pembelajaran dan kemampuan mencerna pelajaran yang kurang baik.14 Akan tetapi, dalam penelitian ini peneliti mengamati bahwa anak-anak menyimak video edukasi dengan antusias dan mampu menjawab pertanyaan post-test dengan baik. Peneliti berpendapat bahwa penggabungan antara penggunaan panggung boneka dan pemanfaatan media audiovisual mampu menarik antusias anak dalam menyimak edukasi yang diberikan. Edukasi disampaikan melalui sebuah alur cerita dengan latar kehidupan sehari-hari dan menggunakan tokoh anak serta keluarga sehingga dekat dengan lingkungan anak. Hal ini dilakukan karena anak-anak memiliki sifat aktif dalam mempelajari sesuatu yang berkaitan dengan lingkungannya dan mudah meniru informasi yang diterima.10

Media pembelajaran mampu meningkatkan motivasi anak dalam belajar sehingga meningkatkan kemampuan motorik anak.15 Media pendidikan kesehatan memiliki peran

yang penting dalam penyuluhan kesehatan. Melalui media tersebut informasi atau materi dapat menjadi lebih jelas dan terarah sehingga sasaran akan dapat lebih banyak menyerap informasi yang diberikan menggunakan media pendidikan kesehatan.16 Pemanfaatan media audiovisual sebagai metode edukasi mampu meningkatkan pengetahuan anak karena lebih mudah dimengerti, tidak membuat anak bosan, dan dapat menyampaikan informasi dengan lebih jelas.17 Salah satu media audiovisual yaitu video mampu menyajikan informasi berupa konsep, prinsip, prosedur, dan teori aplikasi pengetahuan yang membantu anak dalam memahami materi. Pembelajaran akan lebih menarik dengan penggunaan media video sehingga membantu anak dalam meningkatkan motivasi serta konsentrasidalam pembelajaran.18 Hal tersebut sesuai dengan penelitian ini yaitu penulis mengamati bahwa hampir semua anak fokus dan termotivasi dalam mengikuti proses edukasi.

Media audiovisual bergerak lebih efektif digunakan dalam kegiatan penyuluhan daripada media audiovisual diam.19 Hal tersebut disebabkan oleh teknik yang digunakan dalam menyampaikan pesan yang diharapkan untuk dapat ditangkap oleh target audience yang dalam hal ini adalah anak-anak dilakukan dengan cara yang unik, mulai dari dengan konsep hiburan hingga cerita kehidupan yang mampu menggambarkan kehidupan nyata, dan didukung juga dengan tampilan visual yang menarik. Edukasi melalui media audiovisual bergerak ini dapat melibatkan banyak indera pada anak sehingga berpeluang untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak. Selain itu pemanfaatan media audiovisual tidak terdapat batasan jarak dan waktu sehingga video dapat di putar ulang secara terus menerus.20

Terlepas dari kelebihan-kelebihan dalam penelitian ini, terdapat juga beberapa kekurangan-kekurangan yang dapat dioptimalkan kembali dalam penelitian lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan dengan target audience anak-anak putus sekolah dalam rentangan usia 6-14 tahun di Rumah Pelangi Sant Egidio sehingga belum dapat mewakili populasi secara umum. Sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan responden untuk membaca dan menulis dilatarbelakangi juga karena situasi dan kondisinya yang putus sekolah, pengisian kuesioner oleh responden dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan seorang interviewer dari tim peneliti. Hal ini dapat menimbulkan risiko bias pada data-data yang berhasil terkumpul. Terlepas dari hal itu, lokasi penelitian juga memengaruhi pelaksanaan penelitian yang dilakukan, tempat yang sempit membatasi jumlah anak-anak yang hadir pada saat pengumpulan data. Apabila ditinjau dari kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data, skor tingkat pengetahuan anak hanya dikategorikan menjadi dua sehingga memungkinkan adanya hasil yang berbeda jika dilakukan pengkategorian lebih banyak.

Pada penelitian ini diketahui bahwa penggunaan media video edukasi menggunakan panggung boneka mampu meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak-anak Rumah Pelangi Sant Egidio secara signifikan. Oleh

karena itu, terdapat perbedaan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada anak-anak Rumah Pelangi Sant Egidio sebelum dan sesudah pemberian video edukasi menggunakan panggung boneka. Media video edukasi menggunakan panggung boneka dapat menjadi salah satu alternatif metode pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak-anak Rumah Pelangi Sant Egidio sebelum dan sesudah pemberian video edukasi menggunakan panggung boneka. Disarankan untuk melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang lebih berbeda dan pemberian kategori tingkat pengetahuan yang lebih detail. Video edukasi menggunakan panggung boneka dapat diterapkan sebagai media edukasi kesehatan gigi dan mulut di komunitas Rumah Pelangi Sant Egidio.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyampaian terima kasih penulis kepada dosen pembimbing penelitian drg. Putri Rejeki, M.Kes., tim penelitian dan bakti sosial DENTITION, HMKG Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, PSMKGI Universitas Udayana, dan Alliance for Oral Health Across Borders atas bimbingan dan bantuannya selama proses penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Dhage VS, Chougule P. Importance of Oral Hygiene in Oro-Dental Diseases:  A  Review  Study.

International Journal of Research and Review [Internet]. 2019;6(12):69–74.  Available  from:

www.ijrrjournal.com

  • 2.    WHO. Oral Health Achieving better oral health as part of the universal health coverage and noncommunicable disease agendas towards 2030. 2020;

  • 3.    Kementerian Kesehatan RI. InfoDATIN Kesehatan Gigi Nasional September 2019. Pusdatin Kemenkes RI. 2019;1–6.

  • 4.    Purnama T. How is the Dental Hygiene Status of Preschool Children During the Covid-19 Pandemic ? - Tooth Brushing Skills and Characteristics of Parents. 2022;3(1):1–4.

  • 5.    Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. Profil Anak Indonesia 2021.

  • 6.    Fauz ED. Anak Tunarungu Di Slb Negeri Pembina Medan Universitas Sumatera Utara. 2020.

  • 7.    Mardliyyatun Nisa ul, Winarni S. Sikap Anak Pra Sekolah dalam Pemeliharaan Kesehatan Gigi setelah

Edukasi Boneka Tangan di Kawasan Rawan Bencana. Jurnal Poltekkes Kemenkes Malang. 2019;8(2):151–7.

  • 8.    Meriaty R, Sormin K, Paud D, Pendidikan T. Kemampuan Pengunaan Media Panggung Boneka Interkatif Oleh Guru Untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak Pendidikan Usia Dini [Internet]. Vol. 4.

2020.       Available       from:       http://e-

journal.iakntarutung.ac.id/index.php/humaniora

  • 9.    Parlindungan DP, Pakarti Mahardika G, Yulinar D. Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Video Pembelajaran dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di SD Islam An-Nuriyah. Prosiding Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ [Internet]. 2020;1– 8.                 Available                 from:

http://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit

  • 10.    Firman. Pengaruh Penyuluhan Media Video Boneka Tangan terhadap Pengetahuan dan Praktek Menggosok Gigi pada Anak Kelas V SDN 36 dan SDN 30 Pontianak Selatan Tahun 2019. Universitas Muhammadiyah Pontianak; 2019.

  • 11.    Nurlinda. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Menyikat Gigi pada Anak Usia Sekolah SD Inpres Perumnas 1 Makassar. 2020.

  • 12.    Cunha IP, Pereira AC, Meneghim MC, Frias AC, Mialhe FL. Association Between Social Conditions and Oral Health in School Failure. Rev Saude Publica. 2019;53(108).

  • 13.    Kosilah, Septian. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Assure Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. 2020;6(1).

  • 14.    Sholekhah AK. Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Di Desa Karangrejo Kecamatan Metro Utara [Internet]. S1: Institut Agama Islam Negeri. Institut Agama Islam Negeri (IAIN); 2018. Available from: https://www.google.com/search?q=faktor+yang+me mpengaruhi+anak+putus+sekolah&oq=faktor+yang +mempengaruhi+anak+putus+sekolah&aqs=chrome ..69i57.7828j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8/

  • 15.    Sweniti IAP. Pengembangan Media Panggung Boneka Interaktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial Anak. Journal for Lesson and Learning Studies. 2020;3(3).

  • 16.    Nurmala I, Rahman F, Nugroho A, Erlyani N, Laily N, Anhar VY. Promosi Kesehatan. Press. 2018.

  • 17.    Megawati RR, Hartati E, Supriyono M. Efektivitas pendidikan kesehatan dengan Media audiovisual Oleh Peer Group Terhadap Pengetahuan Menggosok Gigi Kelas 4 Dan 5 Di Sdn Kalicari 01 Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. 2018;3:117–96.

  • 18.    Maymunah S, Watini S. Pemanfaatan Media Video Dalam Pembelajaran Anak Usia Dini Di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Tambusai. 2021;5(2):4120–7.

  • 19.    Baitipur LN, Widraswara R. Pendidikan Kesehatan Melalui Video Untuk Meningkatkan Pengetahuan Dan Praktik Psn Dbd. J Health Educ. 2018;3(2).

  • 20.    Jatmika SED, Maulana M, Kuntoro, Martini S.

Pengembangan Media Promosi Kesehatan. 2019.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2023.V12.i5.P04

23