ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL.10 NO.4,APRIL, 2021



Diterima:18-03-2021 Revisi:25-03-2021 Accepted: 19-04-2021

PENGARUH PENYULUHAN MENGENAI KESEHATAN ORGAN REPRODUKSI WANITA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MENGENAI KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI SMKN 3 DENPASAR

Jason Jonathan1, Made Swastika Adiguna2, Nyoman Suryawati2, Luh Made Mas Rusyati2

  • 1.    Program Studi Sarjana Kedokteran dan Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

  • 2.    Departemen Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Potensi wanita mengalami keputihan di Indonesia mencapai 90% yang disebabkan oleh iklim Indonesia. Indonesia yang beriklim tropis menyebabkan jamur berkembang dengan mudah sehingga banyak terjadi kasus keputihan. Hal ini mendukung pentingnya kebutuhan edukasi kesehatan reproduksi untuk lebih ditingkatkan. Informasi dan edukasi kesehatan reproduksi yang masih kurang dan sulitnya menjangkau pelayanan kesehatan reproduksi juga turut mendukung pentingnya kebutuhan remaja terhadap peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi. i Tujuani darii penelitiani inii adalahi untuki mencarii adanyai pengaruhi penyuluhani kesehatani mengenaii organi reproduksii wanitai terhadapi tingkati pengetahuani mengenaii keputihani padai remajai putrii SMKN 3 Denpasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian pre - eksperimental dan menggunakan one group pretest - postestl design dan pemberian intervensi penyuluhan kepada siswi kelas XIIi SMKNi 3i Denpasari padai Oktoberi 2019.i Tekniki pengumpulani sampeli dengani metodei Stratifiedi Proportionalei Randomi Samplingi dengani sampeli sebanyaki 74i siswi.i Analisisi datai dilakukani dengani programi SPSSi dani ujii Wilcoxon.i Karakteristiki respondeni padai penelitiani inii berdasarkani umuri adalahi padai rentangi umuri 16i sampaii 19i tahun.i Kejadiani terjadinyai penurunani hasili pretesti dani postesti sebanyaki 8i kejadiani darii totali 74i kejadiani dengani meani ranki 23,5.i Sedangkani terjadinyai kenaikani hasili pretesti dani postesti sebanyaki 57i kejadiani darii totali 74i kejadiani dengani nilai reratai 34,33.i Kejadiani tidaki mengalamii penuruani maupuni

kenaikani hasili terjadii sebanyaki 9i kejadiani darii totali 74i kejadian.i Setelahi datai dianalisisi dengani membandingkani tingkati pengetahuani sebelumi dani setelahi diberikani penyuluhani mengenai kesehatan reproduksi dan menggunakan tingkat kesalahan (α) = 0,05, didapatkan nilaii signifikansii 0,000. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 sehingga Ha dapat diterima dan didapatkan hasil bahwa ada pengaruh penyuluhan mengenai kesehatan organ reproduksi wanita terhadap tingkat pengetahuan remaja putri SMKN 3 Denpasar.

Kata kunci: Keputihan, Remaja, Kesehatan Reproduksi

ABSTRACT

Around 90% of women in Indonesia will potentially experience fluor albus because of the country’s tropical climate, which makes the fungus develop easily and results in many cases of fluor albus. Adolescents often lack basic information on reproductive health and access to affordable reproductive health services as well as a youth population which tends to increase, causes the need for health and social services improvement for adolescents increasingly becoming a worldwide concern. Thisi studyi wasi donei toi findi outi thei effecti ofi healthi educationi oni femalei reproductivei organsi oni thei leveli ofi knowledgei abouti fluori albusi ini adolescenti girlsi ini SMKNi

3i Denpasar.i Thisi researchi isi ai pre-experimentali studyi whichi wasi donei withi onei groupi pretest-postesti designi donei toi classi XIIi studentsi ofi SMKNi 3i Denpasari ini Octoberi 2019.i Samplei collectioni techniquei usedi isi Stratifiedi Proportionalei Randomi Samplingi withi 74i studentsi asi thei sample.i Datai analysisi wasi performedi withi SPSSi computeri programi andi thei Wilcoxoni test.i Characteristicsi ofi respondentsi ini thisi studyi basedi oni agei arei ini thei agei rangei 16i toi 19i years.i Thei occurrencei ofi thei decreasei ini pretesti andi posti testi resultsi wasi 8i eventsi outi ofi ai totali ofi 74i eventsi withi ai meani ranki ofi 23.5.i Meanwhile,i thei numberi ofi thei resultsi ofi thei pretesti andi postesti whichi increasedi wasi 57i eventsi outi ofi ai totali ofi 74i eventsi withi ai meani ranki ofi 34.33.i Andi finally,i eventsi whichi didi noti experiencei ai declinei ori ani increasei ini resultsi wasi asi manyi asi 9i eventsi outi ofi ai totali ofi 74i events.i Thei resultsi ofi datai analysisi byi comparingi knowledgei oni fluori albusi beforei andi afteri thei reproductivei healthi educationi byi usingi ani errori ratei (α)i =i 0.05,i thei significancei valuei ori (p)i = 0,000. Since the p–value or significance is smaller than 0.05, the hypothesis could be accepted and there is a significant effect from education on the health of female reproductive organs on the level of knowledge of adolescent girls in SMKN 3 Denpasar.

Keywords: Fluor Albus, Adolescents, Reproductive Health

PENDAHULUAN

Terdapat 6 tingkatan pengetahuan menurut Notoatmodjo adalah tahu, memahami, aplikasi, analisa, sintesis dan evaluasi, dan beberapa hal yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia, pendidikan, dan sumber informasi. Sedangkan, menurut departemen kesehatan, penyuluhan kesehatan dapat didefinisikan sebagai penambahan pengetahuan melalui instruksi atau teknik praktek untuk mempengaruhi perilaku manusia agar dapat mencapai tujuan hidup sehat.1,2

Kebanyakan wanita sangat sering mengalami keputihan atau yang disebut juga dengan fluor albus. Keputihan atau fluor albus merupakan masalah tersering kedua setelah gangguan menstruasi. Keputihan dapat dibagi menjadi dua yaitu terdapat keputihan atau fluor albus normal (fisiologis) yang merupakan hal wajar dan keputihan atau fluor albus abnormal (patologis) yang dapat mengindikasikan suatu penyakit.3

Dii Indonesia,i remajai lebihi rentani mengalamii keputihani dikarenakani Indonesiai beriklimi tropisi sehinggaijamuridapatiberkembangilebihimudah.iPotensii wanitai dii Indonesiai mengalamii keputihani adalahi sebesari 90%i dani wanitai yangi belumi kawini ataui remajai putrii berumu i 15i sampaii 24i tahuni mengalamii gejalai keputihani sebesari 31,8%.i Faktori i factori inii menunjukani bahwai remajai mempunyaii resikoi yangi lebihi tinggii untuki mengalamii keputihan.i Peningkatani populasii remajai jugai menyebabkani kebutuhani ditingkatkannyai pelayanani kesehatani mengenaii keputihanidanimenjadiiperhatianiseluruhidunia.4,5

Berdasarkani uraiani dii atasi makai penulisi tertariki untuki melakukani penelitiani dengani remajai putrii SMKi khususnyaisiswiiSMKNi 3iDENPASARisebagaiisampeli penelitiani dengani juduli “Pengaruhi Penyuluhani Mengenaii Kesehatani Organi Reproduksii Wanitai

Terhadapi Tingkati Pengetahuani Mengenaii Keputihani PadaiRemajaiPutriiSMKNi 3i Denpasar”.

BAHAN DAN METODE

Penelitiani inii menggunakani metodei pra–i eksperimeni yangi menuruti Notoatmodjoi merupakani kegiatani yangi dilakukani untuki mencarii tahui pengaruhi darii diberikannyai intervensii ataui suatui perlakuan.i Penelitiani inii berjenisi onei groupi pretesti dani postesti designi yaitui suatui kelompoki yangi diberikani intervensi,i tetapii diberii pretesti terlebihi dahului dani setelahi itui diberikanipostest.6

Penelitiani inii mengambili datai dii Sekolahi Menengahi Kejuruani Negerii 3i dii kotai Denpasar.i Penelitiani inii dilaksanakani padai bulani Oktoberi 2019.i Populasii targeti penelitiani inii adalahi siswii SMKi dii Denpasari dani populasii terjangkaui penelitiani inii adalahi siswii SMKi berumuri 16i sampaii 19i tahuni dii SMKNi 3i DenpasaripadaibulaniOktoberi2019.7

Perangkat komputer yang digunakan untuk mengolah data adalah program SPSS for Windows yang digunakan untuk menganalisa hubungan variabel penelitian. Data yang didapatkan dari hasil penelitian akan diolah secara manual, dianalisa secara analitik, dan dicantumkan dalam bentuk tabel, diagram atau grafik dengan penjelasan untuk mencari pengaruh penyuluhan mengenai kesehatan organ reproduksi wanita terhadap tingkat pengetahuan mengenai keputihan pada remaja putri SMK.

Ujii normalitasi datai harusi dilakukani terlebihi dahului sebelumi ujii statistiki untuki mengetahuii apakahi dataiterdistribusiinormali atauitidak.i Ujii normalitasiyangi digunakani adalahi ujii Kolmogorov-Smirnov.i Setelahi melakukani ujii tersebut,i untuki mengujii hipotesisi dapati digunakanirumusi pairedi ti i testi jikai normali dani apabilai datai tidaki normal,i menggunakani ujii statistiki noni parametrikiyaituiujiiWilcoxon.

HASIL


Sumber Informasi

Karakteristik responden pada penelitian ini berdasarkan umur adalah pada rentang umur 16 sampai 19 tahun. kelompok responden dengan kategori usia 17 tahun merupakan kelompok usia terbanyak yang menjadi subjek penelitian yaitu sebanyak 58 orang (78,38%). Sedangkan kelompok responden dengan kategori usia 18 tahun merupakan kelompok usia yang terbanyak kedua yaitu sebanyak 14 orang (18,92%). Sdangkan kategori umur 16 dan 19 tahun masing-masing hanya sebanyak 1 orang (1,35%). Hasil penelitian distribusi responden dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini berdasarkan sumber informasi responden mengenai kesehatan organ reproduksi adalah responden paling banyak mendapatkan informasi dari campuran Orang tua/Media massa/Sosial media/Sekolah yaitu sebanyak 27 orang. Kelompok kategori terbanyak kedua adalah kelompok responden yang mendapatkan informasinya dari sekolah saja yaitu sebanyak 17 orang. Selain itu, kategori responden yang mendapat informasi dari Media massa/Sekolah sebanyak 7 orang, dari media massa/sosial media/sekolah dan dari sosial media saja masing-masing sebanyak 5 orang, dari orang tua/media massa/sosial media sebanyak 4 orang, dari orang tua saja sebanyak 3 orang, dan sisanya dari kategori orang tua/media massa/sekolah, media massa/sosial media, orang tua/sekolah, orang tua/media massa dan media massa saja semua masing-masing sebanyak 1 orang. Adapun data dari distribusi sumber informasi responden mengenai kesehatan organ reproduksi dapat dilihat pada Gambar 2.

Orang Tua/Media... J

Orang Tua/Sekolah 3

Media Massa 3

Media massa/Sosial... 3

Orang... 3

OrangTua z□

Orang Tua/Media.. ZJ

Sosial Media 1

Media massa/Sosial.. Media. 1

Sekolah Orang Tua/Media. .........; Ji

O 10    2030

Gambar 2. Sumber Informasi

Berdasarkan tabel 1, Hasil pretest siswi-siswi SMKN 3 Denpasar nilai pretest terdistribusi dari nilai 55 yang terendah sampai nilai 95 yang tertinggi. Nilai terbanyak terdapat pada nilai 75 dan 85 masing-masing sebanyak 18 nilai (24,3%).

Tabel 1. Pretest

Nilai

Frekuensi

Persentase

55

1

1,4

60

1

1,4

65

2

2,7

70

6

8,1

75

18

24,3

80

16

21,6

85

18

24,3

90

10

13,5

95

2

2,7

Total

74

100,0

Berdasarkan

tabel 2, Hasil

postest siswi-siswi

SMKN 3 Denpasar nilai pretest terdistribusi dari nilai

50 yang terendah sampai nilai 100 yang tertinggi. Nilai

Terbanyak terdapat pada nilai 80 dan 85 masing-masing sebanyak 21 nilai (28,4%).

Tabel 2. Postest

Nilai

Frekuensi

Persentase

50

1

1,4

70

1

1,4

75

7

9,5

80

21

28,4

85

21

28,4

90

8

10,8

95

7

9,5

100

8

10,8

Total

74

100,0

Berdasarkan tabel, didapatkan nilai rerata, nilai tengah dan nilai yang terbanyak muncul dari hasil pengambilan nilai pretest-postest. rerata nilai pretest siswi-siswi SMKN 3 Denpasar adalah 79,93 dengan nilai tengah 80,00 dan nilai modus 75,00. Sedangkan,

hasil postest siswi-siswi SMKN 3 Denpasar menunjukan rerata nilai 85,07 dengan nilai tengah 85,00 dan nilai modus 80,00. Dapat didapatkan perbedaan rerata pretest dengan postest adalah 5,14.

Tabel 3. Mean, Median, Modus

Nilai

Pretest

Postest

Mean

79,93

85,07

Median

80,00

85,00

Modus

75,00

80,00

Berdasarkan Tabel 3, kejadian terjadinya penurunan hasil pretest dan postest (Negative ranks) sebanyak 8 kejadian dari total 74 kejadian dengan nilai rerata 23,5 dan sum of rank 188. Sedangkan kejadian terjadinya kenaikan hasil pretest dan postest (Positive ranks) sebanyak 57 kejadian dari total 74 kejadian dengan nilai rerata 34,33 dan sum of rank 1957. Dan terakhir, kejadian tidak mengalami penuruan maupun kenaikan hasil (Ties) terjadi sebanyak 9 kejadian dari total 74 kejadian.

Tabel 4. Nilai

Postest– Postest

Jumlah

Rerata

Total

Negative

8

23,5

188,00

Ranks

Positive

57

34,33

1957,00

Ranks

Ties

9

Total

74

Berdasarkan Tabel 4, kejadian terjadinya penurunan hasil pretest dan posttest (Negative ranks) sebanyak 8 kejadian dari total 74 kejadian dengan nilai rerata 23,5 dan sum of rank 188. Sedangkan kejadian terjadinya kenaikan hasil pretest dan postest (Positive ranks) sebanyak 57 kejadian dari total 74 kejadian dengan nilai rerata 34,33 dan sum of rank 1957. Dan terakhir, kejadian tidak mengalami penuruan maupun kenaikan hasil (Ties) terjadi sebanyak 9 kejadian dari total 74 kejadian.

Tabel 5. Tes Statistik

Signifikansi                Postest–Pretest

Z                       -6,053

Asymp. Sig. (2-tailed)             0,000

Berdasarkan tabel 5, didapatkan Asymp. Sig. (2-tailed) bernilai 0,000 sehingga disimpulkan bahwa signifikansinya lebih kecil dari 0,05 dan dapat diartikan bahwa Ha diterima. Hal ini berarti ada ada perbedaan signifikan antara tingkat pengetahuan mengenai keputihan pada remaja putri SMKN 3 Denpasar. Oleh karena itu dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh penyuluhan mengenai kesehatan organ reproduksi wanita terhadap tingkat pengetahuan remaja putri SMKN 3 Denpasar.

PEMBAHASAN

Secara umum, menurut departemen kesehatan, tujuan penyuluhan kesehatan adalah meningkatkan kognitif dan merubah afektif yang terdiri dari sikap dan perilaku sehingga dapat dikatakan bahwa pemberian penyuluhan pada penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan. Untuk bisa mencapai tujuan – tujuan tersebut, diperlukan penyuluhan dengan metode yang sesuai. Media dan metode penyuluhan terdapat berbagai macam dan indikator keberhasilan pemilihan media dan metode tersebut adalah kenyamanan penyaji dalam menyampaikan materi dan responden dapat memahami materi yang disampaikan. Media dan metode yang dipilih juga tergantung dari materi dan kriteria responden atau audiens.8

Hasili analisisi datai didapatkani dengani membandingkani tingkati pengetahuani sebelumi dani sesudahi penyuluhani kesehatani reproduksi.i Tingkati kesalahani yangi digunakani adalahi (α)i =i 0,05i dani darii hasili ujii statistici didapatkani nilai (p) = 0,000i sehingga,i terbuktii terdapati pengaruhi penyuluhani mengenaii kesehatani organi reproduksii wanitai terhadapi tingkati pengetahuaniremajaiputriiSMKNi 3iDenpasar.

Pengetahuani seseorangi dapati dengani efekti i ditingkatkani melaluii penyuluhan.i Hal – hali yangi membuati penyuluhani menjadii efekti i adalahi aktivitas –i aktivitasi dengani aspeki mendengar,i berbicarai dani melihat.i Sumberi informasii palingi baiki dani dapati memberii informasii yangi tepati dani efekti i adalahi informasii yangi diberikani tenagai kesehatan.i Sumberi informasii darii tenagaikesehatani inii dapati dilihati dengani matai dani didengari dengani telingai sehinggai memberii gambarani wajah,i suara,i sertai komunikasii melaluii tubuh.9

Hasili inii jugai menunjukani terdapati kenaikani tingkati pengetahuani mengenaii kesehatani reproduksii sebelumi dani setelahi penyuluhani jugai sejalani dengani penelitiani yangi dilakukani olehi Mahmudai padai tahuni 2009idimanaidalamipenelitianterdapat juga peningkatan nilai rerata responden sebelum dan sesudah penyuluhan dan juga sesuai dengan penyuluhan yang dilakukan oleh Dwita pada tahun 2012 dimana pengetahuan remaja putri SMA meningkat dengan baik setelah pemberian Pendidikan kesehatan reproduksi.10,11

Penelitian ini juga memberikan hasil yang sesuai dengan penelitian dari Asih dimana ia meneliti adanya pengaruh Pendidikan kesehatan reproduksi terhadap pengetahuan seks pranikah pada remaja yang dilakukan di Sukoharjo, Surakarta pada tahun 2012 dimana ia mendapatkan nilai bermaknya atau p = 0,000 sehingga ditemukan ada pengaruh signifikan.12

Namun, hasil dari penelitian ini juga tidak luput dari pengaruh keterbatasan yang ada dari dilakukannya penelitian ini sehingga dapat mempengaruhi hasili sepertii misalnyai masihi adai beberapai kuesioneri yangi diisii dengani kurangi lengkapi sehinggai tidaki dapati dijadikani sampeli dani dianalisis,i populasii penelitiani hanyai padai siswii kelasi 12i dii SMKNi 3i Denpasar,i

penelitiani inii hanyai mengambili 74i respondeni dani penelitianiiniibelumi membahasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kenaikan dan penurunan yang terjadi pada nilai pretest dan postest dan juga tidak terjadinya kenaikan. Oleh karena hal–hal ini peneliti menyarankan untuk penelitian selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor tersebut untuk dapat menjadi perbandingan selanjutnya.

SIMPULAN

Berdasarkan dari penelitian, peneliti menarik kesimpulan bahwa adanya pengaruh positif antara penyuluhan mengenai kesehatan organ reproduksi

wanita terhadap tingkat pengetahuan  mengenai

keputihan pada remaja putri SMKN 3 Denpasar,

dimana 57 responden dari 74 yang  teranalisis

memperlihatkan kenaikan nilai postest dari pretest sebelum penyuluhan.

SARAN

Selanjutnya, saran bagi Pemerintah dapat memberikan perhatian lebih terhadap edukasi kepada remaja di Indonesia mengenai kesehatan reproduksi dan pentingnya edukasi tersebut bagi remaja di Indonesia untuk mengurangi beban penyakit reproduksi di masa depan.

Saran bagi Instansi dapat memberikan sosialisasi dan edukasi kepada kalangan remaja mengenai kesehatan reproduksi untuk membantu pemerintah.

Saran bagi penelitian selanjutnya yakni melakukan penelitian lanjutan untuk dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan nilai pretest dan postest setelah diberikan penyuluhan untuk membahas lebih dalam bagaimana cara yang tepat untuk meningkatkan tingkat pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Notoatmodjo. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2014.

  • 2.   DepartemeniKesehataniRI.i2004.i StrategiiNasionali

Kesehatani Remaja.i Jakarta:i Direktorati KeseLyche,i T.,iandiMorken,iK.,i2004.i23thiFebi2005.

  • 3.  Djuanda,i A.i 2015.i Ilmui penyakiti kuliti dani

kelamin.   Jakarta:i   Fakultasi   Kedokterani

Universitasi Indonesia.

  • 4.    Satyarsa AB, Suryantari SA, Baskaranata PB, Diniari NK. Raja Yoga Meditation As Innovation Of Prevention and Therapy In Pedophilia. Essential: Essence of Scientific Medical Journal. 2019 Feb 22;16(2):19-25.

  • 5.    Purwoastuti, T. and Walyani, E. Panduan materi kesehatan reproduksi & keluarga berencana. Jogjakarta: Pustaka Baru Press. 2015.

  • 6.    Notoatmodjo. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

  • 7.    Hidayat, N. Hubungan Personal Hygine Perineal Pada Pasangan Usia Subur Terhadap Kejadian Keputihan Di Wilayah Kerja Puskesmas   Kebumen   I   Kabupaten

Kebumen. JIJJK. 2010:6(3):1-2.

  • 8.    Brahmantya Y, Satyarsa AB, Suryantari SA, Puspitasari KD, Adiputra AT. 23P The correlations between knowledge and attitudes of productive age women toward “SADARI”(breast self-assessment) as early detection of breast cancer in Pejeng Kaja Village, Ubud, Bali. Annals of Oncology. 2019 Nov 1;30(Supplement_9):mdz416-022.

  • 9.    Machfoedz, M.i  Pengantari  Pemasarani

Modern.iJogjakarta.i 2005.i

  • 10.    Mahmuda. Peningkatani pengetahuani tentangi reproduksii sehati padai siswii SMKi Pertiwii Desai Ngabeyan,i Mangkuudan,i Kertasura,i Sukoharjo. WART.i2009:12(1):1-2.i

  • 11.    Dwita.i Studii komparatifi pengetahuani siswii kelai XIi sebelumi dani sesudahi pendidikani kesehatan tentangi kesehatanireproduksii remajai dii SMAN 4 Purwokertoi tahuni 2012.i KTIi Poltekkesi Semarang.i2012.

  • 12.    Asih. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Reproduksi oleh Kelompok Sebaya terhadap Pengetahuan Seks Pranikah pada Remaja RW 12 Desa Gentan Kabupaten Sukoharjo, Surakarta Tahun 2012. Skripsi thesis STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta. 2012.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P13

84