JMU

Jurnal medika udayana



ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 11 NO.10,OKTOBER, 2022

Iλ Idirectoryof OPEN ACCESS

I_J <JΛAU JOURNALS


Diterima: 2022-06-25 Revisi: 2022-08-28 Accepted: 25-09-2022

PENINGKATAN PENGETAHUAN LANSIA DI BASA AMPEK BALAI KABUPATEN PESISIR SELATAN DENGAN EDUKASI HIPERTENSI

Putri Dafriani*1, Emira Apriyeni 2, Rahmi Hastuti3

  • 1,2,3Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Kesehatan Syedza Saintika

ABSTRAK

Kurangnya pengetahuan, kesadaran yang rendah bahkan tidak peduli sama sekali tentang hipertensi dan tidak ada keinginan untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber seperti media massa, media elektronik maupun langsung dari tenaga kesehatan, menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian Hipertensi pada Lansia. Berdasarkan data dari Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan, tahun 2019 jumlah penderita hipertensi sebanyak 312 orang dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 435 orang lansia penderita hipertensi. Salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan hipertensi terhadap lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan Tahun 2021. Jenis penelitian ini Pre-Eksperimental One Group Pretest dan Posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita lansia Hipertensi di wilayah kerja Puskemas Basa Ampek Balai Tapan sebanyak 435 orang dengan jumlah sampel sebanyak 16 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner pada tanggal 14 Juli 2021 dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dianalisis secara univariat dan Bivariat. Rata-rata pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi adalah 7,31 dan Rata-rata pengetahuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi 12,44. Terdapat pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan tentang Hipertensi Pada Lansia di wilayah kerja Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan Tahun 2021 (p value= 0,000). Kesimpulan penelitian ada pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan tentang Hipertensi Pada Lansia. Diharapakan pada pimpinan Puskesmas harus membuat program penyuluhan kesehatan tentang tentang Hipertensi Pada Lansia dua kali sebulan di Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan.

Kata kunci : Hipertensi., Lansia., Pendidikan Kesehatan

ABSTRACT

Lack of knowledge, low awareness and even not caring at all about hypertension and no desire to get information from various sources such as mass media, electronic media or directly from health workers, are one of the factors that contribute to the high incidence of hypertension in the elderly. Based on data from the Basa Ampek Balai Tapan Health Center, in 2019 the number of people with hypertension was 312 people and in 2020 it increased to 435 elderly people with hypertension. One way to increase knowledge is to provide health education. The purpose of the study was to determine the effect of hypertension health education on the elderly in the work area of the Basa Ampek Health Center, Balai Tapan in 2021. This type of research is Pre-Experimental One Group Pretest and Posttest. The population in this study were all elderly patients with hypertension in the working area of the Basa Ampek Health Center in Balai Tapan as many as 435 people with a total sample of 16 people. Collecting data using a questionnaire on July 14, 2021 that using purposive sampling technique. Data were analyzed by univariate and bivariate. The average knowledge before being given health education about hypertension was 7.31 and the average knowledge after being given health education about hypertension was 12.44. There is an effect of Health Education on Knowledge about Hypertension in the Elderly in the work area of the Basa Ampek Health Center, Balai Tapan in 2021 (p value = 0.000). The conclusion of the study is that there is an effect of Health Education on Knowledge about Hypertension in the Elderly. It is hoped that the leadership of the Puskesmas should make a health education program about Hypertension in the Elderly twice a month at the Basa Ampek Health Center, Balai Tapan. Keywords : Hypertension., Elderly., Health Education PENDAHULUAN

Prevalensi hipertensi pada lansia di Dunia tahun 2018 diperkirakan sekitar 15-20%, sedangkan di Asia diperkirakan sudah mencapai 8-18%. Hipertensi pada lansia dijumpai pada 4.400 per 10.000 penduduk di Indonesia pada tahun 2018, penyakit hipertensi pada lansia menempati peringkat pertama dari 10 besar penyakit tidak menular dengan prevalensi 115 juta penduduk 31,7%. Pada tahun 2010, jumlah lansia sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Sedangkan, pada tahun 2020 meningkat jumlah lansia sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan hidup 71,1 tahun, dan pada Tahun 2021 jumlah penduduk lansia menurun 17.595 (11,4%) dengan usia harapan hidup 70-75 tahun. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar Balitbangkes tahun 2018 menyebutkan bahwa hipertensi adalah penyakit terbesar nomor tiga di Indonesia setelah stroke dan tuberculosis, yakni mencapai 24% laki-laki dan 22,6% perempuan1.

Menurut Laporan Penyakit tidak menular (PTM) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2019 didapatkan dari 19 Kabupaten/ Kota sebanyak 150.591 yang menderita penyakit hipertensi yang tertinggi di Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 4.615 atau 20,09% dan yang terendah di Kabupaten Mentawai sebanyak 162 atau 0,70% sedangkan Kota Padang berada di urutan ketiga yaitu 2174 atau (9,46%). Berdasarkan data dari Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan, pada tahun 2019 jumlah penderita hipertensi sebanyak 312 orang dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan menjadi 435 orang lansia penderita hipertensi, laki-laki sebanyak 180 orang dan perempuan sebanyak 255 orang, 3 bulan terakhir Pasien Hipertensi Lansia berjumlah 53 orang terdapat di Desa Tebing Tinggi dan sering juga kontrol kesehatan nya di Puskesmas. Dimana dipuskesmas tersebut pernah dilakukan penyuluhan kesehatan disana, akan tetapi sekarang sudah jarang dilakukan. Jadi dengan melakukan pendidikan kesehatan di sana, dapat menambah pengetahuan lansia tentang Hipertensi.

Kurangnya pengetahuan, kesadaran yang rendah bahkan tidak peduli sama sekali tentang hipertensi dan tidak ada keinginan untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber seperti media massa, media elektronik maupun lansung dari tenaga kesehatan, menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian Hipertensi pada lansia2.

Dalam meningkatkan pengetahuan lansia tentang hipertensi diperlukan pendidikan kesehatan agar lansia memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya kesehatan terutama mengenai pencegahan dan pengontrolan hipertensi untuk tercapainya perilaku kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial lansia3. Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, proses perubahan tersebut bukan hanya transfer materi saja atau penyampaian materi dari seseorang ke orang lain, tetapi perubahan atas pendidikan kesehatan terjadi karena adanya kesadaran dari tiap individu atau dari kelompok langsung dari tenaga kesehatan, menjadi salah satu faktor yang

berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian hipertensi pada lansia4.

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, proses perubahan tersebut bukan hanya transfer materi saja atau penyampaian materi dari seseorang ke orang lain, tetapi perubahan atas pendidikan kesehatan terjadi karena adanya kesadaran dari tiap individu atau dari kelompok. Hasil penelitian dari Nelwan & Sumampouw pada tahun 2019 meneliti pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi di kota manado menunjukkan bahwa adanya perubahan pengetahuan responden untuk tingkat pengetahuan baik dari 5,65 (pre test) menjadi 7,00 (post test). Berdasarkan uji t diperoleh nilai p sebesar 0,000 (< 0,05). Hal ini berarti tindakan promosi kesehatan berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan responden tentang hipertensi5.

Berdasarkan dari data-data di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan pengetahuan hipertensi pada lansia di wilayah kerja puskesmas Basa Ampek Balai akibat edukasi hipertensi.

BAHAN DAN METODE

Jenis penelitian ini adalah Pre-Eksperimental. Dengan one-group pre-test dan post-test. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel diberi tes awal (pretest) dan di akhir pembelajaran sampel diberi tes akhir (posttest). Penelitian ini telah dilalukan di Wilayah Kerja Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan, yaitu bertepatan di Desa Tebing Tinggi pada tanggal 14 Juni 2021. Populasi adalah lansia yang menderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Basa Ampek balai Tapan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel pada penelitian ini menggunakan 16 orang responden yang sesuai dengan kriteria inklusi. Data diolah secara komputerisasi untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen yang diteliti. Analisis dikumpulkan berupa nilai tes pertama dan kedua. Tujuannya untuk membandingkan dua nilai tersebut secara signifikan. Peneliti melakukan uji Normalitas dengan dengan nilai sig > 0.05 artinya data tidak terdistribusi normal maka dilakukan uji Wilcoxon dengan SPSS. Penelitian ini belum memiliki kelaikan etik, hanya saja peneliti tetap memperhatikan etika penelitian seperti self determination, informed consent, anonymity, confidentiality, freedom from harm dan benefits from research.

HASIL

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan variabel independen pendidikan kesehatan dan variabel dependen tingkat pengetahuan dengan jumlah sampel 16 orang. Data diolah dengan analisa Univariat dan Bivariat, didapatkan hasil sebagai berikut:

  • 1.    Analisa univariat

  • a.    Rata-Rata pengetahuan Lansia (Pretest)

Tabel 1. Rata-Rata pengetahuan Responden Sebelum di Berikan Pendidikan Kesehatan

Tingkat N    Mean    SD Min Max

Pengetahu

an

Pre Test 16      7, 31     1, 662    4       9

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa         rata-rata

pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan hipertensi pada lansia 7,31, standar deviasi 1,662 dengan nilai maksimum nya 9 dan minimum nya 4.

  • b.    Rata-Rata pengetahuan Lansia (Posttest)

Tabel 2. Rata-Rata pengetahuan Responden Sesudah di Berikan Pendidikan Kesehatan

Tingkat N   Mean SD Min     Max

Pengetah uan

Postest 16    12, 44    0, 964   11          15

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata pengetahuan setelah diberikan pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan hipertensi pada lansia 12,44, standar deviasi 0, 964 dengan nilai maksimum nya 15 dan nilai minimum nya 11.

  • 2.    Analisa bivariat

Pengaruh Pengetahuan Sebelum dan Sesudah di berikan Pendidikan Kesehatan

Tabel 3. Pengaruh Pengetahuan Sebelum dan Sesudah di berikan Pendidikan Kesehatan

Variab el

Selisih Mean

N

SD

T

IK95%

P value

Pre test – post test

-5,125

16

1, 544

-

13,279

-5,947 -- 4302

0.000

Berdasarkan tabel 3 didapatkan bahwa, selisih rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet tentang Hipertensi adalah -5125. Setelah dilakukan uji statistik non-parametrik Wilcoxon didapatkan nilai P value = 0,000 (p value ≤ 0,05) Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ini diterima, artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan Hipertensi pada lansia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan Tahun 2021.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini didapatkan rata-rata pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi pada lansia 7,31, standar deviasi 1,662, pengetahuan tertinggi

adalah 9 dan terendah 4 pada responden di Wilayah Kerja Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan Tahun 2021. Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Nelwan & Sumampouw yang meneliti pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi di kota Manado, dimana menunjukkan hasil pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan 5, 655.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap satu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni, indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Menurut asumsi peneliti, pengetahuan rendah diakibatkan karena usia responden yang lansia, sehingga mengakibatkan rendahnya kemampuan untuk menyerap informasi yang baru. Hasil penelitian juga didapatkan rata-rata pengetahuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan hipertensi pada lansia 12,44, standar deviasi 0,964, pengetahuan tertinggi adalah 15 dan terendah 11 pada responden di Wilayah Kerja Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan Tahun 2021. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wardani tahun 2018 tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Hipertensi terhadap Pengetahuan Lansia di Posyandu Lansia Kelurahan Manisrenggo, dengan tingkat pengetahuan 8,00 setelah dilakukan penyuluhan kesehatan6.

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan melalui terapi farmakoterapi dan non farmakoterapi untuk mengontrol tekanan darah. Terapi non farmakoterapi dilakukan dengan modifikasi gaya hidup, yaitu menurunkan berat badan, latihan fisik secara teratur, mengurangi asupan garam, berhenti minum alkohol, berhenti merokok diet kolesterol atau lemak jenuh7. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang hipertensi yaitu dengan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan sendiri merupakan proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan perubahan-perubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu8.

Hasil penelitian juga didapatkan selisih rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media leaflet tentang Hipertensi adalah -5125. Setelah dilakukan uji statistik non- parametrik Wilcoxon didapatkan nilai P value = 0,000 9 (p value ≤ 0,05) Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ini diterima, artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan Hipertensi pada lansia sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan Tahun 2021.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Heru Purnawan tahun 2017 tentang pengaruh pendidikan kesehatan hipertensi terhadap pengetahuan lansia hipertensi di posyandu lansia wilayah kerja puskesmas jetis II bantul Yogyakarta9. Penelitian ini menunjukkan diketahui terbanyak responden dengan tingkat pengetahuan tentang

hipertensi sebelum diberikan pendidikan kesehatan hipertensi kurang sebanyak 35 (52,2%) responden dan 3.

sebagian besar responden setelah diberikan pendidikan kesehatan baik sebanyak 57 (85,1%) responden. Menurut asumsi dari peneliti Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang10.

Pengetahuan yang harus dimiliki oleh pasien hipertensi 4. meliputi arti penyakit hipertensi, penyebab hipertensi, gejala yang sering menyertai dan pentingnya melakukan pengobatan yang teratur dan terus-menerus dalam jangka panjang serta mengetahui bahaya yang ditimbulkan jika tidak 5. minum obat11.

Asumsi peneliti pendidikan kesehatan dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan sesuatu yang baik dalam kesehatan. Dimana dilihat dari umur lebih banyak lansia yang 6. berumur 64-75 tahun dimana kognitif masih baik, dari jenis kelamin responden yang banyak mengalami hipertensi adalah perempuan, karena perempuan mudah stress, banyak pikiran, apalagi rata-rata pekerjaan nya ibu rumah tangga12. Pada 7. penelitian ini ditemukan bahwa ada pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Hipertensi pada Lansia Di 8. wilayah Kerja Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan Tahun 2021. Pendidikan sangatlah penting untuk meningkatkan pengetahuan seseorang. Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri manusia yang ada hubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan perorangan atau 9. masyarakat. Pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang yang bisa digunakan untuk mengubah sikap ataupun dapat menambah wawasan13. Pengetahuan sangat berhubungan dengan pendidikan, dimana pendidikan merupakan salah satu kebutuhan untuk mengembangkan diri. Selain itu pendidikan kesehatan yang diberikan melalui media leaflet, dan power point dapat lebih cepat diserap dan 10. diingat oleh seseorang1.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rata-rata 11. pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi pada lansia 7,31 dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi pada lansia 12,44 serta terdapat pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan tentang Hipertensi Pada Lansia di wilayah kerja Puskesmas Basa Ampek Balai Tapan Tahun 2021 (p value= 0,000). Sarannya kepada petugas Kesehatan agar dapat meningkatkan efektifitas penyuluhan yang diberikan kepada 12. lansia dengan hipertensi baik dari segi kualitas penyuluhan ataupun variasi media yang ditampilkan

DAFTAR PUSTAKA                             13.

  • 1.     Dafriani, P., & Prima B. Pendekatan Herbal Dalam

Mengatasi Hipertensi. 2019.

  • 2.     Dewi, F., Nggarang, B. N., & Sarbunan H. Penerapan

Asuhan Keperawatan Masalah Hipertensi Dan Perilaku Hidup Bersih Sehat Pada Warga Dusun Puarwase Kabupaten Manggarai. Din J Pengabdi

Kpd Masy. 2021;5(1).

Saputri, G. A. R., & Amelia IS. Penyuluhan Hipertensi Pada Lansia Di Posyandu Lansia Kurnia Abadi I Pekon Wonodadi Wilayah Kerja Puskesmas Gadingrejo Pringsewu. J Pengabdi Farm Malahayati. 2018;1(1):30–4.

Istichomah I. Penyuluhan Kesehatan Tentang Hipertensi Pada Lansia di Dukuh Turi, Bambanglipuro, Bantul. J Pengabdi Harapan Ibu. 2020;2(1):24–9.

Nelwan JE, Sumampouw O. PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG HIPERTENSI DI KOTA MANADO. J PHWB. 2019;1(2 July):1–7.

Wardani et al. Pengaruh HEALTH EDUCATION Hipertensi terhadap Pengetahuan Lansia di posyandu Lansia Kelurahan Manisrenggo. J Community Engagem Heal. 2018;1(2):25–8.

Dewati D. Modifikasi Gaya Hidup Hipertensi. Jakarta: Kencana; 2018.

Rohimah MA, Asih SW. Efforts To Improve Elderly Knowledge About Hypertension Through Health Education Program “Cerdik” In The Work Area Of Patrang Puskesmas, Jember. J Ilmu Kesehat. 2021;10(1):90–7.

Purnawan H. PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN HIPERTENSI TERHADAP PENGETAHUAN LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA WILAYAH KERJA PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA. Universitas Alma Ata Yogyakarta; 2020.

Rahayu EP. Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Karyawan dengan Penerapan Manajemen Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja. J Kesehat Komunitas. 2015;2(6):289–93.

Nia, D. V., Wahyuni, T. D., & Sutriningsih A. TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN DIPOSYANDU LANSIA PERMADI RW 02 KELURAHAN TLOGOMAS KECAMATAN LOWOKWARU MALANG. Nurs News J Ilm Keperawatan,. 2018;3(3).

Rasiman NB. Penyuluhan Kesehatan Dan Pelaksanaan Sikat Gigi Bersama Anak SD Di Dusun RuvaBakubakulu Kecamatan Palolo. J Abdidas. 2020;1(4):248–53

Pribadi, T., & Chrisanto EY. Penyuluhan kesehatan tentang penyakit hipertensi pada lansia. J Public Heal Concerns. 2021;1(1):25–37.


  • 14.    Dafriani, P., & Dewi RIS. Tingkat Pengetahuan pada

Pasien Diabetes Melitus (DM) Tipe 2. J Abdimas Saintika. 2019;1(1):45–50.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2022.V11.i10.P03

20