ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 12 NO.1,JANUARI, 2023


Diterima: 2022-12-15 Revisi: 2022-12-30 Accepted: 25-01-2023

HUBUNGAN PENILAIAN DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER JENJANG PRE KLINIK ANGKATAN 2020 UNIVERSITAS UDAYANA

I Wayan Gede Adi Febrian Setyawan1, I Gusti Ayu Harry Sundariyati2, I Gusti Ayu Sri Darmayani2, I Gde Haryo Ganesha2

  • 1.    Program Studi Sarjana Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

  • 2.    Departemen Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penilaian diri adalah komponen yang penting dalam pengembangan diri seorang mahasiswa ataupun klinisi. Penilaian diri memperjelas tujuan pembelajaran, memantau proses pembelajaran dan melakukan refleksi diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan penilaian dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan dokter pre klinik angkatan 2020 Universitas Udayana. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode cross-sectional. Sampel sebanyak 165 mahasiswa pendidikan dokter pre klinik angkatan 2020 Universitas Udayana berpartisipasi dalam penelitian ini. Data penilaian diri didapat dengan menggunakan kuesioner sebanyak 12 item yang sudah valid dan reliabel 0,770(>0,600). Sedangkan data prestasi belajar mahasiswa menggunakan nilai MCQ pada ujian Clinical Nutrition and Disorders. Hasil dari penelitian ini menunjukkan mayoritas responden memiliki penilaian diri yang baik yaitu 123 orang (74,5%) dan cukup yaitu 42 orang (25,5%). Mayoritas responden memiliki prestasi belajar yang cukup memuaskan yaitu 51 orang (30,9%), diikuti oleh prestasi belajar memuaskan sebanyak 46 orang (27,9%), serta prestasi belajar kurang memuaskan sebanyak 40 orang (24,2%). Analisis hubungan antara penilaian diri dengan prestasi belajar mahasiswa menggunakan korelasi Spearman dengan derajat kemaknaan 95% (p<0,05). Hasil menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara penilaian diri dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan dokter pre klinik angkatan 2020 Universitas Udayana dengan nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,666 (>0,05). Penilaian diri mengenai pembelajaran tidak berkorelasi dengan prestasi belajar mahasiswa.

Kata Kunci: Penilaian diri, prestasi belajar, pendidikan kedokteran

ABSTRACT

Self-assessment is an important component in the self-development of a student or clinician. Self-assessment clarifies learning objectives, monitors the learning process and conducts self-reflection. This study aims to analyze the relationship between self-assessment and learning achievement of pre-clinical medical student udayana university batch 2020. This study is an analytical study with a cross-sectional method. A sample of 165 students of pre clinical medical student udayana university batch 2020 participated in this study. The selfassessment data was obtained using a questionnaire of 12 items that were valid and reliable 0.770(>0.600). Meanwhile, student achievement data uses MCQ scores on the Clinical Nutrition and Disorders exam. The results of this study indicate that the majority of respondents have a good self-assessment, namely 123 people (74,5%) and sufficient, namely 42 people (25.5%). The majority of respondents had satisfactory learning achievements, namely 51 people (30.9%), followed by satisfying learning achievements of 46 people (27.9%), and unsatisfactory learning achievements of 40 people (24.2%). Analysis of the relationship between self-assessment and student achievement using Spearman's correlation with a significance degree of 95% (p<0.05). The results showed that there was no significant relationship between self-assessment and learning achievement of pre clinical medical student udayana university batch 2020 with the value of Sig. (2-tailed) was 0.666 (>0.05). Selfassessment of learning does not correlate with student achievement.

Keywords: Self-assessment, learning achievement, medical education

PENDAHULUAN

Pendidikan kedokteran memiliki jadwal belajar yang padat. Banyaknya materi membuat mahasiswa dan pengajar memaksimalkan waktu yang tersedia untuk kegiatan belajar

mengajar. Tidak hanya itu, standarisasi pendidikan kedokteran dan penilaian menjadi isu yang signifikan di dalam pendidikan kedokteran dunia. Hal ini sangatlah penting karena tujuan akhir pendidikan kedokteran adalah untuk membekali masyarakat dengan praktisi kesehatan yang berpengetahuan dan terampil,

HUBUNGAN PENILAIAN DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER JENJANG PRE KLINIK.. I Wayan Gede Adi Febrian Setyawan1, I Gusti Ayu Harry Sundariyati2, I Gusti Ayu Sri Darmayani2, I Gde Haryo Ganesha2

menempatkan perawatan pasien di atas kepentingan pribadi, serta mempertahankan dan mengembangkan keahlian mereka dalam berkarir seumur hidupnya. Oleh karena itu, pendidikan kedokteran memerlukan sistem pembelajaran yang baik.1

Pada saat ini sebagian besar instansi pendidikan di dunia mencoba menemukan metode pembelajaran yang dapat mengarah pada perluasan kapasitas pendidikan, pembelajaran yang berkelanjutan, dan keputusan klinis yang berpusat pada diri sendiri yaitu mahasiswanya. Penggunaan sistem pembelajaran aktif secara signifikan dapat meningkatkan hubungan antara kemampuan akademik dan klinis mahasiswa.2 Selain sistem pembelajaran yang baik, diperlukan sistem penilaian yang baik untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam proses pembelajaran.3 Penilaian penting karena membantu mahasiswa melakukan semua kegiatan pembelajaran, mulai dari proses pembelajaran sampai akhir.4 Bentuk penilaian yang baik akan membuat hasil dari pembelajaran mahasiswa mengalami peningkatan.5

Penilaian formatif cenderung memberikan umpan balik kepada mahasiswa tentang kinerja dan mampu membimbing mereka.6 penilaian formatif dipandang sebagai alat pengkajian bagi mahasiswa serta pengajar untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kekurangan proses pembelajaran.7 Salah satu penilaian formatif yang digunakan sebagai penilaian di instansi pendidikan adalah penilaian diri atau self assessment. Penilaian diri banyak digunakan sebagai pembelajaran dan strategi penilaian untuk mengembangkan mahasiswa sebagai mahasiswa mandiri dan berkelanjutan. Dari beberapa tinjauan, dikatakan bahwa penilaian diri berhubungan positif dengan prestasi akademik dari mahasiswa.8 Hal ini dapat dicapai karena penilaian diri berhubungan dengan self regulated learning, seperti memperjelas tujuan pembelajaran, memantau proses pembelajaran dan melakukan refleksi diri.9

Selama pelaksanaan proses pembelajaran selalu muncul pertanyaan, apakah proses pembelajaran sudah bisa berjalan secara efektif dan efisien, apakah mahasiswa sudah menguasai materi yang diajarkan, dan apakah proses pembelajaran sudah berjalan sesuai dengan tujuan. Oleh karena itu, penilaian diri memungkinkan mahasiswa untuk menilai kemampuan diri berdasarkan kriteria tertentu yang berdampak pada peningkatan kemampuan akademik.10 Pada nyatanya penggunaan penilaian diri merupakan proses yang berkepanjangan yang kompleks sehingga penilaian ini jarang dipelajari dan diterapkan.9

Saat ini masih banyak mahasiswa kedokteran tidak dibekali kemampuan penilaian diri yang baik. Evans dkk, menyatakan bahwa pada saat mahasiswa memiliki kemampuan yang rendah cenderung untuk melihat kemampuan mereka lebih tinggi, sedangkan mahasiswa dengan kemampuan baik cenderung menilai dirinya kurang. Saat ini pun penelitian mengenai peran penilaian diri dalam prestasi mahasiswa tidak banyak.11

Berdasarkan permasalahan tersebut, mahasiswa seharusnya mengetahui dan menerapkan penilaian diri ini. Karena pada nyatanya penilaian diri adalah proses berkepanjangan yang jarang diterapkan mahasiswa, walaupun terdapat hubungan erat dengan peningkatan prestasi belajar. Oleh karena itu diperlukan penelitian mengenai hubungan penilaian diri dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan dokter jenjang pre klinik angkatan 2020 Universitas Udayana.

  • 1.    BAHAN DAN METODE

Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungannya penilaian diri dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan dokter jenjang pre klinik angkatan 2020 Universitas Udayana. Penelitian ini dilaksanakan secara online menggunakan kuesioner di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Dilakukan dalam waktu 7 bulan dari bulan Januari sampai Juli tahun 2022.

Sampel penelitian adalah mahasiswa pendidikan dokter jenjang pre klinik angkatan 2020 Universitas Udayana yang telah memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi dan eksklusi untuk responden sebagai berikut, kriteria inklusi penelitian ini mahasiswa pendidikan dokter jenjang pre klinik angkatan 2020 Universitas Udayana. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah mahasiswa pendidikan dokter jenjang pre klinik Universitas Udayana selain angkatan 2020 dan mahasiswa pendidikan dokter jenjang pre klinik angkatan 2020 Universitas Udayana yang tidak bersedia mengisi kuesioner Google Form.

Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas adalah penilaian diri, sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar. Data penilaian diri didapatkan dari kuesioner self assessment yang berjumlah 12 item pertanyaan. Kuesioner yang digunakan adalah hasil modifikasi sehingga dilakukan uji validitas dan reliabilitas menggunakan pearson correlation 0,770(>0,600). Setelah itu, hasil pengukuran dikelompokkan menjadi tiga yaitu: tidak baik: 12-28, cukup: 2944, dan baik: 45-60.12 Untuk prestasi belajar didapatkan dari data ujian mahasiswa blok Clinical Nutrition and Disorders. Penelitian ini mendapat izin kelayakan etik No. 1112/UN14.2.2.VII.14/LT/2022 dari Komite Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

  • 2.    HASIL

Pada penelitian ini mayoritas responden berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 101 orang (61,2%) sedangkan laki-laki sebanyak 64 orang (38,8%). Data mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin secara lengkap tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (N=165)

Jenis Kelamin

Frekuensi

Persentase

Laki-laki

64

38,8

Perempuan

101

61,2

Total

165

100

Pada penelitian ini mayoritas responden memiliki penilaian sebanyak 42 orang (25,5%). Data karakteristik responden diri yang baik sebanyak 123 orang (74,5%) dan cukup yaitu berdasarkan self assessment secara lengkap tertera pada tabel 2.

Tabel 2.     Karakteristik Responden Berdasarkan Penilaian Diri (N=165)

Jumlah Mahasiswa

Penilaian diri Mahasiswa                   Frekuensi

Persentase

Tidak Baik                              0

Cukup                             42

Baik                                123

Total                                  165

0 25,5 74,5 100

Berdasarkan penelitian didapatkan mayoritas responden memiliki prestasi belajar yang cukup memuaskan yaitu 51 orang (30,9%), diikuti oleh prestasi belajar memuaskan sebanyak 46 orang (27,9%), serta prestasi

belajar kurang memuaskan sebanyak 40 orang (24,2%). Data karakteristik responden berdasarkan prestasi belajar tertera secara lengkap pada tabel 3.

Tabel 3.     Karakteristik Prestasi Belajar Responden (N=165)

Prestasi Belajar mahasiswa (Nilai MCQ)

Jumlah Mahasiswa

Frekuensi

Persentase

Buruk

26

15,8

Kurang Memuaskan

40

24,2

Cukup Memuaskan

51

30,9

Memuaskan

46

27,9

Sangat Memuaskan

2

1,2

Total

165

100

Untuk mengetahui apakah data penilaian diri dan hasil belajar berdistribusi normal maka dilakukan uji normalitas data. Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan karena jumlah

sampel lebih besar dari 100 dan p < 0,05 berarti data yang diperoleh berdistribusi tidak normal. Data hasil uji normalitas secara lengkap tertera pada Tabel 4.

Tabel 4.     Hasil Uji Normalitas Distribusi Data

Kolmogorov-Smirnov

Statistic

df

Sig.

Penilaian diri

0,070

165

0,044

Prestasi Belajar

0,102

165

0,000

Uji hubungan antara penilaian diri dengan prestasi belajar menggunakan uji nonparametrik. Hasil didapatkan berupa p>0,05 yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara penilaian diri dengan prestasi belajar mahasiswa

pendidikan dokter jenjang pre klinik angkatan 2020 Universitas Udayana. Berikut merupakan hasil uji yang tertera pada tabel 5.

Tabel 5: Korelasi Spearman antara Penilaian diri dan Prestasi Belajar Responden

Penilaian diri

Buruk

Prestasi Belajar

Total

Sig. 2tailed

Kurang Memuaskan

Cukup Memuaskan

Memuaskan

Sangat Memuaskan

Tidak Baik

0

0

0

0

0

0

Cukup Baik

5

10

18

8

1

42

0,666

Baik

21

30

33

38

1

123

Total

26

40

51

46

2

165

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa penilaian diri tidak berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa. Penilaian diri menjadi salah satu upaya mahasiswa untuk mengetahui standar yang ditentukan dalam proses pembelajaran dan membuat upaya untuk mencapai kriteria atau standar yang diinginkan. Secara umum mahasiswa diminta untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh dirinya sendiri. Bisa dikatakan bahwa penilaian diri merupakan tanggung jawab mahasiswa untuk menilai dirinya sendiri.

Dalam penelitian ini didapatkan jumlah responden sebanyak 165 orang dari mahasiswa pendidikan dokter Universitas Udayana Angkatan 2020. Hasil penelitian didapatkan penilaian diri mahasiswa dikategorikan baik adalah 123 orang (74,5%) dan cukup baik sebanyak 42 orang (25,5%). Sedangkan, mahasiswa yang memiliki penilaian diri yang tidak baik adalah tidak ada sama sekali (0%). Hal ini dapat dikatakan baik karena dengan penilaian diri yang baik diharapkan mahasiswa dapat mengasah kemampuan dalam refleksi diri, menilai proses belajar, dan menentukan upaya memperbaiki proses pembelajaran. Dapat dikatakan juga dengan nilai yang baik ini dapat menunjukkan mahasiswa menilai dirinya baik sehingga diharapkan akan meningkatkan rasa kepercayaan diri dan motivasi belajar.

Hal ini sejalan dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Paddiansyah dkk, di pendidikan dokter Universitas Jambi tahun ajaran 2012/2013. Didapatkan hasil sebagian besar mahasiswa menilai dirinya baik yaitu sebanyak 73 orang (90,2%). Tetapi sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut lebih kecil yaitu 81 orang mahasiswa.13 Penelitian yang sama dilakukan oleh Rahimah dkk, menggunakan sampel mahasiswa tingkat dua dan empat di Universitas Islam Bandung. Hasilnya, sebagian besar mahasiswa memiliki nilai penilaian diri yang baik, sebagian kecil cukup baik, dan tidak ada yang memiliki nilai buruk.14 Kuesioner yang digunakan dalam penelitian tersebut diadaptasi oleh peneliti dalam penelitian sekarang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa pendidikan dokter Universitas Udayana angkatan 2020 sebagian besar memperoleh prestasi belajar yang cukup memuaskan. Mahasiswa yang memperoleh prestasi belajar dengan cukup memuaskan sebanyak 30,9%, kemudian diikuti dengan memuaskan sebanyak 27,9%, kurang memuaskan sebanyak 24,2%, buruk sebanyak 15,8%, dan prestasi belajar yang sangat memuaskan sebanyak 1,2%. Dapat diartikan bahwa prestasi belajar mahasiswa pendidikan dokter angkatan 2020 dalam blok Clinical Nutrition and Disorders cukup memuaskan. Terdapat banyak mahasiswa dengan prestasi belajar yang buruk dan kurang

memuaskan pada blok Clinical Nutrition and Disorders sehingga hal ini juga mengecewakan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Paddiansyah dkk, yang telah meneliti prestasi belajar mahasiswa. Penelitian tersebut mendapatkan bahwa prestasi belajar mahasiswa pendidikan dokter Universitas Jambi sebagian besar cukup memuaskan yaitu sebanyak 33%. Hasil yang ditemukan sedikit berbeda yaitu di pendidikan dokter Universitas Jambi tidak terdapat mahasiswa yang memiliki nilai sangat memuaskan 0%.13 Sedangkan di pendidikan dokter Universitas Udayana ditemukan adanya nilai yang sangat memuaskan yaitu sebanyak dua orang 1,2%. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi mahasiswa pendidikan dokter Universitas Udayana sedikit lebih baik prestasi belajarnya.

Hasil analisis nonparametrik dalam penelitian mendapatkan nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,666 (> 0,05) yang menunjukkan bahwa diterimanya hipotesis H0. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan penilaian diri dengan prestasi belajar mahasiswa pendidikan dokter jenjang pre klinik angkatan 2020 Universitas Udayana yang mengikuti blok Clinical Nutrition and Disorders. Seharusnya mahasiswa yang mempunyai penilaian diri yang baik mendapatkan prestasi belajar yang juga memuaskan. Sedangkan dalam penelitian ini didapatkan hasil yang berbeda, yaitu kedua hal tersebut tidak berhubungan.

Penilaian diri merupakan penilaian yang tidak mudah untuk dilakukan. Hubungan kedua variabel tidak signifikan dapat disebabkan karena mahasiswa masih belum terbiasa dalam menilai diri dan masih terbiasa menerima umpan balik konvensional dari pengajar. Sedangkan, penggunaan penilaian diri untuk menilai kemampuan akademik baru pertama kali diterapkan atau karena kurang pahamnya mahasiswa mengenai instruksi instrumen. Hal ini diperkuat dengan penilaian diri belum pernah diterapkan dalam proses perkuliahan pendidikan dokter Universitas Udayana sehingga belum mengetahui tujuan dan maksud dilakukannya. Hal lain juga karena kontribusi aktif dan kesiapan mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas belum mencerminkan tentang upaya untuk belajar dan kualitas belajar. Oleh karena itu, dapat dikatakan masih terdapat subjektivitas dalam pengisian penilaian diri sehingga hasil tidak mencerminkan upaya yang dilakukan selama proses pembelajaran. Hal ini menjadi keterbatasan peneliti ketika memberikan informed consent sebelum mengumpulkan data penelitian.

Terdapat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Ochsmann dkk, tahun 2011 di Glasgow menyebutkan bahwa semakin banyak pengalaman dan tinggi tahap pendidikan yang dilakukan

oleh individu maka individu tersebut maka lebih cenderung untuk lebih kritis dalam melakukan penilaian diri. Individu yang menilai diri lebih rendah lebih baik dibandingkan menilai diri secara berlebihan. Jika menilai diri secara berlebihan dilakukan oleh individu dengan prestasi belajar yang rendah dapat menyebabkan individu tersebut kehilangan motivasi melakukan umpan balik dalam proses pembelajaran. Tentu hal ini akan beresiko membahayakan kedepannya karena jika penilaian diri dilakukan tidak tepat akan membahayakan di dunia klinis.12

Dalam penelitiannya Goodrich dkk, menyebutkan bahwa untuk mendapatkan penilaian diri yang efektif maka harus memenuhi beberapa hal seperti, kesadaran mengenai penilaian diri, model instrumen digunakan, mengetahui kriteria yang akan dinilai, terdapat tugas yang harus dinilai, metode pengaplikasian, waktu yang cocok, dan pemberian umpan balik untuk memperbaiki diri di masa depan.12

Tidak adanya hubungan antara penilaian diri dengan prestasi belajar juga disebabkan oleh faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Hal tersebut terdiri dari psikologis, lingkungan, dan kesehatan. Masalah psikologis yang biasa ditemukan adalah susah berkonsentrasi dan merasa cemas akibat stres. Stres kronis yang terjadi pada mahasiswa dapat berkembang menjadi kecemasan dan depresi. Hal ini akan berujung pada rendahnya pencapaian mahasiswa.15 Faktor lain adalah lingkungan yang merupakan faktor luar mahasiswa, mulai dari pertemanan, keluarga, dan kampus. Masalah pada keluarga yang biasa ditemui adalah pendapatan, tempat tinggal, pola makan, dan kebiasaan keluarga. Faktor inilah kemudian berdampak pada masalah psikologis seperti stres dan kecemasan yang berujung dengan rendahnya prestasi mahasiswa.16 Faktor terakhir yang mempengaruhi prestasi belajar adalah kesehatan. Asupan makanan yang buruk dan kondisi fisik yang buruk menyebabkan mengganggu konsentrasi dalam proses pembelajaran.15

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti, terdapat beberapa keterbatasan yang dapat diperhatikan bagi peneliti lain kedepannya. Keterbatasan penelitian ini yaitu dalam proses pengumpulan data penelitian. Informasi yang diberikan mahasiswa terkadang tidak menunjukkan kemampuan yang sebenarnya karena setiap mahasiswa memiliki pemikiran dan pemahaman yang berbeda. Terdapat faktor lain juga yaitu kejujuran dalam pengisian kuesioner oleh responden dan sampel penelitian tidak luas sehingga memungkinkan ada data yang belum diambil yang kemungkinan berpengaruh terhadap penelitian.

  • 3.    SIMPULAN DAN SARAN

Mayoritas hasil penilaian diri mahasiswa adalah baik, yaitu 74,5% responden. Sedangkan untuk prestasi belajar mayoritas didapatkan cukup memuaskan yaitu 51 orang (30,9%). Analisis korelasi mendapatkan nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,666 (> 0,05) yang menunjukkan bahwa diterimanya hipotesis H0. Penilaian diri tidak berhubungan dengan prestasi mahasiswa pendidikan dokter Universitas Udayana angkatan 2020 pada blok Clinical Nutrition and Disorders.

Diharapkan dalam hal peningkatan kualitas pembelajaran, dapat dijadikan pertimbangan dalam proses

pembelajaran pendidikan dokter Universitas Udayana. Untuk mahasiswa dan tenaga pengajar pendidikan dokter Universitas Udayana dapat lebih memperhatikan pengaruh faktor lain yang berhubungan dengan prestasi belajar. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan karakteristik responden yang sama sehingga hasil penelitian menjadi lebih spesifik.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Hargreaves K. Reflection in medical education. Journal of University Teaching and Learning Practice. 2016;13(2):1-19.

  • 2.    Sayyah M, Shirbandi K, Saki-Malehi A, Rahim F. Use of a problem-based learning teaching model for undergraduate medical and nursing education: A systematic review and meta-analysis. Advances in Medical Education and Practice. 2017;8:691–700.

  • 3.    Das S, Alsalhanie KM, Nauhria S, Joshi VR, Khan S, Surender V. Impact of formative assessment on the outcome of summative assessment – a feedback based cross sectional study conducted among basic science medical students enrolled in MD program. Asian Journal of Medical Sciences. 2017;8(4):38–43.

  • 4.    Valdez-García JE, Cabrera MVL, Barrientos ER. Principles of assessment and effective feedback. Ann Eye Sci. 2017;2(7):1–9.

  • 5.    Farrah MAA. Portfolio in the EFL writing classroom: Students’ perspectives. Dirasat: Human and Social Sciences. 2018;45(3):236–46.

  • 6.    Thomas J. Wing. the Effects of Formative and Summative Assessment on Student’s Connectedness, Satisfaction, Learning And Academic Performance Within An Online Healthcare Course. Boise State University; 2018.

  • 7.  Sulaiman T, Rahim SSA, Hakim MN, Omar R. Teachers’

Perspectives Of Assessment And Alternative Assessment In The Classroom. International Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering. 2019;8(7):426–31.

  • 8.    Panadero E, Romero M. To Rubric Or Not To Rubric? The Effects Of Self-Assessment On Self-Regulation, Performance And Self-Efficacy. Assess Educ. 2014;21(2):133–148.

  • 9.  Yan Z. Self-Assessment in The Process of Self-Regulated

Learning and Its Relationship with Academic Achievement. Assessment and Evaluation in Higher Education. 2020;45(2):224–238.

  • 10.    Lesmana N, Rokhyati U. The Implementation of Doing SelfAssessment in Higher Education. Journal of English Language Studies. 2020;5(1):60–72.

  • 11.    Feri R, Simadibrata M, Jusuf A. Self-Assessment Dalam Kegiatan Diskusi Problem-. 2015;4(3):122–128.

  • 12.    Novitasari A, Djunaidi D. Hubungan Self Assessment Dengan Kompetensi Klinik Mahasiswa Kedokteran. Magna Medika. 2016;1(2):127–134.

  • 13.    Paddiansyah YK, Elrifda S, Fitri AD. Hubungan SelfAssessment Dalam Kelompok Tutorial Dengan Prestasi

Belajar Mahasiswa 2011 Pspd Unja. Jambi Medicine Journal . 2013;1(1).

  • 14.    Rahimah SB, Kusmiati M, Widyastuti E. Artikel Penelitian Hubungan Self Assessment-Peer Assessment Dengan Nilai Kelulusan OSCE Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisba. Global Medical & Health Communication (GMHC). 2017;5(1):19–26.

  • 15.    Lisiswanti R, Indah sari M, Swastyardi D. Factors Affecting Low Academic Achievement Of Undergraduate Medical

Students: Student Experience. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia: The Indonesian Journal of Medical Education. 2022 Mar 22;11(1):108.

  • 16.    Mona S, Yunita P. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Menara Ilmu. 2021;15(2):117–125.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2023.V12.i1.P11

66