SEL RETIKULOSIT PADA PAPARAN TIMBAL PEKERJA BENGKEL CAT MOBIL DI KAMPUNG LIGU SEMARANG
on
JMU
Jurnal medika udayana ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 11 NO.9,SEPTEMEBER, 2022
Diterima: 2022-07-14 Revisi: 2022-08-28 Accepted: 25-09-2022
SEL RETIKULOSIT PADA PAPARAN TIMBAL PEKERJA BENGKEL CAT MOBIL DI KAMPUNG LIGU SEMARANG
Budi Santosa1
1Master of Medical/Clinical Laboratory Science,Universitas Muhammadiyah Semarang 2
*Corresponding Author:
Budi Santosa
Master of Medical/Clinical Laboratory Science, Universitas Muhammadiyah Semarang Jl. Kedungmundu Raya 18 Semarang Email: [email protected]
ABSTRAK
Paparan timbal pada pekerja bengkel pengecatan mobil di kampung Ligu Semarang dapat menimbulkan anemia. Sel retikulosit akan meningkat pada penderita anemia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sel retikulosit akibat paparan timbal pada pekerja bengkel pengecatan mobil di kampung Ligu Semarang. Cross sectional study digunakan untuk penelitian ini. Seluruh pekerja pengecatan mobil di kampung Ligu Semarang digunakan sebagai populasi, sampel sebanyak 46 diambil secara acak dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Spesimen darah diambil pada seluruah sampel untuk diperiksa jumlah retikulosit dan kadar timbal. Jumlah retikulosit diperiksa dengan metoda langsung dan tak langsung menggunakan pengecatan BCB. Kadar timbal diperiksan menggunakan AAS. Jumlah retikulosit dan timbal dilihat rerata, di uji r person, dan regresi linier. Hasil Penelitian menunjukkan rerata retikulosit 1,60±0,47, rerata timbal 43,25±4,99. Hasil uji statistik diperoleh r 0,75, p 0,00 yang artinya ada korelasi kuat dan siknifikan kadar timbal dengan paparan jumlah sel reikulosit. Uji regresi linier diperoleh p=0,00 dengan rumus regresi: timbal=7,98 retikulosit+30,64. Bila timbal naik 1 µg/dl maka diikuti kenaikan jumlah retikulosit sebesar 7,98%. Simpulan terdapat korelasi kuat dan siknifikan antara peningkatan kadar timbal dengan penambahan jumlah retikulosit dengan nilai prediksi timbal=7,98 retikulosit+30,64.
Kata kunci : retikulosit. Timbal, pekerja bengkel cat mobil.
ABSTRACT
Continuous lead exposure may cause anemia, as indicated by increased reticulocyte count, in automotive body painters at Ligu district, Semarang. A cross-sectional study was done to determine reticulocyte count of automotive body painters with constant lead exposure at Ligu district, Semarang. Forty-six samples of automotive body painters at Ligu district Semarang were chosen based on inclusion and exclusion criteria. Reticulocyte count were directly and indirectly measured from blood samples using BCB dye, while blood lead exposure was analyzed with AAS. Data will be further analyzed with Pearson correlation and linear regression tests. Mean reticulocyte count was 1.60±0.47% while average lead levels were 43.25±4.99 µg/dl. Statistical analysis revealed a strong correlation between lead exposure and reticulocyte count (r=0.75, p=0.00) with a significant (p=0.00) linear regression model of {lead levels = 7.98 reticulocyte count+30.64}. Reticulocyte count increases 7.98% for every 1 µg/dl increase of lead levels. In conclusion, a significant and strong linear relationship was found between reticulocyte count and lead levels with the following prediction model: {lead levels = 7.98 reticulocyte+30.64}.
Keywords : Reticulocyte. Lead, automotive body painters
PENDAHULUAN
Kampung Ligu terletak dibagian utara kota Semarang Jawa Tengah. Di kampung ini banyak ditemukan home industri dan bengkel pengecatan mobil. Pekerja pada bengkel pengectan mobil setiap harinya terpapar bahan cat yang mengandung timbal.1,2,34Paparan timbal ke pekerja pengecatan mobil bisa melalui inhalasi, absorbs melalui kulit, dan pencernaan atau hand to mouth.5
Timbal merupakan salah satu logam berat dalam batas tertentu dapat menimbulkan toxic bagi tubuh.6,7 Anemia merupakan salah satu dampak toxicitas yang ditimbulkan oleh timbal.8,9 Anemia terjadi oleh karena sintesis heme tidak terbentuk.10,11 Pada proses sintesis heme, timbal menghambat enzim δ ALAD (amino levulinic acid dehydratase) sehinga mengakibatkan terhentinya δ ALA (δ amino levulinic acid) menjadi porphobilinogen (PBG).12 Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan kadar δ ALA dalam darah dan urin. Timbal juga menghambat coproporfirinogen oksidase yang dapat menyebabkan kenaikan kadar coproporfirinogen. Ferrokhelatase adalah enzim terakhir yang dihambat oleh timbal pada proses biosintesis heme. Masuknya timbal kedalam tubuh sebagian besar terakumulasi pada sel eritrosit sehingga menimbulkan kerapuhan dinding sel eritrosit. Selain itu tombal juga dapat mengganggu proses hematopoiesis melalu hambatan hormone eritropoietin. Pada proses homeostasis, penurunan kadar heme, kadar hemoglobin, dan jumlah eritrosit dapat memacu tubuh meningkatkan hamtopoiesis sehingga sel-sel yang belum matur yaitu retikulosit diedarkan di darah perifer.
Sejauh ini belum diketahui keberadaan jumlah sel retikulosit pada pekerja bengkel yang terpapar timbal dan bagaimana nilai prediksi paparan timbal terhadap jumlah retikulosit.
BAHAN DAN METODE
BAHAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah darah vena superfisial fossa antecubital, K2EDTA, vacutainer, brilliant creasyl blue, objeck dan deg glass, hematology analyzer,dan AAS.
METODE
Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional, data dikumpulkan dari pekerja pengecatan mobil pada kampung ligu Semarang. Sampel penelitian dipilih secara acak sesuai kriteria inklusi yaitu memberikan persetujuan tertulis, saaat ini bekerja sebagai pengecat bodi mobil di bengkel kampung Ligu, Semarang. Kriteria eksklusi sebai berikut: telah bekerja di bengkel kurang dari 5 tahun, memeiliki jam kerja kurang dari 6 jam, mengkonsumsi suplemen suplemen multivitamin. Total sampel sebanyak 50, ada 4 memiliki jam kerja rendah karena menjadi pekerja paruh waktu sehingga mereka dikeluarkan, sehingga total subyek untuk analisis akhir sebanyak 46 orang (92%).
Pengukuran jumlah sel retikulosit menggunakan metode basah dan kering dengan reagen BCB dalam methanol dan BCB
dalam NaCl. Jumlah retikulosit dihitung dengan rumus jumlah sel retikuloit per 1000 eritrosit dikalikan 100%. Pengukuran jumlah retikulosit dilakukan di laboratorium Biomedik Unimus. Pengukuran kadar timbal darah menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS) di Laboratorium GAKI Universitas Diponegoro Semarang.13
Analisis statistik untuk mengetahui retikulosit bedasarkan tingkat paparan timbal pekerja bengkel di kampung Ligu menggunkan uji korelasi person product moment dan untuk mengetahui prediksi mengguakan regresi linier sederhana.
Ethical Clearance
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari komite etik Fakultas Kedokteran Universitas Sultan Agung Semarang dan sesuai dengan Deklarasi Helsinki, dengan dokumen no. 183/VII/2121/Komisi Bioetik.
HASIL
Darah vena dari pekerja pengecatan mobil di kampung ligu Semarang dibagi 2 vial untuk pemeriksaan hitung jumlah retikulosit dan penentuan kadar timbal. Sel retikulosit di cat dengan BCB sehingga eritrosit muda yang mengadung RNA tersebut dapat diamati dan dihitung julahnya dalam satuan %. Hasil pengecatan BCB untuk sel retikulosit data dilihat pada gembat berikut ini:
Gambar 1. Retikulosit hasil penelitian dengan pengecatan BCB (tanda panah menunjukkan sel retikulosit)
Tabel 1. Rerata Timbal pada pekerja bengkel pengecatan mobil di Kampung Ligu, Semarang
No Variabel |
Jumlah |
Hasil | ||
Rerata |
tertinggi |
teren dah | ||
1 Retikulosit (%) |
46 |
1,60±0,47 |
3,40 |
0,70 |
2 Timbal (µg/dl) |
46 |
43,25±4,99 |
52,30 |
27,40 |
Berdasarkan tabel 1 diperoleh nilai rerata jumlah retikuloit sedikit diatas normal, demikian pula kadar timbal pada darah pekerja pengecatan mobil di kamung Ligu Semarang, Indonesia.
Gambar2. Scater plot hubungan antara kadar timbal dengan jumlah retikulosit.
Gambar 2 menunjukkan bahwa ada kecenderungan bahwa dengan bertambahnya kadar timbal akan diikuti penambahan jumah retikulosit.
Tabel 2. Hasil Uji statistic
Variabel |
Jumlah |
Uji Kolmogorov |
Uji korelasi |
Uji Regesi |
Retikulosit |
46 |
0,08 |
0,000 |
0,00 |
Timbal |
46 |
0,05 |
Berdasarkan tabel 2, distribusi data jumlah sel retikulosit menggunakan uji Kolmogorov diperoleh hasil = 0,08 (distribusi data normal) dan kadar timbal diperoleh 0,05 (distribusi data normal). Hasil uji statistic parametrik yang digunakan adalah uji r person product moment diperoleh nilai r 0,754 dan p=0,00, yang artinya terdapat hubungan kuat antara kadar timbal dengan jumlah sel retikulosit. Uji regresi linier diperoleh p=0,00 dengan rumus regresi: timbal=7,98 retikulosit+30,64. Bila timbal naik 1 µg/dl maka diikuti kenaikan jumlah retikulosit sebesar 7,98%.
PEMBAHASAN
Pekerja bengkel pengecatan mobil dikampung Ligu sebanyak 46 orang telah memenuhi kriteri inklusi yang diambil sebagai sampel penelitian. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh bahwa jumlah rerikulost lebih meningkat pada pekerja yang terpapar timbal dengan jumlah yang lebih tinggi. Jika dilihat dari hasil kotelasinya maka termasuk korelasi kuat (r=0,754) dan memiliki hubungan yang siknifikan (p =0,00). Jika dilihat dari uji regresi linier sederhana diperoleh nilai p=0,00, timbal=7,98 retikulosit+30,64. Bila timbal naik 1 µg/dl maka diikuti kenaikan jumlah retikulosit sebesar 7,98%.
Sel retikulosit merupakan sel eritrosit muda yang masih mengandung sisa RNA. Sel ini termasuk normal jika dalam darah tepi jumlahnya kurang dari 1,5%. Pada penderita anemia sel retikulosit ditemukan dalam jumlah menigkat. Anemia ditandai dengan penurunan hemoglobin dan mjumlah retikulosit. Pada
paparan timbal dapat menghambat biosintesis heme melalui anzim permulaan δ ALAD, enzim pertengahan coproporfirinogen oksidase, dan ferrokhelatase merupakan enzim terkhir pada proses biosintesis heme yang dihambat oleh timbal. Akibat hambatan ini cincin porfirin tidak terbentuk sehingga sintesis heme mengalami kegagalan. Sebagian besar timbal terakumulasi di eritrosit sehingga destruksi eritrosit meningkat dan memicu peningkatan eritropoiesis.14,15 Kondisi anemia ini meningkatkan jumlah retikulosit meningkat dalam darah perifer.
Penelitian ini telah membuktikan bahwa peningkatan kadar timbal diikuti peningkatan jumlah retikulosit.
SIMPULAN DAN SARAN
Jumlah retikulosit meningkat seiring dengan penigkatan paparan timbal, ada korlasi positif paparan timbal dengan jumlah rerikulosit. Terdapat hubungan siknifikan antara paparan timbal dengan jumlah retikusit. Ditemukan nilai prediksi timbal=7,98 retikulosit+30,64.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pengelolan laboratorium GAKI Universitas Diponegoro Semarang, laboratorium Biomedik Universitas Muhammadiyah Semarang, dan semua pihak yang telah banyak membantu.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Eka H, Mukono J. Hubungan kadar timbal dalam
darah dengan hipertensi pekerja pengecatan mobil di Surabaya. J Kesehat Lingkung. 2017;9(1):66–74.
-
2. Kasanah M, Setiani O, Joko T. Hubungan Kadar
Timbal (Pb) Udara Dengan Kadar Timbal (Pb) dalam Darah pada Pekerja Pengecatan Industri Karoseri di Semarang. J Kesehat Masy. 2016;4(3):825–32.
-
3. Pusparini DA, Setiani O, Darundiati YH. Hubungan
masa kerja dan lama kerja dengan kadar timbal (Pb) dalam darah pada bagian pengecatan, industri karoseri Semarang. J Kesehat Masy. 2016;4(3):758– 66.
-
4. Ramadhani FH. Literature Review: Perbedaan
Kadar Timbal (Pb) dalam Cat Serta Dampak Kesehatan yang Ditimbulkan di Negara Berkembang dan Negara Maju (Studi Kasus pada Anak-Anak Usia 0-18 Tahun). UNIVERSITAS AIRLANGGA; 2020.
-
5. Yang F, Massey IY. Exposure routes and health
effects of heavy metals on children. Biometals. 2019;32(4):563–73.
-
6. Flora G, Gupta D, Tiwari A. Toxicity of lead: A
review with recent updates. Interdiscip Toxicol. 2012;5(2):47–58.
-
7. Ara A, Usmani JA. Lead toxicity: a review.
Interdiscip Toxicol. 2015;8(2):55.
-
8. Hsieh NH, Chung SH, Chen SC, Chen WY, Cheng
YH, Lin YJ, et al. Anemia risk in relation to lead exposure in lead-related manufacturing. BMC Public Health. 2017;17(1):1–12.
Budi Santosa
-
9. Chang SH, Yoon S Bin, Lee JW, Lee DJ. What 13.
caused hemolytic anemia and colicky abdominal pain? Lead! Korean J Intern Med. 2013;28(4):504.
-
10. Santosa B, Sunoko HR, Sukeksi A. Aqueous IR
Bagendit rice leaf extract decreases reticulocyte count in lead-exposed rats. Universa Med. 14. 2018;37(1):57–64.
-
11. Donker AE, Raymakers RAP, Vlasveld LT, van
Barneveld T, Terink R, Dors N, et al. Practice 15. guidelines for the diagnosis and management of microcytic anemias due to genetic disorders of iron metabolism or heme synthesis. Blood, J Am Soc Hematol. 2014;123(25):3873–86.
-
12. Dwilestari H, Oginawati K. ANALISIS
HEMATOLOGI DAMPAK PAPAPARAN
TIMBAL PADA PEKERJA PENGECATAN
(STUDI KASUS: INDUSTRI PENGECATAN
MOBIL INFORMAL DI KARASAK,
BANDUNG). 2012;
Nurmalasari D. Analisis kadar logam Timbal (Pb) pada cat rambut dengan variasi zat pengoksidasi menggunakan destruksi basah secara Spektroskopi Serapan Atom (SSA). Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim; 2016.
Chiabrando D, Mercurio S, Tolosano E. Heme and erythropoieis: more than a structural role. Haematologica. 2014;99(6):973.
Gonick HC. Lead-binding proteins: a review. J Toxicol. 2011;2011.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
doi:10.24843.MU.2022.V11.i9.P06
33
Discussion and feedback