ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 9 NO.3,MARET, 2020



Diterima:09-02-2020 Revisi:12-02-2020 Accepted: 21-02-2020

PREVALENSI KASUS OTITIS EKSTERNA BERDASARKAN USIA, JENIS KELAMIN DAN DIABETES MELITUS DI POLIKLINIK THT RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2018

Putu Wahyu Dyatmika Tanaya1, Agus Rudi Asthuta2, Komang Andi Dwi Saputra2, I Wayan Sucipta2

  • 1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

  • 2SMF Telinga Hidung Tenggorokan Bedah Kepala Leher RSUP Sanglah Denpasar

Email: [email protected]

ABSTRAK

Otitis eksterna merupakan permasalahan dan kelainan pada telinga, hidung dan tenggorok (THT), merupakan kasus yang tergolong umum dan sering ditemui oleh dokter dalam praktek di lapangan baik dalam usia anak-anak maupun dewasa, dimana dari tahun ke tahun kasus tersebut terus mengalami peningkatan. Studi deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi kasus otitis eksterna berdasarkan usia, jenis kelamin dan diabetes melitus di Poliklinik THT RSUP Sanglah Denpasar tahun 2018. Desain penelitian cross-sectional dengan metode pengambilan melalui teknik total sampling di Poliklinik THT RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2018. Total 70 sampel yang ada, hasil menunjukan kelompok usia tertinggi pasien otitis eksterna adalah pada masa Remaja Akhir (17-25 tahun) sebesar 24,3%. Pasien otitis eksterna berjenis kelamin laki-laki (60%) lebih banyak terdiagnosis otitis eksterna dan sebagian besar pasien tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus (97,1%). Diagnosis otitis eksterna yang sering ditemukan adalah otitis eksterna akut terlokalisir (95,7%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, masih perlu dilakukan studi yang lebih lanjut dan mendalam untuk mengetahui hubungan dari otitis eksterna dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Kata Kunci: prevalensi, otitis eksterna, THT, RSUP Sanglah

ABSTRACT

Otitis externa as a problem and disorder in ear, nose and throat department, is a general case and commonly found by doctor in daily practice whether in the children even adults and each year, those cases is increasing rapidly. This descriptive study was aimed to know the prevalence of otitis externa cases based on age, gender and history of diabetes melitus in ENT Polyclinic at RSUP Sanglah Denpasar in the year of 2018. The study design was cross-sectional with sampling method of total sampling in ENT Polyclinic RSUP Sanglah Denpasar 2018. From the total of 70 available sample, results showed that the highest age group of otitis externa patient was in the period of late teenager (17-25 years old) in the amount of 24.3%. Otitis externa patient with the male gender (60%) was more common than the female gender and most of them didn’t have the history of diabetes melitus (97.1%). The most common diagnosis of otitis externa was acute localized otitis externa. Based on the study results, any further study is still needed in order to know the relation between otitis externa and those factors that have influence on it.

Keywords: prevalence, otitis externa, ENT, RSUP Sanglah

PENDAHULUAN

Salah satu kasus yang umum dijumpai dalam departemen THT adalah otitis eksterna, yang merupakan proses infeksi dan inflamasi dari saluran telinga bagian luar, daun telinga, atau bisa terjadi pada kedua bagian tersebut1. Menurut etiologi nya, otitis eksterna bisa dibagi menjadi kelompok infektif, yang disebabkan dari infeksi bakteri, jamur dan virus; dan kelompok reaktif yang terdiri dari otitis eksterna eksematus, otitis eksterna seboroik dan neurodermatitis.2 Menurut penelitian yang dilakukan di Amerika Utara menunjukan sebesar 98% dari kasus otitis eksterna disebabkan oleh bakteri, dengan dua spesies utama yaitu Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.3 Otitis eksterna dapat dibagi menjadi 4 kategori berdasarkan perjalanan penyakitnya, yaitu otitis eksterna akut terlokalisasi, otitis eksterna difus, otitis eksterna kronik dan otitis eksterna malignan.4

Pada otitis eksterna sering ditemui adanya nyeri pada telinga (otalgia), keluarnya cairan dari telinga (otorrhea), rasa gatal, sampai pada hilangnya kemampuan untuk mendengar. Secara garis besar, perkembangan otitis media dimulai ketika telinga mendapatkan paparan dari beberapa etiologi seperti panas, bahan-bahan yang berpotensi menyebabkan trauma dan iritasi, hilangnya serumen dan beberapa hal lain yang akan menyebabkan turunnya tingkat keasaman dari telinga luar sehingga memicu untuk pertumbuhan dari bakteri, timbulnya edema dan rasa nyeri yang berlebihan.5

Di Amerika Serikat, bentuk akut dari otitis eksterna memiliki prevalensi sekitar 4 dari 1.000 kasus per tahunnya, sedangkan bentuk kronisnya mencapai 35% dari populasi totalnya. Selain itu disebut juga bahwa pasien pada usia 7 hingga 12 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjangkit otitis eksterna, dan menurun pada usia diatas 50 tahun.6 Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan iklim tropis merupakan salah satu faktor yang meningkatkan kecenderungan populasi untuk terjangkit otitis eksterna. Hal tersebut terjadi karena episode otitis eksterna akan meningkat pada daerah tropis yang memiliki kelembapan udara yang tinggi dan suhu yang lebih hangat.6,7 Berkaca dari kejadian kasus otitis eksterna yang terus meningkat setiap tahunnya, namun sedikitnya data yang tersedia di Indonesia mengenai prevalensi penyakit tersebut, maka

peneliti berkehendak untuk merancang penelitian yang mendata dan membahas prevalensi dari kasus otitis eksterna berdasarkan usia, jenis kelamin dan riwayat diabetes melitus di Poliklinik THT RSUP Sanglah Denpasar tahun 2018.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober-November 2018 di Poliklinik THT-KL RSUP Sanglah Denpasar. Rancangan penilitian ini berupa penelitian epidemiologi deskriptif retrospektif dengan desain penelitian cross-sectional yang dilaksanakan dimulai dari pengumpulan data, analisis data dan interpretasi dari data yang telah diperoleh, dengan pengambilan data yang hanya dilakukan satu kali pada setiap responden.

Subyek penelitian merupakan seluruh pasien yang datang ke Poliklinik THT-KL RSUP Sanglah Denpasar yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pasien yang memiliki data tidak lengkap dalam rekam medisnya meliputi nama, jenis kelamin dan usia serta yang tidak terdiagnosis otitis eksterna akan dikeluarkan dari penelitian. Variabel penelitian dibagi menjadi dua, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dari penelitian ini adalah usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit diabetes melitus. Sedangkan variabel terikat dari penelitian ini adalah prevalensi dari masing-masing faktor risiko. Data penelitian diambil dari rekam medis pasien. Data kemudian diolah menggunakan aplikasi SPSS yang dianalisis dengan menggunakan prevalensi dan distrubusi frekuensi. Penelitian ini telah disetujui komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

HASIL

Data kasus otitis eksterna yang diambil pada periode bulan Januari hingga Oktober 2018 di Poliklinik THT RSUP Sanglah Denpasar, terdapat 70 kasus otitis eksterna. Kelompok usia tertinggi pasien otitis eksterna adalah pada masa Remaja Akhir (17-25 tahun) yaitu 17 orang (24,3%) dan diikuti oleh masa Dewasa Awal (26-35 tahun) dengan 10 orang pasien (14,3%). Sedangkan untuk kelompok usia terendah tercatat pada masa Remaja Awal (12-16 tahun) dan Manula (>65 tahun) dengan pasien masing-masing sebanyak 2 orang (2,9%). Pasien otitis eksterna pada

Poliklinik THT RSUP Sanglah Denpasar lebih banyak pada pasien dengan jenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 42 orang (60%), sedangkan pasien berjenis kelamin perempuan sebanyak 28 orang (40%). Riwayat penyakit diabetes melitus pada pasien tercatat dari 70 kasus yang ada, sebanyak 2 orang pasien memiliki riwayat diabetes melitus (2,9%) dan 68 orang pasien lainnya tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus (97,1%). Jenis otitis eksterna yang paling sering dijumpai yaitu otitis eksterna akut difus sebanyak 67 kasus (94,3%).

Tabel 1. Distribusi Pasien Otitis Eksterna Berdasarkan

Kelompok Usia

Kelompok Usia

Jumlah (n)

Persentase (%)

Balita

7

10

Kanak-kanak

7

10

Remaja Awal

2

2,9

Remaja Akhir

17

24,3

Dewasa Awal

10

14,3

Dewasa Akhir

9

12,9

Lansia Awal

10

14,3

Lansia Akhir

6

8,6

Manula

2

2,9

Total

70

100

Tabel 2. Distribusi Pasien Otitis Eksterna Berdasarkan

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Jumlah (n)

Persentase (%)

Laki-laki

42

60

Perempuan

28

40

Total

70

100

Tabel 3. Distribusi Pasien Otitis Eksterna Berdasarkan Riwayat Diabetes Melitus

Riwayat

Diabetes Melitus

Jumlah (n)

Persentase (%)

Ada riwayat

2

2,9

Tidak ada

68

97,1

riwayat

Total

70

100

Tabel 4. Distribusi Pasien Otitis Eksterna Berdasarkan

Diagnosis

Diagnosis

Jumlah (n)

Persentase (%)

Otitis Eksterna

1

1,4

Akut Terlokalisir Otitis Eksterna

67

95,7

Akut Difus

Otitis Eksterna

2

2,9

Malignan Total

70

100

PEMBAHASAN

Kelompok usia Remaja Akhir (17-25 tahun) memiliki angka distribusi tertinggi dalam kasus otitis eksterna sebanyak 17 orang (24,3%). Tobing pada tahun 2014 melakukan penelitian pada RSUD Dr. Pirngadi Medan, menemukan bahwa pasien otitis eksterna terbanyak terdapat pada usia 14-24 tahun dengan jumlah kasus sebanyak 13 kasus (25%).8 Penelitian yang dilakukan oleh Triastuti pada tahun 2014 di RSUP Sanglah Denpasar, menemukan bahwa otitis eksterna paling banyak ditemukan pada rentang usia 15-49 tahun yaitu sebanyak 72 kasus (68,6%).9 Apabila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan di luar Indonesia, penelitian yang dilakukan oleh Musa pada tahun 2009 hingga 2013 di Nigeria, menunjukan bahwa kasus otitis eksterna terbanyak ditemui pada rentang usia 0-15 tahun dengan jumlah 55 kasus (41,3%).10 Sedjati pada tahun 2013, bahwa pasien otitis eksterna lebih sering dijumpai pada pasien dengan jenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 15 orang (68,2%).11 Tobing juga menemukan hal serupa di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan, bahwa otitis eksterna lebih sering ditemukan pada pasien berjenis kelamin perempuan, yaitu sebanyak 36 orang (69%).8 Cervoni di dalam penelitiannya yang dilakukan di Inggris pada tahun 2005, menunjukan hal serupa dengan kasus otitis eksterna yang sering ditemukan pada pasien berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 462 orang dibandingkan laki-laki dengan jumlah 384 orang.12

Riwayat diabetes melitus sangat berhubungan dengan insiden kasus otitis eksterna malignan. Pada penelitian ini didapatkan 2 orang pasien yang memiliki riwayat penyakit diabetes melitus terdiagnosis dengan otitis eksterna malignan. Kumar dalam penelitiannya yang dilakukan pada tahun 2013 dari 18 pasien yang terdiagnosis dengan otitis eksterna malignan, semua

pasien terdata memiliki riwayat penyakit diabetes melitus.13 Hatch pada tahun 2018 ditemukan komorbid berupa diabetes melitus tanpa komplikasi kronis pada pasien ras Asia sebesar 67%, ras Amerika-Afrika sebesar 32% dan ras Kaukasia sebesar 30% dengan interval kepercayaan 95% (0,09 hingga 0,40); dan komorbid berupa diabetes melitus dengan komplikasi kronis pada pasein ras Asia sebesar 24%, ras Amerika-Afrika sebesar 42% dan ras Kaukasia sebesar 27% dengan interval kepercayaan 95% (0,12 hingga 0,43).14 Tobing dalam penelitiannya pada tahun 2014 menemukan bahwa kasus otitis eksterna yang paling sering ditemukan adalah otitis eksterna difus yaitu sebanyak 41 orang (85%).8 Hal serupa juga ditemukan oleh Triastuti tahun 2014, yaitu otitis eksterna difus dengan jumlah kasus 64 orang (61%).9

SIMPULAN

Prevalensi pasien otitis eksterna pada Poliklinik THT RSUP Sanglah Denpasar pada periode Januari hingga Oktober 2018 adalah 70 orang. Berdasarkan karakteristik usia, kelompok usia Remaja Akhir (17-25 tahun) sebanyak 17 orang (24,3%) memiliki prevalensi tertinggi dalam kasus otitis eksterna. Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 42 orang (60%) memiliki angka prevalensi tertinggi. Mayoritas pasien otitis eksterna pada Poliklik THT RSUP Sanglah Denpasar adalah pasien tanpa riwayat penyakit diabetes melitus sebanyak 68 orang (97,1%). Otitis eksterna akut terlokalisir sebanyak 66 orang (94,3%), merupakan jenis otitis eksterna yang paling sering ditemui.

SARAN

Mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan dari faktor-faktor yang mempengaruhi insiden otitis eksterna, karena dalam penelitian ini masih terbatas gambaran epidemiologi dari faktor-faktor yang berpengaruh terhadap insiden otitis eksterna.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Corbridge R. Essential ENT. Edisi ke-2. Koster J, Clausard S, editor. United Kingdom: Hodder Arnold; 2011.h.96-98

  • 2.    Dhingra P, Dhingra S. Disease of Ear, Nose, and Throat, Head and Neck Surgery. Edisi ke-6. India: Elsevier Ltd; 2014.h.51-53

  • 3.    Schaefer P, Baugh RF. Acute otitis externa: An update. America Fam Physician. 2012;86(11):1055–61.

  • 4.    Murtazamustafa, Patawari P, Sien, dkk. Acute Otitis Externa: Pathophysiology, Clinical Presentation, And Treatment. IOSR J Dent Med Sci Ver I. 2015;14(7):2279–861.

  • 5.    Lalwani AK. Current Diagnosis & Treatment in Otolaryngology - Head & Neck Surgery. Edisi ke-3. New York: McGraw-Hill; 2012.h.457-458

  • 6.    Osguthorpe JD, Nielsen DR. Otitis externa: Review and clinical update. America Fam Physician. 2006; 74:1510–6.

  • 7.    van Balen. Clinical efficacy of three common treatments in acute otitis externa in primary care: randomised controlled trial. Bmj. 2003;327(7425):1201–5.

  • 8.    Tobing ASL. Gambaran Karakteristik Penderita Otitis Eksterna di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan periode Januari Sampai Dengan Desember 2012. Medan; 2014.

  • 9.    Triastuti I, Sudipta IM, Sutanegara SWD. Prevalensi Penyakit Otitis Eksterna di RSUP Sanglah Denpasar Periode Januari-Desember 2014. Denpasar; 2014.

  • 10.    Musa TS, Bemu AN, Grema US, Kirfi AM. Pattern of Otitis Externa in Kaduna Nigeria. PanAfrican Med J. 2015;21(165):1-4. Tersedia pada: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC45467 71/pdf/PAMJ-21-165.pdf

  • 11.    Sedjati M, Palandeng OI, Pelealu OCP. Pola Kuman Penyebab Otitis Eksterna dan Uji Kepekaan Antibiotik di Poliklinik THT-KL BLU RSUP PROF. Dr. R. Kandou Manado Periode November-Desember 2013. Manado; 2013. Tersedia pada: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic/article/vi ew/3612

  • 12.    Cervoni E. Complete Prevalence of Otitis Externa in UK. Journal Otorhinolaryngol. 2005;4(2):4–6.

  • 13.    Kumar SP, Ravikumar A, Somu L, Ismail NM. Malignant otitis externa: An emerging scourge. J Clin Gerontol Geria. 2013;4(4):128–31.

  • 14.    Hatch JL, Bauschard MJ, Nguyen SA, Lambert PR, Meyer TA, Mcrackan TR. Malignant Otitis Externa Outcomes: A Study of the University Health System Consortium Database. Ann Otol Rhinol Laryngol. 2018;127(8):514-520

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum

doi:10.24843.MU.2020.V9.i3.P16

91