Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri terhadap Menstruasi dan Menstrual Hygiene di SMP Santo Yoseph Denpasar
on

ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 12 NO.11,NOPEMBER, 2023

Diterima: 2022-01-11 Revisi: 2023-10-08 Accepted: 25-10-2023
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP MENSTRUASI DAN MENSTRUAL HYGIENE DI SMP SANTO YOSEPH DENPASAR
Regina Gunawan1, Nyoman Suryawati2, I Gusti Ayu Agung Elis Indira2, I Gusti Nyoman Darmaputra2
1. Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali 2. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali
Koresponding author: Nyoman Suryawati e-mail: [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Masa remaja merupakan salah satu tahapan dalam perkembangan hidup manusia yang ditandai dengan pubertas. Pubertas pada remaja putri dikenal dengan istilah menarche atau terjadinya menstruasi pertama kali. Menstruasi adalah pengeluaran darah dari mukosa uterus disertai dengan pelepasan (deskuamasi) endometrium yang terjadi secara periodik dan siklis. Minimnya informasi yang didapatkan remaja putri mengenai menstruasi dan menstrual hygiene akan mempengaruhi tingkat pengetahuannya sehingga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti iritasi, infeksi, dan inflamasi pada area genitalia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri terhadap menstruasi dan menstrual hygiene di SMP Santo Yoseph Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan studi potong lintang (cross-sectional). Subjek penelitian berjumlah 150 orang remaja putri yang berada di SMP Santo Yoseph Denpasar. Data diperoleh berdasarkan data primer berupa kuesioner untuk mengukur tingkat pengetahuan menstruasi dan menstrual hygiene. Pengolahan dan analisis data menggunakan program SPSS versi 26.0. Hasil penelitian menunjukkan paling banyak bertingkat pengetahuan baik terhadap menstruasi maupun menstrual hygiene dengan masing-masing berjumlah 75 orang (50%) dan 77 orang (51,3%). Usia 14 tahun menjadi usia bertingkat pengetahuan baik terbanyak yang sejalan dengan karakteristik kelasnya dimana terbanyak berada pada kelas IX. Pendidikan terakhir ayah dan ibu didominasi oleh tamatan perguruan tinggi serta paling banyak didapatkan bertingkat pendapatan sangat tinggi. Sumber informasi mayoritas berasal dari ibu.
Kata kunci : tingkat pengetahuan., menstruasi., menstrual hygiene., remaja putri
ABSTRACT
Adolescence is one of the human development stages that is marked by puberty. Puberty in teenage girls is known as menarche or the first period of menstruation. Menstruation is the bleeding from uterine mucosa accompanied by the shedding (desquamation) of the endometrium which happens periodically and cyclically. Lack of information about menstruation and menstrual hygiene among teenage girls influences their knowledge which can cause some health problems such as irritation, infection, and inflammation of the genitalia. This study aims to determine the knowledge of teenage girls about menstruation and menstrual hygiene in Santo Yoseph Junior High School Denpasar. This study was a cross-sectional descriptive study. The subject were 150 teenage girls who are in Santo Yoseph Junior High School Denpasar. Data was obtained by primary data using questionnaire to assess the knowledge of menstruation and menstrual hygiene. The datas were processed and analyzed using SPSS version 26.0. The majority of the results showed good knowledge in both menstruation and menstrual hygiene, which were 75 girls (50%) and 77 girls (51,3%) respectively. Girls aged 14 had the best knowledge from all participants. The age’s data was in line with the class because most girls were in grade IX. Father and mother’s last education was dominated by college graduates and mostly had very high monthly income. The majority of information sources came from mothers.
Keywords : knowledge., menstruation., menstrual hygiene., teenage girls
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP MENSTRUASI DAN MENSTRUAL HYGIENE… Regina Gunawan1, Nyoman Suryawati2, I Gusti Ayu Agung Elis Indira2, I Gusti Nyoman Darmaputra2
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan salah satu tahapan yang terjadi dalam perkembangan hidup manusia. Masa ini dikenal sebagai periode transisi dari fase kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, seksual, psikologis, dan sosial.1 Pada masa remaja akan mengalami perkembangan seksual yang cukup pesat yang ditandai dengan pubertas.2 Pubertas diartikan sebagai kondisi dimana seseorang mengalami perubahan fisik dan memiliki kemampuan untuk bereproduksi.3
Ciri khas pubertas pada remaja putri adalah terjadinya menstruasi pertama atau dikenal dengan istilah menarche. Menstruasi adalah pengeluaran darah dari mukosa uterus disertai dengan pelepasan (deskuamasi) endometrium yang terjadi secara periodik dan siklis. Normalnya siklus menstruasi berkisar antara 21-28 hari dengan lama menstruasi sekitar 3-8 hari.4,5 Berdasarkan hasil studi didapatkan bahwa banyak remaja putri yang belum siap saat menstruasi pertama kali. Ketidaksiapan ini dipicu oleh minimnya informasi yang didapatkan sehingga remaja putri tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pubertas dan menstruasi.6,7
Minimnya pengetahuan dan manajemen terhadap menstrual hygiene dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti iritasi, infeksi, dan inflamasi pada area genitalia. Salah satunya adalah pruritus vulvae. Pruritus vulvae adalah suatu gejala iritasi dan gatal yang parah pada area sekitar vulva.8,9 Berdasarkan hasil penelitian Indah didapatkan bahwa 100% responden pernah mengalami pruritus vulvae saat menstruasi.10 Penelitian lain menunjukkan bahwa 59 dari 79 remaja putri di SMPN 1 Sepulu Bangkalan mengalami pruritus vulvae pada saat menstruasi.11 Kejadian pruritus vulvae ini berkaitan dengan kurangnya pengetahuan/informasi yang didapatkan oleh remaja putri sehingga menyebabkan manajemen menstrual hygiene yang buruk.
Penelitian oleh Zelalem B. dan Birhanie M. (2019) melaporkan terdapat hubungan antara rendahnya pengetahuan terhadap menstruasi dengan manajemen menstrual hygiene yang buruk. Hasil penelitian oleh Zelalem B. dan Birhanie M. didapatkan bahwa 68,3% dari 791 remaja putri memiliki pengetahuan yang buruk mengenai menstruasi dan sebesar 60,3% masih melakukan manajemen menstrual hygiene yang buruk di Ethiopia Selatan.12 Penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa remaja putri masih memiliki pengetahuan yang kurang akan menstruasi dan manajemen menstrual hygiene.13 Penelitian mengenai tingkat pengetahuan terhadap menstruasi dan manajemen menstrual hygiene masih sedikit di Bali, sedangkan di Kota Denpasar belum ada penelitian mengenai hal tersebut sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan terhadap menstruasi dan menstrual hygiene pada remaja putri di SMP Santo Yoseph Denpasar, Bali.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan studi potong lintang (cross-sectional) menggunakan data primer berupa kuesioner untuk mencari gambaran tingkat pengetahuan remaja putri terhadap menstruasi dan menstrual hygiene di SMP Santo Yoseph Denpasar. Kuesioner yang digunakan terdiri dari 26 buah pertanyaan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Semua pertanyaan dikatakan valid dengan hasil nilai r hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel (0,220) dan dikatakan reliabel apabila Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,60 atau lebih besar dari r tabel. Hasil uji dapat dilihat pada tabel 1 sampai tabel 4. Pengambilan data dilakukan dalam satu waktu tanpa adanya intervensi. Penelitian ini berlangsung dari bulan Februari hingga September 2021.
Tabel 1. Uji validitas kuesioner pengetahuan terhadap menstruasi
Skor |
Keterangan | |||
Item 1 |
Pearson correlation |
.409 | ||
Sig. (2-tailed) |
.000 |
Valid | ||
N |
80 | |||
Item 2 |
Pearson correlation |
.617 | ||
Sig. (2-tailed) |
.000 |
Valid | ||
N |
80 | |||
Item 3 |
Pearson correlation |
.362 | ||
Sig. (2-tailed) |
001 |
Valid | ||
N |
80 | |||
Item 4 |
Pearson correlation |
.591 | ||
Sig. (2-tailed) |
.000 |
Valid | ||
N |
80 | |||
Item 5 |
Pearson correlation |
.554 | ||
Sig. (2-tailed) |
.000 |
Valid | ||
N |
80 | |||
Item 6 |
Pearson correlation |
.670 | ||
Sig. (2-tailed) |
.000 |
Valid | ||
N |
80 | |||
Item 7 |
Pearson correlation |
.540 |
Valid | |
Sig. (2-tailed) |
.000 | |||
N |
80 | |||
Tabel 2. |
Uji validitas kuesioner pengetahuan terhadap menstrual hygiene | |||
Skor |
Keterangan | |||
Item 1 |
Pearson correlation |
.305 | ||
Sig. (2-tailed) |
.006 |
Valid | ||
N |
80 | |||
Item 2 |
Pearson correlation |
.344 | ||
Sig. (2-tailed) |
.002 |
Valid | ||
N |
80 | |||
Item 3 |
Pearson correlation |
.483 | ||
Sig. (2-tailed) |
.000 |
Valid | ||
N |
80 | |||
Item 4 |
Pearson correlation |
.250 | ||
Sig. (2-tailed) |
.025 |
Valid | ||
N |
80 | |||
Item 5 |
Pearson correlation |
.508 | ||
Sig. (2-tailed) |
.000 |
Valid | ||
N |
80 | |||
Item 6 |
Pearson correlation |
.426 | ||
Sig. (2-tailed) |
.000 |
Valid | ||
N |
80 | |||
Item 7 |
Pearson correlation |
.233 | ||
Sig. (2-tailed) |
.038 |
Valid | ||
N |
80 |
Item 8 |
Pearson correlation |
.607 | |
Sig. (2-tailed) |
.000 |
Valid | |
N |
80 | ||
Item 9 |
Pearson correlation |
.438 | |
Sig. (2-tailed) |
.000 |
Valid | |
N |
80 |
Tabel 3. Uji reliabilitas kuesioner pengetahuan terhadap menstruasi | |
Cronbach’s alpha |
Jumlah item |
.601 |
7 |
Tabel 4. Uji reliabilitas kuesioner pengetahuan terhadap menstrual hygiene | |
Cronbach’s alpha |
Jumlah item |
.604 |
9 |
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling dengan besar sampel minimal berjumlah 107 responden. Sampel berupa semua siswi yang ada di SMP Santo Yoseph Denpasar pada tahun ajar 20202021 yang memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi. Kriteria inklusi meliputi siswi yang bersedia mengisi/menjawab seluruh pertanyaan dalam kuesioner dengan baik yang telah menyetujui lembar informed consent. Kriteria eksklusi meliputi siswi yang tidak hadir/absen pada saat penelitian dilakukan.
Variabel yang ikut diteliti selain tingkat pengetahuan terhadap menstruasi dan menstrual hygiene meliputi umur, kelas, pendidikan terakhir ayah dan ibu, pendapatan keluarga per bulan, dan sumber informasi mengenai menstruasi dan menstrual hygiene. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis menggunakan program SPSS versi 26.0. Penelitian ini dilaksanakan setelah mendapatkan kelaikan etik oleh Komisi Etik Penelitian (KEP) FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar Nomor 468/UN14.2.2.VII.14/LT/2021.
HASIL
Sampel yang didapatkan berjumlah 179 orang, namun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 150 orang. Sebanyak 29 orang tereksklusi dikarenakan data kuesioner yang tidak lengkap dan pengisian kuesioner secara berulang sehingga hasil kuesioner dianggap tidak valid.
Pada tabel 5 menunjukkan karakteristik responden berdasarkan umur dan kelasnya. Didapatkan data terbanyak pada umur 14 tahun, yaitu sebanyak 70 orang (46,7%). Hal ini sejalan dengan karakteristik kelasnya dimana terbanyak berada pada kelas IX yang pada umumnya berentang antara 14-15 tahun, yaitu sebanyak 65 orang (43,3%). Data terendah didapatkan pada umur 16 tahun, yaitu sebanyak 1 orang (0,7%). Hal ini mungkin disebabkan oleh terlambatnya masuk sekolah ataupun mengalami tinggal kelas.
Tabel 5. Distribusi frekuensi karakteristik sosiodemografi berdasarkan umur dan kelas
Karakteristik |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Umur (tahun) | ||
12 |
17 |
11,3 |
13 |
39 |
26 |
14 |
70 |
46,7 |
15 |
23 |
15,3 |
16 |
1 |
0,7 |
Total |
150 |
100 |
Kelas | ||
VII |
30 |
20 |
VIII |
55 |
36,7 |
IX |
65 |
43,3 |
Total |
150 |
100 |
Tabel 6. Distribusi frekuensi karakteristik sosiodemografi berdasarkan pendidikan terakhir ayah dan ibu
Karakteristik |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Pendidikan terakhir ayah | ||
Tidak tamat SD |
1 |
0,7 |
Tamat SD |
2 |
1,3 |
Tamat SMP |
3 |
2 |
Tamat SMA |
47 |
31,7 |
Tamat perguruan tinggi |
97 |
64,7 |
Total |
150 |
100 |
Pendidikan terakhir ibu | ||
Tamat SD |
3 |
2 |
Tamat SMP |
4 |
2,7 |
Tamat SMA |
61 |
40,7 |
Tamat perguruan tinggi |
82 |
54,7 |
Total |
150 |
100 |
Pada tabel 7 dijabarkan mengenai distribusi frekuensi |
orang (50,7%). Tingkat pendapatan tinggi terdapat sebesar | |
berdasarkan tingkat pendapatan per bulan keluarga |
46 orang (30,7%), tingkat |
pendapatan sedang terdapat |
responden. Didapatkan data bahwa tingkat pendapatan |
sebanyak 18 orang (12%), dan tingkat pendapatan rendah | |
sangat tinggi adalah yang paling banyak, yaitu sebesar 76 |
sebesar 10 orang (6,7%). | |
Tabel 7. Distribusi frekuensi karakteristik sosiodemografi berdasarkan pendapatan per bulan | ||
Karakteristik |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Pendapatan per bulan | ||
Sangat tinggi |
76 |
50,7 |
Tinggi |
46 |
30,7 |
Sedang |
18 |
12 |
Rendah |
10 |
6,7 |
Total |
150 |
100 |
Tabel 6 menunjukkan distribusi pendidikan terakhir ayah dan ibu yang didominasi oleh tamatan perguruan tinggi
baik pendidikan terakhir ayah, yaitu sebesar 97 orang (64,7%) maupun pendidikan terakhir ibu, yaitu sebesar 82
orang (54,7%). Tidak tamat SD hanya terdapat 1 orang (0,7%) dari pendidikan terakhir ayah dan tidak ada dari pendidikan terakhir ibu. Tamatan SD dan SMP antara ayah dan ibu tidak berbeda jauh, yaitu masing-masing selisih satu
orang. Pendidikan terakhir ayah untuk tamatan SMA sebesar 47 orang (31,7%), sedangkan ibu tamatan SMA sebesar 61 orang (40,7%).
Sumber informasi mengenai menstruasi dan menstrual hygiene bisa didapatkan dari mana saja seperti dari ibu, kakak perempuan, teman, guru, media ataupun sumber lainnya. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mayoritas responden menerima informasi dari ibu, yaitu sebanyak 149 orang. Sumber informasi kedua terbanyak adalah berasal
dari media, yaitu sebanyak 124 orang. Selanjutnya, ada pula informasi dari kakak perempuan sebanyak 48 orang, teman sebanyak 64 orang, dan guru sebanyak 78 orang. Data tersebut dapat dilihat pada gambar 1.
Sumber informasi

□ Tidak dapat informasi dari
■ Dapat informasi dari
Gambar 1. Distribusi frekuensi sumber informasi mengenai menstruasi dan menstrual hygiene
Hasil pengisian kuesioner oleh responden dinilai dan dihitung poinnya untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan responden. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan baik memiliki jumlah paling banyak
terhadap menstruasi maupun menstrual hygiene dengan masing-masing berjumlah 75 orang (50%) dan 77 orang (51,3%). Data ini dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan menstruasi dan menstrual hygiene
Tingkat pengetahuan |
Frekuensi (n) |
Persentase (%) |
Tingkat pengetahuan menstruasi Baik |
75 |
50 |
Cukup |
62 |
41,3 |
Kurang |
13 |
8,7 |
Total |
150 |
100 |
Tingkat pengetahuan menstrual hygiene Baik |
77 |
51,3 |
Cukup |
56 |
37,3 |
Kurang |
17 |
11,3 |
Total |
150 |
100 |
Gambaran tingkat pengetahuan mengenai menstruasi dan menstrual hygiene ini dapat dilihat dari tabulasi jawaban responden terhadap pertanyaan yang telah diajukan pada kuesioner yang dapat dilihat pada tabel 9 dan 10.
Tabel 9. Tabulasi jawaban terhadap kuesioner tingkat pengetahuan menstruasi
Salah
Benar
Item |
n |
% |
n |
% | |
1. |
Definisi menstruasi |
149 |
99,3 |
1 |
0,7 |
2. |
Asal darah menstruasi |
96 |
64 |
54 |
36 |
3. |
Banyaknya seorang wanita menstruasi dalam sebulan |
139 |
92,7 |
11 |
7,3 |
4. |
Tidak boleh beraktivitas fisik saat menstruasi |
129 |
86 |
21 |
14 |
5. |
Tidak boleh makan makanan tertentu saat menstruasi |
65 |
43,3 |
85 |
56,7 |
6. |
Tidak boleh membasuh rambut (keramas) saat menstruasi |
126 |
84 |
24 |
16 | |
7. |
Lamanya siklus normal menstruasi berlangsung |
92 |
61,3 |
58 |
38,7 | |
Tabel 10. Tabulasi jawaban terhadap kuesioner tingkat pengetahuan menstrual hygiene | ||||||
Item |
Benar |
Salah | ||||
n |
% |
n |
% | |||
1. |
Banyaknya membersihkan alat kelamin dalam sehari |
80 |
53,3 |
70 |
46,7 | |
2. |
Yang dilakukan setelah membersihkan alat kelamin |
144 |
96 |
6 |
4 | |
3. |
Berapa jam sekali penggantian pembalut dilakukan |
93 |
62 |
57 |
38 | |
4. |
Tindakan cuci tangan saat penggantian pembalut |
135 |
90 |
15 |
10 | |
5. |
Pembungkus bekas pembalut yang sudah terpakai |
75 |
50 |
75 |
50 | |
6. |
Yang dilakukan sebelum membuang bekas pembalut yang sudah terpakai |
139 |
92,7 |
11 |
7,3 | |
7. |
Yang dilakukan jika pakaian terkena darah menstruasi |
143 |
95,3 |
7 |
4,7 | |
8. |
Penggantian pembalut dalam sehari yang sebaiknya dilakukan |
70 |
46,7 |
80 |
53,3 | |
9. |
Cara membersihkan organ kewanitaan |
92 |
61,3 |
58 |
38,7 |
Tabel 11. Gambaran tingkat pengetahuan menstruasi berdasarkan karakteristik
Variabel |
Tingkat pengetahuan menstruasi | |||||
Baik |
Cukup |
Kurang | ||||
n |
% |
n |
% |
n |
% | |
Usia (tahun) | ||||||
12 |
6 |
4 |
10 |
6,7 |
1 |
0,7 |
13 |
18 |
12 |
17 |
11,3 |
4 |
2,7 |
14 |
35 |
23,3 |
27 |
18 |
8 |
5,3 |
15 |
15 |
10 |
8 |
5,3 |
0 |
0 |
16 |
1 |
0,7 |
0 |
0 |
0 |
0 |
Total |
75 |
50 |
62 |
41,3 |
13 |
8,7 |
Kelas | ||||||
VII |
13 |
8,7 |
15 |
10 |
2 |
1,3 |
VIII |
21 |
14 |
27 |
18 |
7 |
4,7 |
IX |
41 |
27,3 |
20 |
13,3 |
4 |
2,7 |
Total |
75 |
50 |
62 |
41,3 |
13 |
8,7 |
Pendidikan terakhir ayah | ||||||
Tidak tamat SD |
1 |
0,7 |
0 |
0 |
0 |
0 |
Tamat SD |
1 |
0,7 |
0 |
0 |
1 |
0,7 |
Tamat SMP |
1 |
0,7 |
2 |
1,3 |
0 |
0 |
Tamat SMA |
29 |
19,3 |
14 |
9,3 |
4 |
2,7 |
Tamat perguruan tinggi |
43 |
28,7 |
43 |
46 |
8 |
5,3 |
Total |
75 |
50 |
62 |
41,3 |
13 |
8,7 |
Pendidikan terakhir ibu | ||||||
Tamat SD |
1 |
0,7 |
2 |
1,3 |
0 |
0 |
Tamat SMP |
3 |
2 |
1 |
0,7 |
0 |
0 |
Tamat SMA |
30 |
20 |
23 |
15,3 |
8 |
5,3 |
Tamat perguruan tinggi |
41 |
27,3 |
36 |
24 |
5 |
3,3 |
Total |
75 |
50 |
62 |
41,3 |
13 |
8,7 |
Pendapatan per bulan | ||||||
Sangat tinggi |
41 |
27,3 |
28 |
18,7 |
7 |
4,7 |
Tinggi |
21 |
14 |
23 |
15,3 |
2 |
1,3 |
Sedang |
8 |
5,3 |
8 |
5,3 |
2 |
1,3 |
Rendah |
5 |
3,3 |
3 |
2 |
2 |
1,3 |
Total |
75 |
50 |
62 |
41,3 |
13 |
8,7 |
Sumber informasi | ||||||
Ibu |
74 |
49,3 |
62 |
41,3 |
13 |
8,7 |
Kakak perempuan |
24 |
16 |
20 |
13,3 |
4 |
2,7 |
Teman |
27 |
18 |
31 |
20,7 |
6 |
4 |
Guru |
31 |
20,7 |
39 |
26 |
8 |
5,3 |
Media |
62 |
41,3 |
56 |
37,3 |
6 |
4 |
Lainnya |
7 |
4,7 |
9 |
6 |
1 |
0,7 |
Tabel 12. Gambaran tingkat pengetahuan menstrual hygiene berdasarkan karakteristik
Variabel |
Tingkat pengetahuan menstrual hygiene | |||||
Baik |
Cukup |
Kurang | ||||
n |
% |
n |
% |
n |
% | |
Usia (tahun) | ||||||
12 |
9 |
6 |
6 |
4 |
2 |
1,3 |
13 |
17 |
11,3 |
16 |
10,7 |
6 |
4 |
14 |
36 |
24 |
26 |
17,3 |
8 |
5,3 |
15 |
15 |
10 |
7 |
4,7 |
1 |
0,7 |
16 |
0 |
0 |
1 |
0,7 |
0 |
0 |
Total |
77 |
51,3 |
56 |
37,3 |
17 |
11,3 |
Kelas | ||||||
VII |
15 |
10 |
10 |
6,7 |
5 |
3,3 |
VIII |
30 |
20 |
17 |
11,3 |
8 |
5,3 |
IX |
32 |
21,3 |
29 |
19,3 |
4 |
2,7 |
Total |
77 |
51,3 |
56 |
37,3 |
17 |
11,3 |
Pendidikan terakhir ayah | ||||||
Tidak tamat SD |
0 |
0 |
1 |
0,7 |
0 |
0 |
Tamat SD |
1 |
0,7 |
1 |
0,7 |
0 |
0 |
Tamat SMP |
1 |
0,7 |
1 |
0,7 |
1 |
0,7 |
Tamat SMA |
23 |
15,3 |
17 |
11,3 |
7 |
4,7 |
Tamat perguruan tinggi |
52 |
34,7 |
36 |
24 |
9 |
6 |
Total |
77 |
51,3 |
56 |
37,3 |
17 |
11,3 |
Pendidikan terakhir ibu | ||||||
Tamat SD |
2 |
1,3 |
1 |
0,7 |
0 |
0 |
Tamat SMP |
2 |
1,3 |
2 |
1,3 |
0 |
0 |
Tamat SMA |
30 |
20 |
24 |
16 |
7 |
4,7 |
Tamat perguruan tinggi |
43 |
28,7 |
29 |
19,3 |
10 |
6,7 |
Total |
77 |
51,3 |
56 |
37,3 |
17 |
11,3 |
Pendapatan per bulan
Sangat tinggi |
49 |
32,7 |
20 |
13,3 |
7 |
4,7 |
Tinggi |
20 |
13,3 |
20 |
13,3 |
6 |
4 |
Sedang |
6 |
4 |
10 |
6,7 |
2 |
1,3 |
Rendah |
2 |
1,3 |
6 |
4 |
2 |
1,3 |
Total |
77 |
51,3 |
56 |
37,3 |
17 |
11,3 |
Sumber informasi | ||||||
Ibu |
76 |
50,7 |
56 |
37,3 |
17 |
11,3 |
Kakak perempuan |
25 |
16,7 |
17 |
11,3 |
6 |
4 |
Teman |
33 |
22 |
22 |
14,7 |
9 |
6 |
Guru |
42 |
28 |
24 |
16 |
12 |
8 |
Media |
66 |
44 |
43 |
28,7 |
15 |
10 |
Lainnya |
7 |
4,7 |
8 |
5,3 |
2 |
1,3 |
Pada tabel 9 mengenai kuesioner tingkat pengetahuan menstruasi didapatkan mayoritas jawaban benar pada hampir semua item pertanyaan. Item pertanyaan nomor satu menjadi item yang paling banyak dijawab dengan benar, yaitu sebanyak 149 orang (99,3%), sedangkan item pertanyaan nomor lima paling banyak dijawab salah, yaitu sebesar 85 orang (56,7%).
Pada tabel 10 mengenai kuesioner tingkat pengetahuan menstrual hygiene didapatkan hampir semua item
pertanyaan dijawab dengan benar. Item pertanyaan nomor dua dapat dijawab dengan benar paling banyak, yaitu oleh 144 orang (96%). Berbanding terbalik dengan item pertanyaan nomor delapan yang paling banyak dijawab dengan salah, yaitu 80 orang (53,3%). Selanjutnya, gambaran tingkat pengetahuan menstruasi dan menstrual hygiene berdasarkan karakteristiknya dapat dilihat pada tabel 11 dan 12.
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan baik terhadap menstruasi maupun menstrual hygiene. Hasil ini sejalan dengan penelitian Irianti dan Tiarahma pada tahun 2021 dengan hasil 55 orang (91,7%) berpengetahuan baik terhadap menstruasi dan 53 orang (88,3%) berpengetahuan baik terhadap menstrual hygiene. Perbedaan persentase tingkat pengetahuan baik pada hasil penelitian ini dengan penelitian Irianti dan Tiarahma dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti lokasi tempat penelitian dilakukan dan sumber informasi dari guru/sekolah. Lokasi penelitian yang berbeda mencerminkan karakteristik yang berbeda dari responden yang akan diteliti sehingga hasil penelitian yang didapatkan akan berbeda. Sumber informasi dari guru/sekolah juga berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, dimana pada penelitian ini diketahui bahwa pemberian informasi mengenai menstruasi dan menstrual hygiene hanya sebatas dari guru kepada siswi melalui mata pelajaran biologi dimana penyebaran informasi tersebut tidak merata didapatkan pada semua kelas. Hal ini juga disebabkan oleh tidak ada materi atau kurikulum khusus mengenai menstruasi dan menstrual hygiene di SMP Santo Yoseph Denpasar, sedangkan pada penelitian Irianti dan Tiarahma diketahui siswinya sudah pernah mendapatkan materi khusus di sekolah mengenai menstruasi sehingga menyebabkan persentase tingkat pengetahuan baiknya lebih tinggi dibanding penelitian ini.14 Di lain sisi, hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian Lajuna dkk pada tahun 2019 dimana didapatkan pengetahuan terhadap menstruasi yang kurang, yaitu sebanyak 24 orang (80%) dan penelitian Hubaedah pada tahun 2020 yang menunjukkan pengetahuan yang kurang terhadap menstrual hygiene, yaitu sebesar 41 orang (51,9%).11,15
Berdasarkan hasil tabulasi jawaban terhadap kuesioner tingkat pengetahuan menstruasi didapatkan item pertanyaan nomor satu menjadi item yang paling banyak dijawab dengan benar sehingga dapat disimpulkan bahwa remaja putri memiliki pengetahuan yang baik terhadap definisi menstruasi. Di lain sisi item pertanyaan nomor lima paling banyak dijawab salah. Hal ini menunjukkan bahwa remaja
putri masih salah mengira bahwa ada larangan makan makanan tertentu seperti mentimun, nanas, es, serta minuman bersoda saat menstruasi. Kesalahan ini terjadi karena adanya pemberian informasi atau mitos dari mulut ke mulut mengenai larangan tersebut di Indonesia yang menganggap makanan tertentu dapat menghambat proses menstruasi.9 Tidak hanya terjadi di Indonesia, larangan makan makanan tertentu (makanan asam) saat menstruasi juga terjadi di India.16
Hasil penelitian tabulasi jawaban terhadap kuesioner tingkat pengetahuan menstrual hygiene ditemukan item pertanyaan nomor dua dapat dijawab dengan benar paling banyak. Hal ini menunjukkan bahwa remaja putri memiliki pengetahuan yang baik mengenai hal apa yang harus dilakukan setelah membersihkan alat kelamin, yaitu mengeringkan alat kelamin dengan tisu atau handuk kering. Berbanding terbalik dengan item pertanyaan nomor delapan yang paling banyak dijawab dengan salah. Banyaknya jawaban yang salah ini menunjukkan bahwa remaja putri masih memiliki pemahaman yang salah terhadap penggantian pembalut. Data menunjukkan penggantian pembalut dilakukan saat mandi saja ataupun setelah penuh dengan darah dimana seharusnya dilakukan penggantian pembalut empat kali sehari. Frekuensi penggantian pembalut yang salah bisa menimbulkan iritasi, infeksi, pruritus vulvae maupun penyakit kelamin lainnya karena adanya peningkatan kelembaban pada area sekitar genitalia selama menstruasi. Menurut penelitian Dewi et al pada tahun 2019, terdapat 3 dari 4 siswi mengganti pembalut setelah penuh ataupun bocor. Hal ini dikarenakan penggantian pembalut dirasa merepotkan, membutuhkan banyak suplai air dan memakan waktu.9
Menurut Budiman dan Riyanto terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang seperti usia, pendidikan, tingkat ekonomi, dan sumber informasi/media massa.17 Dikatakan usia berbanding lurus dengan tingkat kedewasaan seseorang dimana semakin meningkatnya usia maka orang akan semakin dewasa/matur. Hal ini menyebabkan seseorang memiliki kemampuan dalam berpikir dan bertindak yang lebih besar sehingga informasi dan pengetahuan yang diterima juga semakin besar.11,18
Usia dan pendidikan sangat berkaitan erat karena dari usia dapat menentukan jenjang pendidikan seseorang.19 Dikatakan bahwa semakin tinggi pendidikannya, maka pengetahuan yang diterima juga meningkat.11,20 Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dimana tingkat pengetahuan baik didominasi oleh kelas IX. Di lain sisi, tingkat pengetahuan kurang paling banyak didapatkan pada kelas VIII. Menurut Notoatmodjo, tingkat pendidikan orang tua yang tinggi juga berpengaruh terhadap cara didik dan pendekatan pada anak sehingga dengan tingginya tingkat pendidikan orang tua maka pengetahuan anak juga semakin baik.21 Teori ini sejalan dengan hasil penelitian dimana didapatkan pendidikan terakhir ayah dan ibu didominasi oleh tamatan perguruan tinggi sehingga tingkat pengetahuannya pun didapatkan baik.
Status ekonomi seseorang dikatakan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini dikarenakan status ekonomi bisa dijadikan tolak ukur seseorang dalam memenuhi fasilitas dan kebutuhan serta mudah atau tidaknya seseorang dalam mengakses kebutuhan tersebut. Keterbatasan biaya karena status ekonomi yang rendah menyebabkan sulitnya memenuhi kebutuhan dan akses sehingga menyebabkan rendahnya pengetahuan yang dimiliki.20,22-23 Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dimana tingkat pengetahuan baik paling banyak didapatkan pada ekonomi dengan pendapatan per bulan sangat tinggi, sedangkan tingkat pengetahuan baik terendah dimiliki oleh tingkat pendapatan yang rendah. Temuan ini didukung oleh penelitian Rahman pada tahun 2014, yaitu didapatkan pendapatan di atas upah minimum regional (UMR) memiliki tingkat pengetahuan baik yang paling banyak, yaitu sebanyak 18 orang (45%), sedangkan tingkat pengetahuan baik terendah didapatkan pada yang memiliki pendapatan di bawah UMR, yaitu 2 orang (22,2%).24
Tingkat pengetahuan seseorang juga tidak lepas dari pengaruh sumber informasi yang didapatkan. Dikatakan seseorang dengan sumber informasi yang banyak, cenderung memiliki pengetahuan yang lebih luas.11 Hasil penelitian menunjukkan hal serupa dimana responden mendapatkan informasi mengenai menstruasi dan menstrual hygiene dari berbagai sumber seperti ibu, kakak perempuan, teman, guru, media, dan lainnya (nenek, tante, sepupu, buku, dan seminar kesehatan). Mayoritas tingkat pengetahuan baik memiliki informasi yang bersumber dari ibu. Hasil ini serupa dengan penelitian oleh Purwanti dimana didapatkan sebesar 92 orang (65,7%) mendapatkan informasi dari ibu dan berpengetahuan baik. Hal ini terjadi karena ibu merupakan orang yang dianggap paling dekat dengan remaja putri sehingga bisa memberikan informasi seputar menstruasi dan menstrual hygiene dengan baik.15,22 Di lain sisi, penelitian Lestariningsih menunjukkan hasil yang berbanding terbalik. Didapatkan responden yang tidak mendapatkan informasi dari ibu memiliki pengetahuan yang lebih baik, yaitu sebesar 72%. Dijelaskan bahwa kemungkinan informasi yang diberikan hanya disampaikan sekali, tidak berkelanjutan, dan memiliki rasa sungkan atau tidak terbuka dalam membicarakan hal tersebut sehingga responden tidak paham yang mempengaruhi pengetahuannya.21
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan remaja putri terhadap menstruasi dan menstrual hygiene di SMP Santo Yoseph Denpasar dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan responden terhadap menstruasi dan menstrual hygiene didapatkan mayoritas berpengetahuan baik (50% dan 51,3%). Tingkat pengetahuan baik terhadap menstruasi dan menstrual hygiene paling banyak pada usia 14 tahun dan berada pada kelas IX. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir ayah dan ibu didapatkan mayoritas adalah tamatan perguruan tinggi. Berdasarkan status ekonomi yang diukur dengan pendapatan per bulan didominasi oleh pendapatan sangat tinggi (< Rp 3.500.000,00). Mayoritas sumber informasi mengenai menstruasi dan menstrual hygiene berasal dari ibu.
Saran yang dapat diberikan adalah dalam penelitian selanjutnya bisa melakukan penelitian analitik dengan tujuan melihat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan beberapa variabel seperti usia, kelas, tingkat pendidikan terakhir ayah dan ibu, pendapatan per bulan, dan sumber informasi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, dosen penguji, keluarga, teman-teman, dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya penelitian ini dengan baik dan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
-
1. WHO. Adolescent Health. World Health Organization; 2020.
-
2. Winarso H. Sexual Development in Puberty and Adolescence [Internet]. Dspace.uc.ac.id. 2017 [cited 17 October 2020]. Available from:
https://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/2553
-
3. Hindmarsh P, Geertsma K. Puberty. Congenital Adrenal Hyperplasia. 2017;:83-94.
-
4. Prayuni ED, Imandiri A, Adianti M. Therapy for Irregular Menstruation with Acupunture and Herbal Pegagan (Centella Asiatica (L.)). J Vocat Heal Stud. 2018;2(2):86-91.
-
5. Yanti SD, Elita V. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi terhadap Perilaku Higienis pada Saat Menstruasi. J Online Mhs Bid Ilmu Keperawatan. 2014;1(2):1–8.
-
6. Chandra-Mouli V, Patel SV. Mapping the Knowledge and Understanding of Menarche, Menstrual Hygiene and Menstrual Health Among Adolescent Girls in Low-And Middle-Income Countries. Reprod Health. 2017;14(1):30.
-
7. Coast E, Lattof SR, Strong J. Puberty and Menstruation Knowledge Among Young Adolescents in Low- and
Middle-Income Countries: A Scoping Review. Int J Public Health. 2019;64(2):293–304.
-
8. UNICEF. FAST FACTS: Nine Things You Didn't Know about Menstruation. UNICEF; 2018.
-
9. Hastuti, Dewi RK, Pramana RP. Menstrual Hygiene Management (MHM): A Case Study of Primary and Junior High School Students in Indonesia. SMERU Res Inst. 2019;107.
-
10. Indah F. Kejadian Pruritus Vulvae Saat Menstruasi pada Remaja Puteri (Studi pada Siswi SMAN 1 Ngimbang Kabupaten Lamongan ) [PhD]. Universitas Airlangga; 2012.
-
11. Hubaedah A. Relationship Between Knowledge and Behavior of Vulva Hygiene When Menstruate with the Event of Pruritus Vulvae in Adolescents. Wiraraja Medika: Jurnal Kesehatan. 2020;10(1):1-9.
-
12. Belayneh Z, Mekuriaw B. Knowledge and Menstrual Hygiene Practice Among Adolescent School Girls in Southern Ethiopia: A Cross-Sectional Study. BMC Public Health. 2019 Nov;19(1):1595.
-
13. Kennedy E, et al. Menstrual Hygiene Management in Indonesia. Burn Inst. 2015;1–45.
-
14. Irianti D, Tiarahma L. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri dalam Menjaga Kebersihan Organ Reproduksi Saat Menstruasi. J Ilmu Kesehat Insa Sehat.
2021;9(1):20–3.
-
15. Lajuna L, Ramli N, Liana N. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri terhadap Menstrual Hygiene pada Siswi SMP N 2 Jantho Aceh Besar. Holistik J Kesehat. 2019;13(3):207–12.
-
16. Anand T, Garg S. Menstruation Related Myths in India: Strategies for Combating It. J Fam Med Prim Care. 2015;4(2):184.
. Riyanto A. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2013.
. Prihandani AL. Menstrual Hygiene Behavior Among Students in Ummul Mukminin Elementary School, Bandung District. Int Conf Disaster Manag Infect Control. 2017;1–8.
. Putri A. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Menstruasi dengan Sikap Menghadapi Menarche pada Siswi SD Negeri 3 Bantul Yogyakarta [Bachelor]. STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta; 2017.
. Retnaningsih R. Hubungan Pengetahuan dan Sikap tentang Alat Pelindung Telinga dengan Penggunaannya pada Pekerja di PT. X. Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health. 2016;1(1):67.
. Lestariningsih S. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Praktik Higiene Menstruasi. J Kesehat Metro Sai Wawai. 2015;VIII(2):14–22.
. Purwanti S. Praktik Kebersihan Saat Menstruasi pada Remaja di Kabupaten Pati Tahun 2017 [Bachelor]. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; 2017.
. Malihah M, dkk. Tingkat Pengetahuan Personal Hygiene Saat Menstruasi antara Siswi Pondok Pesantren dan SMP Negeri di Kabupaten Cirebon. J Integr Kesehat Sains. 2019;1(1):83–6. 24
. Rahman N. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Personal Hygiene saat Menstruasi di SMP 5 Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2014 [Thesis]. STIKES Aisyiyah Yogyakarta; 2014.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
doi:10.24843.MU.2023.V12.i11.P15
100
Discussion and feedback