ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 9 NO.11,NOPEMBER, 2020



Diterima:06-09-2020 Revisi:15-10-2020 Accepted: 02-11-2020

TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN PRAKONSEPSI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

Gusti Ngurah Prana Jagannatha1, Luh Seri Ani2, I Wayan Weta2

  • 1Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

  • 2Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

Koresponding Author: Gusti Ngurah Prana Jagannatha

Email: [email protected]

ABSTRAK

Kesehatan prakonsepsi yaitu kesehatan yang mencakup laki-laki maupun perempuan dalam bidang reproduksi selama masa reproduksi yang berguna dalam menyiapkan kehamilan yang mampu meningkatkan peluang memiliki bayi yang sehat dan menghindari berbagai faktor risiko. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengukur pengetahuan yang dimiliki mahasiswa mengenai kesehatan prakonsepsi, serta mengetahui sumber apa yang paling banyak digunakan dalam mencari informasi kesehatan prakonsepsi. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif dengan analisis yang dilakukan hanya satu kali dalam satu waktu. Dalam menentukan sampel, berpedoman pada aturan eksklusi dan inklusi. Analisa dilakukan dengan melakukan pengolahan pada data dengan program SPSS versi 22 untuk mencari tahu karakteristik dari responden, tingkat pengetahuan, serta sumber informasi yang paling sering digunakan. Penelitian ini mendapatkan hasil pengetahuan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana mayoritas sudah baik (88,5%) dan sebagian besar responden menggunakan internet sebagai sumber informasinya (53,1%). Namun, masih terdapat kurangnya pemahaman mengenai hal yang harus dipersiapkan sebelum hamil yaitu tentang jenis kelamin bayi (68,8%). Penelitian ini memilki kebermanfaatan dikarenakan dapat memberikan informasi mengenai jenjang pengetahuan kesehatan prakonsepsi pada mahasiswa fakultas kedokteran. Perlu dilaksanakan penelitian selanjutnya pada jangkauan yang lebih luas seperti di masyarakat.

Kata Kunci: Pengetahuan, prakonsepsi, mahasiswa

ABSTRACT

Preconception care is a part of reproductive health of women and men during their reproductive period to prepare healthy assessments. This research has a goal to provide an overview of preconception care knowledge in students of the faculty of medicine, and find out the sources of knowledge most often used by students to obtain this information. The form of this study is descriptive with analysis done at one time. In determining the sample, guided by the rules of exclusion and inclusion. Analysis is carried out by processing data with the SPSS version 22 program to find out the characteristics of the respondents, the level of knowledge, and the sources of information that are most frequently used. The results of this research are student of

the Faculty of Medicine Udayana University have good knowledge of preconception care (88.5%) and the most frequently used source of information is the internet (53.1%). But there is still miss understand about what needs to be prepared before becoming pregnant, about the sex of the baby (68.8%). This research has usefulness because it can provide information about preconception health knowledge levels to students of the faculty of medicine, Further research needs to be carried out on a wider range such as in the community.

Keywords: Knowladge, preconception, student.

PENDAHULUAN

Indonesia menduduki peringkat satu dalam jumlah kematian ibu di ASEAN dimana 359 jiwa meninggal dalam 100,000 kelahiran hidup dan mencapai jumlah 25 jiwa dalam 1000 kelahiran hidup padaa kematian bayi, bayi lahir dengan berat badan yang rendah yang tinggi adalah salah satu penyebabnya.1 Hal tersebut diakibatkan individu kurang melakukan persiapan dalam merencanakan kehamilannya, individu yang kurang melakukan persiapan pada kehamilan akan berakibat pada kebutuhan kesehatan esensial yang akan berkurang hingga 40% saat keadaan hamil.2 Pada tahun 2014, WHO menyatakan sebanyak 4 dari 10 wanita terjadi kehamilan tanpa perencanaan dan di Indonesia 32.000 perempuan tidak melakukan perencanaan kehamilan dalam rentang waktu 2010 hingga 2014, jumlah tersebut adalah yang tertinggi di ASEAN.2 Upaya yang dapat dilakukan untuk mengindari terjadinya AKI dan AKB serta meningkatkan kondisi kesehatan saat kehamilan adalah melakukan perawatan terhadap kesehatan yang bisa diawali sebelum terjadi kehamilan yang disebut dengan kesehatan prakonsepsi yang dapat dilakukan sejak remaja.3 Kesehatan prakonsepsi yaitu kesehatan yang mencakup laki-laki maupun perempuan dalam bidang reproduksi selama masa reproduksi yang berguna dalam menyiapkan kehamilan agar mampu meningkatkan peluang memiliki bayi yang sehat dan menghindari berbagai faktor risiko yang memicu kelainan pada bayi maupun ibu.4

Hal-hal yang sangat memengaruhi kesehatan prakonsepsi ini diantaranya adalah tingkat pengetahuan tenaga kesehatan, pembuat kebijakan, dan individu itu sendiri.5. Menurut Glanz tingkat pengetahuan kesehatan prakonsepsi pada laki-laki maupun perempuan yang sudah pernah hamil maupun belum pernah hamil sangat diperlukan sejak remaja agar dapat mempersiapkan kesehatan prakonsepsi sejak

dini dan mampu mengoptimalkan kehamilannya.6

Fakultas Kedokteran Universitas Udayana adalah institusi pendidikan yang berperan mempersiapkan calon tenaga medis yang memiliki peran untuk nantinya melakukan promosi dan pelayanan kesehatan. Maka dari itu penulis ingin mencari tahu tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedokteran terhadap kesehatan prakonsepsi.

BAHAN DAN METODE

Metode yang digunakan pada peneilitan ini adalah deskriptif dimana pengamatan pada variabel bebas maupun terikat dilakukan hanya satu waktu. Penelitian berlokasi di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, yang diawali sejak bulan Agustus 2019 hingga bulan September 2019. Kuesioner adalah instrumen yang digunakan pada penelitian ini dimana berisi informasi responden dan 14 butir pertanyaan untuk mengukur tingkat pengetahuan responden. Yang menjadi target populasinya adalah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Sedangkan populasi yang terjangkau yaitu mahasiswa angkatan 2016 yang mengambil program studi sarjana kedokteran dan profesi dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Teknik total sampling adalah cara pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini. Adapun keriteria dalam mengumpulkan sampel terbagi menjadi dua, kriteria eksklusi dan inklusi. Kriteria eksklusi yaitu mahasiswa yang mengambil cuti dan tidak mengumpulkan kuesioner. Sedangkan kriteria inklusinya yaitu mahasiswa angkatan 2016 yang hadir saat pengumpulan kuesioner, serta berstatus sebagai mahasiswa di program studi sarjana kedokteran dan pendidikan dokter Universitas Udayana dan memiliki kesediaan menjadi responden.

Analisa data dilakukan dengan program SPSS. Setelah data selesai dikumpulkan data diolah dan digambarkan dalam bentuk tabel berdasarkan jenis kelamin dan sumber informasi yang digunakan. Penelitian ini sudah memiliki izin oleh Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang bernomor surat 65/UN14.2.2.VII.14/LP/2019.

HASIL

Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan bahwa sampel terbanyak berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 51 orang (53,1%). Sebesar 45 orang (46,9%) sisanya berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 1.    Karakteristik Responden

Karakteristik

Frekuensi (n=110)

Persentase (%)

Jenis

Kelamin

Laki-laki

45

46,9

Peempuan

51

53,1

Dari tabel 2 didapatkan data bahwa mayoritas mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana berpengetahuan baik, dengan jumlah 85 orang (88,5%) dan berpengetahuan cukup sebanyak 11 orang (11,5%). Sumber informasi yang paling sering digunakan yaitu internet dengan jumlah 51 orang (53,1%), selanjutnya yaitu buku sejumlah 23 orang (24%), kemudian televisi sebanyak 8 orang (8,3%), seminar sebanyak 2 orang (2,1%) dan dengan jumlah terendah yaitu 1 orang (1%) adalah sumber informasi yang didapatkan dari dosen.

Tabel 2. Distribusi Tingkat Pengetahuan dan

Sumber Informasi

Karakteristik

Frekuensi (n=110)

Persentase (%)

Tingkat

Pengetahuan

Baik

85

88,5

Cukup

11

11,5

Sumber

Informasi

Buku

23

24,0

Seminar

2

2,1

Internet

51

53,1

Dosen

1

1,0

Televisi

8

8,3

Data pada tabel 3 menunjukkan tingkat pengetahuan    pada    perempuan    yang

berpengetahuan baik jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan laki-laki, dimana yang berkategori baik 47 orang (92,2%) dan yang berpengetahuan cukup sebanyak 4 orang (7,8%). Sedangkan pada laki-laki yang berkategori baik sejumlah 38 orang (84,4%) dan berkategori cukup sebanyak 7 orang (15,6%). Berdasarkan sumber informasinya, yang berpengetahuan baik terbanyak pada responden dengan sumber informasi dari dosen sebanyak 1 orang (100%) dan juga pada sumber informasi seminar sebanyak 2 orang (100%) berpengetahuan baik serta sumber informasi televisi sebanyak 8 orang (100%) berpengetahuan baik. Sedangkan pada responden yang tidak memiliki sumber informasi mengenai kesehatan prakonespsi, merupakan berpengetahuan baik paling sedikit yaitu sebanyak 4 orang (36,4%) dan 7 orang (63,7%) berpengetahuan cukup.

Tabel 3.  Cross-tabulasi Tingkat Pengetahuan

dengan Karakteristik Responden dan Sumber Informasi

Variabel

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik n(%)

Cukup n(%)

Jenis Kelamin

Laki-laki

38

7

45

(84,4)

(15,6)

(100)

Perempuan

47

4

51

(92,2)

(7,8)

(100)

Sumber

Informasi

Buku

22

1

23

(95,7)

(4,3)

(100)

Internet

48

3

51

(94,1)

(5,9)

(100)

Dosen

1

0

1

(100)

(0)

(100)

Seminar

2

0

2

(100)

(0)

(100)

Televisi

8

0

8

(100)

(0)

(100)

Tanpa Sumber

4

7

11

Info

(36,4)

(63,6)

(100)

Dari tabel 4 didapatkan hasil yaitu pada sumber informasi, perempuan menggunakan buku sebagai sumber informasinya sebanyak 13

Gusti Ngurah Prana Jagannatha1, Luh Seri Ani2, I Wayan Weta2

orang (25,2%) sedangkan laki-laki 10 orang (20,2%). Untuk sumber informasi dari seminar perempuan menggunakannya sebagai sumber informasi sebanyak 2 orang (3,9%) dan tidak ada laki-laki yang menggunakannya sebagai sumber. Sedangkan sumber informasi internet, perempuan menggunakannya sebagai sumber informasi sebanyak 28 orang (51,0%) dan laki-laki 25 orang (55,6%). Sumber informasi televisi digunakan sebagai sumber informasi oleh responden perempuan 5 orang (9,8%) sedangkan responden laki-laki 3 orang (6,7%). Laki-laki yang tidak memiliki sumber informasi mengenai kesehatan prakonsepsi sebanyak 7 orang (15,6%) dan perempuan 4 orang (7,8%).

Tabel 4. Cross tabulasi karakteristik dengan sumber informasi

Sumber

Informasi

Jenis Kelamin

Total n(%)

Laki-laki n(%)

Perempuan n(%)

Buku

10

13

23

(22,2)

(25,2)

(24,0)

Seminar

0

2

2

(0)

(3,9)

(2,1)

Internet

25

28

51

(55,6)

(51,0)

(53,1)

TV

3

5

8

(6,7)

(9,8)

(8,3)

Tidak ada

7

4

11

(15,6)

(7,8)

(11,5)

Dari tabel 5 didapatkan hasil yaitu dari 96 responden yang diberikan kuesioner mengenai tingkat pengetahuan kesehatan prakonsepsi dengan jumlah pertanyaan sebanyak 14 pertanyaan, persentase terendah yang dijawab benar adalah soal nomor 12 mengenai sesuatu yang perlu dipersiapkan sebelum hamil adalah menentukan jenis kelamin bayi dijawab dengan benar oleh 66 orang (68,8%).

Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Pengetahuan tentang Kesehatan Prakonsepi

Pertanyaan

Jawaban Benar n(%)

Definisi Kesehatan Prakonsepsi

1. Kondisi

67 (69,8)

kesehatan pada saat tidak hamil

2. Kondisi

85 (88,5)

kesehatan menjelang hamil

Dampak kondisi kesehatan ibu prekonsepsi

3. Hamil dalam

93 (96,9)

keadaan sehat

4. Anak yang

94 (97,9)

dikandung dalam keadaan

sehat

Perencanaan kehamilan

5. Kehamilan

95 (99,0)

perlu direncanakan

Hal yang perlu dipersiapkan sebelum hamil

6. Melakukan

96 (100,0)

screening penyakit

7. Mengatur BB

93 (96,9)

8. Mengkonsumsi

89 (92,7)

suplemen

9. Menghindari

94 (97,9)

alkohol

10. Menghindari

96 (100,0)

rokok

11. Melakukan

93 (96,9)

vaksinasi

12. Menentukan

66 (68,8)

jenis kelamin bayi

Tempat pemeriksaan kesehatan sebelum hamil

13. Puskesmas

93 (96,9)

14. Praktek dokter

93 (96,9)

DISKUSI

Berdasarkan     hasil     penelitian,

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana mayoritas berpengetahuan baik yaitu sebanyak 85 orang (88,5%). Hal ini memiliki kesamaan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian lain yang pernah dilakukan. Mayoritas mahasiswa fakultas kedokteran juga berpengetahuan baik pada penelitian di Universitas Diponegoro.7 Kurikulum pendidikan di program studi pendidikan dokter mendapatkan pelajaran tentang kesehatan, tidak terkecuali bidang kesehatan reproduksi. Pendidikan di fakultas kedokteran akan mempelajari kesehatan reproduksi diantaranya anatomi, histologi, fisiologi, dari reproduksi serta pengetahuan tentang kandungan, dan pengetahuan penyakit kulit dan kelamin pada mata kuliah yang menyebabkan mahasiswa fakultas kedokteran mempunyai bekal dibidang kesehatan reproduksi.8 Sementara, sumber informasi mayoritas digunakan dalam mencari informasi mengenai kesehatan prakonsepsi adalah internet sebanyak 51 orang (53,1%). Hal ini memiliki kesamaan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian lain yang pernah dilakukan sebelumnya. Mayoritas mahasiswa fakultas kedokteran juga yang paling banyak digunakan sebagai sumber informasi adalah internet pada mahasiswa fakultas kedokteran di Universitas Indonesia.9 Menurut Cahyani, internet adalah media yang paling mudah diakses oleh generasi muda khususnya remaja yang mayoritas sudah memiliki telepon genggam. Para remaja dapat melakukan akses internet dari telepon genggamnya kapan dan dimana saja.10

Data dari penelitian ini juga menunjukkan lebih tinggi jumlah perempuan berpengetahuan baik dibandingkan laki-laki dimana 47 orang (92,2%) dibandingkan dengan yang berjenis kelamin laki-laki 34 orang (84,4%). Hal ini memiliki kesamaan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian Asdiati yang pernah dilakukan sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan karena perempuan berkeingin tahuan yang tinggi terhadap kesehatan reproduksinya dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikaitkan dengan masa pubertas yang lebih menonjol perubahannya terlihat pada perempuan, selain itu kehamilan sendiri terjadi pada perempuan bukan laki-laki.11 Hal tersebut menyebabkan siswa perempuan berkeingin tahuan yang lebih tinggi https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2020.V9.i11.P05

daripada laki-laki dan akan berusaha menggali informasi dari berbagai sumber dari buku-buku ataupun melalui seminar yang membuatnya memiliki pengetahuan yang lebih tinggi.12 Dilihat dari sumber informasinya, responden yang tingkat pengetahuannya kategori baik terbanyak adalah yang sumber informasinya adalah dari dosen sebanyak 1 orang (100%), seminar 2 orang (100%) dan televisi 8 orang (100%), dan yang tidak memiliki sumber informasi adalah yang memiliki pengetahuan baik paling sedikit yaitu 4 orang (36,3%) dan berpengetahuan cukup 7 orang (63,6%). Hal ini memiliki kesamaan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian Puspitasari yang pernah dilakukan sebelumnya pada tahun 2017, dimana responden yang tidak mendapat sumber informasi, tingkat pengetahuannya lebih rendah dibandingkan dengan yang mendapatkan sumber informasi. Menurut penelitian disebutkan kurangnya informasi yang diperoleh melalui media massa memengaruhi pengetahuan individu mengenai kesehatan.13

Meskipun mayoritas mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sudah memiliki pengetahuan yang baik, berdasarkan kuesioner mengenai tingkat pengetahuan kesehatan prakonsepsi dengan jumlah pertanyaan sebanyak 14, persentase terendah yang dijawab benar adalah soal nomor 12 mengenai sesuatu yang perlu dipersiapkan sebelum hamil adalah menentukan jenis kelamin bayi dijawab dengan benar oleh 66 orang (68,8%). Hal ini memiliki kesamaan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian yang pernah dilakukan Lidwina sebelumnya, dimana mayoritas respondennya memiliki tingkat pengetahuan yang rendah mengenai perencanaan jenis kelamin sebelum kehamilan.14 Padahal, menurut American Society of Reproductive Medicine menyatakan penentuan jenis kelamin tidak termasuk dalam kesehatan prakonsepsi. Hal ini disebabkan karena penentuan jenis kelamin dikhawatirkan akan berakibat pada terganggunya kesetaraan gender, anak yang dilahirkan tidak sesuai keinginan orangtuanya, akan diperlakukan sebagaimana keinginan gender yang diinginkan orangtuanya serta tidak meratanya rasio laki-laki dan perempuan.15

SIMPULAN

Pengetahuan mengenai kesehatan prakonsepsi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sebagian besar dalam kategori baik, yaitu 88,5%, dengan sumber informasi yang paling sering digunakan adalah internet. Meskipun demikian, masih terdapat pemahaman yang kurang mengenai kesehatan prakonsepsi yaitu mengenai hal yang perlu dipersiapkan sebelum hamil adalah merencakan jenis kelamin bayi, dijawab dengan benar paling sedikit yaitu 68,8%.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian analitik untuk mencari kaitan antara variabel dengan tingkat pengetahuan pada jangkauan yang lebih luas seperti di masyarakat, serta perlu diberikan pemahaman mengenai penentuan jenis kelamin bayi sebelum hamil di perkuliahan.

DAFTAR PUSTAKA

  • 1.    Prihutomo S. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. 13th ed. Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 2013.h.226.

  • 2.    Astuti W. Angka Pengkajian Mengenai Kematian Maternal dan Komplikasi untuk Memperoleh Kehamilan yang Lebih Aman. Jakarta:  Buletin Penelitian Kesehatan.

2007.h.308.

  • 3.    Beaufort I. Preconception care: Regional expert comunity consultation on preconception care, in newdelhi. Bioethics. 2013;25(8):451-457.

  • 4.  Johnson K, Policy And Finance For

Preconception  Care  Opportunities for

Today and the Future. Women's Health

Issues. 2008;18(6):S2-S9.

  • 5.  Glanz K. The use of theory in health

behavior research from 2000 to 2005: a systematic review. Ann Behav Med Publ Soc Behav Med. 2008 Jun;35(3):358–362.

  • 6.    Brahmitasari W. Perbandingan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Sosial dan    Ilmu Politik Universitas

Diponegoro.   Universitas   Diponegoro,

Semarang; 2011.h.32.

  • 7.    Notoadmojo S. Pendidikan dan Tingkahlaku Kesehatan Reproduksi. Jakarta: PT Rhineka Cipta; 2006.h.65.

  • 8.  Cahyani I. Hubungan Tingkat Pengetahuan

dengan Prilaku Mahasiswa Universitas Indonesia Terhadap RUU Kesehatan. Universitas Indonesia, Depok; 2011.h.48-49.

  • 9.  Solehati P. Hubungan Informasi Yang

Digunakan Dan Usia dengan Perilaku Perawatan Diri saat Menstruasi. Jurnal kesehatan. 2009.h.38-43.

  • 10. Asdiati R. Hubungan Tingkat Pengetahuan

Mahasiswa tentang Kesehatan Prakonsepi Terhadap Prilaku Seksual Sebelum Nikah Pada Mahasiswa Universitas Indonesia. Universitas Indonesia, Depok; 2009.h.36.

  • 11. Wijaya K. Pengetahuan, Sikap dan Prilaku

Remaja Dalam Kesehatan Reproduksi di Kecamatan Buleleng.   UNDIKSHA,

Singaraja; 2014.h.40.

  • 12.    Puspitasari S. Pengetahuan, Sumber Informasi, Umur, Kepercayaan terhadap Perilaku Personal Hygiene pada Remaja Putri. Universitas Indonesia, Depok; 2009.h.34.

  • 13.    Lidwina D. ‘Hubungan Penyuluhan Kesehatan dan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Perencanaan Jenis Kelamin Anak (Di Kampung Ka Sama, Kelurahan Wali, Kecamatan Langke Rembong, Manggarai)’. Jurnal Wawasan Kesehatan. 2016; 159-166.

  • 14.    American Society of Reproductive Medicine. Preconception Gender Selection for Non Medical Reason. Alabama: Elsevier Inc. 2004.h.321.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum doi:10.24843.MU.2020.V9.i11.P05

37