SIKAP, PENGETAHUAN DAN PRAKTIK SELF-MEDICATION PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS https://ojs.unud.ac.id KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
on
ISSN: 2597-8012
JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 8 NO.11,NOPEMBER, 2019
CΓ*⅛irιta
SIKAP, PENGETAHUAN DAN PRAKTIK SELF-MEDICATION PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
Arina Papita Simanungkalit1, I Gusti Made Aman2, I Gusti Ayu Artini2 1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana 2Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
E-mail: papitaarina@gmail.com
ABSTRAK
Mahasiswa kedokteran berpotensi untuk melakukan self-medication secara tidak bertanggung jawab yaitu tidak sesuai dosis dan indikasi obat yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah melihat sikap, pengetahuan, dan praktik self-medication pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2014 yang telah menyelesaikan kuliah preklinik. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional deskriptif yang dilakukan melalui observasi. Subjek dipilih menggunakan metode sampling simple random sampling. Penelitian menggunakan kuesioner untuk menilai sikap, pengetahuan dan praktik self-medication. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2017 hingga Oktober 2017. Sebanyak 138 orang terpilih sebagai subjek penelitian. Sebanyak 96 orang (69,56%) pernah melakukan self-medication dalam tiga bulan terakhir. Berdasarkan sikapnya, sebanyak 86 (62,32%) orang menyetujui self-medication sebagai salah satu solusi dalam mengobati gejala atau penyakit. Berdasarkan tingkat pengetahuan, 121 (87,68%) orang subjek penelitian memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Dalam praktik self-medication, dari 96 orang sebanyak 40 (41,67%) orang melakukan self-medication setidaknya 2-4 kali dalam tiga bulan terakhir. Keluhan utama sehingga melakukan self-medication adalah sakit kepala, sebanyak 59 (61,46%) dari 96 orang. Sebanyak 68 orang (70,83%) beralasan melakukan self-medication dikarenakan penyakit atau gejala yang diobati hanya ringan. Sebanyak 64 (66,67%) orang memilih analgesik sebagai obat yang digunakan untuk self-medication dalam tiga bulan terakhir. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa prevalensi self-medication pada mahasiswa relatif tinggi. Hal ini didukung oleh tingkat pengetahuan mahasiswa yang relatif tinggi. Mahasiswa juga relatif sering melakukan selfmedication. Hasil penelitian ini koheren dengan penelitian-penelitian serupa yang dilakukan sebelumnya.
Kata Kunci: self-medication, responsible self-medication, sikap, pengetahuan, praktik
ABSTRACT
Medical students potentially practise irresponsible self-medication, which is taking medicine without following the right dosage and indications. The purpose of this study is to see attitude, knowledge, and practice of self-medication among undergraduate medical students of faculty of medicine Udayana University. Undergraduate medical students of faculty of medicine Udayana University batch 2014 who have finished preclinical courses were chosen to be subject. This study was observational using cross-sectional descriptive study design. Subjects were chosen by simple random sampling. The study was conducted from March 2017 to October 2017. There were 138 students chosen as subjects. Among them, 96 (69.56%) had practised self-medication in last three months. Based on attitude, 86 (62.32%) persons agreed that self-medication is a solution to cure symptoms and diseases. Based on knowledge level, 121 (87.68%) persons had a high level of knowledge in self-medication. In its practice, 40 (41.67%) out of 96 persons practised self-medication for 2-4 times in last three months. Main complaints in practising self-medication was headache, found in 59 (61.46%) out of 96 persons. 68 (70.83%) agreed that the main reason of choosing self-medication was because the symptoms and diseases were minor. 64 (66.67%) persons chose analgesic as medicine used in practising self-

medication in last three months. From the result, the conclusion is that there was a high prevalence of self-medication among medical students of Faculty of Medicine. It was supported by relatively high level of knowledge among students. Students practised self-medication relatively frequent. Results found in this study were coherent with similar studies conducted before.
Keywords: self-medication, responsible self-medication, attitude, knowledge, practice
PENDAHULUAN
Self-medication telah menjadi salah satu cara penanganan masalah kesehatan pada masyarakat. Ini dibuktikan dengan banyaknya penelitian yang telah dilakukan untuk melihat prevalensi self-medication di berbagai belahan dunia.1,2 Mahasiswa kedokteran merupakan populasi yang paling berpotensi untuk melakukan self-medication, dikarenakan ilmu pengetahuan yang tinggi mengenai penakit dan terapi yang sesuai. Akan tetapi, mahasiswa kedokteran cenderung untuk melakukan self-medication secara tidak bertanggung jawab, yakit tidak sesuai dengan dosis dan indikasi yang berlaku.3,4,5
Self-medication dapat didefinisikan sebagai tindakan mengambil obat, herbal, atau pengobatan rumah oleh inisiatif seseorang, atau dari nasehat orang lain, tanpa berkonsultasi pada dokter. Tindakan mengambil obat tanpa resep, membeli obat dengan resep yang lama, berbagi obat dengan kerabat dekat, dan penggunaan obat yang masih tersisa di rumah juga dapat disebut sebagai tindakan self-medication.3,4 WHO sebagai juga mendeklarasikan tentang pentingnya selfcare sebagai segala sesuatu yang dilakukan untuk menjaga kesehatan, mencegah dan mengatasi penyakit, di mana salah satu elemennya adalah melalui self-medication.3
Beberapa penelitian sebelum yang dilakukan mengenai self-medication pada mahasiswa kedokteran menunjukkan prevalensi yang relatif tinggi. Di Mahadevappa Rampure Medical College Gulbarga, Karnataka, India, prevalensi self-medication mencapai 88,18%. Sementara itu, di University of Jos, Nigeria, sekitar 74-78% mahasiswa kedokteran semester satu dan tiga melakukan self-medication sedangkan di Tribhuwan University, Nepal, prevalensinya mencapai 84%.3,5,6,7 Adapun data terbaru mengenai perilaku self-medication di antara mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana belum tersedia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menilai sikap, pengetahuan dan praktik self-medication pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif dengan rancangan penelitian cross-sectional dimana variabel diukur pada satu waktu tertentu dalam penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017 hingga bulan Oktober 2017. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana angkatan 2014 oleh karena angkatan tersebut merupakan angkatan tertinggi yang telah menyelesaikan perkuliahan preklinik.
Teknik pengambilan sampel adalah melalui metode simple random sampling, di mana kuesioner diberikan kepada mahasiswa sesuai dengan nomor urutan absensi yang telah didapatkan secara acak. Kuesioner kemudian dikumpulkan dan diolah dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif.
HASIL
Sebanyak 138 orang terpilih sebagai subjek penelitian. Dari 138 orang tersebut, sebanyak 86 (62,32%) bersikap setuju dengan tindakan selfmedication sebagai solusi dalam mengobati gejala atau penyakit, sedangkan 52 (37,67%) sisanya memilih tidak setuju dengan tindakan selfmedication.
Sebagian besar subjek penelitian memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, yaitu 121 (87,68%) orang. Sementara itu sebanyak 17 orang (12,32%) memiliki tingkat pengetahuan menengah, dan tidak ada (0%) yang memiliki tingkat pengetahuan rendah.
Dalam mempraktikkan self-medication dalam tiga bulan terakhir, sebanyak 96 orang (69,56%) pernah melakukan self-medication dalam tiga bulan terakhir, sedangkan 42 orang (30,43%) tidak pernah. Dari 96 orang tersebut, 40 (41,67%) orang melakukan self-medication 2-4 kali, 36 (37,5%) orang melakukan self-medication sebanyak 1 kali, sedangkan 8 (8,33%) orang melakukan selfmedication sebanyak 5 kali dan 12 (12,5%) orang melakukan self-medication lebih dari 5 kali.
Keluhan utama sehingga melakukan selfmedication dalam tiga bulan terakhir adalah sakit kepala, di mana 59 (61,46%) dari 96 orang mengeluhkan keluhan tersebut. Keluhan terbanyak kedua adalah batuk, pilek dan flu, yaitu sebanyak 58 (60,42%) orang. Lebih lanjut, 25 (26,04%) orang mengeluhkan sakit maag sebagai alasan melakukan
ISSN: 2597-8012
i—∖/—X λ i Directoryof ∕ ∖ OPEN ACCESS LJkJ/ VJ JOURNALS
self-medication, 22 (22,92%) orang mengeluhkan alergi, 21(21,86%) orang mengeluhkan nyeri haid, 16 (16,67%) orang mengeluhkan nyeri otot, 5
(5,21%) orang mengeluhkan sakit gigi, 5 (5,21%) orang mengeluhkan sulit tidur, dan sekitar 8 (8,33%) orang mengeluhkan keluhan di luar dari yang tercantum di kuesioner.
Alasan yang paling dominan dipilih oleh subjek penelitian dikarenakan penyakit atau gejala yang diobati hanya ringan, dipilih oleh 68 orang (70,83%). Selanjutnya, 33 (34,36%) orang memilih melakukan self-medication karena dari pengalaman sebelumnya penyakit atau gejala hilang dengan pengobatan pribadi. Sebanyak 19 (19,79%) orang memilih melakukan self-medication karena penyakit atau gejalanya mendesak dan memerlukan solusi yang cepat dan mudah diperoleh, 18 (18,75%) orang melakukan self-medication karena lebih menghemat biaya, sedangkan alasan lebih menghemat waktu dipilih oleh 12 (12,5%) orang. Sebanyak 7 (7,29%) orang memilih self-medication sebab merasa lebih nyaman karena bersifat pribadi, sedangkan sebanyak 1 (1,04%) orang yang memilih self
medication karena saran dari kerabat atau teman sebelumnya. Hanya 1 (1,04%) orang memilih alasan lain selain dari yang disebutkan oleh kuesioner.
Obat yang paling banyak dipilih sebagai solusi dari gejala atau penyakit adalah analgesik, yang dipilih oleh 64 (66,67%) orang. Sebanyak 55 (57,29%) orang memilih obat batuk, pilek dan flu, 33 (34,38%) orang memilih antipiretik, dan 32
(33,33%) orang memilih suplemen vitamin. Sebanyak 30 (31,25%) orang memilih obat maag sebagai solusi dari gejala atau penyakit yang diderita, 30 (31,25%) orang pula yang memilih antihistamin. 12 (12,5%) orang memilih antibiotika, 11 (11,46%) memilih kortikosteroid, 10 (10,42%) orang memilih obat untuk kulit, 3 (3,13%) orang memilih obat tidur, dan sekitar 5 (5,21%) orang memilih obat di luar dari pilihan yang tersedia.
PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini lebih banyak mahasiswa yang bersikap positif terhadap selfmedication sebagai solusi penanganan masalah kesehatan. Hal ini diduga dikarenakan mahasiswa telah menerima ilmu preklinik mengenai penyakit dan manajemennya sehingga mudah bagi mahasiswa untuk mendiagnois dan menangani penyakitnya sendiri. Hasil senada juga didapatkan pada penelitian-penelitian sebelumnya oleh Mehta dan Abay.7,8
Subjek penelitian pada penelitian ini memiliki tingkat pengetahuan tentang selfmedication yang tinggi, dengan relatif sedikit yang memiliki tingkat pengetahuan yang menengah dan tidak ada yang memiliki tingkat pengetahuan rendah. Hal ini diduga karena mahasiswa tingkat https://ojs.unud.ac.id
akhir yang merupakan populasi terjangkau dari penelitian ini telah menyelesaikan semua mata kuliah preklinik sehingga dapat dikatakan ilmu pengetahuan tentang obat dan penyakit telah cukup tinggi. Penelitian-penelitian sebelumnya juga menemukan hasil yang serupa, yaitu sebagian besar subjek penelitian memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi.3,5,6
Pada penelitian ini, sebagian besar subjek penelitian pernah melakukan self-medication dalam tiga bulan terakhir. Dari mahasiswa yang pernah melakukan self-medication dalam tiga bulan terakhir tersebut, mahasiswa relatif sering melakukan self-medication, di mana hal tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan yang tinggi.
Keluhan utama mahasiswa yang paling sering sehingga melakukan self-medication adalah sakit kepala. Penelitian senada yang dilakukan di Ethiopia juga menemukan hasil yang serupa, yatu sakit kepala sebagai keluhan utama.3,8
Alasan terbanyak dari subjek penelitian sehingga melakukan self-medication pada penelitian ini adalah penyakit atau gejala yang diobati hanya ringan. Hal ini diduga karena mahasiswa merasa bahwa keluhan utama yang dialami tidak parah sehingga tidak memerlukan konsultasi pada dokter untuk meringankan gejala. Hasil serupa juga ditemukan pada penelitian-penelitian sebelumnya.7,9
Obat yang paling banyak digunakan dalam praktik self-medication pada penelitian ini adalah analgesik. Hal ini diduga karena keluhan utama yang dialami adalah sakit kepala, yang dapat diringankan dengan mengonsumsi analgesik. Batuk, flu maupun pilek juga cenderung menimbulkan rasa nyeri di kepala maupun tenggorokan. Demikian juga dengan nyeri haid yang relatif rutin menjadi keluhan dari mahasiswa perempuan. Hal ini diduga mendukung mahasiswa untuk memilih analgesik sebagai obat yang paling banyak digunakan. Analgesik juga merupakan obat pilihan utama dalam self-medication yang didapatkan dari penelitian-penelitian sebelumnya.6,7,8
SIMPULAN
Penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa sebagian besar melakukan self-medication dengan presentase relatif tinggi. Lebih lanjut, sebagian besar memilih setuju bahwa self-medication merupakan solusi pengobatan terhadap penyakit atau gejala yang dihadapi. Demikian pula sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi terkait dengan self-medication terutama tentang obat-obatan dan gejala atau penyakit.
SARAN
Penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling untuk memilih subjek penelitian. Untuk penelitian selanjutnya akan lebih baik bila menggunakan teknik total sampling di mana subjek

penelitian merupakan seluruh mahasiswa di setiap angkatan sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan kenyataan pada populasi (tergeneralisasi).
DAFTAR PUSTAKA
-
1. Bennadi D. Self-medication: A current challenge. J basic Clin Pharm [Internet]. 2013:5(1):19–23. Available from:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articler ender.fcgi?artid=4012703&tool=pmcentre z&rendertype=abstract.A. Accessed on 2 April 2018.
-
2. Shaghaghi A, Asadi M, Allahverdipour H. Predictors of self-medication behavior: A systematic review. Iran J Public Health. 2014:43(2):136–46.
-
3. Gutema GB, Gadisa DA, Kidanemariam ZA, Berhe DF, Berhe AH, Hadera MG, et al. Self-medication practices among health sciences students: The case of mekelle university. J Appl Pharm Sci. 2011:1(10):183–9.
-
4. Sherazi BA, Mahmood KT, Amin F, Zaka M, Riaz M, Javed A. Prevalence and measure of self medication: A review. J Pharm Sci Res. 2012:4(3):1774–8.
-
5. Sontakke S, Bajait C, Pimpalkhute S, Jaiswal K, Jaiswal S. Comparative study of evaluation of self-medication practices in first and third year medical students. Int J Biol Med Res. 2011:2(2):561–4.
-
6. Patil SB, Vardhamane SH, Patil B V, Santoshkumar J, Binjawadgi AS, Kanaki AR. Self-medication practice and perceptions among undergraduate medical students: A cross-sectional study. J Clin Diagnostic Res. 2014:8(12):HC20-HC23.
-
7. Mehta RK, Sharma S. Knowledge, Attitude and Practice of SelfMedication among Medical Students. IOSR J Nurs Heal Sci Ver I [Internet]. 2015:4(1):23201940. Available from: www.iosrjournals.org.
Accessed on 2 April 2018.
-
8. Abay SM, Amelo W. Assessment of SelfMedication Practices Among Médical, Pharmacy, Health Science Students in Gondar University, Ethiopia. J Young Pharm [Internet]. 2010:2(3):306–10. Available from:
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/ S0975148310230194. Accessed on 2 April 2018.
-
9. Banerjee I, Bhadury T. Self-medication practice among undergraduate medical students in a tertiary care medical college, West Bengal. J Postgrad Med [Internet]. 2012:58(2):127. Available from:
http://www.jpgmonline.com/text.asp?2012
/58/2/127/97175. Accessed on 2 April 2018.
-
10. Zafar SN, Syed R, Waqar S, Zubairi AJ, Vaqar T, Shaikh M, et al. Self-medication amongst university students of Karachi: Prevalence, knowledge and attitudes. J Pak Med Assoc. 2008:58(4):214–7.
-
11. Lukovic JA, Miletic V, Pekmezovic T, Trajkovic G, Ratkovic N, Aleksic D, et al. Self-medication practices and risk factors for self-medication among medical students in Belgrade, Serbia. PLoS One. 2014:9(12):1–14.
-
12. Gyawali S, Shankar PR, Poudel PP, Saha A. Knowledge, Attitude and Practice of Self-Medication Among Basic Science Undergraduate Medical Students in a Medical School in Western Nepal. J Clin Diagn Res [Internet]. 2015:9(12):FC17-22. Available from:
http://www.scopus.com/inward/record.url ?eid=2-s2.0-
84949437614&partnerID=tZOtx3y1. Accessed on 2 April 2018.
-
13. Zardosht M, Dastoorpoor M, Hashemi FB, Estebsari F. Prevalence and Causes of Self Medication among Medical Students of Kerman University of Medical Sciences , Kerman , Iran. 2016:8(11):150–9.
Discussion and feedback