ECOTROPHIC • ? (!) , 46 - 53

ISSN: 1907·5626

STUDI KUALITAS AIR SUNGAI TELAGA Wi\JA KABUPATEN KARANGASEM

K. G. DAR.MA SUSILA1, l W, SANDIADNYANA1, l W. BUDIARSASUYAsA3 'Dinos PU Kab. Klungkung

  • 3 ,lurusanAgroekoceknologi Fak.Pertanian Un1v. Udayana :tJurusan Krmia rak. l•flPA Unu.1. Udayan.a

ABSTRACT

Telaga Waja River in Karangasem Regency has got water discharge from 2.500 to 3.500 litre per second. The use of fertilizer, farm and household cesspool disposal, and changes of land function can reduce the quality of the water. This research is done in order to know the quality of water and index of its pollution. This research is done in Telaga Waja river for along 10 kilometres from Besakih Village to Muncan Village from August until November 2011. The research of physic parachmeter, chemistry and microbiology by taking sample for insitu and eksitu examination are compared with the standard quality of Balinese Goverment Regulation No.8/2007. While the observation and interview are done in order to know beha,1our of the people in polluting the water.

Result of the research shows that the concentration of Fecal coli and Total coliforms reach 240.000.000 MPN/100 ml It is more than standard quality of all classes.The analysis of COD is more than first class water quality, BOD and Fosfat are more than third class water quality and DO concentration is less than minimum first class water concentration. The evaluation of Pollution Index (Pl) for first class water in all location is high polluted. Evaluations PI of third and fou1th class standard water quality in Menanga Village and Muncan Village are medium polluted and from Rendang Village until Muncan Village is high polluted in the delta of the river. Water condition indicate function ofTelaga Waja watershed for agriculture, living place, tourism ( rafting, restaurant, and villa), and mining pollute the water.

Base on the evaluation of pollution index, all locations are medium and high polluted. That is why the goverment, entrepreneurs, and the society should save River Telaga Waja by keeping it clean. Observation of the water quality is also should be done regularly.

Key word: wacer quality, pollutio11 i11dex, watershed

ABSTRAK

Sungai Telagawaja di Kabupaten Karangasem memiliki debit air 2.500 sampai 3.500 liter per detik. Penggunaan pupuk pertanian. limbah teraak dan rumah Langga serta alih f\ingsi lahan mengancam kondisi airnya. Untuk itu perlu dikctahui lmalitas air dan indeks pencemarannya. Objek penelitian Sungai Telagawaja sepanjang 10 km melalui Desa Besakih sampai Muncan pada bulan Agust11s sampai Nopember 2ou. Penelitian terhadap parameter fisik, kimia dan mikrohiologi dengan pengamhilan sampel secara terpadu w1tuk dibandingkan dengan baku mutu sesuai Pergub Bali No. 8 Tahun 2007. Adapun observasi dan wawancam dilakukan untuk mengetahui prilaku pcnduduk berkontribusi mencemari air.

Hasil penelitian menunjukkan kondisi air pada konsentrasi Fecal coli dan Total coliforms mencapai 240.000.000 jml/100 ml melebibi baku mut1.1 sem\la kelas. l<onsentrasi COD melebihi mutu air kelas I, 1100 dan fosfat melebihi mut11 air kela5 [I I, konsentrasi DO I..-urang dati konsentrasi minimum air kelas I. Evaluasi indeks pencemaran (IP) untuk peruntukan air kelas I pada seluruh lokasi terccmar berat. Evaluasi IP baku mutu air kelas II di Desa Menanga ST1 tercemar sedang dan ST 2 sampai ST 9 tercemar herat. Evaluasi IP balm mutu air kelas Ill dan IV pada Desa Menanga ST1 dan Desa Muncan ST9 tercemar sedai1g clan ST 2 sampai ST 8 tercemar beral. Kondisi air mengindikasikan fungsi daerall aliran sungai (DAS) Telagawaja berupa pertanian, pemukiman dan fasilitas wisata (rafting, restoran d,m penginapan) serta pertamhangaa galian C mencemari air.

Berclasru-kan nilai indeks pencemarnya air Sungai Telaga Waja tercemar berat dan sedang. Untuk itu pemerintah, pemilik usaha d,1n masyarakat hendaknya berpartisipasi menjaga kebersihan DAS Telagawaja demi kelestariaunya.

Kata kunci: kuulitas air, indeks pencemnran, dnernh nlirnn sungai.

PENDAHULUAN

Sungai Telagawaja memiliki debit air antara 2.500 sampai 3.500 liter per detik. Sungai ini masih alami dengan panorama menarik, sehingga mulai dibangun bebcrapa villa dan banyak beralih fungsi Jahan menjadi kawasao penunjang pariwi.sata maupun pemukiman. Peningkatan penggunaan pupuk pada lahan pertanian serta pemeliharaan hewan ternak yang membuang limbah kotorannya sembarangan memperparah kondisi air Sungai Telagawaja. Hasil wawancara dengan Kepala Kantor Linglmngan llid-up Kabupaten Klungkung. Dewa Oka Kusumajaya berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) Universitas Udayana (UNUD) serta penjelasan Perda Propinsi Bali No.4 Tahun 2005 disebutkan Sungai Unda yang merupakan muara Sungai Telagawaja memiliki konsentrasi fosfat, COD, fecal coli dan total colfforms berada diatas ambang batas balm mutu yang ditentukan.

Penyebab pencemaran air dapat digolongkan her· dasarkan ak1:ivitas manusia dalam memenuhi ke· butuhan hi<lupnya, yaitu limbah yang berasal dari iodustri, rurnah tangga, dan pertanian (Suriawiria, 1996). Air sungai dalam perjalanannya menuju laut nyatanya mengangkut dan mcmbawa berbagai jenis material baik berupa sampah, lirnbah buangan ber-baga1 akiivitas yang ada di sepanjan11 daera.h aliran suugai (Thohir, 1985). Ryadi, (1984) songai mcru-pakan bagian lingkongan terestrial yang sering rnen-galami pencemaran yang disebabkan olch buangan limbah domestik dan limbah industri.

P,mc..,maran air pada Sungai Unda dirnana Sungai Telagawaja merupakan orde percabangau pada daerab hulu, memerlukan suatu stucli terhadap lnmlitas airnya. l\lengingat air Sungai Telagawaja dimanfaatkan secara optimal, deslnipsi kualitas air serta sumber pencemamya dapat digimakan sebagai pedoman dalam pengelolaan DAS dalam rangka meminimalisasi kerusakan sumber daya alam. Tujuan penelitian k·ualitas air Sungai Telagawaja adalah untuk mengetahui baku mutu kualitas air SLmgai berdasarkan Peraturan Gubemur Bali ^o. 8 Tahun 2007 pada semua kelas dan rnengctahui in<lek.s pcncernar air Sungai Telagawaja dari hulu ke hilir terhadap peruntukannya sehingga dapat memherikan kontrihusi kepada pihak pernerintah t!alam mengambil kcbijakao untuk rnerumuskan arah pengelolaan sumber daya air dan pelestarian daerah aliran Sungai Telagawaja. Garnbaran J..1.ialitas air Sungai Telagawaja akan 111eningkatkan kesadaran

pengusal1a ja.sa wisata dan masyarakat pentingnya rnenjaga kebersihan lingkungan sungai demi keberlangsungan usaha dao kesehatan Jingkungan, serta dapat digunakan sebagai bahan inforrnasi untuk penelitian sclanjutnya dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

METODOLOCI PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada DAS Telagawaja dari Desa Besakih sampai dengan Desa Muncan dengan objek peoelitian kualitas air pada sungai Telagawaja sepanjang 10 km yang melalui De.sa rnenanga, Desa Rendang dan Desa Muncan. Waktu penelitian di-lak-ukan buIan Agustus sampai Nopember 2011 dengan pengambilan sarnpel air saat musim hujan yaitu bulan Nopember. Ruang lingkup penelitian studi kualitas air Sungai Telagawaja Kabupateo Karangasem, meliputi linglmngan sungai, uji kualitas air dengan parameter fisik (suhu, TSS/kekeruhan dan TDS), kimia (pH, BOD, DO, COD, NQ,, NO,. PO.), mikrobiologi (fecol coliform clan total coliforms) dan kondisi DAS secara umum. Data penelitian ini diperoleh dengan rnelakukan observasi ontuk mcngetahui kondisi fisik Sungai Telagawaja. Aktivitas penduduk yang rnerniliki kontribusi mencemari air diketahui dengan wawancara terslruktur, sedangkan untuk data kualitas air didapat dengan cara rncngambil sampel air secara terpadu/integrated sampel. Data sekunder penelitian ini berupa pengumpulan data kondisi umum DAS Telagawaja baik morfometri dan hidrologi dengan mencari data statistik scrta data kecamalan.

Bahan penelitian yang digunakao untuk identifikasi adalah form inspeksi lapangan dan panduan w-awancara terstruk1:Ur pada 89 kepala keluarga di Dusun Langsat , Desa Rendang, Kecamatan Rendang dengan tingkat kesalahan 5% sesuai tabel yang dikembangkan dari Isaac dan Michael (Sugiyono, 2009). 13ahan penelitian untuk kualitas air adalah sampel air yang cliarnbil dari aliran Sungai Telaga-waja sebanyak 9 .sampel <lari 9 titik lokasi seperti tabel 1. Sebagai alat bantu bal1an penelilian tmtuk k-ualitas air adalah water sampler, dry ice, tisue dan box steorofoam. Penentuan daerah identifikasi <li-gunakan mctode 11011probability sampling dengan purposive sampling (Effeudi, 2003). Sungai Telaga-waja memiliki debit air 3,61 m3/dt, maka sarnpel air menurut debitnya diambil pada satu titik pada jarak 1/2 lebar sungai kedalaman 0,5 x kcdalaman sungai <lan <lianalisis secara insitu maupun eksitu untuk dibandingkan dengan baku mutu air kelas I,

  • II,    !Tl dan TV berdasarkan Pergub Bali No.8 tahun 2007. Metode analisis air sesuai Tabel 2.

label 1. LOkas, Pengambllan S.mpel Ah

Slaslun

LOkasi

Penggunaan Lahan

Stasiun 1 {STl)

Desa Menang3

Hutan, semak dan perkebunan

St•slun 2 IST2)

oesa Rendang

Semak, perlcebunan dan sawah

Stasiun 3 {ST3)

Deia Rendang

Perkebunan, sawah dan usaha jasa tirta

Staslun 4 IST4)

Cesa Rendang

Perkebunan, sawah dan usaha µ^ tirta

Staslun S ISTS)

Desa Rendang

Sawah, tegalan

Stasiun 6 (ST6)

Desa Muncan

Sawah, tegaJ.an dan pemukJmin

St.Jsiun 7 tSl7)

Oesa Munean

sawah, pemukiman dan pra.sa-rana w1sat.a

St•slun 8 {ST8)

DescJ Muncan

Sawah, tegatan dan prasarana. wisata

Stasiun 9 IST9)

Desa Munwn

Sawah, kebun campu"1n, prasarana wi^ta dan pemulumiln

Metode indeks pencemar dihitung berdasarkan Keputusan Menteri Negara lingkungan Hldup No,115 Tahun 2003 tetang penentuan status mutu air pada keempat kelas dengan menggunakan rumus :

,„. vCΛ,2m + (CA)/. XFj -

2

Keterangan

IPj = Inde^ ^ncemaran bagi peruntukan φ yang mcru∙ pakan ruogsi dari C/L.,

Ci Konsentrasi parameter ku.t1hta" air {i)

L,1    Konscntrasi para1nctcr kualitas air yang tercanturn

dalam baku peruntukan air (j)

]\,1        nilai, C/'1, maksimu1n

R        nilai. C/L,, rata·rata

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • 1.    Kondisi Umum DAS Telagawaja

l<arakieristikpola penggunaan lahan UAS Telaga· waja adalah untuk pemukiman, persawahan. perkebunan, kandang ternak, dan jasa wisata. Kawasan hutannya sampai saat ini kondisinya masih alami walaupun pada beberapa tempat terdapat penam· bangan galian C sebanyak 35 unit di desa Menanga dan 3 unit di Desa Besakih. Kondisi ekosistem darat di wilayah studi terdapat tahan tegalan untuk perkebunan di bagian-bagian yang sangat miring. Jenis-jenis vegctasi besar yang ada di sekitar lokasi didominasi oleh kelapa (Cocos nucifera), cengkeh (Syzygium aromaticum) dan sengon (Albizia fal-cata). Sedangkan tanaman strata bawah yang ban· yak tumbuh adalah pisang (Musa paradisiacu), kaliandra ( Callicmcfra hematochephala) dan kopi (Cofea sp) (l11tl1ana, 2009). Pada lal1an tanah sawah dan tanah kering ada beberapajenis tanaman selain

padi yang diproduksi pada beberapa desa di daerah aliran Sungai Telagawaja seperti : jagung, kacang tanah, kedelai, ubi jalar, ubi kayu, rambutan, salak, manggis. mangga, durian, nangka, alpokat, jambu, pisang, pepaya, jeruk, sawo, nenas, sirsak, duln1, wani, belimbing, sukun, kacang panjang, kacang merah, cabai, tomat, buncis dan sawi.

Pada DAS Telagawaja terdapat 138 mata air diantaranya ditemukan 7 mata air besar yaitu mata air Surya dengan debit 146 lt/dt, mata air Celuk debit 94 l/dt, mata air Bangol debit 119 l/dt di Dusun Tegenan Desa Menanga, mata air Kayu Putih di dan mata air Arca di Desa Menanga, mata air Gesing debit 250 lt/dt di Desa Rendang, mata air lseh debit 104 l/dt cli Desa Muncan dengan keberadaaan di pinggir Sungai Telagawaja dan telah dimanfaatkan oleh Perusahaan J)aerah Air Minum dan untuk air kemasan.

Perekonomian masyarakat pada DAS Tclagawaja kebanyakan dilunjang dari sektor pertanian, penduduk sebagian besar berprofesi sebagai petani dengan luas sawah dan tanah kering 14.767,12 ha dengan temak sapi 10.476 ekor yang diletakkan di sawah ataupun tegalannya. Pada sektor usaha dan jasa pariwisata terdapat 13 usaha rafting, hotel/ villa sebanyak 2 unit usaha, restoran sebanyak 43 unit usalia, warung 160 unit usaha dan 4 buah pasar umurn serta 1 kawasan agrowisata. Perilaku masyarnkal Telagawaja dalam membuang limbah didapat dari basil wawancara terstruktur yang dilakukan pada 89 kepala keluarga di Dusun Langsat, Desa Rendang, Kecamatan Rendang dapat dilihat pada tabel 3.

  • 2.    Kualitas Air Sungai Telagawaja

Konsentrasi pcncemar pada 12 parameter yang diteliti nilai parameternya fecal coli dan total colifirms memiliki tingkat kandungan yang paling tinggi diatas bairn mutu air pada semua kelas. Air sungai Telagawaja apabila dibandingkan dengan baku mitll.t air kelas l pada beberapa parameter seperti BOD, COD, DO dan fosfat berada diatas ambang baku mutu yang ditentukan. Hasil penelitian masing masing stasiun pengamatan dapal dilihat pada Tabel 4.

Suhu air Sungai Telagawaja memiliki deviasi 3 sesuai baku mutu air kelas l, suhu dapat mempengaruhi aktivitas mikroorganisme dalam penguraian bahan-bahan organik, dimana menurul Canter clan Hill. (1979) dalam Rastina, (2004) sernakin tin11,gi suhu maka aktivitas mikroorganisme terlarut dalam air semakin meningkat seiring pencemaran ke arah

Tabel 2. Parameter yang Oiamati, Metode Allalisis dan Baku Mvtu >Jr

No

Parameter

Satuan

Metode an;,.t.s1s

Pergub No 8 TH2007

Kelas 1

Kelas 2

Kelas 3

lCetas 4

Keterangan

A

1

fi.sika

Suhu/

"C

Termometer

Dev 3

Oev3

Dev3

DevS

Deviasi temperatur dari keadaan almtahnya

2

Temperatur 1Cekc1uhan/

Mg/l

Kolorimetri/

so

so

400

400

Sagi pengelol.aan air mlnum sec;tta konveo-slonaJ, residu tersuspensi ^SOOOmg/t

3

Tss/ReS.du tersuspensi TDS

Mg/l

GrJVimetn

Gravlmetn

1000

1000

1000

2000

8

1

Klmra pH

lndikator Uni--

6-9

6-9

6-9

5-9

Apabila ^ecara alamiah di luar rentang

2

800

Mg/l

versal

Elektrometrl

2

3

6

12

tersebut, maka ditentukan berdasarlqln kond1si alam)ah.

3

DO

Mg/l

Elektrometrl

6

4

3

1

Angle.a bata'i minlmum.

4

COD

M8A

Tltlmetrik

10

25

so

100

B.:agi pengelola.ln alt minum secara

s

NO,

Mg/l

Btuclne

10

10

20

20

konvensional. NO,N<lmg/L

6

7

N01sebag.ai N

P04/totil fosfit

Mg/l

Mg/l

Sutfan1nat

Amm.molybfd.it

0,06

0,2

0,06

0,2

0,06 l

s

c l

Mikrobiologi

Fee.al coliform

Jml/lOOml

MPN

so

1000

2000

2000

Sagi pengelolaan air mlnum secara konven·

2

'rot.ii Cof1forms

1ml/lOOml

MPN

1000

5000

10000

10000

slonal Fe! 2000 jml/lOOml dan total coliforms ,i 10.000Jml/lOOmJ

K,tt^l'l!.Jn '.

mg• mlUlir.lm

m • mull!.ter

A,n 1·1 dl a:lai n1etiyc11<11\Un bithw• unlvk \c'ls tt·1m;.kwd, perub.ihan tersebtJt odak dlpersyaratk.an.

^gi pH mer1.1p11\11n nit^! rC'n^ng yang tidak bolt"! ^Ufit"'i atau leb!h darl nit.el yang teteMtum

'Mai 00 merupal.an batas min mum

Htla.1 .wbu ada.la.1'1 dev111$; .suhu d4rl keadaan •l;,m,;ihnva


Tab^ 3. Pril.aku Respondl?fl pad.a OAS T^agawaja

J.iwaban responden

No

Penanvaan P,daku                      Selatu         Sering     Kadang kadanc Pcrnah      Tidak pernah

Jumtah % Jumlah % Jumtah % Jumlah % Jumlah "

l

Menealirkan air we ke sungai                              35                                                               54    60,67

2

3

Sucmg atr besar di sungal                                                                   15    16,65    52    S.R,43    22    24,72

Mengalirkan drainasP km m;andl k.esul'!gill                  SS 61.80                                                     34    38,20

Mandi di$Unga1                                        44             4     4,49    35   39,33                   6     6,74

5

6

7

8

9

10

Mengalirkan .Jlr cvc1an pctka1an ke sung.ai                   so    56.18                     1                               32    35,96

Menu.1c1 pakihiU'l dr sunga1                                 32    35,96    11    12,36    25    28,09                    21    23,60

Membuitng S,ilmpat, dck.at ^vn.e;ai                                                           4     4,49    20    22,47    65    73,Dl

Mengalirkan air cucian dapur kc sungai                    52    58,43    1     1,12     9     10,ll                     27    30,34

Memanfaattan .,., sungal vntult minum                                                                                89 100 00

Memanfaatki!ln Mata air1ek1tatsungai untuk airm1num 74    83,15    3             12    13,48

11

Mencuci Kendaraan di s.unga1                                              10    11,24    10    11,24                    69

12

Memelihara ternak dl pekaran^n/tegaVsawah            80    89,89                   8     8,99                    l 1,12


hilir yang semaldn beragam. Perbedaan suhu dapat juga disebabkan oleh adanya perbedaan ketinggian tempat dari permukaan lant scsuru hasil penelitian terdapat perbedaan ketinggian antara 50 sampai >soom.

Konsentrasi kekeruhan air Sungai Telagawaja secara dari basil laboratorium mcnunjukkan tingkat kekeruhan tertinggi pada ST s Desa Rendang (5,78 NTU) lebih dari yang diperbolehkan dalam permenkes 907 (>sNTU). Tingkat kckcruhan di· inclikasikan berasal dari percabangan Sungai Jsah dimana terdapat beberapa penambangan galian C aktif. Wawancara yang dilakukan pada kepala Du· sun Langsat lxthwa saat musim hujan air Sungai Telagawaja cepat terlihat keruh dan debit sungai

juga cepat besar. Hal ini menunjukkan banyak lahan di hulu sungai yang tingkat tutupan lahannya kec.il. Wakh1 hujan, air tidak tertahan secara memadai di permukaan tanah sehingga proses pe· nyerapannya ke dalam tanah tidak mernungkinkan (Sunaryo, 2004). Konsentrasi zat tersuspensi(I'SS tertinggi terdapat pada ST 2 dan ST 4 dimana stasiun ini terletak setelah percabangan/pertemuan dengan Sungai lsah dan eek dam sehingga terjacli tubulensi air dengan endapan, yang menyebabkan terjadinya percampuran antara air dcngan pasir/ koloid. Tingginya kandungan bahan padatan tersus pensi dapat mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air sehingga menghalangi proses fotosintesis dan menyebabkan berkurangnya konsenlrasi oksigen

(Kristanto, 2002 dalam Ariasih, 2008).

Konsentrasi Padatan terlanit (TDS) pada sungai Telagawaja di selunih stasiun tertinggi pada stasiun (ST7) Desa Muncan dengan nilai 203,0 mg/I dan ST 9 Desa Muncan dengan nilai 198,0 mg/I. Semakin ke hilir padatan terlarut dalam air Sungai Telagawaja semakin tinggi namun masih dibawah balm mutu air kelas I. Hal ini menunjukkan semakin ke hilir semaldn banyak bahan masukan ke dalam badan air sungai Telagawaja dimana semakin ke hilir penggunaan lahan sungai Telagawaja semakin kompleks.

Nilai derajal keasaman (pH) pada Sungai Telaga-waja dengan nilai 7-8 maka mikroorganisme yang terdapat disana tumhuh dengan haik dan proses dekomposisi dapat berlangsung normal. Pada pH 6,o-8,o kebanyakan mikroorganisme tumbuh baik, schingga proses dekomposisi bahan organik berlang sung lebih cepal pada kondisi pH netnu dan alkalis (^:ffedi, 2003).

Konsentrasi BOD pada air sungai Telagawaja semakin ke hilir semakin tinggi. Nilai BOD air sungai Telagawaja pada stasiun (ST) 1, 4, 5 dan 6 berada diatas baku mutu air kelas III (>6 mg/I) dcngan nilai dibawah 7 mg/1. Pada ST 3 dan ST 8 BOD juga diatas baku mutu air kelas HI dengan nilai diatas 7 mg/I. Pada stasiun (ST) 2, 7 dan 9 nilai BOD lebih dari > 10 mg/liter dan melampaui 12 mg/I diatas baku mutu air kelas IV. Perairan yang memiliki nilai BOD 5,0-7,0 mg/liter dianggap masih alami, sedangkan perairan yang memiliki nilai BOD > 10 mg/liter clianggap telah mengalami pencemaran (Rao, 1991). Tingginya nilai BOD diatas baku mutu

air kelas Ill di seluruh stasiun disebabkan buangan limbah domestik maupun non domestik ke badan perairan cenderung meningkat ke hilir.

Air Sungai Telagawaja pada setiap stasiun pengambilan sampel memiliki konsentrasi oksigen terlarut lebih dari 4 mg/I tetapi konsentrasi DO masih k"Urang dari 6 mg/I atau dibawah baku mutu air kelas I. Rendahnya nilai DO juga dipengaruhi oleh ketinggian suatu tempat dimana semakin tinggi ketinggian tempat maka daya ]anal oksigen semakin rendah. Masulmya limbah yang membutuhkan oksigen ke baclan air akan menurunkan secara cepal kandungan oksige.11 di dalam air (Kumar De, 1987). Keberadaan eek dam pada ST 4 Desa Rendang, pertemuan dua anas sungai pada ST3 nesa Rendang serta ams air Sungai Tclagawaja yang deras meningkalkan nilai oksigen terlarut sehingga merata di selunih stasitm, w·alaupun semakin ke hilir semakin berkurang dengan konsenlrasi terendah 4,78 mg/I pada ST 9 Desa Muncan. Perairan yang turbulansinnya tinggi aJ..;bat adanya arus angin dan gelombang maka daya !amt oksigen semakin tinggi (Saeni, 1989).

Konsentrasi nitrit pada selunih stasiun penga· matan berada di ba,val1 baku mulu air kelas 1 (<0,06 mg/I). Konsentrasi nitrit tcrtinggj adalah 0,001 mg/I, sehingga tidak besifat toksik. Nitrit yang belebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pengika· tan oksigen oleh hemoglobin darah (Effendi, 2003).

Konsentrasi nitrat berkisar antara 0,558 sampai dengan 1,342 mg/I dibawah baku mutu air kelas !, apabila kadar nitral > 5 mg/liter menggambarkan terjadinya pencemaran anthropogenik yang berasal

label 4 Hasil Anahsis Am Sungal Telagawaja

No

Parameter

tokasi

Kuteoa Mutu Air (K^las)

SH

Sf2

ST3

ST4

STS

Sl6

517

Sl8

m

1

2

3

4

I

Suhu/Temper.11ur fC)

23

23

22

23

23

22

23

24

24

Oevl

Dev3

Dev 3

Dev5

2a

K@kcruhan (NTU)

1,44

2,11

3,76

4,4S

5,78

2,36

1,36

2,83

2.74

-

-

-

2b

l'ss/R.es1du tersuspen>i (ms/I)

3,0

4,0

2,0

4.0

3.0

3,0

3.0

3,0

3,0

so

so

^

400

3

TOS (me/I)

100,0

136,0

134,0

123,0

123,0

123,0

203.0

124,0

198,0

1000

1000

1000

2000

4

pH

7

7

7

7

7

7

7

7

8

69

69

6-9

5.9

s

800 [mg/I)

6,6

10,25

8,0

6,4

7.0

6,8

12,4

9,0

13.40

2

3

G

12

6

00 [mR/1)

S,87

4,85

5,73

S,56

5,01

5,09

4,96

5,20

4,78

6

4

3

1

7

COD(mg/1)

10,24

20,48

20,48

10,24

20,48

20,48

30,72

20,48

30,72

lO

25

so

100

8

NO,(ms/1)

o.sss

1,303

1.288

0,966

0,908

0,636

1,068

1,342

1,1∞

10

10

20

20

9

NO,(ms/1)

0,005

0,007

0,001

0.002

0,001

0,003

0,002

0,002

0,002

0,06

0,06

0,06

-

10

P04/total fosfat (mg/I)

1,5981

1,5428

1,6326

1,6206

l,5221

1,7052

l,5083

1,6309

1,5722

0,2

0,2

1

5

11

Fecol coliformJmf/JOO

50000

9.400.

1.700.

13.000

9 400.

240.000.

240000

4.300.

500.

50

1000

2000

2000

000

000

000

000

000

000

000

000

12

Torell Coliforms /ml/100

170. OOO

28.000

000

160 000.

000

92 000.

000

92 000.

000

240.000.

^

240 000

000

9400

000

1700

000

1000

5000

10000

10000


dari aktivitas manusia dan tinja hewan (Effendi, 2003). Nilai nltrat dibawah s mgfl tidak menggambarkan terjadinya pencemaran anthopogenik.

Konsentrasi fosfat pada seluruh stasiun melebihi baku mutu air kelas III (>1 mg/I) tetapi masih dibawah baku mutu air kelas IV (<5 mg/I). Konsentrasi fosfat yang tinggi pada semua stasiun pengamatan menginclikasikan bahan masukan ke dalam badan air yang mengandung pupuk, sabun detergen maupun minyak pelumas. Observasi yang dilakukan banyak penduduk cli sekitar sungai Telagawaja yang mencuci pakaian di sungai terlihat pada Desa Rendang /ST 4 dengan menggunakan deterjen. Pada wawancara yang clilakukan diperoleh tingginya fosfat didapat dari aktivitas pemukiman yang langsung membuang limbahnya ke drainase yang mengarah langsung ke sungai tanpa instalasi pengelolaan limbah. Fosfat dapat berasal dari warga yang mandi dan mencuci pakaian serta kendaraannya pada badan sungai dengan sabun dan minyak yang terlepas dari kotoran kendaraan sehingga memicu tingginya konsentrasi fosfat. Fosfut yang tinggi juga disebabkan penggunaan pupuk yang bersumber dari lahan pertanian lahan basab yang ada disckitar sungai Telagawaja. Tingginya konsetrasi fosfat dapat memicu pertumbuhan ganggang dalam air, seperti terlihat pada Tabel.4 ST7 Desa Muncan dimana terdapat delta yang banyak ditumbuhi oleh eceng gondok.

Konsentrasi Fecal coli terendah pada ST I Desa Menanga kluster hulu dengan nilai 500.000 jml/1ooml dengan nilai tertinggi pada ST 6 dan ST7 Desa Muncan kluster hilir mencapai 240.000.000 jmlj1ooml. Tiagginya konsentrasi fecal coli pada semua stasiun ini clisebabkan oleb akumulasi masuknya pencemaran tinja manusia dengan sumber pemukiman dan tinja hewan yang bersumber dari peternakan. Penurunan konsentrasi pada ST 8 dan 9 disebabkan adanya proses areasi, tubulensi serta pengenceran air dari air terjun serta mata air dari tebing sekitar Sungai Telagawaja sehingga terjadi pemurnian air. Tingginya nilaifecal coli air Sungai Telagawaja mengindikasikan bahwa tercernarnya air oleh bakteri patogen sangat tinggi, karena dari seluruh stasitm pengamhilan sampel air menunjukkan nilai melebihi baku mutu yang clitentukan.

Konsentrasi Total coliform pada seluruh stasiun melebihi baku muut yang ditentukan pada semua kelas yaitu lebih dari 10.000 jml/10oml. Konsentrasi Total coliform mengalami peningkatan dengan nilai tcrendah pada ST 1 Desa Menanga 170.000

jml/1ooml dan tertinggi pada ST 6 dan ST 7 Desa Muncan kluster hilir dengan nilai 240.000.000 jml/1ooml dapat dilihat pada tabel 4. Tingginya konsentrasi Total coliform pada seluruh stasiun diindikasikan berasal dari sampah organik yang dibuang sembarangan dan terbawa air pada saat hujan mengingat penelitian dilakukan pada musim hujan kondisi geografis sekitar sungai mengarahkan aliran permukaan saat hujan ke sungai dengan mengangkut berbagai macam limbah berupa sampab dari pemukiman sekitar yang selanjutnya diakumulasikan pada badan sungai. Tingginya konsentrasi Fecal coli dan Total Coliform tersebut mengindikasikan air sungai telah mengalami pencemaran oleh kotoran manusia maupun hewan serta sampah anorganik dari pemukiman, peternakan, pertanian serta aktivitas pertambangan pasir yang bersumber dari sopir truk melakukan aktivitas MCK di sungai Telagawaja.

  • 3.    Indeks Pencemaran Air Sungai Telagawaja

Nilai lndeks pencemaran (IP) Sungai Telagawaja dari stasiun (ST) 1 sampai ST 9 cenderung mengalami peningkatan yang mengindikasikan tingkat pencemaran semakin ke hilir semakin tinggi. Kualitas air Sungai Telagawaja parameter fecal coli dan total coliforms dengan konsentrasi tertiaggi 240.000.000 jml/100 ml melebihi baku mutu semua kelas, COD melebihi baku muti.1 kelas l >10 mg/I, BOD melebihi baku mutu kelas TIT >6 mg/I, konsentrasi DO kurang dari baku mutu kelas I < 6 mg/I dan fosfat konsentrasinya melebihi baku mutu kelas Ill >1mg/l menyebabkan beberapa parameter berada diatas bal<U mutu yang ditentukan sehingga ailai indeks pencemar menjadi tinggi.

Tabel S. HaStl Analisis lodeks Pcnccmar Air Sungai Telaga Waja

St;isiun Peng:a. matan (ST)

LokasVCJu!.ter

lnde.k, Pence.mar (Pl) 8erdas.a1kan Kelas

II

Ill

IV

ST 1

Oesa Menanga (Hulu)

11.6

6,9

S,8

S,7

ST2

Oe,o Rend•ng (Teng,hf

19,8

15.1

13,9

13,9

ST3

OtS:a Rtndang (Ten^hJ

19,S

16,9

15,8

15,8

ST4

Oes.11 Rendang (Tensah)

20,2

16,1

15.0

14,9

STS

0e.. Rendons (Tengah)

19,8

16,l

15.0

14,9

ST6

Oesa Muncan (Ttngah}

24,8

20,9

18,9

18,9

ST7

Desa Munc-^n (HtUr)

24,8

20,1

19,0

18,9

ST 8

Des.a Muncan (Hllir)

18.S

13,8

12,7

11,1

ST9

Oes.a Muncan (Hllir)

15,2

10,S

9,4

9,3

Evι⅛1sι tcrh∙daρ Ndal index, Pcnccmaran (IPJ Maiat ;

0 ^ IP s l,O .,. Mem!'"nuhl baku rnutu fkond^I baift)

1,0 <IP s S,O           • Cemar rlngat1

S,O <. IP: ^ 10            s CeM&r secrana

IP> 10     • Cema, betat

Peningkatan nilai Indeks pencemar dari hulu ke hilir dengan nilai tertinggi pada ST 6 dan ST 7 sebagai akibat tingginya konsentrasi 6 parameter yang diteliti dan kcmudian terakumulasi. Penunman nilai IP pada ST 8 dan ST 9 menunjukkan te1jadinya pemurnian air Sungai Telagawaja oleh kondisi fisik sungai dengan keberadaan mata air, eek dam, air terjun, perbedaan ketinggian wilayah dan arus sungai yang deras. Kecenderungan peningkatan nilai indeks pencemaran dapat dilihat pada Gambar 1.

SIMPULAN DAN SARAN

1.Simpulan

Kualitas air Sungai Telagawaja menurun yang ditunjukkan tingginya parameter fecal coli dan total coliforms dengan konsentrasi tertinggi 240.000.000 jml/100 ml melebihi baku mutu semua kdas. Pa-rameler COD konsentrasi terendah 10,24 mg/I dan tertinggi 30,72 mg/I melebihi baku mutu air kelas I (> LO mg/I), konsentrasi BOD terendah 6,4 mg/I dan tertinggi 13,4 mg/I melebihi balm mutu air kelas 111 (>6 mg/I), konsentrasi DO terendah yaitu 4,78 mg/I dan tertinggi 5,87 mg/1 lnrrang dari balm mul\1 air kelas I yaitu 6 mg/I dan fosfat konsentrasinya terendah 1,5083 mg/I dan tertingi,,j 1,7052 mg/I melebihi baku mutu air kelas III (>1 mg/1).

Nilai indeks pencemaran (IP) Sungai Telagawaja menunjukkan terjadinya penccmaran dengan tingkat yang beragam sesuai kondisi DAS. Evaluasi indeks pencemaran terhadap balm mutu air kelas I pada selunih lokasi tergolong tercemar berat. Evaluasi indeks pencemaran terhadap baku mutu air kelas II tergolong tercemar sedang dan tercemar berat peru.ntukannya sebagai sarana atraksi wisata air. Berdasarkan evaluasi indeks pencemaran baku mutu air kelas ill dan JV, nilai indeks pcnccmaran tergolong tercemar sedang, dan tercemar berat peruntukannya sebagai sumber air temak dan perikanan. Tingginya nilai indeks penccmaran disebabkan terakumulasinyd bahan pencemar, sedangkan penurunan indeks pencemaran menunjukkan terjadinya pcmurnian air (self purification) oleh kondisi fisik sungai.

2.Saran

Pemcrintah Daerah hendaknya mengadakan sosialisasi earn pengolahan limbah yang ramah ling kungan sebagai upaya peningkatan kualitas air. Pemilik usaha wisata dan masyarakat hendaknya ikut berkontribusi dalam pelestarian daerah aliran Sungai Telagawaja untuk peningkatan kualitas lingkungannya dengan tidak membuang kotoran tcmak

maupun membuang air limbah buangannya ke sungai. Pemantauan kualitas air sungai perlu dilakukan secara berkala pada musim hujan dan musim kemarau scrta pada buangan limbal1 domestiknya.

DAFTAR PUSTAKA

Ariasil1, M. 2008. sn,di Tingkat Penc,:maran Air Penl11cian Kacang Koro (Vigina Unguiculata L)diS<iluran lrigasi Tim11h11n Deso Nyanglan. 2oo8. Jurnal Umu Lingkun· gan. Ew^pic V0l.3 hd: 104∙109

Artana, I W. 2009. Kualitas Udara di Sekitar Sungai Telaga· waja, D<!sa Muncan Kabupaten Karangasem Bali. 2009. .Jumal llmu Lingkungan. Ecottopic Vol-4 hal : 57-65

Departemen Kehutanan. 2003. laporan Tdentifikasi Karak· terisrik DAS Unda tahun 2003. Denpasar.

Effendi, H. 2003. 'felaah KualitasAir. Kanisius. Yogyakarta.

Kementeri Lingkungan Hidup.2003. Keputusan Menteri Negara Lingkunyan llidup Nomor 115 tahun 2003, 'fentang Pedomcm PenentuanStutus MutuAir. Jakarta.

Kllmar De. 1987. Environmental Chemistry. Willey F-.astcm Limited. New Delhi.

Pemerintah Darrah Propin$i Bali.:2005. Peruturan Gubernur No. B 'foh1111 :2007 'fcntang Balm Mutu Baku Mutu I.i ngJ..'Ungan Dan Krileria JJuku Kc:rusakan LJ,1gkungan Hidup Bali. Denpasar.

Rao, C.S. 1992. Enuir'ontmcntal Polution Control Engitteer· ing. Wiley F.astem Limited, New Delhi.

Ryadi, $. 1984. Pencemaran Air ; Dasar·dasar dan pokclk· pokok pcnanggulunnya. Karya Anda. Surabaya.

Saem, M.S.1989, Kimia Ungkungan. Departemen Pcndid1kan tlan Kebudayaan DirekioratJen<lral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Jlmu I layati lnstitut Pertanian llogor. Boior.

Sugiyono. 2009. Metode Pe11elitian Kuantitatif, kuolicatifd an R&D. PT. Alfobeta. Bandung.

Sunaryo, Trie M, S Tjoek Walujo dan Hamanto Aris. 2004. PengclolaanSwnber /JayaAfr. Bayumedia Publishing. Malang.

Suriawiria, Unns. 1996. Air du/am Kehidupan da11 li11gk11n· gan yanq Se/mt. Pcnerbit Alumni. Bandung.

Thohir, K.A.1985. /Jurir·burir Tate, Lingkw1ga11. PT. Bina Aksarn.•Jakarta.

53