ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 11 NO.8,AGUSTUS, 2022

Iλ Idirectoryof OPEN ACCESS

I_J <JΛAU JOURNALS

Diterima: 2022-01-06 Revisi: 2022-07-28 Accepted: 25-08-2022

KARAKTERISTIK KLINIKOPATOLOGI GASTRITIS KRONIS DENGAN METAPLASIA INTESTINAL DI RSUP SANGLAH DENPASAR PERIODE 2016–2020

I Wayan Gede Bandem Arimbawa1, Herman Saputra2, Ni Putu Ekawati2, I Wayan Juli Sumadi2

  • 1.    Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar Bali

  • 2.    Bagian/SMF Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Gastritis kronis relatif umum terjadi di negara berkembang. Gastritis yang berlangsung lama dapat mengakibatkan terjadinya atrofi dan intestinal metaplasia pada mukosa lambung. Ahli patologi mengemukakan terdapat hubungan antara metaplasia intestinal dengan kanker lambung adenocarcinoma tipe intestinal. Sehingga perlu untuk mengetahui karakteristik klinikopatologi gastirits kronis dengan metaplasia intestinal sebagai prekursor terjadinya kanker lambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik klinikopatologi pasien gastritis kronis dengan metaplasia intestinal di RSUP Sanglah Denpasar periode 2016-2020. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode potong lintang (cross-sectional), menggunakan data sekunder pasien gastritis kronis dengan metaplasia intestinal di RSUP Sanglah Denpasar periode 2016-2020. Data dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS untuk memperoleh karakteristik klinikopatologi pasien meliputi: usia, jenis kelamin, status H. pylori, dan temuan endoskopi. Penelitian ini memperoleh 25 sampel gastritis kronis dengan metaplasia intestinal. Sampel terbanyak pada kelompok usia >60 tahun (52%), berjenis kelamin laki-laki (80%), tanpa infeksi H. pylori (95,5%) dengan 3 sampel tidak memiliki data status H. pylori, dan temuan endoskopi terbanyak berupa gastritis eritematosa (60%). Pasien gastritis kronis dengan metaplasia intestinal di RSUP Sanglah Denpasar periode 2016-2020 memiliki karakteristik klinikopatologi terbanyak usia >60 tahun, laki-laki, Non-H. pylori, dan gastritis eritematosa.

Kata kunci : Gastritis., kronis., intestinal., metaplasia., karakteristik., klinikopatologi.

ABSTRACT

Chronic gastritis is relatively common in developing countries. Prolonged gastritis can lead to atrophy and intestinal metaplasia of the gastric mucosa. Pathologists suggest there is a relationship between intestinal metaplasia with intestinal type adenocarcinoma gastric cancer. It is necessary to know the clinicopathological characteristics of chronic gastritis with intestinal metaplasia as a precursor to gastric cancer. This study aims to determine the clinicopathological characteristics of chronic gastritis patients with intestinal metaplasia at Sanglah Hospital Denpasar for the period 2016-2020. This study is a descriptive study with cross-sectional method, using secondary data from chronic gastritis patients with intestinal metaplasia at Sanglah Hospital Denpasar for the period 2016-2020. The data were analyzed using SPSS software to obtain clinicopathological characteristics of patients including: age, gender, H. pylori status, and endoscopic findings. This study obtained 25 samples of chronic gastritis with intestinal metaplasia. The most samples were in the age group >60 years (52%), male (80%), without H. pylori infection (95.5%) with 3 samples did not have H. pylori status data, and the most endoscopic finding were erythematous gastritis (60%). Chronic gastritis patients with intestinal metaplasia at Sanglah Hospital Denpasar for the period 2016-2020 had the most clinicopathological characteristics age >60 years, male sex, Non-H. pylori, and erytematous gastritis.

Keywords : Gastritis,. Chronic., intestinal., metaplasia., characteristic., clinicopathological.

PENDAHULUAN

Gastritis kronis relatif umum terjadi di negara berkembang. Penyebab paling sering adalah karena infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori). Penyebab lainnya seperti autoimun, organisme

bukan H. pylori, atau karena aliran asam empedu ke lambung (bile acid reflux). Prevalensi infeksi H. pylori pada anak-anak di populasi barat sekitar 10% sementara di negara berkembang sekitar 50% dan bervariasi di setiap benua yaitu sekitar 69% di Afrika, 78% di Amerika Selatan, dan di Asia sekitar 51%.

KARAKTERISTIK KLINIKOPATOLOGI GASTRITIS KRONIS DENGAN METAPLASIA INTESTINAL DI RSUP…. I Wayan Gede Bandem Arimbawa1, Herman Saputra2, Ni Putu Ekawati2, I Wayan Juli Sumadi2

Sosioekonomi dan higienitas dari lingkungan tempat tinggal menjadi faktor penting dalam transmisi bakteri H. pylori.1

Gastritis yang berlangsung lama dapat mengakibatkan terjadinya atrofi pada mukosa lambung.1 Secara kronologis, kelenjar lambung yang hilang kemudian digantikan oleh kelenjar metaplastik. Sehingga stadium lanjut dari atrofi adalah terjadinya metaplasia intestinal.2 Prevalensi gastric intestinal metaplasia (GIM) di seluruh dunia sebagian besar tidak diketahui. Sebuah studi retrospektif yang dilakukan oleh Sonnenberg dan kawan-kawan, menemukan 7% prevalensi GIM dari 78.985 pasien yang menjalani upper endoscopy di Amerika Serikat.3 Metaplasia adalah perubahan yang berpotensial dapat kembali atau reversible dari satu jenis sel dewasa digantikan oleh jenis sel dewasa lainnya untuk mempertahankan mukosa dari lingkungan yang merugikan.4

Ahli patologi mengemukakan terdapat hubungan antara metaplasia intestinal dengan kanker lambung adenocarcinoma tipe intestinal. Adenocarcinoma tipe intestinal merupakan hasil akhir dari perubahan progresif dari mukosa lambung dimulai dari gastritis kronis kemudian diikuti dengan multifocal atrophic gastritis (MAG), dan metaplasia intestinal.2 Sampai saat ini, reversibilitas dari metaplasia pada mukosa lambung masih menjadi kontroversi. Beberapa studi menunjukkan setelah eradikasi bakteri H. pylori, perubahan atropi dan metaplasia dapat segera sembuh. Sementara beberapa studi lainnya menunjukkan resiko kanker dapat ditekan hanya jika eradikasi dilakukan pada tahap non-atropik mukosa.4 Berdasarkan data GLOBOCAN 2018 kanker lambung menempati posisi kelima dari neoplasia yang sering terjadi dan berada diurutan ketiga dari kanker yang paling mematikan dengan perkiraan kejadian kematiannya mencapai 783.000 di tahun 2018.5 Peningkatan skrining klinis dan pengawasan metaplasia dapat membantu pencegahan dan deteksi dini terhadap dysplasia dan kanker lambung.6

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik klinikopatologi meliputi: usia, jenis kelamin, status H. pylori, dan temuan endoskopi pasien gastritis kronis dengan metaplasia intestinal di RSUP Sanglah Denpasar periode 2016-2020. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi bagi tenaga medis dan penelitian selanjutnya mengenai metaplasia intestinal pada mukosa lambung.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode potong lintang (cross-sectional). Penelitian ini dilakukan di Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Sanglah Denpasar mulai Maret-Mei 2021. Penelitian ini menggunakan data sekunder pasien yang tersimpan di Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Sanglah Denpasar. Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh pasien gastritis kronis dengan metaplasia intestinal yang terdaftar di RSUP Sanglah Denpasar. Populasi terjangkau penelitian ini adalah pasien gastritis kronis dengan metaplasia intestinal yang terdaftar di RSUP Sanglah terhitung periode 2016-2020.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Seluruh pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi penelitian dimasukkan dalam sampel penelitian.

Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien gastritis kronis dengan metaplasia instestinal yang terdata di lembar pemeriksaan Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Sanglah terhitung dari Januari 2016-Desember 2020. Kriteria ekslusi penelitian ini adalah lembar pemeriksaan Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Sanglah terhitung dari Januari 2016-Desember 2020 yang tidak memiliki data variabel penelitian atau hilang.

Data yang dikumpulkan meliputi: usia, jenis kelamin, satatus H. pylori, dan temuan endoskopi. Data kemudian dianalisis menggunakan perangkat lunak SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel. Penelitian ini telah memperoleh keterangan kelaikan etik dari Komisi Etik Penelitian (KEP) Fakultas Kedokteran Udayana dengan nomor surat 273/UN14.2.2.VII.14/LT/2021.

HASIL

Total pasien gastritis kronis dengan metaplasia intestinal yang tercatat di lembar pemeriksaan Instalasi Laboratorium Patologi anatomi RSUP Sanglah Denpasar periode 2016-2020 yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi penelitian adalah sebanyak 25 pasien.

Distribusi usia pasien gastritis kronis dengan metaplasia intestinal di RSUP Sanglah Denpasar periode 2016-2020 (Tabel 1) terbanyak ada pada kelompok usia >60 tahun yaitu sebanyak 13 kasus (52%). Kemudian diikuti oleh kelompok usia 51-60 tahun sebanyak 4 kasus (16%), kemudian kelompok usia 41-50 tahun sebanyak 3 kasus (12%), kelompok usia 31-40 tahun sebanyak 3 kasus (12%), kelompok usia 21-30 tahun sebanyak 2 kasus (8%). Sementara tidak terdapat kasus pada kelompok usia ≤20 tahun.

Tabel 1.     Distribusi usia pasien gastritis kronis dengan

metaplasia intestinal di RSUP Sanglah Denpasar periode 2016-2020

Kelompok usia

Frekuensi (n=25)

Persentase

>60 tahun

13

52%

51-60 tahun

4

16%

41-50 tahun

3

12%

31-40 tahun

3

12%

21-30 tahun

2

8%

≤20 tahun

0

0%

Distribusi jenis kelamin pasien gastritis kronis dengan metaplasia intestinal di RSUP Sanglah Denpasar periode 20162020 (Tabel 2) terbanyak ada pada kelompok berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 20 kasus (80%). Sementara pada kelompok berjenis kelamin perempuan terdapat 5 kasus (20%).

KARAKTERISTIK KLINIKOPATOLOGI GASTRITIS KRONIS DENGAN METAPLASIA INTESTINAL DI RSUP….

Tabel 2.      Distribusi jenis kelamin pasien gastritis kronis

dengan metaplasia intestinal di RSUP Sanglah Denpasar periode 2016-2020

Jenis kelamin

Frekuensi (n=25)

Persentase

Laki-laki

20

80%

Perempuan

5

20%

Distribusi status H. pylori berupa keberadaan kuman H. pylori pada pemeriksaan giemsa pasien gastritis kronis dengan metaplasia intestinal di RSUP Sanglah Denpasar periode 20162020 (Tabel 3) terbanyak ada pada kelompok non-H. pylori yaitu sebanyak 21 kasus (95,5%). Sementara pada kelompok H. pylori terdapat 1 kasus (4,5%). Terdapat 3 kasus tidak memiliki data status infeksi H. pylori.

Tabel 3.     Distribusi status H. pylori berdasarkan

pemeriksaan giemsa pasien gastritis kronis dengan metaplasia intestinal di RSUP Sanglah Denpasar periode 2016-2020

Satatus H. pylori

Frekuensi (n=22)

Persentase

Non- H. pylori

21

95,5%

H. pylori

1

4,5%

Distribusi temuan endoskopi pasien gastritis kronis dengan metaplasia intestinal di RSUP Sanglah Denpasar periode 20162020 (Tabel 4) terbanyak ada pada kelompok gastritis eritematosa yaitu sebanyak 15 kasus (60%). Kemudian diikuti oleh kelompok gastritis erosiva sebanyak 5 kasus (20%), kemudian kelompok ulkus gaster sebanyak 4 kasus (16%), kelompok lainnya terdapat 1 kasus (4%) dengan temuan endoskopi berupa tumor gaster korpus dan antrum. Sementara tidak terdapat data temuan endoskopi berupa gastritis atrofi.

Tabel 4. Distribusi temuan endoskopi pasien gastritis kronis

dengan metaplasia intestinal di RSUP Sanglah Denpasar periode 2016-2020

Temuan endoskopi Frekuensi (n=25)      Persentase

Gastritis atrofi

0

0%

Gastritis eritematosa

15

60%

Gastritis erosiva

5

20%

Ulkus gaster

4

16%

Lainnya

1

4%

PEMBAHASAN

Penelitian ini, mendapatkan kasus meningkat pada kelompok usia yang lebih tua dan kasus terbanyak ada pada kelompok usia lanjut yaitu >60 tahun. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menjelaskan prevalensi GIM meningkat pada kelompok usia yang lebih tua. Hasil penelitian Liu dkk menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan dari distribusi GIM pada kelompok usia sukarelawan yang bersedia dilakukan endoskopi dan biopsi. Tingkat deteksi GIM didapatkan http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2022.V11.i8.P11

lebih tinggi pada kelompok usia tua daripada kelompok usia muda dan insiden tertinggi ada pada mereka dengan usia >60 tahun. Sehingga penelitian ini mengatakan semakin tinggi usia (>60 tahun) semakin meningkatkan risiko terjadinya GIM.7 Trieu dkk menjelaskan laporan dari beberapa penelitian sebelumnya telah menghubungkan usia yang lebih tua (>60 tahun) dengan prevalensi Gastric Intestinal Metaplasia (GIM) yang lebih tinggi.8 Huang dkk menjelaskan terdapat hubungan yang jelas antara peningkatan usia dan prevalensi GIM. Sehingga usia dikatakan menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan dalam memprediksi perkembangan GIM.9 Hubungan antara GIM dengan usia lanjut dapat menunjukkan peran potensial dari cidera mukosa lambung yang berlangsung lama atau kronis hingga dapat memicu terjadinya penyakit.10

Penelitian ini, mendapatkan kasus terbanyak pada kelompok berjenis kelamin laki-laki. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu dari Jiang dkk mendapatkan hasil pada kelompok berjenis kelamin laki-laki lebih banyak mengalami GIM. Partisipan dalam penelitian ini yaitu pasien yang melakukan upper GI endoskopi dan biopsi dengan perbandingan laki-laki dan perempuan adalah hampir 1:1. Mendapatkan hasil tingkat insiden GIM pada kelompok laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan, serta derajat keparahan dari GIM cenderung lebih parah pada laki-laki dibandingkan perempuan.11 Namun demikian pada penelitian lain mendapatkan hasil hubungan yang tidak signifikan antara jenis kelamin dan GIM meskipun GIM lebih umum didapatkan di antara laki-laki.9 Penelitian Liu dkk juga mendapatkan hasil perbedaan yang tidak signifikan terhadap distribusi GIM pada kelompok berbeda jenis kelamin laki-laki dan perempuan.7

Penelitian ini, mendapatkan kasus terbanyak pada kelompok non-H. Pylori. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Jakarta meskipun pada penelitian tersebut ditemukan hubungan antara infeksi H. Pylori dengan GIM. Pada penelitian tersebut, kelompok tanpa infeksi H. Pylori memiliki persentase mengalami GIM lebih rendah dibandingkan dengan kelompok infeksi H. Pylori.12 Namun jika dilihat hanya pada kasus GIM, kasus GIM paling banyak tanpa infeksi H. Pylori dibandingkan dengan infeksi H. Pylori. Kemungkinan karena perolehan jumlah kasus tanpa infeksi H. Pylori pada penelitian tersebut jauh lebih banyak dibandingkan kasus dengan infeksi H. Pylori. Hal serupa mungkin juga terjadi pada penelitian ini. Pasien yang melakukan biopsi dengan keluhan pada gaster hingga terdiagnosis gastritis kronis di Instalasi Laboratorium Patologi Anatomi RSUP Sanglah Denpasar kebanyakan adalah karena non-H. Pylori. Sehingga mengapa pada penelitian ini, jumlah kasus GIM non-H. Pylori lebih banyak dijumpai dibandingkan dengan H. Pylori.

Peneliti setuju terdapat hubungan antara infeksi H. Pylori dengan GIM, berdasarkan data penelitian sebelumnya dan terdapat mekanisme yang dapat menjelaskan hubungan tersebut. H. Pylori dapat memediasi terjadinya metaplasia melalui berbagai mekanisme. Sesuai tahapan terjadinya kanker lambung, dimulai dengan inflamasi kronis pada mukosa lambung, gastric atrofi, GIM, displasia, dan kemudian kanker lambung. Infeksi H. Pylori, menjadi salah satu pemicu terjadinya inflamasi kronis pada mukosa lambung selain faktor dari lingkungan dan autoimun.13 Progresi infeksi H. Pylori menjadi GIM biasanya terjadi pada usia

I Wayan Gede Bandem Arimbawa1, Herman Saputra2, Ni Putu Ekawati2, I Wayan Juli Sumadi2

tua dikarenakan periode panjang yang dibutuhkan dari infeksi hingga dapat menimbulkan GIM.12 Eradikasi bakteri H. Pylori untuk menurunkan risiko terjadinya kanker lambung masih menjadi kontroversial.13

Penelitian ini, mendapatkan kasus terbanyak pada kelompok gastritis eritematosa. Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu Drasovean dkk mendapat hubungan yang signifikan antara gastritis eritematosa dengan kejadian GIM. Namun didapatkan juga hubungan yang signifikan antara gastritis atrofi dengan kejadian GIM.10 Sementara pada penelitian ini tidak terdapat kasus pada kelompok gastritis atrofi.

SIMPULAN DAN SARAN

Karakteristik klinikopatologi pasien gastritis kronis dengan metaplasia intestinal di RSUP Sanglah Denpasar periode 20162020 didominasi oleh usia >60 tahun, laki-laki, non-H. pylori, dan temuan endoskopi berupa gastritis eritematosa.

Dengan keterbatasan dari penelitian ini ke depannya diharapkan dilakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar, lokasi pengambilan data yang lebih luas, variasi variabel lainnya yang terkait dengan kejadian penyakit, serta desain penelitian yang dapat menilai hubungan antara penyakit dengan variabel atau antarvariabel.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Azer S, Akhondi H. Gastritis [Internet]. Ncbi.nlm.nih.gov.

2020 [Disitasi pada 11 Oktober 2020]. Tersedia di: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544250/

  • 2.    Correa P, Piazuelo M. The gastric precancerous cascade. Journal of Digestive Diseases. 2012;13(1):2-9.

  • 3.    Jencks D, Adam J, Borum M, Koh J, Stephen S, Doman D. Overview of current concepts in gastric intestinal metaplasia and gastric cancer. Gastroenterology &  Hepatology.

2018;14(2):92-101.

  • 4.    Yakirevich E, Resnick M. Pathology of gastric cancer and its precursor lesions. Gastroenterology Clinics of North America. 2013;42(2):261-284.

  • 5.    Rawla P, Barsouk A. Epidemiology of gastric cancer: global trends, risk factors and prevention. Gastroenterology Review. 2019;14(1):26-38.

  • 6.    Crafa P, Russo M, Miraglia C, Barchi A, Moccia F, Nouvenne A, dkk. From sidney to OLGA: an overview of atrophic gastritis. Acta Biomed. 2018;89(Suppl. 8):93-99.

  • 7.    Liu X, Zhang M, Luo R, Mo K, He X. Significance of pepsinogen in screening for gastric intestinal metaplasia in Guangdong, China. Journal of International Medical Research. 2021;49(2):030006052199049.

  • 8.    Trieu J, Bilal M, Saraireh H, Wang A. Update on the diagnosis and management of gastric intestinal metaplasia in the USA. Digestive Diseases and Sciences. 2019;64(5):1079-1088.

  • 9.    Huang R, Ende A, Singla A, Higa J, Choi A, Lee A, dkk. Prevalence, risk factors, and surveillance patterns for gastric intestinal metaplasia among patients undergoing upper endoscopy with biopsy. Gastrointestinal  Endoscopy.

2020;91(1):70-77.

  • 10.    Drasovean S, Morărașu D, Pascarenco O, Brsunic O, Onișor D, Alina B, dkk. Gastric intestinal metaplasia: prevalence, clinical presentation, endoscopic and histological features. Acta Medica Marisiensis. 2016;62(1):56-59.

  • 11.    Jiang J, Liu Q, Zhao B, Zhang H, Sang H, Djaleel S, dkk. Risk factors for intestinal metaplasia in a southeastern Chinese population: an analysis of 28,745 cases. Journal of Cancer Research and Clinical Oncology. 2016;143(3):409-418.

  • 12.    Tenggara R, Irawan V. The association between metaplasia and gastric malignancy with helicobater pylori infection. The Indonesian Journal of Gastroenterology, Hepatology, and Digestive Endoscopy. 2017;18(2):94-97.

  • 13.    Huang R, Choi A, Truong C, Yeh M, Hwang J. Diagnosis and Management of Gastric Intestinal Metaplasia: Current Status and Future Directions. Gut and Liver. 2019;13(6):596-603.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2022.V11.i8.P11

64